juga wafat, ialah firman Allah Ta`ala.

advertisement
Teknik Penelitian Grounded Teory
Keberhasilan penelitian kualitatif banyak ditentukan pada pemilihan teknik atau metode
yang representatif dengan kondisi lapangan melalui data yang berhasil dikumpulkan. Pada
bagian ini akan diuraikan tentang teknik penelitian dengan menggunakan metode grounded
theory, dan secara sederhana teknik penelitian dapat diuraikan oleh fase-fase berikut:[1]
I. Fase Desain Penelitian
a. Tinjauan ulang literatur teknis
Pada fase ini dilakukan aktifitas definisi research question dan definisi dari konstruk
apriori. Secara rasional diadakan upaya memfokuskan masalah serta membatasi variasi yang
tidak relevan serta mempertajam validitas eksternal.
b. Pemilihan kasus
Kasus yang dipilih untuk contoh bersifat teoritis, bukan acak. Dimana hal ini dilakukan
sebagai upaya memfokuskan pada kasus yang bermanfaat secara teoritis.
II. Fase Pengumpulan Data
Seperti halnya penelitian kualitatif yang lain, penelitian ini menggunakan sampel
bertujuan atau menggunakan teknik purposive sampling. Dimana sampel tersebut ditetapkan
dengan karakteristik tertentu dengan tujuan untuk merinci kekhususan yang ada dengan
ramuan konteks yang unik. Maksud lain dari sampel ini adalah menggali informasi yang menjadi
dasar dari rancangan dan teori yang muncul di lapangan. Untuk itu dilakukan:
a. Membuat protokol pengumpulan data yang akurat.
Adapun aktifitas yang dilakukan adalah membuat basis data kasus dengan
menggunakan berbagai metode pengumpulan data, baik data kualitatif maupun data kuantitatif.
Hal ini dilakukan dengan pertimbangan untuk meningkatkan realibilitas dan validitas konstruk,
memperkuat keberalasan teori dan validitas internal srta memperkuat berbagai sinergi bukti
yang ditemukan.
Untuk sumber dan jenis data yang diperlukan
1. Data Primer
 Kata-kata, ekspresi dan Tindakan
Sumber dan jenis kata primer penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan subjek serta
gambaran ekspresi, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama
melakukan interpretasi data. Sedangkan untuk pengambilan data dilakukan dengan bantuan
catatan lapangan, bantuan foto atau bila memungkinkan dengan bantuan rekaman suara tape
recorder dan observasi mendalam oleh peneliti.
2. Data Sekunder

Sumber Tertulis
Berbagai sumber tertulis yang memungkinkan dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini
akan digunakan semaksimal mungkin demi mendorong keberhasilan penelitian ini. Diantaranya
buku-buku literatur, internet, majalah atau jurnal ilmiah, arsip, dokumen pribadi, dan dokumen
resmi lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Pada fungsi yang optimal dapat
memberikan pemahaman teoritik dan metodologi yang melandasi dalam melakukan penelitian
yang benar.

Data statistik
Data statistik digunakan untuk memperkaya informasi baik yang berlaku umum maupun
yang berlaku spesifik. Dengan data statistik ini kita juga bisa membuat pemahaman atau
kecenderungan-kecenderungan yang nantinya bisa membandingkan dengan keadaan yang
berada pada kenyaataan (grass roots) pada saat penelitian.
b. Masuk ke Lapangan
Di lapangan akan dialami tumpang- tindih antara pengumpulan data dan analisis data
karena keduanya di laksanakan secara terus menerus dan secara bersamaan. Di sini metode
pengumpulan data menggunakan metode yang fleksibel dan oportunistik. Semua ini
dilaksanakan agar proses analisis bisa cepat dan mempermudah peneliti memanfaatkan tema
dan keistimewaan kasus yang muncul.
Data diperoleh dari:
1. Observasi
Observasi dilakukan sebelum dan selama penelitian ini diberlangsung yang meliputi
gambaran umum, suasana kehidupan sosial, kondisi fisik, kondisi ekonomi dan kondisi sosial
yang terjadi.
2. Studi Dokumentasi
Informasi, data yang diperlukan dalam penelitian ini juga kami peroleh dari studi
dokumentasi. Sebelum penelitian lapangan, peneliti telah melakukan telaah terhadap buku
literatur, majalah, jurnal, hasil seminar, artikel baik yang tersedia dalam media on-line (internet)
maupun yang ada dalam perpustakaan.
3. Wawancara Mendalam
Untuk wawancara mendalam di lakukan secara langsung dengan informan secara
terpisah di lingkungannya masing-masing. Wawancara akan dilakukan dengan informan yang
dianggap berkompeten dan mewakili.
III. Fase Penyusunan Data
Pada fase penyusunan data ini dilakukan penyusunan event secara kronologis atau
berurutan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memudahkan analisis data dan evaluasi proses.
IV. Fase Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil
observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus
yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada orang lain. Adapun untuk
meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna
(meaning) (Muhadjir,2002 :142).
Dalam metode grounded theory terdapat beberapa tahap dalam melaksanakan analisa
data, yaitu:
(a). Tahap pengolahan awal, meliputi: Open coding yaitu membuat konsep, kategori dan
properti; Axial coding yaitu mengembangkan hubungan antara kategori dan sub kategori,
Selective Coding yaitu mengintegrasikan kategori untuk membangun kerangka kerja teoritis.
(b). Tahap Percontohan teoritis yaitu melakukan replikasi teoritis, terus diulang lagi dari langkah
kedua hingga teori matang/jenuh. Pada tahap dilakukan konfirmasi, perluasan dan pertajaman
kerangka kerja teoritis.
(c). Tahap akhir dari analisis, disini diadakan pematangan teori lagi kalau mungkin. Dimana
menghentikan proses apabila peningkatan atau pertambahan yang diperoleh tidak berarti.
V. Fase Perbandingan Literatur
Dalam fase ini diadakan perbandingan teori yang muncul dari hasil penelitian dengan teori
yang ada dalam literatur. Di sini dilakukan kegiatan membandingkan dengan kerangka kerja
yang bertentangan dan kerangka kerja yang selaras. Perbandingan ini dimaksudkan untuk
menyempurnakan definisi konstruk dan meningkatkan validitas internal serta meningkatkan
validitas eksternal.
Kesimpulan
Dari berbagai fase tahapan di atas, kesan pertama memang terasa rumit, namun kalau
kita sudah mendalaminya sebagai bagian dari kegiatan penelitian, maka akan terasa mudah.
Hal ini dikarenakan setiap tahapan merupakan rangkaian logika keilmuan yang mengalir
berdasarkan penalaran rasional. Secara tidak langsung setiap tahapan akan menggiring kita
pada logika penelitian yang sistematis. Menurut pengalaman saya, metode ini sangat menarik
dan menantang, bagaimana dengan anda?. Selamat mencoba!!
TIGA LANDASAN UTAMA DINUL ISLAM
Saudaraku
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda.
Ketahuilah, bahwa wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah, yaitu :
[1] Ilmu, ialah mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama
Islam berdasarkan dalil-dalil.
[2] Amal, ialah menerapkan ilmu ini.
[3] Da'wah, ialah mengajak orang lain kepada ilmu ini.
[4] Sabar, ialah tabah dan tangguh menghadapi segala rintangan dalam
menuntut ilmu, mengamalkannya dan berda'wah kepadanya.
Dalilnya, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Demi masa. Sesungguhnya setiap manusia benar-benar berada
dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, melakukan segala amal
shalih dan saling nasihat-menasihati untuk (menegakkan) yang haq, serta
nasehat-menasehati untuk (berlaku) sabar". [Al-'Ashr : 1-3].
Imam Asy-Syafi'i [1] Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Seandainya Allah
hanya menurunkan surah ini saja sebagai hujjah buat makhluk-Nya, tanpa
hujjah lain, sungguh telah cukup surah ini sebagai hujjah bagi mereka".
Dan Imam Al-Bukhari [2] Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Bab Ilmu
didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan".
Dalilnya firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Maka ketahuilah, sesungguhnya tiada sesembahan (yang haq)
selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu". [Muhammad : 19]
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan terlebih dahulu untuk berilmu
(berpengetahuan) .... .." [3] sebelum ucapan dan perbuatan.
Saudaraku,
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda.
Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk
mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini :
[1] Bahwa Allah-lah yang menciptakan kita dan yang memberi rizki kepada
kita. Allah tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi
mengutus kepada kita seorang rasul, maka barangsiapa mentaati rasul
tersebut pasti akan masuk surga dan barangsiapa menyalahinya pasti akan
masuk neraka.
Allah Ta'ala berfirman :"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu
seorang rasul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah
mengutus kepada Fir'aun seorang rasul, tetapi Fir'aun mendurhakai rasul
itu, maka Kami siksa ia dengan siksaan yang berat". [Al-Muzammil :
15-16]
[2] Bahwa Allah tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya,
Dia dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat
yang terdekat atau dengan seorang nabi yang diutus manjadi rasul. Allah
Ta'ala berfirman :"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan
Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorang-pun di dalamnya
disamping (menyembah) Allah". [Al-Jinn : 18]
[3] Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah serta mentauhidkan Allah,
tidak boleh bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan
Rasul-Nya, sekalipun mereka itu keluarga dekat.
Allah Ta'ala berfirman :
"Artinya : Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada
Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang
memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang itu bapak-bapak, atau
anak-anak, atau saudara-saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itulah
orang-orang yang Allah telah mantapkan keimanan dalam hati mereka dan
menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya dan mereka
akan dimasukkan-Nya ke dalam surga-surga yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan
mereka pun ridha kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung".
[Al-Mujaadalah : 22]
Saudaraku
Semoga Allah membimbing anda untuk taat kepada-Nya.
Ketahuilah, bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim adalah
ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Itulah
yang diperintahkan Allah kepada seluruh umat manusia dan hanya itu
sebenarnya mereka diciptakan-Nya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa
Ta'ala.
"Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk
beribadah kepada-Ku". [Adz-Dzaariyaat : 56]
Ibadah dalam ayat ini, artinya : Tauhid. Dan perintah Allah yang paling
agung adalah Tauhid, yaitu : Memurnikan ibadah untuk Allah semata-mata.
Sedang larangan Allah yang paling besar adalah syirik, yaitu : Menyembah
selain Allah di samping menyembah-Nya. Allah Ta'ala berfirman :
"Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu
apapun dengan-Nya". [An-Nisaa : 36]
Kemudian, apabila anda ditanya : Apakah tiga landasan utama yang wajib
diketahui oleh manusia ? Maka hendaklah anda jawab : Yaitu mengenal
Tuhan Allah 'Azza wa Jalla, mengenal agama Islam, dan mengenal Nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.
