BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengenalan Basis Data 2.1.1.1 Sistem Menurut Connolly dan Begg (2010:312), sistem adalah adalah suatu cara untuk mengumpulkan, mengatur, mengendalikan, dan menyebarkan informasi ke seluruh organisasi. 2.1.1.2 Data Menurut Conolly dan Begg (2010:70), data adalah komponen yang paling penting dalam DBMS, berasal dari sudut pandang end-user. 2.1.1.3 Basis Data Menurut Yakub (2008:2), basis data (database) merupakan sekumpulan data yang saling berhubungan (mempunyai relasi). Menurut Connolly dan Begg (2010:65), basis data adalah sekumpulan data yang terhubung secara logika, dan deskripsi dari data tersebut yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. 2.1.1.4 Pengertian Sistem Basis Data Menurut Yakub (2008:13), sistem basis data (database) adalah sistem yang terdiri dari kumpulan file atau tabel yang saling berhubungan dan memungkinkan beberapa pemakai mengakses dan memanipulasinya. Sistem basis data pada dasarnya adalah sistem penyimpanan record yang terkomputerisasi dimana tujuan sebenarnya adalah menyimpan 6 7 informasi dan membuat informasi tersebut selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Keseluruhan sistem terkomputerisasi tersebut memperbolehkan pengguna menelusuri kembali dan mengubah informasi tersebut sesuai kebutuhan. 2.1.1.5 Database Management System Menurut Connolly dan Begg (2010:66), Database Management System (DBMS) adalah sebuah sistem peranti lunak yang memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke basis data. Menurut Connolly dan Begg (2010:68), Database Management System (DBMS) memiliki komponen komponen utama dalam lingkungannya, terdapat lima komponen DBMS yaitu: 1. Hardware DBMS dan aplikasi membutuhkan hardware agar dapat dijalankan. Hardware dapat berkisar dari sebuah PC, sebuah mainframe, dan jaringan dari komputer-komputer. Hardware tertentu bergantung pada kebutuhan perusahaan dan DBMS yang digunakan. Beberapa DBMS hanya dapat bekerja pada hardware atau sistem operasi tertentu. DBMS membutuhkan jumlah minimum dari main memory dan space disk untuk bekerja. 2. Software Komponen software terdiri dari software DBMS itu sendiri dan program aplikasi, bersama dengan sistem operasi, termasuk network software jika DBMS digunakan pada jaringan. Pada umumnya, program aplikasi ditulis dalam bahasa pemrograman generasi ketiga (3GL), seperti C, C++, C#, Java, Visual Basic, COBOL, dan sebagainya. 3. Data Komponen terpenting dari DBMS, terutama dari sudut pandang end user, adalah data. Data bertindak sebagai jembatan antara komponen mesin 8 dan komponen manusia. Basis data memiliki baik data operasional dan metadata. Struktur dari basis data disebut skema. 4. Prosedur Prosedur merujuk pada instruksi dan aturan yang mengatur desain dan penggunaan dari basis data. 5. Manusia Komponen manusia terdiri dari: a. Data administrator adalah orang yang berwenang untuk mengatur sumber data termasuk merencanakan basis data, mengembangkan dan memelihara, kebijakan dan prosedur, dan desain konseptual atau logikal basis data. b. Database administrator adalah orang yang bertanggung jawab untuk realisasi fisikal dari basis data, termasuk desain fisikal basis data dan implementasi, kontrol keamanan dan integritas, memelihara sistem operasional, dan memastikan kepuasan performa aplikasi untuk user. c. Database designer terbagi menjadi dua yaitu logical database designer dan physical database designer. i. Logical database designer adalah orang yang mengidentifikasi data (entitas dan atribut), hubungan antar data, dan constraint data yang disimpan dalam basis data. Logical database designer harus memiliki secara menyeluruh dan mengerti sepenuhnya dari data perusahaan dan peraturan bisnis. Peraturan bisnis menjelaskan karakteristik utama dari data yang dilihat oleh perusahaan. ii. Physical database designer adalah orang yang memutuskan bagaimana desain logikal basis data direalisasikan. Hal ini termasuk mapping desain logikal basis data ke dalam tabel dan constraint yang terintegritas, memilih struktur penyimpanan spesifik dan metode akses untuk data 9 disimpan dalam performa yang baik, dan mendesain ukuran sekuritas yang dibutuhkan data. d. Application developer adalah orang yang bertanggung jawab mengimplementasikan program aplikasi yang menyediakan fungsionalitas yang dibutuhkan untuk end user setelah basis data diimplementasikan. e. End user merupakan pelanggan dari basis data yang telah dirancang dan diimplementasikan untuk menyediakan informasi. Pada umumnya, DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas berikut: 1. Query Processor, merupakan komponen utama dalam DBMS yang merubah query ke dalam bahasa instruksi tingkat rendah yang ditujukan untuk database manager. 2. Database Manager (DM), DM berhadapan dengan program aplikasi dan query yang diajukan oleh user. DM menerima query dan memeriksa skema eksternal dan konseptual untuk menentukan laporan konseptual apa yang dapat memenuhi permintaaan user. 3. File Manager, memanipulasi file-file dasar yang tersimpan dan mengatur alokasi tempat penyimpanan. 