BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Data Menurut Hoffer, Ramesh, & Topi, (2011, hal. 5), Data adalah representasi dari objek dan kejadian yang mempunyai arti dan penting didalam cakupan user. Menurut O'Brien & Marakas, (2012, hal. 33), Data merupakan fakta atau penelitian mengenai kejadian atau data transaksi bisnis.Data merupakan pengukuran objektif dari sebuah atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang, tempat, benda ataupun kejadian. 2.1.2 Informasi Menurut Hoffer, Ramesh, & Topi, (2011, hal. 6), Informasi adalah data yang telah diolah dengan sedemikian rupa untuk meningkatkan pengetahuan pada seseorang yang menggunakan data tersebut. MenurutO'Brien & Marakas, (2012, hal. 34), Informasi adalah suatu data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pengguna akhir secara khusus. 2.1.3 Sistem Menurut O'Brien & Marakas, (2012, hal. 26), Sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling berhubungan dan bekerja sama mencapai suatu tujuan dengan menerima input serta menghasilkan output dalam suatu proses transformasi yang teratur. 2.1.4 Sistem Informasi Menurut O'Brien & Marakas, (2012, hal. 4), Sistem informasi merupakan sekumpulan orang, prosedur dan sumber yang mengumpulkan,mengubah dan menyebarluaskan informasi pada sebuah organisasi. 2.1.5 Basis Data Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 65), Basis Data adalah sebuah kumpulan data yang berhubungan secara logis dan mendeskripsikan data tersebut, 7 8 dibangun untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi. Menurut Hoffer, Ramesh, & Topi, (2011, hal. 5),Database adalah kumpulan data logical yang saling berhubungan dan terorganisir.Database dapat berupadalam berbagai ukuran dan kompleksitas. 2.1.6 Database Management System (DBMS) Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 66), Database Management System adalah sebuah perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk menentukan, membuat, memelihara dan mengontrol akses dalam sebuah basis data.DBMS menyediakan fasilitas : 1. Data Definition Language (DDL), yang berguna untuk menspesifikasikan tipe data, struktur dan constraint data. 2. Data Manipulation Language (DML), yang berguna untuk memberikan fasilitas query data. 3. Pengendalian akses database, antara lain mengontrol : a. Keamanan sistem : Mencegah user yang tidak memiliki hak untuk mengakses database. b. Integrasi Sistem : Menjaga konsistensi data. Menurut Hoffer, Ramesh, & Topi, (2011, hal. 11),Database Management Systems (DMBS) adalah sebuah software yang digunakan untuk membuat, mengelola, dan menyediakan kontrol akses user ke database. 2.1.6.1. Komponen DBMS Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 68), komponen DBMS terdiri dari lima komponen, yaitu : Gambar 2.1 Komponen Lingkungan DBMS (Connolly & Begg, 2010, hal. 68) 9 Hardware (Perangkat Keras) Perangkas keras dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi.Perangkat keras tersebut dapat berupa komputer tunggal, mainframe tunggal dan jaringan komputer. Software (Perangkat Lunak) Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS itu sendiri dan aplikasi program, seperti operating system,jaringan bahasa pemograman seperti C, C++, Java, Visual Basic, COBOL. Data Data merupakan komponen yang terpenting dalam DBMS khususnya bagi pengguna akhir.Data menghubungkan machine components dengan human component. Prosedur Prosedur merupakan intruksi-intruksi yang berperan dalam menentukan perancangandan penggunaan data terhadap sebuah basis data. Manusia Komponen akhir dari DBMS adalah manusia atau pengguna yang terlibat dengan sebuah sistem. 2.1.6.2. Keuntungan dan Kerugian DBMS Database Management System memiliki beberapa keuntungan. Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 77-80), berikut adalah keuntungan yang diberikan DBMS, yaitu : 1. Control of redundancy Basis data menghilangkan redudansi pada data yang disimpan dengan mengintegrasikan tidakmenghilangkan file yang memiliki kesamaan data. Basis data seluruh redudansi data, namun mengontrol jumlah redudansi data pada basis data. 2. Data consistency Dengan meng-eleminasi atau mengontrol redudansi data, DBMS memungkinkan dalam mengurangi resiko data yang tidak sesuai.Jika data yang disimpan dalam basis data hanya sekali, maka perubahan data tersebut juga hanya sekali dan nilai tersebut tersedia bagi pengguna. 10 3. More information from the same amount data DBMS mengintergrasikan operasional datasehingga memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi melalui data yang sama bagi organisasi. 4. Improved security Keamanan basis data merupakan perlindungan data terhadap pengguna yang tidak memiliki hak akses. 5. Economy of scale Dengan mengkombinasikan seluruh data operasional organisasi dalam satu basis datadan membuat sebuah serangkaian aplikasi yang dijalankan dalam satu sumber data, dapat mengurangi biaya. 6. Increased productivity DBMS menyediakan banyak fungsi-fungsi standar.DBMS dapat menyederhanakan aplikasi basis data,sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan mengurangi lamanya waktu pengembangan. 7. Improved data accessibility and responsiveness DBMS mengintegrasikan data yang dapat diakses secara langsung kepada pengguna akhir sehingga memiliki banyak fungsi. Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 80), DBMS juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu : 1. Kompleksitas DBMS membutuhkan beberapa software yang sangat kompleks.Rancangan dan pengembangan basis data, administrator data dan basis data, dan pengguna akhir harus memahami fungsi-fungsi, karena jika terjadi kesalahan maka akan menyebabkan masalah serius kepada organisasi. 2. Ukuran Kompleksitas sebuah basis data membutuhkan software yang besar, termasuk disk space yang besar dan memori yang cukup untuk efisiensi aplikasi basis data ketika dijalankan. 