BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Umum Pengertian Data Dalam

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1
Pengertian Data
Dalam sebuah sistem informasi, data merupakan salah satu
komponen yang sangat penting agar sistem informasi tersebut dapat
berjalan. Di dalam sistem informasi, data disimpan didalam sebuat
tempat penyimpanan (storage) atau yang lebih dikenal dengan
database dan database dikelola oleh DBMS.
Menurut Kelly, R (2012:26), data adalah penjelasan dasar
benda, kejadian, fakta, aktivitas, dan transaksi yang dicatat,
diklasifikasi
dandisimpan
tetapi
tidak
diorganisir
untuk
menyampaikan arti tertentu.
2.1.2
Pengertian Sistem
Menurut O’Brien (2008:24), didefinisikan sistem sebagai
sekumpulan komponen yang saling berhubungan dengan batasan yang
jelas, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan
menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi
teratur. Sistem mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu :
a. Input, merupakan bagian yang merakit berbagai elemen yang
dimasukkan ke dalam sistem untuk diproses.
b. Proccess, merupakan bagian yang melakukan transformasi yang
mengubah input menjadi output.
c. Output, merupakan bagian yang meliputi perpindahan elemen
yang telah diproduksi oleh proses transformasi ke tujuan
akhirnya.
9
10
2.1.3
Pengertian Informasi
Menurut O’Brien dan Marakas (2008:24), informasi adalah
data yang ditempatkan dalam konteks yang berarti dan berguna untuk
pengguna terakhir.
Menurut Kelly (2011:10), informasi adalah data yang telah
diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan
bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat
mendatang. Definisi tersebut merupakan definisi informasi dalam
pemakaian sistem informasi.
2.1.4
Pengertian Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2015:63), basis data adalah
suatu kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan
dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari suatu organisasi.
2.1.5
Pengertian Sistem Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010:54), sistem basis data
adalah suatu interaksi yang terjadi antara program aplikasi dengan
basis data melalui DBMS (Database Management System).
2.1.6
Pengertian Database Management System (DBMS)
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2015:64),
Database
Management System (DBMS) adalah suatu software yang yang
memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, memelihara,
dan mengontrol akses ke dalam basis data.
2.1.6.1 Komponen DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2015:66-69), terdapat
lima komponen utama dalam DBMS yaitu perangkat keras,
perangkat lunak, data, prosedur, dan manusia.
11
Gambar 2.1 Komponen DBMS
a) Perangkat Keras (Hardware)
Untuk menjalankan DBMS dan aplikasi dibutuhkan
suatu perangkat keras yang dapat digunakan, yaitu seperti
Personal Computer (PC), Mainframe, dan Jaringan
Komputer.
b) Perangkat Lunak (Software)
Komponen dari perangkat lunak adalah DBMS dan
aplikasi bersama dengan sistem operasinya, termasuk
perangkat lunak jaringan apabila DBMS digunakan pada
jaringan tersebut.
c) Data
Komponen yang paling penting dalam DBMS adalah
data, karena data bertindak sebagai jembatan penghubung
antara komponen manusia dengan mesin.
d) Prosedur (Procedures)
Prosedur mengacu terhadap aturan dan intruksi dalam
mengatur desain dan penggunaan basis data.
e) Manusia (People)
Manusia adalah komponen terakhir yang terlibat ke
dalam sistem.
2.1.6.2 Fungsi DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010:66), fungsi utama dalam
DBMS yaitu :
a) Memungkinkan pengguna dalam mendefinisikan basis
data dengan menggunakan Data Definition Language
12
(DDL) yang memungkinkan pengguna untuk menentukan
tipe dan struktur data yang akan disimpan ke dalam basis
data.
b) Memungkinkan pengguna untuk insert, update, delete
dan retrieve data dari basis data dengan menggunakan
Data Manipulation Language (DML).
c) Memberikan akses ke dalam basis data. Contohnya
seperti memberikan keamanan sistem dalam mencegah
pengguna yang tidak sah untuk mengakses ke dalam
basis data, sistem integritas untuk mempertahankan data
yang tersimpan agar tetap konsisten, sistem konkurensi
kontrol yang memungkinkan pengguna untuk mengakses
basis data secara bersamaan, sistem kontrol pemulihan
mengembalikan
data
seperti
sebelumnya
yang
dikarenakan adanya kerusakan perangkat keras atau
perangkat lunak, dan katalog yang dapat diakses oleh
pengguna.
2.1.6.3 Keuntungan dan Kerugian DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2015:75-79), DBMS
memiliki beberapa keuntungan dan kerugian yaitu :

Keuntungan DBMS :
a) Mengontrol redudansi data
Menghilangkan
pengulangan
dengan
cara
mengintegrasikan file sehingga data yang sama tidak
akan tersimpan tetapi pendekatan database tidak
menghilangkan
redudansi
sepenuhnya
hanya
mengendalikan jumlah redudansi data.
b) Konsistensi data
Dengan
redudansi
menghilangkan
dapat
mengurangi
ketidakkonsistenan data.
atau
risiko
mengontrol
terjadinya
13
c) Informasi lengkap dari jumlah data yang sama
Dengan
integrasi
operasional
data,
memungkinkan
organisasi untuk memperoleh informasi dari data yang sama.
