KOMUNIKASI PEMASARAN MIE ANGLO (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Aktivitas Komunikasi Pemasaran UKM Rumah Makan Mie Anglo di Surakarta) Rudhyanto Cahyo Nugroho Alexius Ibnu Muridjal Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract Mie Anglo is one of the SME restaurants in Surakarta City that provided Javanese foods. To communicate their brand and achieve their goal, that is become a culinary destination in the Solo city, Mie Anglo done marketing communication. Through the implementation of marketing communications, Mie Anglo has been able to increase their sales and increase their outlets number in less than two years. In this study, researchers used a marketing mix communication theory propounded by Philip Kotler and Kevin Lane Keller. According to Philip Kotler and Kevin Lane Keller marketing mix communications consists of eight main communication models. The eight main communication models consists of: advertising, sales promotion, events and experiences, public relations and publicity, direct marketing, interactive marketing, and word of mouth marketing, and personal selling. This research used descriptive qualitative method because it only describes situation or event and describes the state or certain social phenomena that did not used formulas and statistical symbols. While the data obtained in this study is the interview result data with a reliable source that is Mie Anglo owner and some customers of Mie Anglo. The results showed that the Mie Anglo have used eight marketing mix communications that consists of: advertising, sales promotion, events and experiences, public relations and publicity, direct marketing, interactive marketing, word of mouth marketing, and personal selling. From the eight main communication models Mie Anglo maximized the social media using because they assessing this media is the most effective and efficient. Keywords: Mie Anglo, Marketing Communications, Restaurants, Marketing Mix Communications. 1 Pendahuluan Usaha kecil dan menengah di Indonesia terus berkembang. Menurut Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan jumlah UKM di Indonesia terus meningkat rata-rata 7-8 persen setiap tahunnya. Pada tahun 2013 UKM di Indonesia mencapai angka 55,2 juta unit.1 Untuk dapat meningkatkan profit usahanya sebuah UKM harus mampu membuat strategi komunikasi pemasaran yang baik serta inovatif untuk menciptakan kekuatan merek dari produk mereka, yang akhirnya akan berdampak pada penjualan produk. Tidak banyak UKM di Indonesia sadar akan hal ini. Namun, Mie Anglo yang merupakan salah satu UKM rumah makan di Kota Surakarta yang menyadari bahwa sebuah UKM membutuhkan kekuatan merek, melakukan komunikasi pemasaran yang inovatif untuk meningkatkan kekuatan merek produknya dengan biaya yang relatif rendah. Rumah makan sendiri merupakan bisnis yang memiliki perkembangan yang cukup pesat di Indonesia. Salah satu faktor pesatnya perkembangan rumah makan di Indonesia adalah meningkatnya jumlah kelas menengah. Meningkatnya jumlah kelas menengah di Indonesia, memberikan pengaruh terhadap perubahan perilaku konsumen. Rumah makan tidak hanya menjadi tempat pemenuhan kebutuhan primer yaitu pangan, tetapi juga kebutuhan sekunder semisal tempat berkumpul, tempat melakukan pertemuan ataupun sebagai sarana pemenuhan prestige. Banyaknya wanita karier serta keterbatasan waktu untuk memasak dirumah membuat bisnis rumah makan sendiri semakin telihat begitu menjanjikan. Namun, bisnis rumah makan memiliki tantangan tersendiri. Banyak pengusaha rumah makan yang sukses membangun bisnisnya disuatu tempat kemudian gagal ketika ia ingin melakukan ekspansi ditempat lainnya. Hal ini disebabkan karena bisnis rumah makan merupakan bisnis yang sangat rentan terhadap konsistensi rasa, kontrol mutu, pelayanan, serta terhadap unsur lokalitas suatu tempat. 