BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori – teori umum
Pada subbab ini akan dijelaskan tentang teori – teori umum tentang
perancangan aplikasi basis data yang menjadi acuan dalam membuat skripsi
kami.
2.1.1 Sistem
Dalam suatu organisasi terdapat suatu sistem yang mengatur
jalannya proses bisnis perusahaan itu sendiri. Hal ini seperti yang
dikemukakan oleh
Whitten dan Bentley (2007; p6), Sistem adalah
sekelompok komponen yang saling berhubungan antara satu dan lainnya
yang mempunyai fungsi untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Definisi sistem tersebut diperkuat oleh Connolly dan Begg (2010; p316),
Sistem adalah mendeskripsikan cakupan dan batasan dari aplikasi basis
data, baik pengguna dan area aplikasi tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Sistem adalah suatu komponen
yang saling berhubungan dalam batasan tertentu yang mempunyai fungsi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.1.2 Manajemen
Setiap kegiatan dimana saja dan apa saja yang melibatkan orangorang dan memerlukan kerjasama, apakah itu kegiatan yang sifatnya profit
oriented atau non profit oriented, pasti sarat dengan manajemen, seperti
halnya mengelola, mengatur organisasi, ormas atau perkumpulan olah raga
11
12
dan lain sebagainya, baik pengelolaannya secara formal, modern atau
tradisonal karena pola intinya manajemen itu adalah “to manage”,
bagaimana mengatur, apa yang di atur dan siapa yang mengaturnya,
kemudian untuk apa hal itu diatur.
Menurut Robins dan Coulter (2005; p67), Manajemen didefinisikan
sebagai proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga
pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan
melalui orang.
Hal ini dikuat kan dengan pengertian menurut Dyck dan Neubert
(2009; p7), manajemen adalah proses perencanaan, peng-organisasian dan
pegendalian sumber daya organisasi manusia lainnya dengan pencapaian
tujuan organisasi yang efektif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi yang efektif.
2.1.3 Sistem Informasi
Banyak organisasi menganggap sistem informasi menjadi penting
untuk kemampuan mereka untuk bersaing atau mendapatkan keuntungan
kompetitif. Kebanyakan organisasi telah menyadari bahwa semua pekerja
perlu berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi. Oleh karena
itu, pengembangan sistem informasi adalah subjek yang relevan untuk
sebuah organisasi terlepas dari apakah atau tidak sebuah organisasi belajar
untuk menjadi sistem informasi yang profesional.
13
Pengertian Sistem Informasi menurut Rainer dan Cagielski (2010;
p38) adalah proses mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan
menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu.
Hal ini diperkuat oleh Gelinas, Dull dan Wheeler (2008; p13),
Sistem informasi adalah sistem buatan manusia yang secara umum terdiri
dari serangkaian komponen berbasis komputer dan manual yang
terintegrasi dibangun untuk mengumpulkan, menyimpan dan menangani
data serta menyediakan keluaran infomasi kepada pengguna.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, sistem informasi adalah sistem yang
dibangun oleh manusia untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalis
dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu.
2.1.4 Basis Data
Defnisi dari data yang tertanam dalam program agaknya tidak
memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut karena data tersebut
tidak disimpan dengan berbagai batasan yang teratur dan independent.
Karena hal tersebut, data harus disimpan dalam suatu media yang terdapat
kontrol akses dan kontrol terhadap manipulasi yang dilakukan oleh
program aplikasi yang diakses melalui orang lain. Media yang menyimpan
data data yang digunakan oleh program aplikasi untuk melakukan
pengolahan data disebut dengan basis data.
Basis data menurut Connolly dan Begg (2010; p65), Basis data
adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logikal dan
sebuah deskripsi data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
informasi suatu organisasi.