4. DML Processor, modul ini mengkonversikan pernyataan DML dalam program aplikasi ke dalam bentuk standar dari bahasa host. 5. DDL Compiler, mengkonversikan pernyataan DDL ke dalam sekumpulan tabel-tabel yang berisikan data-data. Tabel-tabel ini tersimpan di katalog sistem dan informasi pengawasannya disimpan pada file header data. 6. Catalog Manager, mengatur pengaksesan dan memelihara sistem katalog. Berikut ini terdapat beberapa kelebihan dari DBMS: a) Mengontrol redundansi data. 10 b) Data yang konsisten Dengan kontrol redundansi data maka akan mengurangi risiko terjadinya ketidak konsistenan data. c) Lebih banyak informasi yang diperoleh dari data yang sama Data operasional yang terintegrasi memungkinkan organisasi menerima infrormasi tambahan dari data yang sama. d) Data dapat digunakan secara bersama-sama oleh semua pengguna yang sah. e) Meningkatkan integritas data. f) Meningkatkan keamanan terhadap perlindungan basis data dari pengguna yang tidak sah. g) Mengijinkan database administrator (DBA) mendefinisikan dan menjalankan standart kebutuhan. h) Menghemat biaya dengan menggabungkan semua data operasional organisasi menjadi satu basis data. i) Menyeimbangkan kebutuhan antara satu pengguna dengan pengguna lainnya yang saling bertentangan. j) Meningkatkan pengaksesan data dan hasilnya. k) Meningkatkan produktifitas. l) Meningkatkan pemeliharaan melalui independency data. m) Meningkatkan concurrency Apabila terdapat dua atau lebih pengguna mengakses file yang sama, maka proses pengaksesannya tidak akan saling mengganggu. n) Meningkatkan backup dan recovery untuk kondisi apabila terjadi kegagalan sistem. Berikut ini terdapat beberapa kelemahan dari DBMS: a) Memiliki sistem perangkat lunak yang lebih kompleks. b) Membutuhkan ukuran yang lebih besar. c) Biaya yang dikeluarkan bergantung pada keadaan dan fungsi yang disediakan. 11 d) Membutuhkan biaya tambahan untuk perangkat keras. e) Biaya konversi untuk menjalankan DBMS baru. f) Performa yang kurang cepat karena aplikasi dibuat tidak spesifik melainkan umum. g) 2.1.1.6 Dampak yang luas jika terjadi kegagalan. Program Aplikasi Menurut Connolly dan Begg (2010:67), program aplikasi adalah sebuah program komputer yang berinteraksi dengan basis data dengan mengeluarkan permintaan yang sesuai (biasanya perintah SQL) kepada DBMS. 2.1.2 Relational Model Relational Model adalah sebuah model yang didasarkan pada konsep matematika dari sebuah relasi yang secara fisik direpresentasikan sebagai tabel. 2.1.2.1 Relational Data Structure Relation adalah sebuah tabel dengan baris dan kolom. Relational database adalah sekumpulan relasi yang ternormalisasi atau terstruktur secara tepat dengan nama relasi yang berbeda. Definisi-definisi lain yang terkait Relational Data Structure adalah: a. Attribute adalah nama kolom dari sebuah relasi. b. Domain adalah sekumpulan nilai yang diperkenankan untuk satu atau lebih atribut. c. Tuple adalah sebuah baris dari sebuah relasi. d. Degree adalah jumlah atribut pada sebuah relasi. e. Cardinality adalah jumlah tuple pada sebuah relasi. 12 2.1.2.2 Relational Keys Relational Keys yang ada antara lain: a. Super key adalah sebuah atribut atau sekumpulan atribut yang secara unik mengidentifikasikan sebuah tuple dalam sebuah relasi. b. Candidate key adalah sebuah superkey yang bukan merupakan bagian dari superkey dalam relasi. c. Primary key adalah candidate key yang terpilih untuk mengidentifikasikan tuples secara unik dalam relasi. d. Foreign key adalah sebuah atribut atau kumpulan dari atribut dalam sebuah relasi yang sesuai dengan candidate key dari beberapa relasi. e. Composite key adalah candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. 2.1.2.3 Integrity Constraint Integrity Constraint yang ada antara lain: a. Null, merupakan nilai untuk atribut yang saat ini tidak diketahui atau tidak berlaku untuk tupel ini. b. Entity integrity, dalam relasi dasar, atribut dari sebuah primary key tidak boleh null. c. Referential integrity, jika sebuah foreign key ada dalam suatu relasi, maka nilai foreign key akan dibandingkan dengan nilai candidate key dari beberapa tuple relasi itu sendiri atau nilai foreign key harus null seluruhnya. d. General constraint, aturan tambahan yang ditentukan oleh pengguna basis data yang mendefinisikan atau membatasi beberapa aspek dari perusahaan. 13 2.1.3 Database System Development Lifecylce Tahapan penerapan database application lifecycle menurut Connolly dan Begg (2010:313): Gambar 2.1 Database System Development Lifecycle 2.1.3.1 Database Planning Menurut Connolly dan Begg (2010:313-315), perancangan basis data adalah sebuah aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapantahapan dari aplikasi basis data terealisasi dengan seefektif dan seefisien 14 mungkin. Terdapat tiga hal penting yang menyangkut perumusan sebuah strategi sistem informasi, yaitu: a. Identifikasi rencana dan sasaran perusahaan dengan penentuan kebutuhan sistem informasi berikutnya. b. Evaluasi dari sistem informasi yang sedang berjalan untuk menentukan kelebihan dan kekurangan yang ada. c. Penafsiran peluang teknologi informasi yang mungkin memberikan keuntungan kompetitif. Langkah-langkah dalam perencanaan basis data: 1. Mendefinisikan mission statement dari proyek basis data. Mission statement ini menjelaskan tujuan utama dari aplikasi basis data. Sebuah mission statement membantu dalam mengklarifikasi tujuan dari proyek basis data dan menyediakan jalur yang lebih jelas dalam pembuatan aplikasi basis data yang dibutuhkan secara efektif dan efisien. 2. Mengidentifikasi mission objective, setiap mission objective harus mengidentifikasikan sebuah tugas tertentu yang harus didukung oleh basis data. Asumsinya, apabila basis data mendukung mission objective maka mission statement dapat tercapai. 2.1.3.2 System Definition Menurut Connolly dan Begg (2010:316), definisi sistem menggambarkan lingkup dan batasan dari aplikasi basis data dan user view yang utama. User view mendefinisikan apa yang dibutuhkan dari aplikasi basis data yang dilihat dari sudut pandang sebuah peran kerja (seperti manajer atau supervisor) atau area aplikasi (seperti marketing, personalia, atau kontrol stok). Identifikasi user view ini merupakan aspek yang penting dalam pengembangan sebuah aplikasi basis data karena user view membantu untuk 15 memastikan bahwa tidak ada pengguna utama yang terlupakan saat mengembangkan aplikasi yang baru. Selain itu, user view juga membantu dalam pengembangan aplikasi basis data yang relatif rumit dengan memungkinkan kebutuhan dipecah menjadi bagian-bagian yang dapat diatur. 