1 Fazar Muhardi, 55,2 Juta UKM Butuh Dukungan IT, www.antaranews.com, diunduh tanggal 30 januari 2014 2 Selain beberapa faktor tersebut, banyaknya jumlah rumah makan di Indonesia dengan menu yang hampir sama, membuat para pengusaha rumah makan dituntut berpikir efektif serta efisien dalam memasarkan rumah makan mereka kepada konsumen. Untuk itulah dalam pemasaran diperlukan strategi komunikasi yang matang. Werren J Keegan menguraikan bahwa komunikasi pemasaran adalah semua elemen dalam perusahaan yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholder sebuah perusahaan.2 Komunikasi terhadap konsumen merupakan faktor terpenting yang menentukan berhasil tidaknya pemasaran sebuah produk. Komunikasi merupakan proses dimana komunikator menyampaikan perangsang-perangsang yang biasanya berupa lambang-lambang dalam bentuk kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain.3 Dalam definisi komunikasi ini dapat kita lihat bahwa salah satu fungsi komunikasi adalah untuk merubah tingkah laku orang lain. Dalam pemasaran berlaku hal yang sama, komunikator yang dalam hal ini adalah rumah makan Mie Anglo memberikan pesan kepada komunikan (konsumen) agar konsumen mau mengunjungi serta membeli produk (makanan) yang ditawarkan restoran tersebut. Dalam melakukan sebuah komunikasi pemasaran dibutuhkan sebuah strategi, hal ini dikeranakan sebuah komunikasi pemasaran harus fokus kepada apa yang ingin dikomunikasikan. Selain fokus kepada pesan, strategi juga diperlukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien. Mie Anglo merupakan rumah makan yang menyediakan masakanMasakan Jawa seperti mie goreng, mie godok, paklay, capcay, serta nasi goreng. Meskipun menu-menu seperti ini sangat sering kita jumpai, namun pengemasan serta pengkomunikasian yang dilakukan Mie Anglo membuat Mie Anglo memiliki diferensiasi tersendiri terhadap pasar. Berbicara mengenai kuliner di Kota Solo, Kota Solo sudah memiliki beberapa kuliner khas, sebut saja nasi liwet, tengkleng, gudeg ceker, tengkleng, sate kere, cabuk rambak, timlo, sambel tumpang, sate buntel, pecel ndeso, soto 2 Mahmud Machfoedz, Komunikasi Pemasaran Modern (Yogjakarta: Cakra Ilmu, 2010) Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi. Sebuah Pengantar Ringkas (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Hlm. 26. 3 3 gading dan beberapa kuliner solo lainya. Selain beberapa kuliner tersebut, kota solo sudah memiliki sangat banyak kuliner Masakan Jawa sejenis yang akan menjadi pesaing Mie Anglo dalam mempertahankan eksistensinya di kota Solo. Fenomena inilah yang membuat peneliti merasa tertarik untuk meneliti apakah komunikasi pemasaran Mie Anglo berbeda dengan rumah makan lainnya, serta bagaimana bentuk komunikasi pemasaran yang dilakukan Mie Anglo. Berdasarkan ketertarikan peneliti serta fenomena yang terjadi maka peneliti membuat sebuah judul “KOMUNIKASI PEMASARAN MIE ANGLO (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Aktivitas Komunikasi Pemasaran UKM Rumah Makan Mie Anglo di Surakarta). Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka rumusan masalah yang akan diuraikan adalah: Bagaimanakah aktivitas komunikasi pemasaran yang dilakukan Mie Anglo di Surakarta? Telaah Pustaka 1. Komunikasi Salah satu faktor terpenting dalam komunikasi pemasaran adalah komunikasi. Bagaimana rumah makan Mie Anglo berkomunikasi dengan konsumennya akan sangat berpengaruh terhadap impact yang akan didapatkan Mie Anglo. Komunikasi sendiri bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Menurut Onong Effendy komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan, karena kegiatan komunikasi bukan hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu faham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain sehingga sesuai dengan tujuan komunikasi itu sendiri.4 4 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Rosdakarya, 1984) Hlm.12. 4 Pertama, komunikasi bertujuan untuk mengubah sikap, baik positif maupun negatif. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang tersebut bersikap positif sesuai keinginan kita. Kedua, mengubah opini atau pandangan (to change the opinion). Maksudnya, komunikasi berusaha menciptakan pemahaman. Pemahaman adalah kemampuan memahami pesan secara cermat sesuai maksud komunikator. Setelah memahami apa yang dimaksud komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbeda-beda bagi komunikan. Tujuan komunikasi yang ketiga adalah untuk mengubah perilaku maupun tindakan seseorang. Keempat, untuk mengubah masyarakat. Artinya, komunikasi mempunyai tujuan untuk membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain sehingga menjadi hubungan yang makin baik. Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilakukan secara efektif, penulis mengutip paradigma yang dikemukakan Harold Lasswell. Lasswell mengemukakan bahwa: “Cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur, yaitu Komunikator (Communicator, source, sender), Pesan (Message), Media (Channel, Media), Komunikan (Communicant, communicate, receiver, receipient), dan Efek (Effect, impact, influence).”5 Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi melalui sebuah proses yang melibatkan komunikator dan komunikan. 2. Komunikasi Dalam Kaitannya dengan Pemasaran Dalam melakukan pemasaran, Mie Anglo membutuhkan unsur komunikasi agar pemasaran yang dilakukan Mie Anglo efektif dan efisien. Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan oleh sebuah perusahaan yang dalam hal ini adalah Mie Anglo, Untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung mengenai produk yang 5 Ibid. Hlm.13. 5 dipasarkan. Inti dari komunikasi pemasaran adalah mengkomunikasikan suara perusahaan dan mereknya serta menjadi sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.6 Menurut Sutisna ada tiga tahap perubahan yang dialami konsumen dalam komunikasi pemasaran, perubahan itu antara lain: a. Tahap perubahan pengetahuan (knowledge), dalam tahapan ini konsumen berada dalam tahapan dimana konsuen mengetahui keberadaan sebuah produk. b. Tahap perubahan sikap, tahap ini mengarah kepada keinginan konsumen untuk mencoba (trial) produk yang telah dipromosikan. c. Tahap perubahan perilaku, dalam tahapan ini tujuan pemasar adalah agar konsumen tidak berpindah ke produk lain.7 Pemasaran haruslah kita pahami terlebih dahulu menurut konsep intinya. M. Seperti yang dikatakan M. Fuad dan kawan kawan dalam bukunya Pengantar Bisnis mengatakan bahwa Konsep inti dari pemasaran adalah kebutuhan manusia akan sesuatu, keinginan yang dibentuk oleh budaya dan pribadi seseorang, permintaan pasar, produk, pertukaran, transaksi, dan pasar.8 Dalam komunikasi pemasaran, kita akan menemukan sebuah pertukaran. Menurut Philip Kotler pertukaran dapat terjadi jika memenuhi lima kondisi seperti dibawah ini: a. Terdapat sedikitnya dua belah pihak. b. Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang berharga bagi pihak lain. c. Masing-masing pihak mampu berkomunikassi dan melakukan penyerahan. d. Masing-masing pihak memiliki kebeban untuk menerima dan menolak tawaran. e. Masing-masing pihak memiliki keyakinan bahwa berunding dengan pihak lain adalah layak dan bermanfaat.9 6 Philip Kotler, Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran Jilid 2 Edisi 13 (Jakarta: Erlangga, 2008) Hlm. 172. 7 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) Hlm. 121-123. 8 M.Fuad, dkk. Pengantar Bisnis (Jakarta: Gramedia, 2006) Hlm. 121-123 9 Ibid. Hlm. 262. 6 Berdasarkan pendapat Khotler diatas, maka kita dapat mengatakan bahwa komunikasi merupakan salah satu syarat terjadinya sebuah pertukaran. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam pemasaran. 3. Bauran Pemasaran Dalam pemasaran kita akan mengenal istilah bauran pemasaran yang terdiri dari empat hal. Empat hal tersebut adalah (4P) product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi). Menurut MC Daniel bauran pemasaran adalah strategi produk, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju.10 Berikut kita akan menjabarkan ke empat bauran pemasaran tersebut. a. Produk David W. Cravens mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.11 Produk bisa berupa banyak hal semisal barang fisik, jasa, tempat, orang, organisasi, ide, ataupun gagasan. Sebagai tanda pengenal, sebuah prosuk dilengkapi oleh beberapa hal seperti merek, kemasan, dan label.12 b. Harga Harga memegang peranan yang sangatlah penting dalam hal pertukaran pemasaran. Harga sebuah produk ditetapkan melalui beberapa langkah yaitu memilih tujuan penetapan harga, menganilis situasi penetapan harga, memilih strategi penetapan harga, serta menentukan harga akhir dari adaptasi harga.13 Penentuan harga memiliki beberapa tujuan, tujuan tersebut diantaranya adalah mendapatkan posisi pasar, mencapai kinerja keuangan, penentuan posisi produk, merangsang permintaan, dan mempengaruhi persaingan. 10 Freedy Rangkuti, Strategi Promosi yang Efektif & Analisis kasus Integrated Marketing Communication (Jakarta: Gramedia, 2009) Hlm. 21. 11 David W. Cravens, Strategic Marketing (Burr Ridge: Illionis, 1994) Hlm. 416. 