Lingkungan Hidup Terbatas

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Business Ethics
and Good
Governance
Pokok Bahasan:
Business and Environmental
Sustainability
Fakultas
Program Studi
Ekonomi
Magister
Management
Tatap Muka
09
Kode MK
Disusun Oleh
35040
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Abstract
Kompetensi
Matakuliah ini bertujuan mencerahkan
mahasiswa tentang perlunya
mengimplentasikan etika dalam dunia
bisnis yang ditekuninya.
Mahasiswa diharapkan mempunyai
pemahaman dasar etika dan mampu
mengapresiasi, menganalisa,
mendiskusikan dan mengevaluasi
secara kritis problem-problem etika
dalam dunia bisnis dan manajemen.
Pembahasan
1. Pendahuluan
Krisis lingkungan hidup yang terjadi saat ini baik dalam skala nasional maupun global,
sudah sampai pada tahap yang serius dan mengancam eksitensi planet bumi di mana
manusia, hewan dan tumbuhan bertempat tinggal dan melanjutkan kehidupannya. Manusia
modern dewasa ini sedang melakukan perusakan secara perlahan, akan tetapi nyata
terhadap sistem lingkungan yang menopang kehidupannya.
Salah satu indikator kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh degradasi lahan
cukup nyata di depan mata dan sudah sangat sering kita alami, seperti banjir tahunan yang
semakin besar dan meluas, erosi dan sedimentasi sungai dan danau, tanah longsor,
kelangkaan air (kuantitas dan kualitas) yang berakibat terjadinya kasus kelaparan di
beberapa wilayah negara. Polusi air dan udara, pemanasan global, perubahan iklim,
kerusakan biodiversitas, kepunahan spesies tumbuhan dan hewan serta ledakan hama dan
penyakit merupakan gejala lain yang tak kalah seriusnya yang sedang mengancam
kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan di planet bumi ini.
Berbagai kasus kerusakan lingkungan yang terjadi baik dalam lingkup global maupun
nasional tersebut sebenarnya berakar dari perilaku manusia yang tidak bertanggungjawab
terhadap lingkungannya. Sebagai contoh dalam lingkup lokal, penebangan liar dan
perusakan ekosistem hutan yang terjadi hampir seluruh pulau di negara kita, pencemaran
lingkungan yang telah akut di Sumatera Utara, serta kerusakan lingkungan dan pencemaran
di Irian Jaya yang sebenarnya merupakan perbuatan manusia yang tidak bertanggungjawab.
Masalah lingkungan hidup baru mulai disadari sepenuhnya dalam tahun 1960-an.
Sekaligus disadari pula bahwa masalah itu secara langsung atau tidak langsung disebabkan
oleh bisnis modern, khususnya oleh cara berproduksi dalam industri yang berlandaskan ilmu
dan teknologi maju. Sekarang polusi yang disebabkan oleh bisnis modern mencapai suatu
tahap global dan tidak terbatas pada beberapa daerah industri saja. Pertanian dan
peternakan yang dijalankan dengan cara bisnis besar-besaran tidak terluput lagi dari
pencemaran umum itu, sebaliknya sektor-sektor itu pun mempunyai andil besar dalam
merusak lingkungan hidup. Kini kita sungguh-sungguh mengalami krisis lingkungan hidup.
2015
2
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Mengapa sampai krisis? Karena sebagai akibat pencemaran dan perusakan lingkungan,
kelanjutan hidup sendiri terancam di bumi kita, termasuk hidup manusia.
Ledakan reaktor nuklir di Chernobyl, Ukraina (dulu masuk Uni Soviet) terjadi tanggal
26 April 1986. Ledakan yang terjadi di reaktor nomor 4 melepaskan radioaktif yang
diperkirakan tiga kali lebih besar dari pemboman atom di Hiroshima. Sekitar 50 ton bahan
bakar nuklir dilepaskan ke dalam atmosfer dalam bentuk uap dan partikel-partikel halus,
dan 70 ton lagi dilemparkan ke sekitar kompleks dalam bentuk bongkahan. Segera sesudah
kejadian itu korban berjatuhan, termasuk 300-an lebih kematian dalam operasi
pembersihan. Berapa persis jumlah kematian dan gangguan kesehatan lainnya akibat
bencana itu sulit diketahui.