2.1.3.3 Requirement Collection and Analysis Menurut Connolly dan Begg (2010:316-319), pengumpulan kebutuhan dan analisis data merupakan proses mengumpulkan dan menganalisis informasi yang berhubungan dengan bagian dari organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna dari sistem baru. 2.1.3.4 Database Design Menurut Connolly dan Begg (2010:320). Perancangan basis data merupakan proses untuk membuat rancangan untuk basis data yang akan mendukung operasi dan tujuan dari perusahaan. Terdapat empat pendekatan dalam perancangan basis data, yaitu: 1. Bottom up, pendekatan ini dimulai pada tingkat awal yang melewati analisis dari hubungan antar atribut dan cocok untuk mendesain basis data yang sederhana dengan jumlah atribut yang sedikit. 2. Top down, pendekatan ini dimulai dengan pengembagan model data yang mengandung beberapa entitas dan relasi tingkat tinggi yang kemudian akan mengidentifikasi entitas dan relasi tingkat rendah beserta atribut-atribut yang berkaitan. Pendekatan ini biasanya digambarkan dengan menggunakan konsep dari model EntityRelationship (ER), mulai dengan identifikasi entitas dan hubunganhubungan antar entitas, yang berhubungan dengan organisasi. 3. Inside out, pendekatan yang ada hubungannya dengan pendekatan bottom-up namun dibedakan dengan pendefinisian pertama untuk sekumpulan entitas utama. 16 4. Mixed strategy, pendekatan yang menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk berbagai bagian pada model sebelum nantinya akan dikombinasikan bersama. Menurut Connolly dan Begg (2010:322-324), database design dibagi dalam tiga tahap, yaitu Conceptual Database Design, Logical Database Design, dan Physical Database Design. 2.1.3.5 DBMS Selection Menurut Connolly dan Begg (2010:325-329). Tahap ini bertujuan untuk memilih DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi basis data Tahap-tahap utama untuk memilih DBMS: 1. Mendefinisikan persyaratan studi referensi Dibuat dengan menyatakan tujuan dan ruang lingkup pembelajaran tugas-tugas yang akan dikerjakan, penjelasan kriteria (berdasarkan spesifikasi kebutuhan pengguna) yang digunakan dalam mengevaluasi produk-produk DBMS, daftar produk-produk yang dimungkinkan, semua batasan-batasan dan skala waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran. 2. Mendaftar dua atau tiga produk Kriteria yang dianggap penting dalam keberhasilan implementasi dapat digunakan untuk membuat daftar produk-produk DBMS dalam evaluasi seperti dana yang tersedia, tingkat dukungan vendor, kecocokan dengan perangkat lunak lainnya, dan apakah produk hanya berjalan pada hardware tertentu. 3. Evaluasi produk Fitur-fitur yang digunakan dalam evaluasi produk-produk DBMS dikelompokkan menjadi definisi data, definisi fisik, kemampuan akses, penanganan, pengembangan, dan juga fitur-fitur lainnya. 17 4. Rekomendasi pilihan dan laporan produk Langkah terakhir dari pemilihan DBMS adalah mendokumentasikan prosesnya dan membuat pernyataan dalam penemuan dan rekomendasi pada produk DBMS tertentu. 2.1.3.6 Application Design Menurut Connolly dan Begg (2010:329), perancangan aplikasi merupakan perancangan tampilan antar muka dan aplikasi program yang digunakan dan memproses basis data. Terdapat dua aspek dalam perancangan aplikasi, yaitu: 1. Transaction Design, menurut Connoly dan Begg (2010:330), merupakan tindakan ataupun serangkaian tindakan yang dilakukan oleh satu pengguna ataupun program aplikasi, yang mengakses atau mengubah isi dari basis data). Terdapat tiga tipe utama dari transaksi, yaitu: a. Retrieval transaction digunakan untuk mengambil data untuk ditampilkan pada laporan atau layar. b. Update transactions digunakan untuk memasukkan, menghapus, dan mengubah data dalam basis data. c. 2. Mixed transaction meliputi transaksi retrieval dan update. User Interface Design, untuk meningkatkan kegunaan dari aplikasi, memiliki antarmuka yang dirancang dengan baik adalah syarat yang penting untuk dipenuhi. Eight golden rules merupakan panduan yang baik untuk merancang antarmuka aplikasi. Eight golden rules akan dibahas lebih detail pada Subbab 2.1.9. 18 2.1.3.7 Prototyping Menurut Connolly dan Begg (2010:333), prototyping yaitu pembuatan model kerja dari aplikasi basis data. Terdapat dua strategi prototyping, yaitu: 1. Requirements prototyping yaitu prototyping yang digunakan untuk mendefinisikan keperluan aplikasi basis data dan tidak akan digunakan kembali jika sudah memenuhi semua keperluan yang ada. 2. Evolutionary prototyping memiliki tujuan yang sama, tetapi prototyping tetap akan digunakan setelah mencapai tujuan keperluan sistem basis data dan prototyping tersebut akan dikembangkan lebih lanjut untuk sistem basis data. 2.1.3.8 Implementation Menurut Connolly dan Begg (2010:333-334), implementation yaitu realisasi fisikal dari basis data dan perancangan aplikasi. 2.1.3.9 Data Conversion and Loading Menurut Connolly dan Begg (2010:334), data conversion and loading yaitu proses memindahkan data sudah yang ada ke dalam basis data yang baru dan mengubah setiap aplikasi yang sudah ada untuk dapat berfungsi di dalam basis data baru. 2.1.3.10 Testing Menurut Connolly dan Begg (2010:334), testing yaitu proses menjalankan sistem basis data dengan tujuan untuk menemukan kesalahankesalahan. 19 2.1.3.11 Operational Maintenance Menurut Connolly dan Begg (2010:335), operational maintenance yaitu proses memantau dan memelihara sistem basis data setelah melakukan instalasi. Terdapat dua kegiatan yang berkaitan dalam tahapan ini, yaitu: 1. Mengawasi performa dari sistem. Jika performa berada di bawah standar, maka penyetelan dan reorganisasi basis data diperlukan. 2. Memelihara dan meningkatkan mutu sistem basis data. Kebutuhan baru digabungkan ke dalam sistem basis data dengan tahapan-tahapan lifecycle yang sebelumnya. 