12 C. M. Lingga Purnama, Stategic Marketing Plan. Panduan Lengkap dan Praktis Menyusun Rencana Pemasaran yang Startegis dan Efektif (Jakarta: Gramedia, 2008) Hlm. 118-124 13 C. M. Lingga Purnama, Op. Cit. Hlm. 128-138. 7 c. Distribusi Distribusi memiliki kaitan yang erat dengan upaya produsen menyalurkan produknya ke konsumen. Distribusi merupakan serangkaian organisasi yang saling terlibat dalam usaha menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.14 d. Promosi Menurut Philip Khotler bauran promosi (promotion mix) terdiri dari delapan model komunikasi yang utama: 1. Iklan: Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas. 2. Promosi Penjualan: Berbagai intensif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian barang atau jasa. 3. Acara dan Pengalaman: Kegiatan dan Program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. 4. Hubungan Masyarakat dan Publisitas: Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya. 5. Pemasaran Langsung: Penggunaan surat atau telepon, Fax, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respons dari konsumen dan prospek tertentu. 6. Pemasaran interaktif: Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan konsumen atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk atau jasa. 7. Pemasaran dari mulut kemulut: Komunikasi Lisan, tertulis dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa. 14 Ibid. Hlm. 139. 8 8. Penjualan Personal: Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, atau pengadaan pesanan.15 Metodologi Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang berfokus pada mengemukakan gambaran dan/atau pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi.16 Karena hanya memberikan gambaran mengenai sebuah fenomena, maka metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Menurut Jalaludin Rakhmat, penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi suatu peristiwa, penelitian. ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat suatu prediksi.17 Data primer pada penelitian ini didapatkan peneliti melalui wawancara dengan pemilik Mie Anglo Rochmat Purwanto, tiga orang konsumen Mie Anglo, serta tiga orang yang belum menjadi konsumen Mie Anglo. Sebagai data skunder peneliti mengambil dari sumber data yang diperoleh melalui study kepustakaan dari buku, karya ilmiah, arsip, serta jurnal atau dokumen resmi yang relevan degan penelitian yang dilakukan. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis Miles dan Huberman. Miles dan Huberman dalam Pawito memaparkan sebuah teknik analisis bernama Interactive model.18 Teknik analisis ini terdiri dari empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta pengujian kesimpulan. a. Reduksi Data Reduksi data dapat dikatakan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi kata “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung. Reduksi 15 Philip Kotler, Kevin Lane Keller, Op. Cit. Hlm. 174. Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogjakarta: LKIS, 2007) Hlm. 35. 17 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (bandung: Rosdakarya, 1999) Hlm.24. 18 Ibid. Hlm. 104. 16 9 data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikan rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. b. Penyajian Data Merupakan rangkaian informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan dengan melihat suatu penyajian data. Dalam hal ini peneliti akan dapat mengerti tentang apa yang sedang terjadi serta memungkinkan untuk mengerjakan sistem analisis atau tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut. c. Penarikan Kesimpulan Dari sajian data yang telah disusun, selanjutnya peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan. Ketiga komponen tersebut aktivitasnya berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data yang menggunakan proses siklus. Penelitian bergerak di antara ketiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data serta kesimpulan yang berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data sebagai pegangan utama proses siklus. Jadi jika masih memerlukan data baru, peneliti dapat melakukan pengumpulan data kembali. Dengan demikian analisis data yang dihasilkan cukup matang. Sajian dan Analisis Data Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian dengan objek penelitian Mie Anglo. Mie Anglo merupakan rumah makan yang menyediakan Masakan Jawa yang terletak di Kota