[Lihat buku Tiga Landasan Utama, Oleh Syaikh Muhammad At-Tammi
An-Nazdji, hal 5-9, Kementrian Urusan Islam, Waqaf, Da'wah dan
Penyuluhan Urusan Penerbitan dan Penyebaran Kerajaan Arab Saudi]
________
Fote Note.
[1] Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Al-'Abbas bin 'Utsman bin
Syafi'i Al-Hasyim Al-Quraisy Al-Muthallibi (150-204H - 767-820M) Salah
seorang imam empat. Dilahirkan di Gaza (Palestina) dan meninggal di
Cairo. Diantara karya ilmiyahnya Al-Umm, Ar-Risalah dan Al-Musnad.
[2] Abu 'Abdillah Miuhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah AlBukhari (194-256H - 810-870M) Seorang Ulama ahli Hadits. Untuk
mengumpulkan hadits ia telah menempuh perjalanan yang panjang,
mengunjungi Khurasan, Irak, Mesir dan Syam. Kitab-kitab yang disusunnya
antara lain Al-Jaami Ash-Shahih (yang lebih dikenal dengan Shahih
Bukhari), At-Taarikh, Adh-Dhu'afaa, Khalq Af'aal al-Ibaad.
[3] Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-'ilm, bab.10
Sumber :
<http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=458&bagian=0>
========================================================================
======
>> MENGENAL ALLAH 'AZZA WA JALLA <<
Apabila anda ditanya : Siapakah Tuhanmu ? Maka katakanlah : tuhanku
adalah Allah, yang memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini
dengan segala ni'mat yang dikaruniakan-Nya. Dan dialah sembahanku, tiada
sesembahan yang haq selain Dia.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Artinya : Segala puji hanya milik Allah Tuhan Pemelihara semesta alam".
[Al-Faatihah : 1]
Semua yang ada selain Allah disebut alam, dan aku adalah salah satu dari
semesta alam ini.
Selanjutnya jika anda ditanya : Melalui apa anda mengenal Tuhan ? Maka
hendaklah anda jawab : Melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui
ciptaan-Nya. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah : malam, siang,
matahari dan bulan. Sedang di antara ciptaan-Nya ialah : tujuh langit
dan tujuh bumi beserta segala mahluk yang ada di langit dan di bumi
serta yang ada di antara keduanya.
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang,
matahari dan bulan. Janganlah kamu bersujud kepada matahari dan
janganlah (pula kamu bersujud) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada
Allah yang menciptakannya jika kamu benar-benar hanya kepada-Nya
beribadah" [Fushshilat : 37]
Dan firman-Nya :
"Artinya : Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy.
Dia menutupkan malam kepada siang, senantiasa mengikutinya dengan cepat.
Dan Dia (ciptakan pula) matahari dan bulan serta bintang-bintang
(semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah hanya hak Allah
mencipta dan memerintah itu. Maha Suci Allah Tuhan semesta alam".
[Al-A'raaf : 54]
Tuhan inilah yang haq disembah. Dalilnya, firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Wahai manusia ! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa, (Tuhan) yang telah
menjadikan untukmu bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, serta
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu Dia menghasilkan
segala buah-buahan sebagai rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu
mengangkat sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui".
[Al-Baqarah : 22]
Ibnu Katsir [1] Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Hanya Pencipta segala
sesuatu yang ada inilah yang berhak disembah dengan segala macam
ibadah".[Lihat Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, (Cairo, Maktabah
Dar At-Turats, 1400H) jilid. 1 hal. 57.]
Dan macam-macam ibadah yang diperintah Allah itu, antara lain : Islam
(Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji), Iman, Ihsan, Do'a, Khauf
(takut), Raja' (pengharapan), Tawakkal, Raghbah (penuh minat), Rahbah
(cemas), Khusyu' (tunduk), Khasyyah (takut), Inabah (kembali kepada
Allah), Isti'anah (memohon pertolongan), Isti'adzah (meminta
perlindungan), Istighatsah (meminta pertolongan untuk dimenangkan atau
diselamatkan), Dzabh (penyembelihan) Nadzar dan macam-macam ibadah
lainnya yang diperintahkan olehAllah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Artinya : Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah,
karena itu janganlah kamu menyembah seorang pun di dalamnya di samping
(menyembah) Allah". [Al-Jinn : 18]
Karena itu barangsiapa yang menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain
Allah, maka dia adalah musyrik dan kafir. Firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di samping
(menyembah) Allah, padahal tidak ada satu dalilpun baginya tentang itu,
maka benar-benar balasannya ada pada tuhannya. Sungguh tiada beruntung
orang-orang kafir itu". [Al-Mu'minuun :117]
Dalil-dalil macam Ibadah :
[1]. Dalil Do'a.
Firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Dan Tuhanmu berfirman : Berdo'alah kamu kepada-Ku niscaya
akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya, orang-orang yang enggan untuk
beribadah kepada-Ku pasti akan masuk neraka dalam keadaan hina-dina".
[Ghaafir : 60]
Dan diriwayatkan dalam hadits :
"Artinya : Do'a itu adalah sari ibadah" [2].
[2]. Dalil Khauf (Takut).
Firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah
kepada-Ku jika kamu benar-benar orang yang beriman". [Ali 'imran : 175]
[3]. Dalil Raja' (Pengharapan).
Firman AllahTa'ala.
"Artinya : Untuk itu barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan
Tuhanya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah
mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya". [Al-Kahfi :
110]
[4]. Dalil Tawakkal (Berserah Diri).
Firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Dan hanya kepada Allah-lah supaya kamu bertawakkal, jika kamu
benar-benar orang yang beriman". [Al-Maa'idah : 23]
"Artinya : Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Dia-lah
yang akan mencukupinya". [Ath-Thalaaq : 3]
[5]. Dalil Raghbah (Penuh Minat), Rahbah (Cemas) dan Khusyu' (Tunduk).
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sesungguhnya mereka itu senantiasa berlomba-lomba dalam
(mengerjakan) kebaikan-kebaikan serta mereka berdo'a kepada Kami dengan
penuh minat (kepada rahmat Kami) dan cemas (akan siksa Kami), sedang
mereka itu selalu tunduk hanya kepada Kami". [Al-Anbiyaa : 90]
[6]. Dalil Khasy-yah (Takut).
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah
kepada-Ku". [Al-Baqarah : 150]
[7]. Dalil Inabah (Kembali Kepada Allah).
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu serta berserah dirilah
kepada-Nya (dengan mentaati perintah-Nya), sebelum datang adzab
kepadamu, kemudian kamu tidak dapat tertolong (lagi)". [Az-Zumar : 54]
[8]. Dalil Isti'anah (Memohon Pertolongan).
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah dan hanya kepada
Engkau-lah kami memohon pertolongan". [Al-Faatihah : 4]
Dan diriwayatkan dalam hadits.
"Artinya : Apabila kamu memohon pertolongan, maka memohonlah pertolongan
kepada Allah". [3]
[9]. Dalil Isti'adzah (Meminta Perlindungan).
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan yang Menguasai subuh".
[Al-Falaq : 1]
Dan firman-Nya :
"Artinya : Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan manusia. Penguasa
manusia". [An-Naas : 1-2]
[10]. Dalil Istighatsah (Meminta Pertolongan Untuk Dimenangkan Atau
Diselamatkan).
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : (Ingatlah) tatkala kamu meminta pertolongan kepada Tuhanmu
untuk dimenangkan (atas kaum musyrikin), lalu diperkenankan-Nya bagimu".
[Al-Anfaal : 9]
[11]. Dalil Dzabh (Penyembelihan).
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Katakanlah. Sesungguhnya shalatkku, penyembelihanku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam, tiada sesuatu-pun
sekutu bagi-Nya. Demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah
orang yang pertama kali berserah diri (kepada-Nya)". [Al-An'am :
162-163]
Dalil dari Sunnah.
"Artinya : Allah melaknat orang yang menyembelih (binatang) bukan karena
Allah". [4]
[12]. Dalil Nadzar.
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang
siksanya merata di mana-mana". [Al-Insaan : 7]
[Disalin dari buku Tiga Landasan Utama, Oleh Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab hal 10-17 Kemetrian Urusan Islam, Waqaf, Da'wah dan Penyuluhan
Urusan Penerbitan dan Penyebaran Kerajaan Arab Saudi]
________
Fote Note.
[1] Abu Al-Fidaa : Ismail bin Umar bin Katsir Al-Qurasy Ad-Dimasyqi
(701-774H - 1302-1373M). Seorang ahli ilmu hadits, tafsir, fiqh dan
sejarah. Diantara karyanya : Tafsir Al-Qur'aan Al-Azhim, Thabaqat
Al-Fuqahaa Asy Syafiiyyun, Al-Bidayah wa An-Nihayah (sejarah),
Ikhtishaar 'Uluum Al-Hadits, Syarh Shahih Al-Bukhari (belum sempat
dirampungkannya).
[2]. [Hadits Riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami' Ash-Shahiih, kitab
Ad-Da'waat, bab 1. "Maksud hadits ini adalah bahwa segala macam ibadah,
baik yang umum maupun yang khusus, yang dilakukan seorang mu'min,
seperti mencari nafkah yang halal untuk keluarga, menyantuni anak yatim
dll, semestinya diiringi dengan permohonan ridha Allah dan pengharapan
balasan ukhrawi. Oleh karena itu Do'a (permohonan dan pengharapan
tersebut) disebut oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai
sari atau otak ibadah, karena senantiasa harus mengiringi gerak ibadah"]
[3]. Hadits Riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami' 'Ash-Shahiih, kitab
Shifaat Al-Qiyaamah wa Ar-Raqa'iq wa Al-Wara : bab 59 dan riwayat Imam
Ahmad dalam Al-Musnad. Beirut Al-maktab Al-Islami 1403H jilid 1 hal.
293, 303, 307
[4]. Hadits Riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Adhaahi, bab 8 dan
riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 1, hal. 108, 118 dan 152
Sumber :
<http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=459&bagian=0>
========================================================================
===
>> MENGENAL NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM <<
Beliau adalah Muhammad bin 'Abdullah, bin 'Abdul Muthallib, bin Hasyim.
Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab,
sedang bangsa Arab adalah termasuk keturunan Nabi Isma'il, putera Nabi
Ibrahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan kepada Nabi
kita sebaik-baik shalawat dan salam.
Beliau berumur 63 tahun, diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi
nabi dan 23 tahun sebagai nabi dan rasul.