d) Pembagian data
Pada dasarnya file dimiliki oleh orang-orang atau
departemen yang menggunakannya, tetapi disisi lain database
adalah milik organisasi secara keseluruhan dan dapat
digunakan oleh pengguna yang memiliki hak.
e) Meningkatkan integritas data
Integritas data mengacu kepada validitas dan konsistensi
dari data yang disimpan. Integritas biasanya menunjukan
mengenai batasan, bahwa aturan dalam database tidak
dizinkan untuk dilanggar.
f) Meningkatkan keamanan
Keamanan database adalah perlindungan database dari
pengguna yang tidak sah. Tanpa langkah-langkah keamanan
yang sesuai, integrasi membuat data lebih rentan daripada
sistem berbasis file. Keamanan tersebut berupa username dan
password untuk mengidentifikasi orang yang berwenang untuk
menggunakan database.
g) Penetapan standarisasi
Integrasi memungkinkan Database Adiministrator
(DBA) untuk mendefinisikan dan DBMS untuk menetapkan
standar yang diperlukan. Termasuk standar departemen,
organisasi, nasional, atau internasional untuk hal-hal seperti
format data untuk memfasilitasi pertukaran data antara sistem,
konvensi penamaan, standar dokumentasi, prosedur update,
dan aturan akses.
h) Skala ekonomi
Menggabungkan semua data operasional organisasi ke
dalam satu database dan menciptakan satu set aplikasi yang
bekerja
pada
salah
satu
sumber
mengakibatkan penghematan biaya.
data
yang
dapat
14
i) Keseimbangan kebutuhan yang saling bertentangan
Setiap pengguna atau departemen memiliki kebutuhan
yang mungkin bertentangan dengan kebutuhan pengguna lain.
Karena database berada di bawah kendali DBA, DBA dapat
membuat
keputusan
tentang
desain
dan
penggunaan
operasional database yang menyediakan penggunaan terbaik
dari sumber daya untuk organisasi secara keseluruhan.
Keputusan ini akan memberikan kinerja yang optimal untuk
aplikasi yang penting, mungkin dengan mengorbankan yang
aplikasi kurang penting.
j) Meningkatkan aksesbilitas data dan responsif
Sebagai hasil dari integrasi, data yang melintasi batasbatas departemen diakses secara langsung ke pengguna akhir.
Banyak DBMS yang menyediakan bahasa query atau laporan
tertulis yang memungkinkan pengguna untuk menanyakan
pertanyaan khusus dan untuk mendapatkan informasi secara
cepat dari terminalnya, tanpa memerlukan programmer untuk
menuliskan beberapa software dan mengeluarkan informasi
dari database.
k) Meningkatkan produktivitas
DBMS menyediakan banyak fungsi standar bahwa
programmer biasanya akan menulis di aplikasi berbasis file.
Perlengkapan dari fungsi ini memungkinkan programmer
untuk berkonsentrasi kepada fungsi khusus yang dibutuhkan
oleh pengguna tanpa harus khawatir mengenai detail
implementasi.
l) Meningkatkan pemeliharaan melalui independensi data
Dalam sistem berbasis file, deskripsi data dan logika
untuk mengakses data yang dibangun ke dalam setiap program
aplikasi, membuat program bergantung pada data. Perubahan
pada struktur data seperti membuat perubahan dengan cara
data disimpan pada disk dapat memerlukan perubahan besar
untuk program yang dipengaruhi oleh perubahan.
15
m) Meningkatkan konkurensi
Dalam sistem berbasis file, jika dua atau lebih
pengguna yang memberikan akses file secara bersamaan,
dapat memungkinkan pengaksesan akan saling mempengaruhi
sehingga mengalibatkan kehilangan informasi dan integritas.
Banyak DBMS yang mengelola pengaksesan database secara
bersamaan dan memastikan masalah tidak dapat terjadi.
n) Meningkatkan layanan backup dan recovery
Banyak sistem berbasis file menempatkan tanggung
jawab pada pengguna untuk memberikan tindakan dalam
melindungi data dari kegagalan sistem komputer atau program
aplikasi. Hal ini mungkin melibatkan melakukan backup data.
Dalam hal kegagalan selama hari berikutnya, Cadangan
dipulihkan dan pekerjaan yang telah terjadi sejak backup ini
hilang dan harus dimasukkan kembali.

Kerugian DBMS :
a) Kompleksitas
Ketentuan yang diharapkan dari DBMS yang baik membuat
DBMS menjadi sebuah software yang kompleks. Perancang
database dan pengembang, data dan database administrator,
dan pengguna akhir harus memahami fungsi tersebut untuk
mendapatkan keuntungan dari DBMS.
b) Ukuran
Kompleksitas dan luasnya fungsi membuat DBMS menjadi
software yang sangat besar, menempati banyak ruang dan
membutuhkan sejumlah besar memori untuk dijalankan secara
efisien.
c) Biaya dari DBMS
Biaya dari DBMS sangat bervariasi, tergantung kepada
lingkungan dan fungsi yang telah disediakan serta terdapat
pemeliharaan tahunan yang dimaksukkan dalam daftar harga
DBMS.