Menurut perkiraan beberapa ahli, dalam 50 tahun sesudah kecelakaan itu antara
50.000 dan 250.000 orang di bekas Uni Soviet dan seluruh Eropa akan meniggal akibat
kanker dan penyakit lain yang disebabkan oleh musibah di Chernobyl. Kecelakaan Chernobyl
dikelilingi oleh suasana ketertutupan yang menandai rezim komunis, sehingga angka
kematian sebagai akibat dari kecelakaan tersebut tidak akan pernah diketahui. Dampak
buruk dari musibah nuklir di Chernobyl dirasakan bukan saja di Ukraina dan republik-repulik
Uni Soviet lain, melainkan juga di seluruh Eropa. Kira-kira 130.000 penduduk di sekitar lokasi
kecelakaan harus dipindahkan secara permanen. Di sekitar lokasi, tanah tercemar oleh
radiasi nuklir sehingga kesehatan penduduk terancam untuk jangka waktu lama (terutama
kemungkinan mendapat penyakit kanker atau kelainan pada keturunan). Lebih kurang 400
hektar hutan pinus hancur seketika karena radiasi. Tiga sungai di kawasan itu tercemar
radioaktif. Hasil bumi, daging ternak, susu sapi, dan lain-lain ikut terkontaminasi. Diketahui
juga kemudian bahwa antara 1966 dan 1985 di Uni Soviet sudah terjadi 10 kecelakaan serius
reaktor nuklir, tapi dampak negatif dari semuanya itu, terutama data tentang kematian,
tidak boleh diumumkan.
Secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh bisnis modern dengan cara
produksi yang besar-besaran. Krisis lingkungan hidup disadari secara langsung atau tidak
langsung disebabkan juga oleh bisnis. Polusi yang disebabkan oleh bisnis modern mencapai
suatu tahap mengkhawatirkan. Pertanian dan peternakan yang dijalankan secara besarbesaran menghasilkan produksi tanaman yang berkelanjutan dengan cara yang modern
2015
3
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
baru timbul bersamaan dengan terjadinya revolusi industri. Dengan sistim produksi
massal ini, pabrik-pabrik akan beroperasi pada tingkat hasil yang optimum.
Permasalahan yang timbul antara lain: Pertama, bisnis modern mengandaikan
bahwa komponen-komponen lingkungan seperti air dan udara merupakan barang umum,
sehingga penggunaannya tidak terbatas. Kedua, diandaikan pula bahwa sumber daya alam
seperti air dan udara itu persediaannya tidak tak terbatas.
Akibat dari semua kebijakan yang berpedoman pada kemajuan tekhnologi, ekonomi,
dan produktivitas adalah terganggunya keseimbangan lingkungan hidup. Daya regenaerasi
alam tidak dapat berkembang sewajarnya karena tidak mampu mengimbangi laju eksploitasi
yang dilakukan oleh manusia. Demikian juga daya dukung bumi mengalami kejenuhan
(ecological over stress) akibat terus menerus dikuras di luar batas kewajaran. Penggunaan
sumber-sumber daya alam secara tak terkendali oleh negara-negara kaya dan adikuasa,
yang mengandalkan teknologi nuklir, dan kimia, telah memberikan gambaran yang negatif
terhadap masa depan manusia dan lingkungan hidup.
2.
Permasalahan Lingkungan Hidup
Jumlah penduduk dunia masih terus bertambah denga laju rata-rata sekitar 1,6
persen/ tahun atau sekitar 80 juta orang/ tahun. Mereka ini semua memerlukan tambahan
produksi pangan , energi, rumah, dan kebutuhan hidup lain. Ironisnya sebagian besar
pertambahan penduduk terjadi di negara-negara sedang berkembang dan negara miskin,
yang tidak mampu unuk mendukung kehidupan mereka sendiri. Sebagai akibatnya,
terjadilah kerusakan lingkungan yang semakin parah di negara miskin itu. Di banyak negara
miskin, eksploitasi sumber daya alam semaksimal mungkin dikarenakan untuk menutup
utang luar negerinya, misalnya hutan. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan daging yang
murah di amerika Serikat, beribu hektar hutan tropis di Amerika Latin di ubah menjadi
daerah peternakan tanpa memperhatikan pencagaran tanah. Maka erosi beratpun terjadi.
