BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya
Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan tentu memiliki
persamaan dan perbedaan dalam penulisannya, melalui aspek teori, metode dan
hasil temuan. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan dalam penelitian ini,
oleh karena itu peneliti menjabarkan perbedaan dan persamaan pada penelitian
sebelumnya dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti yang berjudul
“Kontruksi Realitas Di Televisi Cinta Kasih (Analisis Framing Program” Jurnal
Daai” Di Daai Tv). Dalam jurnal yang berjudul “Kontruksi Realitas Media
Hiburan :Analisis Framing Program Redaksiana Di Trans 7”, sesuai dengan judul
nya yaitu membahas framing pada program redaksiana di Trans 7, dalam
penelitian ini menggunakan teori Framing Zhongdan Pan Dan Gerald M. Kosicki
dengan metode penelitian kualitatif, dengan hasil temuan bahwa berita tersebut
dikemas dengan struktur sintaksis dan skrip yang sesuai dengan kaidah penulisan
berita. Penelitian yang kedua dengan judul Framing “Persoalan Indonesia
Melalui Film Dokumenter Model Direct Cinema (Studi Pada Film Film
Dokumenter”, menggunakan framing Zhongdan Pan Dan Gerald M. Kosicki
dengan metode kualitatif pendekatan paradigma kontruktivis, hasil temuan dalam
penelitian menemukan persamaaan dan perbedaan kontruksi terhadap 3 jenis film
, dilihat dari struktur sintaksis, tematik, skrip,retoris. untuk penelitian ketiga
dalam penenlitian ini menggunakan analisis framing dari Robert N.Etman dengan
metode penelitian framing pada penelitian berjudul “Pemberitaan Penembakan
Solikin Diharian Jawa Pos Dan Duta Masyarakat” , hasil temuan dalam
penelitian ini bahwa dalam pemberitaan mengenai solikin kedua surat kabar sama
sama menganggap bahwa polisi sebagai penyebab permasalahan. Penelitian yang
keempat merupakan penelitian berkala internasional dengan judul “Framing
Interethnic Conflict in Malaysia: A Comparative Analysis of Newspaper
Coverage on the Hindu Rights Action Force (Hindraf)”, dalam penelitian ini
menggunakan lima frame berita umum oleh Semetko dan Valkenburg (konflik,
manusia,
kepentingan,
konsekuensi
ekonomi,
moralitas
dan
tanggung
jawab),dengan menggunakan metode analisis isi dengan hasil temuan bahwa tiga
7
8
surat kabar utama ditampilkan bentuk cakupan yang dikomunikasikan perspektif
bersama tertentu melalui bingkai mereka. Melalui fokus pada bingkai
konflik,representasi mereka Hindraf diartikulasikan wacana hegemonik yang
merugikan
kepentingan
kelompok
dan
bertentangan
dengan
semangat
penyelidikan.Cakupan dengan Malaysia kini dilambangkan poin bervariasi
pandang yang diselenggarakan oleh surat kabar, yang berakar pada keyakinan
politik yang berbeda, asumsi budaya, dan kelembagaan praktek-singkatnya,
ideologi dan posisi. Untuk penelitian selanjutnya yaitu “Investigating News
Framing: A Comparative Study Of Media Coverage On Contemporary Education
Issues In Malaysia”, dalam penelitian ini mengguanakan metode analisis isi
kuantitatif menggunakan model Framing lima Frame berita yang paling umum
digunakan (konflik, manusia kepentingan, konsekuensi ekonomi, moralitas dan
tanggung jawab) diidentifikasi oleh Semetko dan Valkenburg. Untuk penelitian
yang sedang dilakukan oleh peneliti saat ini mempunyai kesamaan dengan
penelitian sebelumnya yaitu dari penggunaan teori, peneliti menggunakan model
analisis Framing Zhongdan Pan Dan Gerald M. Kosicki dengan menggunakan
metode pnelitian kualitatif deskriptif untuk melihat bagaimana framing pada
program Jurnal DAAI di televisi cinta kasih. Berikut peneliti mencoba untuk
merangkum penelitian penelitian sebelumnya dalam bentuk tabel di bawah :
9
Tabel 2.1 State Of The Art
No
1
Judul
Teori
Kontruksi
Realitas
Model
Media framing
Hiburan:
Zhongdan
Analisis Framing Pan
Program
Redaksiana
Metode
Hasil Temuan
Metode
Dari analisis Framing Zhongdan
penelitian
Pandan Gerald M Kosicki terhadap
kualitatif
berita kalah suara caleg blokir jalan
Dan
desa diperoleh simpulan bahwa
Gerald M.
berita tersebut dikemas dengan
Di Kosicki
struktur sintaksis dan skrip yang
Trans 7
sesuai dengan kaidah penulisan
HUMANIORA
berita.
Vol.5
Oktober
No.2
2014:
1066-1074
2.
Framing
Model
Penelitian
Dari analisis Framing Zhongdan
Persoalan
Framing
Kualitatif
Pan Dan Gerald Pan peneliti
Indonesia
Zhongdan
Menggunakan menemukan persamaaan dan
Melalui Film
Pan Dan
Paradigma
perbedaan kontruksi terhadap 3
Dokumenter
Gerald M.
Kontruktivis
jenis film , dilihat dari struktur
Model Direct
Kosicki
Cinema (Studi
Pada Film Film
sintaksis, tematik,
skrip,retoris,leksikon
10
Dokumenter
Terbaik,
Program Eagle
Award
Competitions Di
Metro Tv)
Jurnal
Humanity, Vol
8, No 2 (2013)
3
Analisis Framing Model
Metode
Dalam penelitian ini peneliti
Pemberitaan
Framing
penelitian
menemukan dalam pemberitaan
Penembakan
Robert
kualitatif
mengenai solikin kedua surat kabar
Solikin Diharian
N.Entman
sama sama menganggap bahwa
Jawa Pos Dan
polisi sebagai penyebab
Duta Masyarakat
permasalahan.
VOL 1, NO 1
(2013)
4
“Investigating
Lima
Metode
Penelitian ini telah memberikan
News Framing:
Frame
analisis
A Comparative
Umum
(kuantitatif)
Study Of Media
Semetko
koran melaporkan masalah
Coverage On
dan
pendidikan kontemporer
Contemporary
Valkenburg
menggunakan lima generik
isi pemahaman yang lebih jelas dari
etnis
Education Issues
frame . Perbedaan kepentingan dan
In Malaysia”
menengakan hak hak masyarakat
2013
yang dilayani oleh surat kabar etnis
Malaysian
dapat dilihat dari frame yang
Journal Of
digunakan.
