Randy Aditya, Paulus Taru dan Adnan STUDI HASIL TANGKAPAN BELAT (Set Net) DAN KETAHANAN BELAT (Set Net) TERHADAP PENGARUH ARUS DAN GELOMBANG DI PERAIRAN TJ. LIMAU KOTA BONTANG (Catches and Resistance Study of Set Net toward Currents and Waves in The Tanjung Limau Waters of Bontang City) RANDY ADITYA1), PAULUS TARU2) dan ADNAN2) 1) Mahasiswa Jurusan MSP-FPIK, Unmul 2) Staf Pengajar Jurusan MSP-FPIK, Unmul Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Jl. Gunung Tabur No. 1 Kampus Gunung Kelua Samarinda E-mail: [email protected] ABSTRACT The purposes of this research were to know catches of Belat (Set Net), the current speed and wave height around belat (Set Net). This research was conducted in July-August 2015. The primary data were all cought fishes belat and secondary data were measurement of the current speed and wave height. Based on the sampling results obtained on the total weight of the lowest catch a day was 1.30 kg / day and for the highest total catch was 6.90 kg / day. For the measurement of the lowest current strength is 0,100 meters / sec and for the measurement of the highest current speed of 0.500 m / sec. The measurement of the lowest recorded wave height is 0,100 meters high, while the measurement of the highest waves recorded was 0.435 meters. This research concludes that the resistance of belat (Set Net) in the current speed of 0.500 m / sec and the wave height of 0.435 meters was still work well. Keywords: Bontang City, catches, current, set net, wave PENDAHULUAN Seiring arah pembangunan perikanan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan hidup nelayan berserta keluarga, maka sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan pendapatan nelayan berserta keluarga, maka sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan pendapatan nelayan melalui hasil penangkapan ikan dengan menggunakan alat yang produktif. Laut Indonesia terletak didaerah khatulistiwa, beriklim tropis ternyata membawa konsekuensi kaya akan jenis – jenis maupun potensi sumberdaya perikanannya. Untuk ikan diperkirakan ada 6.000 jenis dan 3.000 jenis diantaranya sudah teridentifikasi (Subani dan Barus, 1989 dalam Siburian, 2003). Jurnal Ilmu Perikanan Tropis. Vol. 21. No. 2, April 2016: 064–071 Diterima 30 September 2015. Semua hak pada materi terbitan ini dilindungi. Tanpa izin penerbit dilarang untuk mereproduksi atau memindahkan isi terbitan ini untuk diterbitkan kembali secara elektronik atau mekanik. 64 Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 2, April 2016 – ISSN 1412-2006 Randy Aditya, Paulus Taru dan Adnan Nelayan yang terdapat diperairan pesisir Bontang Utara menggunakan berbagai macam alat tangkap, diantaranya adalah belat, jaring insang, bagan, bubu dan pancing. Belat (Set Net) merupakan alat tangkap ikan dan udang yang bersifat pasif dibuat dari bahan seperti patok, ranting – ranting, jaring, bambu, dan sebagainya. Biasanya di bangun di daerah pasang surut dengan dasar yang landai, dalam pengoperasiannya alat tangkap belat ini tidak bergerak dan hanya mengandalkan arus pasang surut perairan. Daerah penangkapan dari alat tangkap belat ini merupakan daerah – daerah teluk, dimana ikan – ikan dalam migrasinya melalui tempat tersebut. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk (1). Mengetahui hasil tangkapan belat (Set Net), (2). Mengetahui kecepatan arus dan tinggi gelombang disekitar belat (Set Net). Jika di lihat dari segi prinsip penangkapan, maka belat (Set Net) hampir sama dengan sero. Namun , belat (Set Net) sudah lebih maju dan daerah operasionalnya bisa lebih jauh dari perairan pantai. Seperti halnya sero alat tangkap ini memanfaatkan ikan-ikan yang senang bermigrasi ke daerah pantai dan belat (Set Net) tersebut dipasang di daerah yang dilalui oleh ikan. Jalan yang dilalui oleh ikan dihadang oleh net, akibatnya ikan akan menuju jaring. Alatnya sendiri merupakan suatu bangunan jaring yang dipasang secara menetap pada suatu perairan tertentu, Sudirman dan Mallawa (2004). Pemasangan belat didaerah penangkapan akan berbeda satu dan lainnya, ada yang dipasang di dasar perairan dan ada yang dipasang mulai dari permukaan perairan sampai menyentuh dasar perairan. Perbedaan pemasangan alat tangkap ini tergantung dari jenis ikan yang akan dijadikan target tangkapan dan daerah penangkapan dimana belat akan dipasang (Martasuganda, 2002 dalam Wulandari, 2006). METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di perairan Tanjung Limau Kota Bontang Kalimantan Timur selama satu bulan yaitu bulan Juli sampai bulan Agustus 2015. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi belat, perahu, serok, penggaris, timbangan, keranjang, alat tulis, kamera, GPS dan kompas. Sedangkan bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ikan hasil tangkapan belat. Parameter penelitian Paramater dalam penelitian ini meliputi: (1)Parameter Utama yaitu m enghitung jumlah ikan hasil tangkapan dan mengidentifikasi berat dan jenis ikan hasil tangkapan. (2)Parameter Pendukung yaitu mengukur kecepatan arus dan kekuatan gelombang. Prosedur penelitian Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung dan wawancara, dengan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Pengamatan pendahuluan Pengamatan pendahuluan dilakukan untuk mengetahui distribusi pengoperasian belat dan daerah nelayan sekitar Kelurahan Bontang Baru Tj. Limau 2. Pengamatan dilapangan a. Mengadakan wawancara dengan nelayan b. Mengukur dan mengamati konstruksi belat yang digunakan serta cara pengoprasiannya. c. Melakukan kegiatan penangkapan. d. Melakukan identifikasi, pengukuran dan penimbangan ikan hasil tangkapan. e. Mengukur tinggi gelombang dengan menggunakan metode Wove Pole yaitu pengamatan dengan menggunakan papan kayu sepanjang 4 meter, lebar 15 cm, tebal 3 cm, yang berskala setiap 20 cm. f. Mengukur kecepatan arus dengan menggunakan alat Current Meter Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 2, April 2016 – ISSN 1412-2006 65 Randy Aditya, Paulus Taru dan Adnan Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer meliputi mencatat dan mengukur data-data yang diperlukan, data-data tersebut meliputi semua hasil pengukuran arus dan pengukuran gelombang serta mengidentifikasi semua ikan hasil tangkapan belat. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain. Pengumpulan data dapat diperoleh dari nelayan, perpustakaan, dan literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Frekuensi dan Pengambilan Sampel Pengambilan sampel hasil tangkapan dilakukan setiap hari selama tiga puluh kali (30) kali selama satu bulan mulai tanggal 13 Juli sampai 11 Agustus 2015. Setiap periode dilakukan pengambilan sampel hasil tangkapan sebanyak 1 kali. Analisi Data Analisis hasil tangkapan menggunakan metode deskriptif Semua hasil pengumpulan data yang telah diperoleh diolah menggunakan rumus perhitungan kekuatan arus, gelombang dan mengukur energi gelombang. Dengan rumus, energi gelombang: Dimana : E : Energi ρ (roh) : Massa jenis g : Gravitasi H : Tinggi gelombang (joule = kg/ m.s2) (kg/m3) (9,8 m/s2) (m) HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Bontang Utara mempunyai luas wilayah daratan 26.20 km2 dengan jumlah penduduk sebesar 72.676 jiwa dengan kepadatan penduduk sekitar 2.774 jiwa/km2 yang terbagi dalam 6 kelurahan. Alat Tangkap Pada dasarnya alat tangkap belat merupakan alat tangkap ramah lingkungan, alat tangkap ini merupakan alat tangkap pasif yang beroprasi di daerah pinggir pantai. Alat tangkap belat merupakan alat tangkap yang mengandalkan pasang surut, cara pengoperasian alat ini yaitu dengan menghadang ikan. Tabel 1. Deskripsi alat tangap belat yang di gunakan selama penelitian No. Bagian-bagian Belat Keterangan 1. Bahan Jaring/Trawl dan Tongga kayu 2. Jarak sisir 150 cm 3. Penaju (Main fence) -Panjang 1800 cm -Tinggi 200 cm -Ukuran mata jaring 2 inch (5,08 cm) 4. Sayap (Wing) -Panjang 1.200 cm -Tinggi 200 cm -Lebar 450 cm 66 Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 2, April 2016 – ISSN 1412-2006 Randy Aditya, Paulus Taru dan Adnan No. 5. 6. Bagian-bagian Belat -Ukuran mata jaring Badan (Body) a. Kamar 1 -Panjang -Tinggi -Lebar -Ukuran mata jaring b. Kamar 2 -Panjang -Tinggi -Lebar -Ukuran mata jaring c. Kamar 3 -Panjang -Tinggi -Lebar -Ukuran mata jaring Bunuhan (Crib) -Panjang -Tinggi -Ukuran mata jaring Keterangan 2 inch (5,08 cm) 350 cm 200 cm 123 cm 2 inch (5,08 cm) 300 cm 200 cm 123 cm 2 inch (5,08 cm) 240 cm 200 cm 150 cm 2 inch (5,08 cm) 200 cm 400 cm 1 inch (2,54 cm) Bahan jaring yang di gunakan dalam alat tangkap belat yaitu jaring trawl dengan jarak sisir yaitu 150 cm dengan tonggak kayu sebagai tiangnya. Untuk penaju (Main face) panjang 1800 cm, tinggi 200 cm dengan ukuran mata jaring 2 inch (5,08 cm) dengan sayap (Wing) panjang 1.200cm, tinggi 200cm, lebar 450cm dan ukuran mata jaring 2 inch (5,08cm). Badan (Body) memiliki 3 kamar, kamar 1 memiliki panjang 350cm, tinggi 200cm, lebar 123 cm dan ukuran mata jaring 2 inch (5,08 cm). Kamar 2 memiliki panjang 300cm, tinggi 200cm, lebar 123cm dan ukuran mata jaring 2 inch (5,08cm) sedangkan kamar 3 memiliki panjang 240cm, tinggi 200cm, lebar 150cm dan ukuran mata jaring 2 inch (5,08cm). Sedangkan untuk bunuhan (Crib) memiliki panjang 200 cm, tinggi 400 cm dengan ukuran mata jaring 1 inch (2,54 cm). Hasil Tangkapan Pencacatan jumlah hasil tangkapan dilakukan setiap pagi jam 07.00 WITA setiap hari selama 30 hari, pencatatan meliputi penghitungan jumlah hasil tangkapan, penghitungan jumlah jenis dan penghitungan berat total perhari. Pencatatan jumlah hasil tangkapan dilakukan terhitung tanggal 13 Juli 2015 hingga 11 Agustus 2015. Tabel 2. Total hasil tangkapan Total Hasil Tangkapan Ikan (hari) Bulan Tanggal jumlah Individu Jumlah Jenis Jumlah Berat (ekor) Juli 13 14 15 16 17 8 10 10 9 6 36 55 33 77 64 Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 2, April 2016 – ISSN 1412-2006 (gram) 3,50 2,90 3,50 5,60 2,80 67 Randy Aditya, Paulus Taru dan Adnan Total Hasil Tangkapan Ikan (hari) Bulan Agustus Tanggal 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Jenis 8 7 8 5 9 7 5 7 9 6 7 7 6 8 10 5 6 8 5 4 7 6 8 8 86 86 73 68 71 89 64 97 87 68 75 96 73 62 67 77 84 22 43 64 37 74 55 43 jumlah Individu Jumlah Berat (ekor) (gram) 3,20 1,30 2,50 5,90 3,60 4,20 3,80 2,20 2,90 4,70 4,70 3,60 2,40 2,40 2,00 3,60 2,10 4,20 6,90 3,40 2,10 1,20 1,30 1,90 Gambar 1. Grafik hasil tangkapan selama 30 hari 68 Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 2, April 2016 – ISSN 1412-2006 Randy Aditya, Paulus Taru dan Adnan Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa total hasil tangkapan terbesar yakni pada tanggal 5 Agustus yakni sebesar 6,90 kg dan total hasil tangkapan terendah yakni 1,20 kg pada tanggal 8 Agustus dan untuk rata rata hasil tangkapan selama 30 kali pengambilan sampel adalah 3,22 kg. Gambar 2. Hasil pengukuran arus selama 30 hari Rata-rata kecepatan arus yg terukur adalah 0,202 m/s dan untuk kecepatan arus tertinggi adalah 0,500 m/x pada tanggal 6 Agustus kemudian hasil pengukuran kecepatan arus terendah yakni sebesar 0,100 m/s pada tanggal 16 Juli. Gambar 3. Hubungan hasil tangkapan dengan kecepatan arus Dengan rata-rata kecepatan arus sebesar 0,202 m/s telah didapat rata rata hasil tangkapan ikan sebesar 3,22 kg selama 30 hari pengambilan sampel Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 2, April 2016 – ISSN 1412-2006 69 Randy Aditya, Paulus Taru dan Adnan Gelombang Untuk rata rata hasil pengukuran tinggi gelombang sebesar 0,206 meter dan hasil pengukuran tertinggi gelombang yang tercatat adalah sebesar 0,435 meter pada tanggal 6 Agustus dan hasil pengukura tinggi gelombang terendah yang tercatat sebesar 0,100 meter pada tanggal 4 Agustus. Gambar 4. Pengukuran tinggi gelombang selama 30 hari Gambar 5. Hubungan hasil tangkapan dengan tinggi gelombang Dengan rata-rata tinggi gelombang sebesar 0,206 meter telah didapat rata-rata hasil tangkapan ikan sebesar 3,22 kg selama 30 hari pengambilan sampel. KESIMPULAN 1. 2. 70 Kisaran hasil tangkapan yaitu 1,20 kg sampai 6,90 kg dengan angka rata-rata hasil tangkapan selama 30 hari adalah 3,22 kg. Kisaran tinggi gelombang yaitu 0,100 meter sampai 0,435 meter dengan rata-rata tinggi gelombnag sebesar 0,206 meter selama 30 hari pengukuran tinggi gelombang. Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 2, April 2016 – ISSN 1412-2006 Randy Aditya, Paulus Taru dan Adnan 3. 4. 5. 6. Hubungan hasil tangkapan dengan pengukuran tinggi 0,206 meter diperoleh rata-rata hasil tangkapan sebesar 3,22 kg selama 30 hari. Kisaran kecepatan arus yang tercatat yaitu 0,100 m/s sampai 0,500 m/s dengan rata-rata kecepatan arus sebesar 0,202 m/s yang tercatat selama 30 hari pengukuran arus. Hubungan hasil tangkapan dengan pengukuran kecepatan arus dengan rata-rata kecepatan arus sebesar 0,202 m/s diperoleh rata-rata hasil tangkapan sebesar 3,22 kg selama 30 hari. Dengan rata-rata kecepatan arus sebesar 0,202 m/s dan arus tertinggi sebesar 0,500 m/s, kemudian dengan ratarata tinggi gelombang sebesar 0,206 meter dan gelombang tinggi yang tercatat adalah sebesar 0,435 meter kondisi alat tangkap belat masih dengan kondisi yang baik dan masih bisa menahan kecepatan arus dan tinggi gelombang yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA Siburian, Y,P. 2003. Studi Jenis Dan Ukuran Nekton Hasil Tangkapan Belat Pada Lokasi Yang Berbeda Di Perairan Pesisir Bontang Utara Kota Bontang. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Universitas Mulawarman. Samarinda. Sudirman dan Mallawa, A. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. Renika Cipta. Jakarta. Wulandari, R. 2006. Hubungan Ketinggian Pasang Terhadap Hasil Tangkapan Belat Di Perairan Bontang Kuala Kota Bontang. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Universitas Mulawarman. Samarinda. Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 2, April 2016 – ISSN 1412-2006 71