14
Hal ini dikuatkan oleh Hoffer, Prescott, dan Topi (2009; 59),
Basis data adalah kumpulan data relasi logikal dari data yang
terintegrogasi, biasanya dirancang untuk mempertemukan informasi yang
dibutuhkan oleh berbagai macam pengguna didalam sebuah organisasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Basis data adalah kumpulan data
yang saling terhubung secara logikal untuk memenuhi kebutuhan
informasi suatu organisasi untuk melakuka proses bisnis.
2.1.5 Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)
Untuk melakukan pengolahan dari data yang disimpan dalam basis
data dibutuhkan suatu sistem yang bisa membuat basis data dan juga
melakukan manipulasi agar data yang disimpan dalam basis data
mempunyai makna tertentu. Sistem yang digunakan untuk melakukan
manipulasi data dalam basis data disebut dengan Sistem Manajemen Basis
Data (DBMS).
Pengertian DBMS menurut Connolly dan Begg (2010; p66),
Sistem manajemen basis data adalah suatu sistem piranti lunak yang
memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan
mengendalikan akses terhadap basis data.
Fasilitas yang disediakan DBMS antara lain adalah :
1. Data Definition Language (DDL)
Memungkinkan user untuk membuat spesifikasi tipe data,
mendefinisikan basis data, struktur data dan constraint untuk disimpan
dalam basis data. Constaint merupakan peraturan konsistensi nilai
pada basis data yang tidak dapat dilanggar.
15
2. Data Menipulation Language (DML)
Memungkinkan user untuk melakukan insert, update, delete dan
mengirimkan atau mengambil data dari basis data.
2.1.6 Siklus Pengembangan Sistem Basis Data
Gambar 2.1 Siklus Basis Data
Sumber : Connolly and Begg (2010; p314)
16
Sebagai suatu sistem basis data yang menjadi dasar dari sistem
informasi seluruh organisasi yang lebih besar, siklus hidup pengembangan
sistem basis data inheren dikaitkan dengan siklus hidup sistem informasi.
Hal ini penting untuk mengenali bahwa tahap-tahap siklus hidup
pengembangan sistem basis data tidak secara ketat berurutan, tetapi
melibatkan beberapa jumlah tahap pengulangan sebelumnya melalui loop
umpan balik. Untuk sistem basis data kecil, dengan sejumlah kecil
pengguna, siklus hidup tidak menjadi sangat kompleks. Namun, ketika
merancang media untuk sistem basis data besar dengan puluhan hingga
ribuan pengguna, menggunakan ratusan query dan program aplikasi, siklus
hidup dapat menjadi sangat kompleks..
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai langkah – langkah dalam
mengembangkan aplikasi basis data menurut Connolly dan Begg (2010;
p314). Diantaranya :
1.
Database Planning
Menurut Connolly dan Begg (2010 ; p313), Perencanaan basis
data adalah aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan siklus
hidup sistem pengembangan basis data untuk direalisasikan seefisien
dan seefektif mungkin. Perencanaan basis data harus terintegrasi
dengan semua strategi sistem informasi dalam organisasi.
Terdapat 3 isi yang dilibatkan dalam memformulasikan
strategi sistem informasi yang dikemukakan oleh Connolly dan Begg;
(2010; p313), diantaranya :
a. Identifikasi rencana perusahaan dan tujuan dengan tekad
berikutnya dari sistem informasi yang dibutuhkan
17
b. Evaluasi sistem informasi saat ini untuk menentukan kekuatan
dan kelemahan yang ada
c. Penilaian
Teknologi
informasi
peluang
yang
mungkin
menghasilkan keunggulan kompetitif.
2. System Definitions
Menurut Connolly dan Begg (2010; p316), System definition
menjelaskan ruang lingkup dan batas-batas dari aplikasi basis data dan
pandangan pengguna utama.