2.1.4 Teknik Fact Finding Menurut Connolly dan Begg (2010:341), fact finding yaitu proses formal dari penggunaan teknik, seperti wawancara dan kuesioner untuk mengumpulkan fakta tentang sistem, keperluan, dan preferensi. Terdapat lima teknik fact finding yang sering digunakan, yaitu: 1. Memeriksa Dokumentasi Memeriksa dokumentasi dapat sangat berguna ketika sedang mencoba untuk mendapatkan informasi mengenai seberapa perlu sebuah basis data dibuat. Dokumentasi juga dapat membantu menyediakan informasi mengenai bagian perusahaan yang terkait masalah. Dengan memeriksa dokumentasi, formulir, laporan, dan informasi yang terkait, sistem sebuah perusahaan bisa dipahami dalam waktu yang singkat. 2. Wawancara Wawancara merupakan teknik yang paling sering digunakan dan paling berguna. Tujuan melakukan wawancara yaitu untuk menemukan, memastikan fakta, melibatkan pengguna, dan mengumpulkan pendapat. 20 3. Observasi Observasi merupakan salah satu cara paling efektif dalam teknik fact finding untuk memahami sebuah sistem. Teknik ini dapat dilakukan dengan mengamati dan mempelajari seseorang yang sedang melakukan kegiatan yang berkaitan dengan sistem. 4. Kuesioner Kuesioner adalah dokumen yang bertujuan khusus yang memungkinkan fakta-fakta dikumpulkan dari sejumlah besar orang dengan tetap mengontrol respon mereka. Kuesioner merupakan teknik yang paling efisien untuk melibatkan responden dengan jumlah yang besar. 5. Penelitian Sebuah teknik fact finding yang berguna yaitu meneliti aplikasi dan masalah. Jurnal, buku-buku referensi, dan internet merupakan sumber yang membantu. 2.1.5 Entity Relational Modeling Menurut Connolly dan Begg (2010:371), Entity Relationship Modelling adalah salah satu bentuk pendekatan top-down dalam perancangan basis data yang dimulai dengan mengidentifikasi data-data penting yang disebut entitas dan hubungan (relationship) antara data-data tersebut harus direpresentasikan dalam sebuah model. 2.1.5.1 Entity Types Menurut Connoly dan Begg (2010:372), tipe entitas adalah sekumpulan objek yang memiliki sifat yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan dan memiliki keberadaan yang independen. Keberadaaan dari entitas yang independen ini dapat berupa fisik (nyata) maupun konseptual (abstrak). 21 Menurut lain Connolly dan Begg (2010:383), terdapat dua jenis entity types, yaitu: 1. Strong entity type, sebuah tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada entitas lain. 2. Weak entity type, sebuah tipe entitas yang keberadaannya bergantung pada entitas lain. 2.1.5.2 Relationship Types Menurut Connolly dan Begg (2010:374), tipe relationship merupakan sebuah hubungan yang memiliki arti di antara beberapa tipe entitas. Setiap tipe relasi diberi nama yang menjelaskan fungsinya. Relationship occurence merupakan sebuah hubungan yang dapat diidentifikasi secara unik, yang meliputi satu kejadian dari masing-masing tipe entitas yang berpartisipasi. Menurut Connolly dan Begg (2010:376), degree of a relationship type yaitu jumlah partisipasi tipe entitas dalam sebuah relasi. Terdapat beberapa jenis degree of a relationship type: 1. Binary, hubungan antar dua entitas. 2. Ternary, hubungan antar tiga entitas. 3. Quartenary, hubungan antar empat entitas. 4. Recursive atau unary, sebuah tipe relasi dengan satu tipe entitas yang berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda. 2.1.5.3 Attributes Menurut Connolly dan Begg (2010:379), atribut merupakan properti atau sifat dari sebuah entitas atau tipe relationship. Domain atribut merupakan suatu kumpulan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Atribut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 22 1. Simple attribute, atribut yang terdiri dari komponen tunggal dengan keberadaan yang independen dan tidak dapat dibagi lagi menjadi komponen yang lebih kecil. 2. Composite attribute, atribut yang terdiri dari beberapa komponen dengan keberadaan yang independen. 3. Single-valued attribute, atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian dari tipe entitas. 4. Multi-valued attribute, atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian dari tipe entitas. 5. Derived attribute, atribut yang mewakili sebuah atribut yang dihasilkan dari satu atau sekelompok atribut yang berhubungan, tidak harus pada tipe entitas yang sama. 2.1.5.4 Structural Constraints Menurut Connolly dan Begg (2010:385), batasan utama dari relationship disebut multiplicity, yang artinya jumlah dari kejadian-kejadian yang mungkin terjadi pada entitas yang berhubungan dengan kejadian tunggal dari entitas melalui relationship khusus. Terdapat tiga jenis relationship sesuai dengan batasan perusahaan, yaitu: 1. One to one (1:1) relationships Hubungan one-to-one terjadi ketika ada satu record dari tabel pertama yang berkorespondensi dengan satu record dari tabel lain. Contohnya setiap nama karyawan hanya memiliki satu nomor ID karyawan. 2. One to many (1:*) relationships Hubungan one-to-many terjadi ketika setiap record dalam tabel A bisa memiliki beberapa link dari tabel B namun masing-masing record dari tabel B hanya bisa berkorespondensi dengan satu record dari tabel A. Contohnya sebuah perusahaan dengan semua karyawannya bekerja di gedung 1 (merupakan tabel A). Nama gedung memiliki hubungan dengan banyak 23 karyawan (merupakan tabel B). Jadi, satu record dari tabel A, yaitu tabel nama gedung, memiliki relasi dengan banyak nama karyawan dari tabel B. 3. Many to many (*:*) relationships Hubungan many-to-many terjadi ketika setiap record dari tabel A memiliki hubungan dengan record-record yang ada di tabel B dan sebaliknya. Menurut Connolly dan Begg (2010:390), cardinality mendeskripsikan jumlah maksimum dari relationship occurrence yang mungkin terjadi untuk sebuah entitas yang berpartisipasi dalam tipe relasi dan participation menentukan sebagian atau sejumlah entity occurrence berpartisipasi dalam sebuah relasi. 