PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS IV PADA KONSEP STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA (Penelitian Tindakan Kelas Di MI Miftahul Huda Tebet Jakarta Selatan) Skripsi Ditujukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan OLEH : KARMILAH NIM : 809018300325 PROGRAM DUAL MODE SYSTEM PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 ABSTRAK Karmilah NIM 809018300325, “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV Pada Konsep Struktur Tumbuhan dan Fungsinya” Jurusan PGMI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran pendekatan Konstruktivisme pada konsep struktur tumbuhan dan fungsinya siswa kelas IV MI Miftahul Huda. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam kelas. Metode ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah yang sama dan difokuskan pada pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran pendekatan Konstruktivisme. Subjek penelitian tindakan kelas ini sebanyak 16 siswa kelas IV MI Miftahul Huda, Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument test, wawancara, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran pendekatan Konstruktivisme mengalami peningkatan yang signifikan, peningkatan tersebut dapat dilihat pada hasil pretest dan postest pada pra siklus dan siklus. Pada pra siklus hasil posttest nilai rata – rata 48,2 sedangkan hasil posttest nilai rata – rata mencapai 68,7. Sementara pada pelaksanaan siklus hasil yang dicapai adalah sebagai berikut : pretes nilai rata – rata 50,8 dan posttest nilai rata – rata mencapai 78,2. Persentase hasil nilai siswa yang sudah memenuhi KKM sebesar 87,5%. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran pendekatan Konstruktivisme memberi konstribusi yang besar dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas I MI Miftahul Huda. Kata Kunci : Hasil Belajar IPA, Penerapan Model Pembelajaran Pendekatan Konstruktivisme i KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah, yang dengan memuji Nya terbuka segala pintu ilmu, Berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV pada Konsep Struktur Tumbuhan dan Fungsi nya.” penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami saat menjalani proses penyelesaian skripsi. Namun berkat bimbingan dan pengarahan dari dosen pembimbing serta kesungguhan hati dan dorongan dari berbagai pihak semuanya dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. 1. Nurlena Rifai MA, Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Fauzan, MA, Ketua Prodi PGMI Dual Mode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Nengsih Junaengsih, M. Pd sebagai dosen pembimbing yang telah sabar membimbing dan mengarahkan penulis serta memberi motovasi selama proses penyusunan skripsi. 4. Seluruh dosen yang mengajar PGMI Dual Mode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ust. Ahmad Fikriansyah .SS. Kepala sekolah MI Miftahul Huda yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian. 6. Rini Fuazianti. S.Pd., obsever yang telah membantu dalam melaksanakan proses penelitian. 7. Sahabat-sahabatku kelompok bimbingan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Romelah, Iis Dahlia, Halimah, Abdullah, dan Ai Suryani. Dan ii sahabat-sahabat lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan, kasih sayang dan perhatian kepada penulis. 8. Suami dan anak-anakku tercinta yang telah memberikan motivasi serta do’a yang tidak henti-hentinya kepada penulis. 9. Ida Mustafida, S.Pd, yang telah banyak membantu dalam proses penulisan skripsi sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, mudahmudahan bantuan, bimbingan, dukungan serta do’a yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi seluruh pembaca sekalian, serta lembaga pendidikan sebagai infomasi dalam peningkatan mutu pendidikan. Jakarta, Juli 2014 Penulis iii DAFTAR ISI ABSTRAKSI.............................................................................................. i KATA PENGANTAR ............................................................................... ii DAFTAR ISI .............................................................................................. v DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1 A. LatarBelakangMasalah ........................................................ 1 B. Identifikasi Area danFokusPenelitian.................................. 4 C. PembatasanFokusPenelitian ................................................ 4 D. PerumusanMasalahPenelitian .............................................. 4 E. TujuandanKegunaanHasilPenelitian ................................... 5 BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN .................................................... 6 A. AcuanTeoritis Area danFokus yang Diteliti ........................ 6 1. HakikatBelajar ................................................................ 6 a. PengertianBelajardanPembelajaran .......................... 6 b. TujuanBelajar ........................................................... 8 c. TeoriBelajar .............................................................. 9 d. Prinsip – prinsipBelajar ............................................ 11 e. Faktor-faktor yang MempengaruhiBelajar ............... 13 2. BentukdanTipeBelajar .................................................... 13 a. BentukPerbuatanBelajar ........................................... 14 b. TipeHasilBelajar ....................................................... 16 3. HakikatPembelajaranKonstruktivisme ........................... 19 4. Pengertian Model PembelajaranKonstruktivisme .......... 20 v 5. Model PembelajaranKonstruktivisme ............................ 25 6. KelebihandanKekuranganKonstruktivisme .................... 25 B. HasilPenelitianyangRelevan ................................................ 26 C. HipotesisTindakan ............................................................... 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TempatdanWaktuPenelitian ................................................ 28 B. MetodePenelitiandanRancanganSiklusPenelitian ............... 28 C. SubyekPenelitian ................................................................. 29 D. PerandanPosisiPenelitiDalamPenelitian .............................. 30 E. TahapInterventasiTindakan ................................................. 30 F. HasilInterventasiTindakan yang Diharapkan ...................... 30 G. Data danSumber Data .......................................................... 32 H. Instrument Pengumpulan Data ............................................ 33 I. TeknikPengumpulan Data ................................................... 34 J. Analisis Data danInterpretasi Data ...................................... 35 K. PengembangandanPerencanaanTindakan ............................ 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 36 A. Deskripsi Data ..................................................................... 36 Siklus I ................................................................................. 37 Siklus II ............................................................................... 48 B. Pembahasan ......................................................................... 58 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 60 A. Kesimpulan .......................................................................... 60 B. Saran ................................................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 61 BAB V vi DAFTAR TABEL Tabel 3.1 TahapanInterventasiTindakan ................................................ 30 Tabel 3.2 Jenis Data, InstrumendanSumberData ................................... 33 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrument PenelitianStrukturAkar&Fungsinya ..... 33 Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrument StrukturDaundanFungsinya .................. 34 Tabel 4.1 HasilTesKemampuanSiswaSiklus I ....................................... 40 Tabel 4.2 KategoriHasilTesdanKemampuanSiswaSiklus I ................... 40 Tabel 4.3 PersentaseKetercapaian KKM pada Pretest Siklus I ............. 41 Tabel 4.4 PersentaseKetercapaian KKM padaProttestSiklis I ............... 41 Tabel 4.5 Data ObservasiKegiatan Guru Siklus I .................................. 42 Tabel 4.6 PersentaseHasilObservasiKinerja Guru ................................. 43 Tabel 4.7 Data ObservasiKomponenSiswaSiklus I ............................... 44 Tabel 4.8 PersentaseHasilObservasiSiswa............................................. 44 Tabel 4.9 IndikatorCatatanLapanganPadaSiklus I ................................. 45 Tabel 4.10 HasilWawancaraPembelajaran IPA denganMetodeKonstruktivisme ............................................................................................... 45 Tabel 4.11 HasilTesKemampuanSiswaSiklus I ....................................... 50 Tabel 4.12 KategoriHasilTesKemampuanSiswaSiklus II........................ 50 Tabel 4.13 PersentaseKetercapaian KKM pada Pretest Siklus II ............ 51 Tabel 4.14 PersentaseKetercapaian KKM padaProttestSiklus II ............. 51 Tabel 4.15 Data ObservasiKegiatan Guru Siklus II................................. 52 Tabel 4.16 PersentaseHasilObservasiKinerja Guru dalam Proses Pembelajaran IPA padaStrukturTumbuhandanFungsinya ..... 53 Tabel 4.17 Data ObservasiKomponenSiswaPadaSiklus II ...................... 53 Tabel 4.18 PersentaseHasilObservasiSiswaKelas IV MI Miftahul Huda Pada Proses Pembelajaran IPA .............................................. 54 Tabel 4.19 IndikatorCatatanLapanganPadaSiklus II ............................... 55 Tabel 4.20 HasilWawancaraPembelajaran IPA denganMetodeKonstruktivismepadaKonsepStrukturTumbuhandan Fungsinya ............................................................................... vii 56 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Proses TerjadinyaModifikasiStrukturKognitif .................. 22 Gambar 2.2 Tahap-tahapImplikasidan Model Konstruktivisme ........... 24 Gambar 2.3 BaganAlurPenelitianTindakanKelas ................................ 29 viii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 RPP Siklus I…………………………………………………………...62 Lampiran 2 RPP Siklus II…………………………………………………………..72 Lampiran 3 LKS Siklus I…………………………………………………………...87 Lampiran 4 LKS Siklus II………………………………………………………….89 Lampiran 5 InsturmenTes Siklus I………………………………………………...91 Lampiran 6 InstrumenTes Siklus II……………………………………………….97 Lampiran 7 Pedoman Wawancara Siswa………………………………………...102 Lampiran 8 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I………………………….104 Lampiran 9 Lembar Observasi PTK Siklus I……………………………………106 Lampiran 10 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II………………………...107 Lampiran 11 Lembar Observasi PTK Siklus II…………………………………..109 Lampiran 12 Soal Tes Siklus I……………………………………………………..110 Lampiran 13 Soal Test Siklus II……………………………………………………113 Lampiran 14 UjiValiditas, Realibilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal Uji Coba Siklus I…………...116 Lampiran 15 UjiValiditas, Realibilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal Uji Coba Siklus II…………………………...118 Lampiran 16 Analisis Butir Soal Pretest Siklus I…………………………………120 Lampiran 17 Analisis Butir Soal Posttest Siklus I…………………………………121 Lampiran 18 Analisis Butir Soal Pretest Siklus I1………………………………..122 Lampiran 19 Analisis Butir Soal Posttest Siklus I1……………………………….123 Lampiran 20 Hasil Pretest dan Posttest Siklus I…………………………………..124 Lampiran 21 Hasil Pretest dan Posttest Siklus II………………………………....125 ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana kita ketahui bahwa pada abad XXI adalah abad globalisasi, dimana pasar bebas mulai diberlakukan dan pembauran terjadi dalam banyak aspek kehidupan. Pada abad ini persaingan antar bangsa semakin ketat khususnya dalam perdagangan dan penguasaan Iptek. Perubahan abad ini begitu cepat, segala sesuatunya bergerak dan bergerak, sehingga untuk menghadapi persaingan yang sedemikian bebas dan ketat di butuhkan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Persoalan mutu SDM tentu tidak terlepasdari pendidikan, karena keunggulan di bidang SDM bisa di capai bila terdapat keunggulan dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu mutu pendidikan menjadi sangat penting dan perlu mendapat perhatian yang serius terutama pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Hal ini menuntut agar pemerintah lebih bijaksana dalam mengembangkan pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang dalam UUSPN No 20 tahun 2003 tercantum pada pasal 3 secara lengkap berbunyi sebagai berikut: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupang bangsa, bertujuan untk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”1 Ilmu pengetahuan alam (sains) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisisir, tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengelaman melalui serangkaian proses ilmiah. Sehingga siswa dapat belajar mandiri untuk mencapai hasil yang optimal. Kemampuan siswa dalam mengunakan metode ilmiah perlu dikembangkan untuk memecahkan 1 Depdiknas, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan),hal.6 1 2 masalah-masalah dalam kehidupan nyata. Bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetati juga merupakan suatu proses penemuan.”2 Oleh karena itu dalam proses pembalajaran guru harus dapat menggunakan strategi dalam mengajar dan alat peraga yang dapat menarik dan memotivasi siswa untuk belajar sungguh-sungguh terutama dalam pelajaran IPA yang merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting dalam mengenal lingkungan alam dan sekitar kita dengan baik sehingga hasil belajarnya meningkat. Hasil belajar IPA khususnya kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda masih sangat rendah, hal ini terbukti berdasarkan data yang diperoleh dari hasil ulangan IPA semeter ganjil tahun 2012/2013 ternyata hanya 8 siswa dari 16 siswa kelas satu yang memperoleh nilai mencapai KKM, jadi hanya 50 % saja yang mencapaiKKM yang ditetapkan sekolah. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA, ini terlihat pada proses belajar mengajar, pada saat mengikuti pembelajaran IPA siswa nampak tidak serius dan bersifat fasif, siswa lebih banyak mengobrol dengan teman-temanya atau berjalan-jalan dikelas daripada mendengarkan penjelasan guru. Dengan model pembelajaran seperti diatas maka hasil yang didapat siswa tidak dapat bertahan lama yang menyebabkan kebosanan dalam belajar. Mereka kurang diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, tetapi hanya langsung menerima transfer materi dari guru, sehingga siswa tidak memiliki pengalaman dalam proses belajar. Dalam pembelajaran IPA peserta didik dituntut untuk dapat menemukan pengertian sendiri, apakah itu berarti mereka diharuskan menemukan kembali prinsip-prinsip sains sejak awal, jawabannya tentu terletak pada pemahaman konsep bahwa dalam pengajaran sains yang paling utama ialah penekanan pada self construction dalam belajar dan tentu saja tidak mungkin peserta didik dituntut untuk menemukan kebenaran sains secara mutlak, dengan menerapkan penemuan dalam tahap-tahap penemuan eksploratif, penemuan bebas dan eksperimentasi, 2 Kurikulum KTSP Depdiknas 2006 3 maka sedikit demi sedikit self constrruction tersebut dapat dikembangkan.Untuk itu perlu dikembangkan suatu model pembelajaran IPA yang melibatkan siswa secara aktif dalamkegiatan pembelajaran untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-idenya. Guru hanya memberi tangga yang membantu siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus diupayakan agar siswa dapat menaiki tangga tersebut.3 Berdasarkan penjabaran diatas, maka dalam proses belajar mengajar sains perlu digunakan model pembelajaran tertentu yang lebih efektif dan disesuaikan kepada materi yang diberikan. Diantara benyak model pembelajaran sains yang lebih dirasakan dapat merangsang siswa untuk berfikir kreatif dan lebih mempunyai tanggung jawab serta dapat memiliki kecakapan hidup dalam bersosialisasi dengan lingkungannya adalah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme yang menekankan bahwa pengetahuan adalah (konstruksi) bentukan sendiri. Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil kontruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat stuktur, kategori, konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut. Pendekatan pembelajaran konstruktivisme ini termasuk pendekatan yang dapat mengaktifkan dan menyenangkan siswa, namun tidak boleh membuat siswa kesulitan atau membebani mereka. Tetapi diharapkan dengan pembelajaran konstruktivisme ini dapat meningkatkan hasil belajardan dapat memotivasi siswa dalam belajar serta bertujuan agar guru dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengajar. Berdasarkan latar belakang itulah, penulis mencoba untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran konstruktivisme dengan mengambil judul skripsi “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV Pada Konsep Struktur Tumbuhan dan Fungsinya”. 