Communication
5
“Framing
Lima
Analisis
Interethnic
Frame
(kualitatif)
isi Studi ini menemukan bahwa tiga
surat kabar utama ditampilkan
11
Conflict in
Semetko
bentuk cakupan yang
Malaysia: A
dan
dikomunikasikan perspektif
Comparative
Valkenburg
bersama tertentu melalui bingkai
Analysis of
mereka. Melalui fokus pada
Newspaper
bingkai konflik,
Coverage on the
representasi mereka Hindraf
Hindu Rights
diartikulasikan wacana hegemonik
Action Force
yang merugikan kepentingan
(Hindraf)”
kelompok dan bertentangan dengan
International
semangat penyelidikan demokrasi
Journal of
dan keterbukaan. Cakupan berbeda
Communication
dari masalah yang sama
6 (2012), 166–
dengan Malaysiakini dilambangkan
189
poin bervariasi pandang yang
diselenggarakan oleh surat kabar,
yang berakar pada
keyakinan politik yang berbeda,
asumsi budaya, dan kelembagaan
praktek-singkatnya, ideologi
posisi
2.2 Definisi konsep
Kontruksi realitas : menurut Hamad, 2004 tentang proses konstruksi
realitas, prinsipnya setiap upaya “menceritakan” (konseptualisasi) sebuah
peristiwa,keadaan, atau benda tak terkecuali mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan
politik
adalah
usaha
mengkonstruksi
realitas.
(Sumber:
https://operadewa.wordpress.com/2012/10/05/konstruksi-realitas-oleh-mediamassa/)
12
May Great Love Light up the World. Mempunyai idealisme untuk
tidak ikut arus menayangkan tontonan yang mengandung unsur
kekerasan, hiruk pikuk dunia hiburan ataupun kepentingan komersial
tertentu. menghadirkan alternatif tayangan yang positif, sarat makna
kehidupan, inspiratif, menyentuh dan bermanfaat bagi masyarakat
Indonesia dengan program dengan konten cinta kasih dan nilai kebaikan.
Cinta kasih tidak akan berarti tanpa perbuatan. Dengan tayangan yang
mengetuk hati nurani, kami berharap orang tergerak berbuat kebaikan.
Semakin banyak yang berbuat, dunia akan semakin damai, aman,
tenteram
dan
bebas
bencana.
(Sumber
http://www.daaitv.co.id/perusahaan/profil-perusahaan)
Framing : menurut Zhongdang Pan And Gerald M. Kosicki startegi
komunikasi yang memproses berita perangkat kognisi yang digunakan
dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa dan dihubungkan
dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita.(Eriyanto, 2002)
2.3 Komunikasi Masaa
2.3.1 Definisi Komunikasi Massa
Beberapa pengertian tentang Komunikasi Massa menurut
beberapa ahli ( Ardianto, 2014 )
1.
Bittner (Rakmat,2003) Komunikasi Massa adalah pesan
yang berkomunikasi melalui media massa pada
sejumlah besar orang .
2.
Gerbner (1967) Komunikasi Massa adalah produksi dan
distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari
arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki
orang dalam masyarakat industri (rakhmat,2003)
3.
Severin & Tankard Jr.,1992:3 :Komunikasi Massa
adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan
sebagian ilmu
4.
Joseph A.Devito merumuskan definisi Komunikasi
Massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang
13
pengertian
massa
serta
tentang
media
yang
digunakannya ,mengemukakan definisinya dalam dua
item yakni “pertama ,Komunikasi Massa adalah
komunikasi yang ditujukan kepada massa ,kepada
khalayak yang luar biasa banyaknya.ini tidak berati
bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua
orang yang menonon televisi ,tetapi ini berati bahwa
khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar sukar
untuk didefinisikan ,keuda ,komunikasi massa adalah
komunikasi yang disalurkan oleh pemancar pemancar
yang audio dan atau visual .komunikasi massa
barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila
didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran,
surat kabarr, majalah dan film (Effendy, 1996:26)
2.3.2 Fungsi Komunikasi Massa
Berikut ini fungsi komunikasi massa menurut beberapa ahli
(Nurudin, 2011). Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black Dan
Federick C.Whitney (1998)
1. To Inform (Menginformasikan)
2. To Persuade (Untuk Membujuk )
3. To Entertain ( Untuk Memberi Hiburan)
4. Transmission Of The Culture (Transmisi Budaya )
Tabel 2.2 Tabel Komunikasi Massa menurut Alexis S. Tan
no
Tujuan komunikator
Tujuan komunikan
1
Memberi informasi
Mempelajari
ancaman
dan
peluang ,memahami lingkungan,
menguji
kenyataan,
meraih
keputusan
2
Mendidik
Memperoleh pengetahuan dan
keterampilan
yang
berguna
memfungsikan dirinya secara
efektif
dalam
masyarakatnya
14
,mempelajari nilai ,tingkah laku
yang cocok agar diterima dalam
masyarakatnya
3
Mempersuasi
Memberi keputusan
,mengadopsi nilai,tingkah laku
dana turan yang cocok agar
diterima dalam masyarakatnya
4
Menyenangkan, memuaskan
Menggembirakan,
kebutuhan komunikan
mengendorkan urat saraf,
menghibur dan mengalihkan
perhatian dari masalah yang
dihadapi .
2.3.3 Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi Massa mempunyai beberapa karakteristik dalam
membedakan dengan Komunikasi Antarpesonal Dan Komunikasi
Kelompok,sebagai berikut (Ardianto, 2014)
1. Komunikator Terlembagakan
Ciri
komunikasi
massa
yang
pertama
adalah
komunikatornya.Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa
itu menggunakan media massa,baik media cetak maupun
elektronik .dengan mengingat kembali pendapat wright bahwa
komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya
bergerak dalam organisasi yang kompleks
2. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka artinya komunikasi
massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk
sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya pesan komunikasi
massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa
fakta, peristiwa atau opini. Pesan komunikasi massa yang dikemas
dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau
menarik atau penting sekaligus menarik bagi sebagian besar
komunikan .
15
3.
Komunikannya Anonim Dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat Anonim dan
Heterogen, pada komunikasi antarpersonal, komunikator akan
mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya seperti nama,
pendidikan,
pekerjaan,
tempat
tinggal.
Sedangkan
dalam
komunikasi massa komunikator tidak mengenal komunikan
(Anonim) karena komunikasinya menggunakan media dan tidak
tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa
adalah Heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat
yang berbeda yang dapat dikelompokan berdasarkan faktor
usia,jenis kelamin, pendidikan, agama, latar belakang budaya dan
tingkat ekonomi .
4.
Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan
komunikasi
massa
dibandingkan
dengan
komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau
komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas.
Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara
serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang
sama pula .
5.
Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi
mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi
menunjukan muatan atau sisi komunikasi, yaitu apa yang
dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana
cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana
hubungan para peserta komunikasi itu .
6.
Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi
massa dibandingkan dengan komunikasi lainya, ada juga
komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Karena
komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan
komunikannya
tidak
dapat
melakukan
kontak
langsung.
Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan aktif
menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan
16
dialog
sebagimana
halnya
terjadi
dalam
Komunikasi
Antarpersonal. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat
satu arah .