2.1.6.3. Multi-user DBMS Architecture Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 108), arsitektur digunakan untuk mengimplementasikan multi-user database management system. Berikut beberapa tipe dari Multi-User DBMS Architecture, yaitu : 11 1. Teleprocessing Architectures Teleprocessing merupakan arsitektur tradisional, dimana hanya terdapat satu komputer sebagai pusat.Semua proses bekerja didalam batasan satu komputer. Gambar 2.2 Teleprocessing Topology (Connolly & Begg, 2010, hal. 108) 2. File-Server Architecture Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 109), File-Server Architecture merupakan sebuah komputer yang dihubungkan dengan suatu jaringan utama yang memungkinkan untuk berbagi file seperti dokumen, spreadsheet, gambar dan basis data. Gambar 2.3 File-Server Architecture (Connolly & Begg, 2010, hal. 109) 3. Traditional two-tier client server architecture Traditional two–tier client server architecture menyediakan banyak batasan komponen. 12 Gambar 2.4 Traditional Two-tier Client ServerArchitecture (Connolly & Begg, 2010, hal. 110) 4. Three-tier client server architecture Three-tier client server architecture merupakan perkembangan dari two-tier server yang dibuat untuk memecahkan masalah dalam perusahaan. Gambar 2.5 Three-tier Client Server Architecture (Connolly & Begg, 2010, hal. 113) Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 113), Three-tier client server memiliki 3 bagian yang masing-masing dijalankan dengan tugas yang berbeda, diantaranya : User interface yang dijalankan didalam komputer pengguna akhir. 13 Business logic dan data processing layer yang dijalankan pada server dan server aplikasi. DBMS menyimpan data yang dibutuhkan pada middle-tier yang dijalankan terpisah dan disebut server basis data. 5. N-tier architecture N-tier architecture mengembangkan ke banyak tier dengan menambahkan tier agar lebih fleksibel. 2.1.6.4. Komponen DBMS DBMS memiliki kompleksitas yang tinggi dan kecanggihan perangkat lunak yang menyediakan berbagai layanan. DBMS dibagi menjadi beberapa bagian komponen perangkat lunak atau modul, yang masing-masing ditugaskan secara spesifik. Gambar 2.6 Components of DataBase Manager (Connolly & Begg, 2010, hal. 129) 14 Berikut ini merupakan komponen-komponen perangkat lunak DBMS menurut Connoly & Begg, (2010, hal. 129), yaitu: Authorization control Pada modul ini mengkonfirmasikan apakah pengguna memiliki kebutuhan akan hak akses sesuai dengan permintaan. Command processor Ketika telah melewati proses sebelumnya, setiap sistem mengkonfirmasikan bahwa pengguna telah memiliki hak akses untuk menjalankan operasi. Integrity checker Dalam sebuah operasi yag mengubah basis data, integrity checker mengecek apakah permintaan operasi telah sesuai dengan kebutuhan integritas. Query optimizer Pada modul ini menentukan strategi optimal untuk pengeksekusian query. Transaction manager Pada modul ini dibutuhkan kinerja sebuah proses operasi yang menerima transaksi. Scheduler Modul ini bertanggungjawab untuk menjamin operasi yang terjadi dalam basis data tanpa ada kesalahan satu sama lain. Recovery manager Modul ini menjamin basis data agar konsisten dan bertanggung jawab terhadap transaksi yang dijalankan. Buffer manager Modul ini bertanggungjawab terhadap kiriman data antara memori dan media penyimpanan seperti disk dan tape. Buffer manager biasa dikenal dengan sebutan cache manager. 15 2.1.7. Arsitektur Basis Data Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 86),terdapat tiga tingkatan arsitektur untuk membedakan pandangan pengguna basis data secara fisik, yaitu : Gambar 2.7 The ANSI-SPARC Three Level Architecture (Connolly & Begg, 2010, hal. 35) 1. Tingkat eksternal Tingkat eksternal merupakan sudut pandang pengguna terhadap basis data.Pada tingkat ini menjelaskan seluruh bagian basis data yang bersifat relevan terhadap seluruh pengguna.Tingkat eksternal terdiri dari beberapa pandangan yang berbeda dari pengguna eksternal basis data.Setiap pengguna memiliki pandangan nyata yang digambarkan melalui bentuk yang dikenal pengguna. 2. Tingkat konseptual Tingkat konseptual adalah sebuah pandangan terhadap basis data. Pada tingkat ini menjelaskan data apa yang disimpan didalam basis data dan hubungan antar data. 3. Tingkat internal Tingkat internal adalah sebuah gambaran nyata dari basis data pada komputer. Pada tingkat ini menjelaskan bagaimana data disimpan didalam basis data. 2.1.8. Database Language Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 91), data language memiliki dua bagian, yaitu : 16 Data definition language (DDL) Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 92), DDL adalah sebuah bahasa pemrograman yang menyediakan DBA atau pengguna untuk mendeskripsikan dan menentukan namaentitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan aplikasi yang digabungkan secara integritas.DDL juga digunakan untuk menetapkan skema basis data. Data manipulation language (DML) Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 92), DML adalah sebuah bahasa pemrograman yang menyediakan beberapa rangkaian operasi untuk mendukung operasi data manipulasi dalam sebuah data yang berperan didalam basis data. Berikut ini adalah operasi yang dilakukan oleh DML yaitu : 1. Memasukkan data baru ke dalam basis data. 2. Memodifikasikan penyimpanan data dalan basis data. 3. Memperbanyak data didalam basis data. 4. Menghapus data didalam basis data. DML dibedakan menjadi dua tipe, yaitu : Procedural DML Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 93), procedural DML adalah sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk menjelaskan data apa yang dibutuhkan dan bagaimana mendapatkan data tersebut.Procedural DML memberikan hak kepada pengguna atau seorang programer untuk menspesifikasikan data yang dibutuhkan dan bagaimana mendapatkannya. Non procedural DML Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 93),non-procedural DML adalah sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk menekankan bagaimana data dibutuhkan daripada bagiamana data tersebut didapatkan.Non-procedural DML menspesifikasi data yang dibutuhkan secara tunggal. Pengguna menspesifikasikan data yang dibutuhkan tanpa menspesifikasikan bagaimana data tersebut ditemukan. 