3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal.143 4 B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Berdasararkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa rendah karena siswa kurang mampu memahami konsep materi pembelajaran IPA. 2. Kurangnya keterlibatan siswa dalam memperoleh pengetahuan. 3. Suasana pembelajaran IPA kurang menarik sehingga siswa jenuh pada saat pembelajaran berlangsung. C. PembatasanFokus Penelitian Mengingat luasnya ruang lingkup dan keterbatasan waktu, agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka penulis memberi alternatif dan prioritas pemecahan masalah dalam penelitian ini, yaitu melalui pendekatan Konstruktivisme dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, antara lain: 1. Pendekatan konstruktivisme yang diterapkan adalah pendekatan yang dikembangkan oleh Piaget. 2. Materi yang diajarkan adalah materi tentang struktur tumbuhan dan fungsinya. 3. Aspek yang diukur adalah aspek kongitif, yaitu jenjang C1-C3 4. P TK yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK menurut Kurt Lewin D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada konsep struktur tumbuhandan fungsinya setelah diterapkan pembelajaran konstruktivisme? E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 5 Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa Kelas mVIMI Miftahul Huda Tebet Jakarta Selatan pada pembelajaran IPA dengan menggunan model pembelajaran pendekatan konstruktivisme. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Guru Sebagai masukan agar lebih memperkaya ilmu pengetahuan dan keterampilan serta mengembangkan kreatifitas dalam proses pembelajaran, untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Sekolah Sekolah dapat memberikan proses pembelajaran terbaik kepada seluruh siswa dan dapat memberikan masukan kepada guru-guru untuk bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan sekolah. 6 BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teoritis Area Dan Fokus Yang Diteliti 1. Hakikat Belajar a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah satu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat.Lingkungan akademik seperti di lingkungan sekolah, pelajar, siswa dan siswi serta mahasiswa yang mempunyai tugas belajar.Kegiatan belajar adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari mereka. Konsep tentang belajar sendiri telah banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:4 - Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana suatu organism berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. - Menurut Driscroll, belajar yaitu perubahan yang terus-menerus dalam kinerja atau potensi kinerja manusia - James LM, belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri, dan memperoleh sendiri. - Garry dan Kingsley berpendapat bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan-latihan. - Robert dan Davis, belajar adalah perubahan perilaku yang relativf permanen sebagai suatu fungsi praktis atau pengalaman. - Oemar Hamalik berpendapat bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. - Menurut Nana Syaodih belajar adalah segala perubahan tingkah laku baik yang berbentuk kognitif maupun psikomotor dan terjadi melalui proses pengalaman. Maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk 4 Masitoh dkk, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Dirjend Pendidikan Islam Depag RI, 2009), hal.3 6 7 peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, daya fikir, dan lain-lain dalam berbagai bidang. Jadi secara umum definisi belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan yang didasari dan timbul akibat praktek, pengalaman, latihan bukan secara kebetulan. Belajar berbeda dengan pertumbuhan kedewasaan, dimana perubahan yang terjadi dalam individu berasal dari bawaan genetiknya. Perubahan tingkahlaku individu sebagai hasil belajar ditunjukan didalam berbagai aspek seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, persepsi, motivasi atau gambaran dari aspek-aspek tesebut. Sedangkan pengertian belajar berbeda dengan pembelajaran. Kalau pengertaian belajar lebih mengarah pada hasil sedangkan pengertian pembelajaran lebih mengarah pada prosesnya. Pengertian pembelajaran oleh Piaget dalam bukunya Dimyati dan Mujiono, yang menyatakan bahwa : Pembelajaran terdiri dari empat langkah yaitu: 1) Menentukan topikyang akan dipelajari sendiri, 2) Memilih atau mengembangkan aktifitas kelas dengan topik tersebut, 3) Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk menemukan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah, 4) Melaksanakan penilaian tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan dan melakukan revisi.5 Sedangkan Nata wijaya dan Moesa membuat rumusan tentang pengetian pembelajaran adalah upaya pembimbingan terhadap siswa agar siswa itu secara sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar dan memperoleh hasil belajar sebaikbaiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang bersangkutan.6 Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka arti pembelajaran dalam penelitian ini adalah suatu proses infasilitasi peserta didik yang berupa susunan informasi dan lingkungan, berisi topik dan langkah-langkah belajar untuk mengembangkan aktifitas yang harus dilakukan peserta didik serta penilaian pelaksanaan tipa-tiap kegiatan, penilaian tingkat keberhasilan dan perbaikan untuk memperoleh hasil belajar yang sebaik-baiknya. 5 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2002), hal.14-15 6 Ibid,hal.23. 8 b. Tujuan Belajar Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diuasahakan untuk mencapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan dengan intructional effects, yang biasa berbentuk keterampilan dan pengetahuan. Sedangkan tujuan-tujuan yang lebih merupakan hasil sampingan yaitu: tercapai karena siswa “menghidupi” (to live in) suatu sistem belajar tertentu seperti contohnya, kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima pendapat orang lain. Ditinjau secara umum, maka tujuan belajar ada tiga jenis : 1) Untuk Mendapat Pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir, pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. 2) Pemahaman Konsep Keterampilan Pemahaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani, keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Termasuk dalam hal ini masalahmasalah tehnik dan pengulangan, sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak. 3) Pembentukan Sikap Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya oleh para siswanya. Dari proses observasi siswa juga mungkin menirukan perilaku gurunya, sehingga diharapkan terjadi proses internalisasi yang dapat menumbuhkan proses penghayatan pada setiap siswa yang kemudian diamalkan. 9 c. Teori Belajar Beberapa teori belajar yang dikutip dari para ahli pendidikan sebagai berikut: 1) Teori Behavioristik Teori belajar perilaku (behavioristik) merupak teori belajar yang mengobservasi perilaku individu dalam belajar, baik perilaku eksternal dan terbuka. Dalam teori belajar ini dikenal beberapa teori belajar yaitu : a) Koneksionisme Teori koneksionisme (connectionism) adalah teori yang dikembangkan oleh Edward L Thorndike (1874-1949) dalam syah berdasarkan eksperimen dengan menggunakan hewan seperti kucing untuk mengetahui fenomena belajar. Dari hasil eksperimennya ia berpendapat bahwa belajar adalah hubungan stimulus dan respon dan disebut pula “S-R Bond Teory” dan S-R bond teory dan S-R psychology of learning”.7 b) Teori pembiasaan klasik Teori pembiasaan klasik (clasical conditioning) ini berkembang berdasarkan hasil eksperimen yang dikembangkan oleh Ivan Valvov (1849-1936) seperti yang dikutip oleh Syah. Dalam eksperimennya Ivan Palvov mengunakan anjing untuk mengetahui hubungan antara conditionined stimulus (CS), unconditioned stimulus (UCR), conditioned respon (CR), dan unconditioned respon (UCR). Dari hasil eksperimennya ini menghasilkan hukum-hukum belajar yaitu law of Respondent Conditioning dan Law of Respondent Extinction, menurut Hitzman kedua hukum tersebut mempunyai makna : (1) Law ofRespondent Conditioning (hukum pembiasaan yang dituntut) jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi reinforcer), maka refleks dan simultan lainnya akan meningkat. 7 Muhibun Syah, Psikolodi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda Karya, 2005), hal.105. 10 (2)Law of Respondent Extinction (hukum pemusnahan yang dituntut) jika refleks yang sudah diperkuat melalui respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer maka kekuatanya akan menurun.8 2) Teori Belajar Kognitif Teori belajar kognitif adalah Jerome Bruner dan Jean Piget, teorinya didasarkan pada asumsi bahwa: (1) Individu mempunyai kemampuan memproses informasi, (2) Kemampuan memproses informasi tergantung pada faktor kognitif yang perkembangannya berlangsung secara bertahap sejalan dengan tahapan usianya, (3) belajar adalah proses internal yang kompleks berupa pemerosesan informasi, (4) Hasil belajar adalah berupa perubahan struktur kognitif.9 3) Teori Belajar Humanisme Tokoh teori Humanisme antara lain Carl Rogers. Teorinya didasarkan pada asumsi bahwa: (1) Individu adalah pribadi utuh, (2) Individu mempunyai hasrat untuk mengetahui (curiosity) hasrat untuk bereksplorasi dan mengasimilasi pengalamannya, (3) Belajar adalah fungsi seluruh kepribadian individu, (4) belajar akan bermakna jika melibatkan seluruh kepribadian individu (jika relevan dengan kebutuhan individu, dan melibatkan aspek intelektual dan emosional individu).10 4) Teori konstruktivisme Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Von Glaserveld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan, pengetahuan bukan gambaran dari dunia nyata yang ada, tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.11 8 Ibid, hal.109 Tatang Saripudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan, 2009), 9 hal.112 10 Ibid, h.114 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2011), hal.37 11 11 d. Prinsip-prinsip Belajar Prinsip belajar adalah konsep-konsep ataupun asas (kaidah dasar) yang harus diterapkan dalam proses belajar mengajar, jadi prinsip-prinsip belajar adalah landasn berfikir, landasan berpijak dan sumber motivasi, dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses belajar antar anak didik dan pendidik yang dinamis dan terarah. 1) Prinsip-prinsip Belajar Menurut Slameto Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar: - Dalam belajar setiap siswa harus diusahan partisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai instruksional. - Belajar harus dapat menimbulkan “Reinforcement” dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. - Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar aktif. - Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari : - Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. - Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuia dengan tujuan instruksional yang harus dicapai. - Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. - Repetisi, dalam proses belajar perlu latihan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa. 2) Prinsip-prinsip Belajar menurut Gestalt - Belajar berdasarkan keseluruhan Orang berusaha menghubungkan suatu materi pelajaran yang lain sebanyak mungkin. Mata pelajaran yang bulat lebih dimengerti daripada bagianbagiannya. 12 - Belajar adalah suatu proses perkembangan Anak-anak baru dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah datang menerima bahan pelajarannya itu. Manusia sebagai organisme yang berkembang, kesediaan mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan jiwa, batiniah, tetapi juga perkembangan karena lingkungan dan pengalaman. - Siswa sebagai organisme keseluruhan Siswa belajar tidak hanya intelektualnya saja, tetapi juga emosional dan jasmaninya. Dalam pengajaran modern guru disamping mengajar, juga mendidik untuk membentuk pribadi siswa. - Terjadi Transfer Belajar pada pokoknya yang terpenting pada penyesuaian pertama adalah memperoleh respons yang tepat. Mudah atau sukarnya problem itu terutama adalah masalah pengamatan bila dalam suatu kemampuan telah dikuasi betulbetul, maka dapat dipindahkan untuk kemampuan yang lain. - Belajar adalah reorganisasi pengalaman Pengalaman adalah suatu interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Anak kena api, kejadian ini menjadi pengalaman bagi anak. Belajar itu baru timbul bila seseorang menemui suatu situasi atau soal baru. Dalam menghadapi itu ia akan mengunakan segala pengalaman yang telah dimiliki, siswa mengadakan analisis reorganisasi pengalamannya. - Belajar Harus Dengan Insight Insight adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat pengertian tentang sangkut paut dan hubungan-hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung suatu problem. - Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa - Hal ini terjadi bila banyak berhubungan dengan apa yang diperlukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. 13 - Belajar berlangsung terus menerus Siswa memperoleh pengetahuan tidak hanya disekolah tetapi juga diluar sekolah, dalam pergaulan memperoleh pengalaman-pengalaman sendiri-sendiri, oleh karena itu sekolah harus bekerjasama dengan orang tua di rumah dan di masyarakat, agar semua turut serta membantu perkembangan siswa secara harmonis.12 e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu (1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. (2) Faktor ekternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. (3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning),yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.13 2. Bentuk dan Tipe Hasil Belajar Dalam proses belajar mengajar, tipe hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang/mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar-mengajar keberhasilanya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari prosesnya. Artinya, seberapa jauh tipe hasil belajar yang dicapai siswa. Tipe hasil belajar harus Nampak dalam tujuan pengajaran (tujuan instruksional), sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh belajar mengajar. Peristiwa belajar-mengajar adalah alat untuk mencapai tujuan pengajaran. Ada beberapa pendapat yang melihat proses belajar. Dari semua pendapat tersebut dapat dibagi menjadi tiga sudut pandang, yakni (a) Melihat belajar sebagai proses, (b) Melihat belajar sebagai hasil (c) Melihat belajar sebagai fungsi. Ketiga caratentang ini perlu bagi guru, karena tugas guru adalah membina/membimbing 12 Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenda Media Group, 2010), hal. 62-63 13 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hal.132. 14 dan mengarahkan kegiatan belajar siswa, agar memperoleh hasil yang telah dirancang sebelumnya. Dalam uraian ini peristiwa belajar akan dipandang dari segi hasil. Howard Kingsley (Sudjana, 2004) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.14 Sedangkan Gagne (Sudjana,2004) mengemukakan lima kategori tipe hasil belajar, yakni (a) verbal information (b) intelektual skill (c) cognitive strategy (d) Attitide dan (e) motoric skill. Sementara Benyamin Bloom berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang hendak kita capai digolongkan atau dibedakan (bukan dipisahkan) menjadi tiga bidang, yakni, (a) bidang kognitif, (b) afektif dan (3) bidng psikomotor. Dalam tulisan ini, hanya akan dibahas tipe hasil belajar menurut Gagne dan Benyamin Bloom. Sekalipun dalam system pendidikan kita menganit teori yang dikemukakan oleh Benyamin Bloom, namun ada baiknya dikemukakan pendapat Gagne sebagai bahan perbandingan, sekaligus dapat memperkaya pembaca, sebab pendapat keduanya banyak persamaannya. a. Bentuk Perbuatan Belajar Gagne berpendapat, bahwa belajar dapat dilihat dari segi proses dan dapat pula dilihat dari segi hasil. Dari segi proses, menurut Gagne ada delapan tipe perbuatan belajar, yakni:15 1) Belajar signal. Bentuk belajar ini paling sederhana yaitu memberikan reaksi terhadap perangsang. 2) Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan, yaitu memberikan reaksi yang berulang-ulang manakala terjadi reinforcement atau penguatan. 3) Belajar membentuk rangkaian, yaitu belajar menghubung-hubungkan gejala/faktor yang satu dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan (rangkaian) yang berarti. 14 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004), hal.45 15 4) Belajar asosiasi verbal, yaitu memberikan reaksi dalam bentuk kata-kata, bahasa, terhadap perangsang yang diterimanya. 5) Belajar membedakan hal yang majemuk, yaitu memberikan reaksi yang berbeda terhadap perangsang yang hampir sama sifatnya. 