6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Hoffer, Prescott dan Topi (2009:46), data adalah representasi objek dan kejadian yang tersimpan dan mempunyai arti dan kepentingan kepada lingkungan pengguna. Menurut Frost dan Day (2006:6), data merupakan sesuatu yang mengacu pada nilai yang tersimpan dalam basis data. M enurut Connolly dan Begg (2010:70), Data adalah komponen yang paling penting dalam DBMS, berasal dari sudut pandang end-user. Data bertindak sebagai suatu jembatan yang menghubungkan antara mesin dengan pengguna. Menurut Turban, Rainer dan E.Porter (2009:6), data adalah fakta mentah atau deskripsi dasar dari benda, peristiwa, aktivitas dan transaksi yang didapatkan, direkam, disimpan, diklasifikasi tetapi belum terorganisir untuk menyampaikan suatu arti spesifik. Menurut O’Brien (2005:26), data merupakan fakta-fakta yang belum diproses, atau hasil dari observasi, yang berhubungan dengan fenomena fisik atau transaksitransaksi. 2.1.2 Informasi Menurut Khosrow-Pour (2009:599), informasi adalah suatu bentuk data yang memberikan suatu arti dengan mengurangi makna ganda, ketidak jelasan, atau ketidakpastian atau sebuah data yang mengindikasikan bahwa kondisi tersebut tidak diisyaratkan. Menurut Haag, Cummings dan McCubbery (2005:6), informasi adalah suatu data yang memiliki suatu arti dalam sebuah konteks tertentu. Menurut Kronke dan Auer (2010:5), informasi adalah pengetahuan yang berasal dari data, atau dalam definisi lain dapat disebut presentasi dari data yang mempunyai arti. 7 2.1.3 Sistem Menurut Gelinas dan Dull (2008:11), sistem adalah kumpulan dari elemen yang berdiri sendiri yang secara bersamaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem harus memiliki organisasi, hubungan, integrasi, dan tujuan utama. Menurut Hall (2011:5), secara umum sistem dapat dikatakan sebagai hasil penggambaran dari komputer dan pemograman. Sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen atau subsitem yang saling terkait untuk tujuan tertentu Menurut O’brien (2005:29), sistem didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling terkait, dengan batas yang jelas, bekerja sama untuk mencapai suatu serangkaian tujuan umum dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformai yang terorganisi Menurut William dan Sawyer (2011:492), sistem adalah kumpulan dari komponen – komponen yang saling berinteraksi untuk melakukan suatu tugas untuk mencapai suatu tujuan Menurut Khosrow-Pour(2009:111), sistem adalah sebuah kelompok yang terdiri dari modul – modul yang berinteraksi dan saling berbagi kerangka kerja umum dan memberikan sebuah tujuan umum 2.1.4 Sistem Informasi Menurut Laudon dan Laudon (2006:50), Sistem informasi adalah sebuah satu kesatuan dari komponen – komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan atau mengambil, memproses, menyimpan dan mendistribusi informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian didalam sebuah organisasi Turban, Rainer dan E.Porter(2009:20), Menjelaskan bahwa sebuah sistem informasi dapat mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu Gelinas dan Dull (2008:13), Sistem informasi adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang secara umum mengandung kumpulan dari komponen manual yang dibuat 8 untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola data dan untukmenyediakan informasi kepada pengguna. Hall (2011:7), menyatakan bahwa sistem informasi adalah kumpulan dari prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada pengguna. 2.1.5Database Menurut Connolly dan Begg (2010:65), database adalah kumpulan berbagi data dari data yang berelasi secara logical dan sebuah deskrisi dari data tersebut, dirancang untuk memebuhi kebutuhan informasi organisasi. Menurut Kroenke dan Auer (2010:8), database adalah kumpulan data yang saling berhubungan dan struktur lainnya. Menurut O’brien (2005:141), database adalah kumpulan elemen data terintegrasi yang berhubungan secara logical. Menurut Turban, Rainer dan E.Porter (2009:108), database adalah kumpulan dari file-file yang menyimpan data yang saling berelasi dan berasosiasi satu dengan yang lainnya. Dimana letak data tersebut disimpan dapat mempengaruhi kecepatan user untuk mengakses, waktu respon query, data entry, sekuriti dan biaya. 2.1.6 Database Management System (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2010:66), database management system(DBMS) adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna dapat mendefinisikan, membuat, merawat/memelihara, dan mengatur akses ke basis data. Menurut Hoffer, Prescott dan McFadden (2005:7) DBMS adalah sebuah piranti lunak yang digunakan untuk membuat, memelihara dan menyediakan akses control kepada pengguna basis data. Menurut Connolly dan Begg (2010:91-93), sub bahasa terdiri dari dua bagian yaitu : 9 1. Data Definition Language(DDL) Menurut Connolly dan Begg (2010: 92), Data Definiton Language adalah bahasa yang digunakan untuk database administratordan mengizinkan untuk mendeskripsikan suatu entitas, atribut yang saling terhubung dalam aplikasi yang saling bersamaan serta integritas data serta keamanan data. 2. Data Manipulation Language(DML) Menurut Connolly dan Begg (2010:92), Data Manipulation Language adalah suatu bahasa yang melakukan operasi-operasi standar pada data yang ada didalam basis data. Pengoperasian data yang akan dimanipulasi biasanya meliputi : 1. Pemasukan data baru ke dalam database 2. Menguah data yang disimpan ke dalam database 3. Pemanggilan data yang terdapat di dalam database 4. Penghapusan data dari database 2.1.6.1 Komponen DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010:68), sebuah