Hal yang juga dapat dianggap sebagai penyebab kerusakan
lingkungan akibat
eksploitasi tak terkendali oleh ulah manusia adalah paham manusia sendiri tentang dirinya
dalam berhadapan dengan alam. Paham antroposentrisme masih dipegang manusia.
Demikian juga pemikiran dan moral lingkungan hidup tetap terpusatkan pada manusia
(human centered ethic). Manusia menjadi jantung perhatian dalam pembahasan tentang
2015
4
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
lingkungan hidup. Hal yang menjadi pertimbangan utama adalah peningkatan kesejahteraan
dan kebahagiaan manusia di dalam alam semesta.
Hal lain yang menyebabkan tindakan eksploitasi terhadap lingkungan yang tak
terhindarkan adalah apabila manusia dihadapkan pada tuntutan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang utama, untuk memenuhinya manusia akan memilih cara yang lebih
mudah untuk dilakukan. Tuntutan hidup telah mengharuskan, misalnya membuka lahan
tanpa harus mengedepankan pertimbangan lingkungan.
Akumulasi Bahan Beracun
•
Pembuangan limbah industri pabrik kimia ke sungai atau laut
•
Penggunaan pestisida
•
Penggunaan herbisida
•
Penggunaan fosfat untuk deterjen
•
Banyak jenis platik, misalnya polystyrene
Efek Rumah Kaca
•
Naiknya suhu permukaan bumi disebabkan oleh efek rumah kaca/greenhouse effect.
•
Panas yang diterima bumi karena penyinaran matahari terhalang oleh partikelpartikel gas CO2 yang terlepas dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak
bumi, batubara yang diproduksi oleh pabrik dan kendaraan bermotor.
Perusakan Lapisan Ozon
•
Adanya pelepasan bahan CPC ke udara
– Kaleng penyemprotan aerosol
– Lemari es
– Alat penyejuk ruangan
– Karet busa
•
Dengan berlubangnya lapisan ozon radiasi ultraviolet dari matahari mencapai
permukaan bumi.
2015
5
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
– Mengakibatkan penyakit kanker kulit, penyekit mata katarak, penurunan
kekebalan tubuh, kerusakan bentuk-bentuk kehidupan dalam laut dan
tanaman di darat.
Hujan Asam
•
Hujan asam dengan kadar keasaman tinggi dapat menyebabkan gangguan
pernapasan pada manusia. Kabut yang mengandung asam sulfat bersama-sama
dengan udara terhisap dan masuk ke dalam saluran pernapasan manusia dapat
merusak paru-paru.
•
Menyebabkan korosi dan merusak bangunan.
•
Tumbuhan menjadi layu, kering dan mati.
•
Merusak ekosistem perairan.
Deforestasi dan Penggurunan
•
Penebangan hutan dan pembakaran hutan
– Erosi.
– Pendangkalan laut dan sungai.
– Kualitas tanah menurun, menjadi tidak subur.
– Kesedian air tanah menjadi berkurang.
– Terjadi perembesan air laut ke dalam darat, akitbat dari penghisap air tanah.
3.
Lingkungan Hidup dan Ekonomi
Berbagai masalah lingkungan yang didorong oleh penguasaan ilmu dan teknologi
sangat terkait dengan bidang perekonomian modern yang berpolakan kapitalistik, dengan
tujuan utama produksi untuk perolehan laba perusahaan. Hanya perusahaan yang
memperoleh laba besar yang dapat bertahan dalam persaingan yang semakin bebas dan
ketat. Dalam persaingan demikian biasanya perusahaan meningkatkan labanya dengan cara
menekan biaya produksi serendah mungkin. Itu jugalah yang dilakukan oleh pengusaha
ketika mengeksploitasi kekayaan alam.