6) Belajar konsep, yaitu menempatkan objek menjadi satu klasifikasi tertentu. 7) Belajar kaidah atau belajar prinsip yaitu menghubung-hubungkan beberapa konsep. 8) Belajar memecahkan masalah, yaitu mengabungkan beberapa kaidah atau prinsip, untuk memecahkan persoalan. Kedelapan tipe diatas, disusun mulai dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks. Dengan kata lain mempunyai hubungan hirarki. Belajar ditinjau dari proses, seperti dikemukakan diatas memberi petunjuk bagaimana belajar itu dilakukan, atau bagaimana terjadinya perbuatan belajar. Bukan pada petunjuk mengenai hasil belajar yang harus dicapai siswa. Sedangkan belajar yang berkenaan dengan hasil, (dalam pengertian banyak hubunganya dengan tujuan pengajaran), Gagne mengemukakan ada lima jenis atau lima tipe, yakni: 1) Belajar kemahiran intelektual (Kognitif) Dalam tipe ini termasuk belajar diskriminasi belajar konsep dan belajar kaidah. Belajar diskriminasi, yakni belajar kesanggupan membedakan beberapa objek berdasarkan ciri-ciri tertentu.Untuk itu diperlukan pengamatan yang cermat dan ciri-ciri objek tersebut seperti bentuknya, ukuran, warna, dan lain- lain.Kemampuan membedakan objek dipengaruhi oleh kematangan, pertumbuhan, dan pendidikannya. 2) Belajar informasi verbal Pada umumnya belajar, berlangsung melalui informasi verbal, apalagi belajar di sekolah, seperti membaca, mengarang, bercerita, mendengarkan uraian guru, kesanggupan, menyatakan pendapat dalam bahasa lisan/tulisan, berkomunikasi, kesanggupan memberi arti dari setiap kata/kalimat dan lain-lain. 3) Belajar mengatur kegiatan intelektual 16 Tipe belajar ini menekankan pada aplikasi kognitif dalam memecahkan persoalan.Ada dua aspek penting dalam tipe belajar ini, yakni prinsip pemecahan masalah dan langkah berpikir, dalam pemecahan masalah problem solving prinsip pemecahan masalah memerlukan kemahiran intelektual seperti belajar diskriminasi,belajar konsep dan belajar kaidah. Kemahiran intelektual tersebut, pada gilirannya akan membentuk satu kumpulan intelektual yang lebih tinggi, yakni langkah-langkah berpikir dalam pemecahan masalah. Dengan kata lain, kemampuan memecahkan masalah merupakan aspek kognitif tingkat tinggi. 4) Belajar sikap Sikap merupakan kesiapan dan kesediaan seseorang untuk menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu apakah berarti atau tidak bagi dirinya.Itulah sebabnya sikap berhubungandengan pengetahuan, dan perasaan seseorang terhadap objek.Sikap juga dapat dipandang sebagai kecenderungan seseorang untuk berperilaku (Predisposisi).Hasil belajar sikap Nampak dalam bentuk kemauan, minat, perhatian, perubahan perasaan dan lainlain. Sikap dapat dipelajari dan dapat diubah melalui proses belajar. 5) Belajar keterampilan motorik Belajar keterampilan motorik banyak berhubungan dengan kesanggupan menggunakan gerakan badan, sehingga memiliki rangkaian gerakan yang teratur, luwes, tepat, cepat, dan lancar.Misalnya belajar melakukan eksperimen dalam IPA. Belajar motorik memerlukan kemahiran intelektual dan sikap, sebab dalam belajar motorik bukan semata-mata hanya gerakan anggota badan, tetapi juga memerlukan pemahaman dan penugasan akan prosedur yang harus dilakukan. b. Tipe Hasil Belajar Tujuan belajar yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang, yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai), serta bidang psikomotor (kemampuan/keterampilan bertindak/berperilaku), ketiga aspek ini tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. 17 Berikut ini dikemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek hasil belajar: 1) Tipe Hasil Belajar Kognitif Adapun tingkatan belajar tipa bidang kognitif, meliputi: a) Tipe hasil Belajar Pengetahuan Hapalan (knowledge) Pengetahuan hapalan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dari Bloom, cakupan dalam pengetahuan hapalan termasuk juga pengetahun yang sifatnya faktual,disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus dan laian-lain. b) Tipe Hasil Belajar Pemahaman (comprehension) Tipe hasil belajar ini lebih tinggi satu tingkat dari tipe hasil belajar pengetahuan hapalan pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep.Untuk itu diperlukan hubungan atau pertauatan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut. Ada tiga macam pemahaman yang berlaku umum; pertama pemahan terjemahan, kedua pemahaman penafsiran, dan ketiga pemahaman ekstrapolasi (kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat, dan tersurat) c) Tipe Hasil Belajar penerapan Aplikasi Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabtraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru d) Tipe Hasil Belajar Analisis Analisis adalah kesanggupan memecahkan, mengurai suatu integrita (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian yang mempunyai arti, atau mempunyai tingkatan/hirarki. e) Tipe Hasil Belajar Sintesis Sintesis adalah lawan analisis. Bila pada analisis tekanan pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna, pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas f) Tipe Hasil Belajar evaluasi 18 Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya, dan kriteria yang dipakainya. Tipe hasil belajar ini dikategorikan paling tinggi, dan terkadang semua tipe hasil belajar yang telah dijelaskan sebelumnya 2) Tipe Hasil Belajar Afektif Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar.Tingkatan tersebut dimulai dari tingakatan yang sederhana/dasar sampai tingkatan yang kompleks.15 a) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada diri siswa. b) Responding (jawaban), yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar c) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi d) Organisasi, yakni pengembangan nilai kedalam suatu system organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai yang lain dan kemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkahlakunya. 3) Tipe Hasil Belajar Psikomotorik Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu (seseorang). Ada 6 tingkatan, yakni: a) Gerakan refleks (Keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) b) Kterampilan pada gerakan-gerakan dasar. c) Kemampuan perseptual termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain. d) Kemampuan bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. 19 e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai keterampilan yang kompleks. f) Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan akspresif dan interpretative.16 3. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme Piaget menyatakan hakikat pengetahuan sebagai berikut : a. Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, melainkan selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek. b. Subjek membentuk skeme kognitif, kategori konsep dan struktur yang perlu untuk pengetahuan. c. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsi membentuk pengetahuan jika konsepsi itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang. Jadi yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah dalam proses pembelajaran, pembelajaran yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus akatif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pengajar atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa.17 4. Pengertian Model Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.18 Model belajar konstruktivisme adalah model pembelajaran yang menekankan pada penegetahuan pengetahuan awal siswa sebgai tolak ukur dalam 16 Ibid, hal.54 Elin Rosalin,Gagasan Merancang Pembelajaran Konstektual, (Jakarta: PT Karsa Mandiri Persada, 2010), hal.5 18 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal.266 17 20 belajar. Prinsip yang paling umum dan paling esensial dari konstrukrivis adalah siswa memperoleh banyak pengetahuan diluar sekolah bukan dari bangku sekolah. Model pembelajaran konstruktivisme bermula dari teori perkembangan intelektual Piaget, yang memandang belajar sebagai proses pengaturan sendiri (Self Regulation) yang dilakukan sesorang dalam mengatasi konnflik kognitif. Konflik timbul pada saat terjadi ketidak selarasaan (disequbilration) antara informasi yang diterima siswa dengan stuktur kognitif yang dimilikinya. Adapun pengetahuan sendiri adalah proses internal untuk mencapai keselarasan (equlibration) yang dilakukan melalui dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. Konflik kognitif muncul saat terjadi interaksi antara pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa dengan penomena baru yang tidak dapat dipadukan begitu saja, sehingga diperlukan perubahan atau modfikasi stuktur kognitif untuk mencapai keseimbangan. Peristiwa ini akan terjadi secara berkelanjutan selama siswa menerima penegetahuan baru. Masuknya informasi dalam stuktur kognitif (skemata) menurut Piaget melalui dua mekanisme yaitu asimilasi dan akomodasi. Pada proses asimilasi seseorang menggunakan stuktur kognitif dan kemampuan yang sudah ada untuk beradaftasi dengan masalah atau informasi baru atau masalah yang dihadapi sesorang mengandung kesamaan dengan stuktur mental yang sudah ada, sementara pada akomodasi melibatkan modifikasi stuktur pengetahuan agar lebih sesuai atau mengakomodasi stuktur kognitif. Menurut Ausubel faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah apa yang telah diketahui siswa atau konsep awal siswa. Hal ini mengetahui agar terjadi pembelajaran bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam stuktur kognitif siswa. Selain pengetahuan awal siswa, menurut Ausubel ada beberapa konsep dan prinsip lain yang perlu diperhatikan agar pemebalajaran menjadi bermakna antara lain. Pengatur awal, diferrensial progresif, penyesuaian integratif, dan belajar super ordinat. Menurut Harlen seseorang memiliki pengetahuan pribadi yang merupakan pemahaman sendiri tentang keadaan disekitarnya. Pengetahuan ini dapat bersifat 21 ilmiah yaitu dapat tahan uji terhadap kenyataan dan sebagian bersifat sehari-hari, ada pula pengetahuan bersifat umum yaitu pengetahuan external yang dimiliki masyarakat. Pengetahuan ini pun dapat bersifat ilmiah dan sebagaian bersifat sehari-hari. Para siswa sebelum memperoleh pembelajaran, sebenarnya sudah mempunyai gagasan tentang peristiwa-peristiwa ilmiah yang terbentuk melalui proses belajar informal dalam memahami pengalaman sehari-hari, saat siswa memasuki ruang kelas, siswa telah membawa gagasan atau konsep awal yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, gagasan atau konsep awal tersebut perlu disadari oleh guru dalam kegiatan pembelajaran agar proses pembelajaran tidak hanya memindahkan gagasan guru kepada siswa, melainkan sebagai proses untuk mengubah gagasan yang ada melalui pengalaman di kelas.19 Proses terjadinya modifikasi stuktur kognitif dapat dilihat dari gambar 2.1 sebagai berikut.20 19 Ari Widodo.dkk. Pendidikan IPA di SD,(Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan-UPI. 2008), hal.50. 20 Ibid,hal.51 22 Hal Baru Hasil interaksi dengan lingkungannya ( Dalam pembelajaran ) Diadopsi Skemata Dibandingkan dengan konsepsi COCOK Tidak cocok AKOMODASI Ketidak seimbangan COCOK Jalan Buntu KESEIMBANGAN Alternatif strategi lain MENGERTI ASIMILASI Gambar 2.1 Proses Terjadinya Modifikasi Struktur Kognitif a. Ciri utama model kontruktivis, antara lain :21 1) Menekankan pada penegetahuan awal siswa yang diperoleh dari luar bangku sekolah melalui interaksi sosial dan interaksi dengan lingkungannya. 2) Pada saat belajar ditekankan pada kegiatan mind-on dan hand-on 3) Ada perubahan konseptual saat belajar yang menjembantani antara konsepsi awal siswa dan penegetahuan baru. 4) Siswa secara aktif membangun pengetahuannya sehingga siswa harus terlibat dalam proses pembelajaran. 21 Ibid, hal. 52 23 5) Dalam proses pembelajran terjadi interaksi sosial antara sisiwa dengan siswa dan siswa dengan guru. b. Implikasi dari model belajar kontruktivis dalam pembelajaran meliputi empattahapan yaitu : 1) Tahap Pengetahuan Awal Pada tahap ini siswa didorong untuk mengungkapkan pengetahuan awal tentang konsep yang akan dipelajari. Bila guru memancing dengan pertanyaan-pertanyaan problematis tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari dengan mengkaitkan konsep yang akan dibahas. Siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan, mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut. 2) Tahap ekplorasi Pada tahap ini siswa diajak untuk menemukan konsep melalui penyelidikan, pengumpulan data, dan penginterpretasikan data melalui suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Kegiatan ekplorasi dapat berupa pengamatan, percobaan, diskusi, tanya jawab, mencari informasi melaui buku atau surfing di internet secara berkelompok. Pada tahap ini dirancang agar rasa ingin tahu siswa tentang fenomena alam disekelilingnya dapat terpenuhi secara keseluruhan. Pada tahap ini guru memberi kebebasan pada siswa untuk mengekplorasi rasa keingin tahuannya. 3) Tahap Diskusi dan Penjelasan Konsep Pada tahap ini siswa memberikan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya. Tugas guru memberikan penguatan bukan informasi. Dengan demikian siswa sendiri membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari. Bila konsepnya/pengetahuan awalnya benar, maka siswa menajdi tidak ragu-ragu tentang konsepsinya. Bila pengetahuan awalnya salah, maka ekplorasi akan merupakan jembatan antara konsepsi siswa dengan konsep baru. 24 4) Tahap Pengembangan dan Aplikasi Konsep Pada tahap ini guru berusaha untuk menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konsepnya. Guru memunculkan isu-isu di lingkungan yang dapat dipecahkan melalui pemahaman konsep yang telah diperoleh. Dengan demikian diharapkan konsep yang dipelajarinya akan menjadi bermakna.22 Tahap-tahap tersebut digambarkan dalam gambar 2.2 sebagai berikut23 Mengungkapkan Konsep awal untuk membangkitkan motivasi Ekplorasi Diskusi dan pembelajaran konsep Pengembangan dan aplikasi konsep Gambar 2.2 Tahap-tahap Implikasi dan Model Pembelajaran Konstruktivisme c. Aplikasi Konstruktivisme merupakan salah satu teori belajar yang berkembang dari teori behaviorisme yang mangakaji perubahan tingkah laku dan kognitivisme yang mengkaji tentang cara manusia belajar dan memperoleh pengetahuan yang menekankankan pada aktifitas mental. Menurut Bruner (1960) teori konstruktivisme menekankan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses dimana siswa membina ide baru atau konsep berdasarkan pengetahuan dan pengalaman awal yang dimiliki siswa. Siswa memilih dan menginterpretasikan pengetahuan, membina hipotesis dan membuat keputusan yang melibatkan 22 Ibid, hal.26 Ibid,hal.52 23 25 pengetahuan mental, memberikan makna dan membentuk penegalaman individu. Hasil dari pemeblajaran ini dikenal dengan discovery learning. 5. Model Pembelajaran Konstruktivisme Model pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan Pengetahuan) diawalidengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri (Self regulation). Pada akhir proses belajar, penegetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Konflik kognitif terjadi saat interaksi antara konsepsi awal yang telah dimiliki dengan fenomena baru yang dapat diintegrasikan begitu saja, sehingga diperlukan perubahan/modifikasi struktur kognitif (skema) untuk mencapai keseimbangan. Peristiwa ini akan terjadi secara berkelanjutan selama siswa menerima pengetahuan baru.24 Untuk memperbaiki hasil belajar siswa yang belum optimal, maka penulis melakukan perbaikan pembelajaran. Dalam proses pelaksanaan perbaikan ini dilakukan 2 siklus untuk mata pelajaran IPA. Proses penulisan laporan ini berdasarkan hasil refleksi penulis dan diskusi dengan teman sejawat yang membantu memberikan masukan-masukan demi perbaikan proses pembelajaran yang konstruktivisme. 6. Kelebihan dan Kekurangan Konstruktivisme a. Kelebihan Murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjadi ide dan membuat keputusan.Paham karena murid terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi. Selain itu murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. 24 Nengsih Juanengsih, Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Dasar dalam Bidang Sains, sebuah Ontologi dalam Pendekatan Baru dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar, (Jakarta: PIC IISEP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), hal. 69. 