1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan investasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
nilai tambah dari suatu dana atau uang yang dimiliki seorang investor
(penanam/pemilik uang) ke suatu bidang usaha atau bisnis yang dijalankan
oleh penawar atau investasi (emiten) dengan menanamkan dana yang
dimilikinya ke sebuah bidang usaha atau bisnis seorang investor berhak atas
sejumlah laba yang telah ditentukan dalam suatu perjanjian, sedangkan dari
sisi pelaku bisnis baik berupa perusahaan ataupun perorangan dana dari para
investor sangat berguna sebagai sumber pembiayaan eksternal yang sangat
bermanfaat untuk meningkatkan produksinya (M.Irsan Nasarudin dan Indra
Surya, 2004: ix). Orang yang menginvestasikan uangnya berasal dari berbagai
kalangan masyarakat. Dari sedemikian banyak orang yang menginvestasikan
uangnya, beragam pula tujuan mereka berinvestasi. Tujuan utama
ingin
meraih keuntungan atau paling tidak mempertahankan kekayaan mereka
kepada pelaku bisnis, baik berupa perorangan maupun perusahaan, namun
tidak semuanya dapat mencapai tujuan tersebut, banyak dari mereka yang
tidak memperoleh keuntungan tetapi malah menjadi korban penipuan oleh
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Kasus penipuan berkedok investasi terus berulang bahkan sekarang ini
yang terjadi adalah semakin lama semakin banyak terjadi kasus penipuan
berkedok investasi dengan modus-modus yang semakin canggih yaitu dengan
2
melalui sistem online. Karena semakin maju dan modern kehidupan
masyarakat, maka semakin maju dan modern pula jenis dan modus operandi
kejahatan yang terjadi di masyarakat (Abdul Wahid dan M.Labib, 2005: viii).
Era globalisasi menyebabkan semakin canggihnya teknologi informasi
sehingga telah membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai bentuk
kejahatan yang sifatnya modern dan berdampak lebih besar daripada kejahatan
konvensional (Budi Suhariyanto, 2012:12). Seperti yang terjadi dalam kasus
di bawah ini:
YOGYAKARTA--MICOM: Polda Daerah Istimewa Yogyakarta
kembali mengungkap kasus investasi bodong. Kali ini, Tim Direktorat
Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Polda DIY menangkap seorang
tersangka, Mohammad Tohir Ismail, seorang doses pada Perguruan Tinggi
Swasta di Yogyakarta. "Tersangka juga pemilik warnet. Ia ditangkap di
rumahnya di Sorosutan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta," kata Direktur
Reskrimsus Polda DIY Kombes Djoko Lelono, Minggu (25/11).
Dikatakan, penipuan berkedok investasi itu, menggunakan dua bank
sekaligus, Bank Mandiri dan Bank BCA. Djoko menambahkan, di Bank
BCA dengan website www.asiakita.com dan di Bank Mandiri
menggunakan websiate www.mandirikita.com itu masing-masing
memiliki 36.638 nasabah dan 6.921 nasabah.
"Berapa besaran kerugian? Kami masih mendalami dan melakukan
penghitungan bersama dengan ahli lainnya. Masing-masing itu memiliki
empat downline, sehingga korban mencapai lebih dari 120.000 orang" kata
Djoko. Modus operandi penipuan berkedok investasi bodong itu,
lanjutnya, pelaku yang sarjana komputer itu membuat dokumen
elektronika yang ditampilkan di website dengan mencari downline orang
dan harus mentransfer uang melalui rekening BCA masing-masing sebesar
Rp20.000 sedangkan yang melalui Bank Mandiri dengan mentransfer uang
sebesar Rp50.000 per orang melalui rekening di Bank Mandiri.