3. Requirements collection and analysis
Menurut Connolly dan Begg (2010; p316) Requirements
collection and analysis merupakan proses mengumpulkan dan
menganalisis informasi tentang bagian dari organisasi yang akan
didukung oleh sistem basis data, dan menggunakan informasi ini
untuk mengidentifikasi persyaratan untuk sistem baru . Informasi
yang harus di kumpulkan diantarnya :
a.
Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan.
b.
Rincian tentang bagaimana data akan digunakan atau dihasilkan.
c.
Setiap persyaratan tambahan untuk sistem basis data baru.
Teknik untuk memperoleh informasi ini disebut teknik fact
finding yang dikemukakan oleh Connolly dan Begg (2010; p344),
yaitu :
•
Mempelajari dokumen
•
Wawancara
•
Observasi
18
•
Riset
•
Kuesioner
4. Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2010; p320), Database Design
merupakan proses menciptakan desain yang akan mendukung
pernyataan misi perusahaan dan tujuan misi untuk sistem basis data
yang diperlukan. Terdapat 3 fase tahapan dalam melakukan desain
basis data.
a. Conceptual database design adalah Proses pembangunan sebuah
model data yang digunakan dalam suatu perusahaan, bersifat
independen dari semua pertimbangan fisik.
b. Logical database design adalah proses pembangunan sebuah
model data yang digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan
pada model data yang spesifik, tetapi independen dari Database
Management System (DBMS) tertentu dan pertimbangan fisik
lainnya.
c. Physical database design adalah proses membuat penjelasan
implementasi
basis
data
pada
penyimpanan
sekunder,
menggambarkan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang
digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data, dan
setiap kendala integritas terkait dan langkah-langkah keamanan.
19
5. Database Management Selection(optional)
Pemilihan suatu DBMS yang tepat untuk mendukung sistem
basis data.
Gambar 2.2 Data Modelling and ANSI SPARC Architecture
Sumber : Connolly and Begg (2010 ; p325)
Menurut Connolly dan Begg(2010; p325), tahap tahap dalam
pemilihan DBMS yaitu :
a. Menentukan kerangka acuan penelitian.
b. Membatasi pilihan menjadi dua atau tiga pilihan
c. Mengevaluasi produk
d. Merekomendasikan pilihan dan hasil produk
6. Application design
Menurut Connolly dan Begg (2010; p329), pengertian
perancangan aplikasi yaitu desain user interface dan program aplikasi
yang digunakan untuk memproses basis data.
20
7. Prototyping (optional)
Menurut Connolly dan Begg (2010; p333). Prototyping
adalah membangun sebuah model kerja dari aplikasi basis data yang
mengizinkan pengguna untuk mengvisualisasikan dan mengevaluasi
gambaran sistem secara menyeluruh. Tujuan utama prototyping
adalah memungkinkan pengguna menggunakan fitur sistem aplikasi
basis data, apakah sudah bisa memenuhi persyaratan penggunaan
sistema oleh pengguna atau belum.
8. Implementation
Menurut Connolly dan Begg (2010; p333), Implementation
adalah realisasi fisik dari desain basis data dan aplikasi. Implementasi
basis data dapat dicapai dengan menggunakan DDL(Data Definition
Language) dari DBMS yang digunakan dan juga GUI(Graphical User
Interface). DDL digunakan untuk membuat struktur basis data dan
nilai dari tabel basis data yang kosong.
9. Data conversion and loading
Menurut Connolly dan Begg (2010; p334), data conversión
and loading adalah memindahkan data yang ada ke dalam sistem
basis data baru dan mengkonversi setiap aplikasi yang ada untuk
dijalankan sistem aplikasi basis data baru. Tahap ini digunakan ketika
sistem basis data baru menggantikan sistem basis data lama.
10. Testing
Menurut Connolly dan Begg (2010; p334), testing adalah
proses menjalankan sistem basis data dengan maksud menemukan
21
kesalahan yang terdapat dalam program aplikasi basis data dan
memvalidasi keinginan pengguna.