26 Kemahiran sosial diperoleh apabila berinteraksi dengan rekan dan guru dalam membina pengetahuan baru; Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri; Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya; Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap; Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri; Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu. b. Kelemahan Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung; siswa berbeda persepsi satu dengan yang lainnya.25 B. Hasil Penelitian yang Relevan Banyak penelitian yang telah dilakukan dalanm rangka meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA.Penelitian tersebut telah membuktikan adanya pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan konstruktivisme. Diantara penelitian yang dilakukan tersebut adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Rahmina Haerunisa dalam judul skripsi: Pengaruh Pembelajaran Kontruktivisme dalam Pembelajaran Kimia Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Tentang Sistem koloid (Penelitian Tindakan Kelas di MA Al-Baqiyatusholihat TenjoBogor). 26 Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Maret-18 April 2008, hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatakan aktivitas dan prestasi belajar siswa. 2. Penelitianyang dilakukan oleh Asep Suryadi dengan judul skripsi:Pengaruh Pembelajaran Kotruktifisme Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa MI Nurul Islamiyah Ciseeng Bogor Pada Pokok Pembahasan Sistem peredaran Darah 25 http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-konstruktivisme-406224.html Siti Rahmina Haerunnisa: Pengaruh Pembelajaran Kontruktifisme Dalam Pembelajaran Kimia Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Tentang Sistem koloid (Penelitian Tindakan Kelas di MA AL – Baqiyatusholihat TenjoBogor). 26 27 Manusia.Penelitiannya menyimpulkan bahwa penggunaan konstruktivisme berpengaruh terhadap prestasi belajar sains. 3. pembelajaran 27 Penelitian yangdilakukan oleh Amanah dengan judul skripsi:Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas III Pada Konsep Sumber Energi Dan Perubahannya (Kuasi Eksperimen Di MI Al-Hidayah Lebak Bulus). Menyimpulkan bahwa pendekatan Konstruktivisme berpengaruh terhadap hasil belajar pada konsep sumber energi dan perubahanya. Hal ini ditunjukan oleh hasil uji t hitung (-5.461)< t tabel (2.086). Adapun jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 21 orang (95%) dari jumlah keseluruhan siswa kelas III yaitu 22 orang.28 C. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa Kelas IVMI Miftahul 27 Huda pada konsep Struktur Tumbuhan dan Fungsinya Asep Suryadi : Pengaruh Pembelajaran Kotruktifisme Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa MI Nurul Islamiyah Ciseeng Bogor Pada Pokok Pembahsan Sistem peredaran Darah Manusia. 28 Amanah: Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Hasil belajar IPA Kelas III Pada Konsep Sumber Energi dan Perubahanya (Kuasi Eksperimen di MI Al-Hidayah Lebak Bulus) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu Penelitian Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di MI Miftahul Huda kecamatan Tebet Jakarta Selatan, pada semester Genap Bulan Mei Tahun Ajaran 2012-2013. B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (Classroom action research), yaitu penelitian yang dikembangkan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar di kelas.29Penelitian tindakan kelas yang di lakuka dalam penelitian ini menggunakan model PTK menurut Kurt Lewin yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu, perencanaan (planning), tindakan pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). 30Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I menggunakan sub konsep struktur akar dan fungsinya dan siklus II menggunakan sub konsep stuktur daun tumbuhan dan funginya.Siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai. Model penelitian tindakan kelasnya adalahsebagia berikut : 29 Wijaya Kusumah dkk, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2010), hal. 19 30 Ibid, hal. 20 28 29 SIKLUS I Identifikasi Permasalahan Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan I) Refleksi Hasil Analisi Tindakan I Pelaksanaan tindakan I : Sub konsep dari berbagai benda langit dengan Model Konstruktivisme Observasi Aktifitas Guru dan Siswa Analisis Hasil Observasi Tindakan I Siklus II Rencana Tindakan II Refleksi Hasil Analisis Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II : Sub Konsep Cuaca Analisis Hasil Observasi Tindakan II Oservasi Aktivitas Guru dan Siswa Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas C. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah Siswa kelas IV MI Miftahul Huda Kecamatan Tebet Jakarta Selatan yang berjumlah 16 orang yang terdiri dari 10 siswa laki – laki dan 6 siswa perempuan. 30 D. Peran dan Posisi Penelitian Dalam penelitian Peran dan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru yang merencanakan, maka sebelum penelitian terlebih dahulu mengadakan pengamatan terhadap proses pembelajaran IPA di kelas IV, kemudian perencanaan tindakan dibantu oleh teman sejawat yang disebut kolabolator. E. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Hal ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana hasil belajar siswa pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Jika pada penelitian siklus I terdapat perkembangan maka diberikan pada siklus II lebih diarahkan pada perbaikan dan penyempurnaan hal-hal yang dianggap kurang pada silklus I. Tabel 3.1 Tahapan Intervensi Tindakan Siklus I Tahap Perencanaan Kegiatan - Menyiapkan Kelas tempat penelitian - Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menggunakan pendekatan konstruktivisme - Mendiskusikan RPP dengan Dosen pembimbing dan korabolator - Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme - Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, alat peraga, wawancara, catatan lapangan serta keprluan observasilainya - Menyiapkan soal latihan pada setiap pertemuan tentang sturktur akar dan fungsinya. - Menyiapkan soal untuk pretest dan postest - Menyiapkan alat dokumentasi 31 Pelaksanaan - Penelitian melaksanakan proses belajar-mengajar - Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran pendekatan konstruktivisme - Guru memberikan tugas pada siswa untuk menyebutkan struktur tumbuhan dengan alat peraga gambar - Guru memberikan hadiah dan pujian pada siswa terbaik Observasi Memberikan angket hasil belajar dan wawancara untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa dengan membandingkan hasil belajar dan wawancara siklus I. Hasil belajar dan wawancara dianalisis dengan menggunakan metode yang sama. Refleksi Mengevaluasi perkembangan kondisi siswa setelah dilakukan tindakan kedua dengan melihat hasil lembar observasi hasil bekajar dan wawancara dan diskusi dengan kolabolator terhadap hasil yang telah didapat dalam setiap instrumen penelitian, mengidentifikasi penyebab ketidak berhasilan penelitian pada siklus II membandingkan hasil sebelum dan sesudah tindakan Siklus II Perencanaan - Memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I - Menyiapkan kelas tempat penelitian - Menyusun RPP berdasarkan pendekatan konstruktivisme sesuai dengan hasil refleksi - Mendiskusikan RPP dengan dosen pembimbing dan kolabolator - Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan - Menyiapkan soal latihan pada seriap pertemuan tentang materi yang akan dipelajari. - Menyiapkan soal untuk pretest dan postest 32 Pelaksanaan / - Penelitian melaksanakan proses belajar-mengajar Tindakan - Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran pendekatan konstruktivisme - Guru memberikan pertanyaan pada siswa untuk menyebutkan berbagai macam daun tanaman dengan alat peraga gambar. - Guru memberikan pujian pada siswa terbaik. Obsevasi Memberikan angket hasil belajar dan wawancara untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa dengan membandingkan hasil belajar dan wawancara siklus I. Hasil belajar dan wawancara dianalisis dengan menggunakan metode yang sama. Refleksi Mengevaluasi perkembangan kondisi siswa setelah dilakukan tindakan kedua dengan melihat hasil lembar observasi hasil belajar dan wawancara dan diskusi dengan kolabolator terhadap hasil yang telah didapat dalam setiap instrumen penelitian, kemudian membandingkan hasil sebelum dan sesudah tindakan. F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Pencapaian keberhasilan dari setiap tindakan yang dilakukan dalam kajian pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Konstruktivisme diharapkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Kriteria keberhasilan kemamapuan yang akan digunakan adalah sebagai berikut,jika85% siswa mampu mencapai skor belajar Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM) 70,00 (IPA Sekolah tesebut). G. Data dan Sumber Data Pengertian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif yang dianalisis berdasarkan hasil belajar serta hasil wawancara terhadap guru dan siswa. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah guru sebagai peneliti, siswa dan observer. 33 Tabel 3.2 Jenis Data, Instrumen, dan Sumber Data Data Sumber Data Hasil Belajar Siswa Kegiatan Proses Belajar Siswa dan Guru Mengajar (PBM) Instrumen Tes Objektif Lembar Observasi H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan antara lain : 1. Tes obyektif (Pretest dan postest). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes pilihan ganda (Multiple Choice). Soal-soal yang diajukan berupa materi yang akan dibahas dalam pelaksanaan pembelajaran. Bentuk penilaian adalah dengan memberikan nilai 1 apabila siswa menjawab dengan benar dan nilai 0 apabila siswa menjawab salah. Tabel 3.4 Kisi – kisi Intrumen Penelitian Konsep Stuktur Akar Tumbuhan Dan Fungsinya No Indikator C1 Menyebutkan fungsi akar 2 Menyebutkan bagian-bagian akar 3 Menjelaskan dua system perakaran pada tumbuhan 4 Menjelaskan macammacam akar Jumlah Ranah kognitip C2 C3 1 Jmlh Soal Digunakan 5*, 16, 21 15*, 17, 19* 4* 6 soal 3 soal 7 soal 3 soal 7, 25* 8,9*, 14, 20 6 soal 2 soal 11*,13* 10*,12*, 23*, 24* 6 soal 6 soal 10 12 25 14 soal 1*,2,3,6, 18*, 22 3 34 Tabel 3.4 Kisi – kisi Intrumen Penelitian Konsep Stuktur Daun Tumbuhan Dan Fungsinya No 1 Indikator Menjelaskan fungsi daun 2 Menyebutkan bagianbagian daun 3 Menjelaskan macammacam daun berdasarkan susunan tulang daun 4 Menjelaskan macammacam daun berdasarkan helai daun Jumlah Ranah kognitip C1 C2 C3 21 Jmlh Soal Digunakan 17, 18*, 19*, 22, 23*, 25* 1, 16 20, 24* 2*, 6 4 soal 1 Soal 4*, 7*, 8*, 9* 3, 10*, 14, 15 8 soal 5 Soal 5*, 12 11*, 13 4 soal 2 Soal 14 10 25 15 1 9 soal 5 Soal 2. Lembar observasi proses kegiatan belajar mengajar. Untuk mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai aktivitas siswa pada proses belajar mengajar dikelas. 3. Lembar wawancara dengan guru dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan dan kendala-kendala yang dihadapi guru pada pembelajaran konsep benda langit dengan menerapkan pembelajaran konstruktivisme. I. Teknik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data penelitian yang dilakukan dengan melakukan tes untuk melihat sejauh mana hasil belajar yang diperoleh selama dilakukan tindakan, selain tes ada juga pengamatan yang dilakukan oleh subjek/partisispan yang terlibat dalam penelitian ini, serta dokumentasi. 35 Pengembangan instrument ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (1) menyusun dimensi dan indikator varibel penelitian (2) menyususn kisi-kisi instrumen (3) melakukan uji coba (4) Melakukan pengujian validitas dan reabilitas intrumen (dibuat oleh penelitian berdasarkan buku metodologi). J. Analisa Data dan Interpretasi Data Pengujian teknik analisis data mengunakan analisi deskriptif dari tiap siklus dan dengan mengunakan N-gain untuk melihat selisih antara postest dan pretest pada setiap siklus. Normal Gain Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest, gain menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan olehguru. Uji normal gain digunakan untuk menghindari bisa pada penelitian dan mengunakan rumus Meltzer30: Skorpostest - skorpretest N – Gain = Skor ideal - skor pretest Dengan kategorisasi perolehan : G – tinggi : nilai ( <g> ) > 0.70 G – sedang : nilai 0.70 – 0.30 G – rendah : nilai ( <g> ) < 0.30 Data diperoleh dari pengukuran normal gain ini dapat dijadikan acauan untuk perhitungan neo parametik. K. Pengembangan Perencanaan Tindakan Apabila setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan peningkatan hasil belajar siswa maka akan ditindaklanjuti dengan melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. 30 David E.Meltzer, Addendum to : The Relationship between Mathematicpreparation and conceptual learning Gain in Physic. Dari Http : physic, iastet,edu/per/docs/Addendum on normalized gain. Pdf. 36 BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda, yang berlokasi di Jl. Tebet Timur Dalam X C No.20, Tebet Timur Jakarta Selatan. Kondisi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda cukup baik dengan sarana prasarana yang cukup tersedia dan didukung oleh guru-guru yang pendidikannya sampai sarjana. Hal ini sangat memungkinkan hasil pembelajaran di MI Miftahul Hudadapat menjadi lebih baik jika para tenaga pendidiknya menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan efektif serta disukai oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan.. Sebelum diadakan penelitian, penulis melakukan penelitian kebutuhan terlebih dahulu.Dari analisis kebutuhan diperoleh gambaran mengenai situasi, kondisi dan hasil belajar dari sekolah tempat diadakannya penelitian. Analisis kebutuhan yang dilakukan yaitu : a) Diskusi dengan guru Diskusi dengan guru dilakukan pada tanggal 31 Desember 2013. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui kondisi hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA serta kendala apa yang dihadapi pada saat pembelajaran IPA itu berlangsung. Selain itu sebelum diadakan penelitian terlebih dahulu dilakukan wawancara untuk menggali informasi mengenai tinggi rendahnya hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA. Dari hasil wawancara diperoleh data yaitu pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang terlibat secara aktif dalam belajar, hal ini akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. b) Wawancara dengan siswa Wawancara dengan siswa dimaksudkan untuk mengungkapkan kesulitan apa yang dialami siswa dalam mempelajari IPA selain itu wawancara ini juga bertujuan untuk mengetahui pendapat mereka mengenai proses pembelajaran yang mereka terima dikelas. 36 37 Berdasarkan wawancara dengan siswa diperoleh hasil bahwa sebagian siswa kurang tertarik dengan pelajaran IPA dengan alasan sulit dan kurang menarik sehingga mereka merasa bosan dan mengantuk bahkan mereka lebih senang bermain dengan temannya saat pelajaran itu berlangsung.Hal ini dikarenakan metode belajar yang digunakan guru kurang tepat dan variatif, siswa tidak diikutsertakan untuk aktif berinteraksi dengan guru dan teman dalam belajar. c) Observasi proses pembelajaran Observasi dilakukan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 7 Januari 2013. Dari observasi tersebut diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisis belajar siswa.Hasil yang diperoleh pada observasi awal adalah kondisi dan situasi belajar, dimanaterlihat bahwa sebagian besar siswa kurang perhatian dan tertarik dengan pembelajaran IPA.Dimana pada saat proses pembelajaran berlangsung, ada siswa yang bercanda dengan temannya, ada yang melamun bahkan mengantuk. Masalah lainyang ditemukan selama observasi awal yaitu siswa kurang aktif, tidak ada interkasisiswa dengan guru dan temannya, siswa belum berani dan merasa takut untuk bertanya pada guru. Siklus I a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus I dimulai dengan mengidentifikasikan permasalahan yang terdapat di kelas. Berdasarkan hasil observasi ada beberapa permasalahan yang ditemukan diantaranya rendahnya hasil belajar IPA kelas IV, kurangnya motivasi belajar siswa, media serta penggunaan metode belajar yang kurang tepat. Dari permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Konstruktivisme. Berikut hal-hal yang disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran, yaitu meliputi : 38 1) Telaah kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang akan disampaikan dengan metode pembelajaran Konstrutivisme. 2) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penggunaan metode Konstruktivisme.. 3) Pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS), dengan mengunakan metode Konstruktivisme.. 