2015
6
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dengan biaya serendah mungkin yang dicurahkan hanya untuk bisa menggali
kekayaan alam maka usaha perbaikan dan pemulihan kembali keadaan alam, menjadi
terabaikan. Yang dilakukan adalah sekedar mengambil apa yang perlu, lalu sesudah itu
meninggalkannya begitu saja. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh banjir, misalnya,
sering kali disebabkan oleh penebangan hutan seperti di lereng-lereng gunung, untuk
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian atau pemukiman baru. Akibat penebangan yang
dilakukan secara liar, air tidak bisa meresap ke dalam tanah, yang berubah menjadi banjir.
Begitu juga dengan polusi udara yang diakibatkan oleh asap dari berbagai pabrik
raksasa dan berbagai substansi kimiawi beracun, dan segala bentuk sampah lain yang
dibuang begitu saja atau dialirkan ke dalam sungai, dan dihembuskan melalui cerobongcerobong pembuangan ke dalam atmosfer. Demi biaya serendah-rendahnya maka
pengolahan sampah dan berbagai limbah pabrik dan industri tidak lagi diperhatikan.
Lingkungan Hidup sebagai the Commons
•
Lingkungan hidup sebagai ranah umum, dianggapnya tidak ada pemilik dan tidak ada
kepentingan pribadi (dulu).
•
Dengan
adanya kepemilikan dalam kuantitas besar oleh orang-orang kaya,
lingkungan hidup menjadi ranah pribadi atau private.
•
Dengan adanya pertumbuhan penduduk lingkungan hidup diperuntukkan untuk
perumahan, adanya privatisasi.
Lingkungan Hidup Terbatas
•
Dulu sumber daya alam itu tak terbatas.
•
Dengan adanya bisnis modern, sumber daya alam menjadi langka, memiliki nilai
ekonomis.
•
Lingkungan hidup menjadi internalis, penggunaan sumber daya alam harus
diperhitungkan dengan cermat terutama di dalam perhitungan harga pokok barang
yang akan dijual.
2015
7
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pembangunan Berkelanjutan
•
Pembangunan ekonomi selalu harus memanfaatkan sumber daya alam sedemikian
rupa sehingga generasi sesudah kita dapat melanjutkan pembangunan yang kita
jalankan sekarang ini. Atau rumusan negatifnya.
•
Pembangunan ekonomi sekarang ini tidak boleh merusak atau mengurangi kualitas
lingkungan hidup, sehingga untuk generasi mendatang tidak lagi tersisa cukup guna
memenuhi kebutuhan merek.
4.
Pembangunan Berkelanjutan dapat Mendamaikan Pandangan Ekonomi dan
Lingkungan Hidup
•
Kelompok
yang
mendukung
pertumbuhan
ekonomi
dan
yang
menolak
pertumbuhan.
– Pertumbuhan tetap dimungkinkan,asalkan masa depan terbuka prospek
ekonomi yang berkualitas sama.
•
Kelompok yang menomorsatukan lingkungan hidup dan menomorsatukan ekonomi
yang berdasarkan teknologi maju.
– Adanya konsensus untuk bersama-sama melestarikan lingkungan hidup demi
massa depan bumi kita.
– Kelompok satu tidak perlu mengorban kelompok yang lainya.
Sejak tahun 1980-an dapat dikatakan agenda politik lingkungan hidup mulai
dipusatkan pada paradigma pembangunan berkelanjutan. Istilah ini muncul pertama kalinya
dalam World Conservation of Nature (1980), yang lalu dipakai oleh Lester R. Brown dalam
buku Building a suistainable Society (1981). Sebuah langkah penting dalam refleksi tentang
konsekuensi masalah lingkungan hidup untuk ekonomi adalah laporan dari World
Commision on enironmental and Development (WCED), yang diberi judul Our Common
Future, ”Masa Depan Kita Bersama” (1987), pengertian sustainable developmen,
”pembangunan berkelanjutan” , menjadi populer.
2015
8
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Oleh WCED pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai ”pembangunan yang memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dari generasi sekarang, tanpa membahayakan kesanggupan generasigenerai mendatang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri” (Bartens, 2000:
320-321). Maksud yang ingin disampaikan dalam pengertian ini adalah bahwa
pembangunan ekonomi, yang selalu harus memanfaatkan sumber daya alam, dijadikan
sedemikian rupa, sehingga generasi mendatang dapat melanjutakan pembangunan yang
kita jalankan sekarang.