17 2.1.9. Fact Finding Dalam langkah mengumpulkan dan menganalisis informasi terdapat teknik mengumpulkan informasi yang disebut Fact Finding Technique. Dalam pengembangan basis data biasanya menggunakan Fact Finding Technique yang memiliki lima pilihan,diantaranya : 1. Examining Documentation Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 344),examining documentation atau pengujian dokumen berguna ketika menginginkan keuntungan dari pengetahuan yang didapat untuk mengetahui basis data apa yang ingin dibangun. 2. Interviewing Interviewing atau wawancara merupakan teknik yang sering dipakai dan sangat berguna. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan informasi secara individual dengan cara bertatap muka langsung. Teknik wawancara dilakukan dengan berkomunikasi secara berhadapan langsung sehingga lebih efektif dan efisien, selain itu interview juga dapat menilai suatu perbedaan prioritas, opini, motivasi maupun secara kepribadian. 3. Observing the Enterprise in Operation Observasi merupakan teknik yang sangat efektif untuk mengetahui sebuah sistem. Dengan menggunakan teknik observasi dapat berpartisipasi atau melihat aktifitas yang terjadi secara langsung sehingga memudahkan untuk mempelajari sebuah sistem. 4. Research Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 346), penelitian berguna dalam menganalisis aplikasi dan masalah dengan menggunakan jurnal, buku referensi, maupun sumber dari internet sebagai sumber pengetahuan informasi. 5. Questionaires Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 346), kuisioner adalah sebuah cara mengumpulkan data dalam ukuran yang besar dengan mengontrol jawaban. 2.1.10. Database System Development Lifecycle Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 313),database system lifecycle terdiri dari : 18 Gambar 2.8 The Stages of The DatabaseSystem Development Lifecycle (Connolly & Begg, 2010) 2.1.10.1. Perencanaan Basis Data Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 313), perencanaan basis data adalah suatu aktifitas manajemen yang menyediakan langkah-langkah dalam databasesystem lifecycle agar dapat direalisasikan secara efektif dan efisien. Databaseplanning harus diintegrasikan secara keseluruhan dengan strategi sistem informasi dalam sebuah organisasi. 2.1.10.2. Definisi Sistem Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 316), System definition adalah mendeskripsikan ruang lingkup dan batasan dalam sistem basis data dan pandangan pengguna. Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis Pengumpulan kebutuhan dan analisis adalah proses mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai bagian organisasi yang didukung dengan sistem basis data dan informasi tersebut guna untuk mengidentifikasikan 19 kebutuhan sistem baru. Terdapat tiga pendekatan utama untuk mengelola persyaratan dengan tampilan (view) yaitu : Pendekatan tersentralisasi Pendekatan tersentralisasi adalah kebutuhan untuk setiap user view yang digabungkan kedalam satu kumpulan kebutuhan untuk sistem basis data yang baru. Model data menggambarkan seluruh user view yang dibuat selama perancangan basis data. Pendekatan integrasi tampilan Pendekatan integrasi tampilanadalah kebutuhan untuk setiap user view yang digunakan untuk membangun daftar yang terpisah. Model data menggambarkan setiap userview dibuat dan kemudian digabungkan kedalam tahapan perencanaan basis data. Gabungan dari kedua pendekatan diatas Menggabungkan kelebihan dari kedua pendekatan diatas guna model yang lebih sempurna. 2.1.10.3. Perancangan Basis Data Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 320), perancanganbasis data adalah sebuah proses untuk membuat suatu perancangan yang mendukung visi dan misi perusahaan untuk keperluan sistem basis data. Dalam pendekatan perancangan basis data terdapat dua pendekatan, yaitu : Pendekatan Bottom-up Pada pendekatan ini dimulai dengan mengidentifikasi atribut dasar seperti entitas dan hubungan dan menganalisis kumpulan antar atribut yang dikelompokkan kedalam suatu relasi yang merepresentasikan tipe dari entitas dan hubungan antar entitas. Pendekatan Top-down Pendekatan ini diawali dengan pembentukan model data yang berisi beberapa high-level entitas dan hubungan, kemudian digunakan untuk memperbaiki top-down secara berturut-turut untuk mengindentifikasi lowerlevel entitas, hubungan, dan atribut lainnya. 20 Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 322), terdapat 3 tahap dalam desain basis data, yaitu : Perancangan Basis Data Konseptual Perancangan basis data konseptual adalah sebuah proses dalam mementukan model data yang digunakan dalam perusahaan. Pada tahap ini melibatkan pembuatan konseptual data model sebagai bagian dari perusahaan. Model data dibangun dengan menggunakan dokumen informasi sesuai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna. Perancangan Basis Data Logikal Perancangan basis data logikal adalah sebuah proses merancang model data yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan spesifikasi model data. Pada tahap ini, pengembang mengetahui hasil dari pembuatan logikal model data dalam sebuah perusahaan. Logikal model data dibuat sebagai langkah awal dalam memilih dan memetakan logikal model data. Logikal model data didasari pada target model data dalam basis data seperti hubungan antar model data. Perancangan Basis Data Fisikal Perancangan basis data fisikal adalah sebuah proses dalam memberikan penyimpanan, gambaran dapat implementasi digambarkan basis dengan data di dalam media hubungan-hubungan, file organisasi, dan indeks-indeks yang digunakan untuk mencapai efisiensi dalam mengakses data. 2.1.10.4. Pemilihan DBMS (opsional) Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 325), pemilihanDBMSadalah suatu proses memilih DBMS mana yang tepat untuk mendukung aplikasi basis data. Terdapat beberapa langkah dalam melakukan pemilihan DBMS, yaitu : Menentukan referensi penelitian Membuat daftar dua atau 3 produk Mengevaluasi produk Merekomendasikan pemilihan dan meng-hasilkan laporan. 