Beliau diangkat sebagai nabi dengan "Iqra" yakni surah Al-'Alaq : 1-5,
dan diangkat sebagai rasul dengan surah Al-Mudatstsir.
Tempat asal beliau adalah Makkah.
Beliau diutus Allah untuk menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan
mengajak kepada tauhid. Dalilnya, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Wahai orang yang berselimut ! Bangunlah, lalu sampaikanlah
peringatan. Agungkanlah Tuhanmu. Sucikalah pakaianmu. Tinggalkanlah
berhala-berhala itu. Dan janganlah kamu memberi, sedang kamu
menginginkan balasan yang lebih banyak. Serta bersabarlah untuk memenuhi
perintah Tuhanmu". [Al-Mudatstsir : 1-7]
Pengertian :
[1] "Sampaikanlah peringatan", ialah menyampaikan peringatan menjauhi
syirik dan mengajak kepada tauhid.
[2] "Agungkanlah Tuhanmu". Agungkanlah Ia dengan berserah diri dan
beribadah kepada-Nya semata-mata.
[3] "Sucikanlah pakaianmu", maksudnya ; Sucikanlah segala amalmu dari
perbuatan syirik.
[4] "Tinggalkanlah berhala-berhala itu", artinya : Jauhkan dan bebaskan
dirimu darinya serta orang-orang yang memujanya.
Beliaupun melaksanakan perintah ini dengan tekun dan gigih selama
sepuluh tahun, mengajak kepada tauhid. Setelah sepuluh tahun itu beliau
di mi'rajkan (diangkat naik) ke atas langit dan disyari'atkan kepada
beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan shalat di Makkah selama tiga
tahun. Kemudian, sesudah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah ke
Madinah.
Hijrah, pengertiannya, ialah : Pindah dari lingkungan syirik ke
lingkungan Islami.
Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan umat Islam. Dan
kewajiban tersebut hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat. Dalil yang
menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu firman Allah Ta'ala.
"Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan
zhalim terhadap diri mereka sendiri [1], kepada mereka malaikat bertanya
:'Dalam keadaan bagaimana kamu ini .? 'Mereka menjawab : Kami adalah
orang-orang yang tertindas di negeri (Makkah). Para malaikat berkata :
'Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (kemana
saja) di bumi ini ?. Maka mereka itulah tempat tinggalnya neraka
Jahannam dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Akan
tetapi orang-orang yang tertindas di antara mereka, seperti kaum lelaki
dan wanita serta anak-anak yang mereka itu dalam keadaan tidak mampu
menyelamatkan diri dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), maka
mudah-mudahan Allah memaafkan mereka. Dan Allah adalah Maha Pema'af lagi
Maha Pengampun". [An-Nisaa : 97-99]
Dan firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman ! Sesungguhnya, bumi-Ku
adalah luas, maka hanya kepada-Ku saja supaya kamu beribadah".
[Al-Ankabuut : 56]
Al-Baghawi [2], Rahimahullah, berkata :"Ayat ini, sebab turunnya, adalah
ditujukan kepada orang-orang muslim yang masih berada di Makkah, yang
mereka itu belum juga berhijrah. Karena itu, Allah menyeru kepada mereka
dengan sebutan orang-orang yang beriman".
Adapun dalil dari Sunnah yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu sabda
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Hijrah tetap akan berlangsung selama pintu taubat belum
ditutup, sedang pintu taubat tidak akan ditutup sebelum matahari terbit
dari barat". [Hadits Riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 4, hal.
99. Abu Dawud dalam Sunan-nya, kitab Al-Jihad, bab 2, dan Ad-Darimi
dalam Sunan-nya, kitab As-Sam, bab 70]
Setelah Nabi Muhammad menetap di Madinah, disyariatkan kepada beliau
zakat, puasa, haji, adzan, jihad, amar ma'ruf dan nahi mungkar, serta
syariat-syariat Islam lainnya.
Beliau-pun melaksanakan untuk menyampaikan hal ini dengan tekun dan
gigih selama sepuluh tahun. Sesudah itu wafatlah beliau, sedang agamanya
tetap dalam keadaan lestari.
Inilah agama yang beliau bawa : Tiada suatu kebaikan yang tidak beliau
tunjukkan kepada umatnya dan tiada suatu keburukan yang tidak beliau
peringatkan kepada umatnya supaya di jauhi. Kebaikan yang beliau
tunjukkan ialah tauhid serta segala yang dicintai dan diridhai Allah,
sedang keburukan yang beliau peringatkan supaya dijauhi ialah syirik
serta segala yang dibenci dan tidak disenangi Allah.
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, diutus oleh Allah kepada
seluruh umat manusia, dan diwajibkan kepada seluruh jin dan manusia
untuk mentaatinya. Allah Ta'ala berfirman.
"Artinya : Katakanlah. 'Wahai manusia sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepada kamu semua". [Al-Araaf : 158]
Dan melalui beliau, Allah telah menyempurnakan agama-Nya untuk kita,
firman Allah Ta'ala.
"Artinya : ..Pada hari ini [3], telah Aku sempurnakan untukmu agamamu
dan Aku lengkapkan kepadamu ni'mat-Ku serta Aku ridhai Islam itu menjadi
agama bagimu". [Al-Maaidah : 3]
Adapun dalil yang menunjukkan bahwa beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam
juga wafat, ialah firman Allah Ta'ala.
"Artinya :Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka-pun akan
mati (pula). Kemudian, sesungguhnya kamu nanti pada hari kiamat
berbantah- bantahan di hadapan Tuhanmu". [Az-Zumar : 30-31]
Manusia sesudah mati, mereka nanti akan dibangkitkan kembali. Dalilnya
firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Berasal dari tanahlah kamu telah Kami jadikan dan kepadanya
kamu Kami kembalikan serta darinya kamu akan Kami bangkitkan sekali
lagi" [Thaa-haa : 55]
Dan firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan Allah telah menumbuhkan kamu dari tanah dengan
sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalamnya (lagi) dan
(pada hari Kiamat) Dia akan mengeluarkan kamu dengan sebenar-benarnya".
[Nuh : 17-18]
Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan di hisab dan diberi balasan
sesuai dengan amal perbuatan mereka, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan hanya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi, supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
buruk sesuai dengan perbuatan mereka dan memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik dengan (pahala) yang lebih baik
(surga)".[An-Najm : 31]
Barangsiapa yang tidak mengimani kebangkitan ini, maka dia adalah kafir,
firman Allah Ta'ala.
"Artinya : (Kami telah mengutus) rasul-rasul menadi penyampai kabar
gembira dan pemberi peringatan, supaya tiada lagi suatu alasan bagi
menusia membantah Allah sebelum (diutusnya), serta beliulah penutup para
nabi". [An-Nisaa : 165]
"Artinya : Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka tidak akan
dibangkitkan. Katakan : 'Tidaklah demikian. Demi Tuhanku, kamu pasti
akan dibangkitkan dan niscaya akan diberitakan kepadamu apapun yang
telah kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah amat mudah bagi Allah".
[At-Taghaabun : 7]
Allah telah mengutus semua rasul sebagai penyampai kabar gembira dan
pemberi peringatan. Sebagaimana firman Allah Ta'ala.
"Artinya : (Kami telah mengutus) rasul-rasul menjadi penyampai kabar
gembira dan pemberi peringatan supaya tiada lagi suatu alasan bagi
manusia membantah Allah setelah (diutusnya) para rasul itu .." [An-Nisaa
: 165]
Rasul pertama adalah Nabi Nuh 'Alaihissalam [4], Dan rasul terkahir
adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, serta beliaulah
penutup para nabi.
Dalil yang menunjukkan bahwa rasul pertama adalah Nabi Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sesungguhnya Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana
Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan para nabi sesudahnya .." [An-Nisaa
: 163]
Dan Allah telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul, mulai dari
Nabi Nuh sampai Nabi Muhammad, dengan memerintahkan mereka untuk
beribadat kepada Allah semata-mata dan melarang mereka beribadah kepada
thagut. Allah Ta'ala berfirman.
"Artinya : Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus kepada setiap umat
seorang rasul (untuk menyerukan) :'Beribadahlah kepada Allah (saja) dan
jauhilah thagut itu ..". [An-Nahl : 36]
Dengan demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya supaya
bersikap kafir terhadap thagut dan hanya beriman kepada-Nya.
Ibnu Al-Qayyim [5], Rahimahullah Ta'ala, telah menjelaskan pengertian
thagut tersebut dengan mengatakan.
"Artinya : Thagut, ialah setiap yang diperlakukan manusia secara
melampui batas (yang telah ditentukan oleh Allah), seperti dengan
disembah, atau diikuti atau dipatuhi".
Dan thagut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada lima :
[1] Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah.
[2] Orang yang disembah, sedang dia sendiri rela.
[3] Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.
[4] Orang yang mengaku tahu sesuatu yang ghaib, dan
[5] Orang yang memutuskan sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah
diturunkan oleh Allah.
Allah Ta'ala berfirman.
"Artinya : Tiada paksaan dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah jelas
kebenaran dari kesesatan. Untuk itu, barangsiapa yang ingkar kepada
thagut dan beriman kepada Allah, maka dia benar-benar telah berpegang
teguh dengan tali yang terkuat, yang tidak akan terputus tali itu. Dan
Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". [Al-Baqarah : 256]
Ingkar kepada semua thagut dan iman kepada Allah saja, sebagaimana
dinyatakan dalam ayat tadi, adalah hakekat syahadat "Laa Ilaaha
Ilallah".
Dan diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda.
"Artinya : Pokok agama ini adalah Islam [6], dan tiangnya adalah shalat,
sedang ujung tulang punggungnya adalah jihad fi sabilillah". [Hadits
Shahih riwayat Ath-Thabarani dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, dan
riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami Ash-Shahih, kitab Al-Imaan, bab 8]
Hanya Allah-lah Yang Mahatau. Semoga shalawat dan salam senantiasa
dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad kepada keluarga dan para
sahabatnya.
[Disalin dari buku Tiga Landasan Utama, Oleh Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab hal 27-36, Kementrian Urusan Islam, Waqaf, Da'wah dan Penyuluhan
Urusan Penerbitan dan Penyebaran Kerajaan Arab Saudi]
_________
Foote Note.
[1] Yang dimaksud dengan orang-orang yang zhalim terhadap diri mereka
sendiri dalam ayat ini, ialah orang-orang penduduk Makkah yang sudah
masuk Islam tetapi mereka tidak mau hijrah bersama Nabi, padahal mereka
mampu dan sanggup. Mereka ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir
supaya ikut bersama mereka pergi ke perang Badar, akhirnya ada diantara
mereka yang terbunuh.
