MODUL PERKULIAHAN Strategic Marketing Communication Pokok Bahasan: Strategi Lingkungan Komunikasi Pemasaran Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Magister Ilmu Komunikasi Tatap Muka 08 Kode MK Disusun Oleh 52024 Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. Abstract Kompetensi Matakuliah Strategic Marketing Communication membahas tentang komunikasi pemasaran strategis baik konvensional maupun jasa, termasuk di dalamnya: strategi komunikasi pemasaran terpadu, merek dan IMC, komunikasi pemasaran strategis, dan analisis SOSTAC dan STOP-SIT. Mahasiswa diharapkan mempunyai pemahaman dasar dan mampu mengapresiasi, menganalisa, mendiskusikan dan mengevaluasi secara kritis masalahmasalah komunikasi pemasaran. Pembahasan • Lingkungan Pemasaran Lingkungan pemasaran terdiri dari semua pelaku dan kekuatan yang memengaruhi kemampuan perusahaan untuk melakukan transaksi bisnis secara efektif dengan pasar sasarannya. Perusahaan harus terus mengamati dan mengelola lingkungan pemasaran untuk mencari peluang dan mencegah ancaman. Ragam lingkungan pemasaran, yaitu: 1. Pemasaran Internal Firma saluran pemasaran—pemasok dan perantara pemasaran, termasuk penjual perantara, firma distribusi fisik, agen jasa pemasaran, dan perantara keuangan—bekerja sama untuk menciptakan nilai pelanggan. 2. Pemasaran Eksternal Lima jenis pasar pelanggan meliputi konsumen, bisnis, penjual perantara, pemerintah, dan pasar internasional. Pesaing menantang perusahaan dalam usahanya melayani pelanggan dengan lebih baik. Terakhir, beragam masyarakat mempunyai kepentingan aktual atau potensial atau dampak bagi kemampuan perusahaan untuk memenuhi tujuannya. 3. Pemasaran Interaktif Memiliki tiga karakteristik pesan: a. Penyesuaian: dapat disiapkan untuk menarik individu yang dibidik. b. Terkini: pesan dapat disiapkan dengan sangat cepat. c. Interaktif: pesan dapat diubah tergantung respons seseorang. Pemasaran langsung memiliki kelebihan: a. Kredibel: karena orang mempercayai orang lain yang mereka kenal dan hormati. b. Pribadi: dapat menjadi dialog yang sangat akrab yang mencerminkan fakta, pendapat, dan pengalaman pribadi. c. Tepat waktu: kontak bersifat dua arah sehingga ketepatan waktu penerimaan pesan dapat diandalkan. • Segi Tiga Pemasaran (Internal, Eksternal, dan Interaktif) Pemasaran internal, yaitu pemasaran oleh penyedia jasa untuk melatih dan memotivasi secara efektif karyawan yang berhubungan dengan pelanggan dan semua karyawan yang bertugas memberi pelayanan pendukung untuk bekerja sebagai suatu tim agar memuaskan pelanggan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan karyawan yang peduli terhadap pelanggan, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan melalui interaksi pekerja-pelanggan (Kotler, 1997, 2003, Quester dan Kelly, 1999). 2016 2 Strategic Marketing Communication Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Untuk perusahaan jasa seperti perguruan tinggi, internal marketing memberikan banyak manfaat dalam mencapai kesuksesan pemasaran karena lebih integratif dan merupakan proses yang berkelanjutan (Lupyoadi, 2001). Manfaat tersebut antara lain: 1. Sarana efektif untuk mengembangkan keunggulankeunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan karena internal marketing memberikan suasana keterbukaan sehingga memungkinkan penggalian informasi terutama mengenai potensi SDM. 2. Mengurangi adanya konflik karena terencananya setiap program dan partisipasi sangat ditekankan dalam setiap pengambilan keputusan. 