BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan tentu memiliki persamaan dan perbedaan dalam penulisannya, melalui aspek teori, metode dan hasil temuan. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan dalam penelitian ini, oleh karena itu peneliti menjabarkan perbedaan dan persamaan pada penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti yang berjudul “Kontruksi Realitas Di Televisi Cinta Kasih (Analisis Framing Program” Jurnal Daai” Di Daai Tv). Dalam jurnal yang berjudul “Kontruksi Realitas Media Hiburan :Analisis Framing Program Redaksiana Di Trans 7”, sesuai dengan judul nya yaitu membahas framing pada program redaksiana di Trans 7, dalam penelitian ini menggunakan teori Framing Zhongdan Pan Dan Gerald M. Kosicki dengan metode penelitian kualitatif, dengan hasil temuan bahwa berita tersebut dikemas dengan struktur sintaksis dan skrip yang sesuai dengan kaidah penulisan berita. Penelitian yang kedua dengan judul Framing “Persoalan Indonesia Melalui Film Dokumenter Model Direct Cinema (Studi Pada Film Film Dokumenter”, menggunakan framing Zhongdan Pan Dan Gerald M. Kosicki dengan metode kualitatif pendekatan paradigma kontruktivis, hasil temuan dalam penelitian menemukan persamaaan dan perbedaan kontruksi terhadap 3 jenis film , dilihat dari struktur sintaksis, tematik, skrip,retoris. untuk penelitian ketiga dalam penenlitian ini menggunakan analisis framing dari Robert N.Etman dengan metode penelitian framing pada penelitian berjudul “Pemberitaan Penembakan Solikin Diharian Jawa Pos Dan Duta Masyarakat” , hasil temuan dalam penelitian ini bahwa dalam pemberitaan mengenai solikin kedua surat kabar sama sama menganggap bahwa polisi sebagai penyebab permasalahan. Penelitian yang keempat merupakan penelitian berkala internasional dengan judul “Framing Interethnic Conflict in Malaysia: A Comparative Analysis of Newspaper Coverage on the Hindu Rights Action Force (Hindraf)”, dalam penelitian ini menggunakan lima frame berita umum oleh Semetko dan Valkenburg (konflik, manusia, kepentingan, konsekuensi ekonomi, moralitas dan tanggung jawab),dengan menggunakan metode analisis isi dengan hasil temuan bahwa tiga 7 8 surat kabar utama ditampilkan bentuk cakupan yang dikomunikasikan perspektif bersama tertentu melalui bingkai mereka. Melalui fokus pada bingkai konflik,representasi mereka Hindraf diartikulasikan wacana hegemonik yang merugikan kepentingan kelompok dan bertentangan dengan semangat penyelidikan.Cakupan dengan Malaysia kini dilambangkan poin bervariasi pandang yang diselenggarakan oleh surat kabar, yang berakar pada keyakinan politik yang berbeda, asumsi budaya, dan kelembagaan praktek-singkatnya, ideologi dan posisi. Untuk penelitian selanjutnya yaitu “Investigating News Framing: A Comparative Study Of Media Coverage On Contemporary Education Issues In Malaysia”, dalam penelitian ini mengguanakan metode analisis isi kuantitatif menggunakan model Framing lima Frame berita yang paling umum digunakan (konflik, manusia kepentingan, konsekuensi ekonomi, moralitas dan tanggung jawab) diidentifikasi oleh Semetko dan Valkenburg. Untuk penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti saat ini mempunyai kesamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu dari penggunaan teori, peneliti menggunakan model analisis Framing Zhongdan Pan Dan Gerald M. Kosicki dengan menggunakan metode pnelitian kualitatif deskriptif untuk melihat bagaimana framing pada program Jurnal DAAI di televisi cinta kasih. Berikut peneliti mencoba untuk merangkum penelitian penelitian sebelumnya dalam bentuk tabel di bawah : 9 Tabel 2.1 State Of The Art No 1 Judul Teori Kontruksi Realitas Model Media framing Hiburan: Zhongdan Analisis Framing Pan Program Redaksiana Metode Hasil Temuan Metode Dari analisis Framing Zhongdan penelitian Pandan Gerald M Kosicki terhadap kualitatif berita kalah suara caleg blokir jalan Dan desa diperoleh simpulan bahwa Gerald M. berita tersebut dikemas dengan Di Kosicki struktur sintaksis dan skrip yang Trans 7 sesuai dengan kaidah penulisan HUMANIORA berita. Vol.5 Oktober No.2 2014: 1066-1074 2. Framing Model Penelitian Dari analisis Framing Zhongdan Persoalan Framing Kualitatif Pan Dan Gerald Pan peneliti Indonesia Zhongdan Menggunakan menemukan persamaaan dan Melalui Film Pan Dan Paradigma perbedaan kontruksi terhadap 3 Dokumenter Gerald M. Kontruktivis jenis film , dilihat dari struktur Model Direct Kosicki Cinema (Studi Pada Film Film sintaksis, tematik, skrip,retoris,leksikon 10 Dokumenter Terbaik, Program Eagle Award Competitions Di Metro Tv) Jurnal Humanity, Vol 8, No 2 (2013) 3 Analisis Framing Model Metode Dalam penelitian ini peneliti Pemberitaan Framing penelitian menemukan dalam pemberitaan Penembakan Robert kualitatif mengenai solikin kedua surat kabar Solikin Diharian N.Entman sama sama menganggap bahwa Jawa Pos Dan polisi sebagai penyebab Duta Masyarakat permasalahan. VOL 1, NO 1 (2013) 4 “Investigating Lima Metode Penelitian ini telah memberikan News Framing: Frame analisis A Comparative Umum (kuantitatif) Study Of Media Semetko koran melaporkan masalah Coverage On dan pendidikan kontemporer Contemporary Valkenburg menggunakan lima generik isi pemahaman yang lebih jelas dari etnis Education Issues frame . Perbedaan kepentingan dan In Malaysia” menengakan hak hak masyarakat 2013 yang dilayani oleh surat kabar etnis Malaysian dapat dilihat dari frame yang Journal Of digunakan. Communication 5 “Framing Lima Analisis Interethnic Frame (kualitatif) isi Studi ini menemukan bahwa tiga surat kabar utama ditampilkan 11 Conflict in Semetko bentuk cakupan yang Malaysia: A dan dikomunikasikan perspektif Comparative Valkenburg bersama tertentu melalui bingkai Analysis of mereka. Melalui fokus pada Newspaper bingkai konflik, Coverage on the representasi mereka Hindraf Hindu Rights diartikulasikan wacana hegemonik Action Force yang merugikan kepentingan (Hindraf)” kelompok dan bertentangan dengan International semangat penyelidikan