[2] Abu Muhammad Al-Husein bin Mas'ud bin Muhammad Al-Farra' atau Ibnu
Al-Farra'. Al Baghawi (436-510H - 1044-1117M). Seorang ahli dalam bidang
fiqh, hadits dan tafsir. Di antara karyanya : At-Tahdziib (fiqh), Syarh
As-Sunnah (hadits), Lubaab At-Ta'wiil fi Ma'aalim At-Tanziil (tafsir).
[3] Maksudnya, adalah hari Jum'at ketika wukuf di Arafah, pada waktu
Haji Wada.
[4] Selain dalil dari Al-Qur'an yang disebutkan Penulis, yang
menunjukkan bahwa Nabi Nuh adalah rasul pertama, di sana juga ada hadits
shahih yang menyatakan bahwa Nabi Nuh adalah rasul pertama yang di utus
kepada penduduk bumi ini, seperti hadits riwayat Al-Bukhari dalam
Shahih-nya kitab Al-Anbiya, bab 3 dan riwayat Muslim dalam Shahih-nya
kitab Al-Iman, bab. 84. Adapun Nabi Adam Alaihissalam, menurut sebuah
hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari, Radhiyallahu anhu.
Beliau adalah nabi pertama. Dan disebutkan dalam hadits ini bahwa jumlah
para nabi ada 124 ribu orang, dari jumlah tersebut sebagai rasul 315
orang, dan dalam riwayat lain disebutkan 310 orang lebih. Lihat : Imam
Ahmad, Al-Musnad, jilid 5, hal. 178, 179 dan 265.
[5] Abu Abdillah : Muhammad bin Abu Bakar, bin Ayyub, bin Said,
Az-Zur'i,Ad-Dimasqi, terkenal dengan Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah
(691-751H - 1292 - 1350M). Seorang ulama yang giat dan gigih dalam
mengajak umat Islam pada zamannya untuk kembali kepada tuntunan
Al-Qur'an dan Sunnah serta mengikuti jejak para Salaf Shalih. Mempunyai
banyak karya tulsi, antara lain : Madaarij As-Salikin, Zaad Al-Ma'aad,
Thariiq Al-Hijratain wa Baab As-Sa'aadatain, At-Tibyaan fi Aqwaam
Al-Qur'aan, Miftah Daar As-Sa'aadah.
[6] Silahkan melihat kembali pengertian Islam yang disebutkan oleh
Penulis, dalam Tiga Landasan Utama bagian 3/4
www.dinul-islam.org
Jika kita melihat sejarah umat Islam secara keseluruhan, kita akan mendapatkan bahwa Islam
dapat membentuk masyarakat yang kokoh dan maju.Pada zaman keemasannya ketika umat
Islam konsekwen terhadap syariat Islam, Islam dapat meluaskan wilayahnya ke negara-negara
lain, sejarah juga mencatat kegemilangan masa khulafaurrasyidin, masa Khalifah Umar bin
Abdul Aziz, masa Harun Al-Rasyid dan zaman Shalahuddin Al Ayyubi.
Namun mengapa umat Islam sekarang terbelakang, sementara umat lain maju, padahal
sebenarnya kita memiliki perangkat-perangkat pendukung maju dan berkembang?
Sebenarnya rahasia keterbelakangan umat Islam jika hendak kita simpulkan terletak pada
pemahaman umat yang salah terhadap konsep Islam, mereka hanya mengambil warisan-warisan
yang jelek yang terdapat pada zaman–zaman kemunduran umat Islam serta mengambil apa-apa
yang terjelek dari barat.
Kita sadar bahwa kita memiliki warisan yang baik dan warisan yang buruk, sementara ini kita
mengambil warisan yang buruk dan meninggalkan yang baik.
Kita juga mengetahui bahwa barat memiliki hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk, namun
kita seringkali mengambil hal-hal yang buruk dan tidak suka mengambil hal-hal yang baik dari
mereka.
Mereka menguasai sains dan tekhnologi, sistem dan manajemen yang handal, akan tetapi kita
tidak mengambilnya. Padahal sesungguhnya semua itu bersumber pada agama kita.
Metodologi ilmiah pun mereka ambil dari kita, akan tetapi kita
membiarkan hal itu berlangsung terus-menerus. Sementara itu
kita mengambil kulit-kulit kebudayaan mereka seperti hal-hal
yang tabu.
Sungguh sangat di sayangkan umat Islam menjadi terbelakang
disebabkan tidak adanya pemahaman yang tepat terhadap konsep
Islam. Dan bukan sebaliknya, sebagaimana yang dituduhkan
oleh orang-orang yang hendak mengkait-kaitkan keterbelakangan umat ini dengan Islam.
Mereka menuduh bahwa Islam lah yang menjadi penyebab keterbelakangan umat ini.
Andai kata tuduhan mereka benar, tentu kita akan melihat dalam sejarah bahwa setiap umat
yang memeluk Islam akan mengalami keterbelakangan, tetapi kenyataan sejarah umat Islam
tidaklah demikian bahkan sebaliknya.
Sekarang ini ketika kita menjauh dari Islam, kita segera tertimpa imperialisasi, bencana-bencana
dan konflik lainnya. Dari sini bisa kita simpulkan bahwa ketertinggalan umat Islam disebabkan
mereka menjauh dari hakikat Islam, baik dari segi pemahaman maupun pengamalan.
Maka jika kita benar-benar ingin maju, hendaknya kita memahami Islam secara hakiki beriman
secara benar dan beramal secara sempurna.
Kita lakukan semua itu seperti orang-orang terdahulu melakukannya. Kita tegakkan kebudayaan
yang tinggi yang merupakan integrasi antara ilmu dan iman, serta antara robbaniyah dan
kemanusiaan.
Ma’asyiol muslimin
Walaupun kebanyakan orang beranggapan masa depan Islam suram ada beberapa gejala yang
positif kearah masa depan Islam yang cerah.
Dan tentu pernyataan suram bertentangan dengan gejala yang tampak dalam ayat Al-Quran
yang menyatakan :
“Dia-lah yang mengutus seseorang (rasul) dengan petunjuk dan agama yang benar, agar Dia
memenangkannya diantara semua agama-agama meskipun orang-orang musyrik tidak senang.”.
Ash-Shaaf :9.
Dan kenyataan membuktikan Islam dapat menguasai Konstantinopel dan setelah itu Roma di
tundukkan. Bahkan dengan izin Allah Islam akhirnya memasuki Eropa Barat, memang benar
setelah terjadi perang diberbagai negeri ekspansi Islam untuk sementara waktu terhenti, namun
dari lengkung bola dunia yang lain ekspansi Islam terus mengalir. Dan perlu kita ingat pada
saatnya tak ada sejengkal tanah dimuka bumi ini yang tidak terkena pancaran islam.
Ma’asyirol muslimin
Kita mempunyai bukti-bukti empirik bahwa manusia sangat membutuhkan kehadiran Islam.
Memang peradaban modern telah memudahkan sarana hidup manusia akan tetapi perlu diakui
bahwa hal itu belum dapat memberikan ketentraman dan benar bila peradaban telah
memberikan prestise. Akan tetapi kesejahteraan yang sesungguhnya belum pernah di rasakan
manusia. Mereka hidup dalam kegelisahan dan kemelut zaman.
Dinegara-negera maju seperti di Eropa telah banyak berjangkit
berbagai penyakit fisik, misalnya berjangkitnya AIDS dan
penyakit kelamin lainnya sebagai akibat kebebasan seksual dan
prostitusi. Maupun penyakit psikis dalam bentuk dekadensi
moral, kekosongan idiologi, serta frustasi dengan berbagai
bentuknya semua itu menghujat sendi-sendi kehidupan di barat.
Peradaban sama sekali tidak dapat menjawab pertanyaan
manusia dari mana? Akan kemana? Serta mengapa terjadi? ...
Mereka mengatakan orang Dungu hidup untuk makan sedang orang berakal makan untuk hidup,
akan tetapi pernyataan itu bukan jawaban tuntas. Apakah hidup itu sendiri merupakan tujuan
akhir? Apa arti hidup? Apakah hidup mempunyai tujuan?...
Agamalah yang mengajarkan kita menjawab pertanyaan-pertanyaan dari mana? Akan kemana?
Dan mengapa kita hidup?....
Tidak ada agama yang memberikan jawaban tuntas terhadap pertanyaan itu kecuali Islam. Islam
memberikan jawaban yang mencerahkan pikiran dan menerangi hati, menggerakan manusia dan
mengisi kehidupan. Islam agama yang mengisi idiologi.
Islam agama yang menghormati masalah-masalah dunia. Dunia dalam pandangan Islam adalah
ladang menuju akhirat.
“... Dia yang menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu sebagai
pemakmurnya, ...”. Huud :61
Usaha manusia untuk mencari kehidupan di dunia didukung oleh Islam, sebab pada hakikatnya
usaha tersebut merupakan salah satu bentuk pengabdian terhadap agama. Karenanya Islam
menganggap kerja sebagai ibadah.
Inilah Islam yang sebenarnya yang mematikan kobaran api materialisme barat karena
kekeringan agama.
Ma’asyirol muslimin
Seorang pemikir besar Perancis yang telah memeluk Islam bernama Roger Graudi menyatakan
dalam bukunya............masa depan adalah milik agama ini, dan kami ingin menyatakan bahwa
untuk menyebarluaskan Islam masih banyak kendala yang harus kita hadapi. Kendala terbesar
adalah kenyataan umat Islam itu sendiri. Orang-orang Islam sendiri menyebabkan orang lain
lari dari Islam. Tirai baja penghambat proses Islamisasi di barat serta negara-negara maju adalah
orang-orang Islam sendiri. Melihat kenyataan seperti itu keluarlah pernyataan mereka :
Jika Islam agama pembangunan, mengapa Islam tidak mampu membangun anda semua?
Jika Islam agama kuat, mengapa orang-orang Islam lemah?
Jika Islam agama teratur, mengapa orang-orang Islam semrawut?
Jika Islam agama bersih, mengapa orang-orang Islam kotor?
Jika Islam agama ukhuwah, mengapa orang-orang Islam suka bermusuhan?
Jika Islam agama persatuan, mengapa orang-orang Islam berpecah belah?
Timbulnya pernyataan seperti itu dari mereka karena orang-orang Islam memberikan potret
yang buruk terhadap Islam.