3. Memfasilitasi adanya inovasi, karena internal marketing merupakan proses berkelanjutan dan memotivasi karyawan untuk berpikir kreatif. Mengingat pentingnya pemasaran internal bagi penyedia jasa termasuk jasa Perguruan Tinggi Swasta (PTS), maka tujuan penelitian ini mencoba untuk menghubungkan dan mencari tahu pengaruh antara pemasaran internal terhadap kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Menurut Kotler (1997, 2003) disamping pemasaran internal, ada tipe pemasaran lain yaitu pemasaran eksternal (pemasaran dengan menggunakan 4Pproduct, price, promotion, publisitas), dan pemasaran interaktif (pemasaran oleh perusahaan jasa yang mengakui bahwa nilai kualitas pelayanan amat tergantung pada mutu interaksi pembeli-penjual). Ketiga pemasaran tersebut dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Tiga Jenis Pemasaran dalam Industri Jasa (Kotler, 1997, 2003) 2016 3 Strategic Marketing Communication Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perusahaan seringkali lebih memperhatikan pemasaran eksternal dan pemasaran interaktif, namun harusnya pemasaran internal juga diberi porsi perhatian yang sama. Beberapa program umum untuk mengimplementasikan konsep pemasaran internal (internal marketing), yaitu (Lupyoadi, 2001): 1. 2. 3. 4. Training Management Support and Internal Interactive Communication Personel administration tools and human resources management Developing a service culture Quester dan Kelly (1999) mengumpulkan beberapa pendapat tentang elemen kunci kegiatan pemasaran internal yaitu: komunikasi, training, pendidikan dan informasi. Kualitas pelayanan (service quality = SERVQUAL) menurut Parasuraman, et al. (1988) dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima/rasakan (perceived service) dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan/diinginkan (expected service). Definisi Kualitas - Armand Feigenbaum (1956) mendefinisikan kualitas sebagai kegiatan untuk memenuhi harapan pelanggan. Sedangkan Kaoru Ishikawa (1986) ahli manajemen mutu dari Jepang mendefinisikan kualitas adalah kepuasan pelanggan. Jelas sudah bahwa kalau kita ingin memberikan jasa dan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan maka kita harus memuaskan pelanggan. Demikian sebaliknya dengan memuaskan pelanggan sebenarnya kita sudah memberikan kualitas dalam jasa dan pelayanan kita. Jasa yang Berkualitas 1. Visible cost of poor quality - Biaya untuk melayani komplain pelanggan. - Biaya yang timbul karena hilangnya pelanggan. - Biaya untuk melakukan pekerjaan ulang (rework). 2. Invisible cost of poor quality - Biaya untuk mengatasi publikasi negatif. - Biaya untuk menggantikan pelanggan yang hilang. - Biaya pemasaran yang lebih tinggi. Dimensi Kualitas (Zeithalm dan Berry (1988) - 2016 Tangibles (Yang Nampak/Terasa) Reliability (Keandalan) Responsiveness (Ketanggapan) 4 Strategic Marketing Communication Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - Competence (Kemampuan) Courtesy (Sopan Santun) Credibility (Kepercayaan/Kejujuran) Security (Rasa Aman) Accessability (Kemudahan Dihubungi) Communication (Komunikasi) Understanding the Customer (Pengertian) Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan maka layanan dapat dikatakan sangat memuaskan. Dan apabila kenyataan sama dengan harapan, maka layanan disebut memuaskan. Tetapi jika kenyataan lebih rendah dari yang diharapkan, maka layanan dapat dikatakan tidak memuaskan. Dimensi kualitas pelayanan menurut Parasuraman, et al. (1988) terdiri dari lima dimensi yaitu: 1. Tangibles (berwujud) yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal, yang meliputi fasilitas fisik (gedung dll) perlengkapan dan peralatan (teknologi) serta penampilan pegawainya. 2. Reliability (keandalan) yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan dapat dipercaya. 3. Responsiveness (ketanggapan) yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan. 4. Assurance (jaminan/kepastian) yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. 