7.
Stimulasi Alat Indra Terbatas
Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu
kelemahannya adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Dalam
komunikasi massa stimulasi alat indra bergantung pada jenis
media massa. Pada surat kabar pembaca hanya melihat, pada radio
siaran khalayak hanya mendengar sedangkan media televisi dan
film menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.
8.
Umpan Balik Tertunda (Delayed) Dan Tidak Langsung (Indirect )
Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak
langsung (Indirect) dan tertunda (Delayaed ), artinya komunikator
komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui
bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang tersampaikan.
Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon, email atau surat
pembaca. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan
telepon, menulis surat pembaca, mengirim e-mail itu menunjukan
bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertunda (Delayed).
2.4 Televisi
2.4.1 KarakteristikTelevisi
Dampak yang dihasilkan media massa televisi dinilai lebih besar
dari media lain karena jumlah peminatnya lebih banyak. Hal ini
dikarenakan karakteristik televisi yang berbeda dari media massa lain.
Berikut adalah karakteristik televisi seperti dituliskan oleh
(Ardianto2014) :
a. Audiovisual
Kelebihan televisi yaitu dapat didengar sekaligus dilihat
(audiovisual), berbeda dengan radio di mana khalayak hanya
dapat mendengar kata-kata dan suara serta media cetak yang
hanya menampilkan tulisan bagi masyarakat.
17
b. Berpikir dalam gambar
Dalam televisi, pengarah acara adalah pihak yang bertanggung
jawab atas kelancaran acara di dalamnya. Pengarah acara
harus mampu berpikir dalam gambar (think in picture). Proses
berpikir dalam gambar ini dilakukan dalam dua tahapan.
Tahap pertama adalah visualisasi (visualization), yaitu
menginterpretasikan kata-kata yang berisi gagasan menjadi
adegan-adegan
bergerak.
Tahap
yang
kedua
adalah
penggambaran (picturization), yaitu proses merangkai adeganadegan hasil interpretasi tadi menjadi sebuah kesinambungan
yang memiliki makna tertentu.
c. Pengoperasian lebih kompleks
Pengoperasian televisi lebih rumit daripada pengoperasian
radio, dan dikerjakan oleh lebih banyak orang. Minimal
dibutuhkan sepuluh orang untuk memproduksi acara berita
yang dibawakan oleh dua orang. Kesepuluh orang tersebut
terdiri dari seorang pengarah acara, seorang produser, seorang
pengarah teknik, seorang switcher, seorang floor director, dua
atau tiga orang camera person, juru video, seorang juru rias,
seorang audioman, dan lainnya.
Karakteristik audiovisual yang dimiliki televisi membuat audience
harus menggunakan sekurangnya dua indera untuk menyimak pesan yang
disiarkan, yaitu indera pendengaran dan indera pengelihatan. Hal ini
membuat audience harus lebih fokus dalam menyimak agar tidak
tertinggal informasi dibanding mengikuti informasi dari media massa
jenis lain, misalnya radio, Saat mendengarkan radio, audience hanya
membutuhkan telinga dan dalam mendengarkan siaran radio biasanya
audience juga mengejakan kegiatan lain.
Kekuatan audiovisual ini juga yang menjadikan daya tarik televisi
lebih tinggi dibanding media massa jenis lain. Hal ini diperkuat oleh J.B
Wahyudi (Morissan, 2005) :
18
Tabel 2.3 Sifat Fisik Masing Masing Jenis Media Menurut J.B Wahyudi
Jenis Media
Sifat
dapat dibaca, di mana, dan kapan saja
Cetak
dapat dibaca berulang-ulang
daya rangsang rendah
pengolahan bisa mekanik, bisa elektris
biaya relatif rendah
daya jangkau terbatas
dapat didengar bila siaran
Audio
dapat didengar kembali bila diputar kembali
daya rangsang rendah
elektris
relatif murah
daya jangkau besar
dapat didengar dan dilihat bila ada siaran
Audiovisual
dapat dilihat dan didengar lagi, bila diputar
lagi
daya rangsang sangat tinggi
elektris
relatif murah
daya jangkau besar
2.4.2 Program Televisi
Program televisi dibagi menjadi tiga kategori (Jahja dan Irvan
2006), yaitu :
1. Kategori drama. Yang termasuk dalam kategori ini adalah film dan
sinetron.
2. Kategori non-drama, dengan acara-acara yang masuk di dalamnya
meliputi variety show, kuis, musik, dan acara-acara hiburan lain di
luar film dan sinetron.
19
3. Kategori informasi. Acara-acara dalam kategori informasi dapat
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Public
Service
Announcement
(PSA),
contohnya
film
dokumenter, berita, siaran olahraga, dan acara-acara yang adalah
informasi umum
b. Infotainment
c. Pendidikan masyarakat yang mencakup acara-acara bernuansa
pendidikan atau pencerahan masyarakat.
Dalam menyiarkan programnya, televisi harus dapat menjamin bahwa
program-program yang ditayangkannya memiliki sifat-sifat berikut
(Suwardi, 2006) :
1. Antisipatif
Informasi yang disiarkan oleh televisi harus sesuai dengan kenyataan
dan program siaran harus dapat menghibur.
2. Interpretatif
Informasi dan hiburan yang disajikan berisi penjelasan mengenai latar
belakang, masa depan, dan terapannya dalam masyarakat.
3. Edukatif
Segala bentuk acara yang disiarkan oleh televisi harus mendidik dan
mencerahkan audience-nya. Acara-acara tersebut juga tidak boleh
berisi indoktrinasi.
4. Relevan
Program siaran televisi harus disesuaikan dengan keinginan dan
kebutuhan pemirsa.
5. Konstruktif
Program-program dalam televisi dapat membentuk opini audience
yang positif dan secara bertanggung jawab.
