BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam industri musik, video klip merupakan salah satu alat promosi yang efektif dalam memasarkan sebuah karya musik. Awalnya, video klip yang dikenal dengan istilah video musik ini, hanya berupa film yang mempertunjukkan penampilan suatu musisi dalam sebuah acara di televisi Australia bernama countdown. Acara ini memutarkan secara gratis promosi film dari para musisi tersebut. Melihat kelebihan dari promosi itu, Ian “Molly” Meldrum, sebagai koordinator show talent acara tersebut, menyadari bahwa video musik akan menjadi salah satu komoditi penting dalam pemasaran musik. Sehingga untuk pertama kalinya, video musik memberi kesempatan bagi televisi untuk menyaingi rating acara tangga lagu di stasiun radio. Dan istilah video musik pun mulai populer sejak kemunculan MTV (Music Television) pada tahun 1980-an. Perkembangan industri musik yang penuh persaingan, membuat para musisi dan produser musik dituntut kreatif dalam menciptakan sebuah video klip. Tidak lagi hanya menampilkan penampilan bermusik musisi saja, tetapi juga harus bisa membahasakan makna lirik lagu ke dalam sebuah gambar. Sehingga, pesan yang ingin disampaikan musisi melalui sebuah lagu dapat diterima dengan baik oleh khalayak. 1 2 Hal inilah yang juga dilakukan oleh seorang penyanyi, penulis lagu, musisi dan multi-instrumentalis berkebangsaan Belgia – Australia bernama Wouter “Wally” De Backer atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Gotye. Dalam video klip yang berjudul “Somebody That I Used To Know”, Gotye berduet dengan seorang penyanyi wanita asal Selandia Baru, Kimbra. Gambar 1.1 Video Clip Gotye “Somebody That I Used To Know” Video klip yang disutradarai oleh Natasha Pincus ini, menggunakan body painting sebagai konsep untuk memvisualisasikan makna lagu yang menjadi single kedua dari album ketiga Gotye yang bertajuk “Making Mirrors”. Dalam wawancaranya dengan majalah Rolling Stone Australia, Gotye menggambarkan lagu tersebut sebagai refleksi dari beberapa hubungan di masa lalu yang berakhir dengan berantakan, seperti lagu untuk seorang mantan kekasih. Sesuai konsepnya, pada video klip tersebut Gotye dan Kimbra tampil tanpa berbalut busana. Tubuh mereka dilukis sesuai dengan mural yang ada pada tembok. Sehingga mereka tampak menyatu dengan tembok. Hal ini untuk 3 menggambarkan bahwa Gotye dan Kimbra adalah sepasang kekasih yang pernah menjalin suatu hubungan. Namun hubungan itu putus ditandai dengan menghilangnya cat yang ada di tubuh Kimbra. Emma Hack, seniman asal Australia yang juga skin illustrator didaulat oleh sang sutradara, Natasha Pincus untuk mengerjakan body painting Gotye dan Kimbra. Namun, untuk pemilihan komposisi warna dan garis, Hack mengaku terinspirasi oleh karya De Backer, ayah Gotye. Warna-warna dan garis yang ada dalam video klip merupakan posisi warna yang mencerminkan emosional dua karakter, Gotye dan Kimbra. Bisa dikatakan, konsep video klip yang dipilih oleh Natasha Pincus dan Gotye sebagai musisi ini sukses diterima dan disukai oleh masyarakat, terutama para penikmat musik di seluruh dunia. Hal ini terlihat sejak peluncurannya pada 05 Juli 2011 di media sosial Youtube dan juga acara musik “Rage” di Australia. Video klip tersebut mendapat banyak respon positif, terutama dari segi artistiknya. Terbukti pada dua minggu pertama setelah diunggah, jumlah viewers yang menonton video klip tersebut sudah mencapai 200.000 viewers. Video klip ini juga berhasil masuk nominasi kategori Video of the Year dan Best Editing in a Video di ajang MTV Video Musik Award tahun 2012. Melihat kesuksesan Gotye, peneliti beranggapan bahwa seni melukis tubuh atau body painting yang digunakan sebagai konsep video klip menjadi salah satu faktor penentunya. Body painting adalah salah satu kegiatan melukis yang menggunakan tubuh sebagai ‘kanvas’nya. Tidak seperti halnya tato, body painting adalah contoh seni lukis yang sifatnya sementara. 4 Selain Gotye, beberapa musisi juga sempat menggunakan seni body painting dalam video klip mereka, diantaranya video klip Jessie J feat Big Sean & Dizzee Rascal berjudul “Wild”, Maroon 5 “Love Somebody”, dan Agnes Monica “Paralyzed”. Namun, ketiga video klip tersebut tidak menjadikan seni body painting sebagai tema utama, seperti halnya Gotye. Dengan kata lain, seni tersebut hanya diperlihatkan sekilas. Pada awal kemunculannya, body painting digunakan untuk kebutuhan upacara adat oleh masyarakat. Hingga kini, hal itu pun masih dilakukan oleh beberapa masyarakat asli di Australia, Selandia Baru, pulau-pulau di Pasifik dan sebagian Afrika. Namun, pada perkembangannya body painting sering kali digunakan ntuk keperluan industri hiburan dunia. Salah satunya video klip Gotye “Somebody That I Used To Know”. Para model ditampilkan telanjang dan hanya dibalut oleh sapuan cat, sehingga menimbulkan kesan porno. Namun, permainan warna dan garis yang menarik, menjadikan kesan porno dan tabu terkikis oleh indahnya warna serta gambar yang digoreskan pada tubuh. Video klip merupakan salah satu media komunikasi massa yang memiliki peranan sangat besar dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat. Secara etimologis, video berasal dari bahasa Inggris vi (visual) yang berarti gambar dan deo (audio) yang berarti suara. Dengan kelebihan gambar dan suara, video dapat menyampaikan pesan dengan baik kepada komunikan. Pada video klip terdapat dua hal penting, yaitu verbal dan simbol. Verbal mewakili lirik, sementara simbol merupakan keselarasan antara lirik dan gambar yang menimbulkan suatu kesatuan 5 yang berhubungan. Penggunaan simbol-simbol inilah yang disebut bentuk komunikasi nonverbal dalam sebuah video klip. Komunikasi nonverbal, menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim dan penerima. Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.1 Penggunaan simbol-simbol dalam video klip merupakan bentuk komunikasi nonverbal untuk menyatakan pikiran dan perasaan. Simbol-simbol yang digunakan dalam sebuah video klip bertujuan untuk mengkomunikasikan pemikiran musisi kepada khalayak. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip, komunikasi sebagai suatu proses simbolik. Simbol atau lambang adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.2 Dalam kasus ini, konsep body painting pada video klip Gotye “Somebody That I Used To Know” merupakan simbol atau tanda yang dipakai sutradara dan Gotye sebagai musisi untuk mengomunikasikan maksud lirik lagu tersebut ke dalam bahasa visual. Dengan kata lain, body painting adalah bentuk komunikasi nonverbal. Berdasarkan ilmu semiotik yang mempelajari tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, menyatakan dalam tanda ada sesuatu yang 1 2 Riswandi. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009 hal 69 Ibid. 6 tersembunyi dibaliknya dan bukan merupakan tanda itu sendiri.3 Semiotika melihat bahwa pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi, bukan sekedar sesuatu yang dikirim oleh A ke B. Lebih dari itu, pesan merupakan suatu elemen dalam hubungan yang terstruktur, di mana terdapat elemen-elemen lain termasuk realitas eksternal.4 Begitu pun dengan konsep body painting dalam video klip Gotye “Somebody That I Used To Know”, yang menurut subjektif peneliti, tidak hanya sebagai bentuk visualisasi bahasa lirik lagu saja, melainkan juga ada pesan lain yang ingin disampaikan oleh musisi dan sutradara sebagai pembuat video klip. Melihat adanya unsur ketelanjangan yang memilki konotasi negatif. Terlebih lagi, bagian badan mana yang dianggap “boleh diperlihatkan” akan berbeda secara signifikan antarbudaya, meskipun menutupi alat kelamin pada umumnya tampak sebagai aturan yang melintasi batas budaya.5 Selain itu, warna-warna dan garis yang digunakan untuk menutupi tubuh para model video klip, juga memiliki makna tersendiri. Sehingga, bukan sekedar tanda yang mencerminkan emosional para model video klip atau sebagai unsur keindahan saja. Menurut subjektif peneliti, sutradara sebagai individu pasti memiliki persepsi jauh lebih dari sekedar fenomenon yang melibatkan persepsi visual semata. Karena, dalam tiap masyarakat, warna memainkan fungsi yang sangat penting dalam wilayah simbolisme. Salah satu contoh, suku Navajo di 3 Alex Sobur. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2001 hal 87 Ibid. hal 122 5 Marcel Danesi. Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra. 2012 hal 213 4 7 Amerika Utara yang mengalokasikan hierarki pentingnya sesuatu secara simbolis melalui warna – biru berarti “baik” dan merah berarti “buruk”.6 Eksploitasi simbol dan makna semiotika seakan menjadi inti dalam penyampaian pesan. Sifatnya lebih personal dan khalayak bebas memaknai simbol sesuai perspektif subjektif. Sehingga setiap tanda dapat diartikan berbeda oleh masing-masing orang dalam sudut pandang yang berbeda. Dalam hal ini peneliti akan menganalisis konsep body painting sebagai komunikasi nonverbal dalam video klip Gotye “Somebody That I Used To Know” dengan menggunakan analisis semiotika untuk menemukan makna lain dibalik konsep tersebut. 6 Ibid. hal 85 8 1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana makna body painting sebagai komunikasi nonverbal illuminati dalam video klip Gotye “Somebody That I Used To Know”? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menemukan jawaban terhadap pertanyaan dalam Perumusan Masalah, yakni untuk mengetahui makna body painting sebagai komunikasi nonverbal illuminati dalam video klip Gotye “Somebody That I Used To Know” 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan dalam penerapan ilmu komunikasi sebagai disiplin ilmu pengetahuan, khususnya pada kajian akademik broadcasting. Selain itu dapat menambah wawasan pembaca tentang peran video klip sebagai media komunikasi dan budaya pop. 1.4.2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi praktisi, khususnya seniman body painting dan skin illustrator dalam membuat sebuah karya lukisan. Sekaligus juga dapat dijadikan referensi bagi sutradara, produser, dan musisi, 9 dalam membuat sebuah video klip yang kreatif. Demi persaingan di dalam industri musik.