5. Emphaty (empati) yaitu memberikan perhatian tulus dan bersifat individual. Kepuasan merupakan tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk/jasa yang diterima dan yang diharapkan (Kotler, 1997, 2003). Dalam era globalisasi ini, perusahaan akan selalu menyadari akan pentingnya faktor pelanggan, oleh karena itu mengukur tingkat kepuasan para pelanggan sangatlah perlu, walaupun hal tersebut tidaklah semudah mengukur berat badan atau tinggi badan pelanggan yang bersangkutan. Dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan ada lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 2016 kualitas produk kualitas pelayanan emosional harga biaya 5 Strategic Marketing Communication Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada hakekatnya tujuan bisnis adalah untuk menciptakan dan mempertahankan para pelanggan. Apapun yang dilakukan manajemen tidak akan ada gunanya bila akhirnya tidak menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan (Tjiptono dan Diana, 1996). Stoner, et al. (1996) mengemukakan bahwa fokus terhadap kepuasan pelanggan telah membuahkan hasil pada beberapa perusahaan. Contohnya Ford motor Co. mengatakan bahwa mempertahankan atau memuaskan pelanggan yang sudah ada lima kali lebih baik dari pada beban perusahaan untuk menarik seorang pelanggan baru. Sedangkan Toyota melaporkan bahwa perbaikan kepuasan pelanggan justru meningkatkan pangsa pasarnya. Perbaikan kepuasan pelanggan yang dilakukan Toyota yaitu: 1. Komitmen mendalam dari manajemen puncak akan kesempurnaan, perhatian pada mutu unggul, dan mempedulikan orang berdasar komunikasi dan kerja sama. 2. Menciptakan organisasi hubungan masyarakat pada tingkat korporasi yang bertanggung jawab langsung kepada manajemen puncak. 3. Mendirikan Customer Assistance Center (Pusat Bantuan Pelanggan) dengan sasaran utama mengukur kepuasan pelanggan. 4. Menunjuk ”Action Dealers” (Agen tindakan) untuk menangani keluhan pelanggan. 5. Perhatian pada agen yang prestasinya jelek untuk membuat ”Bottom 20 Dealer Program” (Program 20 Agen Terbawah) yaitu setiap agen membuat rencana tindakan yang menggambarkan strategi mereka dalam memperbaiki mutu dan dikirim ke kantor pusat. Fornell (1992) dalam Salehuddin (1999) mengemukakan bahwa loyalitas pelanggan disebabkan oleh suatu kombinasi fungsi dari kepuasan pelanggan, rintangan pengalihan (batas-batas pengalihan) dan keluhan (voice atau complaints). Loyalitas = f (customers satisfactions, switching barries, voice). Cronin dan Taylor (1992) menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan memengaruhi kepuasan pelanggan, dan kepuasan pelanggan memberi pengaruh kuat terhadap intensi (kehendak) pembelian. Loyalitas pelanggan yang tinggi diawali dari pelanggan yang amat puas, mereka menciptakan keterkaitan emosional terhadap produk atau jasa dan bukan hanya pilihan rasional (Kotler, 1997, 2003). Beberapa perusahaan menyadari bahwa pelanggan yang merasa amat puas menghasilkan beberapa manfaat bagi perusahaan. Mereka kurang peka terhadap harga dan mereka tetap menjadi pelanggan untuk waktu yang panjang. Mereka membeli produk tambahan ketika perusahaan memperkenalkan produk yang berkaitan atau versi perbaikan. Dan pembicaraan mereka kepada rekan-rekannya menguntungkan perusahaan dan produknya. Kepuasan pelanggan yang meningkat seringkali diikuti dengan peningkatan loyalitas pelanggan. Loyalitas pelanggan yang dilakukan menurut Zeithaml, et al. (1996) meliputi: 1. Membicarakan hal-hal yang positif kualitas jasa XYZ kepada orang lain. 2. Merekomendasikan jasa XYZ kepada orang lain 2016 6 Strategic Marketing Communication Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Mendorong teman atau relasi bisnis untuk berbisnis dengan XYZ. 4. Mempertimbangkan XYZ sebagai pilihan pertama dalam membeli/menggunakan jasa. 5. Melakukan bisnis lebih banyak di waktu yang akan datang. Boulding, et al. (1993) dalam Zeithaml, et al. (1996) mengemukakan hasil dari dua studi yang telah dilakukan yaitu: - Studi 1, ada hubungan positif antara kualitas pelayanan dengan kehendak pembelian kembali dan kesediaan untuk memberikan rekomendasi. - Studi 2 – melibatkan mahasiswa-mahasiswa Universitas, ada hubungan atau mata rantai yang kuat antara kualitas pelayanan dengan kehendak berprilaku yang memiliki signifikan strategis bagi Universitas yaitu: 1. Menyatakan hal-hal yang positif tentang lembaga. 