21 2.1.10.5. Perancangan Aplikasi Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 329), perancangan aplikasi adalah merancang user interface atau tatap muka pengguna dan program aplikasi yang digunakan yang akan diproses oleh basis data. Terdapat dua aspek dalam perancangan aplikasi yaitu : Transaction Design Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 330), transaksi adalah sebuah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam carried out pengguna tunggal atau program aplikasi yang mengakses atau merubah isi dalam basis data. User Interface Design Guidelines Sebelum mengimplementasikan form atau report,pengembangharus memikirkan perencanaan layout. Berikut adalah user interface design guideline, yaitu : Meaningful title Dalam pemberian nama harus jelas dan menjelaskan kegunaan suatu form atau report. Comprehensible instructions Menggunakan terminologi yang familiar bagi pengguna untuk menyampaikan instruksi dengan format standar dan menyediakan helpscreen untuk mendapatkan informasi tambahan. Logical grouping and sequencing of fields Fields yang saling berhubungan diposisikan dengan form atau report yang sama. Urutan fields harus bersifat logis dan konsisten. Visually appealing layout of the form Form atau report harus ditampilkan dengan menarik. Familiar field labels Menggunakan label yang familiar. Consistent terminology and abbreviations Terminologi dan singkatan harus konsisten. Consistent use of color Dalam penggunaan warna harus dibedakan sesuai kebutuhan field. 22 Visible space and boundaries for data-entry fields Total jumlah tempat field harus diketahui oleh pengguna sehingga pengguna mengetahui dimana memasukkan value kedalam field. Convinient cursor movement Pengguna dapat menjalankan operasi yang diinginkan dengan menggerakkan cursor pada form atau report. Error correction for individual characters and entire field Pengguna dapat dengan mudah menjalankan operasi dan melakukan perubahan pada nilai fieldsesuai dengan keinginan pengguna. Error messages for unacceptable values Jika terjadi kesalahan dalam memasukkan data ke dalam field, maka akan muncul error message. Explanatory messages for fields Ketika pengguna meletakkan kursor pada field, keterangan mengenai field tersebut harus ditampilkan. Completion signal Ketika field telah diisi semua, terdapat indikator bahwa suatu proses telah dilaksanakan. 2.1.10.6. Prototyping (Opsional) Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 333), prototyping adalah membuat model kerja suatu aplikasi basis data yang tidak memiliki semua fitur yang dimiliki oleh sistem final. Terdapat dua macam strategi dalam prototyping, yaitu: Prototyping requirements Requirement Prototyping menggunakan prototype untuk menentukan kebutuhan dari aplikasi basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan itu terpenuhi maka prototype akan dibuang. Prototyping evolusioner Prototyping evolusioner digunakan untuk tujuan yang sama, tetapi prototyping tidak dibuang, bahkan dikembangkan lebih lanjut menjadi aplikasi basis data yang digunakan. 23 2.1.10.7. Implementasi Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 333),implementasi merupakan realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi yang telah dirancang. 2.1.10.8. Konversi dan Pemasukan Data Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 334),data conversion and loading adalah pemindahan data yang ada kedalam basis data baru dan mengkonversikan aplikasi yang ada agar dapat digunakan pada sistem basis data yang baru.Tahap ini dilakukan ketika basis data lama digantikan dengan sistem basis data baru. 2.1.10.9 Pengujian Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 334),testingmerupakan suatu proses mengeksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan. Testing dilakukan secara menyeluruh pada aplikasi basis data. 2.1.10.10. Pemeliharaan Operasional Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 335), Operational Maintenance merupakan suatu proses pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi. 2.1.11. Entity-Relationship Model 2.1.11.1. Tipe Entitas Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 372), tipe entitasadalah sekelompok dengan sifat yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan, memiliki eksistensi independen. Tipe entitas memiliki dua kelompok, yaitu : Gambar 2. 9 Diagram dari Entity Type Branch dan Staff (Connolly & Begg 2010:374) 24 Tipe entitas kuat Tipe entitas kuat adalah sebuah jenis entitas yang tidak tergantung pada keberadaan beberapa jenis entitas lainnya. Tipe entitas lemah Tipe entitas lemah adalah jenis entitas yang tergantung pada keberadaan beberapa jenis entitas lainnya. Gambar 2.10 Strong Entity Type Called Client and Weak Entity (Connolly & Begg, 2010, hal. 384) 2.1.11.2. Tipe Hubungan Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 346),relationship types atau tipe hubungan adalah satu rangkaian relasi antara satu atau lebih tipe entitas yang berpartisipasi. Setiap jenis relasi diberi nama yang menggambarkan fungsinya masing-masing. Tipe hubungan memiliki beberapa tipe, yaitu : Gambar 2. 