Djoko menemukakan pada masing-masing tampilan website,
tersangka memasang pernyataan keabsahan, meski sebenarnya tidak
memiliki keabsahan secara hukum. "Ini adalah awal pertama bukti adanya
penipuan," ujarnya. Menurut Djoko pula, tersangka kini sudah ditahan di
Polda DIY dan akan dikenai pasal-pasal mengenai penipuan, pencucian
uang dan pelanggaran terhadap UU ITE. Sedangkan website serta rekening
yang terkait dengan kegiatan itu, kini polisi sudah melakukan
pemblokiran.
3
Djoko mengemukakan, polisi juga sudah memasang surat
peringatan pada website tersebut, sehingga setiap mereka yang membuka
website itu akan mengetahui saat ini polisi sedang melakukan proses
hukum. Lebih lanjut dikatakan, aksi penipuan yang dilakukan oleh
tersangka ini sudah berjalan sejak 2007 lalu dan baru terungkap sekarang
ini. Sementara pada kedua website itu, polisi menyebutkan rekening Bank
BCA no. 0372187199 atas nama Sofia Yuliarti, rekening nomor
20102688535 atas nama Hadianto Adi Joyo, rekening nomor 2010268462
atas nama Tintien Multini, dan rekening nomor 0372490665 atas nama
Riski Mulyana, serta rekening Bank Mandiri nomor 1370007716166 atas
nama Vera Wijayanti, rekening nomor 1370004946998 atas nama Sofia
Yuliarti, rekening nomor 1370006128173 atas nama Saryanto dinyatakan
telah diblokir polisi terkait penangkapan terhadap Thohir. "Di website
kami juga meminta agar yang merasa dirugikan segera melapor ke Polda
atau ke jajaran kewilayahan," ujarnya. (AU/X-13) (Agus Utantoro, 2012:
dalamhttp://www.mediaindonesia.com/read/2012/11/25/365308/289/101/l
da-Yogyakarta Bongkar-Kasus-Penipuan-di-Dunia-Online di akses pada
tanggal 25 November 2012, pukul 09.20).
Kasus di atas merupakan satu dari sekian banyak kasus penipuan
berkedok investasi melalui sistem online yang ditangani Polda DIY. Pada
tahun sebelumnya yaitu tahun 2011 terdapat 9 kasus yang dilaporkan ke Polda
DIY, dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
4
Tabel 1. Data Tindak Pidana Investasi Tahun 2011 Ditreskrimsus Polda
DIY
N
o
Pelapor
1 1. Ario Adhi Nugroho,
S.Kom,
swasta,Tangerang
2. L.Judiono, S.H,
Tangerang
3. Ahmad Choer, Bekasi
4. Purwanto, Jakarta Selatan
2 Sarpandi, Mahasiswa,
Kalbar
Terlapor
Kerugian
Sigit Nur Cahyo, Dirut
PT Cahaya Forex
Yogyakarta
110 juta
Sigit Nur Cahyo, Dirut
PT Cahaya Forex
Yogyakarta
5 milyar
3 1. Ricky T,swasta, Cilendek Sigit Nur Cahyo, Dirut
2. Risca Novria S, Mhs,
PT Cahaya Forex
Bogor
Yogyakarta
3. Lutfi I. W, Swasta,
Tanggerang
1. Arjun Thaza, Mhs,
1. Lie Rudy Budiman,
Cilacap
Almat. Satria Investa
2. Asih Sutiana, Cilacap
(Cab. Cahaya Forex)
3. Taefu, Cilacap
Purwokerto Jateng
4. Turwanto, Cilacap
2. Didin, d/a Master
5. Sudirman, Cilacap
Investa (Cab. PT
6. Fitria Istikhomah, Cilacap
Cayaha Forex Yka)
Jateng
Bogor Jawa Barat
5 Abdul Fattah HZ, S.S,
Edy Susanto Styo
Wiraswasta, Yogyakarta
Putro, 35 th, Almt
Paingan Maguwoharjo
Depok Sleman
6 1. Ahmad Taufik,
1. Sigit Nur Cahyo, Dirut
Wiraswasta,
PT Cahaya Forex
2. Ali Abdul Rohman,
Yogyakarta
3. Yahya Abdul Hamid,
2. Ichwanto, Manager
Demak Jateng
Bengawan Investa,
Solo
7 1. Yustiwi, S.P, IRT,
Nur Sigit Cahyo, Dirut
Yogyakarta
PT Cahaya Forex
2. Titik Yuliani S.Pd,
Yogyakarta
Pedagang, Yogyakarta
8 Yuntoro, Swasta,
Lie Rudi Budiman, d/a
Yogyakarta
Satria Investa (Cab.