20
2.5 Berita
2.5.1
Nilai berita
Nilai berita adalah produk dari kontruksi wartawan .ukuran yang
dipakai untuk memilah milah peristiwa ini, oleh wartawan adalah ukuran
ukuran profesional yang dinamakan sebagai nilai berita .secara umum,
nilai berita tersebut digambarkan sebagai berikut (Eriyanto ,2002 )
Tabel 2.4 Tabel Nilai Berita
Prominance
Nilai
berita
diukur
peristiwanya
atau
dari
arti
kebesaran
pentingnya
.peristiwa
yang
diberitakan
adalah
peristiwa
yang
dipandang
penting
.kecelakaan
yang
menewaskan
satu
orang bukan berita ,tetapi kecelakaan
yang menewaskan penumpang satu bus
baru berita, atau kecelakaan pesawat
terbang
lebih
dibandingkan
dipandang
dengan
berita
kecelakaan
pengendara sepeda motor
Human interest
Peristiwa lebih memungkinkan disebut
barita kalau peristiwa itu lebih banyak
mengandung unsur haru ,sedih dan
menguras emosi khalayak ,peristiwa
abang
becak
yang
mengayuh
dari
surabaya ke jakrta lebih memungkin
dipandang berita dibandingkan peristiwa
abang becak yang mengayuh becaknya
surabaya aja
Conflict/controversy
Peristiwa
lebih
yang mengandung konflik
potensial
disebut
berita
dibandingkan dengan peristiwa yang
biasa biasa saja ,peristiwa kerusuhan
antara penduduk pribumi dan cina lebih
21
layak
disebut
berita
dibandingkan
peristiwa sehari hari antar penduduk
pribumi
Berita mengandung peristiwa yang tidak
unusual
biasa
,peristiwa
yang
tidak
biasa,
peristiwa yang jarang terjadi ,seorang ibu
yang melahirkan 6 bayi dengan selamat
lebih disebut berita dibandingkan dengan
peristiwa kelahiran seorang bayi
Peristiwa yang lebih dekat lebih layak
Proximity
diberitakan
dibandingkan
dengan
peristiwa yang jauh, baik dari pisik
maupun emosi dengan khalayak
2.5.2 Program Berita Televisi
Program berita televisi atau news termasuk dalam kategori
program informatif. Program berita sendiri pun dapat dibagi ke dalam
banyak jenis. Berikut adalah jenis berita menurut Morissan (2005)
1. Keadaan darurat
2. Pengadilan
3. Pemerintahan
4. Ekonomi
5. Pendidikan
6. Trend dan musim
7. Perayaan
8. Cuaca
9. Kesehatan
10. Lingkungan
11. Olahraga
12. Berita ringan
22
2.5.3 Skema Dan Produksi Berita
Teori skema adalah teori dari lapangan psikologi yang menjelaskan
mengenai bagaimana seseorang menggunakan struktur kognitifnya untuk
memandang dunia, seseorang, lingkungan dan peristiwa dalam pandangan
atau perspektif tertentu. Skema akan mengiring dan memandang
seseorang dengan meletakan realitas mana yang bisa dimasukan dan mana
yang tidak relevan. Ada beberapa macam skema yang akan diuraikan
dalam pembahasan berikut (Eriyanto 2002 )
1. Skema Sosial
Skema social adalah skema yang paling banyak dan
sering kita gunakan, seringkali kita sebut sebagai skrip atau
scenario. Seperti halnya skenario kita mengandaikan dunia dan
realitas seprti layaknya sebuah lakon atau drama .
2. Skema Tekstual
Kalau skema social berhubungan dengan bagaimana
seseorang melihat dan memandang dunia ,peristiwa dan pelaku
pelaku didalamnya makan skema tekstual berhubungan dengan
segi skematis dari teks ,umumnya digunakan dan dipakai oleh
individu ketika melihat dan menafsirkan teks .
3. Skema Ideologis
Skema ideology ini terjadi ketika dihubungkan antara
skema diri (slef chema) umumnya diklarifikasikan sebagai
skema social-seseorang menggunakan skemanya untuk
melihat dirinya sendiri .mereka akan menggunakan skema
dan kepercayaan diirinya sendiri untuk melihat dan
manfsirkan realitas diantaranya yang ada di dalam teks.
2.6 Feature
2.6.1 Pengertian Feature
Features memiliki pengertian juga suatu jenis berita yang
membahas satu pokok bahasan, satu tema yang diungkapkan lewat
berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti
secara kritis dan disajikan dengan berbagai kreasi, kreasi yang
23
dimaksudkan adalah narasi, wawancara, vox pop, music, sisipan puisi
puisi, bahkan kadang ada sandiwara pendek atau fragmen yang
dipandu seorang pembawa acara (host).
Penyajian Features bobot informasinya ringan, dalam arti tidak
langsung pada pokok persoalan (straight news). Pemaparan bahasanya
bertutur dan sifat laporannya investigasi makan Feature bisa juga
disebut bagian dari liputan mendalam. Feature adalah gabungan
antara unsur opini, dokumenter, dan ekspresi
Unsur opini merupakan uraian pernyataan seorang tokoh, vox pop,
dan wawancara yang diharapkan saling memperkaya pandangan dan
mempertajam pokok bahasan yang disajikan. Adapun kejadian dan
fakta fakta adalah unsur dokumenter yang memberikan bukti dan
memperkuat argumentasi mengenai pokok bahasan itu
Features di televisi memiliki pengaruh yang sangat dalam bagi
pemirsa, karena dapat dilihat secara fiisk tanpa narasi panjang.
Gambar dan atmosfer yang terekam dalam kamera lebih memberikan
gambaran yang sesungguhnya. Ciri Features televisi lebih luwes
pendekatannya dibandingkan dengan hard news. Struktur Feature
tidak terikat dengan bentuk piramida terbalik, di mana pokok pikiran
utama bisa disajikan di tengah atau di akhir, karena kesimpulan cerita
bisa saja tercapai sebelum cerita itu berkahir
Menurut Jim Atkins Jr., program Features adalah sesuatu yang
bisa
membuat
penonton
berlompatan
dan
berpindah
untuk
menyaksiskannya lalu mereka membicaraknnya, meresponnya, dan
mengingatnya. Feature adalah liputan mengenai kejadian yang dapat
menyentuh
perasaan
ataupun
yang
menambah
pengetahuan
audiens/pemirsa melalui penjelasan perinci, lengkap, serta mendalam,
tidak terikat aktualitas nilai utamanya unsur manusiawi atau informasi
yang dapat menambah pengetahuan.
Features merupakan reportase yang dikemas lebih mendalam dan
luas disertai sedikit sentuhan aspek Human Interest agar memiliki
dramatika. Features dilengkapi dengan wawancara, komentar dan
narasi. Feature bertujuan bisa berfungsi sebagi penjelasan atau
tambahan untuk berita yang sudah disiarkan sebelumnya, memberi
24
latar belakang suatu peristiwa, menyentuh perasaan dan mengharukan,
menghidangkan informasi dengan menghibur, juga bisa mengungkap
sesuatu yang belum tersiar sebagai berita. (Fachruddin, 2014)
2.6.2 Program Features Televisi
Features pengertiannya sama dengan softnews, demikian juga cara
membuatnya tidak berbeda jauh dengan membuat berita televisi
namun karena Feature bukan informasi yang harus cepat disajikan
agar tidak basi informasinya ,maka membuat Features sangat
fleksibel sesuai kebutuhan, beberapa bentuk kemasan Feature di
televisi. (Fachruddin, 2014)
1. Feature/berita ringan dengan durasi singkat yang dapat disipkan
pada program berita berdampingan dengan hardnews. Berita
ringan namun menarik yang disipkan maksudnya adalah
informal yang lucu, unik, aneh dan menimbulakan kekaguman.