4) Pembuatan instrumen yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas. b. Tindakan yang dilakukan Tahapan tindakan siklus I di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda .pada Januari 2014 semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dengan subjek penelitian kelas IV MI Miftahul Huda, Tebet pada tanggal 14 Januari 2014 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Adapun materi yang diberikan pada siklus pertama ini meliputi struktur akar tumbuhan dan fungsinya. Adapun langkah-langkah tindakan siklus pertama sebagai berikut : 1) Pertemuan pertama Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Konstrutivisme pada pertemuan siklus I ini adalah sebagai berikut : a. Peneliti memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki siswa sebelum pemberian treatment dengan menggunakan instrument tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 14 soal. Pembelajaran dimulai dengan menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan apersepsi dan motivasi kepada siswa yang sesuai konsep yang akan dibahas pada pertemuan ini. b. Peneliti membuka pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran c. Guru memancing respon siswa dengan mengadakan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari d. Siswa membentuk kelompok sesuai instruksi guru e. Setiap kelompok mengambil tanaman kecil yang telah disediakan oleh guru dan melakukan diskusi berdasarkan pengamatan terhadap tanaman tersebut. 39 f. Setiap kelompok mencatat hasil pengamatan dan melaporkan atau mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya g. Siswa dibimbing guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari h. Diakhir pembelajaran peneliti memberikan posttest pilihan ganda sebanyak 14 soal untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA pada konsep struktur akar tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. i. Untuk materi awal siswa belum terlalu mengalami kesulitan. Kemudian peneliti mewawancarai siswa, berikut kutipan wawancaranya : : “Apakah kalian senang belajar dengan cara berkelompok Guru seperti ini?” Siswa (Syafiq) : “Ya sangat senang”. Siswa (Salsa) : “Senang bu, besok belajarnya diskusi kelompok seperti ini lagi bu ?” Siswa (Sarah) : “Senang bu, kita semua dapat belajar bersama tentang tumbuhan dengan mengamati langsung tumbuhanya,saya senang sekali”. Dari kutipan wawancara diatas, terlihat siswa merasa senang belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme sehingga siswa termotivasi untuk belajar. j. Menutup pembelajaran dan menegaskan kesimpulan tentang konsep struktur akar tumbuhan dan fungsinya dengan memberikan contoh srtuktur akar tumbuhan yang berbeda. c. Tahap pengamatan Melalui tahapan pengamatan terdapat hal-hal yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya masih ada siswa tidak ikut berdiskusi dengan teman kelompoknya, siswamasih malu-malu dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok di hadapan teman-temannya. Dan dari hasil penilaian pretest dan posttest diketahui keberhasilan model pembelajaran konstruktivisme dalam meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV. 40 Pedoman observasi siswa digunakan untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar IPA pada setiap kegiatan pembelajaran sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran konstruktivisme Adapun pengamatan pada siklus I adalah sebagai berikut : Soal pretest pembelajaran IPA pada konsep sturktur akar tumbuhan dan fungsinyapada siklus ini berbetuk pilhan ganda dengan jumlah 14 butir soal.Dan nilai pretest dilihat sebelum siswa mempelajari materi dengan penggunaan model pembelajarankonstruktivisme. Nilai postest diperoleh dari hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajarankonstruktivisme. Skor pretest dan posttest siswa digunakan untuk mencari skor N-gain. Pengolahan data hasil skor pretest dan posttest terdapat dalam lampiran sedangkan nilai rata-rata hasil test dengan skala penilaian 0–100 disajikan pada tabel 4.1 berikut : Data Hasil Test Nilai Maksimal Nilai minimal Rata-rata Standart Deviasi Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Siswa Pretest Posttest 71 86 36 50 48,2 68,7 12,17 11,81 N-Gain 0,08 0,76 0,41 0,32 Untuk hasil belajar pada siklus I dapat disimpulkan pada Tabel 4.2.berikut ini: Tabel4.2 Kategori Hasil Tes Kemampuan Siswa Kategori Siklus I ≥ 0.70 = Tinggi 1 0.30 – 0.70 = Sedang 10 ≤ 0.30 = Rendah 5 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.1 dapat diketahui nilai N-gain rata-rata sebesar 0,32 dengan kategori sedang. Sehingga dapat dikatakan terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelahditerapkannya model pembelajaran konstruktivisme. Dimana sebelum konstruktivisme, rata-rata hasil diterapkannya belajar siswa metode 48,2 pembelajaran sedangkan setelah 41 diterapkannya metode pembelajaran konstruktivismehasil belajar siswa meningkat dengan rata-rata sebesar 68,7 No 1 2 Tabel 4.3 Presentase Ketercapaian KKM pada Pretest siklus I Kriteria Ketuntasan Data hasil test Presentase Sudah memenuhi KKM 2 50 % Belum tercapai KKM 14 50 % No 1 2 Tabel 4.4 Presentase Ketercapaian KKM pada Posttest siklus I Kriteria Ketuntasan Data hasil test Presentase Sudah memenuhi KKM 8 50 % Belum tercapai KKM 8 50 % Pada tabel 4.4 diatas, dapat dilihat Persentase Ketercapaian KKM siswa padasiklus I baru mencapai63%.Hal ini berarti ketuntasan belajar pada siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan 85 %. Tidak tercapainya KKM sesuai kriteria yang diharapkan disebabkan proses pembelajaran masih belumkondusif dan masih banyak siswa belum fokus terhadap materi yang disampaikan. 1. Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi, wawancara, dan catatan lapangan yang telah dibuat, berikut ini disajikan data yang diperoleh dalam tahap observasi. a. Observasi Guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar observasi, untuk melihat keterlaksanaannyaRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.Berikut ini merupakan hasil observasi guru yang sedang mengajar 42 No Tabel 4.5. Data Observasi kegiatan Guru Siklus I Aspek Yang Diamati Pengamatan KBM a. Pendahuluan 1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran II b. Kegiatan Inti 1. Mempersiapkan materi pembelajaran 2. Mengorganisasikan siswa kedalam beberapa kelompok 3. Menjelaskan tugas kelompok yang harus dilakukan siswa 4. Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompoknya 5. Memotivasi siswa untuk berani mempresentasikan hasil diskusi kelompok 6. Memberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan tanggapan kepada siswa terhadap hasil diskusi kelompok-kelompok lain 7. Memberikan evaluasi 8. Memberi penghargaan pada kelompok yang pekerjaannya bagus. III c. Penutup 1. Memberikan penguatan pada siswa dari materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran 2. Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran 3. Memberikan tugas diakhir pelajaran Penilaian Siklus I I d. Suasana Belajar 1. Siswa antusias 2. Guru antusias 3. Waktu sesuai alokasi 4. KBM sesuai dengan skenario RPP Jumlah Persentase Penilaian Observer siklus I (%) Kategori 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 55 76 % Sedang Tabel 4.5.menunjukan penilaian kegiatan guru dalam mengajar yang dinilai oleh observer. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru harus sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disiapkan dalam tahap perencanaan. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kegiatan guru 43 yang sudah dilaksanakan pada siklus I dapat dikategorikan sedang yaitu sebesar 76% Tabel 4.6 Persentase Hasil Observasi kinerja Gurudalam Proses Pembelajaran IPApada Konsep Bagian-bagian dan Fungsi Tumbuhan Skor penilaian Terlaksana tapi tidak sesuai Terlaksana tapi kurang tepat dan tidak sistematis Terlaksana dengan tepat tapi kurang sistematis Terlaksana dengan tepat dan sistematis Total Frekwensi 17 1 18 Presentase 94 % 6% 100 % Hasil tabel tersebut menunjukkan bahwa kinerja guru yang sudah terlaksana dengan tepat dan sistematis, baru mencapai 6 %, sedangkan yang terlaksana dengan tepat tapi kurang sistematis 94% b. Hasil Observasi Siswa Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama pembelajaran, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.7. Data Observasi Komponen Siswa Pada Siklus I No 1 2 3 Hal yang diamati Siswa Keaktifan Siswa a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran b. Siswa aktif bertanya c. Siswa aktif mengajukan ide Perhatian siswa a. Mendengarkan presentasi teman b. Terfokus pada materi c. Antusias Kedisiplinan a. Kehadiran/ absensi b. Datang tepat waktu c. Pulang tepat waktu Skor Penilaian 2 2 2 2 2 3 4 2 4 44 4 Penugasan/resitasi a. Mengerjakan semua tugas b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya c. Mengerjakan sesuai dengan perintah Jumlah Persentase Penilaian Observasi Siswa Siklus I Kategori 2 1 4 30 63 % Sedang Pada tabel 4.7.menunjukkan persentase kegiatan siswa pada siklus I dalam mengikuti pembelajaran yang dinilai oleh observer dapat dikategorikan sedang dengan nilai 63% siswa melaksanakan kegiatan belajarnya dengan baik. Hal ini belum sesuai dengan harapan 85% siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan sangat baik, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat terutama pada pembelajaran IPA. Berikut ini, persentase hasil observasi siswa kelas IV pada proses pembelajaran berdasarkan skor penilaian observasi siswa yaitu sebagai berikut : Tabel 4.8.Persentase Hasil Observasi Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda pada Proses Pembelajaran IPA Skor Penilaian Frekwensi Prosentase Sangat tidak baik Tidak Baik 1 8% Baik 8 67 % Sangat Baik 3 25 % Total 12 100 % Dari tabel di atas menunjukkan bahwa skor penilaian proses belajar siswa kelas IV MIMiftahul Hudaadalah 25 % sangat baik, 67 % baik, dan 8 % tidak baik. Hal ini perlu ditingkatkan kembali pada siklus selanjutnya agar hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA dapat lebih meningkat. 3.Catatan Lapangan Pengamatan selama proses prmbelajaran berlangsung dimuat dalam catatan lapangan. Uraian lengkap pada lembar catatan lapangan dapat dilihat pada tabel 4.9.di bawah ini : 45 Tabel 4.9. Indikator Catatan Lapangan Pada Siklus I Indikator Kegiatan Siswa Indikator Kegiatan guru Uraian 1. Tahapan mengembangkan pemikiran siswa mengkonstruk pengetahuannya sendiri Siswa aktif menjawab pertanyan guru 2. Tahapan Melaksanakan model pembelajaran Konstruktivisme Siswa melakukan model pembelajaran Konstruktivisme dengan baik Dapat bekerja sama dengan kelompoknya. 3. Sebagian siswa sudah menguasai materi yang dipelajari 4. Tahap mengembangkan sikap ingin tahu dan bertanya. Beberapa siswa ada yang bertanya ketika tidak mengerti Beberapa siswa fasif dalam pembelajaran. 5. Tahapan menciptakan masyarakat belajar. Bebrapa siswa aktif berdiskusi Siswa aktif menanggapi persentasi kelompok lain. 6. Tahapan menghadirkan permodelan Siswa menyampaikan hasil pengamatan dengan baik 7. Tahapan melakukan refleksi Siswa aktif serta terlihat senang ketika menyimpulkan materi yang disampaikan 8. Tahapan melakukan penilaian Terlihat bebrapa siswa yang tidak serius dan bercanda. 1. 2. 3. 4. Uraian Tahapan mengembangkan pemikiran siswa mengkostruk pemikirannya sendiri. Guru sudah baik dalam mengkonstruk pengetahuan siswa. Tahapan melaksanakan kegiatan Konstruktivisme Guru sudah baik memfasilitasi proses pembelajaran siswa Guru sudah baik memberikan arahan selama proses belajar berlangsung Guru sudah baik dalam mengkondisikan siswa selama proses pembelajaran. Tahapan mengembangkan sikap ingin tahu dan bertanya Guru sudah baik dalam memberikan kesempatan bertanya pada siswa. Tahapan menciptakan masyarakat belajar. 46 Guru sudah baik dalam memberikan kesempatan bertanya kepada siswa 5. Tahapan menghadirkan permodelan Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk persentasi 6. Tahapan melakukan refleksi Guru sudah baik dalam menyimpulkan materi 7. Tahapan melakukan penilaian Guru sudah baik dalam memberikan penilaian kepada siswa 4. Hasil Wawancara Hasil wawancara diperoleh dengan memberikan pertanyaan kepada beberapa siswa dari perwakilan tiap kelompok yang berbeda. Selama wawancara diperoleh informasi mengenai peryataan siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkam metode konstruktivisme yang disajikan pada tabel 4.10. di bawah ini: Tabel 4.10 Hasil WawancaraPembelajaran IPA dengan Model PembelajaranKonstruktivismepada Konsep Struktur Tumbuhan dan Fungsinya NO Pertanyaan yang diajukan 1 Apakah kamu merasa senang belajar konsep bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme ? 2 Apakah kamu suka belajar dengan cara yang menyenangkan ini ? 3 4 5 Pernyataan Siswa Sangat senang dengan Model pembelajaran seperti ini Ya, sangat suka karena membuat aku senang belajar. Apakah kamu pernah diajarkan oleh guru mu Belum pernah, biasanya dengan model pembelajaran konstruktivisme ini kami belajar dengan sebelumnya? mendengarkan penjelasan guru. Apakah kamu merasa sulit mengerti belajar Tidak, bahkan lebih konsep struktur akar tumbuhan dan mengasyikan dan mudah fungsinyadengan menggunakan model mengerti pembelajaran konstruktivisme ini? Apakah kamu setuju jika pembelajaran Ya, sangat setuju dilakukan dengan cara diskusi yang menyenangkan seperti ini ? 47 Kesimpulan hasil wawancara tersebut sebagian siswa lebih senang serta mudah mengerti dalam proses pembelajaran IPA dengan mengunakan model pembelajaran konstruktivisme, hal ini sangat mendukung peningkatan hasil belajar siswa terutama pada pembelajaran IPA. Walaupun ada beberapa siswa yang masih belum fokus dan malu dalam proses pembelajaran. d. Refleksi Proses pembelajaran dengan model pembelajarankonstruktivisme pada konsep strukturakar tumbuhan dan fungsinya membuat siswa lebih mudah mengerti dan lebih menarik, sehingga siswa lebih terkondisikan untuk belajar lebih aktif, kreatif, efektif serta menyenangkan. Namun dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada Siklus I ini belum menunjukan hasil yang lebih memuaskan, masih perlu melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah dilakukan, untuk menemukan kekurangan pada proses pembelajaran baik yang dilakukan oleh guru maupun yang dilakukan oleh siswa. Refleksi yang dilakukan untuk menetukan perbaikan pembelajaran selanjutnya. Pada posttest siklus I untuk hasil belajar dari jumlah siswa 16 orang yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 8 orang (50%) dan yang belum mencapai dari target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 8siswa (50%) sedangkan target yang ingin dicapai adalah 85 %. Untuk kinerja guru baru mencapai 6 % terlaksana dengan tepat dan sistematis dan 94 % terlaksana dengan tepat tetapi tidak sistematis karena masih ada yang kurang diantaranya guru kurang memotivasi siswa, sehingga siswa tidak dapat melakukan proses pembelajaran dengan baik. e. Keputusan Pada pelaksanaan siklus I berdasarkan test hasil belajar siswa yang telah dilaksanakan selama proses pembelajaran pada siklus I ini, bahwa hasil belajar siswa pada konsep struktur akar tumbuhan dan fungsinya belum memenuhi indikator yang diharapkan, tidak semua siswa memiliki nilai diatas Kriteria 48 Ketuntasan Minimal (KKM). Maka dalam hal ini perlu dilakukan tindak lanjut proses pembelajaran untuk perbaikan hasil belajar siswa dan untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian tindakan kelas ini di siklus II. Siklus II a. Tahap perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II merupakan tahap perbaikan dari siklus I. Beberapa tindakan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II yaitu : 1. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme 2. Pembuatan Lembar Kerja Siswa, dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme 3. Pembuatan instrumen yang digunakan dalam siklus Penelitian Tindakan Kelas(PTK) seperti instrumen tes, pedoman observasi, catatan lapangan, dan pedoman wawancara. 