16
d) Penambahan biaya perangkat keras
Persyaratan penyimpanan disk untuk DBMS dan database
mungkin
memerlukan
tambahan.
pembelian
Selanjutnya,
untuk
ruang
mencapai
penyimpanan
kinerja
yang
diperlukan, mungkin perlu untuk membeli mesin yang lebih
besar, bahkan mungkin sebuah mesin yang didedikasikan
untuk menjalankan DBMS.
e) Biaya konversi
Dalam beberapa situasi, biaya dari DBMS dan perangkat keras
tambahan mungkin relatif kecil dibandingkan dengan biaya
konversi aplikasi yang ada untuk dijalankan pada perangkat
keras DBMS baru. Biaya ini juga termasuk biaya pelatihan
staf
untuk
menggunakan
sistem
baru
dan
mungkin
memperkerjakan staf spesialis untuk membantu mengkonversi
dan menjalankan sistem.
f) Performa
Sistem berbasis file ditulis untuk aplikasi tertentu, seperti
faktur. sebagai hasilnya, kinerja secara umum sangat baik.
Namun, DBMS ditulis menjadi lebih umum, untuk memenuhi
beberapa aplikasi bukan hanya satu. Hasilnya adalah bahwa
beberapa aplikasi tidak dapat berjalan secepat biasanya.
g) Dampak yang lebih besar dari kegagalan
Sentralisasi sumber daya meningkatkan kerentanan sistem.
karena semua pengguna dan aplikasi bergantung pada
ketersediaan DBMS, kegagalan komponen tertentu dapat
membawa operasi terhenti.
2.1.7
Peran Dalam Lingkungan Database
a) Data dan Database Administrators
Data
Administrator
(DA)
bertanggung
jawab
untuk
pengelolaan sumber daya data, termasuk perencanaan database;
pengembangan dan pemeliharaan standar, kebijakan dan prosedur;
dan conceptual / logical database design. Database Administrator
17
(DBA) bertanggung jawab untuk realisasi fisik dari database,
termasuk desain fisik database dan implementasi, keamanan dan
integritas kontrol, pemeliharaan sistem operasi dan memastikan
kinerja yang baik dari aplikasi untuk pengguna.
b) Perancang Database
Pada proyek desain database yang besar, kita dapat
membedakan antara dua jenis desainer: logical database designer
dan physical database designer. Logical database designer yang
bersangkutan dengan mengidentifikasi data (entitas dan atribut),
hubungan antara data, dan kendala pada data yang akan disimpan
dalam database.
Physical
database designer
memutuskan
bagaimana logical database design untuk direalisasikan secara
fisik.
c) Application Developers
Setelah database sudah diimplementasikan, program aplikasi
yang
menyediakan
fungsionalitas
yang
diperlukan
untuk
pengguna akhir harus dilaksanakan. Ini adalah tanggung jawab
dari para application developers. Biasanya, para pengembang
aplikasi bekerja dari spesifikasi yang dihasilkan oleh analis sistem.
d) End-Users
End-User adalah "klien" dari database, yang telah dirancang
dan diimplementasikan dan dipertahankan untuk melayani
kebutuhan informasi mereka.
2.1.8
Pengertian Internet
Menurut Connolly dan Begg (2015:1048), Internet adalah
sekumpulan jaringan komputer di seluruh dunia
yang saling
berhubungan. Internet dibuat terpisah namun saling berhubungan
untuk komersial, pendidikan, pemerintahan dan Internet Service
Providers (ISPs).
18
2.1.9
Pengertian Web
Menurut Connolly dan Begg (2015:1052), web adalah sistem
berbasis hypermedia yang menyediakan sarana browsing informasi di
Internet dengan cara non sekuensial dengan menggunakan hyperlink.
2.1.10 Pengertian HyperText Transfer Protocol (HTTP)
Menurut Connolly dan Begg (2015:1053), hypertext transfer
protocol adalah protokol yang digunakan untuk mentransfer halaman
Web melalui Internet.
2.1.11 Pengertian XAMPP
Menurut Wicaksono (2008:7), xampp adalah suatu perangkat
lunak yang berfungsi untuk menjalankan website yang berbasis PHP
serta menggunakan MySQL sebagai pengolah data pada localhost.
2.1.12 Pengertian PHP (PHP : Hypertext Preprocessor)
Menurut Connolly dan Begg (2015:1067), php adalah open
source yang populer lainnya seperti HTML-embedded scripting
language yang didukung oleh banyak Web Server termasuk Apache
HTTP Server dan Microsoft Internet Information Server, dan
diutamakan menggunakn Linux Web scripting language.
2.1.13 Pengertian MySQL
Menurut Boronczyk, et al (2009:13), mysql adalah pembuatan
database yang memungkinkan PHP dan Apache berkerja secara
bersama-sama untuk mengakses dan menampilkan data sesuai dengan
format yang dapat dibaca oleh browser.
2.1.14 Pengertian Perpustakaan
Menurut Lasa Hs, (2007:20) Perpustakaan adalah “unit kerja
yang memiliki sumber daya manusia, sekurang-kurangnnya seorang
Pustakawan, ruangan / tempat khusus, dan koleksi bahan pustaka
sekurang-kurangnya seribu judul dari berbagai disiplin ilmu yang
sesuai dengan jenis dan misi perpustakaan yang bersangkutan serta
19
dikelola menurut sistem tertentu untuk kepentingan masyarakat
penggunanya.”