PT Cahaya Forex Yka),
Purwokerto Jateng
9 Ricky Taurusandi, swasta,
Sigit Nur Cahyo, Dirut
Cilendek Timur
PT Cahaya Forex
Yogyakarta
46 juta
4,6 juta
4,6 juta
484 juta
70 juta
20 juta
Keterangan
Sudah dilimpahkan
ke kejaksaan &
mendapat putusan
pengadilan
Sudah dilimpahkan
ke kejaksaan &
mendapat putusan
pengadilan
Sudah dilimpahkan
ke kejaksaan &
mendapat putusan
pengadilan
36 juta
30 juta
292 juta
50 juta
125 juta
7 juta
Sudah dilimpahkan
ke kejaksaan &
mendapat putusan
pengadilan
24,4 juta
Sudah dilimpahkan
ke kejaksaan &
mendapat putusan
pengadilan
Sudah dilimpahkan
ke kejaksaan &
mendapat putusan
pengadilan
40 juta
160 juta
50 juta
10 juta
15 juta
89 juta
33,2 juta
Sudah dilimpahkan
ke kejaksaan &
mendapat putusan
pengadilan
Sudah dilimpahkan
ke kejaksaan &
mendapat putusan
pengadilan
Sudah dilimpahkan
ke kejaksaan &
mendapat putusan
pengadilan
Sumber: Data Dokumen tentang Data Tindak Pidana Investasi Tahun 2011
dari bagian Binopsnal Ditreskrimsus Polda DIY, diolah oleh peneliti
pada tanggal 4 Maret 2013.
5
Kasus-kasus di atas telah dapat diselesaikan oleh Polda DIY,
namun pada tahun 2012 jumlah tindak pidana penipuan berkedok investasi
melalui sistem online bertambah menjadi 22 kasus, dapat dilihat pada tabel
2 berikut ini:
Tabel 2. Data Tindak Pidana Investasi Tahun 2012 Ditreskrimsus
Polda DIY
N
Pelapor
o
1 Drg.Sulistyatun, Yogyakarta
2 Edy Sutanto, S.H
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kerugian
Dlm Rp
30,3 juta
-
SP3
SP3
Rina K.S.,Wiraswasta, Yogya
Sudariyah, 49th, PNS,
Kusmarmi, S.Pd., Guru, dan 12
korban lain, Yogya
Sigit D. W., Mhs, Yogya
Anang Purwo S, Swasta,
Wahyu Budi Wahyono, Swasta,
1. Rahmawan .S.
Magelang Jateng
2. Tantri R., swasta, Yogyakarta
Mutfi Mulia, Swasta, Sumbar
Nanang Aris M, Swasta, Yogya
Dimitra L, Mhs,Wonosobo Jateng Nanang Aris M, Swasta, Yogya
Debrina P SW, swasta, Bekasi
F Danu Prasetyo, Swasta, Yogya
Evie D R, swasta, Jaksel
Ichwan Cs, Sukoharjo Jateng
2,5 Milyar
4 juta
467 juta
Lidik/sidik
Lidik/sidik
Lidik/sidik
135 juta
425 juta
Lidik/sidik
Lidik/sidik
Darmanto, Swasta, Kudus Jateng
Amar Ma’ruf, , Mhs, Ciamis.