4. Membuat kelompok belajar siswa. b. Tindakan yang dilakukan Tahapan tindakan selanjutnya adalah melaksanakan prosedur yang telah disususn dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Peneliti melaksanakan proses pembelajaran siklus II dengan sub konsep struktur daun tumbuhan dan fungsinya. Adapun langkah-langkah tindakan siklus kedua adalah sebagai berikut : 1. Pertemuan pertama Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme disiklus II pada pertemuan ini adalah sebagai berikut : a. Peneliti memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimilki siswa treatment, ini diberikan dengan menggunakan instrument tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 15 soal. Pembelajaran ini dimulai dengan 49 menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan apersepsi dan motivasi kepada siswa. Peneliti membuka pemebelajaran dengan menyampaikan tujuan/kompetensi pembelajaran. b. Guru menetukan topik sesuai KD c. Siswa membentuk kelompok sesuai instruksi guru d. Guru menyiapkan berbagai jenis daun tanaman yang akan dibagikan kepada setiap kelompok e. Setiap kelompok menerima daun tanaman yang diberikan oleh guru, kemudian mengamati daun tanaman tersebut dan mendiskusikannya dengan kelompoknya f. Perwakilan kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. g. Siswa menyimpulkan pembelajaran h. Siswa merangkum materi dalam buku tugas i. Diakhir pembelajaran peneliti memberikan posttest pilihan ganda sebanyak 15 soal kemudian siswa memberikan jawaban secara masing-masing untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan model pembelajaran konstruktivisme j. Menutup pembelajaran dan memberi kesimpulan tentang konsep struktur daun tumbuhan dan fungsinyasecara bersama-sama. c. Tahap pengamatan Melalui tahap pengamatan peneliti didampingi oleh observer melihat semua pengamatan aspek penilaian pre test dan posttest sehingga peneliti dapat melihat sejauhmana keberhasilan model pembelajarankonstruktivisme dalam meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV MI Miftahul Huda. Dan pedoman observasi siswa digunakan untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar IPA pada setiap kegiatan pemebelajaran sebelum dan sesudah diberi tindakan dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. Adapun pengamatan pada siklus II adalah sebagai berikut : 50 1. Hasil pretest pembelajaran IPA pada konsep struktur daun tumbuhan dan fungsinya. Tes yang digunakan pada siklus II ini berbentuk 15 butir soal pilihan ganda.Data nilai pretest sebelum siswa mempelajari materi dengan menggunaan model pembelajaran konstruktivisme.Skor pretest diperoleh dari hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran konstruktivisme.Skor pretest dan posttest siswa digunakan untuk mencari skor N-gain. Pengolahan data hasil skor pretest dan posttest terdapat dalam lampiran sedangkan nilai rata-rata hasil test dengan skala pernilaian 0 – 100 disajikan pada tabel 4.11 berikut : Tabel 4.11 Hasil Tes Kemampuan Siswa Data Hasil Tes Nilai Maksimal Nilai Minimal Rata-rata Standar Deviasi Pretest 73 33 50,8 11,50 Posttest 93 53 78,2 11,85 N.Gain 0,74 0,30 0,58 0,49 Untuk hasil belajar pada siklus II dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 4.12 Kategori Hasil Tes Kemampuan Siswa Kategori ≥ 0.70 = Tinggi 0.30 – 0.70 = Sedang ≤ 0.30 = Rendah Siklus 1I 4 Orang 11 Orang 1 Orang Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.12 dapat diketahui nilai N-gain ratarata sebesar 0,58 dengan kategori sedang. Peningkatan hasil belajar siswa pada tes ini terlihat dari sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan ada peningkatan, sebelum tindakan rata-rata hasil belajar siswa 50,8 sedangkan setelah diberi tindakan hasil belajar siswa rata-rata sebesar 78,2 51 Tabel 4.13 Presentase Ketercapaian KKM pada Pretest siklus II No 1 2 Kriteria Ketuntasan Sudah memenuhi KKM Belum tercapai KKM Data hasil test 1 15 Presentase 6,25 % 93,75 % Tabel 4.14 Presentase Ketercapaian KKM pada Posttest siklus II No 1 2 Kriteria Ketuntasan Sudah memenuhi KKM Belum tercapai KKM Data hasil test 14 2 Presentase 87,5 % 12,5 % Pada tabel 4.14 dapat dilihat Prosentase Ketercapaian KKM Siswa pada siklus II Sebesar 87,5%.Hai ini berarti ketuntasan belajar pada siklus II sudah lebih dari yang diharapkan yaitu 85%.Tercapainya KKM sesuai kriteria yang diharapkan disebabkan proses pembelajaran sudah kondusif dan sebagian besar siswa fokus dan tertarik untuk melaksanakan pembelajaran sehingga materi yang disampaikan dapat terserap dengan baik. 2. Observasi Pada Siklus II ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi,wawancara,dan catatan lapangan yang telah dibuat berikut ini disajikan data yang diperoleh dalam tahap observasi. a. Observasi guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar observasi,untuk melihat keterlaksanaannya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) yang telah dibuat,berikut ini merupakan hasil observasi guru yang sedang mengajar pada siklus II: 52 Tabel 4.15 Data Observasi Kegiatan Guru siklus II No Aspek Yang Diamati I Pengamatan KBM a. Pendahuluan 1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran b. Kegiatan Inti 1. Mempersiapkan materi pembelajaran 2. Mengorganisasikan siswa kedalam beberapa kelompok 3. Menjelaskan tugas kelompok yang harus dilakukan siswa 4.Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompoknya 5.Memotivasi siswa untuk berani mempresentasikan hasil diskusi kelompok 6. Memberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan tanggapan kepada siswa terhadap hasil diskusi kelompokkelompok lain 7. Memberikan evaluasi 8.Memberi penghargaan pada kelompok yang pekerjaannya bagus. c. Penutup 1. Memberikan penguatan pada siswa dari materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran 2. Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran 3. Memberikan tugas di akhir pelajaran II III d. Suasana Belajar 1. Siswa antusias 2. Guru antusias 3. Waktu sesuai alokasi 4. KBM sesuai dengan skenario RPP Jumlah Persentase Penilaian Observer siklus I (%) Kategori Penilaian Siklus I 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 69 96 % Tinggi Tabel 4.15. menunjukkan penilaian kegiatan guru dalam mengajar yang dinilai observer.Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru harus sesuai dengan Rencana PelaksanaanPembelajaran(RPP) yang sudah disiapkan dalam tahap perencanaan.Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kegiatan guru yang sudah dilakukan pada siklus II dapat dikategorikan tinggi, yaitu sebesar 93%. Pada tabel 53 diatas dapat diketahui adanya peningkatan kegiatan guru dari siklus I yaitu sebesar 63% dan siklus dua yaitu 96%, hal ini sangat menunjang tercapainya peningkatan hasil belajar siswa untuk pembelajaran IPA di kelas 1V MI Miftahul Huda, Tebet. Dengan metode Konstruktivisme yang dapat menarik perhatian siswa dengan cara yang menyenangkan sehingga siswa tidak bosan dan merasa kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran. Tabel 4.16 Persentase Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran IPA pada Struktur Tumbuhan dan Fungsinya Skor penilaian Frekwensi Presentase Terlaksana tapi tidak sesuai Terlaksana tapi kurang tepat dan tidak sistematis Terlaksana dengan tepat tapi kurang sistematis 3 17 % Terlaksana dengan tepat dan sistematis 15 83 % 18 100 % Total Hasil tabel tersebut menunjukan kinerja guru terlaksana dengan tepat dan sistematis telah mencapai 83% Terlaksana dengantepat tapi kurang sistematis 17%. d) Hasil Observasi Siswa Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama pembelajaran, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.17 Data Observasi Komponen Siswa Pada Siklus II No 1 2 3 Hal yang diamati Siswa Keaktifan Siswa a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran b. Siswa aktif bertanya c. Siswa aktif mengajukan ide Perhatian siswa a. Mendengarkan presentasi teman b. Terfokus pada materi c. Antusias Kedisiplinan a. Kehadiran/ absensi Skor Penilaian 4 4 3 4 4 4 4 54 b. Datang tepat waktu 3 d. Pulang tepat waktu 4 4 Penugasan/resitasi a. Mengerjakan semua tugas 4 b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai 3 waktunya 4 c. Mengerjakan sesuai dengan perintah 45 Jumlah 94 % Persentase Penilaian Observasi Siswa Siklus II Tinggi Kategori Tabel 4.17 menunjukan prosentase kegiatan siswa pada siklus II dalam mengikuti pembelajaran yang dinilai oleh observer dapat dikategorikan tinggi dengan nilai 94 % siswa melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sangat baik. Berikut inipersentase hasil observasi siswa kelas IV pada proses pembelajaran berdasarkan skor penilaian observasi siswa yaitu sebagai berikut: Tabel 4.18 Persentase Hasil Observasi Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Pada Proses Pembelajaran IPA Skor Penilaian Sangat tidak baik Tidak baik Baik Sangat baik Total Frekwensi 3 9 12 Persentase 25 % 75 % 100 % Dari tabel diatas menunjukan bahwa skor penilaian proses belajar siswa kelas IV MI Miftahul Huda adalah 25 % Baik dan 75 % Sangat baik.Tabel tersebut dapat dilihat dengan kategori baik karena telah mencapai 75 %, hal ini suatu hasil yang bagus sehingga dapat menunjang keberhasilan belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA . b. Catatan Lapangan Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dimuat dalam catatan lapangan.Uraian lengkap pada lembar catatan lapangan dapat dillihat pada tabel 4.19 dibawah ini: 55 Tabel 4.19 Indikator Catatan Lapangan Pada Siklus II Indikator Uraian Kegiatan Siswa 1. Tahapan mengembangkan pemikiran siswa mengkonstruk pengetahuannya sendiri Siswa aktif menjawab pertanyan guru 2. Tahapan Melaksanakan Konstruktivisme Siswa melakukan metode Konstruktivisme dengan baik Dapat bekerja sama dengan kelompoknya. 3. Sebagian siswa sudah menguasai materi yang dipelajari 4. Tahap mengembangkan sikap ingin tahu dan bertanya. Beberapa siswa ada yang bertanya ketika tidak mengerti Sebagian besar siswa aktif dalam pembelajaran. 5. Tahapan menciptakan masyarakat belajar. Bebrapa siswa aktif berdiskusi Siswa aktif menanggapi persentasi kelompok lain. 6. Tahapan menghadirkan permodelan Siswa menyampaikan hasil pengamatan dengan baik 7. Tahapan melakukan refleksi Siswa aktif serta terlihat senang ketika menyimpulkan materi yang disampaikan 8. Tahapan melakukan penilaian Siswa terlihar serius dalam mengerjakan tugas. Indikator Kegiatan guru Uraian 1. Tahapan mengembangkan pemikiran siswa mengkostruk pemikirannya sendiri. Guru sudah baik dalam mengkonstruk pengetahuan siswa. 2. Tahapan melaksanakan kegiatan konstruktivisme Guru sudah baik memfasilitasi proses pembelajaran siswa Guru sudah baik memberikan arahan selama proses belajar berlangsung Guru sudah baik dalam mengkondisikan siswa selama proses pembelajaran. 3. Tahapan mengembangkan sikap ingin tahu dan bertanya Guru sudah baik dalam memberikan kesempatan bertanya pada siswa. 4. Tahapan menciptakan masyarakat belajar. Guru sudah baik dalam memberikan kesempatan bertanya kepada siswa 5. Tahapan menghadirkan permodelan 56 Guru sudah baik dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk persentasi 6. Tahapan melakukan refleksi Guru sudah baik dalam menyimpulkan materi 7. Tahapan melakukan penilaian Guru sudah baik dalam memberikan penilaian kepada siswa Hasil Observasi kegiatan guru sudah menunjukkan hasil lebih baik dari siklus sebelumnya dengan peningkatan kinerja guru baik dalam menyajikan maupun memilih metode yang tepat akan mendukung hasil belajar yang lebih baik dan memuaskan.. c. Hasil Wawancara Hasil wawancara diperoleh dengan memberikan pertanyaan kepada beberapa siswa dari perwakilan tiap kelompok yang berbeda. Selama wawancara diperoleh informasi mengenai pernyataan siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkam metode konstruktivisme yang disajikan pada tabel 4.20. di bawah ini : Tabel 4.20 Hasil Wawancara Pembelajaran IPA dengan Model Pembelajaran Konstruktivismepada Konsep Struktur Tumbuhan dan Fungsinya NO Pertanyaan yang diajukan Pernyataan Siswa 1 Apakah kamu merasa senang belajar konsep Sangat senang dengan struktur daun tumbuhan dan fungsinya model konstruktivisme dengan menggunakan model pembelajaran ini konstruktivisme ? 2 Apakah kamu suka belajar dengan cara yang Ya, sangat suka karena menyenangkan ini ? membuat aku senang belajar. 3 Apakah kamu pernah diajarkan oleh guru mu Belum pernah, biasanya dengan model pembelajaran konstruktivisme ini kami belajar dengan sebelumnya? mendengarkan penjelasan guru. 4 Apakah kamu merasa sulit mengerti belajar Tidak, bahkan lebih tentang konsep struktur daun tumbuhan dan mengasyikan dan mudah fungsinya dengan menggunakan model mengerti pembelajaran konstruktivisme ini? 5 Apakah kamu setuju jika pembelajaran Ya, sangat setuju dilakukan dengan cara diskusi yang menyenangkan seperti ini ? 57 Kesimpulan hasil wawancara tersebut sebagian siswa lebih senang serta mudah mengerti dalam proses pembelajaran IPA dengan mengunakan model pembelajaran konstruktivisme, hal ini sangat mendukung peningkatan hasil belajar siswa terutama pada pembelajaran IPA. Siswa terlihat aktif dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. d. Refleksi Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme pada konsep struktur daun tumbuhan dan fungsinya membuat siswa lebih tertarik dan bersemangat, sehingga siswa lebih terkondisikan untuk belajar lebih aktif, kreatif, efektif serta menyenangkan. Proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ini telah menunjukkan hasil yang lebih baik, dimana hampir sebagian besar siswa telah aktif dalam proses pembelajaran yang dilakukan, sehingga kondisi belajar tidak membosankan dan siswa telah terbiasa melakukan kegiatan belajar dengan model pembelajaran konsruktivisme. Pada posttest siklus II untuk hasil belajar dari jumlah siswa 16 orang yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 14 orang (88%) Untuk kinerja guru telah mencapai 83 % terlaksana dengan tepat dan sistematis. Hal ini menunjukkan telah terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklius II ini. e. Keputusan Pada pelaksanaan siklus II berdasarkan test hasil belajar siswa yang telah dilaksanakan selama proses pembelajaran pada siklus II ini, bahwa hasil belajar siswa pada konsep struktur daun tumbuhan dan fungsinyatelah memenuhi indikator yang diharapkan, yaitu sebanyak 14 siswa (88%). Hal ini berarti, tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV MI Miftahul Huda tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya 58 B. Pembahasan Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dengan menerapkan pembelajaran Pendekatan konstruktivisme, dari setiap siklus menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar selama proses pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil pretest dan posttestataupun berdasarkan lembar observasi kegiatan siswa dalam menguasai pembelajaran konsep struktur tumbuhan dan fungsinya. Hasil test kemampuan siswa pada siklus I setelah menerapkan model pembelajaran konstruktivisme diketahui bahwa nilai rata-rata siswa adalah 68,7 dengan nilai N-gain 0,39 dengan interpretasi berkategori sedang. Sebanyak 8 siswa memiliki kemampuan yang sudah memenuhi KKM dengan prosentase 50%, sedangkan 8 siswa belum memenuhi KKM dengan prosentase 50%. Hal ini menunjukkan ketuntasan belajar di siklus I belum memenuhi keriteria ketuntasan yang diharapkan yaitu 85%.Rata-rata hasil belajar siswa yang diukur pada siklus I tergolong baik, namun masih perlu ditingkatkan. Lembar observasi kegiatan siswa dalma proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme pada siklus I mencapai prosentase 63%. Hal ini menunjukkan siswa dapat mengikuti dengan baik dan antusias kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Namun hasil belajar yang dicapai pada siklus I belum maksimal, masih ada siswa yang mencapai hasil belajar yang masih rendah. Rendah nya hasil belajar siswa dikarenakan pada saat pembelajaran terdapat siswa yang kurang merespon dan tidak focus terhadap proses pembelajaran, diantara nya pada saat proses diskusi dan perwakilan kelompok masih ada siswa yang malu untuk mempresentasikan jawaban kelompoknya.Untuk mengatasi hal tersebut pada siklus II peneliti memandu diskusi secara aktif dan memberikan kesempatan lebih kepada siswa dalam menyampaikan pendapat, lebih memotivasi siswa untuk terus aktif dalam kegiatan pembelajaran. Setelah melakukan perbaikan tindakan pada siklus II, hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan, yaitu mencapai nilai rata-rata 78,2 dengan N-gain 0,56. Siswa yang memiliki kemampuan sesudah memenuhi KKM sebanyak 14 59 siswa dengan prosentase 87,5%, dan hanya 2 siswa belum memenuhi KKM dengan prosentase 12,5%. Lembar observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II juga mengalami peningkatan yaitu mencapai prosentase 94%. Hal ini menunjukkan siswa sudah terbiasa dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga siswa aktif dan tampil lebih percaya diri dalam kegiatan diskusi yang dilaksanakan.Hal ini mendorong siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang diakibatkan adanya perlakuan yang diberikan kepada siswa dengan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme.Dimana sebelum penerapan model pembelajaran konstruktivisme ini nilai pretest siswa lebih kecil dibandingkan dengan nilai posttest. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Asep Suryadi yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Sistem Peredaran Darah Manusia. Selain itu penelitian lain yang dilakukan oleh Amanah juga menunjukkan bahwa model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III di MI Al- Hidayah Lebak Bulus. Sesuai yang telah dijelaskan pada bab II bahwa model pembelajaran konstruktivisme dapat membuat siswa berfikir untuk menyelesaikan masalah, memiliki ide dan membuat keputusan, karena murid terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih memahami konsep yang diajarkan dan dapat mengaplikasikan nya dalam segala situasi. Selain itu murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada konsep struktur tumbuhan dan fungsinya membuat siswa menjadi lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan dengan membangun sendiri konsep belajar berdasarkan pengalaman belajar yang telah dimilikinya. Sehingga hasil belajar siswa pun dapat meningkat. 