Dengan istilah pembangunan berkelanjutan dengan segalla pengertian dan semangat
dasar yang terkandung di dalamnya, maka pertentangan antara mereka yang
menomorsatukan lingkungan (the environmentalist) dan mereka yang menomorsatukan
ekonomi berdasarkan teknoligi maju (the industrialist) dapat diperdamaikan. Artinya,
dengan istilah itu maka yang satu tidak perlu didikorbankan demi yang lain. Dengan
pembangunan berkelanjutan maka pertumbuhan dimungkinkan, sekaligus tetap memberi
peluang di masa depan untuk pertumbuhan yang sama, karena jaminan utama untuk itu,
yakni ketersediaan sumber daya alam yang memadai, tetap terpelihara. Semangat yang
terkandung dalam pembangunan berkelanjutan semakin diperkuat dengan tercapainya
konsensus secara internasional untuk bersama-sama melestarikan lingkungan hidup demi
masa depan bumi manusia.
Di United Nations Conference on Environment and Development di Rio de Janeiro
(1992) konsensus tentang pengertian suistanable development ini telah diwujudkan, yang
kemudian dilengkapi dengan beberapa dokumen penting yang juga mnedapat persetujuan
internasional pada tahun-tahun berikutnya. Dengan pencapaian konsensus internasional
tersebut yang telah dilengkapi dengan penjabaran lebih kongkrit dalam beberapa dokumenmaka pembangunan berkelanjutan sudah tidak merupakan suatu konsepsi teoritis saja.
Dengan adanya kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi, manusia bukan lagi hanya mengalami kemajuan di bidang pertanian, tetapi juga
di berbagai bidang kehidupan lainnya. Dengan kemajuan yang dicapainya manusia mulai
mengembangkan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, sebagai alternatif di luar
bidang pertania. Abad ke delapan belas dan sembilan belas merupakan awal terbentuknya
masyarakat industri yang telah merintis suatu gerakan raksasa dalam penggunaan energi
2015
9
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan penemuan cara menguraikan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas
bumi.
Dari penemuan-penemuan itu telah dihasilkan berbagai jenis produksi yang
dimanfaatkan produksi yang dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan
peningkatan taraf hidup manusia. Akan tetatpi, bersamaan dengan berbagai manfaat yang
diperoleh dari kemajuan tersebut, telah terjadi serangkaian krisis lingkungan hidup, mulai
dari yang berskala kecil hingga yang berskala besar. Sebagai contoh, Kebocoran Pabrik
Pestisida milik Union Carbide d kota Bhpal, India, dan musibah reaktor nuklir di Chernobyl,
Uni Soviet. Kasus Bhopal terjadi 20 tahun silam, tepatnya pada malam hari 3 Desember
1984. Kebocoran besar terjadi pada sebuah tangki penyimpanan bahan gas di pabrik
pestisida milik perusahaan Amerika Serikat, Union Carbide. Tangki yang bocor itu
memuntahkan 40 ton gas beracun, yang kemudian terbang bersama angin keluar dari lokasi
pabrik. Menurut catatan resmi, gas beracun yang bergerak liar itu langsung menewaskan
1.750 orang penghuni pemukiman padat di sekitar pabrik. Mereka tewas akibat menghirup
gas panas yang membakar paru-paru. Sekitar 2.500 orang tewas pada hari berikutnya. Dan
menurut beberapa kelompok korban, setidaknya ada 8.000-an warga yang tewas dalam
beberapa hari setelah kejadian itu, serta ribuan lainnya tewas kemudian akibat berbagai
penyakit yang timbul akibat racun itu.
Bisa diyakini bahwa ada ribuan orang yang menderita buta dan ratusan ribu orang
yang mengalami gangguan kesehatan lainnya. Yang jelas, hingga hari ini puluhan warga
dikabarkan masih dalam kondisi sakit yang kronis akibat kejadian itu. Dampak dari peristiwa
tersebut masih terasa hingga sekarang, sebagaimana dilaporkan oleh seorang penulis
Perancis, Dominique Lapierre, yang hadir secara langsung di India dalam rangka
memperingati tragedi pabrik paling buruk di dunia itu. Dilaporkan bahwa lokasi di sekitar
lokasi di sekitar tragedi Bhopal, yang menewaskan ribuan orang 20 tahun silam itu, sampai
hari ini masih tercemar racun. Warga yang tinggal di daerah pemukiman padat di sekitar
lokasi tragedi itu masih juga ’dihukum’, karena terpaksa minum air yang sangat beracun.