11. Operational maintenance
Menurut Connolly dan Begg (2010; p335), Operational
maintenance adalah proses pemantauan dan pemeliharaan sistem basis
data berikut instalasi dari aplikasi basis data yang telah dibangun.
2.1.7 Entity Relationship Modeling
Salah satu aspek yang sulit dari desain basis data adalah fakta
yang desainer, programmer, dan pengguna akhir untuk melihat data dan
kegunaannya di dalam berbagai cara. Untuk memastikan bahwa
perancangan basis data dapat menemukan pemahaman yang tepat dalam
pemahaman sifat data dan bagaimana data tersebut digunakan oleh
organisasi, dibutuhkan suatu model untuk komunikasi yang non-teknis
dan bebas dari ambiguitas. Entity Relationship Modelling adalah salah
satu cara untuk memodelkan data dalam perancangan basis data yang
dimulai dengan mengidentifikasi data penting yang disebut Entity dan
hubungan (relationship) antara data yang harus direpresentasikan dalam
model.
1. Entity Types
Menurut Connolly dan Begg (2010; p372), entity types adalah
sekumpulan objek yang telah ditentukan oleh perusahaan dengan
memiliki properti yang sama dan keberadaannya yang Independence.
Terdapat dua jenis tipe entitas yang dikemukakan oleh Connolly dan
Begg (2010; p383), yaitu:
22
•
Strong entity types, entitas yang keberadaannya tidak
bergantung pada entitas lainnya. Karakteristik dari strong
entity yaitu setiap entitas diidentifikasikan secara unik
menggunakan atribut dari primary key dari entitas tersebut.
•
Weak entity types, entitas yang keberadaannya bergantuk pada
entitas lainnya. Karakteristik dari weak entity yaitu setiap
entitas tidak bisa diidentifikasikan secara unik menggunakan
atribut yang terkait dengan entitas tersebut.
2. Relationship Types
Menurut Connolly dan Begg (2010; p374), relationship types
merupakan hubungan antara satu entitas dengan entitas. Menurut
Connolly dan Begg (2010; p375), relationship occurence adalah
suatu gabungan yang dapat diidentifikasikan secara unik termasuk
suatu kejadian dari setiap entitas yang berpartisipasi.
Derajat dari tipe relasi adalah jumlah jenis entitas yang
berpartisipasi dalam suatu hubungan. Entitas yang terlibat dalam
jenis hubungan tertentu disebut sebagai participant, sedangkan
jumlah peserta dalam suatu jenis relasi disebut derajat relasi. Oleh
karena itu, derajat relasi menunjukkan jumlah jenis entitas yang
terlibat dalam suatu relasi.
Derajat dari tipe relasi terbagi atas :
23
•
Binary
Gambar 2.3 Binary Relationship
Sumber : Connolly and Begg (2010 ; p376)
•
Ternary
Gambar 2.4 Ternary Relationship
Sumber : Connolly and Begg (2010 ; p377)
•
Querternary
Gambar 2.5 Querternary Relationship
Sumber : Connolly and Begg (2010 ; p378)
24
3. Attributes
Menurut Connolly dan Begg (2010; p379), Attribute adalah
sifat atau properti dari sebuah tipe entitas atau tipe relasi. Menurut
Connolly dan Begg (2010; p379), attribute domain
adalah
sekumpulan nilai yang mempunyai satu atau lebih atribut. Setiap
atribut yang dihubungkan dengan nilai – nilai tertentu disebut domain.
Terdapat beberapa macam atribut, diantaranya :
1. Simple and Composite Attribute
Menurut Connolly dan Begg (2010; p379), simple
Attribute adalah atribut yang disusun dari komponen tunggal.
Simple attribute tidak bisa dibagi menjadi komponen yang lebih
kecil lagi, dikenal juga sebagai atommic attributes.
Menurut Connolly dan Begg (2010; p380), composite
attribute adalah atribut yang disusun dari beberapa komponen.