DBMS memiliki komponen-komponen basis data, yaitu : - Perangkat Keras Database Management System (DBMS) dan aplikasi memerlukan perangkat keras menjalakannya agar sistem dapat berjalan dengan baik. - Perangkat Lunak Perangkat lunak yang menghubungkan Database Management System (DBMS) bersama sistem operasi dengan jaringan berjalan bersama melalui bahasa yang digunakan seperti Third Generation Programming Language (C, C#, C++, Java) 10 - Data Data merupakan bagian terpenting Database Management System (DBMS). Pada struktur basis data ada yang dinamakan skema, meta data, dan struktur data. - Prosedur Merupakan instruksi dan aturan yang diberikan dalam merancang basis data. Hal ini bertujuan untuk mengelola basis data untuk dijalankan pada sistem. - Orang Merupakan komponen yang dapat mempengaruhi sistem yang berjalan 2.1.6.2 Fungsi DBMS Menurut Kronke (2010:11), menjelaskan fungsi DBMS terdiri atas : - Membuat basis data - Membuat table - Membuat struktur pendunkung - Membaca data pada basis data - Memanipulasi data pada basis data (insert, update, delete) - Mengelola struktur basis data - Membuat aturan - Control Concurrency - Memfasilitasi keamanan, melakukan backup dan recovery 2.1.6.3 Keunggulan DBMS - Control terhadap pengulangan data (data redundancy) Database berusaha untuk menghilangkan pengulangan dengan mengintegrasikan file sehingga berbagai copy dari data yang sama tidak tersimpan, bagaimanapun juga pendekatan ini tidak menghilangkan pengulangan secara menyeluruh, tetapi mengendalikan jumlah pengulangan dalam database. Data yang konsisten Dengan menghilangkan atau mengendalikan pengulangan, kita telah mengurangi resiko ketidakkonsistenan yang terjadi.Jika item data disimpan 11 hanya sekali didalam database, maka berbagai update bagi nilai data tersebut harus dibuat hanya sekali dan dinilai baru tersebut harus tersedia dengan segera kepada semua pengguna.Jika item data disimpan lebih dari sekali, sistem dapat memastikan bahwa semua copy dari item tersebut tetap konsisten. Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama Dengan data operasional yang terintegrasi, hal ini memungkinkan bagi organisasi untuk mendapatkan informasi tambahan dari data yang sama. - Pembagian data (sharing of data) Database termasuk bagian dari keseluruhan organisasi dan dapat dibagikan oleh semua pengguna yang berotoritas. Dalam hal ini, banyak pengguna membagikan lebih banyak data. - Meningkatkan integritas data Integritas data mengacu pada validitas dan konsistensi data yang disimpan, integritas biasanya diekspresikan daam istilah batasan, yang berupa aturan konsisten yang tidak boleh dilanggar oleh database. Integritas memungkinkan DBA untuk menjelaskan, dan memungkinkan DBMS untuk membuat batas integritas. - Meningkatkan keamanan data Keamanan database yaitu melindungi database dari pengguna yang tak berotoritas. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sistem username dan password untuk mengidentifikasi orang yang berotoritas untuk menggunakan database. Akses pengguna yang berotoritas pada database mungkin dibatasi oleh jenis operasi seperti pengambilan, insert, update dan delete data. 12 - Penerapan standarisasi Integrasi memungkinkan DBA untuk mendefinisikan dan membuat standard yang diperlukan.Standard ini termasuk standard departemen, organisasi, nasional, atau internasional dalam hal format data, untuk menfasilitasi pertukaran data antara sistem, ketepatan, penamaan, standard dokumentasi, prosedur update dan aturan akses. - Pengurangan biaya Dengan menyatukan semua data operasional organisasi ke dalam suatu database dan pembuatan sekelompok aplikasi yang bekerja pada satu sumber data dapat menghasilkan total biaya yang lebih rendah. Sehingga biaya lainnya dapat digunakan untuk membeli konfigurasi sistem yang sesuai bagi kebutuhan organisasi. - Menyeimbangkan konflik kebutuhan Setiap pengguna mempunyai kebutuhan yang mungkin bertentangan dengan kebutuhan-kebutuhan pengguna lain. Sejak database dikendalikan oleh database administrator (DBA), DBA dapat membuat keputusan berkaitan dengan perancangan dan penggunaan operasional database yang menyediakan penggunaan terbaik dari sumberdaya bagi keseluruhan organisasi. - Meningkatkan kemampuan akses dan respon pada data. Dengan pengintegrasian data yang melintasi batasan departemen dapat secara langsung diakses pada penggunaan akhir, hal ini dapat menyediakan sebuah sistem dengan lebih banyak fungsi seperti fungsi untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada pengguna akhir atau klien organisasi. Banyak DBMS menyediakan query language yang memungkinkan pengguna untuk menanyakan pertanyaan ad hoc dan memperoleh informasi yang diperlukan dengan segera pada terminal mereka, tanpa memerlukan programmer menulis beberapa software untuk mengubah informasi ini dari database. 13 2.1.6.4 Kelemahan DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010 : 80) kelemahan dalam DBMS adalah sebagai berikut : - Kompleksitas Fungsi dari Database Management System (DBMS) yang baik menghasilkan kompleksitas struktur data dan perancang basis data harus menyesuaikan kekompleksitasan tersebut. - Ukuran Kompleksitas menyebabkan ukuran data menjadi besar sehingga membutuhkan media penyimpanan yang besar pula. - Biaya Biaya yang dibutuhkan untuk implementasi DBMS serta pemeliharaannya tidak sedikit. - Biaya tambahan hardware Biaya hardware tambahan untuk pengimplementasian DBMS tergolong besar. - Biaya konversi Biaya untuk DBMS, tambahan hardware dari yang lama menuju implementasi baru (konversi) besar. - Performa Secara umum memang baik tetapi dibuutuhkan berbagai aplikasi untuk mendukungnya. - Dampak kegagalan 14 Pemusatan sumber data untuk semua pengguna yang tersedia pada DBMS dapat menyebabkan kegagalan yang besar apabila pengelolaannya tidak tepat. 