2.1.15 Pengertian Perpustakaan Sekolah
Menurut Bafadal (2008:6) Perpustakaan sekolah adalah
“perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang
program belajar-mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat
sekolah baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, baik sekolah
umum maupun sekolah lanjutan.”
2.1.16 Fungsi Perpustakaan Sekolah
Menurut Bafadal (2008:6) fungsi perpustakaan sekolah terbagi
menjadi 4 yaitu :
a) Fungsi Edukatif
Perpustakaan sekolah menyediakan buku baik buku fiksi maupun
non fiksi. Koleksi buku tersebut dapat membiasakan siswa
belajar mandiri. Perpustakaan sekolah menyediakan buku–buku
yang disesuaikan dengan kurikulum, sehingga dapat menunjang
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh sebab itu,
perpustakaan sekolah memiliki fungsi edukatif.
b) Fungsi Informatif
Perpustakaan dikatakan maju jika tidak hanya menyediakan
bahan–bahan pustaka berupa buku, tetapi juga menyediakan
bahan–bahan yang bukan berupa buku seperti majalah, bulletin,
surat kabar, pamphlet dan sebagainya. Semua ini akan
memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan oleh
siswa. Oleh sebab itu perpustakaan sekolah memiliki fungsi
informatif.
c) Fungsi Tanggung jawab Administratif
Fungsi ini dapat dilihat pada kegiatan sehari–hari di perpustakaan
sekolah dimana setiap ada peminjam dan pengembalian buku
selalu dicatat oleh Pustakawan. Setiap siswa yang masuk ke
20
perpustakaan sekolah diwajibkan menunjukkan kartu anggota
atau kartu pelajar, tidak diperbolehkan membawa tas, dan tidak
diperbolehkan mengganggu teman–temannya
yang sedang
belajar. Apabila ada siswa terlambat mengembalikan buku yang
dipinjamnya, maka siswa akan terkena denda, dan apabila siswa
menghilangkan buku yang dipinjamannya maka diwajibkan
untuk menggantinya baik dengan cara membeli buku di toko
maupun memfotokopikan. Semua ini selain mendidik siswa ke
arah tanggung jawab, juga membiasakan siswa bersikap dan
bertindak secara administratif.
d) Fungsi Riset
Pengadaan bahan pustaka yang lengkap dapat menjadikan siswa
dan guru untuk dapat melakukan riset, yaitu mengumpulkan tabel
atau keterangan–keterangan yang diperlukan.
e) Fungsi Rekreatif
Perpustakaan sekolah dapat berfungsi rekreatif yang berarti
bahwa perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai tempat
mengisi waktu luang seperti pada waktu istirahat, dengan
membaca buku–buku cerita, novel, majalah, dan sebagainya.
2.1.17 Pustakawan Perpustakaan Sekolah
Menurut Zurni (2003) Pustakawan perpustakaan sekolah
adalah pegawai yang tugas pokoknya melaksanakan kegiatan
perpustakaan. Peranan Pustakawan menentukan maju mundurnya
perpustakaan. Oleh sebab itu sebaiknya pemilihan pegawai yang akan
mengelola perpustakaan haruslah memperhatikan ke dua hal berikut :
1) Guru yang mempunyai minat terhadap perpustakaan
2) Pustakawan harus mempunyai latar belakang pendidikan
perpustakaan disamping pendidikan umum yang telah dia miliki.
Pustakawan Perpustakaan Sekolah dapat dikelompokkan atas :
a) Pustakawan
Pustakawan perpustakaan sekolah yaitu guru Pustakawan dan
Pustakawan. Guru Pustakawan adalah seorang guru yang
21
disamping tugas sebagai pengajar juga diberikan tugas untuk
mengelola
perpustakaan.
Seorang
guru
Pustakawan
memerlukan pendidikan ilmu perpustakaan sedikitnya 630 jam
(± 6 bulan) untuk dapat mengelola perpustakaan sekolah
dengan baik. Pustakawan perpustakaan sekolah adalah seorang
yang telah memiliki pendidikan ilmu perpustakaan serendahrendahnya Diploma II (D11) dan bertugas penuh di
perpustakaan sekolah. Guru Pustakawan maupun perpustakaan
sekolah mempunyai kedudukan yang sejajar dengan guru pada
sekolah tersebut. Kepala perpustakaan bertanggung jawab
langsung kepada kepala sekolah.
b) Tenaga Pembantu
Menurut
Zurni
(2003:7)
tenaga
pembantu
bertugas
melaksanakan pekerjaan administrasi dan membantu guru
Pustakawan atau Pustakawan. Tenaga Pustakawan dapat
diambil dari pegawai adminsitrasi. Tugas diberikan adalah
membantu dan melaksanakan pekerjaan dibagian pelayanan
perpustakaan, maka ia perlu dibekali dengan pendidikan
perpustakaan selama ± 6 bulan.
22
2.2 Teori Khusus
2.2.1
Database System Development Lifecycle
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010:313),
database
system
development cycle adalah pedoman yang digunakan dalam perancangan
sistem basis data agar terstruktur dengan baik.
Gambar 2.2 Database System Development Cycle
2.2.1.1 Database Planning
Menurut Connolly dan Begg (2015:347), database planning
adalah suatu kegiatan pengelolaan terhadap tahapan database
system development cycle agar dapat direalisasikan seefisien dan
seefektif mungkin.