Almt di Yogyakarta: Jln. Janti
Sri Sutiansah, Pedagang,
Banyumas Jateng
101,2 juta
75 juta
H. Sumanan, pedagang dan 6
korban lainnya
Agus F, Swasta, Cilacap Jateng
Fredericus Danu P, Mhs, Bekasi
Gatot Suroko, S.E, Karyawan
Swasta, Denpasar Bali
19
20
Sujud S, Buruh, Kebumen Jateng
Adhi H S, S.T, Tegal Jateng
21
Dony Zulianto, S.T, S.H
22
Nunun Lutfi S.T, PNS, Yogya
Terlapor
Dra. Saraswati Marni. A.
1. Ardi R. T., Swasta, Yogya
2. Koh Huat Tukimin, Jakarta
Riyanto, Yogyakarta
Sumitro Tjondro K., Jatim
Sugiyatnoko, Yogyakarta
Nanang Aris M, Swasta, Yogya
Diyat Suharno, Pimpinan
Yayasan Al Falah Yogyakarta
1. Nanang Aris M, Swasta, Yogya
2. Annisa Saraswati, sekertaris CV.
Binamitra Barokah
3. Benifandrian, selaku staf CV
Bina Mitra Barokah
Nanang Aris M, Swasta, Yogya
Nanang Aris M, Swasta, Yogya
Michael A, Wiraswasta, Yogya
Muh. Faisal Ismail, S.Pd, (Dirut
PT Ganesha Mandiri
Internasional), Yogyakarta
Nanang Aris M, Swasta, Yogya
Markus, Direktur PT. ECMC
Indonesia, Jakarta
1. Tohir Ismail Yogyakarta
2. Shopia Yuliarti, Yogyakarta
Sukmo Hernowo, Pimp. Cab. PT.
Mahadana Asta Berjangka Yogya
5,1 Milyar
163 juta
2,6 Milyar
260 juta
Ket.
Lidik/sidik
Lidik/sidik
Proses sidang
Dilimpahkan
ke Jaksel
Lidik/sidik
Lidik/sidik
450 juta
Lidik/sidik
2,5 Milyar
Lidik/sidik
2,4 Milyar
2,2 Milyar
5, 9 Milyar
Lidik/sidik
Lidik/sidik
BP tahap II
3 Milyar
100 juta
Lidik/sidik
Lidik/sidik
Proses sidang
160 juta
Lidik/sidik
Sumber: Data Dokumen tentang Data Tindak Pidana Investasi Tahun 2012
dari bagian Binopsnal Ditreskrimsus Polda DIY, diolah oleh
peneliti pada tanggal 4 Maret 2013.
Apabila dilihat dari tabel di atas, yang menjadi korban penipuan
oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab berasal dari kalangan
menengah ke atas, padahal biasanya yang menjadi korbannya adalah
6
kalangan menengah ke bawah karena pengetahuan mereka terhadap
kecerdasan finansial sebagai bagian dari skill of life yang sangat minim.
Karena menggunakan sistem online, korban penipuan berkedok investasi
berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Melihat banyaknya jumlah
korban yang berhasil ditipu dan besarnya jumlah kerugian yang dilarikan
maka tindak pidana penipuan berkedok inversasi melalui sistem online
memerlukan penanganan yang lebih serius dalam rangka menanggulangi
tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online.
Sehubungan dengan hal di atas karena Negara Indonesia adalah
negara hukum (Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945) maka setiap tindak pidana yang terjadi akan
diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang sudah ada, berkenaan
dengan kasus penipuan berkedok investasi melalui sistem online ini,
diberlakukan peraturan perundang-undangan yang ada seperti pada Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana dalam Pasal 378 atau Pasal 372. Dalam
pasal 378 dijelaskan kriteria tentang penipuan serta ancaman hukum bagi
pelakunya. Kriteria penipuan tersebut antara lain tindakan untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan cara melawan hukum,
memakai nama palsu atau martabat palsu, tipu muslihat, rangkaian
kebohongan, membujuk orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya, atau supaya memberi utang atau menghapuskan piutang.