Sebuah penelitian telah dilakukan atas sponsor BBC dan menemukan bahwa tingkat
kontaminasi pada sampel air yang berasal dari sekitar lokasi pabrik adalah 500 kali lebih
tinggi dari batas maksimum yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, WHO
(World Health Organization).
2015
10
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5.
Dasar Etika untuk Tanggujawab terhadap Lingkungan Hidup
Pembangunan yang hanya mengutamakan kemajuan dalam bidang ekonomi, telah
mengakibatkan kerusakan dan kehancuran kekayaan sosial-budaya dan kekayaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup. Telah terjadi kemiskinan yang mendalam di negara
berkmbang, karena sumber daya alamnya terkuras habis untuk membayar utang kluar
negerinya. Dengan merosotnya sumber daya alam membuat peningkatan kualitas hidup
tidak bisa dilakukan lagi, termasuk untuk meningkatkan pendidikan dan kesehatan di
negara-negara berkembang pada umunya. Hal lainnya adalah pengaruh langsung bagi
kehancuran budaya masyarakat sekitarnya, yang sangat mengantungkan hidup pada
keberadaan sumber daya alamnya.
Kondisi ini mengakibatkan cara berpikir dan cara hidup orang dengan segala
kekayaan budayanya juga terancam, bersama terancamnya eksistensi mereka oleh
punahnya keanekaragaman hayati itu. Sehingga timbulm konflik-konflik sosial-budaya di
berbagai tempat yang merupakan resiko yang harus dibayar mahal oleh diabaikannya
pembangunan sosial-budaya. Ada perasaan diperlakukan secara tidak adil, termarginalisasi,
dan terabaikan secara budaya, yang membuat identitas dan keunikan berbagai kelompok
budaya yang ada menjadi tidak terpelihara dan akhirnya menjadi punah. Untuk itu
diperlukan perubahan kebijakan dalam pembangunan nasional. Tidak boleh hanya
menitikberatkan pada pembangunan ekonomi semata, melainkan juga pembangunan sosialbudaya dan lingkungan hidup sekaligus.
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan, tentu saja
pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan. Kemiskinan mempunyai dimensi yang
lebih luas dari sekedar kemiskinan material ekonomis, tetapi juga menyangkut dimensidimensi lain seperti: sosial-budaya, spiritual, dan kualitas lingkungan hidup. Jadi, mengatasi
kemiskinan tidak hanya dengan mengeksploitasi sumber daya alam dengan tujuan jangka
pendek dan parsial saja. Dikarenakan ada banyak faktor yang ikut menentukan keberhasilan
sebuah negara dalam mengatasi kemiskinan. Faktor itu antara lain adalah kemampuan
manusia dalam menghasilkan barang dan jasa dengan nilai tambah yang tinggi.
2015
11
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Maka peningkatan sumber daya manusia perlu diagendakan dan dilaksanakan agar
tekanan pada pengandalan sumber daya alam dalam mengatasi kemiskinan, bisa diperkecil.
Dengan demikian maka paradigma pembanguna berkelanjutan perlu dijadikan teori
normatif, yang medesak kita untuk meninggalkan sikapkan sikap menjadikan pembangunan
ekonomi sebagai satu-satunya tujuan pembangunan nasional. Dengan intregasi ketiga aspek
(ekonomi, sosial-budaya, lingkungan hidup), kemajuan dan prestasi ekonomi yang kita capai
akan lebih tepat sasaran, karena kita meletakkan dalam kerangka lingkungan hidup, dan
sosial-budaya. Inilah pembangunan yang lebih menjamin peningkatan kualitas hidup
manusia dalam segala dimensinya, dan sekaligus bis lebih berkelanjutan.
Hubungan Manusia dengan Alam
•
Ciri khas dari sikap manusia modern adalah usahanya untuk menguasai dan
menaklukkan alam.