Satu contoh lagi seorang non muslim yang masuk Islam lantaran mempelajari kitab suci AlQur’an, merasa kagum terhadap kehebatan Islam. Namun setelah ia menyaksikan orang-orang
Islam ia berkata “Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah menunjukan
kepadaku Islam sebelum aku menyaksikan sendiri orang-orang Islam. Barangkali andaikan aku
menyaksikan potret umat Islam terlebih dahulu tentu ada pandangan negatif terhadap Islam.
Melihat kenyataan ini bisa kita simpulkan bahwa Islam menyebar karena Islam memiliki daya
tarik yang khas karena kejernihan prinsip-prinsipnya, tinggal bagaimana umatnya
merealisasikan semua itu di dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tampak potret umat Islam
sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri.
Sehingga terbentuklah masyarakat yang kokoh dan maju seperti orang-orang Islam terdahulu
yang hidup jaya di masa keemasan islam.
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka
bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, ...”. An-Nur
.55.
Dan akhirnya semoga apa yang telah kita dengar bersama menjadi bahan renungan serta
bermanfaat bagi kita semua. Amin ya Robbal Alamin.
-= Al-Faqir Ilallah
Blog dengan ID 70566 Tidak ada
Saturday, August 22, 2009
DINUL ISLAM
Dinul berasal dari bahasa Arab "addin" yang berarti agama, sedangkan islam itu sangat luas
pengertiannya dan secara istilah disebutkan bahwa islam itu adalah keselamatan, perdamaian yang
meliputi :
1. Islam itu keselamatan, yang artinya seseorang yang memeluk agama islam akan selamat di
dunia dan akhirat selama dia menjalankan apa yang terdapat dalam al-Qur'an dan Hadist
sebagai pedoman hidup agama Islam.
2. Islam itu perdamaian, yang artinya bahwa islam itu adalah damai dan cinta perdamaian dan
sebaliknya benci terhadap permusuhan.
Secara keseluruhan bahwa Dinul Islam itu adalah agama pembawa keselamatan kepada umat manusia
sepanjang hamba Allah tersebut menjalankan syari'at dinul Islam itu sendiri yang berlandaskan al-Qur'an
dan Hadist.
Dalam al-Qur'an disebutkan dalam surah Ali ‘Imran: 19
“Sesungguhnya agama yang di ridhoi Allah di sisi-Nya ialah Islam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman dalam QS. Ali ‘Imran: 85
"Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk
orang yang rugi.”
Orang yang akan memeluk agama Islam harus dan waib hukumnya mengetahui dab melaksanakan
Rukun Islam yang terdiri dari lima
Isi dari kelima Rukun Islam itu adalah:
1. Mengucap dua kalimat syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan
disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa Muhammad adalah hamba dan
rasul Allah.
2. Mendirikan Shalat wajib lima kali sehari.
3. Membaya Zakat
4. Puada pada bulan Ramadhan
5. Ibadah Haji bagi mereka yang mampu.
Agama islam mempunyai Rukun Iman yang terdiri dari 6 yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Iman kepada Allah
Iman kepada Malaikat Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah
Iman kepada Nabi dan Rasul Allah
Iman kepada Hari Kiamat
kepada Qoda dan Qadar (Ketentuan yang baik dan ketentuan yang jelek.
Tujuan Dinul Islam
Dinul Islam yang utama adalah bertauhid kepada Allah. asal makna tauhid adalah berkeyakinan bahwa
Allah itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa risalah
Dinul Islam dengan tujuan memurnikan tauhid, yaitu mempercayai dan meyakini bahwa hanya terdapat
satu Tuhan yang wajib disembah, dimohonkan petunjuk dan pertologan-Nya.
Nabi Muhammad SAW, membawa dinul islam berupa wahyu Allah yaitu Al-Qur'an yang menjadi
petunjuk dan pedoman hidup manusia yang pertama disamping Sunnah Nabi Muhammad SAW yang
kedua sebagai pedoman hidup manusia. Konsep islam sebagai agama tauhid adalah ajaran sepanjang
sejarah manusi dari tiap-tiap Rasul, Mulai Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Daud, Musa dan Isa sampai Nabi
Muhammad SAW sebagai Nabi yang terakhir.
ini terdapat dalam Firman Allah Q.S Al-Anbiya : 25 yang artinya :
"Dan kami tidak mengirim seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya
bahwa tidak ada Tuhan melainkan Aku (Allah), maka sembahlah olehmu sekalian Aku (Allah)".
Secara tegasnya Tauhid itu urat nadi segala rupa ibadah dan muamalah. Syiar Tauhid adalah kalimat
Thayyiba "Laa Ilaaha Illallaah" dialah sendi utama Dinul Islam.
Abu al-Qasim ath-Thabrani meriwayatkan dalam Mu'jam al-Kabir dengan sanadnya dari Ghalib alQathan, dia berkata, "Saya datang ke Kufah untuk urusan dagang. Saya menginap dengan A'masy. Pada
malam hari, tatkala saya hendak turun, A'masy pun bangkit kemudian shalat malam. Dia membaca ayat
dan sampai pada `Allah mempersaksikan' hingga ayat `sesungguhnya agama pada sisi Allah ialah Islam'.
Kemudian dia mengatakan, `Aku pun bersaksi dengan apa yang dipersaksikan Allah. Aku ingin
menitipkan kesaksian ini kepada Allah. Juga aku menitipkan kesaksianku pada sisi Allah bahwa
sesungguhnya agama pada sisi Allah ialah Islam sebagai suatu titipan.' A'masy mengatakan hal itu
beberapa kali. Saya berkata, `Sungguh aku mendengar sesuatu dalam ayat ini.'
Ketika pagi tiba, saya menemuinya dan berkata, `Hai Abu Muhammad, saya mendengar Anda
mengulang-ulang ayat itu.'
A'masy berkata, `Bukankah kandungannya telah disampaikan kepadamu?
Saya menjawab, `Sudah sebulan saya bersama Anda, namun Anda belum memberitahukannya
kepadaku.'
A'masy berkata, `Demi Allah, aku tidak akan menceritakannya kepadamu sebelum satu tahun.
' Maka aku pun tinggal bersamanya selama satu tahun. Setelah satu tahun berlalu, maka saya bertanya,
`Hai Abu Muhammad, setahun telah berlalu.'
A'masy berkata, `Abu Wa'il telah menceritakan kepadaku dari Abdullah, dia berkata bahwa Rasulullah
saw. bersabda, `Pada hari kiamat akan ditampilkan pemilik titipan ayat itu, lalu Allah Azza wa Jalla
berkata, `Hamba-Ku telah berjanji kepada-Ku, dan Aku adalah yang paling berhak memenuhi janji itu.
Masuklah ke dalam surga.'"
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang
menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian
itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah
diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di
antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat
hisab-Nya. (Ali-'Imran:18-19)
Tasawuf dalam Pandangan Ibnu Taimiyah dan Hasan al-Banna
1
Tasawuf dalam Pandangan Ibnu Taimiyah
dan Hasan al-Banna
General category
Telah sering kita mengangkat pembicaraan mengenai tasawuf. Dan telah muncul banyak versi
dan persepsi mengenai tema ini. Terhitung sejak kemunculannya yg pertama hingga sekarang ini
tak terhitung lagi kelompok/aliran yg mengidentifikasi dirinya sebagai ahli tasawuf. Sehingga
makin kaburlah pemahaman dan kebenaran pun semakin sulit dilacak. Sampai akhirnya
munculla dua kelompok yg sama-sama ekstrem dalam hal menyikapi tasawuf ini. Satu kelompok
adl mereka yg memuji secara berlebih-lebihan kelompok yg lain mencerca dan mencela habishabisan. Untuk itu mendesak kiranya bagi generasi ini utk menjernihkan duduk perkara dan
mengembalikan segala sesuatunya pada tempat semula. Di antara cara yg paling selamat adl dgn
cara kita mengambil pendapat dari para ulama yg ahli dalam masalah ini serta mempunyai
integritas dan otoritas keilmuan yg sekiranya dapat dipertanggungjawabkan.Berikut akan kita
simak pendapat dua imam mengenai masalah ini. Pendapat Ibnu Taimiyah Tasawuf muncul
pertama kali di Basrah. Syaikhul Islam pernah berkata “Pertama kali muncul tasawuf itu di
Basrah. Sedang orang yg pertama kali membangun tasawuf adl shahabat-shahabat Abdul Wahid
bin Zaid. Beliau sendiri adl salah satu dari shahabat Hasan. Ketika itu di Basrah ada fenomena
ekstrem dalam hal zuhud ibadah khauf dan sebagainya yg tidak ada bandingannya selama ini.” .
Syaikhul Islam telah mengambil pendapat terkuat mengenai penamaan tasawuf yakni berasal
dari pakaian yg bernama shuf. Seputar Kerancuan Tasawuf Bermula dari sekelompok orang yg
ingin menjalani kehidupan ini dgn sikap zuhud. Mereka begitu berlebihan dalam memahami dan
memraktikkan semua ini sehingga melahirkan perilaku yg tidak pernah dikenal pada zaman
shahabat generasi pertama Islam tidak juga pada masa tabi’Imam Nasa’i. Memang diantara
mereka ada yg tetap istiqamah dan bersikap tawazun namun banyak juga yg berlebihan. Diantara
mereka ada yg mukhlish ada juga yg dusta. Ada yg alim dan takwa ada pula yg jahil. Oleh
karenanya tumpang tindihlah antara pujian disatu sisi dan celaan di sisi yg lain. Syaikhul Islam
berkata “Orang-orang berselisih pendapat mengenai tasawuf. Sebagian mencela tasawuf seraya
berkata Mereka adl ahli bid’ah yg telah keluar dari Sunnah. Dari para imam yg mewakili
kelompok ini kita dapatkan banyak fatwa yg kemudian banyak diikuti oleh kelompok lain
terutama dari kalangan ahli fiqh dan ilmu kalam. Sementara kelompok yg lain memujinya secara
berlebihan seraya mengatakan bahwa ahli tasawuf adl makhluk yg paling mulia dan paling
sempurna setelah Nabi.” . “Apa yg dikemukakan kedua kelompok di atas sama-sama tercelanya.
Yang benar adalah Mereka itu orang-orang yg taat kepada Allah sebagaimana para ahli taat
lainnya. Ada sebagian mereka yg ada di depan krn kesungguhan ketaatannya dan ada juga yg
cukupan. Selain dari keduanya ada juga orang yg berusaha namun jatuh dalam kekeliruan
sehingga banyak berbuat dosa. Sedangkan diantara orang-orang yg menisbatkan diri kepada
golongan mereka ada yg menganiaya diri sendiri dan suka berbuat maksiat kepada Rabbnya.” .