Atribut ini dapat dibagi lagi menjadi komponen yang lebih kecil.
2. Single-valued and Multi-valued Attribute
Menurut Connolly dan Begg (2010; p380), singlevalued adalah atribut yang memiliki nilai tunggal pada suatu
tipe entitas, sedangkan multi-valued attribute adalah atribut
yang dapat memiliki beberapa nilai pada suatu tipe entitas.
3. Derived Attribute
Menurut Connolly dan Begg (2010; p380), derived
attribute adalah atribut yang memilki nilai yang diturunkan dari
satu atau beberapa atribut lainnya dan tidak harus berasal dari
entitas yang sama.
25
4. Keys
•
Candidate key
Menurut Connolly dan Begg (2010; p381), candidate
key
merupakan
sejumlah
kecil
atribut
yang
mengidentifikasikan setiap kejadian pada entitas secara
unik. Sebuah candidate key tidak boleh bernilai NULL dan
sebuah entitas boleh memiliki lebih dari satu candidate key.
•
Primary key
Menurut Connolly dan Begg (2010; p381), primary key
merupakan
candidate
key
yang
terpilih
untuk
mengidentifikasikan setiap kejadian pada entitas secara
unik.
•
Alternate key
Menurut Connolly dan Begg (2010; p381), alternate
key merupakan candidate key yang tidak terpilih menjadi
primary key.
•
Composite key
Menurut Connolly dan Begg (2010; p381), composite
key merupakan candidate key yang terdiri dari dua atau
lebih atribut.
26
5. Structural Constraints
•
Multiplicity (Connolly dan Begg; 2010; p385-p390)
1. One to One (1:1) Relationships
Gambar 2.6 One to One (1:1) Relationships
Sumber : Connolly and Begg (2010 ; p386)
2. One to Many (1:*) Relationships
Gambar 2.7 One to Many (1:*) Relationships
Sumber : Connolly and Begg (2010 ; p387)
27
3. Many to Many (*:*) Relationships
Gambar 2.8 Many to Many (*:*) Relationships
Sumber : Connolly and Begg (2010 ; p388)
2.1.8 Perancangan Basis Data
Metodologi desain terdiri dari fase yang masing-masing berisi
sejumlah langkah, yang membimbing desainer dalam teknik yang tepat
pada setiap tahapan proyek pengembangan suatu sistem dalam
perusahaan. Sebuah metodologi desain juga membantu desainer untuk
merencanakan, mengelola, mengendalikan, dan mengevaluasi proyekproyek pengembangan basis data.
Metodologi perancangan basis data adalah sebuah langkah –
langkah petunjuk terstruktur kepada 3 fase utama dalam desain basis data
yang dinamakan : perancangan konseptual, logikal dan fisikal (Connolly
dan Begg 2010; p465).
1. Perancangan Basis Data Konseptual
Langkah pertama dalam desain basis data konseptual
adalah untuk membangun satu (atau lebih) model konseptual data
kebutuhan data perusahaan. Sebuah model data konseptual terdiri
dari :
28
a. Tipe entitas;
b. Tipe relasi;
c. Atribut dan domain atribut
d. Primary key dan alternate key;
e. Integrity constraints.
Perancangan
basis
data
konseptual
adalah
proses
membangun suatu model data yang digunakan suatu perusahaan,
dan bersifat independen dari semua pertibangan fisik. Langkah –
langkah perancangan basis data konseptual yang dikemukakan
oleh Connolly dan Begg (2010; p467-p485) diantaranya :
•
Langkah 1.1
: Mengidentifikaskan tipe entitas yang
ada dalam suatu sistem basis data yang dibangun.
•
Langkah 1.2
: Mengidentifikasikan tipe relasi antara
beberapa tipe entitas yang telah teridentifikasikan.
•
Langkah 1.3
:
Mengidentifikasikan
dan
Mengasosiasikan atribut suatu entitas atau tipe relasi.