2.1.7 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010:71), untuk menyusun suatu struktur data yang diidentifikasi dalam tabel-tabel diperlukan suatu metode dalam perancangan basis data.Bagaimanapun juga dalam melakukan perancangan basis data dapat menjadi sangat kompleks.Untuk menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi diperlukan berbagai pendekatan dan metodologi yang berbeda agar basis data yang dihasilkan menjadi baik. Menurut Hoffer, Prescott dan Topi (2009:37), Perancangan basis data yang baik adalah perancangan basis data yang dibuat bersamaan dengan pembangun sistem informasi dengan terlebih dahulu dimulai dengan enterprise data modeling, dimana hal tersebut membatasi ruang lingkup atau cakupan dan konten umum dari basis data keseluruhan organisasi atau perusahaan. Menurut Connolly dan Begg (2010 : 321), ada 2(dua)pendekatan pada proses perancangan database, yaitu : 1. Bottom-up Bottom-up adalah pendekatan berdasarkan dari tingkat paling dasar dariattribute dimana melalui analisis gabungan antar attribute, dikelompokan ke dalam relasi yang merepresentasikan tipe dan hubungan antar entitas. 2. Top-down Top-down adalah pendekatan perancangan database yang berguna untuk mendesain secara kompleks dengan attribute yang banyak, dimana terdapat kesulitan untuk membangun functional dependencies di antara atribut-atribut. 15 2.1.7.1 Basis Data Konseptual Menurut Connolly dan Begg (2010:465), dalam bukunya menjelaskan bahwa basis data konseptual adalah membuat representasikonseptual dari basis data yang meliputi identifikasi entitasentitasyang penting, hubungan dan atributnya. Menurut Hoffer, Prescott dan Topi (2009:54), dalam bukunyamenjelaskan bahwa konseptual basis data adalah rincianspesifikasi dari keseluruhan struktur data organisasi yang terbebas dari basis data lainnya. Berikut adalah designkontemporer untuk merancang suatu basis data konseptual : - Memberikan ruang lingkup terhadap organiasi - Semua jenis entitas dan subentitas diperlukan - Semua relasi harus di dokumentasikan - Model memiliki seluruh atribut seperti primary keys dansecondary keys - Seluruh tipe data dan format, atribut, dan peraturan bisnisharus dirinci dan disimpan dalam tempat penyimpanan - Idealnya, konseptual basis data harus di normalisasiJadi, basis data konseptual adalah basis data yang dirancangmewakili entitas-entitas pada proses bisnis untuk menjelaskan entitias beserta hubungannya yangdigambarkan ke dalam ER Diagram. 2.1.7.2 Basis Data Logikal Menurut Connolly dan Begg (2010:465), untuk menterjemahkanrepresentasi konseptual ke dalam struktur logikal dari basis datayang meliputi perancangan hubungan-hubungannya diperlukan perancangan basis data logikal. Selain itu, dalam proses membangun sebuah model informasi yang digunakan dalam model informasi enterprise berdasarkan satu model data. Tetapiterbebas dari DBMS dan aspek fisikal lainnya.Tahapan padapembuatan basis data logikal adalah : - Memperoleh hubungan logikal data modelPada tahap ini kita harus memperoleh hubungan untukmerepresentasikan entitas, hubungannya, dan atributnya.Kita mendeskripsikan bagaimana hubungan diperoleh padastruktur tertentu yang terjadi didalam konseptual data model: 16 1. Tipe entitas kuat 2. Tipe entitas lemah 3. Tipe hubungan satu-ke-banyak (1:*) 4. Tipe hubungan satu-ke-satu (1:1) 5. Tipe hubungan satu-ke-satu (1:1) rekursif 6. Tipe hubungan superclass/subclass 7. Tipe hubungan banyak-ke-banyak (*:*) rekursif 8. Tipe hubungan yang kompleks 9. Atribut multi-valued - Memvalidasi hubungan menggunakan normalisasiPada tahap ini kita akan melakukan validasi terhadappengelompokan atribut pada tiap hubungan. Tujuan darinormalisasi ini adalah untuk memastikan bahwa relasitersebut memiliki nilai minimal yang cukup dari atributyang dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan data padasuatu perusahaan atau organisasi. Hal ini juga dapatdilakukan untuk mengurangi redundansi. - Memvalidasi hubungan terhadap transaksi penggunaTujuan utama dari tahap ini adalah untuk memvalidasilogikal data model dan memastikan bahwa modelmendukung transaksi yang dibutuhkan pengguna, sepertiyang sudah dirinci dalam user requirements. Disini kitaharus mengecek apakah terjadi error saat membuat relasiyang berkaitan dengan hubungan antar entitas. - Mengecek integritas constraints Pada tahap ini kita membuat constraint atau batasan padabasis data untuk menghindari terjadinya pemasukan datadengan format yang berbeda, salah, atau tidak lengkap. - Mengulas logical data model dengan pengguna Setelah seluruh tahapan tersebut selesai dibuat, makasekarang kita harus mengulas kembali logikal data modelyang telah kita buat dengan pengguna. Apakah sesuai dengan kebutuhan user atau tidak. 17 - Menggabungkan logikal data model ke dalam global model(opsional) Tahap ini menggabungkan logikal model menjadi globalmodel yang merepresentasikan seluruh pandangan userterhadap basis data. Jadi, tidak hanya dari salah satu sisipengguna saja. - Mengecek perkembangan ke masa depan Perlu di pertimbangkan bagaimana kedepannya basis datayang dirancang.Apakah mampu untuk mendukungkebutuhan perusahaan kedepannya. 