2.1.5.5 Masalah dalam Model ER Menurut Connolly dan Begg (2010:392), connection traps adalah masalah yang terjadi ketika membuat model ER. Terdapat dua jenis connection traps, yaitu: 1. Fan trap, terjadi ketika sebuah model menampilkan sebuah relasi antar tipe entitas, tetapi jalur entity occurrence tidak jelas atau ambigu. 2. Chasm trap, terjadi ketika sebuah model memungkinkan timbulnya sebuah relasi antara dua tipe entitas, tetapi jalur tidak tersedia antar entity occurrence tertentu. 2.1.6 Metodologi Perancangan Basis Data Desain metodologi yaitu sebuah pendekatan terstruktur yang menggunakan bantuan prosedur, teknik, alat, dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan. Menurut Connolly dan Begg (2010:467), ada tiga tahapan dalam perancangan basis data antara lain adalah: 24 2.1.6.1 Perancangan Basis Data Konseptual Menurut Connolly and Begg (2010:467), conceptual database design yaitu proses membangun model data yang digunakan dalam suatu perusahaan dan independen dari semua pertimbangan fisik. Langkah-langkah membangun konseptual model: 1. Mengidentifikasi tipe-tipe entity Tujuannya untuk mengidentifikasi dan membuat kelas-kelas dari obyek yang ada berikut penjelasannya serta menentukan entitas utama yang dibutuhkan. 2. Mengidentifikasi tipe-tipe relationship Tujuannya untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan yang ada antara entitas yang telah diidentifikasikan. 3. Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut-atribut dengan tipe entity atau relationship Tujuannya untuk mengidentifikasikan dan menghubungkan atribut- atribut yang berkaitan dengan entitas atau tipe relationship yang telah sesuai. 4. Menentukan domain atribut Tujuannya untuk menetapkan domain untuk tiap-tiap atribut dalam model data konseptual lokal dan mendokumentasikan setiap detail dari domain. Suatu domain adalah suatu kelompok nilai yang dari mana satu atau lebih atribut mengambil nilainya. 5. Menentukan atribut Primary key dan Candidate key Tujuannya untuk menentukan candidate key dan primary key dari kumpulan atribut-atribut yang telah ditentukan pada tiap entitas. 6. Mempertimbangkan kegunaan dari konsep Enhanced Modeling (optional) Tujuannya untuk mengembangkan ER model dengan menggunakan 25 konsep enhanced modeling, seperti spesialisasi, generalisasi, penggabungan (aggregation), komposisi (composition). 7. Memeriksa model dari redundansi Tujuannya untuk memeriksa konsep model data apakah masih mengandung data maupun entitas serta atribut yang berulang atau tidak. 8. Memvalidasi data model konseptual lokal terhadap transaksi-transaksi user Tujuannya untuk memastikan model konseptual lokal mendukung transaksi yang dibutuhkan oleh pengguna. 9. Melakukan review model data konseptual dengan user Tujuannya untuk mengkaji ulang model data konseptual lokal dengan user untuk memastikan model tersebut adalah representasi sebenarnya dari view. 2.1.6.2 Perancangan Basis Data Logikal Menurut Connolly and Begg (2010:467), logical database design yaitu proses membangun model data yang digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan model data tertentu, tetapi independen dari DBMS yang dipilih dan pertimbangan fisik lainnya. Menurut Connolly and Begg (2010:490), langkah-langkah untuk membuat logical database design dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Menurunkan hubungan untuk model data logikal Tujuannya untuk menciptakan hubungan untuk model data logikal yang mewakili entitas, relasi, dan atribut yang telah diidentifikasi. Dalam menentukan relasi – relasi untuk model data logikal meliputi langkah – langkah sebagai berikut: a. Identifikasi Strong Entity b. Identifikasi Weak Entity 26 2. c. Pembentukan relasi biner one to many (1:*) d. Pembentukan relasi biner one to one (1:*) e. Relasi 1:1 Recursive f. Tipe Relasi superclass atau subclass g. Relasi biner many to many (*:*) h. Tipe relasi kompleks i. Atribut multivalue Validasi relasi dengan menggunakan normalisasi Tujuannya untuk memvalidasi hubungan dalam model data logikal menggunakan normalisasi. 3. Validasi relasi dengan user transaction Tujuan dari langkah ini yaitu memastikan bahwa relasi yang berada dalam model data logikal sudah mendukung keperluan transaksi. 4. Memeriksa Integrity Constraints Tujuannya untuk memeriksa kendala integritas dalam model data logikal. Integrity Constraints terdiri dari enam tipe, yaitu: 5. a. Required Data b. Attribute Domain Constraint c. Multiplicity d. Entity Integrity e. Referential Integrity f. General Constraint Review model data logikal dengan user Tujuannya untuk meninjau model data logikal dengan pengguna untuk memastikan bahwa mereka menganggap model untuk menjadi representasi dari kebutuhan data perusahaan. 6. Menggabungkan model data logikal ke dalam model global Tujuannya untuk menggabungkan model data logikal ke dalam model data tunggal logis yang mewakili pandangan semua pengguna database 27 untuk menggabungkan model data logikal ke dalam single global logical data model. 7. Mempertimbangkan perkembangan di masa depan Tujuan dari langkah ini yaitu menentukan perubahan yang signifikan pada masa mendatang dan menaksirkan kemungkinan untuk menangani perubahan tersebut. 