Solo. Dalam mengkomunikasikan nilai-nilai yang dimiliki rumah makan Mie Anglo, Mie Anglo menggunakan strategi komunikasi pemasaran. Dalam waktu yang relatif sebentar, Mie Anglo mampu mengkomunikasikan produknya dengan baik kepada masyarakat. Apakah Mie Anglo melakukan komunikasi pemasaran yang berbeda jika dibandingkan dengan rumah makan pada umumnya?. Jika berbeda bagaimanakah strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Mie Anglo?. Pertanyaanpertanyaan itulah yang coba dijawab oleh peneliti melalui penelitian ini. 10 A. Data Informan Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, peneliti menggunakan metode purposive sampling. Untuk mendapatkan keakuratan dari informasi yang dibutuhkan, peneliti melakukan wawancara kepada pemilik rumah makan Mie Anglo, tiga orang konsumen Mie Anglo, serta tiga orang konsumen rumah makan yang belum pernah mengunjungi Mie Anglo. Berikut merupakan data dari ketujuh informan tersebut. B. Penyajian Data Data yang disajikan dalam bab ini akan dibagi menjadi empat bagian. Yang pertama adalah gambaran umum dari mie anglo, gambaran strategi komunikasi pemasaran mie anglo, kemudian bauran pemasaran dari mie anglo, dan yang terakhir adalah bauran komunikasi pemasaran yang dilakukan Mie Anglo. 1. Gambaran Umum Mie Anglo Mie Anglo merupakan rumah makan milik Rochmat Purwanto yang menyediakan masakan-masakan Jawa. Yang menjadi pertimbangan Rochmat Purwanto untuk membuka sebuah bisnis rumah makan adalah bisnis rumah makan itu kalau sudah jalan relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan bisnis lain. Selain itu dibukanya rumah makan Mie Anglo ini juga agar bisa menambah pilihan kuliner khas Solo. 2. Bauran Pemasaran a. Produk Mie Anglo memilih menyediakan masakan Jawa karena beberapa pertimbangan. Yang menjadi pertimbangan utama adalah proyeksi kedepan dari Masakan Jawa ini bisa bertahan lama, serta omsetnya relatif lebih stabil. Selain itu yang Mie Anglo ingin menjadi trademark untuk makanan khas Kota Solo. Rochmat Purwanto mengatakan: “Masakan Jawa itu bisa lebih stabil dari segi penjualan, dan dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama. Selain itu ya tadi supaya muncul lagi kekhasan masakan Solonya. Jadi kan orang-orang kalau nyari makanan khas Solo mereka bisa langsung nyobain mie anglo.” (Wawancara, 14 Februari 2014). 11 Keunikan utama yang dimiliki Mie Anglo adalah cara masak Mie Anglo sendiri yang menggunakan Anglo. Masakan yang dimasak dengan anglo biasanya lebih sedap karena terkena asap dari arang. Selain dimasak menggunakan arang, selain itu rasa yang dimiliki Mie Anglo juga lebih orisinil, khas Mie Jawa. Bahan-bahan yang digunakan Mie Anglo pun merupakan bahan-bahan istimewa yang dijaga kebersihannya. b. Place Ketika menetukan lokasi sebuah rumah makan, harus menggunakan beberapa pertimbangan. Pertimbangan dari Mie Anglo untuk memilih lokasi dipabelan, karena pabelan merupakan pintu masuk Kota Solo dari arah barat. Papan nama Mie Anglo dibuat besar karena disana merupakan jalur cepat sehingga walaupun Mie Anglo berada dijalur cepat, masyarakat yang melewati pabelan tetap bisa melihat Mie Anglo. c. Price Harga juga harus menjadi pertimbangan, yang menjadi pertimbangan utama harga adalah penyesuaian diri dengan pasar yang dituju. Selain itu biaya produksi juga harus menjadi pertimbangan dalam penentuan harga. Seperti yang dituturkan Rochmat Purwanto berikut: “Dari pemilihan bahan baku memang membutuhkan biaya yang cukup tinggi, karena bahan-bahan yang kita gunakan lebih berkualitas, jadi sebenarnya harga Rp 14.000 itu juga relatif tidak mahal. Selain itu kan kalau misalnya mahasiswa ada diskon juga kalau bilang follower. Kalau senin kamis mereka puasa malah bisa dapat gratis di mie anglo, Selain itu yang mejadi pertimbangan juga lokasi kita yang disolo serta target pasar mie anglo sendiri.” (Wawancara, 14 Februari 2014). 