2. Features yang terikat dengan peristiwa penting atau berdekatan
dengan jadwal penayangan hardnews yang menjadi pusat
perhatian, durasinya cukup panjang sesuai kebutuhan. Features
ini bisa dipisahkan siarannya namun perlu segera disiarkan
karena memiliki unsur daya tarik dari sumber berita utamanya.
3. Features sebagai program reportase yang dikemas lebih
mendalam dan luas disertai sedikit sentuhan aspek Human
Interest agar memiliki dramatika. Features ini bertujuan untuk
menghibur dan mendidik melalui eksplorasi elemen manusiawi
2.7 Penyiaran
2.7.1
Jenis Jenis Media Penyiaran
Terdapat beberapa klasifikasi pada jenis media penyiaran yang
terbagi menurut format siaran, sumber pendanaan, wilayah cakupan
layanan, fungsinya dalam jaringan. Menurut format siaran, berarti
dari jenis program yang disajikan setiap harinya (rundown) yang
biasanya dirancang dalam satu tahun anggaran, maka media
penyiaran dapat diklasifikasikan sebagai (Djamal,2011).
25
1. Media penyiaran pendidikan,yang mempunyai program tetap
intruksional olahraga, tata boga, dan tata busana. Disamping
itu jenis program lainnya, yaitu dengan topik iptek(ilmu
pengeetahuan dan teknologi , kebudayaan, kewilayahan
2. Media penyiaran berita ,yang mempunyai format siaran berita
dengan beberapa aspeknya, seperti headline news,breaking
news,berita tetap(siang, malam), wawancara ekslusif, laporan
investigasi, ulasan ekonomi/politik.
3. Media penyiaran hiburan, yang menyiarkan segala bentuk
entertaint seperti pagelaran musik, sulap, pagelaran pemberian
award.
4. Media penyiaran umum, yang menyiarkan semua format yang
mungkin.
Menurut sumber pendanaan, berarti dari asal perolehan dana yang
digunakan untuk penyelenggaraan penyiaran, maka media penyiaran dapat
diklasifikasi sebagai ;
1.
Media penyiaran publik, yang mendapatkan seluruh pendanaan
atau sebagian anggaran operasionalnya dari pemerintah.
Biasanya media penyiaran ini menjadi saluran pemerintah
untuk menyiarkan kemajuan pembangunan,kebijaksanaan yang
diambil pemerintah
2.
Media penyiaran swasta, yang mendapatkan dana secara
swadaya melalui pendayagunaan potensi periklanan.
3.
Media penyiaran komunitas, yang memperoleh dana secara
swadaya dari kalangan komunitasnya, seperti kalangan nelayan,
petani, atau kelompok kelompok lain.
Menurut wilayah cakupan layanan, berarti dari luas wilayah yang dapat
menangkap siaran stasiun penyiaran tersebut, maka media penyiaran dapat
diklasifikasi sebagai.
1. Media penyiaran local, yang mempunyai wilayah siaran hanya
sebatas wilayah perkotaan, misalnya siaran radio FM
26
2. Melintasi penyiaran regional, yang mempunyai wilayah siaran
sampai melintasi wilayah satu perkotaan,misalnya siaran radio MW.
3. Media penyiaran nasional, yang mempunyai wilayah siaran secara
nasional(nation wide).
4. Media penyiaran internasional, yang mempunyai wilayah siaran
secara internasional .
Menurut kelas dalam jaringan nasional, bearti dari strata dalam
organisasi lembaga penyiaran tersebut. Dalam hal ini, media
penyiaran dapat diklasifikasi sebagai
1. Media penyiaran kelas A, merupakan stasiun pusat yang
berkedudukan di ibu kota Jakarta
2. Media penyiaran kelas B, merupakan stasiun daerah yang
berkedudukan di ibu kota provinsi
3. Media penyiaran kelas C, merupakan stasiun daerah yang
berkedudukan di ibu kota wilayah kota (wali kota)
2.7.2 Jenis Stasiun Penyiaran
Undang undang penyiaran indonesia membagi jenis stasiun penyiaran
kedalam empat jenis kategori ,yaitu (Morissan ,2013)
1. Stasiun Swasta
Ketentuan dalam undang undang menyebutkan bahwa
stasiun penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang
bersifat komersil berbnetuk badan hukum indonesia yang
bidang usahnya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran
televise. Bersifat komersial berati stasiun swasta didirikan
dengan tujuan mengejar keuntungan yang sebagian besar
berasal dari penayangan iklan dan juga usaha sah lainnya yang
terkait dengan penyelenggaraan penyiaran.
27
2. Stasiun Berlangganan
Persyaratan pendirian Stasiun Penyiaran berlangganan
mencakup didirikan oleh warga negara indonesia dengan
bantuk badan hukum indonesia berupa perseroan terbatas yang
memiliki
bidang
usaha
hanya
menyelenggarakan
jasa
penyiaran berlangganan dan modal awal usaha harus
seluurhnya dimiliki oleh orang Indonesia. Pembiayaan media
penyiaran berlangganan berasal dari iuran berlangganan,
siaran iklan dan usaha lain yang sah dan terkait dengan
penyelegaraan penyiaran. Ketentuan lain seperti modal
pendirian, izin penyiaran, batasan kepemilikan dan siaran iklan
stasiun berlangganan adalah sama dengan stasiun penyiaran
swasta yang telah dibahas sebelumnya.
3. Stasiun Komunitas
Stasiun Penyiaran Komunitas harus berbentuk badan
hukum indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat
indepeden dan tidak komersial dengan daya pancar rendah
meluas jangkauan wilayahnya terbatas serta untuk melayani
kepentingan komunitasnya. Stasiun ini didirikan tidak untuk
mencari keuntungan atau tidak menjadi bagian perusahaan
yang
mencari
keuntungan
semata.
Stasiun
komunitas
merupakan lembaga nonpartisan yang didirikan oleh warga
negara indonesia dan berbentuk badan hukum koperasi atau
perkumpulan dengan seluruh modal usahanya berasal dari
anggota komunitas. Dalam hal ini kegiatan stasiun komunitas
khusus menyelenggrakan siaran komunitas, stasiun ini dapat
memperoleh sumber pembiayaan dari sumbangan hibah,
sponsor dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat .
4. Stasiun Publik
Stasiun Penyiaran Publik berbentuk badan hukum yang
didirikan oleh negara, bersifat indepeden, netral, tidak
komersial
dan
berfungsi
memberikan
layanan
untuk
kepentingan masyarakat. Hambatan utama pengembangan
stasiun penyiaran publik adalah masalah dana operasional.
28
Pada awalnya stasiun penyiaran publik tidak menerima iklan
dan karenaya menerima bantuan keuangan dari pemerintah.
2.7.3 Penyiaran Dalam Komunikasi Massa
Media penyiaran yaitu radio dan televisi merupakan salah satu
bentuk media massa yang efisien dalam mencapai audiencenya dalam
jumlah yang snagat banyak. Karenanya media penyiaran memegang
peranan yang sangat penting dalam ilmu komunikasi pada umumnya
dan khususnya ilmu komunikasi massa. Kemampuan media penyiaran
untuk menyampaikan pesan kepada khalayak luas menjadikan media
penyiaran sebagai objek penelitian penting dalam komunikasi massa.