•
Langkah 1.4
: Menentukan domain atribut pada
model data konseptual.
•
Langkah 1.5
: Menentukan Candidate Key dan
Primary Key dari setiap tipe entitas, dan jika terdapat
lebih dari satu candidate key, maka dipilih satu menjadi
primary key dan sisanya menjadi alternate key.
•
Langkah 1.6
: Menggunakan Enhanced Modelling
Concepts seperti generalisasi, agregasi, dan komposisi,
langkah 1. 6 ini merupakan langkah optional.
29
•
Langkah 1.7
: Memeriksa Redudansi dengan melihat
relasi one-to-one dan menghilangkan relasi redudansi.
•
Langkah 1.8
: Mengvalidasi Model Konseptual Lokal
dengan transaksi pengguna yang tujuannya untuk
memastikan bahwa model data konseptual mendukung
kebutuhan transaksi oleh user.
•
Langkah 1.9 : Me-review Model Data Konseptual Lokal
dengan pengguna yang tujuannya memastikan bahwa
model yang dibangun sudah sesuai dengan yang diminta
oleh pengguna.
2. Perancangan basis data Logikal
Perancangan basis data logikal adalah proses membangun
suatu model data yang digunakan dalam suatu perusahaan
didasarkan
pada
model
data
tertentu
dengan
tujuan
menterjemahkan model data konseptual ke dalam model data
logikal, tetapi perancangan ini bersifat independen dari DBMS
tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. Langkah – langkah
perancangan basis data logikal yang dikemukakan oleh Connolly
dan Begg (2010; p490 - p518) diantaranya :
•
Langkah 2.1
: Menurunkan relasi untuk model data
logikal yang bertujuan untuk membuat suatu model data
logikal dari model data konseptual dan memvalidasikan
model
untuk
memastikan
strukturnya
benar
dan
mendukung transaksi yang diminta oleh pengguna.
30
Pendeskripsian dari penurunan relasi struktur model data,
antara lain :
o Tipe entitas kuat
o Tipe entitas lemah
o Tipe relasi binary one-to-many(1:*)
o Tipe relasi binary one-to-one(1:1)
o Tipe relasi rekursif one-to-one(1:1)
o Tipe relasi superclass/subclass
o Tipe relasi binary many-to-many(*:*)
o Tipe relasi kompleks
o Atrbut multi-valued
•
Langkah 2.2
:
mengvalidasi
relasi
dengan
normalisasi dengan menggunakan teknik normalisasi.
•
Langkah 2.3
: Mengvalidasi relasi dengan transaksi
pengguna yang tujuannya untuk memastikan bahwa
relasi pada model data logikal mendukung transaksi yang
diminta oleh pengguna.
•
Langkah 2.4
: Mendefinisikan kendala integritas
yang bertujuan mendefinisikan batasan – batasan yang
dapat diterapkan untuk mencegah basis data menjadi
tidak konsisten. Dalam hal ini ada enam tipe kendala
integritas, antara lain :
o Required data;
o Attribute domain constraints;
o Multiplicity;
31
o Entity integrity;
o Referential integrity;
o General constraints.
•
Langkah 2.5
: Me-review model data logikal dengan
pengguna dengan tujuan untuk memastikan bahwa model
data logikal telah merepresentasikan sesuai dengan
kebutuhan data dari perusahaan.
•
Langkah 2.6
: Menggabungkan model data logikal
individual menjadi sebuah model data global. Langkah –
langkah dalam menggabungkan model data logikal ke
dalam model data global diantaranya :
o Langkah 2.6.1
: Menggabungkan model data
logikal ke model global.
o Langkah 2.6.2
:
Mengvalidasi
model
data
logikal global dengan teknik normalisasi dan
memastikan bahwa relasi yang dibuat mendukung
transaksi.
o Langkah 2.6.3
: Me-review model data logikal
global dengan pengguna agar model data logikal
global yang dibuat merepresentasikan kebutuhan
data dari perusahaan.