– Alam dipandang bagaikan binatas buas yang perlu dijinakan oleh manusia.
•
Dengan metode ilmu pengetahuan baru (Descrates 1596-1650), kita dapat menjadi
penguasa dan pemilik alam.
– Manusia di satu pihak dan alam di pihak lain, yang kemudian diolah,
dikerjakan dan dimanfaatkan sesuai dengan tujuan manusia.
•
Pendekatan teknokratis, yaitu cara mendekatkan kita dengan, kita akan mendapat
manfaat dari alam.
– Alam dilihat sebagai sarana.
– Alam didekati dengan kekerasan, destruktif, digali, dibongkar, untuk
mendapatkan sumberdaya alam.
Prinsip Lingkungan Hidup
•
Etika lingkungan hidup menuntut manusia untuk berinteraksi dalam alam semesta.
Dengan ini bisa dikemukakan bahwa krisis lingkungan global yang kita alami saat ini
sebenarnya bersumber pada kesalahan pemahaman atau cara pandang manusia
mengenai dirinya, alam, dan tempat manusia dalam keseluruhan ekosistem.
•
Kesalahan cara pandang ini bersumber dari etika antroposentrisme, yang
memandang bahwa manusia sebagai pusat alam semesta, dan hanya manusia yang
2015
12
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mempunya nilai, sementara alam dan segala isinya sekedar alat bagi pemuasan
kebutuhan dan kepentingan hidup manusia.
Gambar 1. Prinsip-prinsip Lingkungan Hidup
Implemtasi Tanggung jawab terhadap Lingkungan Hidup
•
Siapa yang harus membayar?
•
Bagaimana beban dibagi?
•
Etika dan hukum lingkungan hidup
Hak dan Deontologi
•
Setiap manusia berhak atas lingkungan berkualitas yang memungkinkan dia untuk
hidup dengan baik.
•
Lingkungan yang berkualitas tidak saja merupakan sesuatu yang sangat diharapkan,
tetapi juga sesuatu yang harus direalisasikan karena menjadi hak setiap manusia.
•
Tetapi hak atas lingkungan yang berkualitas bisa saja mengalahkan hak seseorang
untuk memakai miliknya dengan bebas.
2015
13
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Utilitarisme
•
Dalam perspektif utilitarisme, sudah menjadi jelas bahwa lingkungan hidup tidak lagi
boleh diperlakukan sebagai suatu eksternalitas ekonomis.
•
Menurut utilitarisme, suatu perbuatan adalah baik, kalau membawa kesenangan
paling besar atau dengan kata lain kalau memaksimalkan manfaat. Kiranya sudah
jelas, pelestarian lingkungan hidup membawa keadaan paling menguntungkan untuk
seluruh umat manusia, termasuk juga generasi-generasi yang akan datang.
Keadilan
•
Pendasaran bagi tanggung jawab untuk melestarikan lingkungan hidup, dapat dicari
juga dalam tuntutan etis untuk mewujudkan keadilan.
•
Keadilan di sini harus dipahami sebagai keadilan distributif, artinya keadilan yang
mewajibkan kita untuk membagi dengan adil. Sebagaimana sudah kita lihat,
lingkungan hidup pun menyangkut soal kelangkaan dan karena itu harus dibagi
dengan adil.
6.
Kesimpulan
Secara umum pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan output
barang atau jasa yang dihasilkan dalam aktivitas ekonomi suatu kelompok masyarakat
dalam periode waktu tertentu. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi dilaksanakan
berbagai
kegiatan
pembangunan.
Kegiatan
Pembangunan
merupakan
upaya
mengkombinasikan kemampuan, sumberdaya, dan aset dalam paket tertentu sedemikian
rupa sehingga dapat memperoleh hasil atau nilai tambah yang lebih baik. Dalam
menggunakan sumberdaya tersebut, lebih-lebih untuk sumberdaya alam, ada batas-batas
tertentu yang tidak dapat dilampaui. Batas-batas ini disebut sebagai nilai kritis atau ambang
keberlanjutan (sustainability threshold) dari sumberdaya yang bersangkutan. Apbila
eksploitasi suatu sumberdaya alam melebihi nilai kritisnya akan mengakibatkan
keberlanjutan produksi sumberdaya alam yang bersangkutan terhambat dan keseimbangan
lingkungan terganggu.