Studi komunikasi massa secara umum membahas 2 hal pokok, yaitu:
pertama, studi komunikasi massa melihat peran media massa terhadap
masyarakat luas beserta institusi intitusi.
Kedua,studi komunikasi massa yang melihat hubungan antara
media dengan audiencenya, baik secara kelompok maupun individual.
Secara tradisional teori komunikasi massa itu terdiri dari teori teori
komunikasi massa linear dan teori komunikasi massa sirkular.
Teori S-R mepunyai banyak julukan seperti jarum Hipodermik/
Teori Peluru, menurut teori ini media massa amat perkasa dalam
mempengaruhi penerima pesan
Gambar 2.1 Teori S-R dalam pesan
29
Teori S-R menggambarkan proses komunikasi secara sederhana yang hanya
melibatkan dua komponen yaitu media massa dan penerima pesan yaitu
khalayak .
Gambar 2.2 teori S-R
Media
Massa
stimulus
Publik
respons
Setelah teori S-R muncul teori komunikasi yang terkenal yaitu teori
komunikasi Harold Lasswell.
Model komunikasi Lasswell menunjukan pesan yang selalu bergerak
linear (satu arah). Selama kurang lebih 30 tahun sejak Lassweell
mengemukakan pandangannya maka komunikasi mssa selalu berakhir pada
efek tanpa adanya umpan balik atau feedback. Stasiun penyiaran hanya
menyiarkan program tanpa perlu mengetahui apakah program itu diterima
atau disukai audiencenya Teori komunikasi sirkular. Umpan balik dalam
komunikasi massa mulai muncul dalam teori komunikasi yang dikemukakan
Melvin Defleur .
Gambar 2.3 Bagan Komunikasi Menurut Melvin Defleur
30
Bagan Defleur memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang
fenomena komunikasi massa ,dalam hal komunikasi massa, sumber atau
komunikator biasanya memperoleh umpan balik yang terbatas dari
audiencenya, dengan demikian Defleur menilai umpan balik dalam
komunikasi massa masih terbatas .
Dari uraian tersebut dapat diketahui, terkait dengan masalah umpan
balik, bahwa teori komunikasi massa berkembang atau berevolusi dari waktu
ke waktu. (Morissan, 2013)
2.8 Proses kontruksi
Proses kontruksi media massa melalui tahap tahap berikut. Tahap
menyiapkan materi kontruksi. Ada tiga hal penting dalam tahap atau
proses persiapan materi kontruksi, yaitu (Djamal, 2011)
1. Keberpihakan media massa kepada kapitalis. Sebagaimana diketahui,
saat ini hampir tidak ada lagi media massa yang tidak dimiliki oleh
kapitalis. Dalam arti, media massa digunakan oleh kekuata kekuatan
kapital untuk menjadikan media massa sebagai mesin penciptaan uang
dan penggadaan modal. Semua elemen media massa, termasuk orang
orang media massa berpikir untuk melayani kapitalisnya, ideology
mereka adalah membuat media massa laku di masyarakat
31
2. Keberpihakan semua kepada masyarakat. Bentuk dari keberpihakan
ini adalah empat,simpati, dan berbagai partisipasi kepada masyarakat,
namun target utamnya adalah menjual berita, meningkatkan rating,
dan popularitas kelompok tertentu untuk kepentingan publik
3. Keberpihakan kepada kepentingan umum. Bentuk keberpihakan
kepada kepentingan umum dalam arti yang sesungguhnya adalah visi
setiap media massa, namun kondisi era sekarang sekarang visi
tersebut tak pernah menunujukan jati dirinya. Walaupun slogan
slogan tentang visi tersebut tetap terdengar .
Tahap Sebaran Kontruksi. Sebaran kontruksi media massa
dilakukan melalui strategi media massa .konsep konkret
strategi
sebaran media massa masing masing berbeda, namun prinsip utamnya
adalah real time. Media elektronik memiliki konsep real time yang
berbeda dengan media cetak. Karena sifatnya yang langsung maka
yang dimaksud adalah real time oleh media elektronik adalah seketika
disiarkan, seketika itu juga pemberitaan sampai ke pemirsa atau
pendengar .namun bagi varian varian media cetak yang dimaksud
dengan real time terdiri dari beberapa konsep hari, minggu, atau
bulan, seperti harian, mingguan, dan bulanan. Walaupun media cetak
memiliki konsep real time yang tertunda, namun konsep aktualitas
menjadi pertimbangan utama sehingga pembaca merasa tepat waktu
memperoleh berita tersebut.
Tahap pembentukan kontruksi terdapat 2 tahap ,sebagai berikut :
1. Tahap pembentukan kontruksi realitas. Tahap berikut
setelah sebaran kontruksi, di mana pemberitaan telah
sampai pada pembaca dan pemirsanya, yaitu terjadi
pembentukan kontruksi di masyarakat melalui tiga tahap
yang berlangsung.
Pertama, kontruksi realitas pembenaran sebagai suatu
bentuk kontruksi media massa yang terbentuk di
32
masyarakat cenderung membenarkan apa saja yang ada di
media massa sebagai suatu realitas kebenaran.
Kedua, kesediaan dikontruksi oleh media massa, yaitu
sikap generic dari tahap pertama. Bahwa pilihan orang
untuk menjadi pembaca dan pemirsa media massa adalah
karena pilihannya untuk bersedia pikirannya dikontruksi
oleh media massa.
Ketiga, menjadikan konsumsi media massa sebagi pilihan
konsumtif, dimana seseorang secara habit tergantung pada
media massa. Media massa adalah bagian kebiasaan hidup
yang tak dapat dilepaskan.
2. Tahap pembentukan kontruksi citra. Kontruksi citra yang
dimaksud dapat berupa bagaimana kontruksi citra pada
suatu pemberitaan ataupun bagaimana kontruksi citra.
Kontruksi citra pada suatu pemberitaan biasanya disiapkan
oleh orang orang yang bertugas dalam redaksi media
massa, mulai dari wartawan , editor, dan pimpinan redaksi.
Pembentukan
kontruksi citra
ialah
bangunan
yang
diinginkan kontruksi citra yang dibangun oleh media
massa ini terbentuk dalam dua model, yakni model good
news dan bad news. Model good news adalah suatu
kontruksi
yang
cenderung
mengkontruksi
suatu
pemberitaan sebagai pemberitaan yang baik. Adapun
model bad news adalah suatu kontruksi yang cenderung
mengkontruksi kejelekan atau memberi citra buruk pada
objek pemberitaan
Dan yang terakhir dari proses kontruksi adalah Tahap
Konfirmasi, konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun
pembaca dan pemirsa memberi argumentasi dan akuntabilitas
terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap pembentukan
kontruksi. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai bagian untuk
memberi argumentasi terhadap alasan alasan kontruksi social yang
33
akan terkontruksi. Adapun bagi pemirsa dan pembaca, tahapan ini
juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan
bersedia hadir dalam proses kontruksi social.