Tasawuf Hakekatnya Baik Beliau menjelaskan bahwa tasawuf itu asalnya baik. Ia berakar dari
sikap zuhud ibadah tazkiyatun nafs shidiq dan ikhlas. Tasawuf bagi mereka memiliki beberapa
prinsip yg telah dikenal yg telah jelas batas-batas dan asal-uslnya. Seperti yg mereka katakana
bahwa shufi adl orang yg bersih dari kotoran dan sarat dgn muatan piker. Baginya sama saja
antara emas dan batu. Tasawuf juga berarti menyembunyikan ma’na dan menghindari pengakuan
manusia atau yg semisalnya. Mereka menghendaki dari ma’na tasawuf itu shidiq. . Lambat laun
bergeserlah kesucian pemahaman dan konsep dasar ini kepada pemahaman yg juz’iyah dan
rancu. Masuklah orang-orang atau kelompok yg menisbatkan sebagai shufi namun menyimpang
dari prinsip semula. Mulailah praktek bid’ah dan khurafat masuk di dalamnya. Yang bahkan
diingkari sendiri oleh tokoh-tokoh yg lurus di antara mereka sendiri. Beberapa kalangan dari ahli
bid’ah dan zindiq telah menisbatkan dirinya pada tasawuf namun dikalangan tokohnya yg lurus
mereka tidak dianggapnya. Seperti Al-Hallaj misalnya banyak dari tokoh tasawuf yg
mengingkarinya dan mengeluarkannya dari shaf mereka. Juga Junaid bin Sayyidut Thaifah dan
lain sebagainya sebagaimana tersebut dalam kitab Thabaqat Shufiyyah oleh Syaikh Abu Abdir
Rahman as-Sulami?. Maka secara garis besar tasawuf terbagi dua
Tasawuf Ahli Ilmu dan Istiqamah Tokoh-tokohnya adalh Fudhail bin Iyadh Ibrahim bin Adham.
Abu Sulaiaman ad-Darani Ma’ruf al-Karkhi. Junaid bin Muhammad Sahl bin Abdullah at-Tastari
dan lain sebagainya. Semoga Allah memberikan ridha-Nya kepada mereka.
Tasawuf Filsafat Bid’ah dan Zindiq Tasawuf serupa ini yg memunculkan ajaran-ajaran aneh
semisal wihdatul wujud hulul dan ittihad . Do’a al-amwat mendakwakan diri tahu hal ghaib dan
sebagainya yg nyata-nyata bertentangan dgn syari’at. Pendapat Imam Syahid Imam Syahid adl
mujahid sekaligus mujaddid besar abad ini. Beliau seorang yg tegas dan keras dalam menyikapi
penyelewengan dalam masalah din. Namun kelembutan hati dankemuliaan akhlak beliau
menjadikan ketegasan itu sesuatu yg bijaksana. Bahkan sangat bijaksana sehingga beliau dicintai
sekaligus disegani oleh semua kalangan. Melengkapi itu semua beliau juga seorang yg alim
sehingga semua pendapat dan pendiriannya atas dasar ilmu dan hujjah yg jelas sehingga tidak
menyeleweng dari syari’at. Beliau mema’nai tasawuf dalam kerangka ma’na yg shahih sesuai AlKitab dan Sunnah. Beliau memuji hal-hal yg patut dipuji dan mencela sesuatu yg memang
tercela. Bersama jamaah yg dirintisnya beliau menjadikan tasawuf sebagai bagian yg tidak
terpisahkan dari bangunan Islam yg syamil. Tercermin dari doktrin yg beliau pancangkan bahwa
jamaah ini merupakan
Da’wah Salafiyyah. Karena dia mengacu pada Al-Qur’an dan Sunnah serta menjadikan salafus
shalih sebagai sumber keteladanan.
Thariqah Sunniyah. Karena dia akan membawa kepada beramal sesuai dgn bimbingan sunnah
dalam segala hal khususnya dalam aqidah dan ibadah.
Hakekat Shufiyyah. Karena mereka mengetahui bahwa asas kebajikan adl kebersihan jiwa
kesucian hati kemurnian niat melatih amal cinta kepada Allah dan mengikatkan diri pada
kebaikan.
Hai’ah Siasiyyah.
Jama’ah riyadhiyah.
Rabithah Ilmiyah Tsaqafiyah.
Syirkah Iqtishadiyah dan seterusnya. Tasawuf dan Jihad Tasawuf tidaklah identik dgn
ketidakpedulian terhadap dunia luar dan meninggalkan jihad. Bahkan tokoh-tokoh besar dari
tasawuf yg lurus sepanjang sejarah banyak terlibat dalam jihad fi sabilillah. Untuk melengkapi
pembicaraan ini baiklah saya kemukakan dihadapan anda semua bahwa kaum Muslimin
sepanjang masa tidak pernah lepas dari jihad. Baik ulama para shufi dan anggota masyarakat yg
lainnya. Sebutlah misalnya Abdullah bin Mubarak. Seorang ulama yg faqih zuhud dan ahli
ibadah. Sebagian besar dari umur beliau adl digunakan utk berjihad. Juga tokoh shufi Abdul
Wahid bin Zaid seorang shufi besar yg zuhud. Ada lagi Syaqiq al Bakhla Syaikh shufi yg
menggerakkan murid-muridnya mengangkat senjata dalam jihad. Ada pula al-Badrl ‘Aini
pensyarah Shahih Bukhari yg faqih dan ahli hadits. Dia mengajar setahun berperang setahun dan
berhaji setahun?Juga Imam Syafi’i yg masyur itu. Beliau adl ahli melempar. Demikian para
salafush shalih pendahulu kita?. Salah seorang pelopor tasawuf adl Imam Hasan al Bashri. Yang
menyeru kepada dzikrullah dzikrul maut tazkiyatun nafw. Dan sikap zuhud menuju taat dan
takwa kepada Allah. Itulah satu bentuk aliran tasawuf yg beliau menamakan sebagai ilmu
tarbiyah was suluk . Tidak disangsikan lagi bahwa ini termasuk bagian inti dari ajaran Islam. Dan
harus diakui bahwa tasawuf semacam ini telah berhasil mengobati penyakit kejiwaan sampai
batas yg tidak dapat dicapai oleh cara selainnya. Kalaupun kemudian muncul sikap-sikap
berlebihan maka dia adl tasawuf yg tersesat. Dan diakui memang hal demikian telah banyak
terjadi bahkan tasawuf juga telah tercemar oleh filsafat dan logika yg menyesatkan. Kita prihatin
terhadap yg demikian tanpa harus menutup mata dari kebaikan-kebaikan yg ada. Imam Syahid
Seorang Sufi Sekiranya kita bersepakat utk memaknai tasawuf dalam ma’nanya yg lurus maka
akan kita dapatkan bahwa Imam Shahid adl salah seorang ahlinya. Sebagian umur beiau telah
dilewatkan sebagai anggota sebuah aliran sufi yg bernama Thariqah al-Hashifiyah. Untuk itu
biarlah beliau sendiri menceritakanihwalnya. “Saya secara rrutin mengamalkan wazhifah arRuzuqiyah . Dan saya juga mendapatkan ayah saya menyusun hal serupa dgn menunjukkan dalildalil yg keseluruhannya diambil dari Kitabullah dan Sunnah yg shahih. Tidak ada di sana kalimat
yg aneh-aneh ungkapan filsafat atau lainnya yg tidak mengandung do’a.” . selanjutnya beliau
juga bercerita tentang Syaikh Hasanain al Hashaf sebagai pendirinya serta bagaimana pola
dakwahnya. “Suatu saat Syaikh mengunjungi seorang yg bernama Basya dia seorang Perdana
Menteri. Kemudian masuklah seorang ulama memberi salam kemudian membungkuk sampai
hampir seperti ruku’. Maka bangkirlah Syaikh dgn marah dan memukul kedua pipi ulama
tersebut dgn keras seraya berkata “Hai berdirilah! Sesungguhnya ruku’ itu tidak boleh dilakukan
kecuali kepada Allah. Janganlah engkau menghinakan agama dan ilmu supaya engkau tidak
dihinakan Allah.” Dan tidak sepatah katapun terucap kala itu baik dari sang alim maupun dari
Perdna Menteri. Pada saat yg lain beliau menunjungi masjid Husain dgn sebagian muridnya. Ia
berdiri di atas kubur membacakan do’a-do’a ma’tsur. Kemudian salah seorang muridnya berkata
“Ya Syaikh mintalah kepada Sayyidina Husain agar dia meridhai saya.” Serta merta dgn marah
beliau menjawab “Yang meridhao saya kamu dan dia hanyalah Allah.”Inilah dia thariqah yg lurus
jauh dari segala penyimpangan terhadap syara’. Di sini pulalah telah ditanam dan dibesarkan
jiwa dan akhlak Imam Syahid. Akhirnya jelaslah bagi kita bahwa kedua Imam lagi-lagi bertemu
pemahaman dalam masalah tasawuf ini. Keduanya berpihak kepada pemahaman dan perilaku
yg lurus dalam masalah ini. Serta menyeru utk menjauhi segala bentuk penyimpangan dan
penyelewengan dari patokan yg ada dalam Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Maka marilah kita
pun memahami permasalahan sebagaimana pemahaman kedua beliau. Semoga ampunan dan
rahmat Allah atas keduanya. Amin. Diadaptasi dari Kitab “Ma’an ‘Ala Thariqid-Da’wah. Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah wa Imam Asy-Syahid Hasan al-Banna.” Oleh Muhammad FajriSumber
Majalah Almuslimun No. 311 Tahun. XXVI Ramadhan/Syawal 1416 H Al-Islam - Pusat Informasi
dan Komunikasi Islam Indonesia
Persepsi Islam terhadap Perkembangan Sains dan Teknologi
1
Persepsi Islam terhadap Perkembangan
Sains dan Teknologi
General category
Kaum muslimin rahimakumullah!Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dan
selalu bersyukur kepada Allah yg telah mengaruniai agama Islam sebagai pedoman hidup yg
lurus lengkap dan sempurna sebagaimana ditegaskan dalam Alquran surat Al-Maidah ayat tiga
yg artinya “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Aku cukupkan
kepadamu ni’mat-Ku dan telah Aku ridhai Islam menjadi agamamu.” Kaum muslimin yg
berbahagia!Salah satu keagungan ni’mat yg dikaruniakan Allah bagi umat Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah ni’mat ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan sains dan
teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia
sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya
krn Allah telah mengaruniakan anugerah keni’matan kepada manusia yg bersifat saling
melengkapi yaitu anugerah agama dan keni’matan sains teknologi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adl sumber
teknologi yg mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan
ide-ide. Adapun teknoogi adl terapan atau aplikasi dari ilmu yg dapat ditunjukkan dalam hasil
nyata yg lbh canggih dan dapat mendorong manusia utk berkembang lbh maju lagi. Sebagai
umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis utk mengembangkan ilmu dan
teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran sebab kitab suci ini banyak mengupas
keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adl firman
Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80 yg artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud
membuat baju besi utk kamu guna memelihara diri dalam peperanganmu.” Dari keterangan itu
jelas sekali bahwa manusia dituntut utk berbuat sesuatu dgn sarana teknologi. Sehingga tidak
mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam yg tangguh produktif dan
inofatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kepeloporan dan keunggulan
umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan sudah dimulai pada abad itu. Tetapi sangat
disayangkan bahwa kemajuan-kemajuan itu tidak sempat ditindaklanjuti dgn sebaik-baiknya
sehingga tanpa sadar umat Islam akhirnya melepaskan kepeloporannya. Lalu bangsa Barat dgn
mudah mengambil dan menransfer ilmu dan teknologi yg dimiliki dunia Islam dan dgn mudah
pula mereka membuat licik yaitu membelenggu para pemikir Islam sehinggu sampai saat ini
bangsa Baratlah yg menjadi pelopor dan pengendali ilmu pengetahuan dan teknologi. Kaum
muslimin rahimakumullah!Begitulah menurut catatan sejarah bangsa Barat berhasil mengambil
khazanah ilmu pengetahuan yg telah dikembangkan lbh dahulu oleh kaum muslimin kemudian
mereka mengembangkannya di atas paham materialisme tanpa mengindahkan lagi nilai-nilai
Islam sehingga terjadilah perubahan total sampai akhirnya terlepas dari sendi-sendi kebenaran.