2015
14
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam upaya melawan tekanan eksternal, maka suatu ekosistem akan mengadakan
respon dalam bentuk proses non linear dan tidak mudah diukur secara kuantitatif. Respon
ini dapat dalam bentuk berubahnya ekosistem lingkungan hidup, dapat pula dalam bentuk
berubahnya kualitas atau kuantitas dari lingkungan hidup tersebut. Untuk mengukur
perubahan kuantitas dan kualitas lingkungan ini, yang lebih praktis dan bijaksana adalah
dengan menggunakan ukuran dampak lingkungan hidup (environmental impact) terhadap
ekosistem dari pelaku pemerosotan eksternal sumberdaya alam tertentu sebagai suatu
indeks kualitas lingkungan hidup.
Manusia tergantung pada ekosfir tidak hanya karena keperluan biologisnya semata
(misalnya keperluan oksigen, air, makanan dan sebagainya), tetapi juga untuk aktivitas
produktifnya yang berlangsung sebagai upaya mengejar pertumbuhan ekonomi dengan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara kontinyu. Jadi manusia dalam aktivitasnya
cenderung menimbulkan dampak pada lingkungannya.
Kemerosotan lingkungan hidup dapat terjadi karena pengaruh dari luar sistem, yaitu
adanya tekanan terhadap ekosistem yang menimbulkan dampak lingkungan sehingga
mengurangi kemampuannya untuk menyesuaikan diri. Jika tekanan itu berlanjut maka
dalam jangka waktu tertentu ekosistem yang bersangkutan dapat berubah atau bahkan bisa
pula menjadi hancur dan menghilang. Kemerosotan (kerusakan) lingkungan hidup yang
timbul bersifat dapat dipulihkan kembali kepada keadaannya semula (reversible), namun
adapula kerusakan yang sifatnya permanent, sehingga tidak dapat dikembalikan lagi kepada
keadaan yang semula (irreversible), keadaan demikian ini berarti manfaat lingkungan akan
rusak untuk selamanya
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas, yaitu:
•
Banyak orang berkeyakinan bahwa peranan etika bisnis tidak boleh bersifat
sementara saja karena menyangkut suatu aspek hakiki dari bisnis.
•
Bisnis sendiri dan semua pihak yang terlibat didalamnyaakan dirugikan bila segi etika
ini diabaikan. Karena itu, etika sepatutnya diberi tempat juga bila kita mendidik dan
melatih orang muda yang ingin memilih bisnis sebagai profesinya.
2015
15
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
•
Dari hasil studi ini, diharapkan dapat tercapai 3 tujuan utama, yaitu:
(1)
Menanamkan atau meningkatkan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam
bisnis;
(2)
Memperkenalkan argumentasi moral, khususnya dibidang ekonomi dan
bisnis, serta membantu pebisnis atau calon pebisnis dalam menyusun
argumentasi moral yang tepat;
(3)
Membantu pebisnis atau calon pebisnis untuk menentukan sikap moral yang
tepat di dalam profesinya.
•
Selain tiga tujuan pokok tadi, pantas ditambahkan lagi tujuan-tujuan yang selalu
diharapkan dapat terwujud melalui studi humaniora pada umumnya dan studi
filsafat pada khususnya, antara lain menyediakan wawasan yang luas, melatih orang
berfikir kritis dan bernuansa, menghindari pendekatan hitam putih, dan sebagainya.
2015
16
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Bartens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Jogyakarta: Penerbit Kanisius.
Hartman, Laura P., and Joe DesJardins. 2011. Business Ethics: Decision Making for Personal
Integrity & Social Responsibility, Second Edition. McGraw – Hill International Edition.
Monks, Robert A.G., and N. Minow. 2011. Corporate Governance, Fifth Edition. John Wiley &
Sons, Ltd.
Murdiyarso, Daniel. 2004. Protokol Kyoto, Implikasinya Bagi Negara Berkembang. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas.
Widianarko, Budi. 1998. Ekologi dan Keadilan Sosial. Jogyakarta: Penerbit kanisius.
2015
17
Business Ethics and Good Governance
Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download