11 Diagram dari Relationship Type Branch Has Staff (Connolly & Begg, 2010:376) 25 Degree of Relationship Type Degree of relationship types adalah jumlah jenis entitas yang berpartisipasi dalam sebuah relasi. Recursive Relationship Recursive relationship adalah jenis relasi di mana tipe entitas yang sama berpartisipasi lebih dari sekali dalam peran yang berbeda. Unary (Derajat Satu) Unary adalah satu buah relationship menghubungkan satu buah entity. Binary (Derajat Dua) Binary adalah satu buah relationship yang menghubungkan dua buah entity. Ternary (Derajat Tiga) Ternary adalah satu buah relationship menghubungkan tiga buah entity. 2.1.11.3. Atribut Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 379),atribut adalah properti dari sebuah entitas atau dari sebuah tipe relasi. Atribut dikelompokkan menjadi : Simple and Composite Attributes Simple attribute adalah atribut terdiri dari komponen tunggal dengan eksistensi independen.Atribut ini tidak dapat dibagi lagi menjadi komponen yang lebih kecil. Composite attribute adalah atribut yang terdiri dari beberapa komponen, dengan eksistensi independen pada masing-masing komponen.Atribut ini dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil dengan eksistensi independen. Single-valued and Multi-valued Attributes Single-valuedattributes adalah atribut yang memegang nilai tunggal untuk setiap kejadian dari suatu entitas.Multi-valuedattributes adalah atribut yang memegang beberapa nilai untuk setiap kejadian dari suatu entitas. Derived Attributes Derived attributes adalah atribut yang merupakan nilai yang diturunkan dari nilai atribut yang berhubungan atau rangkaian atribut yang belum tentu dalam jenis entitas yang sama. 26 2.1.11.4. Keys Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 381),keys terdiri dari beberapa tipe, yaitu : Candidate key adalah serangkaian minimal atribut yang mengidentifikasi setiap kemunculan jenis entitas secara unik. Primary Key adalah candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasi setiap kemunculan jenis entitas secara unik. Composite Key adalah candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. 2.1.11.5. Batasan Struktural Batasan struktural harus merefleksikan batasan dari sebuah hubungan.Multiplicity adalah jumlah (range) dari kejadian yang mungkin terjadi dari suatu tipe entitas yang mungkin berhubungan dengan kejadian tunggal dari jenis entitas terkait melalui relasi tertentu. One-to-one (1:1) Relationship Gambar 2.12 One-to-one (1:1) Relationship (Connolly & Begg, 2010) 27 One-to-many (1:*) Relationship Gambar 2.13 One-to-many (1:*) Relationship (Connolly & Begg, 2010) Many-to-many (*:*) Relationship Gambar 2.14 Many-to-many (*:*) Relationship (Connolly & Begg, 2010) Multiplicity for Complex Relationship Complex relationship adalah jumlah (range) dari kejadian yang mungkin terjadi dari suatu tipe entitas dalam relasi n ketika nilai-nilai lainnya (n-1) adalah tetahal. Cardinality Relationship Cardinality adalah menggambarkan jumlah maksimum kejadian yang terjadi dalam relasi untuk entitas yang berpartisipasi dalam jenis relasi yang diberikan. Participation Relationship Participation relationshipmenentukan apakah seluruh atau beberapa entitas terlibat dalam relationshihal. 28 2.1.12. Normalisasi Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 416), normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasikan beberapa hubungan yang dihubungkan dengan properti sesuai dengan permintaan data dalam sebuah perusahaan. Untuk menggunakan normalisasi perlu mengidentifikasi beberapa rangkaian hubungan yang mendukung permintaan perusahaan. Terdapat beberapa karakteristik dari beberapa hubungan, yaitu : Jumlah minimal atribut yang dibutuhkan untuk mendukung permintaan data dalam perusahaan. Atribut dengan close logical relationship yang ditemukan dalam hubungan yang sama. Jumlah minimal redudansi, dengan setiap atribut diwakili oleh salah satunya. 2.1.12.1. The Process of Normalization Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 428), Normalisasi merupakan sebuah teknik umum untuk menganalisis hubungan yang didasari oleh primary key. Teknik tersebut melibatkan setiap peraturan yang dapat digunakan untuk menguji hubungan individual sehingga basis data capat dinormalisasikan dari berbagai arah. 29 Gambar 2.15 Diagrammatic Illustration of The Process of Normalization (Connolly & Begg, 2010) 2.1.12.2. Unnormalized Form (UNF) Menurut Connolly & Begg, (2010, hal.430),unnormalizedform adalah sebuah tabel yang mengandung satu atau lebih repeating group. 2.1.12.3. First Normal Form (1NF) Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 430),first normal form adalah sebuah hubungan yang memotong setiap baris dan kolom yang hanya mengandung satu nilai. 2.1.12.4. Second Normal Form (2NF) Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 434),second normal form adalah hubungan yang terdapat dalam first normal form dan setiap atribut bukan primary keymenjadi full functional dependency. 30 2.1.12.5. Third Normal Form (3NF) Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 436),third normal form merupakan sebuah hubungan dalam 1NF dan 2NF, dimana tidak ada atribut non-primary key bergantung pada primary key. 2.1.13. Metodologi Perancangan Basis Data Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 463), metodologi perancangan basis data adalah pendekatan secara terstruktur dengan menggunakan prosedur, teknik, alat-alat dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses desain. Metodologi perancangan basis data terdiri dari tiga tahap, yaitu perancangan basis data konseptual, logikal dan fisikal. 2.1.13.1. Perancangan basis data konseptual Perancangan basis data konseptual adalah sebuah proses mengkonstruksi model data yang digunakan dalam perusahaan diluar pertimbangan fisik. Berikut adalah tahap-tahap dalam perancangan basis data konseptual : Langkah pertama :Membangun model data konseptual 1.1. Mengidentifikasi tipe entitas. 1.2. Mengidentifikasi tipe hubungan. 1.3. Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan tipe entitas atau hubungan. 