3. Bauran Komunikasi Pemasaran Dalam menjalankan komunikasi Pemasaran Mie Anglo menggunakan berbagai cara. Cara yang dilakukan oleh Mie Anglo antara lain: a. Iklan b. Promosi Penjualan c. Acara&Pengalaman 12 d. Hubungan Masyarakat dan Publisitas e. Pemasaran Interaktif&Pemasaran Langsung f. Pemasaran dari mulut kemulut g. Penjualan personal Para konsumen Mie Anglo menilai komunikasi pemasaran yang dijalankan Mie Anglo sangatlah menarik, dan belum pernah mereka lihat sebelumnya. Seperti yang diungkapkan Iminiarsih Yuni Hastuti berikut ini: “Media promosinya sangat menarik jadi pengen nyoba mie anglo nya” (Wawancara, 15 Februari 2014) Senada dengan Iminiarsih yuni hastuti, Insyirah anwari juga menilai promosi yang dilakukan Mie Anglo sudah baik. Berikut penuturan Insyirah anwari: “Isi iklannya menarik, Jarang cara iklan seperti mie anglo, pemilihan lokasi iklannya bagus.” (Wawancara, 20 Februari 2014) C. Analisis Data Menurut Philip Kotler dalam bukunya manajemen pemasaran, pemasaran modern saat ini memerlukan sesuatu yang lebih dari sekedar pengembangan produk yang baik, penetapan harga yang tepat, serta penggunaan tempat yang strategis. Yang diperlukan saat ini adalah kemampuan sebuah unit usaha untuk mengkomunikasikan mereknya secara efektif serta efisien kepada konsumen.19 Melalui komunikasi pemasaran yang inovatif yang dilalukan Mie Anglo, Mie Anglo mampu mengkomunikasikan mereknya secara efektif dan efisien kepada masyarakat. Hal ini terbukti dengan peningkatan jumah pengunjung mie Anglo serta peningkatan jumlah outlet yang dimiliki. Pada awal dibukanya Mie Anglo jumlah pengunjung hanya mencapai 2500-3000 pengunjung setiap bulannya namun, pada bulan ketujuh jumlah pengunjung bisa mencapai 12000 perbulannya dan jumlah tersebut stabil sampai sekarang. Jika melihat dari segi outlet saat ini Mie Anglo sudah memiliki dua buah outlet dan mempersiapkan penambahan dua outlet lagi di Kota Solo dan Jogjakarta. Komunikasi pemasaran Mie Anglo selalu memberikan sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan yang dilakukan pemasar 19 Philip Kotler, Kevin Lane Keller, Op. Cit. Hlm. 171. 13 lainnya. Sebut saja pemberian diskon 25% bagi pengikut twitter, pemberian buka puasa gratis bagi pelanggan yang berpuasa, engagement yang kuat melalui media sosial, merupakan beberapa kekuatan Mie Anglo dibandingkan UKM rumah makan lain di Kota Surakarta. Semakin banyaknya pemasar yang ingin berkomunikasi kepada konsumen, menuntut pemasar untuk lebih kreatif lagi dalam pemilihan pesan, chanel, serta waktu yang tepat untuk dapat berkomunikasi dengan baik kepada konsumen. Mie Anglo menggunakan beberapa bauran komunikasi pemasaran seperti yang dijelaskan dalam buku manajemen pemasaran milik Philip Kotler serta Kevin Lane Keller. Bauran komunikasi pemasaran tersebut diantaranya adalah: 1. Iklan 2. Promosi penjualan 3. Acara dan pengalaman 4. Hubungan masyarakat dan publisitas 5. Pemasaran langsung & Interaktif 6. Pemasaran dari mulut kemulut 7. Penjualan personal 1. Iklan Rhenald Kasali mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukkan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.20 Mahalnya biaya beriklan serta pajak yang tinggi di Kota Solo merupakan salah satu masalah yang dihadapi Mie Anglo untuk mengkomunikasikan produk dan mereknya. Mie Anglo menggunakan media “rontek”, spanduk, baliho, radio, stiker, serta melakukan branding terhadap mobil perusahaan. Mie Anglo belum menggunakan media cetak dikarenakan media cetak saat sekarang ini tidak memberikan dampak yang sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan. 20 Kasali, Rhenald. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1996) Hlm. 11. 14 2. Promosi Penjualan Menurut Philip Kotler dan Kevil Lane Keller dalam bukunya manajemen pemasaran, promosi penjualan adalah intensif jangka pendek, yang dirancang untuk menjadi stimulan pembelian yang lebih besar atas produk atau jasa oleh konsumen.21 Mie Anglo memberikan sampel, kupon/voucher makan gratis, voucher diskon, serta promosi silang dalam melakukan promosi penjualan. Pemberian voucher serta promosi silang tersebut dilakukan melalui beberapa chanel. 3. Acara dan Pengalaman Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam buku manajemen pemasaran acara dan pengalaman adalah kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu.22 Dalam menjalankan komunikasi pemasaran melalui acara dan pengalaman ini Mie Anglo memberikan sponsorsip terhadap kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan mahasiswa serta komunitas. Selain melakukan sponsorsip terhadap kegiatan yang diselenggarakan mahasiswa serta komunitas Mie Anglo juga kerap mengikuti expo-expo atau pameran-pameran yang berlangsung di Kota Solo. 4. Hubungan Masyarakat dan Publisitas Seperti yang dijelaskan oleh Philip Kotler dan Kevin Lane Keller hubungan masyarakat dan publisitas adalah program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan.23 Lewat hubungan masyarakat dan publisitas ini diharapkan sebuah merek akan membentuk citranya. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller saat ini pemasar masih kurang memanfaatkan hubungan masyarakat padahal program yang dipikirkan dengan baik dan dikoordinasikan dengan bauran pemasaran lainnya bisa sangat efektif. 24 Mie Anglo merupakan salah satu pemasar yang sudah sangat memperhatikan elemen humas dan publisitas ini. Mie Anglo menjaga citra intern rumah makannya serta 21 Philip Kotler, Kevin Lane Keller, Op. Cit. Hlm. 219. Ibid, Hlm. 174. 23 Ibid, Hlm. 174. 24 Ibid, Hlm. 191. 22 15 melakukan branding keluar terhadap nilai-nilai rumah makannya. Tujuan dari Mie Anglo adalah membangun citra rumah makannya sebagai rumah makan yang menjadi tujuan kuliner khas Solo. 5. Pemasaran Langsung dan Interaktif Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam bukunya Manajemen Pemasaran menjelaskan bahwa pemasaran langsung adalah penggunaan surat, telepon, fax, email, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen atau meminta respons atau dialog dari konsumen.25 Sedangkan pemasaran interaktif menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller merupakan pemasaran langsung yang fokus pada kegiatan dan program online untuk meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk atau jasa.26 Mie Anglo fokus di pemasaran langsung dan interaktif ini khususnya dalam penggunaan media sosial. Selain menggunakan media sosial Mie Anglo juga menggunakan Blackberry Messanger serta SMS. 6. Pemasaran dari mulut kemulut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller mendefinisikan pemasaran dari mulut kemulut sebagai komunikasi yang dilakukan secara lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat mengenai keunggulan, serta pengalaman membeli suatu produk.27 Mie Anglo memberikan stimulan-stimulan di masyarakat agar produk dan mereknya dibicarakan menggunakan berbagai cara. Mie Anglo menggunakan media sosial serta promosi unik untuk memberikan stimulan tersebut. 7. Penjualan Personal Philip Kotler dan Kevin Lane Keller mendefinisikan penjualan personal sebagai interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif dengan tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, serta pengadaan pesan.28 Penjualan tatap muka ini termasuk jenis komunikasi pemasaran yang cukup efektif untuk menarik konsumen. Komunikasi pemasaran yang dibangun dengan penjualan personal memiliki beberapa kelebihan. Pemasaran yang dilakukan 25 Ibid, Hlm. 174. Ibid, Hlm. 174. 27 Ibid, Hlm. 174. 28 Ibid, Hlm. 174. 26 16 dengan penjualan personal dapat membangun hubungan personal yang lebih intens antara merek dan konsumennya. Pesan yang disampaikan melalui penjualan personal bisa diterima dengan baik oleh konsumen, karena pemasar bertatap muka serta berinteraksi secara langsung kepada konsumennya. Kesimpulan Seperti dikemukakan di bagian awal, penelitian ini bermaksud hendak mengetahui tentang aktivitas komunikasi pemasaran Mie Anglo di Surakarta. Dari serangkaian data yang diperoleh di lapangan (baik itu melalui wawancara, pengamatan, dan dokumentasi) serta analisis yang dilakukan, maka penelitian ini berkesimpulan bahwa: 1. Mie Anglo melakukan komunikasi pemasaran untuk mengkomunikasikan mereknya kepada masyarakat. Dalam melakukan komunikasi pemasaran, Mie Anglo menggunakan delapan tipe bauran komunikasi pemasaran oleh Philip Kotler dan Kevin Lane Keller yang terdiri dari iklan, penjualan personal, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung dan pemasaran interaktif, Pemasaran dari mulut ke mulut, serta penjualan personal. a. Penggunaan iklan yang terdiri dari baliho, spanduk, stiker, branding mobil, “rontek”, serta radio. b. Promosi penjualan dengan memberikan voucher diskon, voucher makan serta memberikan potongan harga bagi follower akun @Mie Anglo c. Acara dan pengalaman dengan mengikuti acara-acara pameran yang diselenggarakan di Kota Solo dan Jogja serta memberikan sponsor beberapa kegiatan yang dilakukan di Kota Solo. d. Hubungan masyarakat dan publisitas melalui branding yang kuat untuk menjadi kuliner khas Solo, kegiatan sosial, serta menjaga citra merek dari Mie Anglo. 