•
Langkah 2.7
: Memeriksa kebutuhan pertumbuhan
pada masa yang akan datang untuk menentukan apakah
ada perubahan di masa yang akan datang.
32
3. Perancangan Basis Data Fisikal
Perancangan basis data fisikal adalah proses membuat suatu
deskripsi mengenai implementasi basis data pada penyimpanan
sekunder; menggambarkan basis relasi, organisasi file, dan indeks
yang digunakan untuk mencapai akses data yang efisien, dan
beberapa integritas terkait dengan pengukuran keamanan.
•
Langkah 3 : Menerjemahkan model data logikal ke
DBMS pilihan untuk menghasilkan skema relasional
basis data dari model data logikal yang dapat
diimplementasikan pada DBMS pilihan.
o Langkah 3.1:
Merancang
relasi
dasar
untuk
memutuskan bagaimana merepresentasikan relasi
dasar yang diidentifikasikan dalam model data
logikal pada DBMS pilihan.
o Langkah 3.2: Merancang representasi dari data
turunan
(Derived
Data)
untuk
memutuskan
bagaimana merepresentasikan semua data turunan
pada model data logikal pada DBMS pilihan.
o Langkah 3.3:
Merancang
batasan
umum
pada
DBMS pilihan.
•
Langkah 4: Merancang Organisasi File dan Indeks
Perancangan organisasi file dan indeks bertujuan
untuk menentukan pengorganisasian file yang optimal
untuk menyimpan relasi dasar dan indeks yang
diperlukan untuk mencapai performa yang diharapkan,
33
yaitu dengan cara menyimpan berbagai relasi dan tuples
pada media penyimpanan sekunder.
o Langkah 4.1:
memahami
Menganalisis
fungsi
dari
transaksi
suatu
transaksi
untuk
yang
dijalankan pada basis data dan untuk menganalisa
transaksi yang penting.
o Langkah 4.2:
Memilih
organisasi
file
untuk
menentukan organisasi file yang efektif untuk setiap
relasional data. Beberapa organisasi file yang ada
antara lain:
Heap
Hash
Indeced Sequential Access Method(ISAM)
B*-tree
Cluster
o Langkah 4.3: Memilih Indeks untuk menentukan
penambahan
indeks
dapat
meningkatkan
performansi dari suatu sistem.
o Langkah 4.4:
penyimpanan
Memperkirakan
yang
dibutuhkan
kapasistas
dengan
cara
mengestimasi kapasitas disk yang diperlukan untu
basis data
•
Langkah 5
: Merancang user view untuk setiap
tingkatan pengguna.
•
Langkah 6
: Merancang mekanisme keamanan.
34
2.1.9 Stakeholder
Dalam jalannya proses bisnis dalam organisasi terdapat
pemangku kepentingan yang disebut dengan stakeholder. Stakeholder
memiliki suatu pengaruh yang langsung ataupun tidak langsung
kinerja dalam organisasi.
Menurut Dyck and Neubert (2009; p14), Stakeholder adalah
sekelompok orang atau individu yang berada didalam atau diluar
lingkup organisasi yang secara langsung mempengaruhi organisasi.
Pengertian yang disebutkan sebelumnya diperkuat dengan
penuturan menurut Ireland, Hoskisson dan Hitt (2009; p20),
Stakeholder adalah sekelompok orang atau individu yang dapat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perusahaan dan memiliki
dampak terhadap kinerja perusahaan.
Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa,
Stakeholder
adalah
sekelompok orang atau individu yang mempengaruhi kinerja
organisasi secara langsung atau tidak langsung.
2.2 Teori – teori Khusus
2.2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan aset yang paling berharga
dalam perusahaan, tanpa manusia maka sumber daya perusahaan tidak
akan dapat mengahasilkan laba atau menambah nilainya sendiri.