Ancaman hukumannya paling lama 4 tahun penjara bagi mereka yang
terbukti melakukan penipuan. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum
7
Pidana Pasal 372 dijelaskan kriteria tentang penggelapan serta ancaman
hukuman bagi pelakunya. Kriteria penggelapan tersebut antara lain yaitu
tindakan yang dilakukan dengan sengaja dan melawan hukum mengaku
sebagai milik sendiri barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah
kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena
kejahatan. Ancaman hukumannya paling lama 4 tahun penjara bagi
mereka yang melakukan penggelapan. Berdasarkan pasal-pasal tersebut di
atas dapat dipahami bahwa Negara Indonesia sebagai negara hukum maka
setiap tindak pidana apapun bentuknya dan bagaimanapun motivasinya
akan ditindak lanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan oleh aparat
penegak hukum yang berwenang berkaitan dengan masalah tersebut.
Salah satu aparat hukum yang berwenang untuk menangani kasus
tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online pertama
kali adalah polisi. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang ada dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia Pasal 2 yang berisi yaitu fungsi kepolisian adalah
salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan
dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman
dan pelayanan kepada masyarakat. Menanggulangi tindak pidana penipuan
berkedok investasi melalui sistem online, merupakan pelaksanaan dari
fungsi polisi di atas.
Polisi
yang berwenang dalam penanganan kasus penipuan
berkedok investasi melalui sistem online di Wilayah Yogyakarta ini adalah
8
Polda DIY. Sebagai aparat penegak hukum pengemban fungsi kepolisian
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam Pasal 13, maka polisi
mempunyai tugas pokok yaitu memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat,
menegakkan
hukum,
dan
memberikan
perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Dari Pasal 13 UndangUndang Nomor 2 Tahun 2002 tersebut di atas dapat dipahami bahwa tugas
polisi tidak hanya sekedar menegakkan hukum tetapi juga memelihara
keamanan dan ketertiban, serta memberikan perlindungan, pengayoman
dan pelayanan kepada masyarakat.
Adanya tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem
online merupakan fenomena sosial yang seperti gunung es dimana kasus
yang dilaporkan kepada polisi lebih sedikit dibanding kejahatan yang ada,
oleh karena itu sangatlah penting bagi polisi untuk segera melakukan
upaya penanggulangan terhadap tindak pidana tersebut. Dalam upaya
menanggulangi tindak pidan berkedok investasi melalui sistem online
secara tegas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia dalam Pasal 14 ayat (1) huruf g, memberi
wewenang untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua
tindak pidana dalam hal ini terhadap penipuan berkedok investasi melalui
sistem online, sesuai dengan hukum acara pidana dan aturan perundangundangan lainnya. Rangkaian tindakan yang dimulai dari penyelidikan,
penindakan (penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan),
9
pemeriksaan dan penyerahan penuntut umum untuk dihadapkan ke depan
sidang pengadilan merupakan tindakan penanggulangan secara represif,
sedangkan tindakan pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran normanorma yang berlaku yaitu dengan mengusahakan agar faktor niat dan
kesempatan tidak bertemu sehingga situasi keamanan dan ketertiban
masyarakat tetap terpelihara aman dan terkendali yang biasanya dilakukan
dengan
mengadakan
penyuluhan-penyuluhan
merupakan
tindakan
preventif (Nurdjana, 2009: 29).