23
2.2.1.2 System Definition
Menurut Connolly dan Begg (2015:350), system definition
adalah suatu proses penjelasan tentang ruang lingkup dan
batasan-batasan yang terdapat pada sistem basis data termasuk
user view (tampilan pengguna).
2.2.1.2.1 User View
Menurut Connolly dan Begg (2015:350), user
view adalah mendefinisikan apa yang dibutuhkan dari
sistem database dari perspektif peran pekerjaan
tersebut (seperti Manager atau Supervisor) atau daerah
aplikasi enterprise (seperti pemasaran, personalia, atau
kontrol stok).
2.2.1.3 Requirement Collection and Analysis
Menurut Connolly dan Begg (2010:316), requirement
collection and analysis adalah suatu proses pengumpulan dan
analisis informasi mengenai organisasi yang didukung oleh
sistem basis data dan informasi tersebut akan digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan untuk sistem baru. Terdapat tiga
pendekatan utama untuk mengelola persyaratan sistem database
dengan beberapa tampilan pengguna :
2.2.1.3.1 Centralized Approach
Menurut Connolly dan Begg (2015:352),
centralized approach adalah persyaratan untuk setiap
tampilan
pengguna
digabung
menjadi
satu
set
persyaratan untuk sistem basis data baru. Sebuah
model data yang mewakili semua pandangan pengguna
dibuat pada tahap mendesain sistem basis data.
2.2.1.3.2 View Integration Approach
Menurut Connolly dan Begg (2015:352), view
integration approach adalah persyaratan untuk setiap
tampilan pengguna tetap sebagai daftar terpisah. Model
data yang menampilkan tampilan pengguna yang
dibuat dan digabung pada tahap mendesain database.
24
2.2.1.3.3 Combination of Both Approaches
Menurut Connolly dan Begg (2015:353),
combination of both approaches adalah penggabungan
kedua pendekatan antara centralized approach dengan
view integration approach. Untuk beberapa sistem
database
yang kompleks, mungkin tepat untuk
menggunakan kombinasi dari centralized approach
dan view integration approach untuk mengelola
beberapa tampilan pengguna.
2.2.1.4 Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2015:354), database design
adalah suatu proses proses menciptakan desain yang akan
mendukung
mission
statement
dan
mission
objectives
perusahaan untuk sistem database yang diperlukan.
2.2.1.4.1 Conceptual Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2015:356),
conceptual database design adalah suatu proses
pembuatan model dari data yang akan digunakan oleh
perusahaan.
2.2.1.4.2 Logical Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2015:357),
logical database design adalah suatu proses pembuatan
model dari data yang akan digunakan oleh perusahaan
yang berdasarkan pada model data yang spesifik dan
independen dari DBMS tertentu serta pertimbangan
fisik lainnya.
2.2.1.4.3 Physical Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2015:358),
physical
database
design
adalah
proses
dalam
menghasilkan suatu deskripsi mengenai implementasi
dari basis data pada penyimpanan sekunder, penjelasan
tentang relasi dasar, file organisasi dan indeks yang
25
akan digunakan untuk akses data yang efisien serta
apapun yang terkait dengan integrity constraint dan
keamanan.
2.2.1.5 DBMS Selection (Optional)
Menurut Connolly dan Begg (2015:359), DBMS selection
adalah proses pemilihan DBMS yang dapat mendukung sistem
basis data yang akan dibuat. DBMS selection terjadi diantara
fase conceptual database design dan logical database design.
2.2.1.6 Application Design
Menurut Connolly dan Begg (2015:363), application design
adalah proses mendesain user interface (antarmuka pengguna)
dan program aplikasi yang akan digunakan untuk memproses
basis data.
2.2.1.7 Prototyping (Optional)
Menurut Connolly dan Begg (2015:367), prototyping adalah
suatu proses membangun model kerja dari sistem basis data.
Tujuan utama dari pengembangan sistem basis data prototype
adalah untuk memungkinkan pengguna menggunakan prototype
dan mengidentifikasi fitur dari sistem dapat bekerja dengan baik
atau tidak.
2.2.1.8 Implementation
Menurut Connolly dan Begg (2015:367), implementation
adalah suatu proses merealisasikan fisik dari sistem basis data
dan desain aplikasi yang telah dibuat.
2.2.1.9 Data Conversion and Loading
Menurut Connolly dan Begg (2015:368), data conversion and
loading adalah suatu proses mentransfer data yang ada ke dalam
database baru dan mengkonversi aplikasi yang ada untuk
dijalankan pada database baru.
26
2.2.1.10 Testing
Menurut Connolly dan Begg (2015:268), testing adalah
proses menjalankan sistem database dengan tujuan menemukan
kesalahan dari sistem tersebut.
2.2.1.11 Operational Maintenance
Menurut Connolly dan Begg (2015:369), operational
maintenance adalah suatu proses monitoring dan memelihara
sistem database setelah instalasi dilakukan.
2.2.2 Metodologi Perancangan Database
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2015:506),
metodologi
perancangan database terbagi menjadi tiga yaitu :
a) Conceptual database design
Menurut
Connolly dan
Begg
(2015:356),
conceptual
database design adalah suatu proses pembuatan model dari data
yang akan digunakan oleh perusahaan.