2.1.6.3 Perancangan Basis Data Fisikal Menurut Connolly and Begg (2010:523), physical database design yaitu proses yang menghasilkan implementasi basis data pada penyimpanan sekunder, menggambarkan hubungan dasar, organization files, indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data, dan juga terdapat keamanan data. Menurut Connolly and Begg (2010:523), langkah-langkah dalam pembuatan physical database design adalah sebagai berikut: 1. Menerjemahkan model data logikal untuk DBMS yang digunakan Tujuannya untuk menghasilkan skema basis data relasional dari model data logikal yang dapat diimplementasikan dalam DBMS sasaran. Terdapat beberapa langkah dalam tahapan ini, yaitu: a. Merancang relasi-relasi dasar Tujuannya untuk memutuskan bagaimana mewakili basis relasi yang diidentifikasi dalam model data logikal dalam target DBMS. b. Merancang representasi data derived Tujuannya untuk memutuskan bagaimana mewakili data yang diperoleh dalam model data logikal dalam target DBMS. c. Merancang general constraint Tujuannya untuk merancang kendala umum untuk target DBMS. 28 2. Merancang organisasi file dan index Tujuannya untuk menentukan organization files yang optimal untuk menyimpan base relations dan indeks yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang dapat diterima. Terdapat beberapa langkah dari tahapan ini, yaitu: a. Menganalisa transaksi Tujuannya untuk memahami fungsi dari transaksi yang akan dijalankan pada database dan untuk menganalisis transaksi penting. b. Memilih organisasi file Tujuannya untuk menentukan organization files yang efisien untuk setiap base relations. c. Memilih index Tujuannya untuk menentukan penambahan indeks jika dapat meningkatkan kinerja. d. Memperkirakan kebutuhan disk space Tujuannya untuk memperkirakan jumlah ruang disk yang akan dibutuhkan oleh basis data. 3. Merancang user view Tujuannya untuk merancang pandangan pengguna yang diidentifikasi selama tahap pengumpulan dan analisis persyaratan database system development lifecycle. 4. Merancang mekanisme keamanan Tujuannya untuk merancang mekanisme keamanan untuk database seperti yang ditentukan oleh pengguna selama persyaratan dan mengumpulkan tahap database system development lifecycle. 5. Mempertimbangkan pengenalan redundansi terkontrol. Tujuannya untuk menentukan apakah memperkenalkan redundasi dengan cara terkontrol dan mengendurkan aturan normalisasi akan meningkatkan kinerja sistem. 29 6. Mengawasi dan mengendalikan sistem operasional. Tujuannya untuk mengawasi sistem operasional dan meningkatkan performa dari sistem untuk membenarkan keputusan desain yang tidak tepat atau perubahan kebutuhan. 2.1.7 Flowchart / Bagan Alir Data Menurut Mulyadi (2001:60), flowchart, atau biasa disebut dengan diagram alir, adalah bagan yang menggambarkan aliran dokumen dalam suatu sistem informasi. Adapun simbol yang digunakan dalam diagram aliran data antara lain: Tabel 2.1 Simbol-Simbol Flowchart Gambar Keterangan Terminator Simbol untuk menunjukkan awal atau akhir dari aliran proses. Process Simbol untuk menunjukkan sebuah langkah proses atau operasi. Umumnya, menggunakan kata kerja dalam deskripsi yang singkat dan jelas. Connector Decision Tanda panah yang menunjukkan arah aliran dari satu proses ke proses yang lain. Simbol untuk menunjukkan sebuah langkah pengambilan keputusan. 30 Gambar Keterangan Simbol untuk melambangkan arsip atau file yang disimpan sehingga tidak perlu ditambahkan kata file pada simbol tersebut. Off-line Storage Simbol untuk menunjukkan proses atau keberadaan dokumen. Document Simbol untuk menunjukkan data yang menjadi input atau output proses. Input/Output Connector (On-page) Off-page Connector Simbol untuk menghubungkan halaman sama. Simbol untuk menghubungkan simbol-simbol yang berada pada halaman yang berbeda. 2.1.8 State Transition Diagram Menurut Pressman (2010:317), State Transition Diagram (STD) menggambarkan kebiasaan dari suatu sistem dengan menggambarkan kondisi dan kejadian yang menyebabkan perubahan suatu kondisi. Terdapat beberapa komponen dalam membuat state transition diagram, yaitu: 1. State, menyatakan kondisi dari suatu sistem, terdapat dua jenis state, yaitu initial state atau kondisi awal dan final state atau kondisi akhir. State dilambangkan dengan gambar persegi. 31 2. State change, menyatakan perubahan dari sebuah kondisi ke kondisi yang lain dalam sebuah sistem. State change dilambangkan dengan arah panah. 3. Condition, menyatakan suatu kejadian pada lingkungan luar yang dapat dideteksi oleh sistem. 4. Action, menyatakan sesuatu yang dilakukan oleh sistem ketika terjadi sebuah perubahan kondisi. Action akan menghasilkan output, seperti pesan atau hasil kalkulasi pada layar. 2.1.9 Eight Golden Rules Menurut Shneiderman (2010:88-89), terdapat delapan aturan yang menjadi prinsip dasar dalam mendesain tampilan, yaitu: 1. Strive for consistency Konsistensi yang dimaksud yaitu konsistensi terhadap urutan tindakan, perintah, menu, tata letak, kapitalisasi, font, dan warna yang konsisten. 2. Cater to universal usability Mengenali kebutuhan pengguna yang beragam dengan memperhatikan kalangan yang akan menggunakan website kita dari rentang usia, pemula, dan lainlain. Menambahkan fitur, seperti penjelasan untuk pemula dan shortcut untuk dapat memaksimalkan kecepatan interaksi dan memperkaya desain interface website. 3. Offer informative feedback Untuk setiap aksi yang dilakukan user, harus ada umpan balik yang informatif dari sistem. Untuk aksi yang kecil dan sering dilakukan, respon yang diberikan dapat sederhana. Namun aksi yang major dan jarang dilakukan, respon harus lebih besar. Misalnya pada website binusmaya, ketika pertama kali kita LogIn di sebelah kanan atas dituliskan “good morning Lala“, itu merupakan salah satu contoh umpan balik bahwa kita telah berhasil masuk dalam binusmaya itu sendiri. Contoh lain yaitu ketika kita meng-upload tugas maka setelah upload berhasil maka ada pemberitahuan balik bahwa tugas sudah tersimpan dan dibagian tugas itu sendiri diberikan tanda check list berwarna biru. 32 4. Design dialogs to yield closure Urutan tindakan sebaiknya terorganisir, jelas awal, pertengahan dan akhirnya. Misalnya pada website binusmaya untuk melakukan tindakan upload tugas, urutannya telah jelas. 