Untuk mengatur sumber daya manusia dibutuhkan suatu manajemen
yang disebut dengan Manajemen Sumber Daya Manusia yang didasari
pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia, bukan
35
mesin, dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Manajemen
Sumber Daya Manusia berkaitan dengan kebijakan dan praktekpraktek yang perlu dilaksanakan oleh manajer, mengenai aspek-aspek
Sumber Daya Manusia dari Manajemen Kerja.
Menurut Noe, Hollenbeck, Gerhart dan Wright (2007; p2),
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah kebijakan dan sistem yang
mempengaruhi perilaku, sikap dan kinerja karyawan.
Hal ini diperkuat oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008; p1),
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari ilmu
manajemen yang memfokuskan perhatiannya kepada pengaturan
peranan sumber daya manusia dalam kegiatan suatu organisasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Manajemen Sumber Daya
Manusia
adalah
pengaturan
sumber
daya
manusia
yang
mempengaruhi kinerja karyawan dalam organisasi yang akan
memberikan nilai pada organisasi dimana karyawan berada.
2.2.2 Pelatihan
Setelah dilakukan seleksi untuk memilih karyawan yang layak
diterima oleh suatu perusahaan, maka karyawan yang telah terpilih
tersebut memerlukan pelatihan yang berguna untuk karyawan agar
mengetahui apa saja pekerjaan yang harus dilakukannya kelak.
Menurut Noe, Hollenbeck, dan Gerhart, Wright (2007; p8),
Pelatihan adalah suatu upaya terencana yang memungkinkan
karyawan
untuk
mempelajari
keterampilan, dan perilaku.
pengetahuan
pekerjaan
terkait
36
Menurut Dessler (2011; p270), Pelatihan mengacu pada
metode metode yang digunakan untuk memberikan karyawan baru
tentang keahlian keahlian yang mereka perlukan untuk melakukan
pekerjaannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Pelatihan merupakan suatu
kegiatan dimana memungkinkan karyawan untuk mempelajari
keahlian
keahlian
yang
mereka
perlukan
untuk
melakukan
pekerjaannya.
2.2.3 World Wide Web
Terdapat suatu ruang informasi yang digunakan dalam internet
yang berguna untuk mengidentifikasikan sumber dari alamat web
yang ada.
Menurut Chaffey (2009; p4), World Wide Web atau Web
merupakan teknik paling umum untuk mempublikasikan informasi
pada internet, web dapat mengakses melalui web browser yang
menampilkan halaman-halaman web dari grafik embedded dan
HTML/XML-encoded text
Pengertian yang sebelumnya disebutkan diperkuat dalam buku
McLeod dan Schell (2007; p60) World Wide adalah informasi yang
dapat diakses melalui internet, dimana dokumen hypermedia disimpan
dan kemudian dipanggil dengan skema alamat yang unik
Jadi dapat disimpulkan bahwa, World Wide merupakan suatu
teknik mempublikasikan informasi pada internet dimana dokumen
hypermedia disimpan dan kemudian dipanggil dengan skema alamat
yang unik
37
2.2.4 PHP
Menurut Valade dan Ballad (2008; p1), PHP merupakan
bahasa yang digunakan untuk menulis skrip yang melakukan tugas
yang dibutuhkan dalam website anda. Skrip menciptakan tampilan
yang pengguna lihat di dalam jendela browser.
Menurut Davis dan Phillips, PHP merupakan bahasa
pemrograman yang dirancang untuk menghasilkan halaman web
interaktif pada web server.
Jadi dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan bahasa
pemrograman yang mempunyai skrip untuk menghasilkan halaman
web.
2.2.5 MySQL
Menurut Valade dan Ballad (2008; p1), mysql merupakan
dbms yang digunakan untuk menyimpan data. Skrip dari mysql dapat
menyimpan informasi dalam database atau mengambil informasi
dalam database.
Download