2.1.7.3 Basis Data Fisikal Menurut Connolly dan Begg (2010:465).basis data fisikal adalah menentukan bagaimana struktur logikal diimplementasi secarafisik (sebagai base relation) ke dalam target DBMS. Prosesyang dihasilkan adalah deskripsi dari implementasi suatu basisdata pada penyimpanan kedua. Hal ini mendeskripsikan strukturpenyimpanan dan metode akses yang digunakan untukmengakses data secara efektif. Tahapan-tahapan yang ada dalam perancangan basisdata fisikal yaitu sebagai berikut: - Langkah 1 Menterjemahkan model data untuk target DBMS - Langkah 1.1 Mendesain relasi basenya - Langkah 1.2 Mendesain representasi dari derived data. - Langkah 1.3 Mendesain batasan umum - Langkah 2 Mendesain File organisasi dan indeks - Langkah 2.1 Menganalisis Transaksi - Langkah 2.2 Memilih file organisasi - Langkah 2.3 Memilih indeks - Langkah 2.4 Mengeliminasi - Langkah 3 Mendesain tampilan pengguna (user view) - Langkah 4 Mendesain mekanisme keamanan 18 2.1.8 Database Life Cycle Menurut Connolly dan Begg (2010:313), database Life Cycle adalah komponen dasar didalam sistem informasi suatu organisasi yang bertujuan untuk merencanakan dan merancang basis data dari tingkatan awal sampai akhir. Gambar 2.1 Database Lifecycle (Connolly dan Begg, 2010:314) 1. Perencanaan Basis Data (Database Planning) Menurut pendapat Connolly dan Begg(2010:313), Perencanaan basis data (database planning) merupakan aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan dari Database Application Lifecycle direalisasikan seefektif dan seefisien mungkin. Perencanaan basis data harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem dari organisasi. Terdapat 3 hal pokok yang berkaitan dengan strategi sisteminformasi yaitu: 19 - Identifikasi rencana dan sasaran dari perusahaan termasuk mengenaisistem informasi yang dibutuhkan. - Evaluasi sistem informasi yang ada untuk menetapkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki - Penaksiran kesempatan IT yang mungkin memberikan keuntungan Kompetitif 2. Definisi Sistem (System Definition) Menurut Connolly, Begg (2010:316), System Definition adalah suatu kegiatan yang menjelaskan batasan – batasan dan cakupandari aplikasi basis data dari sudut pandang pengguna (user view) yangutama. User view mendefinisikan apa yang diwajibkan dari suatu aplikasibasis data dari perspektif aturan kerja khusus (seperti manager atausupervisor) atau area aplikasi enterprise (seperti marketting, personnel, ataustock control). Aplikasi basis data dapat memiliki satu atau lebihuser view. Identifikasi user view, membantu memastikan bahwa tidak adauser utama dari suatu basis data yang terlupakan ketika pembuatanaplikasi baru yang dibutuhkan.User View juga membantu dalampengembangan aplikasi basis data yang rumit memungkinkan permintaan– permintaan dipecah kedalam bagian – bagian yang lebih sederhana. 3. Requirements Collection and Analysis Menurut Connolly dan Begg (2010:316) RequirementsCollection and Analysis merupakan suatu proses pengumpulan dananalisis informasi mengenai bagian organisasi yang didukung olehaplikasi basis data, dan menggunakan informasi tersebut untukidentifikasi kebutuhan pemakai akan sistem yang baru. Informasidikumpulkan untuk setiap user view utama meliputi : - Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan - Detail mengenai bagaiman data dihasilkan - Beberapa kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yangbaru. 20 4. Database Design Berdasarkan Connolly dan Begg (2010:320), Database Design merupakan suatu proses pembuatan sebuah desain basis data yangmendukung tujuan dan operasi basis data suatu perusahaan yangdibutuhkan. Tujuan utama dari data model adalah untuk membuat kita paham : - Setiap perspektif data dari pemakai - Penjelasan tentang data itu sendiri terlepas dari semua representasi fisikal - Penggunaan data pada beberapa user view Berdasarkan Connolly dan Begg (2010:322) didalam desain basisdata terdapat 3 fase yaitu: - Conceptual Database Design - Logical Database Design - Phisical Database Design 5. Pemilihan DBMS (DBMS Selection) Menurut Connolly dan Begg (2010:325) pemilihan DBMSdilakukan untuk memilih DBMS yang sesuai untuk mendukung aplikasibasis data, Menurut Connolly dan Begg (2010:326) Langkah utamadalam pemilihan DBMS : - Mendefinisikan istilah dari referensi berdasarkan penelitian - Membuat daftar dari dua atau tiga produk - Evaluasi produk - Rekomendasi pilihan dan membuat laporan 6. Application Design (Desain Aplikasi) Menurut Connolly dan Begg (2010:329) desain aplikasiadalah rancangan dari user interface dan program aplikasi yangdigunakan dan memproses basis data. Di dalam aplikasi desain terdapat 2 aspek utama: - Transaction Design Tindakan, atau serangkaian tindakan, yang dilakukan oleh single user atau program aplikasi, yang mengakses atau mengubah isi database 21 - User Interface Design Sebelum mengimplementasikan form atau report, pertama–tama yang harus dilakukan adalah mendesain tampilan. Berikut petunjuk dalam mendesain form atau report : - Meaningful title - Comprehensible instructions - Logical Grouping and sequencing of field - Visuallly appealing layout of the form / report - Familiar field label - Consistent terminology and abbreviations - Consistent use of color - Visible space and boundaries for data entry field - Convenient cursor movement - Error Correction for individual character entire field - Error message for unacceptable values - Optional field marked clearly - Explanatory message field - Completion signal 7. Prototyping Menurut Connolly dan Begg (2010:333) prototypingmerupakan pembuatan kerangka kerja dari sistem basis data. Pada kondisitertentu kita dapat memilih apakah akan membuat prototype ataulangsung mengimplementasikan sistem basis data. Suatu prototypemerupakan suatu model aplikasi basis data yang mempunyai semua corak yang diperlukan dan menyediakan kemampuan sistem. Berdasarkan