demokrasi Journal of dan keterbukaan. Cakupan berbeda Communication dari masalah yang sama 6 (2012), 166– dengan Malaysiakini dilambangkan 189 poin bervariasi pandang yang diselenggarakan oleh surat kabar, yang berakar pada keyakinan politik yang berbeda, asumsi budaya, dan kelembagaan praktek-singkatnya, ideologi posisi 2.2 Definisi konsep Kontruksi realitas : menurut Hamad, 2004 tentang proses konstruksi realitas, prinsipnya setiap upaya “menceritakan” (konseptualisasi) sebuah peristiwa,keadaan, atau benda tak terkecuali mengenai hal-hal yang berkaitan dengan politik adalah usaha mengkonstruksi realitas. (Sumber: https://operadewa.wordpress.com/2012/10/05/konstruksi-realitas-oleh-mediamassa/) 12 May Great Love Light up the World. Mempunyai idealisme untuk tidak ikut arus menayangkan tontonan yang mengandung unsur kekerasan, hiruk pikuk dunia hiburan ataupun kepentingan komersial tertentu. menghadirkan alternatif tayangan yang positif, sarat makna kehidupan, inspiratif, menyentuh dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dengan program dengan konten cinta kasih dan nilai kebaikan. Cinta kasih tidak akan berarti tanpa perbuatan. Dengan tayangan yang mengetuk hati nurani, kami berharap orang tergerak berbuat kebaikan. Semakin banyak yang berbuat, dunia akan semakin damai, aman, tenteram dan bebas bencana. (Sumber http://www.daaitv.co.id/perusahaan/profil-perusahaan) Framing : menurut Zhongdang Pan And Gerald M. Kosicki startegi komunikasi yang memproses berita perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita.(Eriyanto, 2002) 2.3 Komunikasi Masaa 2.3.1 Definisi Komunikasi Massa Beberapa pengertian tentang Komunikasi Massa menurut beberapa ahli ( Ardianto, 2014 ) 1. Bittner (Rakmat,2003) Komunikasi Massa adalah pesan yang berkomunikasi melalui media massa pada sejumlah besar orang . 2. Gerbner (1967) Komunikasi Massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (rakhmat,2003) 3. Severin & Tankard Jr.,1992:3 :Komunikasi Massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu 4. Joseph A.Devito merumuskan definisi Komunikasi Massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang 13 pengertian massa serta tentang media yang digunakannya ,mengemukakan definisinya dalam dua item yakni “pertama ,Komunikasi Massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa ,kepada khalayak yang luar biasa banyaknya.ini tidak berati bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonon televisi ,tetapi ini berati bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar sukar untuk didefinisikan ,keuda ,komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar pemancar yang audio dan atau visual .komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabarr, majalah dan film (Effendy, 1996:26) 2.3.2 Fungsi Komunikasi Massa Berikut ini fungsi komunikasi massa menurut beberapa ahli (Nurudin, 2011). Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black Dan Federick C.Whitney (1998) 1. To Inform (Menginformasikan) 2. To Persuade (Untuk Membujuk ) 3. To Entertain ( Untuk Memberi Hiburan) 4. Transmission Of The Culture (Transmisi Budaya ) Tabel 2.2 Tabel Komunikasi Massa menurut Alexis S. Tan no Tujuan komunikator Tujuan komunikan 1 Memberi informasi Mempelajari ancaman dan peluang ,memahami lingkungan, menguji kenyataan, meraih keputusan 2 Mendidik Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berguna memfungsikan dirinya secara efektif dalam masyarakatnya 14 ,mempelajari nilai ,tingkah laku yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya 3 Mempersuasi Memberi keputusan ,mengadopsi nilai,tingkah laku dana turan yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya 4 Menyenangkan, memuaskan Menggembirakan, kebutuhan komunikan mengendorkan urat saraf, menghibur dan mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi . 2.3.3 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi Massa mempunyai beberapa karakteristik dalam membedakan dengan Komunikasi Antarpesonal Dan Komunikasi Kelompok,sebagai berikut (Ardianto, 2014) 1. Komunikator Terlembagakan Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya.Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa,baik media cetak maupun elektronik .dengan mengingat kembali pendapat wright bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau menarik atau penting sekaligus menarik bagi sebagian besar komunikan . 15 3. Komunikannya Anonim Dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat Anonim dan Heterogen, pada komunikasi antarpersonal, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya seperti nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal. Sedangkan dalam komunikasi massa komunikator tidak mengenal komunikan (Anonim) karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah Heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda yang dapat dikelompokan berdasarkan faktor usia,jenis kelamin, pendidikan, agama, latar belakang budaya dan tingkat ekonomi . 4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula . 5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi menunjukan muatan atau sisi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu . 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainya, ada juga komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan 16 dialog sebagimana halnya terjadi dalam Komunikasi Antarpersonal. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah . 7. Stimulasi Alat Indra Terbatas Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Dalam komunikasi massa stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar pembaca hanya melihat, pada radio siaran khalayak hanya mendengar sedangkan media televisi dan film menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. 8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) Dan Tidak Langsung (Indirect ) Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung (Indirect) dan tertunda (Delayaed ), artinya komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang tersampaikan. Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon, email atau surat pembaca. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon, menulis surat pembaca, mengirim e-mail itu menunjukan bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertunda (Delayed). 2.4 Televisi 2.4.1 KarakteristikTelevisi Dampak yang dihasilkan media massa televisi dinilai lebih besar dari media lain karena jumlah peminatnya lebih banyak. Hal ini dikarenakan karakteristik televisi yang berbeda dari media massa lain. Berikut adalah karakteristik televisi seperti dituliskan oleh (Ardianto2014) : a. Audiovisual Kelebihan televisi yaitu dapat didengar sekaligus dilihat (audiovisual), berbeda dengan radio di mana khalayak hanya dapat mendengar kata-kata dan suara serta media cetak yang hanya menampilkan tulisan bagi masyarakat. 17 b. Berpikir dalam gambar Dalam televisi, pengarah acara adalah pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara di dalamnya. Pengarah acara harus mampu berpikir dalam gambar (think in picture). Proses berpikir dalam gambar ini dilakukan dalam dua tahapan. Tahap pertama adalah visualisasi (visualization), yaitu menginterpretasikan kata-kata yang berisi gagasan menjadi adegan-adegan bergerak. Tahap yang kedua adalah penggambaran (picturization), yaitu proses merangkai adeganadegan hasil interpretasi tadi menjadi sebuah kesinambungan yang memiliki makna tertentu. c. Pengoperasian lebih kompleks Pengoperasian televisi lebih rumit daripada pengoperasian radio, dan dikerjakan oleh lebih banyak orang. Minimal dibutuhkan sepuluh orang untuk memproduksi acara berita yang dibawakan oleh dua orang. Kesepuluh orang tersebut terdiri dari seorang pengarah acara, seorang produser, seorang pengarah teknik, seorang switcher, seorang floor director, dua atau tiga orang camera person, juru video, seorang juru rias, seorang audioman, dan lainnya. Karakteristik audiovisual yang dimiliki televisi membuat audience harus menggunakan sekurangnya dua indera untuk menyimak pesan yang disiarkan, yaitu indera pendengaran dan indera pengelihatan. Hal ini membuat audience harus lebih fokus dalam menyimak agar tidak tertinggal informasi dibanding mengikuti informasi dari media massa jenis lain, misalnya radio, Saat mendengarkan radio, audience hanya membutuhkan telinga dan dalam mendengarkan siaran radio biasanya audience juga mengejakan kegiatan lain. Kekuatan audiovisual ini juga yang menjadikan daya tarik televisi lebih tinggi dibanding media massa jenis lain. Hal ini diperkuat oleh J.B Wahyudi (Morissan, 2005) : 18 Tabel 2.3 Sifat Fisik Masing Masing Jenis Media Menurut J.B Wahyudi Jenis Media Sifat dapat dibaca, di mana, dan kapan saja Cetak dapat dibaca berulang-ulang daya rangsang rendah pengolahan bisa mekanik, bisa elektris biaya relatif rendah daya jangkau terbatas dapat didengar bila siaran Audio dapat didengar kembali bila diputar kembali daya rangsang rendah elektris relatif murah daya jangkau besar dapat didengar dan dilihat bila ada siaran Audiovisual dapat dilihat dan didengar lagi, bila diputar lagi daya rangsang sangat tinggi elektris relatif murah daya jangkau besar 2.4.2 Program Televisi Program televisi dibagi menjadi tiga kategori (Jahja dan Irvan 2006), yaitu : 1. Kategori drama. Yang termasuk dalam kategori ini adalah film dan sinetron. 2. Kategori non-drama, dengan acara-acara yang masuk di dalamnya meliputi variety show, kuis, musik, dan acara-acara hiburan lain di luar film dan sinetron. 19 3. Kategori informasi. Acara-acara dalam kategori informasi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : a. Public Service Announcement (PSA), contohnya film dokumenter, berita, siaran olahraga, dan acara-acara yang adalah informasi umum b. Infotainment c. Pendidikan masyarakat yang mencakup acara-acara bernuansa pendidikan atau pencerahan masyarakat. Dalam menyiarkan programnya, televisi harus dapat menjamin bahwa program-program yang ditayangkannya memiliki sifat-sifat berikut (Suwardi, 2006) : 1. Antisipatif Informasi yang disiarkan oleh televisi harus sesuai dengan kenyataan dan program siaran harus dapat menghibur. 2. Interpretatif Informasi dan hiburan yang disajikan berisi penjelasan mengenai latar belakang, masa depan, dan terapannya dalam masyarakat. 3. Edukatif Segala bentuk acara yang disiarkan oleh televisi harus mendidik dan mencerahkan audience-nya. Acara-acara tersebut juga tidak boleh berisi indoktrinasi. 4. Relevan Program siaran televisi harus disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pemirsa. 5. Konstruktif Program-program dalam televisi dapat membentuk opini audience yang positif dan secara bertanggung jawab. 20 2.5 Berita 2.5.1 Nilai berita Nilai berita adalah produk dari kontruksi wartawan .ukuran yang dipakai untuk memilah milah peristiwa ini, oleh wartawan adalah ukuran ukuran profesional yang dinamakan sebagai nilai berita .secara umum, nilai berita tersebut digambarkan sebagai berikut (Eriyanto ,2002 ) Tabel 2.4 Tabel Nilai Berita Prominance Nilai berita diukur peristiwanya atau dari arti kebesaran pentingnya .peristiwa yang diberitakan adalah peristiwa yang dipandang penting .kecelakaan yang menewaskan satu orang bukan berita ,tetapi kecelakaan yang menewaskan penumpang satu bus baru berita, atau kecelakaan pesawat terbang lebih dibandingkan dipandang dengan berita kecelakaan pengendara sepeda motor Human interest Peristiwa lebih memungkinkan disebut barita kalau peristiwa itu lebih banyak mengandung unsur haru ,sedih dan menguras emosi khalayak ,peristiwa abang becak yang mengayuh dari surabaya ke jakrta lebih memungkin dipandang berita dibandingkan peristiwa abang becak yang mengayuh becaknya surabaya aja Conflict/controversy Peristiwa lebih yang mengandung konflik potensial disebut berita dibandingkan dengan peristiwa yang biasa biasa saja ,peristiwa kerusuhan antara penduduk pribumi dan cina lebih 21 layak disebut berita dibandingkan peristiwa sehari hari antar penduduk pribumi Berita mengandung