Berdasarkan bunyi Pasal 13 dalam Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
menetapkan tugas-tugas yang diemban polisi berupa memelihara
keamanan dan ketertiban dalam masyarakat, menegakkan hukum, dan
memberikan
perlindungan,
pengayoman,
dan
pelayanan
kepada
masyarakat, maka seharusnya kejahatan berupa penipuan berkedok
investasi melalui sistem online dapat ditanggulangi, diminimalisir atau
bahkan diberantas. Namun pada kenyataannya di Polda DIY saja pada
tahun 2012, dari 22 kasus yang ditangani oleh Polda DIY pada tahun 2012
baru ada dua kasus yang dilimpahkan ke kejaksaan sedangkan 17 kasus
lainnya masih dalam proses penyelidikan atau penyidikan.
Tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online
memang berbeda dengan modus penipuan berkedok investasi lainnya
seperti sistem penjualan surat berharga atau dengan pola Multilevel
Marketing (MLM) karena dalam penipuan berkedok investasi melalui
10
sistem online transaksi antara investor dengan emiten tidak dilakukan
secara langsung tetapi dengan cara investor mentransfer sejumlah uang
tertentu pada rekening emiten, sehingga investor tidak mengenal serta
tidak pernah bertemu dengan emiten dan tidak mengetahui dengan jelas
keberadaan emiten. Hal ini membuat penyelidikan atau penyidikan tindak
pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online memerlukan
waktu yang lama untuk menemukan keberadaan pelaku yang telah
melarikan diri ke luar daerah atau bahkan ke luar negeri, karena korban
tindak pidana penipuan berkedok investasi tidak selalu langsung
mengetahui mereka menjadi korban. Mereka mengetahui menjadi korban
tindak pidana setelah beberapa waktu atau menimbulkan kerugian.
Selain memerlukan waktu yang lama, penyidikan kasus tindak
pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online juga
memerlukan teknologi yang canggih untuk menemukan keberadaan pelaku
yang telah melarikan diri tersebut. Oleh karena itu seharusnya Polda DIY
memiliki kesiapan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yaitu
penyidik yang memiliki keahlian dalam bidang informasi dan teknologi
karena penipuan berkedok investasi melalui sistem online termasuk sebuah
kejahatan yang menggunakan sarana informasi dan teknologi.
Seharusnya kasus penipuan berkedok investasi melalui sistem
online bisa ditanggulangi dengan cepat apabila Polda DIY memiliki
kesiapan sarana dan prasarana serta polisi penyidik yang memiliki
keahlian dalam bidang informasi dan teknologi, tetapi pada kenyataannya
11
penanggulangan tindak pidana penipuan berkedok investasi memerlukan
waktu yang lama. Hal ini dapat di lihat dari 17 kasus tindak pidana
penipuan berkedok investasi melalui sistem online yang ditangani Polda
DIY masih dalam proses penyelidikan atau penyidikan dalam kurun waktu
yang cukup lama (kurang lebih satu tahun), disinyalir polisi mengalami
kesulitan dalam menanggulangi tindak pidana penipuan berkedok investasi
melalui sistem online di Polda DIY.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diperoleh identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Di Yogyakarta masih banyak ditemukan kasus tindak pidana penipuan
berkedok investasi.
2. Kasus tindak pidana penipuan berkedok investasi di Yogyakarta terus
berulang bahkan sekarang ini yang terjadi adalah semakin lama
semakin banyak terjadi kasus penipuan berkedok investasi dengan
modus-modus yang semakin canggih yaitu melalui sistem online.
3. Kasus tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online
di Yogyakarta menimbulkan banyak korban dari kalangan menengah
ke atas yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
4. Perlu adanya upaya yang dilakukan polisi untuk menanggulangi tindak
pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online guna
12
memberantas kasus penipuan berkedok investasi melalui sistem online
di Yogyakarta.
5. Masih adanya faktor yang menghambat polisi dalam upaya
menanggulangi tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui
sistem online di Polda DIY.
6. Belum lancarnya upaya polisi untuk mengatasi hambatan dalam upaya
menanggulangi penipuan berkedok investasi melalui sistem online di
Polda DIY.
