BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori umum Pada subbab ini akan dijelaskan tentang teori – teori umum tentang perancangan aplikasi basis data yang menjadi acuan dalam membuat skripsi kami. 2.1.1 Sistem Dalam suatu organisasi terdapat suatu sistem yang mengatur jalannya proses bisnis perusahaan itu sendiri. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Whitten dan Bentley (2007; p6), Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan antara satu dan lainnya yang mempunyai fungsi untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Definisi sistem tersebut diperkuat oleh Connolly dan Begg (2010; p316), Sistem adalah mendeskripsikan cakupan dan batasan dari aplikasi basis data, baik pengguna dan area aplikasi tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa, Sistem adalah suatu komponen yang saling berhubungan dalam batasan tertentu yang mempunyai fungsi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2.1.2 Manajemen Setiap kegiatan dimana saja dan apa saja yang melibatkan orangorang dan memerlukan kerjasama, apakah itu kegiatan yang sifatnya profit oriented atau non profit oriented, pasti sarat dengan manajemen, seperti halnya mengelola, mengatur organisasi, ormas atau perkumpulan olah raga 11 12 dan lain sebagainya, baik pengelolaannya secara formal, modern atau tradisonal karena pola intinya manajemen itu adalah “to manage”, bagaimana mengatur, apa yang di atur dan siapa yang mengaturnya, kemudian untuk apa hal itu diatur. Menurut Robins dan Coulter (2005; p67), Manajemen didefinisikan sebagai proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang. Hal ini dikuat kan dengan pengertian menurut Dyck dan Neubert (2009; p7), manajemen adalah proses perencanaan, peng-organisasian dan pegendalian sumber daya organisasi manusia lainnya dengan pencapaian tujuan organisasi yang efektif. Jadi dapat disimpulkan bahwa, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang efektif. 2.1.3 Sistem Informasi Banyak organisasi menganggap sistem informasi menjadi penting untuk kemampuan mereka untuk bersaing atau mendapatkan keuntungan kompetitif. Kebanyakan organisasi telah menyadari bahwa semua pekerja perlu berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi. Oleh karena itu, pengembangan sistem informasi adalah subjek yang relevan untuk sebuah organisasi terlepas dari apakah atau tidak sebuah organisasi belajar untuk menjadi sistem informasi yang profesional. 13 Pengertian Sistem Informasi menurut Rainer dan Cagielski (2010; p38) adalah proses mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Hal ini diperkuat oleh Gelinas, Dull dan Wheeler (2008; p13), Sistem informasi adalah sistem buatan manusia yang secara umum terdiri dari serangkaian komponen berbasis komputer dan manual yang terintegrasi dibangun untuk mengumpulkan, menyimpan dan menangani data serta menyediakan keluaran infomasi kepada pengguna. Jadi dapat disimpulkan bahwa, sistem informasi adalah sistem yang dibangun oleh manusia untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalis dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. 2.1.4 Basis Data Defnisi dari data yang tertanam dalam program agaknya tidak memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut karena data tersebut tidak disimpan dengan berbagai batasan yang teratur dan independent. Karena hal tersebut, data harus disimpan dalam suatu media yang terdapat kontrol akses dan kontrol terhadap manipulasi yang dilakukan oleh program aplikasi yang diakses melalui orang lain. Media yang menyimpan data data yang digunakan oleh program aplikasi untuk melakukan pengolahan data disebut dengan basis data. Basis data menurut Connolly dan Begg (2010; p65), Basis data adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logikal dan sebuah deskripsi data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi. 14 Hal ini dikuatkan oleh Hoffer, Prescott, dan Topi (2009; 59), Basis data adalah kumpulan data relasi logikal dari data yang terintegrogasi, biasanya dirancang untuk mempertemukan informasi yang dibutuhkan oleh berbagai macam pengguna didalam sebuah organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa, Basis data adalah kumpulan data yang saling terhubung secara logikal untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi untuk melakuka proses bisnis. 