peristiwa yang tidak unusual biasa ,peristiwa yang tidak biasa, peristiwa yang jarang terjadi ,seorang ibu yang melahirkan 6 bayi dengan selamat lebih disebut berita dibandingkan dengan peristiwa kelahiran seorang bayi Peristiwa yang lebih dekat lebih layak Proximity diberitakan dibandingkan dengan peristiwa yang jauh, baik dari pisik maupun emosi dengan khalayak 2.5.2 Program Berita Televisi Program berita televisi atau news termasuk dalam kategori program informatif. Program berita sendiri pun dapat dibagi ke dalam banyak jenis. Berikut adalah jenis berita menurut Morissan (2005) 1. Keadaan darurat 2. Pengadilan 3. Pemerintahan 4. Ekonomi 5. Pendidikan 6. Trend dan musim 7. Perayaan 8. Cuaca 9. Kesehatan 10. Lingkungan 11. Olahraga 12. Berita ringan 22 2.5.3 Skema Dan Produksi Berita Teori skema adalah teori dari lapangan psikologi yang menjelaskan mengenai bagaimana seseorang menggunakan struktur kognitifnya untuk memandang dunia, seseorang, lingkungan dan peristiwa dalam pandangan atau perspektif tertentu. Skema akan mengiring dan memandang seseorang dengan meletakan realitas mana yang bisa dimasukan dan mana yang tidak relevan. Ada beberapa macam skema yang akan diuraikan dalam pembahasan berikut (Eriyanto 2002 ) 1. Skema Sosial Skema social adalah skema yang paling banyak dan sering kita gunakan, seringkali kita sebut sebagai skrip atau scenario. Seperti halnya skenario kita mengandaikan dunia dan realitas seprti layaknya sebuah lakon atau drama . 2. Skema Tekstual Kalau skema social berhubungan dengan bagaimana seseorang melihat dan memandang dunia ,peristiwa dan pelaku pelaku didalamnya makan skema tekstual berhubungan dengan segi skematis dari teks ,umumnya digunakan dan dipakai oleh individu ketika melihat dan menafsirkan teks . 3. Skema Ideologis Skema ideology ini terjadi ketika dihubungkan antara skema diri (slef chema) umumnya diklarifikasikan sebagai skema social-seseorang menggunakan skemanya untuk melihat dirinya sendiri .mereka akan menggunakan skema dan kepercayaan diirinya sendiri untuk melihat dan manfsirkan realitas diantaranya yang ada di dalam teks. 2.6 Feature 2.6.1 Pengertian Feature Features memiliki pengertian juga suatu jenis berita yang membahas satu pokok bahasan, satu tema yang diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis dan disajikan dengan berbagai kreasi, kreasi yang 23 dimaksudkan adalah narasi, wawancara, vox pop, music, sisipan puisi puisi, bahkan kadang ada sandiwara pendek atau fragmen yang dipandu seorang pembawa acara (host). Penyajian Features bobot informasinya ringan, dalam arti tidak langsung pada pokok persoalan (straight news). Pemaparan bahasanya bertutur dan sifat laporannya investigasi makan Feature bisa juga disebut bagian dari liputan mendalam. Feature adalah gabungan antara unsur opini, dokumenter, dan ekspresi Unsur opini merupakan uraian pernyataan seorang tokoh, vox pop, dan wawancara yang diharapkan saling memperkaya pandangan dan mempertajam pokok bahasan yang disajikan. Adapun kejadian dan fakta fakta adalah unsur dokumenter yang memberikan bukti dan memperkuat argumentasi mengenai pokok bahasan itu Features di televisi memiliki pengaruh yang sangat dalam bagi pemirsa, karena dapat dilihat secara fiisk tanpa narasi panjang. Gambar dan atmosfer yang terekam dalam kamera lebih memberikan gambaran yang sesungguhnya. Ciri Features televisi lebih luwes pendekatannya dibandingkan dengan hard news. Struktur Feature tidak terikat dengan bentuk piramida terbalik, di mana pokok pikiran utama bisa disajikan di tengah atau di akhir, karena kesimpulan cerita bisa saja tercapai sebelum cerita itu berkahir Menurut Jim Atkins Jr., program Features adalah sesuatu yang bisa membuat penonton berlompatan dan berpindah untuk menyaksiskannya lalu mereka membicaraknnya, meresponnya, dan mengingatnya. Feature adalah liputan mengenai kejadian yang dapat menyentuh perasaan ataupun yang menambah pengetahuan audiens/pemirsa melalui penjelasan perinci, lengkap, serta mendalam, tidak terikat aktualitas nilai utamanya unsur manusiawi atau informasi yang dapat menambah pengetahuan. Features merupakan reportase yang dikemas lebih mendalam dan luas disertai sedikit sentuhan aspek Human Interest agar memiliki dramatika. Features dilengkapi dengan wawancara, komentar dan narasi. Feature bertujuan bisa berfungsi sebagi penjelasan atau tambahan untuk berita yang sudah disiarkan sebelumnya, memberi 24 latar belakang suatu peristiwa, menyentuh perasaan dan mengharukan, menghidangkan informasi dengan menghibur, juga bisa mengungkap sesuatu yang belum tersiar sebagai berita. (Fachruddin, 2014) 2.6.2 Program Features Televisi Features pengertiannya sama dengan softnews, demikian juga cara membuatnya tidak berbeda jauh dengan membuat berita televisi namun karena Feature bukan informasi yang harus cepat disajikan agar tidak basi informasinya ,maka membuat Features sangat fleksibel sesuai kebutuhan, beberapa bentuk kemasan Feature di televisi. (Fachruddin, 2014) 1. Feature/berita ringan dengan durasi singkat yang dapat disipkan pada program berita berdampingan dengan hardnews. Berita ringan namun menarik yang disipkan maksudnya adalah informal yang lucu, unik, aneh dan menimbulakan kekaguman. 2. Features yang terikat dengan peristiwa penting atau berdekatan dengan jadwal penayangan hardnews yang menjadi pusat perhatian, durasinya cukup panjang sesuai kebutuhan. Features ini bisa dipisahkan siarannya namun perlu segera disiarkan karena memiliki unsur daya tarik dari sumber berita utamanya. 3. Features sebagai program reportase yang dikemas lebih mendalam dan luas disertai sedikit sentuhan aspek Human Interest agar memiliki dramatika. Features ini bertujuan untuk menghibur dan mendidik melalui eksplorasi elemen manusiawi 2.7 Penyiaran 2.7.1 Jenis Jenis Media Penyiaran Terdapat beberapa klasifikasi pada jenis media penyiaran yang terbagi menurut format siaran, sumber pendanaan, wilayah cakupan layanan, fungsinya dalam jaringan. Menurut format siaran, berarti dari jenis program yang disajikan setiap harinya (rundown) yang biasanya dirancang dalam satu tahun anggaran, maka media penyiaran dapat diklasifikasikan sebagai (Djamal,2011). 