60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dan siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada konsep struktur tumbuhan dan fungsinya. Hal ini dapat dilihat dari prosentase jumlah siswa yang telah berhasil mencapai nilai KKM, dimana pada siklus I hasil posttest siswa yang sudah memenuhi KKM mencapai 50 % meningkat menjadi 87,5 % pada siklus II . Hasil observasi juga menunjukkan pelaksanaan pembelajaran di kelas yang menggunakan model pembelajaran konstruktivisme berhasil dengan baik, ini dibuktikan dengan prosentase keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan, dimana pada siklus I mencapai 63 % meningkat menjadi 94 % pada siklus II. B. Saran 1. Keberhasilan penerapan model pembelajaran konstruktivisme dalam penelitian ini dapat dijadikan motivasi untuk mencoba variasi pendekatan, model atau strategi pembelajaran lainnya dalam proses pembelajaran yang dilakukan 2. Sebelum menerapkan model atau strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran,, guru harus memahami terlebih dahulu tahapan pelaksanaan dari model atau strategi pembelajaran yang dilakukan 3. Mengkondinisikan suasana ruang belajar sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan saat proses pembelajaran 60 61 DAFTAR PUSTAKA Angkono.2007. Optimalisasi Media pembelajaran.Jakarta: PT Grasindo. Dimyati dan Mujiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta. Darmodjo, Herdro, Jeny R.E Kaligis dkk. 1992. Psikologi pendidikan. Jakarta: Depdikbud. Herlanti,Yanti. 2006. Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains. Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK. UIN Syahid. Junaesih, Nengsih. 2007.Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Dasar dalamBidang Sains, sebuah Ontologi dalam Pendekatan Baru dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar. Jakarta: PIC IISEP UIN Syarif Hidayatullah. Muslich, Mansur. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru dalam Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group Rosalin,Elin. 2010. Gagasan Merancang Pembelajaran Konstektua. Jakarta: PT Karsa Mandiri Persada. Rustaman, Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Sabri, Alisuf. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Saripudin, Tatang. 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan. Soemanto,Wasty. 2003.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rieneka Cipta. Suherman, Erman. 2003. Strategi Belajar MatematikaKontemporer. Bandung:UPI. dan Pembelajaran 62 Sujana, Nana. 1989. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya Widodo, Ari dkk. 2008. Pendidikan IPA di SD. Bandung: Fakultas IlmuPendidikan-UPI. SIKLUS I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) Nama Sekolah : Mis Miftahul Huda Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas : IV (Empat) Semester : Ganjil Pertemuan Ke : 4 Alokasi Waktu : 2x35 Menit Standar Kompetensi : 2. Memahami hubungan antara strukur bagian tumbuhan dengan fungsinya Kompetensi Dasar 2.1.Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan : dan fungsinya. II. Indikator 2.1.1.Menyebutkan fungsi akar 2.1.2. Menyebutkan bagian-bagian akar 2.1.3. Menjelaskan dua system perakaran pada tumbuhan 2.1.4. Menjelaskan macam-macam akar III. Tujuan Pembelajaran : Mengetahui fungsi akar Menyebutkan bagian-bagian akar Menyebutkan dua sistem perakaran pada tumbuhan Menyebutkan macam-macam akar IV. Materi Pembelajaran A. Materi Pokok B. Uraian Materi : Bagian-bagian akar dan fungsi nya : (Terlampir) V. Metode Pembelajaran : Ceramah interaktif, observasi, dan diskusi VI. Model Pembelajaran : Konstruktivisme VII. Media Pembelajaran : - Gambar pohon mangga -Tanaman kecil yang ada di lingkungan sekolah VIII. Langkah-Langkah Pembelajaran : A.Pendahuluan Waktu Nilai Karakter : : 10 Menit : Kreatif, kerjasama dan disiplin Kegiatan siswa Waktu Kegiatan guru Motivasi Ice breaking (permainan cek bum) Menyanpaikan tujuan pembelajaran 5 Menit Bersama-sama melakukan ice breaking Mendengarkan apa-apa yang dijelaskan guru 5 Menit B.Kegiatan Inti Waktu : : 50 Menit B.1 Eksplorasi : Waktu : 15 Menit Nilai Karakter : Tanggap, tekun, berfikir logis dan kerjasama Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu konstruktivis me Memotivasi siswa dengan megajukan Merespon apa yang di 5 Menit pertanyaan sebagai berikut : katakan guru Pengetahuan awal 1. Pernakah kalian mengamati apa yang terihat pada gambar pohon mangga yang ada di papan tulis? 2. Bagian apakah itu? 3. Apakah semua tumbuhan memiliki bagian seperti yang terlihat pada pohon mangga itu? Meminta siswa untuk membentuk kelompok Melakukan apa yang 10 Menit terdiri dari 3 orang di katakan guru (menurut deretan tempat duduk) Eksplorasi Meminta perwakilan masing-masing Melakukan apa kelompok untuk mengambil salah satu perintahkan guru tanaman kecil yang sudah disediakan di depan kelas kemudian bergabung kembali dengan kelompoknya masing-masing untuk mengamati apa yang mereka dapat Memerintahkan siswa untuk berdiskusi dan mencatat apa yang mereka amati Mengamati dan mendiskusi kan tentang tumbuhan yang di dapat nya di Meminta perwakilan salah satu kelompok untuk membacakan hasil pengamatan dan diskusi B.2 Elaborasi : Waktu Nilai Karakter Tahap konstruktivisme Diskusi dan penjelasan konsep B.3 Konfirmasi Waktu Nilai Karakter Tahap konstruk Pengembangan aplikasi Memberi pendapat/komentar/sar an : 20 Menit : Disiplin, tanggap, tekun dan kerja keras Kegiatan guru Kegiatan siswa Memerintahkan siswa untuk kembali ke tempat duduk masing-masing Melaksana kan apa yang di perintahkan oleh guru Membahas hasil diskusi dan menjelaskan kembali tentang konsep bagian-bagian akar dan fungsinya Memperhatikan penjelasan dari guru Memerintahkan siswa menulis materi tentang bagian-bagian akar dan fungsinya yang ada pada buku paket Melaksanakan apa yang diperintahkan guru Waktu 10 menit 10 Menit : : 15 Menit : Berfikir logis, disiplin dan tekun Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu Menanyakan hal-hal yang kurang di fahami Bertanya 10 Menit Siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah di pelajari Membuat kesimpulan 5 Menit No 1. 2. Indikator Menyebutkan bagian-bagian akar Menjelaskan dua sistem perakaran pada tumbuhan Instrumen 1. Pada tumbuhan terdapat tiga bagian pokok, yaitu……..,….dan……… Akar, batang dan daun 2. Bagian-bagian akar terdiri dari…………,………dan ……. Inti akar, rambut akar dan tudung akar 3. Tunbuhan monokotil berkeping satu memiliki akar… Serabut 4. Pada tumbuhan dikotil (tumbuhan biji berkeping dua) yang dikembang biakan secara stek/cangkok, maka akan menjadi jenis akar…… 3 Menyebutkan fungsi akar Kunci jawaban 5. Sebutkan fungsi akar Skor 1 1 1 Serabut 1 Fungsi akar : 1. Untuk menegakan dan memperkuat berdirinya pohon 2. Sebagai cadangan makanan 3. Menyerap air dan mineral dalam tanah 4. Sebagai alat pernapasan 4 4 Menjelaskan macam-macam akar 6. Apa yang dimaksud dengan akar isap? Akar isap merupakan akar yang berfungsi untuk mengisap air dan zat makanan dari pohon inangnya. Jumlah C.Penutup : Waktu Nilai Karakter 2 10 : 10 Menit : Kerjasama dan tekun Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu Guru memberi lembar tugas untuk di selesaikan siswa Merespon atas apa yag di lakukan guru 7 Menit Guru mengkomunikasikan materi yang akan di sampaikan pada pertemuan selanjut nya Siswa mendengarkan penjelasan dari guru 3 Menit IX. Sumber Belajar : Sains untuk SD Kelas IV (KTSP) : Erlangga Penerbit Penulis : Drs. Haryanto X. PENILAIAN Mengetahui Kepala sekolah Ahmad Fikhryansyah Jakarta, Agustus 2013 Guru kelas Karmila Lembar tugas 1. Sebutkan bagian-bagian pokok pada tubuh tumbuhan! 2. Sebutkan bagian-bagian akar! 3. Sebutkan dua sistem perakaran pada tumbuhan! 4. Akar memiliki beberapa fungsi. Sebutkan! Kunci Jawaban 1.Akar, batang, dan daun 2.Inti akar, rambut akar dan tudung akar 3.a. akar serabut b. akar tunggang 4. a. akar berguna untuk menyerap air dan zat hara dalam tanah b. memperkokoh berdirinya tumbuhan c. sebagai alat pernapasan d. sebagai cadangan makanan URAIAN MATERI Struktur Dan Fungsi Bagian Tumbuhan Seperti makhluk lain, tumbuhan memiliki bagian bagian tertentu. Bagian bagian tumbuhan adalah daun, batang, akar, bunga , buah dan biji. Setiap bagian tumbuhan itu mempunyai fungsi tertentu. Tentu saja fungsi bagian tumbuhan berkaitan dengan kegiatan makan, bergerak, tumbuh, bernapas, dan berkembang biak. A. Akar 1. Struktur Akar Akar pada umumnya terletak di dalam tanah. Warna akar tidak hijau, biasanya keputih putihan atau kekuning kuningan. Bentuk akar sebagian besar meruncing pada ujungnya. Bentuk yang runcing memudahkan akar menembus tanah. Akar terdiri dari beberapa bagian, diantaranya rambut akar (bulu akar) dan tudung akar. Rambut akar merupakan jalan masuk air dan zat hara dari tanah ke tumbuhan. Tudung akar berfungsi melindungi akar saat menembus tanah. Ada dua jenis akar yaitu akar serabut dan akar tunggang. Akar serabut berbentuk seperti serabut. Bagian ujung dan bagian pangkal akar berukuran hampir sama besar. Semua bagian akar keluar dari pangkal batang. Akar serabut juga bercabang cabang. Akan tetapi ukuran percabangannya tidak terlalu berbeda. Akar serabut dimiliki oleh tumbuhan biji berkeping satu (monokotil), misalnya jagung, padi, dan tebu. Akar tunggang memiliki akar pokok. Akar pokok bercabang cabang menjadi bagian akar yang lebih kecil. Perbedaan ukuran antara akar pokok dan akar cabang sangat nyata. Akar tunggang di milliki oleh tumbuhan berkeping dua (dikotil), misalnya mangga, jeruk, dan kacang-kacangan. Akan tetapi, tumbuhan dikotil tidak berakar tunggang jika di tanam denagn cara cangkok atau disetek. Tumbuhan yang dicangkok atau disetek menjadi berakar serabut. Akar serabut memiliki kesamaan dengan akar tunggang. Kedua jenis akar ini dapat bercabang-cabang. Tujuan percabangan akar untuk memperluas bidang penyerapan di dalam tanah. Percabangan akar juga memperkuat berdiri nya batang. Pada baian tumbuahan terdapat juga akar-akar khusus. Berikut ini akar-akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus. 1. Akar gantung Akar ini tumbuh dari bagian batang tumbuhan di atas tanah. Akar tersebut menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah, misalnya akar gantung pohon beringin. 2. Akar pelekat Akar ini tumbuh di sepanjang batang. Akar tersebut berguna untuk menempel pada kayu, tumbuhan lain, atau tembok. Akar pelekat dimiliki tumbuhan yang memanjat, misalnya akar tumbuhan lada dan sirih. 3. Akar tunjang Akar ini tumbuh dari bagian bawah akar ke segala arah. Akar tersebut seakanakan menunjang batang agar tidak roboh, misalnya akar pohon bakau dan pandan. 4. Akar napas Akar napas tumbuh tegak lurus ke atas sehingga muncul dari permukaan tanah atau air. Akar napas ada yang di miliki tumbuhan darat (tumbuh di tanah) dan ada yang dimiliki tumbuhan air. Akar napas merupakan cabang-cabang akar. Akar napas memiliki banyak celah untuk jalan masuk udara, misalnya akar pohon kayu api. Lampiran 5 Instrumen tes siklus 1 SK : Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya KD : Menjelaskan hubungan antara sturktur akar tumbuhan dengan fungsinya NO. 1. 2. Indikator Menyebutkan tiga pokok bagian tumbuhan Menyebutkan bagian lain dari tumbuhan jenjang C1 C1 Soal Tiga pokok bagian tumbuhan antara lain akar, batang dan… Kunci jawaban d. a. Bunga b. Buah c. Biji d. Daun Selain mempunyai tiga bagian pokok, tumbuhan juga mempunyai bagian lain yaitu… b. a. b. c. d. Batang Bunga Daun Akar 3. Menunjukkan letak akar C1 Pada umum nya akar terletak di… a. b. c. d. 4. Menjelaskan bentuk akar C2 Di atas tanah Di dalam tanah Di atas air A, b, dan c salah b. Pada umumnya bentuk akar meruncing pada ujung, ini bertujuan untuk… c. 5. 6. 7. Menjelaskan fungsi dari tudung akar Menyebutkan beberapa bagian akar Menyebutkan ciri-ciri akar serabut C2 a. Memudahkan akar menyerap air b. Memudahkan akar menyerap sari makanan c. Memudah akar menembus tanah d. Tidak ada fungsinya Tudung akar berfungsi untuk… C1 a. Bernafas b. Menghisap sari makanan dari dalam tanah c. Melindungi akar saat menembus tanah d. Menghasilkan udara Berikut ini adalah bagian-bagian akar… C1 a. Inti akar, Rambut akar, dan tudung akar b. Rambut akar dan bulu akar c. Batang akar d. Semua salah Akar serabut meliki ciri-ciri… a. Akar pokok bercabang-cabang b. Akar pokok tidak bercabang-cabang c. a. d. 8. 9. 10. Menjelaskan contoh tanaman berakar serabut Memberi contoh tentang tanaman berakar serabut Memberi contoh tentang tanaman berakar tunggang C2 C2 C2 c. Tidak semua akar batng keluar dari pangkal batang d. Berbentuk seperti serabut Akar serabut di miliki oleh tumbuhan… a. Biji perkeping satu (monokotil) b. Biji berkeping dua (dikotil) c. Biji tidak berkeping d. Semua benar Berikut ini adalah contoh tanaman berakar serabut, kecuali… a. Jagung b. Rumput c. Padi d. jeruk Berikut ini adalah contoh tanaman yang memiliki akar tunggang… a. d. b. 11. Menyebutkan contoh tanaman berakar gantung C1 a. Tebu b. Rambutan c. Kelapa d. Padi Pohon beringin adalah contoh tanaman yang memiliki akar… c. a. b. c. d. Serabut Tunggang Gantung Pelekat 12. Menjelaskan fungsi akar pelekat C2 Fungsi akar pelekat pada tanaman sirih berguna untuk… d. 13. Menjelaskan definisi tentang konsep akar napas C1 a. Penopang berdirinya pohon b. Penopang daun c. Penopang batang d. Menempel pada kayu atau tembok Akar yang tumbuh tegak lurus ke atas yang muncul dari permukaan tanah atau dari air di sebut… d. 14. 15. Menejelaskan perubahan jenis akar Membuktikan bahwa tanaman membutuhkan air dan zat hara demi kelangsungan hidup nya… C2 C3 a. Akar gantung b. Akar pelekat c. Akar tunjang d. Akar napas Tumbuhan berkeping dua (dikotil) jika di kembangbiakkan dengan cara di setek maka akar nya akan berubah menjadi jenis akar… a. Tunggan b. Tunjang c. Serabut d. Tunggang dan serabut Pada musim kemarau tanaman tampak layu bahkan mati, ini membuktikan bahwa tanaman membutuhkan air demi kelangsungan hidup nya, yang di serap melalui… a. b. c. d. Daun Batang Ranting Akar c. d. 16. 17. Menjelaskan kelainan air yang di serap oleh akar Membuktikan bahwa akar dapat menahan tanah dari erosi dan longsor C2 C3 Jika air yang di serap oleh akar adalah air yang sudah tercemar apa yang terjadi pada tanaman ? a. Tumbuh subur b. Tanaman kurus dan lama-kelamaan akan mati c. Tidak berpengaruh d. Biasa-biasa saja Pada tebing yang gundul akan lebih mudah terjadi longsor/erosi di bandingkan dengan tebing yang banyak pepohonan nya. Ini membuktikan bahwa… b. c. 18. Menunjukkan alat pernapasan pada akar C1 a. Akar menyimpan air dan sari makanan b. Akar sebagai alat pernapassan pada tumbuhan c. Akar dapat menahan tanah dari lonsor dan erosi d. Semua benar Akar berguna sebagai alat pernapasan tumbuhan, akar bernapas melalui… a. 19. Membuktikan bahwa akar menyimpan air dan zat hara dari dalam tanah C3 a. Pori-pori yang terdapat pada permukaan akar b. Rambut akar (bulu akar) c. Tudung akar d. Penopang akar Tanaman yang disiram dan di beri pupuk secara teratur akan tampak subur karena… a. Air dan zat hara di serap oleh akar dan di salurkan ke seluruh bagian tubuh lainnya b. Air dan zat hara tidak di serap akar a. 20. 21. Member contoh tentang tanaman berakar serabut Memahami bagian lain dari tumbuhan C2 C2 c. Tanaman tidak prlu air d. Tanaman tidak perlu di pupuk Pohon kelapa adalah termasuk tanaman dikotil (tanaman berbiji tunggal) pohon kelapa memiliki akar… c. a. Tunggang b. Tunjang c. Serabut d. Nafas Pada tumbuhan terpadat bagian pokok yang telah berubah, bagian tersebut adalah… b. 22. Menyebutkan bagian-bagian inti akar C1 a. Ranting b. Bunga dan duri c. Batang d. Akar Pada bagian-bagian akar terdapat inti akar, inti akar, inti akar terdiri dari… b. 23. Menyebutkan contoh tanaman berakar napas C1 a. Inti akar dan rambut akar b. Pembuluh kayu dan pembuluh tapis c. Inti akar dan pembuluh akar d. Tudung akar dan rambut akar Berikut adalah contoh tanaman berakar napas : a. b. c. d. Pohon bakau Pohon pandan Pohon kayu api Pohon beringin c. 24. Menyebutkan contoh tanaman berakar tunggang C1 Berikut ini adalah contoh tanaman berakar tunjang kecuali… a. 25. Menyebutkan sistem perakaran pada tanaman C1 a. Pohon beringin b. Pohon pandan c. Pohon bakau d. Pohon tebu Ada dua sistem perakaran pada tanaman yaitu : a. b. c. d. Sistem cangkok Sistem setek Sistem akar serabut Sistem akar serabut dan akar tunggang d. Lampiran 6 Instrumen Tes Siklus II No. 1. 2. 3. Indikator jenjang Menyebutkan warna daun C1 Menjelaskan penyebab daun berwarna hijau Menjelaskan bagian-bagian daun lengkap C2 C2 Soal Kunci jawaban Pada umum nya daun barwarna… a. Merah b. Kuning c. Ungu d. hijau Daun barwarna hijau di sebabkan karna ada nya… d. a. Stomata b. Pori-pori c. Klorofil d. Semua benar Daun lengkap memiliki bagian-bagian sebagai berikut… c. d. 4. Menyebutkan bagian-bagian daun tidak lengkap C1 a. Pelepah b. Tangkai c. Helai daun d. Semua benar Sedangkan daun tidak lengkap terdiri dari… a. Tangkai b. Helai c. Tangkai dan helai c. 5. Menyebutkan contoh daun tidak lengkap C1 d. Ab dan c salah Di bawah ini merupakan contoh daun tidak lengkap yaitu… d. 6. 