5. Prevent errors Sebisa mungkin, desain sistem dimana user tidak dapat membuat error yang serius. Jika user melakuan kesalahan, maka interface harus mendeteksi kesalahan dan memberikan instruksi spesifik yang sederhana sebagai solusi. Misalnya pada website binusmaya jika kita meng-upload tugas dengan ukuran melebihi batas maksimum, maka akan ada peringatan bahwa ukuran file terlalu besar atau jika format tidak sesuai maka akan ada pemberitahuan bahwa format yang digunakan tidak dikenal. 6. Permit easy reversal of actions Sebisa mungkin, aksi yang dilakukan dapat kembali ke tindakan yang sebelumnya, sehingga user tidak takut mengeksplorasi menu-menu yang belum diketahui oleh user. Seperti di setiap browser seperti Mozilla, dan Internet Explorer, dll, ada menu undo, atau back. 7. Support internal locus of control Pengguna menjadi pengontrol sistem bukan sistem yang mengontrol. Misalnya pada binusmaya, kita bebas memilih menu-menu yang telah disediakan. 8. Reduce short-term memory load Dirancang agar pengguna tidak perlu mengingat banyak perintah atau informasi dari halaman sebelumnya untuk digunakan di halaman selanjutnya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan tampilan yang sederhana, tampilan yang digabungkan dari beberapa halaman, urutan tindakan, dan penyediaan informasi yang diperlukan. 33 2.1.10 Internet Menurut Connolly dan Begg (2010:1024), internet adalah kumpulan jaringan komputer yang terhubung secara luas. 2.1.10.1 Sejarah Internet Menurut Dodd (2000:244), internet pertama kali dimulai pada tahun 1996 oleh badan pertahanan Projek Agensi yaitu, ARPANET, dalam sebuah ruangan komputer dalam suatu Universitas California Los Angeles. Inti dari sebuah internet adalah agar semua peneliti dapat berbagi informasi penelitian di mana saja. Pada tanggal 24 agustus 1994 dalam sebuah artikel network ARPANET diberi penghargaan karena dalam upaya menghemat pengeluaran pemerintah dengan cara berbagi informasi melalui internet tanpa harus membeli komputer masing-masing. 2.1.10.2 Web Database Menurut Connolly dan Begg (2010:1028), web yaitu sebuah sistem berbasis hypermedia yang menyediakan sarana informasi browsing pada internet dengan cara non sequential menggunakan hyperlinks. 2.1.10.3 World Wide Web Menurut Turban, Rainer dan Potter (2003:214), World Wide Web adalah sistem dengan standar yang diterima secara universal untuk menyimpan, menelusuri, memformat, dan menampilkan informasi melalui arsitektur client/server, menggunakan fungsi-fungsi transport dari internet. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Pembelian Menurut Mulyadi (2001:299), sistem pembelian digunakan perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan perusahaan. dalam 34 2.2.1.1 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pembelian Menurut Mulyadi (2001:303-305), jaringan prosedur yang membentuk sistem pembelian adalah: 1. Prosedur permintaan pembelian, dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. 2. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain untuk memungkinkan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. 3. Prosedur order pembelian, fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan. 4. Prosedur penerimaan barang, dalam prosedur ini fungsi pengiriman barang melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas dan mutu bahan yang diterima dari pemasok dan kemudian membuat penerimaan barang dari pemasok tersebut. 5. Prosedur pencatatan hutang, dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian dan menyelenggarakan pencatatan hutang atau pengarsipan dokumen sumber sebagai catatan hutang. 6. Prosedur distribusi pembelian, prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debit dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen. 35 2.2.1.2 Dokumen dalam Sistem Pembelian Beberapa dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian, yaitu: a. Surat permintaan pembelian b. Surat permintaan penawaran harga c. Surat order pembelian d. Laporan penerimaan barang e. Surat perubahan order pembelian f. Bukti kas keluar 2.2.2 Persediaan Menurut Mulyadi (2001:553), persediaan adalah bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya produksi. 2.2.2.1 Sistem dan prosedur yang membentuk sistem persediaan Menurut Mulyadi (2001:559), beberapa prosedur yang berkaitan dengan sistem persediaan, yaitu: 1. Prosedur pencatatan produk jadi Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini, dicatat harga pokok produk jadi yang di debitkan dalam rekening persediaan produk jadi dan dikreditkan kedalam rekening barang dalam proses. 2. Prosedur pencatatan harga produk jadi yang dijual Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem penjualan. 3. Prosedur pencatatan harga pokok jadi yang diterima kembali dari pembeli Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk salah satu sistem retur penjualan. Jika produk jadi yang telah dijual dikembalikan 36 oleh pembeli, maka transaksi retur penjualan ini akan mempengaruhi persediaan produk jadi, yaitu menambah kuantitas produk jadi dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian gudang dan harga pokok jadi yang dicatat oleh bagian kartu persediaan produk jadi. 4. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan produk dalam proses Pencatatan persediaan produk dalam proses umumnya dilakukan oleh perusahaan pada akhir periode, pada saat dibuat laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan tahunan. 5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem pembelian. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan yang dibeli. 6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem retur pembelian. Jika persediaan yang telah dibeli dikembalikan kepada pemasok, maka transaksi retur pembelian ini akan mempengaruhi persediaan yang bersangkutan, yaitu mengurangi kuantitas persediaan dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian gudang serta mengurangi kuantitas dan harga pokok persediaan dalam kartu penyediaan yang bersangkutan. 