25 1. Media penyiaran pendidikan,yang mempunyai program tetap intruksional olahraga, tata boga, dan tata busana. Disamping itu jenis program lainnya, yaitu dengan topik iptek(ilmu pengeetahuan dan teknologi , kebudayaan, kewilayahan 2. Media penyiaran berita ,yang mempunyai format siaran berita dengan beberapa aspeknya, seperti headline news,breaking news,berita tetap(siang, malam), wawancara ekslusif, laporan investigasi, ulasan ekonomi/politik. 3. Media penyiaran hiburan, yang menyiarkan segala bentuk entertaint seperti pagelaran musik, sulap, pagelaran pemberian award. 4. Media penyiaran umum, yang menyiarkan semua format yang mungkin. Menurut sumber pendanaan, berarti dari asal perolehan dana yang digunakan untuk penyelenggaraan penyiaran, maka media penyiaran dapat diklasifikasi sebagai ; 1. Media penyiaran publik, yang mendapatkan seluruh pendanaan atau sebagian anggaran operasionalnya dari pemerintah. Biasanya media penyiaran ini menjadi saluran pemerintah untuk menyiarkan kemajuan pembangunan,kebijaksanaan yang diambil pemerintah 2. Media penyiaran swasta, yang mendapatkan dana secara swadaya melalui pendayagunaan potensi periklanan. 3. Media penyiaran komunitas, yang memperoleh dana secara swadaya dari kalangan komunitasnya, seperti kalangan nelayan, petani, atau kelompok kelompok lain. Menurut wilayah cakupan layanan, berarti dari luas wilayah yang dapat menangkap siaran stasiun penyiaran tersebut, maka media penyiaran dapat diklasifikasi sebagai. 1. Media penyiaran local, yang mempunyai wilayah siaran hanya sebatas wilayah perkotaan, misalnya siaran radio FM 26 2. Melintasi penyiaran regional, yang mempunyai wilayah siaran sampai melintasi wilayah satu perkotaan,misalnya siaran radio MW. 3. Media penyiaran nasional, yang mempunyai wilayah siaran secara nasional(nation wide). 4. Media penyiaran internasional, yang mempunyai wilayah siaran secara internasional . Menurut kelas dalam jaringan nasional, bearti dari strata dalam organisasi lembaga penyiaran tersebut. Dalam hal ini, media penyiaran dapat diklasifikasi sebagai 1. Media penyiaran kelas A, merupakan stasiun pusat yang berkedudukan di ibu kota Jakarta 2. Media penyiaran kelas B, merupakan stasiun daerah yang berkedudukan di ibu kota provinsi 3. Media penyiaran kelas C, merupakan stasiun daerah yang berkedudukan di ibu kota wilayah kota (wali kota) 2.7.2 Jenis Stasiun Penyiaran Undang undang penyiaran indonesia membagi jenis stasiun penyiaran kedalam empat jenis kategori ,yaitu (Morissan ,2013) 1. Stasiun Swasta Ketentuan dalam undang undang menyebutkan bahwa stasiun penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersil berbnetuk badan hukum indonesia yang bidang usahnya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran televise. Bersifat komersial berati stasiun swasta didirikan dengan tujuan mengejar keuntungan yang sebagian besar berasal dari penayangan iklan dan juga usaha sah lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran. 27 2. Stasiun Berlangganan Persyaratan pendirian Stasiun Penyiaran berlangganan mencakup didirikan oleh warga negara indonesia dengan bantuk badan hukum indonesia berupa perseroan terbatas yang memiliki bidang usaha hanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan dan modal awal usaha harus seluurhnya dimiliki oleh orang Indonesia. Pembiayaan media penyiaran berlangganan berasal dari iuran berlangganan, siaran iklan dan usaha lain yang sah dan terkait dengan penyelegaraan penyiaran. Ketentuan lain seperti modal pendirian, izin penyiaran, batasan kepemilikan dan siaran iklan stasiun berlangganan adalah sama dengan stasiun penyiaran swasta yang telah dibahas sebelumnya. 3. Stasiun Komunitas Stasiun Penyiaran Komunitas harus berbentuk badan hukum indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat indepeden dan tidak komersial dengan daya pancar rendah meluas jangkauan wilayahnya terbatas serta untuk melayani kepentingan komunitasnya. Stasiun ini didirikan tidak untuk mencari keuntungan atau tidak menjadi bagian perusahaan yang mencari keuntungan semata. Stasiun komunitas merupakan lembaga nonpartisan yang didirikan oleh warga negara indonesia dan berbentuk badan hukum koperasi atau perkumpulan dengan seluruh modal usahanya berasal dari anggota komunitas. Dalam hal ini kegiatan stasiun komunitas khusus menyelenggrakan siaran komunitas, stasiun ini dapat memperoleh sumber pembiayaan dari sumbangan hibah, sponsor dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat . 4. Stasiun Publik Stasiun Penyiaran Publik berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat indepeden, netral, tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Hambatan utama pengembangan stasiun penyiaran publik adalah masalah dana operasional. 28 Pada awalnya stasiun penyiaran publik tidak menerima iklan dan karenaya menerima bantuan keuangan dari pemerintah. 2.7.3 Penyiaran Dalam Komunikasi Massa Media penyiaran yaitu radio dan televisi merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien dalam mencapai audiencenya dalam jumlah yang snagat banyak. Karenanya media penyiaran memegang peranan yang sangat penting dalam ilmu komunikasi pada umumnya dan khususnya ilmu komunikasi massa. Kemampuan media penyiaran untuk menyampaikan pesan kepada khalayak luas menjadikan media penyiaran sebagai objek penelitian penting dalam komunikasi massa. Studi komunikasi massa secara umum membahas 2 hal pokok, yaitu: pertama, studi komunikasi massa melihat peran media massa terhadap masyarakat luas beserta institusi intitusi. Kedua,studi komunikasi massa yang melihat hubungan antara media dengan audiencenya, baik secara kelompok maupun individual. Secara tradisional teori komunikasi massa itu terdiri dari teori teori komunikasi massa linear dan teori komunikasi massa sirkular. Teori