C. Batasan Masalah
Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi, peneliti tidak akan
meneliti permasalahan secara keseluruhan, mengingat keterbatasan waktu,
kemampuan, dan biaya penelitian, maka penelitian ini difokuskan pada
tiga point. Adapun pembatasan masalah yang diambil adalah sebagai
berikut:
1. Upaya yang dilakukan polisi dalam menanggulangi tindak pidana
penipuan berkedok investasi melalui sistem online di Polda DIY.
2. Faktor yang menghambat polisi dalam upaya menanggulangi tindak
pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online di Polda
DIY.
3. Upaya yang dilakukan oleh polisi untuk mengatasi hambatanhambatan dalam upaya menanggulangi tindak pidana penipuan
berkedok investasi melalui sistem online di Polda DIY.
13
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya yang dilakukan polisi dalam menanggulangi tindak
pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online di Polda
DIY?
2. Adakah faktor yang menghambat polisi dalam upaya menanggulangi
tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online di
Polda DIY?
3. Adakah upaya yang dilakukan oleh polisi untuk mengatasi hambatan
dalam upaya menanggulangi tindak pidana penipuan berkedok
investasi melalui sistem online di Polda DIY?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk
menggambarkan
upaya
yang
dilakukan
polisi
dalam
menanggulangi tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui
sistem online di Polda DIY.
2.
Mengetahui
faktor
yang
menghambat
polisi
dalam
upaya
menanggulangi tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui
sistem online di Polda DIY.
3. Mengetahui upaya yang dilakukan oleh polisi untuk mengantisipasi
hambatan dalam upaya menanggulangi tindak pidana penipuan
berkedok investasi melalui sistem online di Polda DIY.
14
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan
pengetahuan khususnya di bidang Hukum Pidana dan Hukum Acara
Pidana yang merupakan salah satu rumpun kelimuan dari Pendidikan
Kewarganegaraan, serta dapat dijadikan sebagai acuan dalam
penelitian berikutnya yang sesuai dengan bidang penelitian khususnya
untuk pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menjawab keingintahuan secara luas tentang
upaya polisi dalam menanggulangi tindak pidana penipuan
berkedok investasi melalui sistem online di Polda DIY, sehingga
dapat menambah wawasan. Selain itu dapat lebih membentuk pola
pikir yang dinamis, lebih mengembangkan penalaran sekaligus
untuk mengetahui kemampuan peneliti dalam penerapan ilmu
hukum yang diperoleh selama kegiatan perkuliahan khususnya
mata kuliah hukum acara pidana yang merupakan salah satu
rumpun dari Pendidikan Kewarganegaraan dan sebagai bekal
peneliti untuk menjadi guru yang profesional.
b. Bagi lembaga kepolisian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
atau sebagai bahan pertimbangan polisi dalam membuat suatu
15
kebijakan yang terkait dengan penanganan kasus penipuan
berkedok investasi melalui sistem online di Yogyakarta.
c. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat yaitu
memberikan informasi tentang penipuan berkedok investasi
melalui sistem online sehingga tidak banyak lagi masyarakat yang
menjadi korban atau pelaku tindak pidana penipuan berkedok
investasi melalui sistem online serta informasi upaya polisi dalam
menanggulangi tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui
sistem online di Polda DIY.
G. Batasan Istilah
Pembatasan istilah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang
jelas tentang maksud dari judul untuk menghindarkan kesalah pahaman
terhadap masalah yang akan diteliti, untuk itu diberikan batasan istilah
sebagai berikut:
1. Upaya
Upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai sustu maksud,
memecahkan persoalan, mencari jalan keluar: daya upaya) (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 1997: 1250).
2. Polisi
Polisi adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
16
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri (Pasal 5 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002). Polisi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah polisi yang bertugas di Polda DIY.