Menurut Connolly dan Begg (2015:508-523), langkahlangkah dalam conceptual database design yaitu :
Step 1 Membangun
conceptual
data
model,
yaitu
untuk
membangun conceptual data model dari data yang
diperlukan oleh perusahaan.
Step 1.1 mengidentifikasi tipe entitas, yaitu untuk
mengidentifikasi
tipe
entitas
yang
dibutuhkan.
Step 1.2 mengidentifikasi tipe hubungan, yaitu untuk
mengindentifikasi
tipe
hubungan
yang
penting diantara tipe entitas.
Step 1.3 mengidentifikasi dan menghubungkan atribut
dengan entitas atau tipe hubungan, yaitu
untuk menghubungakan atribut dengan entitas
atau tipe hubungan yang sesuai.
27
Step 1.4 menentukan domain atribut, yaitu untuk
menentukan domain atribut dalam conceptual
data model.
Step 1.5 menentukan atribut candidate, primary, dan
alternate key, yaitu untuk mengidentifikasi
candidate key untuk setiap tipe entitas dan
jika terapat lebih dari satu candidate key,
memilih satu untuk dijadikan primary key dan
yang lainnya menjadi alternate key.
Step 1.6 mempertimbangkan penggunaan peningkatan
konsep pemodelan (tahapan opsional), yaitu
untuk
mempertimbangkan
peningkatan
konsep
penggunaan
pemodelan
specialization/generalization,
sebagai
aggregation
dan composition.
Step 1.7 memeriksa redudansi pada model, yaitu untuk
memeriksa adanya redudansi pada suatu
model.
Step 1.8 memvalidasi conceptual data model pada
transaksi pengguna, yaitu untuk memastikan
bahwa conceptual data model mendukung
transaksi yang dibutuhkan.
Step 1.9 meninjau conceptual data model dengan
pengguna, yaitu untuk meninjau conceptual
data
model
memastikan
menjadi
dengan
bahwa
“benar”
perusahaan.
pengguna
model
dari
untuk
representasi
kebutuhan
data
28
b) Logical database design for the relational model
Menurut Connolly dan Begg (2015:357), logical database
design adalah suatu proses pembuatan model dari data yang akan
digunakan oleh perusahaan yang berdasarkan pada model data yang
spesifik dan independen dari DBMS tertentu serta pertimbangan
fisik lainnya.
Menurut Connolly dan Begg (2015:528-555), langkah-langkah
dalam Logical database design yaitu :
Step 2
Membangun
logical
data
model,
yaitu
untuk
menerjemahkan conceptual data model menjadi logical
data model dan memvalidasi data tersebut untuk
diperiksa agar mampu mendukung transaksi yang
diperlukan.
Step 2.1 memperoleh hubungan untuk logical data
model, yaitu untuk membuat hubungan
untuk merepresentasikan entitas, hubungan
dan atribut logical data model yang telah
diidentifikasi.
Step 2.2 memvalidasi
normalisasi,
hubungan
hubungan
yaitu
pada
menggunakan
untuk
logical
memvalidasi
data
model
menggunakan normalisasi.
Step 2.3 memvalidasi hubungan terhadap transaksi
user, yaitu untuk memastikan hubungan
logical data model mendukung transaksi
yang dibutuhkan.
Step 2.4 memeriksa integrity constraints, yaitu untuk
memeriksa
apakah
integrity
constraints
direpresentasikan dalam logical data model.
Step 2.5 meninjau
logical
data
model
dengan
pengguna, yaitu untuk meninjau logical data
model dengan pengguna dengan memastikan
bahwa mereka mempertimbangkan model
29
untuk merepresentasikan kebenaran data
yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Step 2.6 menggabungkan logical data model ke
dalam global model (tahapan opsional), yaitu
untuk menggabungkan logical data model
menjadi single global logical data model
yang
menampilkan
semua
tampilan
pengguna dalam database.
Step 2.7 memeriksa pertumbuhan dimasa yang akan
datang, yaitu untuk menentukan apakah ada
perubahan
yang
signifikan
di
masa
mendatang dan untuk mengakses apakah
logical data model dapat mengakomodasi
perubahan tersebut.
c) Physical database design for relational database
Menurut Connolly dan Begg (2015:358), physical database
design adalah proses dalam menghasilkan suatu deskripsi mengenai
implementasi dari basis data pada penyimpanan sekunder,
penjelasan tentang relasi dasar, file organisasi dan indeks yang akan
digunakan untuk akses data yang efisien serta apapun yang terkait
dengan integrity constraint dan keamanan.
Menurut Connolly dan Begg (2015:564-582), langkahlangkah dalam physical database design yaitu :
Step 3 Menerjemahkan logical data model untuk target DBMS,
yaitu untuk menghasilkan hubungan skema database dari
logical data model yang dapat diimplementasikan untuk
target DBMS.
Step 3.1 mendesain
hubungan
dasar,
yaitu
untuk
memutuskan bagaimana menampilkan hubungan
dasar yang diidentifikasi dalam logical data model
untuk target DBMS.
Step 3.2 mendesain representasi data yang diperoleh, yaitu
untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan
30
data yang diperoleh ditampilkan dalam logical data
model untuk target DBMS.
Step 3.3 mendesain
general
constraint,
yaitu
untuk
mendesain general constraint untuk target DBMS.