S-R mepunyai banyak julukan seperti jarum Hipodermik/ Teori Peluru, menurut teori ini media massa amat perkasa dalam mempengaruhi penerima pesan Gambar 2.1 Teori S-R dalam pesan 29 Teori S-R menggambarkan proses komunikasi secara sederhana yang hanya melibatkan dua komponen yaitu media massa dan penerima pesan yaitu khalayak . Gambar 2.2 teori S-R Media Massa stimulus Publik respons Setelah teori S-R muncul teori komunikasi yang terkenal yaitu teori komunikasi Harold Lasswell. Model komunikasi Lasswell menunjukan pesan yang selalu bergerak linear (satu arah). Selama kurang lebih 30 tahun sejak Lassweell mengemukakan pandangannya maka komunikasi mssa selalu berakhir pada efek tanpa adanya umpan balik atau feedback. Stasiun penyiaran hanya menyiarkan program tanpa perlu mengetahui apakah program itu diterima atau disukai audiencenya Teori komunikasi sirkular. Umpan balik dalam komunikasi massa mulai muncul dalam teori komunikasi yang dikemukakan Melvin Defleur . Gambar 2.3 Bagan Komunikasi Menurut Melvin Defleur 30 Bagan Defleur memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang fenomena komunikasi massa ,dalam hal komunikasi massa, sumber atau komunikator biasanya memperoleh umpan balik yang terbatas dari audiencenya, dengan demikian Defleur menilai umpan balik dalam komunikasi massa masih terbatas . Dari uraian tersebut dapat diketahui, terkait dengan masalah umpan balik, bahwa teori komunikasi massa berkembang atau berevolusi dari waktu ke waktu. (Morissan, 2013) 2.8 Proses kontruksi Proses kontruksi media massa melalui tahap tahap berikut. Tahap menyiapkan materi kontruksi. Ada tiga hal penting dalam tahap atau proses persiapan materi kontruksi, yaitu (Djamal, 2011) 1. Keberpihakan media massa kepada kapitalis. Sebagaimana diketahui, saat ini hampir tidak ada lagi media massa yang tidak dimiliki oleh kapitalis. Dalam arti, media massa digunakan oleh kekuata kekuatan kapital untuk menjadikan media massa sebagai mesin penciptaan uang dan penggadaan modal. Semua elemen media massa, termasuk orang orang media massa berpikir untuk melayani kapitalisnya, ideology mereka adalah membuat media massa laku di masyarakat 31 2. Keberpihakan semua kepada masyarakat. Bentuk dari keberpihakan ini adalah empat,simpati, dan berbagai partisipasi kepada masyarakat, namun target utamnya adalah menjual berita, meningkatkan rating, dan popularitas kelompok tertentu untuk kepentingan publik 3. Keberpihakan kepada kepentingan umum. Bentuk keberpihakan kepada kepentingan umum dalam arti yang sesungguhnya adalah visi setiap media massa, namun kondisi era sekarang sekarang visi tersebut tak pernah menunujukan jati dirinya. Walaupun slogan slogan tentang visi tersebut tetap terdengar . Tahap Sebaran Kontruksi. Sebaran kontruksi media massa dilakukan melalui strategi media massa .konsep konkret strategi sebaran media massa masing masing berbeda, namun prinsip utamnya adalah real time. Media elektronik memiliki konsep real time yang berbeda dengan media cetak. Karena sifatnya yang langsung maka yang dimaksud adalah real time oleh media elektronik adalah seketika disiarkan, seketika itu juga pemberitaan sampai ke pemirsa atau pendengar .namun bagi varian varian media cetak yang dimaksud dengan real time terdiri dari beberapa konsep hari, minggu, atau bulan, seperti harian, mingguan, dan bulanan. Walaupun media cetak memiliki konsep real time yang tertunda, namun konsep aktualitas menjadi pertimbangan utama sehingga pembaca merasa tepat waktu memperoleh berita tersebut. Tahap pembentukan kontruksi terdapat 2 tahap ,sebagai berikut : 1. Tahap pembentukan kontruksi realitas. Tahap berikut setelah sebaran kontruksi, di mana pemberitaan telah sampai pada pembaca dan pemirsanya, yaitu terjadi pembentukan kontruksi di masyarakat melalui tiga tahap yang berlangsung. Pertama, kontruksi realitas pembenaran sebagai suatu bentuk kontruksi media massa yang terbentuk di 32 masyarakat cenderung membenarkan apa saja yang ada di media massa sebagai suatu realitas kebenaran. Kedua, kesediaan dikontruksi oleh media massa, yaitu sikap generic dari tahap pertama. Bahwa pilihan orang untuk menjadi pembaca dan pemirsa media massa adalah karena pilihannya untuk bersedia pikirannya dikontruksi oleh media massa. Ketiga, menjadikan konsumsi media massa sebagi pilihan konsumtif, dimana seseorang secara habit tergantung pada media massa. Media massa adalah bagian kebiasaan hidup yang tak dapat dilepaskan. 2. Tahap pembentukan kontruksi citra. Kontruksi citra yang dimaksud dapat berupa bagaimana kontruksi citra pada suatu pemberitaan ataupun bagaimana kontruksi citra. Kontruksi citra pada suatu pemberitaan biasanya disiapkan oleh orang orang yang bertugas dalam redaksi media massa, mulai dari wartawan , editor, dan pimpinan redaksi. Pembentukan kontruksi citra ialah bangunan yang diinginkan kontruksi citra yang dibangun oleh media massa ini terbentuk dalam dua model, yakni model good news dan bad news. Model good news adalah suatu kontruksi yang cenderung mengkontruksi suatu pemberitaan sebagai pemberitaan yang baik. Adapun model bad news adalah suatu kontruksi yang cenderung mengkontruksi kejelekan atau memberi citra buruk pada objek pemberitaan Dan yang terakhir dari proses kontruksi adalah Tahap Konfirmasi, konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca dan pemirsa memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap pembentukan kontruksi. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap alasan alasan kontruksi social yang 33 akan terkontruksi. Adapun bagi pemirsa dan pembaca, tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses kontruksi social. 