2. Bersedia menyumbangkan uang pada alumni. 3. Berusaha untuk merekomendasikan lembaganya pada majikan/pimpinan sebagai sebuah tempat untuk merekrut karyawan. • Strategi Komunikasi Pemasaran Perusahaan Jasa merupakan aktivitas yang tak berwujud dan yang memerlukan interaksi antara pelanggan dan penyedia jasa, maka tidak bisa tidak, segenap perhatian penyedia jasa haruslah berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan khususnya terhadap kualitas pelayanan sehingga pelanggan terpuaskan dan mempunyai loyalitas tinggi terhadap penyedia jasa. Untuk mendukung hal tersebut perlu adanya pemasaran internal. Pemasaran internal yaitu pemasaran oleh penyedia jasa untuk melatih dan memotivasi secara efektif karyawan yang berhubungan dengan pelanggan dan semua karyawan yang bertugas memberi pelayanan pendukung untuk bekerja sebagai suatu tim agar memuaskan pelanggan (Quester dan Kelly 1999, Kotler 1997, 2003, Lupiyoadi, 2001). Adanya pemasaran internal diharapkan dapat memicu dan memacu karyawan untuk berpikir kreatif dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan mempunyai satu kesamaan pandang untuk lebih peduli ke pelanggan. Kualitas pelayanan yang tinggi dengan lebih peduli ke pelanggan diharapkan akan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan adalah tanggapan atau tingkat perasaan pelanggan setelah menerima dan merasakan jasa secara keseluruhan (Cronin dan Taylor, 1992, Kotler, 1997, 2003, Salehudin 1999, Trybus, et al., 2000, Farrel, et al., 2001). Kepuasan pelanggan yang tinggi pada akhirnya diharapkan akan dapat menimbulkan dan meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap penyedia jasa. 2016 7 Strategic Marketing Communication Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Lingkungan Mikro Perusahaan Internal Lingkungan mikro meliputi lingkungan internal perusahaan—beberapa departemen dan tingkat manajemennya—karena lingkungan internal itu memengaruhi pengambilan keputusan pemasaran. Lingkungan Makro Lingkungan makro terdiri dari kekuatan sosial yang lebih besar yang memengaruhi keseluruhan lingkungan mikro. Kekuatan-kekuatan ini membentuk peluang dan menempatkan ancaman bagi perusahaan. Enam kekuatan yang membentuk lingkungan makro perusahaan meliputi kekuatan: – Demografis – Ekonomi – Alam – Teknologi – Politik – Budaya Lingkungan Demografis Demografi adalah studi karakteristik populasi manusia. Saat ini lingkungan demografis memperlihatkan: – Struktur usia yang berubah – Perubahan profil keluarga – Perubahan populasi geografis – Populasi terdidik dan pekerja kerah putih yang lebih banyak – Peningkatan keragaman Lingkungan Ekonomi Lingkungan ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pembelian. Lingkungan ekonomi cenderung ditentukan oleh perhatian konsumen pada nilai dan perubahan pola belanja konsumen. 2016 8 Strategic Marketing Communication Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perubahan lingkungan demografis dan lingkungan ekonomi, antara lain: – Saat ini konsumen yang terperas secara finansial sedang mencari nilai yang lebih besar— kombinasi yang tepat dari kualitas dan jasa yang baik pada harga yang wajar. – Distribusi pendapatan juga berubah. – Orang kaya semakin kaya, kelas menengah menurun, dan orang miskin tetap miskin, menghasilkan dua tingkat pasar. – Sekarang banyak perusahaan melakukan penawaran pemasaran mereka pada dua pasar yang berbeda—orang kaya dan orang miskin. Lingkungan Alam Lingkungan alam memperlihatkan tiga gejala utama: – Kelangkaan bahan mentah tertentu – Tingkat polusi yang lebih tinggi – Semakin banyaknya intervensi pemerintah dalam manajemen sumber daya alam Kepedulian lingkungan menciptakan peluang pasar bagi perusahaan yang waspada. Lingkungan Teknologi Lingkungan teknologi menciptakan peluang dan tantangan. Perusahaan yang gagal mengikuti perkembangan teknologi akan kehilangan peluang produk dan pemasaran baru. Lingkungan Politik Lingkungan politik terdiri dari hukum, badan, dan kelompok yang memengaruhi atau membatasi tindakan pemasaran. Perubahan Mendunia Lingkungan politik telah mengalami tiga perubahan yang mempengaruhi pemasaran di seluruh dunia: – Semakin banyaknya undang-undang yang mengatur bisnis. – Penegakan hukum yang kuat oleh badan pemerintah. – Penekanan tindakan tanggung jawab etika dan sosial yang lebih besar. 