1.4. Menentukan domain atribut. 1.5. Menentukan atribut candidate dan primary key. 1.6. Mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan lanjutan (opsional). 1.7. Mengecek model untuk redudansi. 1.8. Memvalidasi model konseptual lokal terhadap transaksi pengguna. 1.9. Meninjau kembali model data konseptual lokal dengan pengguna. 2.1.13.2. Perancangan basis data logical Perancangan basis data logikal adalah sebuah proses mengkontruksi model dari informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan model data spesifik, diluar dari DBMS khusus serta pertimbangan fisikal lainnya. 31 Langkah kedua : membangun dan memvalidasi model data logikal 2.1 Menghilangkan fitur yang tidak sesuai dengan model relasional (operasional). 2.2 Menurunkan relasi untuk model data logical. 2.3 Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi. 2.4 Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna. 2.5 Mendefinsikan batasan integritas. 2.6 Meninjau kembali model data logikal dengan pengguna. Langkah ketiga : membangun dan memvalidasi model data logikal global 3.1. Menggabungkan model data logikal lokal dengan model global. 3.2. Memvalidasi model data logikal global. 3.3. Mengecek untuk perkembangan masa depan. 3.4. Meninjau kembali model data logikal global dengan pengguna. 2.1.13.3 Perancangan basis data fisikal Perancangan basis data fisikal adalah sebuah proses mendeskripsikan hasil dari implementasi basis data terhadap tempat penyimpanan sekunder. Hal ini mendefinisikan relasi dasar, organisasi file dan indeks yang digunakan untuk efisiensi data dan batasan integritas dan keamanan. Langkah keempat : menerjemahkan model data logikal untuk target DBMS. 4.1 Mendesain relasi dasar. 4.2 Mendesain representasi turunan data. 4.3 Mendesain batasan perusahaan. Langkah kelima : mendesain representasi fisikal 5.1 Menganalisis transaksi. 5.2 Memilih organisasi. 5.3 Mengecek indeks. 5.4 Mengestimasi kebutuhan ruang penyimpanan. Langkah keenam : mendesain tampilan pengguna (user). Langkah ketujuh : mendesain mekanisme keamanan. Langkah kedelapan : mempertimbangkan pengenalan control redudansi. Langkah kesembilan : memonitor dan tune-upsistem operasional. 32 2.1.14 Activity Diagram Activity diagram menurut Satzinger (2005, p.144) adalah Sebuah diagram alur kerja yang menggambarkan berbagai aktivitas atau sistem, aktor yang mengerjakan setiap aktivitas dan alur berurutan dari setiap aktivitas. 2.1.14.1 Simbol-simbol Activity Diagram 1. Activity 2. Starting Activity 3. Ending Activity 4. Transition Arrow Partition1 5. Swimlane Synchcronization Bar (Fork) 6. Synchcronization Bar (Join) 33 7. 8. Decision Activity Another Decision Activity 34 tamu frontdesk housekeeping FnB reservasi mengecek_keetersediaan_kamar [tidak_tersedia] mendata_tamu [tersedia] data_reservasi melakukan_check_in menerima_order membuat_tagihan_order melakukan_extention [ya] [tidak] mencatat_datacheck_out mencatat_worksheet merubah_status_kamar checkout mencatat_pemakaian_minibar pemakaian_minibar mencatat_data_pembayaran tagihan_order pembayaran Gambar 2.16 Contoh activity diagram 2.1.15 Case Tools 2.1.15.1 Microsoft Visio 2007 Microsoft Office Visio 2007 adalah salah satu program yang dikeluarkan oleh Microsoft untuk membantu perancangan aliran kerja suatu sistem. Microsoft Office Visio merupakan sebuah program grafis untuk mempermudah pembuatan gambar diagram secara cepat dan praktis.Item-item yang terdapat dalam Visio antara lain : 1. Menu bar Berisikan fungsi untuk menggunakan Visio. 35 2. Shape Tombol-tombol yang berisikan bentuk dokumen, proses, tampilan, masukan data manual, komputer dan lain sebagainya. 3. Drawing Pane Adalah daerah gambar dalam visio, daerah ini merupakan daerah tempat melakukan penggambaran diagram ataupun pengeditan. 4. Ruller Penggaris keterangan untuk area gambar. 5. Stensil Template stensil biasanya adalah kumpulan objek shape(master) siap pakai. 6. Page Job Visio dapat membuat lebih dari satu halaman kerja (page) dimana setiap Page dapat menyimpan diagram berbeda 2.2 Teori Khusus 2.2.1 GPS (Global Positioning System) GPS atau Global Positioning System, merupakan sebuah alat atau sistem yang dapat digunakan untuk menginformasikan penggunanya berada (secara global) di permukaan bumi yang berbasiskan satelit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio dengan data digital. Dimanapun posisi saat ini, maka GPS bisa membantu menunjukan arah, selama masih terlihat langit. Layanan GPS ini tersedia gratis, bahkan tidak perlu mengeluarkan biaya apapun kecuali membeli GPS reciever-nya. Awalnya GPS hanya digunakan hanya untuk kepentingan militer, tapi pada tahun 1980-an dapat digunakan untuk kepentingan sipil. GPS dapat digunakan dimanapun juga dalam 24 jam. Posisi unit GPS akan ditentukan berdasarkan titiktitik koordinat derajat lintang dan bujur. 2.2.1.1 Pengertian GPS Menurut (Winardi, 2006) adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India. 36 Sistem GPS, yang nama aslinya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System), mempunyai tiga segmen yaitu : satelit, pengontrol, dan penerima / pengguna. Satelit GPS yang mengorbit bumi, dengan orbit dan kedudukan yang tetap (koordinatnya pasti), seluruhnya berjumlah 24 buah dimana 21 buah aktip bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan. Gambar 2.17 Macam-macam GPS receiver (Sumber: Andi, 2009) 2.2.1.2 Sejarah GPS GPS dikembangkan pertama kali sebagai NAVSTAR Global Positioning System (GPS) juga dikenal sebagai NAVigation System with Timing And Ranging GPS. Sistem ini merupakan sistem penentuan posisi berbasis satelit, dan sekaligus merupakan tonggak revolusi bidang pengukuran posisi dan navigasi. Sistem GPS pada awalnya merupakan system navigasi ketentaraan yang dirancang, dilaksanakan, dibiayai, dan dikelola oleh Jabatan Pertahanan Amerika Serikat (DoD). Sistem ini dirancang oleh Jabatan AmerikaSerikat sejak tahun 1973. Sistem ini adalah hasil gabungan program U.S. Navy TIMATION dan proyek U.S. Air Force621B di bawah tanggung jawab Joint Program Office (JPO).Satelit GPS yang pertama telah diluncurkan pada tahun 1978. Pada awalnya, penggunaan sistem ini ditujukan bagi pihak tentara Amerika Serikat saja tetapi setelah diluluskan pada Kongres Amerika Serikat, penggunaan sistem penentuan posisi ini terbuka untuk umum. Tujuan utama GPS adalah untuk mewujudkan sistem penentuan posisi di darat, laut, dan udara bagi pihak tentara Amerika Serikat dan sekutunya, namun kemudian sistem ini bebas digunakan oleh 37 semua pengguna. Sistem ini dirancang untuk menggantikan berbagai sistem navigasi yang telah digunakan. 