2.1.5 Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Untuk melakukan pengolahan dari data yang disimpan dalam basis data dibutuhkan suatu sistem yang bisa membuat basis data dan juga melakukan manipulasi agar data yang disimpan dalam basis data mempunyai makna tertentu. Sistem yang digunakan untuk melakukan manipulasi data dalam basis data disebut dengan Sistem Manajemen Basis Data (DBMS). Pengertian DBMS menurut Connolly dan Begg (2010; p66), Sistem manajemen basis data adalah suatu sistem piranti lunak yang memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengendalikan akses terhadap basis data. Fasilitas yang disediakan DBMS antara lain adalah : 1. Data Definition Language (DDL) Memungkinkan user untuk membuat spesifikasi tipe data, mendefinisikan basis data, struktur data dan constraint untuk disimpan dalam basis data. Constaint merupakan peraturan konsistensi nilai pada basis data yang tidak dapat dilanggar. 15 2. Data Menipulation Language (DML) Memungkinkan user untuk melakukan insert, update, delete dan mengirimkan atau mengambil data dari basis data. 2.1.6 Siklus Pengembangan Sistem Basis Data Gambar 2.1 Siklus Basis Data Sumber : Connolly and Begg (2010; p314) 16 Sebagai suatu sistem basis data yang menjadi dasar dari sistem informasi seluruh organisasi yang lebih besar, siklus hidup pengembangan sistem basis data inheren dikaitkan dengan siklus hidup sistem informasi. Hal ini penting untuk mengenali bahwa tahap-tahap siklus hidup pengembangan sistem basis data tidak secara ketat berurutan, tetapi melibatkan beberapa jumlah tahap pengulangan sebelumnya melalui loop umpan balik. Untuk sistem basis data kecil, dengan sejumlah kecil pengguna, siklus hidup tidak menjadi sangat kompleks. Namun, ketika merancang media untuk sistem basis data besar dengan puluhan hingga ribuan pengguna, menggunakan ratusan query dan program aplikasi, siklus hidup dapat menjadi sangat kompleks.. Pada sub bab ini akan dibahas mengenai langkah – langkah dalam mengembangkan aplikasi basis data menurut Connolly dan Begg (2010; p314). Diantaranya : 1. Database Planning Menurut Connolly dan Begg (2010 ; p313), Perencanaan basis data adalah aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan siklus hidup sistem pengembangan basis data untuk direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan basis data harus terintegrasi dengan semua strategi sistem informasi dalam organisasi. Terdapat 3 isi yang dilibatkan dalam memformulasikan strategi sistem informasi yang dikemukakan oleh Connolly dan Begg; (2010; p313), diantaranya : a. Identifikasi rencana perusahaan dan tujuan dengan tekad berikutnya dari sistem informasi yang dibutuhkan 17 b. Evaluasi sistem informasi saat ini untuk menentukan kekuatan dan kelemahan yang ada c. Penilaian Teknologi informasi peluang yang mungkin menghasilkan keunggulan kompetitif. 2. System Definitions Menurut Connolly dan Begg (2010; p316), System definition menjelaskan ruang lingkup dan batas-batas dari aplikasi basis data dan pandangan pengguna utama. 3. Requirements collection and analysis Menurut Connolly dan Begg (2010; p316) Requirements collection and analysis merupakan proses mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang bagian dari organisasi yang akan didukung oleh sistem basis data, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi persyaratan untuk sistem baru . Informasi yang harus di kumpulkan diantarnya : a. Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan. b. Rincian tentang bagaimana data akan digunakan atau dihasilkan. c. Setiap persyaratan tambahan untuk sistem basis data baru. Teknik untuk memperoleh informasi ini disebut teknik fact finding yang dikemukakan oleh Connolly dan Begg (2010; p344), yaitu : • Mempelajari dokumen • Wawancara • Observasi 18 • Riset • Kuesioner 4. Database Design Menurut Connolly dan Begg (2010; p320), Database Design merupakan proses menciptakan desain yang akan mendukung pernyataan misi perusahaan dan tujuan misi untuk sistem basis data yang diperlukan. Terdapat 3 fase tahapan dalam melakukan desain basis data. a. Conceptual database design adalah Proses pembangunan sebuah model data yang digunakan dalam suatu perusahaan, bersifat independen dari semua pertimbangan fisik. b. Logical database design adalah proses pembangunan sebuah model data yang digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan pada model data yang spesifik, tetapi independen dari Database Management System (DBMS) tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. c. Physical database design adalah proses membuat penjelasan implementasi basis data pada penyimpanan sekunder, menggambarkan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data, dan setiap kendala integritas terkait dan langkah-langkah keamanan. 19 5. Database Management Selection(optional) Pemilihan suatu DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data. Gambar 2.2 Data Modelling and ANSI SPARC Architecture Sumber : Connolly and Begg (2010 ; p325) Menurut Connolly dan Begg(2010; p325), tahap tahap dalam pemilihan DBMS yaitu : a. Menentukan kerangka acuan penelitian. b. Membatasi pilihan menjadi dua atau tiga pilihan c. Mengevaluasi produk d. Merekomendasikan pilihan dan hasil produk 6. Application design Menurut Connolly dan Begg (2010; p329), pengertian perancangan aplikasi yaitu desain user interface dan program aplikasi yang digunakan untuk memproses basis data. 20 7. Prototyping (optional) Menurut Connolly dan Begg (2010; p333). Prototyping adalah membangun sebuah model kerja dari aplikasi basis data yang mengizinkan pengguna untuk mengvisualisasikan dan mengevaluasi gambaran sistem secara menyeluruh. Tujuan utama prototyping adalah memungkinkan pengguna menggunakan fitur sistem aplikasi basis data, apakah sudah bisa memenuhi persyaratan penggunaan sistema oleh pengguna atau belum. 8. Implementation Menurut Connolly dan Begg (2010; p333), Implementation adalah realisasi fisik dari desain basis data dan aplikasi. Implementasi basis data dapat dicapai dengan menggunakan DDL(Data Definition Language) dari DBMS yang digunakan dan juga GUI(Graphical User Interface). DDL digunakan untuk membuat struktur basis data dan nilai dari tabel basis data yang kosong. 9. Data conversion and loading Menurut Connolly dan Begg (2010; p334), data conversión and loading adalah memindahkan data yang ada ke dalam sistem basis data baru dan mengkonversi setiap aplikasi yang ada untuk dijalankan sistem aplikasi basis data baru. Tahap ini digunakan ketika sistem basis data baru menggantikan sistem basis data lama. 10. Testing Menurut Connolly dan Begg (2010; p334), testing adalah proses menjalankan sistem basis data dengan maksud menemukan 21 kesalahan yang terdapat dalam program aplikasi basis data dan memvalidasi keinginan pengguna. 11. Operational maintenance Menurut Connolly dan Begg (2010; p335), Operational maintenance adalah proses pemantauan dan pemeliharaan sistem basis data berikut instalasi dari aplikasi basis data yang telah dibangun. 2.1.7 Entity Relationship Modeling Salah satu aspek yang sulit dari desain basis data adalah fakta yang desainer, programmer, dan pengguna akhir untuk melihat data dan kegunaannya di dalam berbagai cara. Untuk memastikan bahwa perancangan basis data dapat menemukan pemahaman yang tepat dalam pemahaman sifat data dan bagaimana data tersebut digunakan oleh organisasi, dibutuhkan suatu model untuk komunikasi yang non-teknis dan bebas dari ambiguitas. Entity Relationship Modelling adalah salah satu cara untuk memodelkan data dalam perancangan basis data yang dimulai dengan mengidentifikasi data penting yang disebut Entity dan hubungan (relationship) antara data yang harus direpresentasikan dalam model. 1. Entity Types Menurut Connolly dan Begg (2010; p372), entity types adalah sekumpulan objek yang telah ditentukan oleh perusahaan dengan memiliki properti yang sama dan keberadaannya yang Independence. Terdapat dua jenis tipe entitas yang dikemukakan oleh Connolly dan Begg (2010; p383), yaitu: 22 • Strong entity types, entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada entitas lainnya. Karakteristik dari strong entity yaitu setiap entitas diidentifikasikan secara unik menggunakan atribut dari primary key dari entitas tersebut. • Weak entity types, entitas yang keberadaannya bergantuk pada entitas lainnya. Karakteristik dari weak entity yaitu setiap entitas tidak bisa diidentifikasikan secara unik menggunakan atribut yang terkait dengan entitas tersebut. 