Para ilmuwan Barat dari abad ke abad kian mendewa-dewakan rasionalitas bahkan telah
menuhankan ilmu dan teknologi sebagai kekuatan hidupnya. Mereka menyangka bahwa dgn
iptek mereka pasti bisa mencapai apa saja yg ada di bumi ini dan merasa dirinya kuasa pula
menundukkan langit bahkan mengira akan dapat menundukkan segala yg ada di bumi dn langit.
Sehingga tokoh-tokoh mereka merasa mempunyai hak utk memaksakan ilmu pengetahuan dan
teknologinya itu kepada semua yg ada di bumi agar mereka bisa mendikte dan memberi keutusan
terhadap segala permasalahan di dunia. Sebenarnya masyarakat Barat itu patut dikasihani krn
akibat kesombongannya itu mereka lupa bahwa manusia betapapun tingg kepandaiannya hanya
bisa mengetahui kulit luar atau hal-hal yg lahiriah saja dari kehidupan semesta alam. Manusia
hanya diberi ilmu pengetahuan yg sedikit dari kemahaluasan ilmu Allah. Di atas orang pintar ada
lagi yg lbh pintar dan sungguh Allah SWT benci kepada orang yg hanya tahu tentang dunia
tetapi bodoh tentang kebenaran yg ada di dalamnya. Allah SWT berfirman yg artinya “Celakalah
bagi orang-orang kafir dgn siksa yg pedih. Mereka lbh menyukai kehidupan dunia daripada
kehidupan akhirat dan menghalangi manusia dari jalan Allah serta menginginkan agar jalan itu
bengkok. Mereka berada dalam kesesatan yg nyata.” . Kaum muslimin
rahimakumullah!Peradaban modern adl hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yg
gemilang yg telah dicapai oleh manusia setelah diadakan penelitian yg tekun dan eksperimen yg
mahal yg telah dilakukan selama berabad-abad. Maka sudah sepantasnya kalau kemudian
manusia menggunakan penemuan-penemuannya itu guna meningkatkan taraf hidupnya.
Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dini’mati oleh masyarakat luas dgn cara yg
belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala. Makanan lbh ni’mat dan beraneka
ragam pakaian terbuat dari bahan yg jauh lbh baik dan halus sarana-sarana transportasi dan
komunikasi yg kecepatannya amat mengagumkan gedung dan rumah tempat tinggal dibangun
dengn megah dan mewah. Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai taraf kemakmuran
yg lbh tinggi dan memperoleh kemudahan-kemudahan yg lbh banyak lagi. Walaupun demikian
kita juga menyaksikan betapa batin manusia zaman sekarang selalu mengerang krn sirat
kerakusan manusia semakin merajalela dan perasaan saling iri di antara perorangan atau
kelompok telah menyalakan api kebencian di mana-mana. Kata orang bijak di dunia sekarang ini
nafsu manusia lbh besar daripada akal sahabatnya. Kebanyakan manusia di dunia kini hanya
mengingat kesenangan hidupnya lupa kepada Tuhannya. Ia mengira bahwa dunia ini adl
segalanya tak ada kelanjutannya dan tak ada kehidupan kecuali di dunia saja. Benar bahwa
agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tidak anti
terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman lampau di masa sekarang maupun di
waktu-waktu yg kan datang. Demikian pula ajaran Islam ia tidak akan bertentangan dgn teoriteori pemikiran modern yg teraturdan lurus dan analisa-analisa yg teliti dan obyekitf. Dalam
pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adl mubah termasuk segala apa yg
disajikan oleh berbagai peradaban baik yg lama ataupun yg baru. Semua itu sebagaimana
diajarkan oleh Islam tidak ada yg hukumnya haram kecuali jika terdapat nash atau dalil yg tegas
dan pasti mengherankannya. Bukanlah Alquran sendiri telah menegaskan bahwa agama Islam
bukanlah agma yg sempit? Allah SWT telah berfirman yg artinya “Di sekali-kali tidak
menjadikan kamu dalam agama suatu kesempitan.” . Adapun peradaban modern yg begitu luas
memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih seperti televisi vidio alat-alat komunikasi
dan barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua
muda atau anak-anak yg tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yg
diakibatkannya. Tetapi di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu. Sebab
adanya pelbagai media informasidn alat-alat canggih yg dimiliki dunia saat ini dapat berbuat apa
saja kiranya faktor manusianyalah yg menentukan opersionalnya. Adakalanya menjadi manfaat
yaitu manakala manusia menggunakan dgn baik dan tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa
dan malapetaka manakala manusia menggunakannya utk mengumbar hawa nafsu dan
kesenangan semata. Kaum muslimin rahimakumullah!Memang dalam abad teknologi dan era
globalisasi ini umat Islam hendaklah emlakukan langkah-langkah strategis dgn meningkatkan
pembinaan sumber daya manusia guna mewujudkan kualitas iman dn takwa serta tidk
ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun seiring dgn upaya meningkatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi kita pun harus jeli menentukan pilihan ini. Untuk apakah semua
kemajuan itu? Apakah sekadar utk menuruti keinginan-keinginan syahwat lalu tenggelam dalam
kemewahan dunia hingga melupakan akhirat dan menjadi pengikut-pengikut setan? Ataukah
sebaliknya semua ilmu dan kemajuan itu dicari utk menegakkan syariat Allah guna
memakmurkan bumi dan menegakkan keadilan seperti yg dikehendaki Allah serta utk
meluruskan kehidupan dgn berlandaskan pada kaidah noral Islam? Itulah pertanyaan dan
tantangn bagi kita yg haurs kita jawab dgn pemikiran yg berwawasan jauh ke depan. Namun
terlepas dari problema dan kekhawatiran-kekhawatiran sebagaimana diuraikan di atas kita
sebagai umat Islam harus selalu optimis dan tetap bersyukur kepada Allah SWT. Karena
sungguhpun perubahan sosial dan tta nilai kehidupan yg dibawa oleh arus modernisasi
westernisasi dan sekularisasi terus-menerus menimpa dan menyerang masyarakat Islam tetapi
kesadaran umat Islam utk membendung dampak-dampak negatif dari budaya Barat itu ternyata
masih cukup tinggi meskipun hanya segolongan kecil umat yaitu mereka yg tetap teguh utk
menegakkan nilai-nilai Islam. Akhirnya semoga dakwah yg singkat ini bermanfaat amin. Sumber
Diadaptasi dari Khutbah Cendekiawan Menjembatani Kesenjangan Intelektualitas Umat Drs.
Achmad Suyuti Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
Hukum Riba dan Sikap Mukmin Sejati
1
Hukum Riba dan Sikap Mukmin Sejati
General category
“Orang-orang yg makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yg
kemasukan setan lantaran penyakit gila. Keadaan mereka yg demikian disebabkan mereka
berkata bahwa sesungguhnya jual beli itu sama dgn riba. Padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yg telah datang kepadanya larangan dari
Tuhannya kemudian ia berhenti maka baginya apa yg telah diambilnya dahulu dan urusannya
kepada Allah. Dan barangsiapa yg mengulangi maka mereka itu adl penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai tiap orang yg tetap dalam kekufuran dan selalu berbuat dosa.” . Riba itu ada dua
macam nasi-ah dan fadhl. Riba nasi-ah ialah pembayaran yg dilakukan oleh yg berhutang
kepada yg memberi utang melebihi jumlah hutang. Riba fadhl adl penukaran suatu barang dgn
barang sejenis tetapi yg satu lbh banyak kadar atau jumlahnya dari yg lain seperti penukaran
emas dgn emas padi dgn padi dan sebagainya. Riba adl masalah yg selalu muncul di tiap
generasi sejarah kehidupan manusia. Bahaya riba yg sangat memberatkan bagi kaum lemah
menjadi momok yg sangat menakutkan. Yang tentu saja menjadikan kaum lemah akan tetap
dalam kemiskinan dan kesulitan. Disamping itu memang ada pihak yg diuntungkan secara
finansial oleh riba. Keuntungan-keuntungan inilah yg membuat orang yg telah merasa
kesenangan mendapatkan harta riba sulit utk meninggalkannya. Kesenangan yg harus didapat
dgn mengabaikan kesulitan saudaranya. Kesenangan yg tentunya harus mengabaikan jiwa
tolong-menolong antar-sesama. Yang tersisa hanya keinginan mendapatkan keuntungan di atas
kesulitan dan penderitaan orang lain. Negara kita sekarang sedang mengalami bagaimana
beratnya tekanan dililit oleh utang yg merupakan riba. Bahkan utk membayar bunganya saja
negara yg kaya ini hampir tidak mampu apalagi hutang pokoknya. Memang riba selalu membuat
orang yg berhutang mengalami kesulitan tiada henti selama ia tidak berhenti dari riba. Walaupun
ada yg kaya krn riba kekayaan itu adl kekayaan semu yg rapuh pondasinya. Bagaimana dapat
kita saksikan ketika krisis mulai melanda negeri ini banyak konglomerat yg rontok habis.