Connolly dan Begg (2010:333), ada 2 cara strategimembuat prototype yaitu : - Requirement prototyping Untuk requirement prototyping digunakan prototype untukmenentukan kebutuhan suatu aplikasi basis data yang diusulkan danketika kebutuhan dirasakan sudah lengkap maka prototype tersebuttidak digunakan lagi 22 - Evolutionary prototyping Digunakan untuk tujuan yang sama, perbedaannya adalah bahwaprototype tidaklah dibuang. Tapi dikembangkan lebih lanjut menjadiaplikasi basis data. 8. Implementation Berdasarkan Connolly dan Begg (2010:333), implementationmerupakan perwujudan dari basis data dan desain aplikasi. Setelahmenyelesaikan tahap desain (dengan atau tanpa prototype), kini kitaberada dalam tahap implementasi basis data dan program aplikasi,implementasi basis data dicapai dengan menggunakan DDL, dari DBMSyang telah dipilih atau dengan menggunakan Graphical User Interface(GUI), masing – masing menyediakan fungsi ketika menyembunyikanpernyataan DDL yang tingkatannya rendah (low level). Pernyataan DDLdigunakan untuk menciptakan struktur basis data dan mengosongkan fileyang terdapat dalam basis data tersebut. User View juga diterapkan dalamlangkah implementasi. 9. Konversi data dan Loading (Data conversion and loading) Berdasarkan Connolly dan Begg (2010:334) data conversionand loading adalah pemindahan data yang ada ke dalam basis data yangbaru dan mengubah aplikasi yang sudah berjalan agar dapat digunakandalam basis data baru.Tahapan ini dibutuhkan hanya ketika sistem basisdata yang baru menggantikan basis data yang lama. Sekarang ini, sudahmenjadi hal yang biasa bagi sebuah DBMS untuk mempunyai utilitasyang memuat keseluruhan file yang ada ke dalam basis data yang baru. Utilitas biasanya membutuhkan spesifikasi dari sumber dan tujuannya,sehingga mengubah data sesuai denga format basis data yang baru. 10. Pengujian atau Testing Berdasarkan Connolly dan Begg (2010:334) pengujian dan testing adalah suatu proses melaksanakan program aplikasi dengan tujuan menemukan kesalahan dalam melakukan testing para pemakai sistem yang baru harus dilibatkan untuk menguji proses aplikasi dan basis data tersebut situasi yang ideal untuk pengujian sistem 23 adalah mempunyai suatu pengujian basis data pada suatu sistem perangkat keras yang terpisah tetapi ini sering tidak tersedia. Setelah pengujian diselesaikan maka aplikasi basis data ini telah siap digunakan. 11. Pemeliharaan Operational (Operational Maintenance) Berdasarkan Connolly dan Begg (2010:335) pemeliharaan operational adalah sebuah proses pemantauan dan pemeliharaan sistemberikut instalasi. Setelah melalui tahap-tahap sebelumnnya maka sistemsekarang telah pada tahap pemeliharaan yang melibatkan aktivitas berikut ini: - Mengawasi kinerja dari sistem jika performance jauh dibawah suatu tingkatan yang bisa diterima penyusunan basis data mungkin diperlukan. - Menjaga dan meningkatkan mutu aplikasi basis data (ketika diperlukan) kebutuhan baru disatukan kedalam aplikasi basis data yang mengikuti langkah-langkah sebelumnya yang terdapat dalamsiklus basis data. - Ketika aplikasi dilakukanmonitoring basis secara data dekat sedang beroperasi, perlu untuk memastikan bahwa performance dalam tingkatan yang bisa diterima. - Monitoring proses akan terus berlanjut sepanjang seluruh hidup suatuaplikasi basis data tersebut dan pada waktu tertentu boleh melakukan reorganisasi basis data untuk mencukupi kebutuhan dari sistem. Perubahan ini menyediakan informasi pada evolusi sistem dan sumber daya yang pada masa yang akan datang mungkin diperlukan. Hal ini memungkinkan database administrator untuk terlibat dalam perencanaan kapasitas dan untuk memberitahu staff senior siaga untuk melakukan penyesuaian rencana jika DBMS kekurangan kegunaan tertentu, database administrator dapat mengembangkan kegunaan yang diperlukan atau pembeli peralatan tambahan jika diperlukan. 24 2.1.9 Tiga Tingkatan Arsitektur ANSI-SPARC Menurut Connolly dan Begg (2010:86) bagian dari three-level architecture terdiri dari extenal, conceptual, dan internal level. Cara user melihat suatu data disebut bagian eksternal, cara DBMS dan sistem melihat suatu data disebut sebagai internal level, dimana data disimpan menggunakan sebuah struktur data dan file organization. Konseptual level ini menjelaskan data apa saja yang disimpan didalam database dan bagaimana hubungan antar datanya. Gambar 2.2 The Three-Level ANSI-SPARC Architecture (Connolly, Begg, 2010:87) Tujuan utama dari three-level architecture ini sebenarnya adalahuntuk memisahkan setiap hak akses user terhadap database dari keadaandatabase yang sebenarnya. Ada beberapa alasan yang mendasari haltersebut : - Setiap pengguna harus dapat mengakses data yang sama, tetapi memiliki pandangan yang berbeda disesuaikan dari data tersebut. - Setiap user harus mampu mengubah cara dia melihat data, dan perubahan ini harusnya tidak akan mempengaruhi pengguna lain. - Pengguna tidak harus berhubungan langsung dengan rincian penyimpanan database secara fisik, seperti pengindeksan atau hashing. 25 Dengan kata lain, interaksi pengguna dengan database harus independen dari berbagai pertimbangan penyimpanannya. - DBA harus mampu mengubah struktur penyimpanan database tanpa mempengaruhi pandangan pengguna. - Struktur internal dari database harusnya tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan pada aspek fisik dari penyimpanan, seperti pergantian ke perangkat penyimpanan baru. - DBA harus dapat mengubah struktur konseptual database tanpa mempengaruhi semua pengguna. 