7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem akutansi biaya produksi. Dalam prosedur ini di catat harga pokok persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai pabrik, dan suku cadang yang digunakan dalam kegiatan proses produksi dan kegiatan non produksi. 8. Prosedur pengembalian barang gudang Prosedur ini melakukan transaksi pengembalian barang gudang, mengurangi biaya, dan menambah persediaan barang digudang. 37 9. Sistem perhitungan fisik persediaan Sistem perhitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan digudang. Hasilnya digunakan untuk meminta pertanggungjawaban bagian gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan dan pertanggungjawaban bagian kartu persediaan mengenai kendala catatan persediaan yang di selenggarakan, serta untuk melakukan penyesuaian terhadap catatan persediaan dibagian kartu persediaan. 2.2.3 Penjualan Menurut Mulyadi (2001:202), kegiatan penjualan terdiri dari penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah terpenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. 2.2.3.1 Jaringan prosedur yg membentuk Sistem Penjualan Menurut Mulyadi (2001:219), prosedur yang membentuk sistem penjualan, yaitu: 1. Prosedur order penjualan, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order. 2. Prosedur penagihan, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli. 3. Prosedur distribusi penjualan, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen. 4. Prosedur harga pokok penjualan, fungsi pencatatan secara periodik total harga produk yang dijual dalam periode tertentu. 38 2.2.4 Pemesanan Menurut Nickerson (2001:314), pemesanan adalah suatu proses permintaan produk atau jasa yang dilakukan oleh pelanggan atau customer. Untuk mendukung dari suatu proses pemesanan, dilakukan sebuah sistem pemesanan atau order system. Tujuan dari sistem pemesanan untuk menerima pemesanan dari pelanggan baik barang maupun jasa dan juga menyiapkan pesanan dalam suatu bentuk yang dapat digunakan dalam bisnis. 2.2.5 Produksi Menurut Nickerson (2001:318), produksi bertanggung jawab untuk memproduksi atau pembuatan barang-barang yang dijual bisnis tersebut. Produksi harus memperoleh bahan atau suku cadang yang diperlukan untuk memproduksi barang yang dijual. Menurut Mulyadi (2001:425), Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari kegiatan p roduksi adalah: 2.3 1. Order produksi yang belum selesai. 2. Order produksi yang telah selesai. 3. Harga pokok p roduk jadi. 4. Harga pokok p roduk y ang masih d alam proses pada saat tertentu. 5. Biaya menurut pusat biaya. Hasil Penelitian Untuk mendukung kelancaran proses perancangan basis data serta untuk mengetahui informasi lainnya, dua jurnal internasional dan sebuah jurnal nasional telah dikumpulkan, dibaca, dan dipelajari. Berikut merupakan hasil ringkasan dari ketiga jurnal yang didapatkan: 39 2.3.1 Study of the Characteristic and Information Architecture Model of Enterprise Web Application Tujuan dari perusahaan untuk membangun satu sistem aplikasi adalah untuk meningkatkan efisiensi dan pengendalian. Aplikasi yang berbasis web internet memungkinkan seluruh karyawan perusahaan yang berlokasi di daerah yang berbeda dapat berbagi sumber daya informasi yang sama, dan bekerja secara terkoordinasi dalam platform yang tergabung, dan pengguna tidak perlu mempertimbangkan lokasi fisik. Oleh karena itu, aplikasi web lebih mudah beradaptasi dengan pengembangan perusahaan dan harus menjadi pilihan aplikasi perusahaan. Aplikasi web perusahaan memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan aplikasi desktop. 2.3.2 Developing Web Application Aplikasi web mengacu pada aplikasi yang diakses melalui browser web melalui jaringan dan dikembangkan dengan menggunakan bahasa browser yang didukung (misalnya, HTML, JavaScript, PHP). Aplikasi web memerlukan pendekatan komprehensif yang mencakup banyak aspek, termasuk dimensi teknis, organisasi, dan hukum/filosofis. Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak web yaitu: 1. Menggunakan Flow Diagram Salah satu pendekatan untuk mengembangkan aplikasi web berorientasi layanan adalah untuk mengubah model bisnis ke bahasa komposisi yang mengimplementasikan proses bisnis dengan layanan web. Menggunakan flow sebagai pemahaman mendasar gagasan yang mendasari kegiatan bisnis. 2. Metode pemodelan konseptual telah digunakan untuk abstrak menjelaskan persyaratan untuk proses pengembangan perangkat lunak untuk web. 3. Untuk eksekusi, aplikasi web tergantung pada web browser dan mencakup banyak aplikasi akrab. 40 Dapat disimpulkan bahwa diusulkan menggunakan flow atau aliran sebagai pemahaman mendasar gagasan yang mendasari kegiatan bisnis. Dengan menggunakan flow yang menjadi dasar metode pemodelan konseptual memberikan dasar yang lebih kuat untuk pengembangan aplikasi web pada tahap awal desain. 2.3.3 Perancangan Sistem Basis Data pada Klinik Sistem basis data pada klinik dirancang untuk mendukung kebutuhan informasi klinik khususnya pada pendaftaran pasien dan pengobatan pasien. Alasan dalam merancang aplikas ini karena saat ini masih banyak klinik yang melakukan pendekatan berbasis file dalam mengelola data. Sehingga terdapat beberapa masalah yaitu data menjadi tersebar dan terisolasi sehingga sulit dalam melakukan pencarian dan mengontrol data, sehingga terdapat data yang sama dan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Dampak lain yaitu penurunan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data menggunakan teknik pencarian data yang meliputi wawancara, mempelajari dokumen, observasi, dan studi kepustakaan. Penelitian ini juga menggunakan metode analisis dan perancangan basis data yang mencakup perancangan basis data secara konseptual, logikal, dan fisikal. Dapat disimpulkan sistem basis data pada klinik dapat membantu dalam menghasilkan informasi yang cepat dan akurat dalam mendukung kegiatan operasional dan dalam pengambilan keputusan pada klinik.