2.2.1.3 Sistem Satelit GPS Untuk menginformasikan posisi user, 24 satelit GPS yang ada di orbit sekitar 12,000 mil di atas kita. Bergerak konstan bergerak mengelilingi bumi 12 jam dengan kecepatan 7,000 mil per jam. Satelit GPS berkekuatan energi sinar matahari,mempunyai baterai cadangan untuk menjaga agar tetap berjalan pada saat gerhana matahari atau pada saat tidak ada energi matahari. Roket penguat kecil pada masing-masing satelit agar dapat mengorbit tepat pada tempatnya. 2.2.1.4 Signal Satelit GPS 2.2.1.4.1 Carriers Satelite GPS mengirim sinyal dalam dua frekuensi. L1 dengan 1575.42 Mhz dengan membawa dua status pesan dan pseudo-random code untuk keperluan perhitungan wakt. L2 membawa 1227.60 MHz dengan menggunakaan presesi yang lebih akurat karena untuk keperluan militer. Dayasinyal radio yang dipancarkan hanya berkisar antara 20-50 Watts. Ini tergolong sangat rendah mengingat jarak antara GPS dan satelit sampai 12.000 mil. Sinyal dipancarkan secara line of sight (LOS), dapat melewati awan, kaca tapi tidak dapat benda padat seperti gedung, gunung. 2.2.1.4.2 Pseudo-Random Codes GPS yang digunakan untuk publik akan memantau frekuensi L1 pada UHF (UltraHigh Frequency) 1575,42 MHz. Sinyal L1 yang dikirimkan akan memiliki pola-pola kode digital tertentu yang disebut sebagai pseudorandom. Sinyal yang dikirimkan terdiri dari dua bagian yaitu kode Protected(P) dan Coarse/Acquisition(C/A). Kode yang dikirim juga unik antar satelit, sehingga memungkinkan setiap receiveruntuk membedakan sinyal yang dikirim oleh satu satelit dengan satelit lainnya. Beberapa kode Protected (P) juga ada yang diacak, agar tidak dapat diterima oleh GPS biasa. Sinyal yang diacak ini dikenal dengan istilah Anti Spoofing, yang biasanya digunakan oleh GPS khusus untuk keperluan tertentu seperti militer. 38 2.2.1.4.3 Navigation Message Ada sinyal frekuensi berkekuatan lemah yang di tambahkan pada kode L1 yang memberikan informasi tentang orbit satelit, clock corection-nya dan status sistem lainnya. 2.2.1.5 Cara Kerja GPS Setiap daerah di atas permukaan bumi ini minimal terjangkau oleh 3-4 satelit.Pada prakteknya, setiap GPS terbaru bisa menerima sampai dengan 12 chanel satelit sekaligus. Kondisi langit yang cerah dan bebas dari halangan membuat GPS dapat dengan mudah menangkap sinyal yang dikirimkan oleh satelit. Semakin banyak satelit yang diterima oleh GPS, maka akurasi yang diberikan juga akan semakin tinggi. Cara kerja GPS secara logik ada 5 langkah: 1. Memakai perhitungan “triangulation” dari satelit. 2. Untuk perhitungan “triangulation”, GPS mengukur jarak menggunakan travel time sinyal radio. 3. Untuk mengukur travel time, GPS memerlukan memerlukan akurasi waktu yang tinggi. 4. Untuk perhitungan jarak, kita harus tahu dengan pasti posisi satelit dan ketingian pada orbitnya. 5. Terakhir harus menggoreksi delay sinyal waktu perjalanan di atmosfer sampai diterima receiver. Gambar 2.18 Cara kerja satelit GPS mengirim sinyal (Sumber: Andi, 2009) Satelit GPS berputar mengelilingi bumi selama 12 jam di dalam orbit yang akurat dia dan mengirimkan sinyal informasi ke bumi. GPS reciever mengambil 39 informasi itu dandengan menggunakan perhitungan “triangulation” menghitung lokasi user dengan tepat. GPS reciever membandingkan waktu sinyal di kiirim dengan waktu sinyal tersebut di terima. Dari informasi itu didapat diketahui berapa jarak satelit. Dengan perhitungan jarak jarak GPS reciever dapat melakukan perhitungan dan menentukan posisi user dan menampilkan dalam peta elektronik. Sebuah GPS reciever harus mengunci sinyal minimal tiga satelit untuk memenghitung posisi 2D (latitude dan longitude) dan track pergerakan. Jika GPS receiver dapat menerima empat atau lebih satelit, maka dapat menghitung posisi 3D (latitude, longitude dan altitude). Jika sudah dapat menentukan posisi user, selanjutnya GPS dapat menghitung informasi lain, seperti kecepatan, arah yang dituju, jalur, tujuan perjalanan, jarak tujuan, matahari terbit dan matahari terbenam dan masih banyak lagi. Satelit GPS dalam mengirim informasi waktu sangat presesi karena Satelit tersebut memakai jam atom. Jam atom yang ada pada satelit jalam dengan partikel atom yang di isolasi, sehingga dapat menghasilkan jam yang akurat dibandingkan dengan jam biasa. Perhitungan waktu yang akurat sangat menentukan akurasi perhitungan untuk menentukan informasi lokasi kita.Selain itu semakin banyak sinyal satelit yang dapat diterima maka akan semakin presesi data yang diterima karena ketiga satelit mengirim pseudo-random code dan waktu yang sama. Ketinggian itu menimbulkan keuntungan dalam mendukung proses kerja GPS, bagi kita karena semakin tinggi maka semakin bersih atmosfer, sehingga gangguan semakin sedikit dan orbit yang cocok dan perhitungan matematika yang cocok. Satelit harus teptap pada posisi yang tepat sehingga stasiun di bumi harus terus memonitor setiap pergerakan satelit, dengan bantuan radar yang akurat selalu di cek tentang altitude, posision dan kecepatan. 