2.9 Framing Analisis framing adalah salah satu metode analisis media, sperti halnya analisis isi dan anlisis semiotik. Framing secara sederhana adalah membingkai sebuah peristiwa. (Sobur 2001) mengatakan bahwa analisis framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita . Cara pandang dan perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan serta hendak dibawa kemana berita tersebut Framing merupakan metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan di belokan secara halus, dengan memberikan penonjolan terhadap aspek aspek tertentu, dengan menggunakan istilah istilah yang punya konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya (sudibyo, 2001). Dengan kata lain bagaimana realitas dibingkai, dikontruksi dan dimaknai oleh media. Ada hal penting dalam framing, ketika sesuatu diletakkan dalam frame, maka ada bagian yang terbuang ada bagian yang terlihat. Kita bisa menghadirkan analogi ketika kita memfoto suatu pemandangan, maka yang masuk dalam foto hanyalah bagian yang berada dalam “frame”, bagian lain terbuang. Analisis framing menayakan mengapa peristiwa X diberitakan? Mengapa peristiwa yang lain tidak diberitakan? Mengapa suatu tempat dan pihak yang terlibat berbeda meskipun peristiwanya sama? Mengapa realitas didefinisikan dengan cara tertentu? Mengapa sisi atau angle tertentu yang ditonjolkan dan bukan yang lain? Mengapa fakta tertentu ditonojolkan sedang yang lain tidak? Mengapa menampilakn sumber berita X dan mengapa bukan sumber berita yang lain yang diwawancarai? 34 Jadi, analisis framing ini merupakan analisis untuk mengkaji pembingkaian realitas ( peristiwa, individu, kelompok, dan lain lain) yang dilakukan media. Pembingkaian tersebut merupakan proses kontruksi, yang artinya realitas dimaknai dan direkontruksi dengancara dan makna tertentu. Framing digunakan media untuk menonjolkan atau memberi penekanan aspek tertentu sesuai kepentingan media. Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih diperhatikan, dianggap penting, dan lebih mengena dalam pikiran khalayak. (Kriyantono, 2008). Menurut beberapa ahli Framing adalah: 1. Robert N.Entman proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagia tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol ketimbang aspek lain .ia juga menyertakan penempatan informasi informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi yang lain 2. William.Gamson cara bercerita atau gugusan ide ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana, cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan ,kemasan itu semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan pesan yang iaterima 3. Todd Gitlin strategi bagaimana realitas dunia dibentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca .peristiwa peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca, itu dilakukan dengan seleksi, pengulangan, penekanan dan presentasi aspek tertentu dari realitas. 4. Davide Snow And Robert Sanford pemberian makna untuk menafsirkan peristiwa dan kondisi yang relevan .frame mengorganisirkan sistem kepercayaan dan diwujudkan dalam 35 kata kunci tertentu ,anak kalimat ,citra tertentu ,sumber informasidankalimattertentu. 5. Amy Binder skema interprestasi yang digunakan oleh individu untuk menempatkan menafsirkan ,mengidentifikasi dan melabeli peristiwa secara langsung atau tidak langsung. frame mengorganisir peristiwa yang kompleks kedalam bentuk pola yang mudah dipahami dan membantu individu untuk mengerti makna peristiwa. 6. Zhongdang Pan And Gerald M .Kosicki startegi komunikasi yang memproses berita perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita . Dalam pendekatan ini perangkat framing dapat dibagi ke dalam empat struktur besar, pertama, struktur sintaksis. Sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa ke dalam bantuk susuna umum berita, kedua, struktur skrip berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk cerita, melihat bagaimana strategi cara bercerita yang dipakai wartawan dalam mengemas peristiwa ke dalam bnetuk berita. Ketiga struktur tematik, tematik berhubungan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangan atas peristiwa ke dalam proposisi,kalimat atau hubungan anatar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Keempat, struktur retoris berhubungan dengan dengan bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita . Tabel 2.5 Model Framing Zhongdang Pan And Gerald M. Kosicki struktur Perangkat framing Unit yang diamati 36 SIRTAKIS s t a Informasi .Kutipan Sumber menyusun fakta ,Pernyataan ,Penutup 2.Kelengkapan Berita 5w + 1h TEMATIK 3.Detail Paragraf Cara wartawan 4.Koherensi ,Proposisi,Kalimat,Hubungan menuliskan fakta 5.Bentuk Kalimat Antar Kalimat Cara wartawan S mengisahkan fakta 6.Kata Ganti k s i s Headline ,Lead,Latar Cara wartawan SKRIP i 1.Skema Berita RETORIS 7.Leksiokon Kata,Idiom Cara wartawan 8.Grafis ,Gambar/Foto,Grafik menekankan fakta 9.Metafora . Dalam pengertian umum ,sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat. Dalam wacana berita, sintaksis menunjuk pada pengertian susunan dan bagian berita (headline, lead, latar informasi, sumber, penutup). Headline mempengaruhi pengertian wartawan terhadap kisah yang kemudian digunakan dalam membuat peristiwa seperti yang dibeberkan. Seperti pada berita di media cetak, headline pada berita televisi artinta berita utama. Lead adalah perangkat sintaksis lain yang sering digunakan. Lead umumnya memberikan sudut pandang dari berita, menunujukan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan. Latar informasi, bagian dari berita yang dapat memengaruhi semantik (arti kata) yang ingin disampaikan atau bisa dikatakan latar mampu mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan. Sumber, segi lain yang diperhatikan dari sintaksis adalah pengutip sumber berita. Narasumber yang dipilih bukan lah pihak pertama yang dibutuhkan. Dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Bagian itu tersusun dalam bentuk yang tetap dan teratur sehingga membentuk skema yangmenjadi pedoman bagaimana fakta hendak disusun Skrip. Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5w + 1h (who, what, when, where, why, dan how), skrip adalah salah satu strategi wartawan dalam menkontruksi berita: bagaimana suatu peristiwa dipahami melalui cara 37 tertentu dengan menyusun bagian bagian dengan urutan tertentu. Skrip memberikan tekanan mana yang didahulukan dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting Tematik. Bagi pan dan kosicki,berita mirip sebuah pengujian hipotesis: peristiwa yang diliput, sumber yang dikutip, dan pernyataan yang diungkapkan, semua perangkat itu digunakan untuk membuat dukungan yang logis bagi hipotesis yang dibuat. Tema yang dihadirkan atau dinyatakan secara tidak langsung atau kutipan sumber dihadirkan untuk mendukung hipotesis. Pengujian hipotesis ini kita gunakan untuk menyebut struktur tematik dari berita. Struktur tematik dapat diamati dari bagaimana peristiwa itu diungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Struktur tematik berhubungan dengan bagaimana fakta itu ditulis. Eleman yang digunakan sebagai berikut (Prawira, 2014 ) 1. Detail Elemen detail berhubungandengan kontrol informasi informasi yang ditampilkan seseorang ( komunikator). Komunikasi akan menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik. 2. Koherensi Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, proposisi, atau kalimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan koherensi 3. Bentuk kalimat Bentuk kalimat adalah segi sintaksi yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kasualita. Prinsip kausalita yaitu menanyakan apakah A yang menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. Logika kasualita ini jika diterangkan dalam bahasa menjadi susunan objek (yang diterangkan) dan predikat (yang diterangkan). Bentuk kalimat ini menunujukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataan. Sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dalam pernyataan. 4. Kata ganti 38 Eleman kata ganti merupakan eleman untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan imajinasi. Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikaor untuk menunjukan posisi seseorang yang dapat menggunakan kata ganti “saya” atau “kami” menggambarkan sikap tersebut. Retoris. Struktur retoris dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekan kan arti yang ingin ditonjolkan oleh wartawan. Wartawan menggunakan perangkat retoris untuk membuat citra, meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita. Struktur retoris dari wacana berita juga menunujukan kecenderungan bahwa apa yang disampaikan tersebut adalah suatu kebenaran. Berikut perangkat framing dalamstrukturretoris: Leksikon, Perangkat ini menandakan pilihan wartawan terhadap berbagai kemungkinan yang tersedia. Pilihan kata kata yang dipakai menunjukan sikap dan ideologi tertentu. Peristiwa dapat digambarkan dengan pilihan kata yang berbeda 1. Grafis Perangkat ini untuk memeriksa penekanan atau penonjolan oleh wartawan dalam wacana berita, grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf besar, pemberian warna foto, termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, grafik, gambar, tabel untuk menudkung arti penting daris uatu pesan.Perangkat grafis memberikan efek kognitif dalam arti informasi dianggap penting dan menarik sehingga harus dipusatkan atau difokuskan. 2. Metafora Dalam suatu wacana seseorang wartawan tidak hanya menyampaikan pesan pokok lewat teks tetapi juga kiasan. Ungkapan metafora yang dimaksudkan sebagai bumbu suatu 39 berita tetapi pemakaian metafora tertentu bisa menjadi petunjuk utama untuk mengenai makna tertentu. Keempat struktur tersebut merupakan suatu rangkaian yang dapat menunjukan framing dari suatu media. Kecendrungan atau kecondongan wartawan dalam memahami suatu peristiwa dapat diamati dari keempat struktur tersebut. 2.10 Kerangka Berpikir Dalam pembetukan sebuah realitas (framing) dalam sebuah peristiwa atau memproduksi sebuah berita, seringkali berita yang akan diproduksi ditentukan oleh beberapa factor, yang menentukan bagian bagian berita yang harus ditonjolkan, ditekankan ataupun dihilangkan dalam pemberitaan. Menurut (Eriyanto, 2002) dalam hal ini framing bukan hanya berkaitan dengan skema individu (wartawan) melainkan juga berhubungan dengan kerangka kerja dan institusi media yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pemaknaan peristiwa. Wartawan hidup dalam institusi media dengan seperangkat aturan, pola kerja dan aktivitas masing masing, bisa terjadi intitusi media yang mengontrol dalam pola kerja tertentu yang mengharuskan wartawan melihat peristiwa dalam kemasan tertentu. Menurut Tuchman berita merupakan jendela dunia, melihat dan mengetahui segala realitas melalui jendela yang kita pakai ,akan tetapi apakah jendela itu bisa terbuka lebar atau tidak atau setegahnya. Apakah lewat jendela itu kita bisa melihat secara bebas keluar atau hanya mengintip. Dalam berita ,jendela itu yang kita sebut sebagai frame (bingkai). Framing berperan penting dalam membangun sebuah realitas /peristiwa. Setiap program mempunyai framing yang berbeda dalam membingkai informasi yang akan disampaikan kepada audience. Jurnal Daai sebagai salah satu program yang berasal dari televisi cinta 40 kasih yang menjunjung nilai nilai kebaikan, mempunyai framing yang berbeda dengan program televisi lain nya. Sebagai program yang berasal pada stasiun televisi cinta kasih “Jurnal Daai” dalam mengangkat sebuah peristiwa / men-frame peristiwa tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang telah dikutip menurut Eriyanto . Yang dimana program “Jurnal Daai” tidak boleh menampilkan unsur kekerasan dalam tayangan ,mengingat realitas / peristiwa yang terjadi didalam masyarakat tidak selalu positiv melainkan ada sisi negative. Akan tetapi disini kita bisa mengetahui bagaimana analisis framing bekerja dalam membentuk sebuah peristiwa sehingga layak diangkat oleh program“ Jurnal Daai” dan sesuai dengan citra televisi DAAI TV . Gambar 2.4.Kerangka Berpikir Analisis framing ditentukan oleh faktor yang terdapat dalam organisasi .seperti halnya yang tergambarkan dalam skema diatas .Pihak yang berperan penting daalm menentukan analisis framing suatu berita adalah kepemilikan, produser dan wartawan . 41