Step 4
Mendesain file organisasi dan indeks, yaitu untuk
menentukan file organisasi yang optimal untuk menyimpan
hubungan dasar dan indeks yang diperlukan agar mencapai
kinerja yang baik di mana relasi dan tuple akan disimpan
pada penyimpanan sekunder.
Step 4.1
menganalisa transaksi, yaitu untuk memahami
fungsi dari transaksi yang akan berjalan dalam
database dan untuk menganalisa transaksi
penting.
Step 4.2
memilih file organisasi, yaitu untuk menentukan
file organisasi yang efisien dari setiap hubungan
dasar.
Step 4.3
memilih indeks, yaitu untuk menentukan apakah
tambahan indeks akan meningkatkan kinerja
dari sistem.
Step 4.4
memperkirakan kebutuhan disk space, yaitu
untuk memperkirakan jumlah dari disk space
yang akan diperlukan oleh database.
Step 5
Mendesain tampilan pengguna, yaitu untuk mendesain
tampilan pengguna yang diidentifikasi selama pengumpulan
kebutuhan dan menganalisa tahapan database system
development life cycle.
Step 6
Mendesain mekanisme keamanan, yaitu untuk mendesain
mekanisme keamanan dari database sebagaimana yang
telah ditentukan oleh pengguna selama pengumpulan
31
kebutuhan pada tahapan database system development life
cycle.
2.2.3
Mission Statement
Menurut Connolly dan Begg (2015:349), mission statement adalah
tujuan utama dari sistem database. mereka mengontrol proyek database
dalam organisasi (seperti direktur atau pemilik). mission statement
membantu untuk memperjelas tujuan dari sistem database dan
memberikan jalur yang lebih jelas agar sistem database yang diperlukan
dapat efisien dan efektif.
2.2.4
Mission Objectives
Menurut Connolly dan Begg (2015:349), mission objectives adalah
harus mengidentifikasi tugas tertentu bahwa sistem database harus
didukung. mission objectives dan mission statement bisa disertai dengan
beberapa informasi tambahan untuk menentukan pekerjaan yang harus
dilakukan, sumber daya yang dapat digunakan dan uang untuk
membayar semuanya.
2.2.5
Entity Types
Menurut Connolly dan Begg (2010:372), entity type adalah
sekelompok objek yang mempunyai sifat yang sama dan diidentifikasi
oleh suatu perusahaan sebagai objek yang memiliki keberadaan yang
independen. Entity type mempunyai dua jenis entitas yaitu strong dan
weak. Entity type dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
a) Strong Entity Type
Menurut Connolly dan Begg (2010:383), strong entity type adalah
entitas yang tidak tergantung pada keberadaan beberapa entitas
lainnya. Strong entity type biasa disebut dengan parent, owner,
atau dominant entities.
b) Weak Entity Type
Menurut Connolly dan Begg (2010:384), weak entity type adalah
entitas yang bergantung pada keberadaan beberapa entitas lainnya.
Weak entity type biasa disebut dengan child, dependent, atau
subordinate entities.
32
2.2.6 Relational Types
Menurut Connolly dan Begg (2010:374), relational type adalah
hubungan antara satu atau lebih entitas. Sedangkan relationship
occurrence adalah hubungan yang unik seperti suatu kejadian antara
entitas.
2.2.7 Attribute
Menurut Connolly dan Begg (2010:378), attribute adalah suatu
sifat yang ada dalam suatu entitas. Contohnya seperti entitas siswa yang
memiliki atribut siswa id, nama, dan nilai. Attribute terbagi menjadi lima
yaitu :
a) Simple Attribute, yaitu atribut yang terdiri dari satu komponen
tunggal yang independen dan tidak dapat dibagi menjadi lebih
kecil. Biasanya disebut dengan atomic attribute.
b) Composite Attribute, yaitu atribut yang terdiri dari beberapa
komponen dan masing-masing komponen memiliki keberadaan
yang independen.
c) Single-value Attribute, yaitu atribut yang memiliki beberapa nilai
untuk setiap entitas.
d) Multi-value Attribute, yaitu atribut yang memiliki banyak nilai
untuk setiap entitas.
e) Derived Attribut, yaitu atribut yang memiliki nilai yang berasal
dari suatu atau beberapa atribut lainnya yang saling berhubungan
dan tidak harus berasal dari tipe entitas yang sama.
2.2.8 Keys
Menurut Connolly dan Begg (2010:381), penentuan key adalah
suatu hal yang paling esensial pada sistem basis data rasional. Key tidak
hanya sebagai metode untuk mengakses sistem basis data tertentu tetapi
juga dapat menjadi pengenal yang unik dalam suatu tabel. Berikut ini
adalah penjelasan jenis key yang digunakan :
a) Super Key, yaitu suatu atribut atau kumpulan atribut yang secara
unik dapat mengidentifikasikan setiap kejadian / record dalam
suatu relasi.
33
b) Candidate Key, yaitu jumlah minimal atribut yang dapat
mengidentifikasikan setiap kejadian / record dari tipe entitas
secara unik.
c) Primary Key, yaitu suatu atribut atau satu set minimal atribut yang
tidak hanya mendefinisikan secara unik suatu kejadian spesifik
tetapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari suatu kejadian.
d) Alternate Key, yaitu candidate key yang tidak terpilih menjadi
primary key atau yang biasanya disebut dengan secondary key.
e) Composite Key, yaitu candidate key yang terdiri dari dua atau
lebih atribut.
f) Foreign Key, yaitu primary key pada suatu entitas yang digunakan
pada entitas lainnya untuk mengidentifikasikan sebuah hubungan.