2.9 Framing
Analisis framing adalah salah satu metode analisis media, sperti
halnya analisis isi dan anlisis semiotik. Framing secara sederhana adalah
membingkai sebuah peristiwa. (Sobur 2001) mengatakan bahwa analisis
framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara
pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis
berita . Cara pandang dan perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta
apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan serta
hendak dibawa kemana berita tersebut
Framing merupakan metode penyajian realitas di mana kebenaran
tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan di belokan
secara halus, dengan memberikan penonjolan terhadap aspek aspek
tertentu, dengan menggunakan istilah istilah yang punya konotasi tertentu,
dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya (sudibyo,
2001). Dengan kata lain bagaimana realitas dibingkai, dikontruksi dan
dimaknai oleh media.
Ada hal penting dalam framing, ketika sesuatu diletakkan dalam
frame, maka ada bagian yang terbuang ada bagian yang terlihat. Kita bisa
menghadirkan analogi ketika kita memfoto suatu pemandangan, maka
yang masuk dalam foto hanyalah bagian yang berada dalam “frame”,
bagian lain terbuang.
Analisis framing menayakan mengapa peristiwa X diberitakan?
Mengapa peristiwa yang lain tidak diberitakan? Mengapa suatu tempat dan
pihak yang terlibat berbeda meskipun peristiwanya sama? Mengapa
realitas didefinisikan dengan cara tertentu? Mengapa sisi atau angle
tertentu yang ditonjolkan dan bukan yang lain? Mengapa fakta tertentu
ditonojolkan sedang yang lain tidak? Mengapa menampilakn sumber berita
X dan mengapa bukan sumber berita yang lain yang diwawancarai?
34
Jadi, analisis framing ini merupakan analisis untuk mengkaji
pembingkaian realitas ( peristiwa, individu, kelompok, dan lain lain) yang
dilakukan media. Pembingkaian tersebut merupakan proses kontruksi,
yang artinya realitas dimaknai dan direkontruksi dengancara dan makna
tertentu. Framing digunakan media untuk menonjolkan atau memberi
penekanan aspek tertentu sesuai kepentingan media. Akibatnya, hanya
bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih diperhatikan, dianggap
penting, dan lebih mengena dalam pikiran khalayak. (Kriyantono, 2008).
Menurut beberapa ahli Framing adalah:
1.
Robert N.Entman proses seleksi dari berbagai aspek realitas
sehingga bagia tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol
ketimbang aspek lain .ia juga menyertakan penempatan
informasi informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi
tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi yang
lain
2.
William.Gamson cara bercerita atau gugusan ide ide yang
terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi
makna peristiwa peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu
wacana, cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan
,kemasan itu semacam skema atau struktur pemahaman yang
digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan
pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna
pesan pesan yang iaterima
3.
Todd Gitlin strategi bagaimana realitas dunia dibentuk dan
disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada
khalayak pembaca .peristiwa peristiwa ditampilkan dalam
pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian
khalayak
pembaca,
itu
dilakukan
dengan
seleksi,
pengulangan, penekanan dan presentasi aspek tertentu dari
realitas.
4.
Davide Snow And Robert Sanford pemberian makna untuk
menafsirkan peristiwa dan kondisi yang relevan .frame
mengorganisirkan sistem kepercayaan dan diwujudkan dalam
35
kata kunci tertentu ,anak kalimat ,citra tertentu ,sumber
informasidankalimattertentu.
5.
Amy Binder skema interprestasi yang digunakan oleh individu
untuk menempatkan menafsirkan ,mengidentifikasi dan
melabeli peristiwa secara langsung atau tidak langsung.
frame mengorganisir peristiwa yang kompleks kedalam
bentuk pola yang mudah dipahami dan membantu individu
untuk mengerti makna peristiwa.
6.
Zhongdang Pan And Gerald M .Kosicki startegi komunikasi
yang memproses berita perangkat kognisi yang digunakan
dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa dan
dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan
berita .
Dalam pendekatan ini perangkat framing dapat dibagi ke
dalam empat struktur besar, pertama, struktur sintaksis. Sintaksis
berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa
pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa ke dalam
bantuk susuna umum berita, kedua, struktur skrip berhubungan
dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan
peristiwa ke dalam bentuk cerita, melihat bagaimana strategi cara
bercerita yang dipakai wartawan dalam mengemas peristiwa ke dalam
bnetuk berita. Ketiga struktur tematik, tematik berhubungan dengan
bagaimana wartawan mengungkapkan pandangan atas peristiwa ke
dalam proposisi,kalimat atau hubungan anatar kalimat yang
membentuk teks secara keseluruhan. Keempat, struktur retoris
berhubungan dengan dengan bagaimana wartawan menekankan arti
tertentu ke dalam berita
. Tabel 2.5 Model Framing Zhongdang Pan And Gerald M. Kosicki
struktur
Perangkat framing
Unit yang diamati
36
SIRTAKIS
s
t
a
Informasi .Kutipan Sumber
menyusun fakta
,Pernyataan ,Penutup
2.Kelengkapan Berita
5w + 1h
TEMATIK
3.Detail
Paragraf
Cara wartawan
4.Koherensi
,Proposisi,Kalimat,Hubungan
menuliskan fakta
5.Bentuk Kalimat
Antar Kalimat
Cara wartawan
S
mengisahkan fakta
6.Kata Ganti
k
s
i
s
Headline ,Lead,Latar
Cara wartawan
SKRIP
i
1.Skema Berita
RETORIS
7.Leksiokon
Kata,Idiom
Cara wartawan
8.Grafis
,Gambar/Foto,Grafik
menekankan fakta
9.Metafora
. Dalam pengertian umum ,sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam
kalimat. Dalam wacana berita, sintaksis menunjuk pada pengertian susunan
dan bagian berita (headline, lead, latar informasi, sumber, penutup). Headline
mempengaruhi pengertian wartawan terhadap kisah yang kemudian
digunakan dalam membuat peristiwa seperti yang dibeberkan. Seperti pada
berita di media cetak, headline pada berita televisi artinta berita utama. Lead
adalah perangkat sintaksis lain yang sering digunakan. Lead umumnya
memberikan sudut pandang dari berita, menunujukan perspektif tertentu dari
peristiwa yang diberitakan. Latar informasi, bagian dari berita yang dapat
memengaruhi semantik (arti kata) yang ingin disampaikan atau bisa dikatakan
latar mampu mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan.
Sumber, segi lain yang diperhatikan dari sintaksis adalah pengutip sumber
berita. Narasumber yang dipilih bukan lah pihak pertama yang dibutuhkan.
Dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Bagian itu tersusun
dalam bentuk yang tetap dan teratur sehingga membentuk skema
yangmenjadi pedoman bagaimana fakta hendak disusun
Skrip. Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Bentuk
umum dari struktur skrip ini adalah pola 5w + 1h (who, what, when, where,
why, dan how), skrip adalah salah satu strategi wartawan dalam
menkontruksi berita: bagaimana suatu peristiwa dipahami melalui cara
37
tertentu dengan menyusun bagian bagian dengan urutan tertentu. Skrip
memberikan tekanan mana yang didahulukan dan bagian mana yang bisa
kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting
Tematik. Bagi pan dan kosicki,berita mirip sebuah pengujian
hipotesis: peristiwa yang diliput, sumber yang dikutip, dan pernyataan yang
diungkapkan, semua perangkat itu digunakan untuk membuat dukungan yang
logis bagi hipotesis yang dibuat. Tema yang dihadirkan atau dinyatakan
secara tidak langsung atau kutipan sumber dihadirkan untuk mendukung
hipotesis. Pengujian hipotesis ini kita gunakan untuk menyebut struktur
tematik dari berita. Struktur tematik dapat diamati dari bagaimana peristiwa
itu diungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Struktur tematik berhubungan
dengan bagaimana fakta itu ditulis. Eleman yang digunakan sebagai berikut
(Prawira, 2014 )
1. Detail
Elemen detail berhubungandengan kontrol informasi informasi yang
ditampilkan seseorang ( komunikator). Komunikasi akan menampilkan
secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang
baik.
2. Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, proposisi, atau
kalimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta
yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan koherensi
3. Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksi yang berhubungan dengan cara
berpikir logis, yaitu prinsip kasualita. Prinsip kausalita yaitu menanyakan
apakah A yang menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. Logika
kasualita ini jika diterangkan dalam bahasa menjadi susunan objek (yang
diterangkan) dan predikat (yang diterangkan). Bentuk kalimat ini
menunujukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat
yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataan.
Sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dalam
pernyataan.
4. Kata ganti
38
Eleman kata ganti merupakan eleman untuk memanipulasi bahasa
dengan menciptakan imajinasi. Kata ganti merupakan alat yang dipakai
oleh komunikaor untuk menunjukan posisi seseorang yang dapat
menggunakan kata ganti “saya” atau “kami” menggambarkan sikap
tersebut.
Retoris. Struktur retoris dari wacana berita menggambarkan pilihan
gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekan kan arti yang ingin
ditonjolkan oleh wartawan. Wartawan menggunakan perangkat retoris untuk
membuat citra, meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan
meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita. Struktur retoris
dari wacana berita juga menunujukan kecenderungan bahwa apa yang
disampaikan tersebut adalah suatu kebenaran. Berikut perangkat framing
dalamstrukturretoris:
Leksikon, Perangkat ini menandakan pilihan wartawan terhadap
berbagai kemungkinan yang tersedia. Pilihan kata kata yang dipakai
menunjukan sikap dan ideologi tertentu. Peristiwa dapat digambarkan dengan
pilihan kata yang berbeda
1. Grafis
Perangkat ini untuk memeriksa penekanan atau penonjolan
oleh wartawan dalam wacana berita, grafis ini biasanya muncul
lewat bagian tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring,
pemakaian garis bawah, huruf besar, pemberian warna foto,
termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, grafik,
gambar, tabel untuk menudkung arti penting daris uatu
pesan.Perangkat grafis memberikan efek kognitif dalam arti
informasi dianggap penting dan menarik sehingga harus
dipusatkan atau difokuskan.
2. Metafora
Dalam suatu wacana seseorang wartawan tidak hanya
menyampaikan pesan pokok lewat teks tetapi juga kiasan.
Ungkapan metafora yang dimaksudkan sebagai bumbu suatu
39
berita tetapi pemakaian metafora tertentu bisa menjadi petunjuk
utama untuk mengenai makna tertentu.
Keempat struktur tersebut merupakan suatu rangkaian yang
dapat menunjukan framing dari suatu media. Kecendrungan atau
kecondongan wartawan dalam memahami suatu peristiwa dapat
diamati dari keempat struktur tersebut.
2.10
Kerangka Berpikir
Dalam pembetukan sebuah realitas (framing) dalam sebuah
peristiwa atau memproduksi sebuah berita, seringkali berita yang akan
diproduksi ditentukan oleh beberapa factor, yang menentukan bagian
bagian berita yang harus ditonjolkan, ditekankan ataupun dihilangkan
dalam pemberitaan.
Menurut (Eriyanto, 2002) dalam hal ini framing bukan hanya
berkaitan dengan skema individu (wartawan) melainkan juga
berhubungan dengan kerangka kerja dan institusi media yang secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi pemaknaan peristiwa.
Wartawan hidup dalam institusi media dengan seperangkat aturan,
pola kerja dan aktivitas masing masing, bisa terjadi intitusi media
yang mengontrol dalam pola kerja tertentu yang mengharuskan
wartawan melihat peristiwa dalam kemasan tertentu.
Menurut Tuchman berita merupakan jendela dunia, melihat dan
mengetahui segala realitas melalui jendela yang kita pakai ,akan tetapi
apakah jendela itu bisa terbuka lebar atau tidak atau setegahnya.
Apakah lewat jendela itu kita bisa melihat secara bebas keluar atau
hanya mengintip. Dalam berita ,jendela itu yang kita sebut sebagai
frame (bingkai). Framing berperan penting dalam membangun sebuah
realitas /peristiwa.
Setiap program mempunyai framing yang berbeda dalam
membingkai informasi yang akan disampaikan kepada audience.
Jurnal Daai sebagai salah satu program yang berasal dari televisi cinta
40
kasih yang menjunjung nilai nilai kebaikan, mempunyai framing yang
berbeda dengan program televisi lain nya.
Sebagai program yang berasal pada stasiun televisi cinta kasih
“Jurnal Daai” dalam mengangkat sebuah peristiwa / men-frame
peristiwa tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang telah
dikutip menurut Eriyanto . Yang dimana program “Jurnal Daai” tidak
boleh menampilkan unsur kekerasan dalam tayangan ,mengingat
realitas / peristiwa yang terjadi didalam masyarakat tidak selalu
positiv melainkan ada sisi negative. Akan tetapi disini kita bisa
mengetahui bagaimana analisis framing bekerja dalam membentuk
sebuah peristiwa sehingga layak diangkat oleh program“ Jurnal Daai”
dan sesuai dengan citra televisi DAAI TV .
Gambar 2.4.Kerangka Berpikir
Analisis framing ditentukan oleh faktor yang terdapat dalam organisasi
.seperti halnya yang tergambarkan dalam skema diatas .Pihak yang berperan penting
daalm menentukan analisis framing suatu berita adalah kepemilikan, produser dan
wartawan .
41
Download