17 e. Pemasaran langsung dan pemasaran interaktif dilakukan dengan menggunakan SMS, Blackberry messanger, serta media sosial. f. Pemasaran dari mulut kemulut dilakukan melalui beberapa promopromo unik serta stimulan yang diberikan melalui media sosial. g. Penjualan personal dilakukan ketika melakukan pameran serta program masak langsung ditempat Mie Anglo. 2. Selain adanya kesimpulan tersebut, penelitian ini juga mendapati bahwa, Mie Anglo di Surakarta memaksimalkan berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk meningkatkan kekuatan mereknya. Mie Anglo selalu memberikan stimulan agar masyarakat tertarik untuk datang ke Mie Anglo melalui komunikasi pemasarannya. Dari semua komunikasi pemasaran yang dilakukan Mie Anglo lebih memaksimalkan penggunaan media sosial karena pemilik Mie Anglo menilai media sosial merupakan media yang paling efektif serta efisien pada saat sekarang ini. Melalui media sosial Mie Anglo juga sudah mampu untuk membangun interaksi yang baik kepada masyarakat. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memiliki beberapa saran untuk memaksimalkan komunikasi pemasaran dari Mie Anglo, beberapa saran tersebut diantaranya adalah: 1. Akan lebih baik jika Mie Anglo meningkatkan lagi promosi melalui old media. Karena, untuk menjangkau target konsumen Mie Anglo yang berusia diatas 40 tahun dan belum menggunakan media sosial. Penggunaan brosur dengan memberikan diskon hingga 50% mungkin bisa dijadikan pertimbangan bagi Mie Anglo untuk menjangkau target konsumen berusia diatas 40 tahun dan belum menggunakan media sosial. Dengan membagikan brosur diskon Mie Anglo juga bisa melakukan evaluasi terhadap brosur yang disebarkan dengan menghitung brosur yang digunakan konsumen utuk mendapatkan diskon. 2. Akan lebih baik jika Mie Anglo membatasi waktu promosi, atau memberikan promosi yang berbeda-beda setiap bulannya untuk menjangkau target 18 konsumen. Promosi diskon 25% yang terus berjalan sepanjang tahun membuat promosi ini jadi terasa biasa bagi konsumen. Inovasi terhadap promosi serta pembatasan waktu promosi perlu dilakukan oleh Mie Anglo. 3. Membuat promosi unik yang berbeda setiap bulannya. Sebagai contoh: September: “Hari ini bayar lusa gratis.” Dengan menganilis pendapatan Mie Anglo tersendah pada dua hari apa saja, kemudian memberikan makan gratis pada kunjungan berikutnya. Oktober: “Ajak Temanmu Dapetin Diskonmu” Memberikan diskon hingga 40% bagi pelanggan yang datang bersamaan dengan teman-temannya. Diskon yang diberikan berdasarkan berapa teman yang diajak dengan maksimal diskon 40%. November: “Donasi Untuk Negeri” Memberikan diskon 50% bagi pelanggan yang memberikan donasi berupa pakaian bekas atau buku bekas untuk disumbangkan. 4. Membuat diskon atau paket khusus bagi komunitas-komunitas yang ingin membuat acara di Mie Anglo. 5. Memberikan makanan pendamping atau permainanan sederhana agar pelanggan yang menunggu Mie Aglo tidak merasa jengkel ketika menunggu. 6. Memberikan Gift ulang tahun atau diskon sesuai umur bagi pelanggan yang berulang tahun untuk meningkatkan engagement kepada pelanggan. Daftar Pustaka Arifin, Anwar. (2002). Ilmu Komunikasi. Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Cavens, David W. (1994). Strategic Marketing.Illionis: Burr Ridge. Effendy, Onong U. (1984).Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remadja RosdaKarya. Fuad, M, Dkk. 2006.Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia. Kasali, Rhenald. (1996). Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti. Kotler, Philip, Keller Kevin Lane.(2008). Manajemen Pemasaran Edisi 13. Jakarta: Erlangga. Machfoedz, Mahmud. (2010). Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu. Muhardi, Fazar, 55,2 Juta UKM Butuh Dukungan IT, www.antaranews.com, diunduh tanggal 30 januari 2014 Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogjakarta: Lkis. 19 Purnama, C. M. Lingga. (2008). Strategic Marketing Plan. Panduan Lengkap dan Praktis Menyusun Rencana Pemasaran yang Strategis dan Efektif. Jakarta: Gramedia. Rakhmat, Jalaluddin.(1999). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosdakarya Rangkuti, Freddy. (2009). Strategi Komunikasi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta: Gramedia. Sutisna. (2002). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. 20