7. Menjelaskan bentuk helai daun Menyebutkan bermacam-macam bentuk susunan tulang daun C2 C1 a. Daun jambu b. Daun nangka c. Daun mangga d. Semua benar Bentuk helai daun di pengaruhi… a. Bentuk susunan tulang daun b. Bentuk serat daun c. Bentuk tangkai daun d. Bentuk pelapah daun Di bawah ini adalah contoh bermacam-macam bentuk susunan tulang daun, kecuali… a. d. 8. Menyebutkan contoh tulang daun sejajar a. Tulang daun menyirip b. Tulang daun menjari c. Tulang daun melengkung d. Tulang daun memutar C1 Jenis rumput-rumputan memiliki susunan tulang daun… c. a. b. c. d. Menyirip Menjari Sejajar melengkung 9. 10. 11. Menyebutkan contoh tulang daun menyirip Memberi contoh tentang susunan tulang daun melengkung Menjelaskan jenis daun berdasarkan jumlah helai nya C1 Berikut ini adalah contoh tulang daun meyirip… C2 C2 a. Daun jambu b. Daun singkong c. Daun padi d. Daun sirih Daun sirih memiliki susunan tulang daun… a. a. Menjari b. Melengkung c. Sejajar d. Menyirip Berdasarka jumlah helai nya daun di bedakan 2 macam yaitu… b. c. 12. Menyebutkan contoh daun tunggal a. Daun tunggal b. Daun majemuk c. Daun tunggal dan daun majemuk d. Daun lengkap C1 Berikut ini adalah contoh-contoh jenis daun tunggal, kecuali… a. a. b. c. d. Daun belimbing Daun pepaya Daun singkong Daun jagung 13. Memberi contoh jenis daun majemuk C2 Daun bunga mawar termasuk jenis daun… a. b. c. d. 14. Menjelaskan tentang daun tunggal C2 Tunggal Menjari Majemuk sejajar c. Daun tunggal yaitu daun yang pada setiap tangkai nya terdapat… a. 15. 16. 17. Menjelaskan tentang susunan tulang daun menjari C2 a. Satu helai daun b. Dua helai daun c. Tiga helai daun d. Beberapa helai daun Tulang daun menjari berbentuk seperti... Menyebutkan tempat tumbuh daun a. Garis-garis melengkung b. Garis-garis lurus c. Susunan siri-sirip ikan d. Susunan jari-jari tangan C1 Daun selalu tumbuh dari… Menyebutkan contoh tumbuhan berdaun tidak lengkap a. Batang b. Akar c. Bunga d. biji C1 Daun tumbuhan yang hanya memiliki pelepah dan helai daun saja adalah daun dari tumbuhan… d. a. a. a. Padi b. Mangga 18. Menyebutkan istilah pada proses memasak makanan pada daun c. Kacang d. Cabai C1 Fungsi daun sebagai tempat pembuatan makanan yang di sebut dengan proses… c. 19. 20. 21. Menyebutkan sesuatu yang sangat di butuhkan daun saat proses fotosintesis Menjelaskan tentang kelebihan zat makanan yang di hasilkan oleh proses fotosintesis Menyebutkan tempat proses fotosintesis bagi tumbuhan a. Penguapan b. Penyerapan c. Fotosintesis d. B dan c benar C1 Dalam proses fotosintesis daun membutuhkan… C2 a. Udara b. Cahaya c. Air d. Tanah Makanan yang di hasilkan dalam proses fotosintesis berguna untuk kelangsungan tumbuhan, sedangkan kelebihan nya di simpan dalam bentuk… b. d. a. Cadangan air b. Cadangan udara c. Cadangan uap d. Cadangan makanan C1 Dimanakah proses fotosintesis di lakukan pada tumbuhan… c. 22. Menjelaskan penting nya cahaya dalam C2 a. Di batang b. Di akar c. Di daun d. Di ranting Dalam proses fotosintesis tumbuhan sangat proses fotosintesis bagi tumbuhan 23. Menyebutkan beberapa fungsi daun membutuhkan cahaya jika tidak ada cahaya apakah daun masih bisa berfotosintesis… a. Bisa b. Tidak bisa c. Bisa dan tidak bisa d. Semua salah C1 Berikut ini adalah beberapa fungsi daun, kecuali… a. b. c. d. 24. Menjelaskan kelebihan air yang di serap oleh tumbuhan b. C2 Sebagai tempat pembuatan makanan Tempat penguapan air Sebagai alat pernapasan Mengangkut makanan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Kelebihan air yang telah di serap oleh tumbuhan akan di keluar kan melalui proses… d. a. 25. Menyebutkan istilah stomata (mulut daun) a. Penguapan b. Fotosintesis c. Penyerapan d. Semua benar C1 Mulut daun di sebut dengan istilah… a. b. c. d. Penguapan Penyerapan Stomata Fotosintesis c. Lampiran 7 PEDOMAN WAWANCARA SISWA Sumber : Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Nama : Aulia Salsabila Alamat : Jl. Tebet Timur Dalam V NO 1 2 Pertanyaan yang diajukan Pernyataan Siswa Apakah kamu merasa senang belajar konsep Sangat senang dengan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya Metode konstruktivisme dengan mengunakan metode konstruktivisme ? ini Apakah kamu suka belajar dengan cara yang Ya, sangat suka karena menyenangkan ini ? membuat aku senang belajar. 3 Apakah kamu pernah diajarkan oleh guru mu Belum pernah, biasanya dengan metode konstruktivisme ini kami belajar dengan sebelumnya? mendengarkan penjelasan guru. 4 Apakah kamu merasa sulit mengerti belajar Tidak, bahkan lebih konsep bagian-bagian tumbuhan dan mengasyikan dan mudah fungsinyadengan menggunakan metode mengerti konstruktivisme ini? 5 Apakah kamu setuju jika pembelajaran dilakukan dengan cara diskusi yang menyenangkan seperti ini ? Ya, sangat setuju PEDOMAN WAWANCARA SISWA Sumber : Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Nama : Muhammad Rizky Alamat : Jl. Tebet Timur Dalam IX C NO 1 Pertanyaan yang diajukan Apakah kamu merasa senang belajar konsep Pernyataan Siswa Ya senang banget! bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya dengan mengunakan metode konstruktivisme ? 2 Apakah kamu suka belajar dengan cara yang Ya, sangat suka, besok menyenangkan ini ? mau belajar seperti ini lagi! 3 4 Apakah kamu pernah diajarkan oleh guru mu Belum pernah, biasanya dengan metode konstruktivisme ini Ibu guru yang banyak sebelumnya? jelasin!. Apakah kamu merasa sulit mengerti belajar Tidak, malah sya tambah konsep bagian-bagian tumbuhan dan mengerti fungsinyadengan menggunakan metode konstruktivisme ini? 5 Apakah kamu setuju jika pembelajaran dilakukan dengan cara diskusi yang menyenangkan seperti ini ? Ya, sangat setuju Lampiran 8 LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU SIKLUS I No Aspek yang diamati Kegiatan Belajar Mengajar 1 a. Pendahuluan Mempersiapkan siswa untuk belajar Memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 b. Kegiatan Inti Mempresentasikan materi pelajaran Mengorganisasikan siswa dalam membentuk kelompok Mengamati kegiatan diskusi siswa Memendu siswa dalam mengerjakan tugas dalam kelompokny Memfasilitasi mempresentasikan siswa hasil untuk diskusi kelompoknya Memfasilitasi siswa melakukan kegitan Tanya untuk jawab antar kelompok Mengapresiasi hasil kerja kelompok siswa 3 c. Penutup Membimbing siswa menyimpulkan Dilaksanakan Skor Penilaian Ya 4 Tidak 3 2 1 materi yang telah dipelajar Memberikan evaluasi d. Suasana Belajar Siswa antusias Guru antusias Ketepatan alokasi waktu KBM sesuai dengan RPP Kriteria Skor Penilaian: 1 Terlaksana tapi tidak sesuai 2 Terlaksana tapi kurang tepat dan tidak sistematis 3 Terlaksana dengan tepat tapi kurang sistematis 4 Terlaksana dengan tepat dan sistematis Jakarta, 2013 Observer Rini Fauziawati, S.Pd Lampiran 9 LEMBAR OBSERVASI PTK SIKLUS I Data Observasi Komponen Siswa No Hal yang diamati Siswa 4 1 Keaktifan Siswa a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran b. Siswa aktif bertanya c. Siswa aktif mengajukan ide 2 Perhatian siswa a. Mendengarkan presentasi teman b. Terfokus pada materi c. Antusias 3 Kedisiplinan a. Kehadiran/ absensi b. Datang tepat waktu d. Pulang tepat waktu 4 Penugasan/resitasi a. Mengerjakan semua tugas b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya c. Mengerjakan sesuai dengan perintah Skor 3 2 Keterangan: 4 : sangat baik 3 : baik 2 : tidak baik 1 : sangat tidak baik Jakarta, Observer Rini Fauziawati, S.Pd 2013 1 Lampiran 10 LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU SIKLUS II No Aspek yang diamati Kegiatan Belajar Mengajar 1 a. Pendahuluan Mempersiapkan siswa untuk belajar Memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 b. Kegiatan Inti Mempresentasikan materi pelajaran Mengorganisasikan siswa dalam membentuk kelompok Mengamati kegiatan diskusi siswa Memendu siswa dalam mengerjakan tugas dalam kelompokny Memfasilitasi mempresentasikan siswa hasil untuk diskusi kelompoknya Memfasilitasi siswa melakukan kegitan Tanya untuk jawab antar kelompok Mengapresiasi hasil kerja kelompok siswa 3 c. Penutup Membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajar Dilaksanakan Skor Penilaian Ya 4 Tidak 3 2 1 Memberikan evaluasi d. Suasana Belajar Siswa antusias Guru antusias Ketepatan alokasi waktu KBM sesuai dengan RPP Kriteria Skor Penilaian: 1 Terlaksana tapi tidak sesuai 2 Terlaksana tapi kurang tepat dan tidak sistematis 3 Terlaksana dengan tepat tapi kurang sistematis 4 Terlaksana dengan tepat dan sistematis Jakarta, 2013 Observer Rini Fauziawati, S.Pd Lampiran 11 LEMBAR OBSERVASI PTK SIKLUS II Data Observasi Komponen Siswa No Hal yang diamati Siswa 4 1 Keaktifan Siswa a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran b. Siswa aktif bertanya c. Siswa aktif mengajukan ide 2 Perhatian siswa a. Mendengarkan presentasi teman b. Terfokus pada materi c. Antusias 3 Kedisiplinan a. Kehadiran/ absensi b. Datang tepat waktu d. Pulang tepat waktu 4 Penugasan/resitasi a. Mengerjakan semua tugas b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya c. Mengerjakan sesuai dengan perintah Skor 3 2 Keterangan: 4 : sangat baik 3 : baik 2 : tidak baik 1 : sangat tidak baik Jakarta, Observer Rini Fauziawati, S.Pd 2013 1 Lampiran 12 Soal Tes Siklus 1 Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV/1 Nama : Hari/Tanggal : Silanglah pada salah satu pada jawaban yang benar! 1. a. b. c. d. Tiga pokok bagian tumbuhan antara lain akar, batang dan… Bunga Buah Biji Daun 2. a. b. c. d. Pada umumnya bentuk akar meruncing pada ujung, ini bertujuan untuk… Memudahkan akar menyerap air Memudahkan akar menyerap sari makanan Memudah akar menembus tanah Tidak ada fungsinya 3. a. b. c. d. Tudung akar berfungsi untuk… Bernafas Menghisap sari makanan dari dalam tanah Melindungi akar saat menembus tanah Menghasilkan udara 4. a. b. c. d. Berikut ini adalah contoh tanaman berakar serabut, kecuali… Jagung Rumput Padi Jeruk 5. a. b. c. d. Berikut ini adalah contoh tanaman yang memiliki akar tunggang… Tebu Rambutan Kelapa Padi 6. Pohon beringin adalah contoh tanaman yang memiliki akar… a. Serabut b. Tunggang c. Gantung d. Pelekat 7. a. b. c. d. Fungsi akar pelekat pada tanaman sirih berguna untuk… Penopang berdirinya pohon Penopang daun Penopang batang Menempel pada kayu atau tembok 8. Akar yang tumbuh tegak lurus ke atas yang muncul dari permukaan tanah atau dari air di sebut… a. Akar gantung b. Akar pelekat c. Akar tunjang d. Akar napas 9. Pada musim kemarau tanaman tampak layu bahkan mati, ini membuktikan bahwa tanaman membutuhkan air demi kelangsungan hidup nya, yang di serap melalui… a. Daun b. Batang c. Ranting d. Akar 10. Akar berguna sebagai alat pernapasan tumbuhan, akar bernapas melalui… a. Pori-pori yang terdapat pada permukaan akar b. Rambut akar (bulu akar) c. Tudung akar d. Penopang akar 11. Tanaman yang disiram dan di beri pupuk secara teratur akan tampak subur karena… a. Air dan zat hara di serap oleh akar dan di salurkan ke seluruh bagian tubuh lainnya b. Air dan zat hara tidak di serap akar c. Tanaman tidak prlu air d. Tanaman tidak perlu di pupuk 12. Berikut adalah contoh tanaman berakar napas : a. Pohon bakau b. Pohon pandan c. Pohon kayu api d. Pohon beringin 13. Berikut ini adalah contoh tanaman berakar tunjang kecuali… a. Pohon beringin b. Pohon pandan c. Pohon bakau d. Pohon tebu 14. Ada dua sistem perakaran pada tanaman yaitu : a. Sistem cangkok b. Sistem setek c. Sistem akar serabut d. Sistem akar serabut dan akar tunggang Lampiran 13 Soal Tes Siklus 2 Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV/1 Nama : Hari/Tanggal : Silanglah pada salah satu pada jawaban yang benar! 1. a. b. c. d. Daun berwarna hijau di sebabkan karena ada nya… Stomata Pori-pori klorofil Semua benar 2. a. b. c. d. Sedangkan daun kat lengkap terdiri dari… Tangkai Helai Tangkai dan helai Ab dan c salah 3. a. b. c. d. Di bawah ini contoh daun tak lengkap yaitu… Daun jambu Daun nangka Daun mangga Semua benar 4. Di bawah ini adalah contoh bermacam-macam bentuk susunan tulang daun, kecuali… a. Tulang daun menyirip b. Tulang daun menjari c. Tulang daun melengkung d. Tulang daun memutar 5. a. b. c. d. Jenis rumput-rumputan memiliki susunan tulang daun… Menyirip Menjari Sejajar Melengkung 6. a. b. c. d. Berikut ini adalah contoh tulang daun meyirip… Daun jambu Daun singkong Daun padi Daun sirih 7. a. b. c. d. Daun sirih memiliki susunan tulang daun… Menjari Melengkung Sejajar Menyirip 8. a. b. c. d. Berdasarkan jumlah helai nya daun di bedakan 2 macam yaitu… Daun lengkap Daun tunggal Daun majemuk Daun tunggal dan daun majemuk 9. a. b. c. d. Tulang daun menjari berbentuk seperti… Gars-garis yang melengkung Garis-garis lurus Susunan sirip-sirip ikan Susunan jari-jari tangan 10. Fungsi daun sebagai tempat pembuatan makanan yang di sebut dengan proses… a. Penguapan b. Penyerapan c. Fotosintesis d. B dan C benar 11. Dalam proses fotosintesis daun membutuhkan… a. Udara b. Cahaya c. Air d. Tanah 12. Makanan yang hasilkan dalam proses fotosintesis berguna untuk kelangsungan tumbuhan, sedangkan kelebihan nya disimpan dalam bentuk… a. Cadangan air b. Cadangan udara c. Cadangan uap d. Cadangan makanan 13. Daun tumbuhan yang hanya memiliki pelepah dan helai daun saja adalah daun dari tumbuhan… a. Padi b. Mangga c. Kacang d. Cabai 14. Kelebihan air yang telah di serap oleh tumbuhan akan di keluarkan melalui proses… a. Penguapan b. Fotosintesis c. Penyerapan d. Semua benar 15. Mulut daun di sebut dengan istilah… a. Penguapan b. Penyerapan c. Stomata d. Fotosintesis Lampiran 18 Analisis Butir Soal Pretest Siklus I Butir Soal No Kunci Jawaban Nama Siswa 1 AbdurRahman 2 Akbar 3 Aminah 4 AuliaSalsabila 5 FaizahAmani 6 Haikal. A 7 Haikal. S 8 Indah 9 M. Fadli 10 M. Rizky 11 M. Syafiq 12 Nurawalia 13 Prinsesa 14 Sarah 15 Tia Herlina 16 Zakiah 1 D 4 C 5 C 9 D 10 B 11 C 12 D 13 D 15 D 18 A 19 A 23 B 24 A 25 D Skor Jumlah Nilai 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 5 5 6 8 8 4 5 7 6 7 6 7 10 8 10 7 36 36 43 57 57 29 36 50 43 50 43 50 71 57 71 50 Lampiran 19 Analisis Butir Soal Postest Siklus I ButirSoal No Kunci Jawaban Nama Siswa 1 AbdurRahman 2 Akbar 3 Aminah 4 AuliaSalsabila 5 FaizahAmani 6 Haikal. A 7 Haikal. S 8 Indah 9 M. Fadli 10 M. Rizky 11 M. Syafiq 12 Nurawalia 13 Prinsesa 14 Sarah 15 Tia Herlina 16 Zakiah 1 D 4 C 5 C 9 D 10 B 11 C 12 D 13 D 15 D 18 A 19 A 23 B 24 A 25 D Skor Jumlah Nilai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 10 9 10 11 6 11 9 7 10 11 10 13 8 12 9 57 71 64 71 79 43 79 64 50 71 79 71 93 57 86 64 Lampiran 20 Analisis Butir Soal Pretest Siklus II Butir Soal No Kunci Jawaban Nama Siswa 1 AbdurRahman 2 Akbar 3 Aminah 4 AuliaSalsabila 5 FaizahAmani 6 Haikal. A 7 Haikal. S 8 Indah 9 M. Fadli 10 M. Rizky 11 M. Syafiq 12 Nurawalia 13 Prinsesa 14 Sarah 15 Tia Herlina 16 Zakiah 2 C 4 C 5 D 7 D 8 C 9 A 10 B 11 C 15 D 17 A 18 C 19 B 23 B 24 A 25 C Skor Jumlah Nilai 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 6 7 7 6 9 5 6 7 6 8 10 8 9 8 11 9 40 47 47 40 60 33 40 47 40 53 67 53 60 53 73 60 Lampiran 21 Analisis Butir Soal Postest Siklus II Butir Soal No Kunci Jawaban Nama Siswa 1 AbdurRahman 2 Akbar 3 Aminah 4 AuliaSalsabila 5 FaizahAmani 6 Haikal. A 7 Haikal. S 8 Indah 9 M. Fadli 10 M. Rizky 11 M. Syafiq 12 Nurawalia 13 Prinsesa 14 Sarah 15 Tia Herlina 16 Zakiah 2 C 4 C 5 D 7 D 8 C 9 A 10 B 11 C 15 D 17 A 18 C 19 B 23 B 24 A 25 C Skor Jumlah Nilai 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 6 7 7 6 9 5 6 7 6 8 10 8 9 8 11 9 40 47 47 40 60 33 40 47 40 53 67 53 60 53 73 60 Lampiran 20 Hasil Pretest dan Posttest Siklus I No Nama Siswa Nilai Pretest Nilai Posttest N-Gain 1 Abdur Rahman 35 57 0,34 2 Akbar 35 71 0,55 3 Aminah 43 64 0,37 4 Aulia Salsabila 57 71 0,39 5 Faizah Amani 57 79 0,51 6 Haikal. A 29 43 0,19 7 Haikal. S 35 79 0,68 8 Indah 50 64 0,28 9 M. Fadli 43 50 0,17 10 M. Rizky 50 71 0,42 11 M. Syafiq 43 79 0,63 12 Nur Awalia 50 71 0,42 13 Prinsesa 71 93 0,76 14 Sarah 53 57 0,08 15 Tia Herlina 71 86 0,52 16 Zakiah 50 64 0,28 Jumlah Nilai 772 1099 6,59 Rata-rata 48,2 68,7 0,39 Standar Deviasi 12,17 11,81 0,32 Lampiran 21 Hasil Pretest dan Posttest Siklus II No Nama Siswa Nilai Pretest Nilai Posttest N-Gain 1 Abdur Rahman 40 73 0,55 2 Akbar 47 80 0,62 3 Aminah 47 73 0,49 4 Aulia Salsabila 40 87 0,78 5 Faizah Amani 60 93 0,82 6 Haikal. A 33 53 0,29 7 Haikal. S 40 73 0,55 8 Indah 47 73 0,49 9 M. Fadli 40 67 0,62 10 M. Rizky 53 80 0,57 11 M. Syafiq 67 87 0,61 12 Nur Awalia 53 73 0,42 13 Prinsesa 60 93 0,82 14 Sarah 53 73 0,42 15 Tia Herlina 63 93 0,74 16 Zakiah 60 80 0,50 Jumlah Nilai 813 1251 9,29 Rata-rata 50,8 78,3 0,56 Standar Deviasi 11,50 11,85 0,49