Dulunya mereka kelihatan gagah dan kokoh tetapi begitu catatan hutang dipaparkan semua
kejayaan semu itu langsung menguap tak berbekas. Dengan melibatkan diri dalam hutang dgn
sistem riba secara tak sadar kita telah menjual negara kita ini sedikit demi sedikit kepada orang
asing sementara kita bersikap masa bodoh dgn kekayaan yg Allah anugrahkan kepada kita.
Bahkan kita biarkan orang asing menggarapnya dgn pembagian yg tidak adil dan tidak rata.
Dalam menyikapi riba ada dua macam manusia yg menerima dan yg menolak. Yang menerima
biasanya beralasan seperti yg diungkapkan ayat di atas bahwa mereka menyamakan antara riba
dgn jual beli. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan telah mengharamkan riba. Mereka
yg tetap mengambil dan memakan riba setelah jelas haramnya adl orang-orang yg membangkang
dan melanggar perintah Allah. Perumpamaan mereka adl seperti orang yg kerasukan setan
berdiri tidak kokoh dan gontai serta linglung. Adapun orang yg menolak riba setelah diharamkan
oleh Allah maka mereka itu terbagi kepada dua kelompok yaitu kelompok yg meninggalkan riba
dan menyadari dosanya serta tak mau kembali terjerumus ke dalam kubangan riba. Yang kedua
orang yg sadar sesaat setelah jelas haramnya riba namun ia kemudian kembali terjerumus ke
dalam riba. Orang yg bersikap demikianlah yg mendapat ancaman dari Allah dgn siksa neraka
dan bahwa mereka kekal di dalamnya. Karena menolak hukum Allah yg nyata adl suatu
kekufuran dan orang kafir kekal di neraka. Tentunya sikap muslim dan mukmin sejati adl
meninggalkan riba secara total setelah jelas keharamannya dan tidak kembali lagi melakukannya
setelah itu. Karena meninggalkan total suatu larangan merupakan wujud dari kesungguhan
sedangkan bersikap angin-anginan merupakan bukti ketidakseriusan dan main-main. Selanjutnya
Allah menerangkan bahwa Dia menyuburkan sadaqah dgn pengertian yg sangat luas termasuk
menambah rezeki orang yg bersedekah dan pahala yg berlipat ganda baginya memberi berkah
pada sadaqahnya itu sehingga bermanfaat dgn baik. Sadaqah juga melanggengkan silaturahmi
dan hubungan antar manusia menumbuhkan jiwa tolong-menolong dan kepedulian akan
kepedihan orang lain dan masih banyak lagi hal-hal positif dari sadaqah. Sementara riba maka
Allah akan memusnahkannya dgn pengertian hilangnya berkah darinya merenggangkan tali
silaturahmi dan bahkan memutuskannya. Mengeraskan hati sehingga tidak peduli nasib orang
lain menumbuhkan kesombongan dan keangkuhan serta membiasakan diri mempersulit orang yg
dalam kesulitan dan lain-lain. Semua itu adl perkara-perkara yg akan membawa pada kehancuran
dan kebinasaan. Islam mempunyai prinsip tolong menolong dalam memberikan hutang kepada
sesama manusia. Adalah tidak bijaksana memaksakan orang yg sedang kesulitan utk memberi
keuntungan kepada kita. Bahkan belum tentu dgn uang hutang itu dia bisa mencukupi kebutuhan
dirinya sendiri. Jika seseorang yg berhutang dalam kesulitan pada saat jatuh tempo Islam
menganjurkan utk memberi tenggang waktu sampai dia berada dalam kemudahan utk melunasi
hutangnya itu. Bahkan yg lbh baik adl dgn menyedekahkan hutang itu kepadanya jika diketahui
bahwa dia memang tidak mampu mengembalikannya krn dgn demikian ia telah memberinya
kemudahan. Dan barangsiapa yg memudahkan urusan saudaranya niscaya Allah akan
memudahkan urusannya di dunia maupun di akhirat. Wallahu a’lam. Al-Islam - Pusat Informasi
dan Komunikasi Islam Indonesia
Nikmatnya Ber Islam
1
Nikmatnya Ber Islam
General category
Ustadz Muhammad IrfanNikmat-ni’mat Allah yg di berikan kepada kaum muslimin membikin
iri orang-orang yahudi dan nasrani sehingga mereka berupaya agar kaum muslimin tidak
mengamalkan agama ini atau bahkan mereka berusaha mengeluarkannya dari agama Islam utk
mengikuti agama mereka.Sesungguhnya sebesar-besar ni’mat Allah atas Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ni’mat Islam. Dimana Allah mengutus kepada mereka
seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri yg mereka kenal nasabnya dari sebaik-baiknya
nasab.Allah berfirman : “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yg beriman
ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri yg
membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah membersihkan mereka dan mengajarkan kepada
mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum itu mereka adl benar-benar dalam
kesesatan yg nyata. “.Dengan diutusnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam Allah
mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya dari kelalaian menuju kesadaran dari
perpecahan menuju persatuan dari permusuhan menuju persaudaraan dari kehinaan menuju
kemuliaan dari kehancuran menuju keselamatan dan dari tepi neraka menuju taman-taman
surga.Allah memilihkan bagi mereka agama yg kokoh dan sempurna dalam masalah aqidah
ibadah muamalah akhlaq politik dan sebagainya. Maka putus asalah upaya musuh – musuh Islam
utk menghancurkan Islam menyelewengkan serta mengurangi ajarannya.Allah berfirman : “Pada
hari ini orang-orang kafir telah putus asa utk agamamu sebab itu janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Ku- sempurnakan utk kamu agamamu dan
telah Ku-cukupkan padamu ni’mat-Ku dan telah Ku- ridhoi Islam itu jadi agama bagimu.” .Dan
sungguh Allah bersaksi atas kesempurnaan agama ini dan menjadikannya sebagai penutup segala
risalah serta Allah mewajibkannya kepada segenap manusia dan jin utk mengikutinya pada tiap
waktu serta pada tiap generasi. Dan Allah tidak akan pernah menerima amalan hamba-Nya yg
beragama dgn selain agama Islam serta memasukkannya dalam golongan yang merugi.Allah
berfirman : “Barang siapa mencari agama selain agama Islam maka sekali-kali tidaklah akan
diterima daripadanya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yg rugi.” {QS.
Ali Imran : 85}.Allah juga berfirman : “Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam.”
{QS.
Ali Imran : 19 }Allah juga menjamin utk menjaga agama ini dari hawa nafsu orang-orang yg
sesat dan dari tangan-tangan musuh Islam yg ingin menghancurkan Islam.Allah berfirman :
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah dgn mulut mereka dan Allah tidak
menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang yg kafir tidak
menyukai. “.“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dgn mulut mereka dan Allah tetap
menyempurnakan cahaya-Nya meski orang-orang kafir benci. “.“Sesungguhnya Kamilah yg
menurunkan Al-Qur’an dan sesengguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” .Dan Allah juga
berjanji kepada pengikut agama ini utk memuliakannya serta menolong dari tipu daya musuhmusuhnya jika mereka beriman dan mengerjakan amal shaleh.Allah berfirman : “Dan Allah telah
berjanji kepada orang-orang yg beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yg shaleh
bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yg sebelum mereka berkuasa dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yg telah diridhai-Nya utk mereka dan Dia benar-benar akan menukar mereka
sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku
dgn tiada mempersekutukan sesuatu apapun dgn Aku. Barang siapa yg kafir sesudah itu maka
mereka itulah orang-orang yg fasik.” .Sesungguhnya agama ini mempunyai banyak musuh pada
zaman pertama kali wahyu diturunkan dan juga pada tiap tempat dan waktu. Dan ini sudah
menjadi Sunnatullah bahwa tiap pembawa kebenaran yg mengamalkan serta menda’wahkannya
pasti mendapatkan perlawanan dari pembawa kebathilan dan penyerunya yaitu setan dan bala
tentaranya.Allah berfirman : “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh yaitu
syaitan- syaitan manusia dan jin sebahagian yg lain perkataan-perkataan yang indah-indah utk
menipu . Jikalau Tuhanmu menghendaki niscaya mereka tidak mengerjakannya maka
tinggalkanlah mereka dan apa yg mereka ada-adakan. “{QS. Al-An’am : 112}.“ Dan seperti
itulah telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi itu musuh dari orang-orang yg berdosa. Dan
cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong.” .Mereka berusaha utk
menghalangi kaum muslimin dari agamanya memberikan keragu-raguan pada aqidah mereka
serta menimbulkan permusuhan di antara kaum muslimin utk memecah belah mereka. Mereka
kerahkan segala kemampuan mereka utk menghalangi kaum muslimin yang akan mempelajari
serta mengamalkan agamanya. Dan ini dinyatakan oleh iblis dihadapan Allah bahwa dia akan
menghalangi manusia dari jalan kebenaran dari segala penjuru.Allah berfirman : “Iblis menjawab
: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat saya benar- benar akan mereka dari jalan
Engkau yg lurus kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang mereka dari
kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur .
“.Nikmat-ni’mat Allah yg di berikan kepada kaum muslimin membikin iri orang-orang yahudi
dan nasrani sehingga mereka berupaya agar kaum muslimin tidak mengamalkan agama ini atau
bahkan mereka berusaha mengeluarkannya dari agama Islam utk mengikuti agama mereka.Allah
berfirman : “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk {yang
benar}. “Dan sesungguhnya jika kamu mau mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan
datang kepadamu maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” {QS. AlBaqarah : 120}.Oleh krn itu kita sebagai kaum muslimin wajib utk mensyukuri ni’mat-ni’mat
Allah tersebut mengakui serta menjaganya niscaya Allah akan menambah ni’mat-Nya kepada
kita. Akan tetapi tatkala kita mengingkari ni’mat Allah kepada kita apabila ni’mat yg besar ini
Allah akan menggantikannya dgn adzat-Nya yg pedih.Allah berfirman : “Dan tatkala Tuhanmu
memaklumkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah kepadamu dan
jika kamu mengingkari maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. “.Kita minta kepada Allah
agar kita di beri kemudahan utk bersyukur kepada-Nya dan juga kita meminta kepada-Nya utk
menjaga agama kita serta kita memohon agar meninggal dalam keadaan tetap memeluk agama
Islam. Amin Ya Rabbal ‘alamin.Wallahu a’lam bish shawab.Sumber : BULETIN DAKWAH
AT-TASHFIYYAH Surabaya Edisi : 08 / Dzulhijjah / 1424
Download