2016 9 Strategic Marketing Communication Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Lingkungan Budaya Lingkungan budaya terdiri dari institusi dan kekuatan yang memengaruhi: – Nilai – Persepsi – Selera – Perilaku sosial Perubahan-perubahan Budaya Lingkungan budaya memperlihatkan: – Kecenderungan menuju "kepompong" digital – Kepercayaan kepada institusi yang semakin berkurang – Peningkatan rasa patriotisme – Kepedulian terhadap alam yang semakin besar – Spiritualisme baru – Pencarian nilai yang lebih berarti dan abadi Lingkungan Pemasaran: Reaksi Perusahaan Perusahaan dapat secara pasif menerima lingkungan pemasaran sebagai elemen yang tidak dapat dikendalikan di mana mereka harus: – Beradaptasi – Menghindari ancaman – Memanfaatkan peluang yang ada Atau perusahaan dapat mengambil tindakan proaktif, bekerja untuk mengubah lingkungan dan tidak hanya bereaksi terhadapnya. Setiap saat, perusahaan harus berusaha proaktif dan tidak reaktif. • Strategic Marketing Communication Cravens Strategic Marketing adalah sebagai berikut: “strategic marketing is a market driven process of strategy development, taking into account a constantly changing business environment and the need to achieve high levels of customer satisfaction. Strategic 2016 10 Strategic Marketing Communication Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id marketing on organizational performance rather than the traditional concern about increasing sales.” David A. Aaker juga menyatakan bahwa: “Strategic market management is proactive and future oriented. Rather than simply accepting and reaction, strategy may be proactive, affecting environmental change. Thus governmental policies, costumer needs, and technological developments can be influenced and perhaps even controlled with creative, active strategies.” Istilah pemasaran berasal dari bahasa Inggris dikenal dengan nama marketing. Secara harafiah, dalam bahasa Indonesia, marketing diartikan sebagai pemasaran. Asal kata pemasaran adalah pasar, yang dipasarkan disiniadalah barang dan jasa. Memasarkan barang tidak hanya berarti menawarkan barang atau menjual saja, tetapi lebih luas dari itu dan menyangkut berbagai macam aspek berkaitan yang luas. Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 5) mengemukakan bahwa “Marketing must be understood not in the old sense of making a sale, telling and selling, but in the new sense of satisfying customer needs. If the marketer understands consumer needs; develops products and services that provide superior customer value; and prices, distributes and promotes them effectively, these products will sold easily” Kutipan tersebut memiliki arti bahwa pemasaran tidak selamanya harus diartikan dengan sebagai menjual, menjelaskan dan penjualan, tapi dalam arti baru, yaitu memuaskan atau memenuhi kebutuhan pelanggan. Jika pemasar memahami kebutuhan pelanggan; mengembangkan produk dan layanan yang memberikan nilai pelanggan yang superior; dan penetapan harga, pendistribusian dan promosi secara efektif. produk akan terjual secara mudah. Sedangkan menurut Stanton dalam buku yang dtulis Husein Umar (2005: 31) mengemukakan bahwa pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang bersifat aktual maupun potensial. Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler dan Keller (2009: 6) mengemukakan definisi formal pemasaran yaitu satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnnya. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pemasaran adalah serangkaian kegiatan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke pelanggan dimana perusahaan membuat rencara dengan menentukan harga dan promosi yang diorientasikan pada pelanggan serta memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan secara memuaskan. Pemasaran tidak hanya bertujuan untuk memuaskan pelanggan tetapi juga memperatikan semua pihak yang terkat dengan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memuaskan pelanggan dan mendapatkan keuntungan bagi perusahaan, maka diperlukan suatu strategi untuk memasarkan produknya. 2016 11 Strategic Marketing Communication Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Company Sebuah perusahaan harus dapat lebih memfokuskan kepada aspek relasional kepada pelanggannya untuk mencapai tujuan perusahaan.oleh karena itu perusahaan harus dapat menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan pelanggan dalam jangka panjang, yakni dengan menggunakan strategi, kinerja kompetensi inti, sumber daya dan koordinasi yang baik. Selain itu juga diperlukan sinergi antar departemen dalam organisasi demi penciptaan nilai, bagi terwjudnya kepuasan dan loyalitas pelanggan. Pada saat ini perusahaan telah menyadari perlunya elemen jasa pada produknya sebagai upaya peningkatan competitive advantage bisnisnya. Implikasi penting dari fenomena ini adalah semakin tingginya tingkat persaingan, sehingga diperlukan manajemen pemasaran jasa yang berbeda dibandingkan dengan pemasaran traditional (barang). Kerangka kerja strategic diketahui sebagai service triangle (gambar 2.1) yang memperkuat pentingnya orang sebagai sumber daya yang handal dalam perusahaan untuk menjaga janji mereka dan sukses dalam membangun customer relationship. Segitiga menggambarkan tiga kelompok yang saling berhubungan yang bekerja bersama untuk mengembangkan, mempromosikan, dan menyampaikan jasa. Ketiga pemain utama ini diberi nama pada poin segitiga yakni: Perusahaan ( departemen atau manajemen), Pelanggan dan Provider (Pemberi jasa). Provider dapat pegawai perusahaan, subkontraktor, atau pihak luar yang menyampaikan jasa perusahaan. Antara ketiga poin segitiga ini, tiga tipe pemasaran harus dijalankan agar jasa dapat disampaikan dengan sukses: pemasaran eksternal (external marketing), pemasaran interaktif (interactive marketing), dan pemasaran internal (internal marketing). Pada sisi kanan segitiga adalah pemasaran eksternal yaitu membangun harapan pelanggan dan membuat janji kepada pelanggan mengenai apa yang akan disampaikan. Seseorang yang mengkomunikasikan kepada pelanggan sebelum menyampaikan jasa dapat dipandang sebagai bagian dari fungsi pemasaran eksternal. Pemasaran eksternal yang merpakan permulaan dari pemasaran jasa adalah janji yang dibuat harus ditepati. Pada dasar segitiga akhir dari pemasaran jasa yaitu pemasaran interaktif atau real time marketing. Disini janji ditepati atau dilanggar oleh karyawan, subkontraktor atau agen. Ini merpakan titik kritis. Apabila janji tidak ditepati maka pelanggan tidak akan puas dan seringkali meninggalkan perusahaan. Sisi kiri segitiga menunjukan peran kritis yang dimainkan pemasaran internal. Ini merupakan kegiatan manajemen untuk membat provider memiliki kemampan ntuk menyampaikan janji-janji yaitu perekrutan, pelatihan, motivasi, pemberian imbalan, menyediakan peralatan dan teknologi. Apabila provider tidak mampu dan tidak ingin memenuhi janji yang dibuat, perusahaan akan gagal, dan segitiga jasa akan runtuh. 2016 12 Strategic Marketing Communication Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Bauran pemasaran menurut Ratih Hurriyanti (2008: 47) adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen. Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Ratih Hurriyanti (2008: 47) mengemukakan bahwa konsep bauran pemasaran tradisional terdiri atas 4P yaitu product, price, place, promotion. Sementara itu, untuk pemasaran jasa, perlu bauran pemasaran yang diperluas (expanded marketing mix for services) dengan penambahan unsur non-tradisional marketing mix yaitu people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan proses sehingga menjadi tujuh unsur (7P). Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah segala unsur-unsur dari pemasaran yang saling berhubungan dan berkesinambungan agar dapat memenuhi tujuan pemasaran. Langkah-langkah Strategic Marketing Selanjutnya dilakukan langkah-langkah antara lain: – Analisis lingkungan – Analisis perilaku konsumen – Analisis perilaku pesaing Mengenai proses strategic marketing digambarkan oleh Cravens sebagai berikut: – Marketing situation analysis – Designing marketing strategy – Marketing program development – Implementing and managing marketing strategy Enam langkah proses yang kompleks dan saling berhubungan dalam strategic marketing, yaitu: 1. Defining the character of organization’s business. 2. Specifying the purpose of the organizations. 3. Identifying organizational opportunities. 4. Formulating product market strategies 5. Budgeting financial, production and human resources. 6. Developing reformulation and recovery strategies. 2016 13 Strategic Marketing Communication Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id STV Triangle Hermawan Kartajaya (2002: 72) tiga dimensi marketing: – Strategi “how to win the market.” – Tactic “how to penetrate a market.” – Value “how to create an emotions touch.” Mengelola Bukti Managing evidence berarti mengelola peralatan yang menghasilkan jasa. Sifat jasa yang tidak berwujud, mendorong kensumen untuk memperhatikan benda berwujud yang menghasilkan jasa. Cara untuk pengusaha jasa mengelola bukti ini: – Mendesain fisik – Penampilan rupa – Harga jasa – Mengingat pemasaran jasa dengan nama besar sebuah perusahaaan – Membuat jasa berwujud – Menyeimbangkan permintaan dan penawaran 2016 14 Strategic Marketing Communication Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Cronin, J., Joseph, Jr., & Steren, A.T. Measuring Service Quality: A Reexamination and Extension. Journal of Marketing, 56 (July): 53–68, 1992. Farrel, A., Anne, S., & Geoffrey, Durden. Service Quality. Enhancement: The Role of Employees’ Service Behaviors. Aston Business School Research Institute, Aston University, Juli, 2001. Kotler, P. Manajemen Pemasaran, Marketing Management 9e, terjemahan, Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli. Penerbit Prenhallindo, Jakarta, 1997. ________. Marketing Management, Eleventh edition. Prentice-Hall International, Inc., 2003. Lupiyoadi, R. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Pertama. Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001. Malhotra, N.K. Marketing Research, Third edition. Prentice Hall, New Jersey, 1999. Parasuraman A., L.L. Berry., & Valarie, A.Z. Servqual: A Multiple- Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality. Journal of Retailing, 64 (Spring): 12–36, 1988. Quester Pascale, G., Amanda, K. Internal Marketing Practices in the Australian Financial Sector: An Exploratory Study. Journal of Applied Management Studies, 8 (Dec.): 217, 1999. Salehuddin. Pengaruh Kualitas Jasa (Service Quality) terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus pada Perguruan Tinggi Malang Kucecwara Malang). Tesis tidak dipublikasikan, Universitas Brawijaya, Malang, 1999. Stoner, James, A.F., Freeman, R. Edward, Gilbert Jr., Daniel, R. Manajemen, terjemahan, Alexander Sindoro. Penerbit PT Prinhallindo, Jakarta, 1996. Tjiptono, F., dan Diana, A. Total Quality Management. Edisi kedua. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 1996. Trybus, E., Kumar R., K. Klassen. Improving Service Quality. A Study of Parking Satisfaction at a University Campus. Proceedings of the 12th Annual CSUPOM Conference California State University, Sacramento, February 25–26: 19–25, 2000. Zeithaml, Valarie, A., Leonard, L.B., & A. Parasuraman. The Behavioral Consequences of Service Quality. Journal of Marketing, 60 (April), 31–46, 1996. 2016 15 Strategic Marketing Communication Dr. Tuti Widiastuti, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id