3. Menanggulangi
Menanggulangi adalah mengatasi kesusahan, kesukaran yang dihadapi
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997: 898). Upaya menanggulangi
tindak pidana atau kejahatan dapat dilakukan dengan cara preventif
dan represif (Bawengan, 1974: 197).Tindakan preventif merupakan
tindakan pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran norma-norma yang
berlaku yaitu dengan mengusahakan agar faktor niat dan kesempatan
tidak bertemu sehingga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat
tetap terpelihara aman dan terkendali, sedangkan tindakan represif
adalah rangkaian tindakan yang dimulai dari penyelidikan, penindakan
(penangkapan,
penahanan,
penggeledahan,
dan
penyitaan),
pemeriksaan dan penyerahan penuntut umum untuk dihadapkan ke
depan sidang pengadilan (Nurdjana, 2009: 29).
4. Tindak Pidana
Tindak pidana merupakan tindakan yang menyimpang dari peraturan
perundang-undangan dan dirasakan oleh masyarakat sebagai suatu
tindakan yang tidak boleh dilakukan terhadap pelakunya akan dikenai
sanksi pidana (Sudarto, 1986: 114). Tindak Pidana yang dimaksud
17
dalam penelitian ini adalah tindak pidana penipuan berkedok investasi
melalui sistem online.
5. Penipuan
Penipuan artinya adalah perbuatan atau perkataan, proses, cara,
perbuatan menipu yang tidak jujur (bohong, palsu dengan maksud
mengakali, menyesatkan, mencari untung) (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1997: 513).
6. Berkedok
Berkedok berarti memakai kedok untuk menutup muka, menutupi hal
yang sebenarnya dengan sesuatu kedok (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1997: 525).
7. Investasi
Investasi adalah penanaman uang atau modal di suatu perusahaan atau
proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1997: 441). Investasi merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan nilai tambah dari suatu dana atau uang yang dimiliki
seorang investor (penanam/pemilik uang) ke suatu bidang usaha atau
bisnis yang dijalankan oleh penawar atau investasi (emiten) dengan
menanamkan dana yang dimilikinya ke sebuah bidang usaha atau
bisnis seorang investor berhak atas sejumlah laba yang telah
ditentukan dalam suatu perjanjian, sedangkan dari sisi pelaku bisnis
baik berupa perusahaan ataupun perorangan dana dari para investor
sangat berguna sebagai sumber pembiayaan eksternal yang sangat
18
bermanfaat untuk meningkatkan produksinya (M.Irsan Nasarudin dan
Indra Surya, 2004: ix).
8. Sistem
Sistem berarti perangkat unsur yang teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas; susunan yang teratur dari pandangan, teori,
dan asas; metode (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 1076).
Sistem yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode yang
digunakan dalam melakukan penipuan yaitu secara online.
9. Online
Dalam bahasa Indonesia berarti dalam jaringan adalah menunjukkan
keadaan
konektivitas
(No
Name,
2012:
dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/Dalam_jaringan-dan_luar_jaringan,
diakses pada tanggal 13 Januari 2013 pukul 10.55 WIB).
Online
adalah sedang menggunakan jaringan, terhubung dalam jaringan, satu
perangkat dengan perangkat lainnya yang terhubung sehingga bisa
saling berkomunikasi. Online ini juga bisa diartikan sebagai suatu
keadaan dimana sebuah device (komputer) terhubung dengan device
lain, biasanya melalui modem (Salamarianto, 2012: dalam http://pnsoh-pns.blogspot.com/2012/12/pengertian-online.html
tanggal 13 Januari 2013 pukul 10.35).
diakses
pada
19
Dari definisi di atas dapat dirumuskan bahwa pengertian dari judul
penelitian “Upaya Polisi dalam Menanggulangi Tindak Pidana Penipuan
Berkedok Investasi melalui Sistem Online di Polda DIY” adalah segala
usaha Polisi yang bertugas di Polda DIY untuk mencegah dan menindak
pelaku tindak pidana berkedok investasi yang dilakukan dengan metode
menggunakan jaringan internet sesuai dengan peraturan hukum yang
berlaku.
Download