2. Relationship Types Menurut Connolly dan Begg (2010; p374), relationship types merupakan hubungan antara satu entitas dengan entitas. Menurut Connolly dan Begg (2010; p375), relationship occurence adalah suatu gabungan yang dapat diidentifikasikan secara unik termasuk suatu kejadian dari setiap entitas yang berpartisipasi. Derajat dari tipe relasi adalah jumlah jenis entitas yang berpartisipasi dalam suatu hubungan. Entitas yang terlibat dalam jenis hubungan tertentu disebut sebagai participant, sedangkan jumlah peserta dalam suatu jenis relasi disebut derajat relasi. Oleh karena itu, derajat relasi menunjukkan jumlah jenis entitas yang terlibat dalam suatu relasi. Derajat dari tipe relasi terbagi atas : 23 • Binary Gambar 2.3 Binary Relationship Sumber : Connolly and Begg (2010 ; p376) • Ternary Gambar 2.4 Ternary Relationship Sumber : Connolly and Begg (2010 ; p377) • Querternary Gambar 2.5 Querternary Relationship Sumber : Connolly and Begg (2010 ; p378) 24 3. Attributes Menurut Connolly dan Begg (2010; p379), Attribute adalah sifat atau properti dari sebuah tipe entitas atau tipe relasi. Menurut Connolly dan Begg (2010; p379), attribute domain adalah sekumpulan nilai yang mempunyai satu atau lebih atribut. Setiap atribut yang dihubungkan dengan nilai – nilai tertentu disebut domain. Terdapat beberapa macam atribut, diantaranya : 1. Simple and Composite Attribute Menurut Connolly dan Begg (2010; p379), simple Attribute adalah atribut yang disusun dari komponen tunggal. Simple attribute tidak bisa dibagi menjadi komponen yang lebih kecil lagi, dikenal juga sebagai atommic attributes. Menurut Connolly dan Begg (2010; p380), composite attribute adalah atribut yang disusun dari beberapa komponen. Atribut ini dapat dibagi lagi menjadi komponen yang lebih kecil. 2. Single-valued and Multi-valued Attribute Menurut Connolly dan Begg (2010; p380), singlevalued adalah atribut yang memiliki nilai tunggal pada suatu tipe entitas, sedangkan multi-valued attribute adalah atribut yang dapat memiliki beberapa nilai pada suatu tipe entitas. 3. Derived Attribute Menurut Connolly dan Begg (2010; p380), derived attribute adalah atribut yang memilki nilai yang diturunkan dari satu atau beberapa atribut lainnya dan tidak harus berasal dari entitas yang sama. 25 4. Keys • Candidate key Menurut Connolly dan Begg (2010; p381), candidate key merupakan sejumlah kecil atribut yang mengidentifikasikan setiap kejadian pada entitas secara unik. Sebuah candidate key tidak boleh bernilai NULL dan sebuah entitas boleh memiliki lebih dari satu candidate key. • Primary key Menurut Connolly dan Begg (2010; p381), primary key merupakan candidate key yang terpilih untuk mengidentifikasikan setiap kejadian pada entitas secara unik. • Alternate key Menurut Connolly dan Begg (2010; p381), alternate key merupakan candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key. • Composite key Menurut Connolly dan Begg (2010; p381), composite key merupakan candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. 26 5. Structural Constraints • Multiplicity (Connolly dan Begg; 2010; p385-p390) 1. One to One (1:1) Relationships Gambar 2.6 One to One (1:1) Relationships Sumber : Connolly and Begg (2010 ; p386) 2. One to Many (1:*) Relationships Gambar 2.7 One to Many (1:*) Relationships Sumber : Connolly and Begg (2010 ; p387) 27 3. Many to Many (*:*) Relationships Gambar 2.8 Many to Many (*:*) Relationships Sumber : Connolly and Begg (2010 ; p388) 2.1.8 Perancangan Basis Data Metodologi desain terdiri dari fase yang masing-masing berisi sejumlah langkah, yang membimbing desainer dalam teknik yang tepat pada setiap tahapan proyek pengembangan suatu sistem dalam perusahaan. Sebuah metodologi desain juga membantu desainer untuk merencanakan, mengelola, mengendalikan, dan mengevaluasi proyekproyek pengembangan basis data. Metodologi perancangan basis data adalah sebuah langkah – langkah petunjuk terstruktur kepada 3 fase utama dalam desain basis data yang dinamakan : perancangan konseptual, logikal dan fisikal (Connolly dan Begg 2010; p465). 