2.2.2 Pendaftaran Pengertian pendaftaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008,p285) adalah sebuah proses, cara, mendaftarkan, pencatatan nama dan alamat serta identitas diri ke dalam daftar. Menurut kamus pendaftaran itu sendiri adalah sebuah proses kegiatan yang melakukan pencatatan tentang identitas diri secara pribadi kedalam sebuah daftar nama atau dokumen yang disimpan dan diabadikan. 40 2.2.3 Penjualan Menurut Kotler (2006, p457) penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan, jadi konsep penjualan adalah cara untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Namun, menurut (Mulyadi, 2001, 202) adalah dalam trasaksi penjualan credit, jika order dari pelanggan telah terpenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki pituang kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan kredit. Jadi, secara umum penjualan pada sadarnya terdiri dari dua jenis yaitu penjualan tunai dan kredit. Penjualan tunai terjadi apabila penyerahan barang atau jasa secara diikuti dengan pembayaran dari pembelian, sedangkan penjualan kredit ada tenggang waktu antara saat penyerahan barang dan atau jasa dalam penerimaan pembelian. Dalam penjualan kredit, pada saat penyerahan barang dan atau jasa, penjual menerima tanda bukti penerimaan barang. Keuntungan dari penjualan tunai adalah hasil dari penjualan tersebut langsung terealisir mempertahankan dalam bentuk likuiditasnya, tetapi kas saat yang ini dibutuhkan perusaan untuk umumnya pembelian lebih cenderung dilakukan secara kredit. Oleh karena itu, dalarn rangka usaha untuk memperbesar volume penjualaunya, umumnya perusahaan menjual produknya secara kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan pendapatan kas, tetapi kemudian menumbulkan pituang. Kerugaian dari pei\iualan kredit adalah timbulnya biaya administrasi piutang dan kerugian akibat piutang tak tertagih. 2.2.4 Pembayaran Menurut Zaharud (2006, 6), Pembayaran sangat diperhatikan karena dapat mempengaruhi tingkat penjualan di perusahaan,yang khususnya pada barang kebutuhan industri, produk dengan harga jual cukup tinggi,produk yang harus dipesan,produk impor dan sebagainya. Dalam pembayaran dapat dilakukan dengan pembayaran tunai (bayar lunas) dan pembayaran kredit(pembayaran dengan menyicil sesuai dengan kesepakatan antar kedua pihak). 41 2.2.5 Kebutuhan untuk Implementasi 2.2.5.1 Microsoft Visual Studio Menurut ( Nono , 2012 )Microsoft Visual Studio 2010 adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan membangun aplikasi yang bergerak diatas sistem .NET Fremawork, dengan menggunakan bahasa basic. Dengan menggunakan alat ini, para pembuat program dapat membangun aplikasi Windows Forms .Alat ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya (seperti Microsoft Visual C++, Visual C#, atau visual j#) atau juga dapat diperoleh secara terpadu dalam Microsoft visual Studion 2010 Bahasa Visual Basic .NET sendiri menganut paradigma bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai evolusi dari Microsot Visual Studio versi sebelumnya yang dimplementasikan di atas .NET Framework. Peluncurannya mengundang kontrovensi, mengingat banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh Microsoft, dan versi baru ini tidak kompatibel dengan versi terdahulu. 2.2.5.2 Crystal Report 10.5 Crystal Report 10.5 merupakan salah satu paket program yang digunakan untuk membuat, menganalisa, dan menerjemahkan informasi yang terkandung dalam database ke dalam berbagai jenis laporan yang sangat flexible. Menurut (Wiwit Siswoutomo, 2010) Crystal Report dirancang untuk membuat laporan yang dapat digunakan dengan berbagai bahasa pemrograman, seperti Visual Basic.Net 2008 2.2.5.3 .NET FRAMEWORK Microsoft .Net Framework menurut (Junindar, 2008) adalah sebuah komponen yang dapat ditambahkan ke system operasi Microsoft Windows atau telah terintregitas ke dalam Windows (mulai dari Windows server 2003 dan versi- versi Windows Terbaru). Kerangka kerja ini menyediakan sejumlah besar solusi-solusi program untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum suatu program baru, dan mengatur eksekusi program-program yang ditulis secara khusus untuk framework ini. .Net Framework adalah kunci penawaran utama dari Microsoft, dan dimaksudkan untuk digunakan oleh sebagian besar aplikasiaplikasi baru yang dibuat untuk platform windows. Defenisi .Net Framework secara formal adalah platform yang memungkinkan kita untuk membangun 42 aplikasi dan library yang disebut dengan “managed applications” .Net Framework menyediakan compiler dan tools agar kita dapat membangun, debug, dan mengeksekusi managed applications. Jadi .Net adalah platform yang memberikan kita segala sesuatu yang diperlukan untuk membangun dan menjalankan Managed Application yang berjalan di Windows. Managed Application adalah eksekusi dari aplikasi tersebut yang diatur oleh .Net Framework yang menyediakan lingkungan runtime yang terkendali dan menyediakan sangat banyak variasi service seperti loading (memuat) aplikasi, mengatur memori, dan monitoring sekuritas dan integritas ketika aplikasi dijalankan sehingga lebih mudah dipelihara dab didebug. Pada dasarnya .Net terdiri dari dua komponen utama ; 1. Common Language Runtime (CLR) 2. .Net Framework Base Class Library 2.2.5.4 Microsoft SQL Server Menurut Connolly dan Begg (2002, p111), idealnya sebuah bahasa basis data harus memperbolehkan pengguna untuk: a. Menciptakan basis data dan struktur relasi. b. Mengerjakan tugas-tugas dasar manajemen data seperti penempatan, modifikasi, dan penghapusan data dari relasi. c. Mengerjakan kueri yang sederhana dan kompleks. Bahasa basis data harus mengerjakan tugas-tugas ini dengan usaha pengguna yang minimal, serta struktur perintah dan sintaksnya harus mudah dipelajari, juga harus portable, yaitu harus sesuai dengan standar yang ada sehingga dapat menggunakan struktur perintah dan sintaks yang sama ketika memindah DBMS satu ke DBMS lainnya dan SQL memenuhi persyaratan ini. 43 2.3 Kerangka Pikir Gambar 2.19 Kerangka Pikir 44