2.1.10 Fact-Finding Technique Menurut Connolly dan Begg (2010:317), di dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi dibutuhkan suatu teknik yang disebut dengan Fact-Finding Technique. Fact-Finding Technique adalah suatu teknik untuk mencari fakta guna mendukung informasi yang dikumpulkan. Ada 5 (lima) teknik dalam Fact-Finding Technique yang biasa dipakai untuk mencari fakta , kelima teknik itu adalah : - Examining Document Dalam proses ini analis mencari informasi tentang seberapa pentingkah kebutuhan akan basis data di dalam perusahaan atau organisasi. Proses mempelajari dokumentasi juga dapat mendukung dalam merespon kebutuhan untuk perbaikan dari sistem yang sudah berjalan. Dalam fase ini, dibutuhkan dokumentasi sistem yang sudah ada, surat-surat dalam proses bisnis, serta bentuk laporan yang sudah digunakan. - Interviewing Proses ini biasanya menutupi semua aspek pertanyaan yang perlu diajukan kepada responden. Wawancara adalah teknik paling umum dan paling berguna dalam pencarian fakta kepada perusahaan atau organisasi.Tetapi untuk melakukan wawancara yang baik dan mendapatkan hasil yang baik pula, dibutuhkan kemampuan komunikasi yang baik agar hasil dari pertanyaan yang diberikan kepada responden dapat diterima dengan jelas dan dapat dijawab dengan baik pula dan tepat sasaran.Saat melakukan wawancara, kita pun dapat mengetahui tingkat kebenaran atau ketepatan informasi yang diberikan kepada responden dengan melihat bahasa tubuh dari responden saat kita melakukan wawancara. 26 - Observing the enterprise in operation Dengan teknik ini, pengumpulan data dapat dilakukan dengan mengamati dan berbaur dengan para pelaku bisnis serta mengikuti proses bisnis yang berjalan pada perusahaan tersebut. Pengalaman yang didapatkan di lapangan berbeda dengan yang di informasikan oleh responded sehingga kita akan lebih mengerti mengenai proses bisnis dan masalah yang ada padanya. - Research Teknik ini dapat membantu dalam bagaimana pengaplikasian sistem yang akan dibuat, dan menemukan solusi dari permasalahan yang ada. Riset dilakukan dengan mencari informasi dalam buku referensi ataupun jurnal. Dari sumber tersebut mungkin dapat dapat ditemukan bagaimana suatu masalah yang sama diselesaikan, dan bisa dijadikan referensi dalam analisis dan perancangan yang akan dilakukan. - Questionnaires Teknik ini biasanya digunakan untuk mengumpulkan fakta dari responden yang jumlah nya banyak. Teknik ini akan lebih menghemat waktu dan uang daripada harus mewawancara seluruh responden satu per satu. Tetapi ada kekurangan yang signifikan dibandingkan dengan wawancara yaitu tingkat kebenaran dari informasi yang didapat hanya tertulis dan bisa saja responden menutupi informasi yang dianggap sensitif. 2.1.11 Normalisasi Menurut Connolly dan Begg (2010:376), normalisasi merupakan suatu teknik untuk menghasilkan suatu relasi yang sangat diperlukan dimana kebutuhan datanya diberikan oleh perusahaan. Dalam proses normalisasi membutuhkan beberapa tahap untuk dapat diimplementasikan. Tahap-tahap normalisasi menurut Connolly dan Begg (2010:430) adalah : a.Bentuk tidak normal (UNF) Merupakan bentuk normalisasi dimana terdapat tabel yang memiliki satu atau lebih data yang berulang. 27 b.Bentuk normal pertama (1NF) Merupakan bentuk normalisasi dimana data yang dikumpulkan menjadi satu Field yang sifatnya tidak akan berulang dan tiap field mempunyai satu nilai. c.Bentuk normal kedua (2NF) Merupakan bentuk normalisasi dimana field yang bukan kunci tergantung secara fungsi pada suatu primary key. d.Bentuk normal ketiga (3NF) Merupakan bentuk normalisasi dimana tidak ada field yang bukan primary key tergantungtransitive kepada primary key. 2.1.12 Entity Relationship Model Menurut Connolly dan Begg (2010:371), Entity Relationship Modelling adalah pendekatan top-down untuk merancang basis data yang dimulai dengan mengidentifikasi data-data penting yang disebut dengan entitas dan hubungannya di dalam pemodelan suatu data. 2.1.12.1 Entity Type Menurut Connolly dan Begg (2010:372), jenis entitas adalah sekumpulan objek dengan properties yang sama dan diidentifikasikan oleh perusahaan yang keberadaannya diakui secara independen. Menurut Connolly dan Begg (2010:383), jenis entitas atau Entity Type dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu : 1. Strong Entity Type Entitas yang tidak bergantung pada entitas lain. 2. Weak Entity Type Entitas yang bergantung pada entitas lain. 28 2.1.12.2 Relationship types Menurut Connolly dan Begg (20l0: 374), relationship types merupakan suatu hubungan antar entity types. Relationship Types direpresentasikan dalam bentuk diagram berubah garis lurus yang menghubungkan dua buat entity types, ditandai dengan nama dari relasi tersebut. Pada umumnya, relasi dinamai dengan kata kerja. Relationship Name Has Staff Branch Gambar 2.3 Relation Types (Connolly, Begg, 2010:376) Menurut Connoly dan Begg (20l0: 376), dalam relationship types terdapat degree of relationship type. Degree of relationship type merupakan jumlah tipe entitas yang terkait dalam relationship. Entitas yang terkait dalam relationship disebut dengan participants. Jadi, degree dari suatu relationship menunjukkan banyaknya entitas yang tergabung dalam suatu relationship. Terdapat 3 jenis degree of relationship, yaitu: - Binary Relationship Binary Relationship merupakan relationship yang mempunyai dua degree. PrivateOwner POwns PropertyForRent Gambar 2.4 Binary Relationship (Connolly, Begg, 2010:376) 29 - Ternary Relationship Ternary Relationship merupakan relationship yang mempunya tiga degree. Staff Register Branch Client Gambar 2.5 Ternary Relationship (Connolly, Begg, 2010:377) - Quarternary Relationship Quarternary Relationship merupakan relationship yang mempunya empat degree. Solicitor Buyer Register Bid Gambar 2.6 Quarternary Relationship (Connolly, Begg, 2010:377) Financial Institution 30 2.1.12.3 Atribut Menurut Connolly dan Begg (2010:379), Attributes adalah suatu property yang terdapat dalam suatu entitasAtribut dibagi menjadi 4(empat) tipe yaitu : 1. Composite Attributes composite Attribute merupakan atribut yang tersusun dari beberapa komponen dimana setiap komponennya tidak memiliki keterikatan satu sama lain. 2. Single-Valued Attributes Single-Valued Attributes merupakan atribut yang dapat menyimpan nilai secara tunggal dalam setiap tipe entitas sedangkan atribut multivalued dapat menyimpan lebih dari 1 (satu) nilai dalam setiap tipe entitas. 