2.2.9
Structural Constraint
Menurut Connolly dan Begg (2010:385), structural constraint
adalah batasan dalam sebuah relationship pada basis data. Tipe utama
constraint dalam relationship adalah multiplicity.
2.2.9.1 Multiplicity
Menurut Connoly dan Begg (2015:419), multiplicity adalah
jumlah kemungkinan kejadian dari suatu entitas yang mungkin
berhubungan dengan kejadian tunggal dari suatu entitas yang
terkait melalui hubungan tertentu.
1. One-to-One (1:1) Relationship
Anggota entitas A hanya diperbolehkan berpasangan
dengan satu anggota entitas B. Sebaliknya, anggota entitas
B hanya diperbolehkan berpasangan dengan satu anggota
entitas A.
2. One-to-Many (1:*) Relationship
Anggota entitas A diperbolehkan berpasangan lebih
dari satu anggota entitas B. Sebaliknya, anggota entitas B
hanya diperbolehkan berpasangan dengan satu anggota
entitas A.
34
3. Many-to-Many (*:*) Relationship
Anggota entitas A diperbolehkan berpasangan dengan
banyak anggota entitas B. Sebaliknya, anggota entitas B
juga diperbolehkan berpasangan dengan banyak anggota
entitas A.
2.2.10 Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2015:452), normalisasi adalah
suatu teknik untuk memproduksi suatu set hubungan dengan sifat yang
diinginkan serta memberikan data yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Tujuan dari normalisasi adalah untuk mengidentifikasi sebuah relasi
yang sesuai dengan kebutuhan data perusahaan. Normalisasi memiliki
beberapa tahapan yaitu :
a) Unnormalized Form (UNF)
Menurut Connolly dan Begg (2015:466), unnormalized form
adalah sebuah tabel yang memiliki satu atau lebih data yang
berulang.
b) First Normal Form (1NF)
Menurut Connolly dan Begg (2015:466), first normal form
adalah sebuah hubungan yang setiap baris dan kolom berisikan satu
dan hanya satu nilai.
c) Second Normal Form (2NF)
Menurut Connolly dan Begg (2015:470), second normal form
adalah sebuah hubungan yang ada pada 1NF dan setiap atribut yang
bukan primary key sepenuhnya bergantung kepada primary key.
d) Third Normal Form (3NF)
Menurut Connolly dan Begg (2015:471), third normal form
adalah sebuah hubungan yang ada pada 1NF dan 2NF dan atribut
yang bukan primary key bergantung transitif kepada primary key.
35
2.2.11 Structured Query Languange (SQL)
Menurut Connolly dan Begg (2015:192), structured query
language adalah contoh dari bahasa transformasi-berorientasi, atau
bahasa yang dirancang untuk menggunakan hubungan untuk mengubah
input menjadi output yang dibutuhkan. SQL memiliki dua komponen
utama yaitu :
a) Data Definition Language (DDL) untuk mendefinisikan struktur
database dan mengendalikan akses data.
b) Data Manipulation Language (DML) untuk mengambil dan
memperbarui data.
2.2.12 Entity Relationship Modeling (ERM)
Menurut Connolly dan Begg (2010:371), entity relationship
modeling adalah suatu model yang digunakan untuk memberikan
penjelasan tentang data yang akan digunakan dalam suatu perusahaan.
Dalam perancangan basis data entity relationship modeling adalah
pendekatan top-down dimana perancangan awal dimulai dengan
mengidentifikasi data penting yang disebut entitas dan hubungan antara
data yang harus dipresentasikan kedalam model.
2.2.13 Pengertian Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006:61), overview activity diagram
adalah “The overview activity diagram, presents a high-level view of the
business process by documenting the key events, the sequence of these
events, and the information flows among these events”, yang berarti
diagram yang menggambarkan tampilan level tinggi dari proses bisnis
dengan mendokumentasikan event-event yang penting urutannya, dan
informasi yang menyertai event tersebut.
36
2.2.14 User Interface
Menurut Satzinger (2010:492) user interface terdiri dari input dan
output yang melibatkan pengguna sistem secara langsung.
User-centered design merupakan koleksi teknik yang meletakkan
pengguna di tengah-tengah proses pengembangan user interface. Ada
tiga prinsip penting user-centerd design, yaitu sebagai berikut:
1. Fokus awal pada pengguna dan pekerjaan mereka.
2. Evaluasi desain untuk memastikan kegunaan.
3. Gunakan pengembangan ulang.
2.2.15 Perancangan Web
Menurut Syarifuddin, B. (2012:6) menyimpulkan bahwa adanya
sistem informasi berbasis web, semua informasi tentang ilmu teknik
dapat diperoleh secara langsung dan dapat diakses kapanpun dan
dimanapun. Sistem informasi yang telah dirancang dalam bentuk web
bersifat dinamis dan menggunakan skrip HTML sehingga informasiinformasi dapat mudah diunduh dan dilihat oleh pengguna. Website yang
telah dirancang sudah diuji dan hasilnya adalah website tersebut mudah
diakses serta informasi yang dihasilkan tepat dan akurat.
Download