3. Multi-Valued Attributes Multi-Valued Attributes merupakan atribut yang memiliki banyak nilai dalam setiap suatu entitas. 4. Derived Attributes Derived Attributes merupakan atribut yang mewakili sebuah nilai yang diturunkan dari nilai atribut terkait atau sekumpulan atribut. Atribut yang terkait tersebut belum tentu dalam tipe entitas yang sama. 2.1.12.4 Keys Menurut Connolly, Begg (2010:381), Suatu penentuan kunci yang merupakan Hal paling essensial pada perancangan basis data relational.Key bukan hanya sebagai metode untuk mengakses suatubaris tertentu tetapi juga menjadi pengenal unit dalam suatu tabel. Menurut Connolly dan Begg (2010:150-151), relasional key dibagi menjadi beberapa jenis yaitu : 1. Superkey : Merupakan sebuah atribut atau sekelompok atribut yang mengidentifikasi secara unik tuple dalam relasi. Superkey yang mudah diidentifikasi adalah yang hanya berisi jumlah minimum atribut yang diperlukan. 31 2. Candidate Key : Merupakan superkey dalam relasi. Candidate key (K), bagi sebuah relasi (R) mempunyai dua sifat yaitu : - Keunikan : Dalam setiap tuple dari R, nilai dari K secara unik mengidentifikasituple tersebut. - Irreducibility : Tidak ada subset yang sesuai dari K yang mempunyai keunikan sifat. Ketika sebuah key terdiri dari lebih dari satu atribut kita sebut ini sebagai composite key. 3. Primary Key : Merupakan candidate key yang terpilih untukidentifikasi tuple secara unik dalam satu relasi. Sementaracandidate key yang tak terpilih sebagai primary key disebutalternate key. 4. Foreign Key : Merupakan sebuah atribut atau sekelompok atributdalam relasi yang dibandingkan dengan candidate key padabeberapa relasi. 2.1.12.5Strukturan Constraint Menurut Connolly dan Begg (2010:385), multiplicity adalah sejumlah kejadian yang mungkin terjadi dari entitas yang berhubungan dengan kejadian tunggal melalui relationship tertentu.Multiplicity menggambarkan bagaimana entitas saling dihubungkan. Ada tiga jenis relationship menurut Connolly-Begg (2010:386-389) yaitu : 1. One To One Relationship Gambar 2.7 one to one (Connolly, Begg, 2010:386) 32 2. One To Many Relationship Gambar 2.8 one to many (Connolly, Begg 2010:387) 3. Many To Many Relationship Gambar 2.9 many to many (Connolly, Begg 2010:388) 2.1.13 Rich Picture Menurut Mathiassen (2000:26) Rich Picture adalah sebuah gambaran informal yang menjelaskan tentang pemahaman ilustrasi terhadap suatu situasi dari sistem yang sedang 33 berlangsung. Rich Picture dapat digunakan sebagai alat yang berguna untuk menfasilitasi komunikasi baik antara pengguna dalam sistem. Gambar 2.10 rich picture (Mathiassen, 2000:26) 2.1.14 Problem Solving Menurut McLeod, Schell (2007:111) problem solving adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah – masalah yang terjadi dengan cara meminimalisir efek yang merugikan atau memaksimalkan kesempatan untuk menciptakan keuntungan. 2.1.15 State Transisition Diagram Menurut Whitten dan Bentley (2008:673), State Transition Diagram (STD) adalah suatu alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna. Notasi-notasi yang digunakan dalam STD yaitu : 1. Kotak digunakan untuk menggambarkan state sistem. 2.Anak panah menunjukkan arah perubahan state. 3.Kondisi dinyatakan dengan tulisan yang diberi garis bawah 34 4. Aksi dinyatakan dengan tulisan tanpa garis bawah. Biasanya terletak di bawah kondisi. Gambar 2.12 State Transition Diagram (Whitten, Bentley, 2007:664) 2.1.16 Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005:144) Activity Diagram adalah jenis diagram alur kerja yang menggambarkan kegiatan pengguna, orang yang melakukan aktivitas masing-masing dan aliran sekuensial kegiatan ini. 35 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Pengertian Puskemas Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991). Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 2.2.1.1 Fungsi dan Tugas Pokok Puskesmas Berdasarkan pada surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9/Menkes/SK/III/1982 tentang Sistem kesehatan Nasional (SKN) bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Puskesmas Kecamatan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitasi) yang dilakukan secara terpadu dengan upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) serta melaksanakan pemberdayaan Puskesmas Kelurahan Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud: Puskesmas Kecamatan mempunyai fungsi: a. Penyusunan rencana kerja dan anggaran Puskesmas Kecamatan b. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan c. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan d. Penyelenggaraan pelayanan medis umum 36 e. Penyelenggaraan asuhan keperawatan f. Penyelenggaraan pelayanan persalinan g. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut h. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan, kesehatan anak, penyakit dalam, mata dan telinga, hidung dan tenggorokan. i. Penyelenggaraan rawat inap terbatas j. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, radiologi, gizi, farmasi dan optik k. Penyelenggaraan pelayanan ambulan rujukan l. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana m. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi n. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam o. Penyelenggaraan pelayanan rujukan p. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan q. Penyelenggaraan pemberdayaan Puskesmas Kelurahan r. Penyelenggaraan pencatan medis s. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan kedokteran, perawatan keperawatan, peralatan perkantoran dan peralatan medis lainnya t. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu kesehatan u. Penyusunan estándar operasional prosedur v. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat, dan 37 kearsipan serta kebersihan, keamanan dan keindahan Puskesmas w. Pembinanan dan pengembangan kesehatan kerja x. Pemeriksaan jenasah y. Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas dan fungsi yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kelurahan z. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi Puskesmas Kecamatan aa. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas Kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap 3 (tiga) bulan Kepala Dinas Kesehatan melalui Kepala Suku Dinas Kesmas. 2.2.2 Pelayanan Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. 2.2.2.1 Pendaftaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:285), pendaftaran adalah proses, cara, perbuatan mendaftar (mendaftarkan), pencatatan nama, alamat dan sebagainya ke dalam daftar. 2.2.2.2 Rekam Medis Menurut Permenkes No.7491/PerMenkes/XII/1989, Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dokumen mengenai identitas pasien,hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada saran kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap. Menurut Waters dan Murphy 38 (2007), Rekam Medis adalahkompendium (ikhtisar) yang berisi informasi tentang keadaan pasien selama perawatan atau selama pemeliharaan kesehetan. Isi rekammedis meliputi : 1. Catatan, merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter dan dokter gigi maupun tenaga kesehatanlainnya sesuai dengan kompetensinya. 2. Dokumen, merupakan kelengkapan catatan tersebut, antara lain foto rontgen, hasil laboratorium keilmuannya. dan keterangan Penyelenggaraan lain rekam sesuai medis dengan pada kompetensi suatu sarana pelayanankesehatan merupakan salah satu indikator mutu pelayanan padainstitusi tersebut. Berdasarkan data pada rekam medis tersebut akan dapat dinilai apakah pelayanan yang diberikan sudah cukup baik mutunya atau tidak, serta apakah sudah sesuai standar atau tidak. Untuk itu lah, maka pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan merasa perlu mengatur tata cara penyelenggaraan rekam medis dalam suatu peraturan menteri kesehatan agar jelas ramburambunya,yaitu berupa Permenkes No.749a/PerMenkes/XII/1989. 2.2.3 Perawatan Menurut Lokakarya Keperawatan (1983) Perawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang menyeluruh ditunjukkan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Menurut Virginia Henderson (1978) Perawatan adalah upaya membantu individu baik yang sehat maupun sakit untuk menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya sehingga individu tersebut mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari, sembuh dari penyakit atau meninggal dunia dengan tenang. Tenaga perawat berperan menolong individu agar tidak menggantungkan diri pada bantuan orang lain dalam waktu secepat mungkin. 39 2.2.3.1 Rawat Jalan Pengertian Pelayanan Rawat Jalan Menurut Per [10] “Pelayanan Rawat Jalan adalah kegiatan fungsional yang dilakukan petugas medis, perawat dan / atau non medis yang melayani berbagai jenis pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Instalasi Rawat jalan (Poliklinik)”. 2.2.4 Pengobatan Menurut Zulkifli (2009), Pengobatan sendiri adalah upaya pengobatan sakit menggunakan obat tradisional atau cara tradisional tanpa petunjuk ahlinya. Menurut Supardi (2006), pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk tujuan pengobatan sakit tanpa resep atau nasihat dari tenaga medis. Menurut Kristina (2008), pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk mengurangi gejala penyakit ringan tanpa nasihat dokter. BPOM menyebutkan bahwa pengobatan sendiri adalah perawatan sendiri oleh masyarakat terhadap penyakit yang umum diderita, dengan menggunakan obat-obatan yang dijual bebas di pasaran atau obat keras yang bisa didapat tanpa resep dokter dan diserahkan oleh apoteker di apotek (BPOM, 2004) 2.2.4.1 Obat Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia. Meskipun obat dapat menyembuhkan penyakit, tetapi masih banyak juga orang yang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan dapat juga bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi, apabila obat salah digunakan dalam pengobatan atau dengan dosis yang berlebih maka akan menimbulkan keracunan dan bila dosisnya kecil tidak akan memperoleh penyembuhan Anief, M (1991:1). 40 Bahan obat jarang diberikan sendiri-sendiri, lebih sering merupakan suatu formula yang dikombinasi dengan satu atau lebih zat yang bukan obat yang bermanfaat untuk kegunaan farmasi. Bentuk-bentuk sediaan yang dapat digunakan beragam. Bentuk yang populer adalah tablet, kapsul, kaplet, suspense dan berbagai larutan sediaan farmasi (Ansel:1989). 2.2.4.2 Inventori Menurut Rangkuti dalam Reja (2008:146) inventory atau persediaan adalah sebagai suatu aktivitas yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.