1. Perancangan Basis Data Konseptual Langkah pertama dalam desain basis data konseptual adalah untuk membangun satu (atau lebih) model konseptual data kebutuhan data perusahaan. Sebuah model data konseptual terdiri dari : 28 a. Tipe entitas; b. Tipe relasi; c. Atribut dan domain atribut d. Primary key dan alternate key; e. Integrity constraints. Perancangan basis data konseptual adalah proses membangun suatu model data yang digunakan suatu perusahaan, dan bersifat independen dari semua pertibangan fisik. Langkah – langkah perancangan basis data konseptual yang dikemukakan oleh Connolly dan Begg (2010; p467-p485) diantaranya : • Langkah 1.1 : Mengidentifikaskan tipe entitas yang ada dalam suatu sistem basis data yang dibangun. • Langkah 1.2 : Mengidentifikasikan tipe relasi antara beberapa tipe entitas yang telah teridentifikasikan. • Langkah 1.3 : Mengidentifikasikan dan Mengasosiasikan atribut suatu entitas atau tipe relasi. • Langkah 1.4 : Menentukan domain atribut pada model data konseptual. • Langkah 1.5 : Menentukan Candidate Key dan Primary Key dari setiap tipe entitas, dan jika terdapat lebih dari satu candidate key, maka dipilih satu menjadi primary key dan sisanya menjadi alternate key. • Langkah 1.6 : Menggunakan Enhanced Modelling Concepts seperti generalisasi, agregasi, dan komposisi, langkah 1. 6 ini merupakan langkah optional. 29 • Langkah 1.7 : Memeriksa Redudansi dengan melihat relasi one-to-one dan menghilangkan relasi redudansi. • Langkah 1.8 : Mengvalidasi Model Konseptual Lokal dengan transaksi pengguna yang tujuannya untuk memastikan bahwa model data konseptual mendukung kebutuhan transaksi oleh user. • Langkah 1.9 : Me-review Model Data Konseptual Lokal dengan pengguna yang tujuannya memastikan bahwa model yang dibangun sudah sesuai dengan yang diminta oleh pengguna. 2. Perancangan basis data Logikal Perancangan basis data logikal adalah proses membangun suatu model data yang digunakan dalam suatu perusahaan didasarkan pada model data tertentu dengan tujuan menterjemahkan model data konseptual ke dalam model data logikal, tetapi perancangan ini bersifat independen dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. Langkah – langkah perancangan basis data logikal yang dikemukakan oleh Connolly dan Begg (2010; p490 - p518) diantaranya : • Langkah 2.1 : Menurunkan relasi untuk model data logikal yang bertujuan untuk membuat suatu model data logikal dari model data konseptual dan memvalidasikan model untuk memastikan strukturnya benar dan mendukung transaksi yang diminta oleh pengguna. 30 Pendeskripsian dari penurunan relasi struktur model data, antara lain : o Tipe entitas kuat o Tipe entitas lemah o Tipe relasi binary one-to-many(1:*) o Tipe relasi binary one-to-one(1:1) o Tipe relasi rekursif one-to-one(1:1) o Tipe relasi superclass/subclass o Tipe relasi binary many-to-many(*:*) o Tipe relasi kompleks o Atrbut multi-valued • Langkah 2.2 : mengvalidasi relasi dengan normalisasi dengan menggunakan teknik normalisasi. • Langkah 2.3 : Mengvalidasi relasi dengan transaksi pengguna yang tujuannya untuk memastikan bahwa relasi pada model data logikal mendukung transaksi yang diminta oleh pengguna. • Langkah 2.4 : Mendefinisikan kendala integritas yang bertujuan mendefinisikan batasan – batasan yang dapat diterapkan untuk mencegah basis data menjadi tidak konsisten. Dalam hal ini ada enam tipe kendala integritas, antara lain : o Required data; o Attribute domain constraints; o Multiplicity; 31 o Entity integrity; o Referential integrity; o General constraints. • Langkah 2.5 : Me-review model data logikal dengan pengguna dengan tujuan untuk memastikan bahwa model data logikal telah merepresentasikan sesuai dengan kebutuhan data dari perusahaan. • Langkah 2.6 : Menggabungkan model data logikal individual menjadi sebuah model data global. Langkah – langkah dalam menggabungkan model data logikal ke dalam model data global diantaranya : o Langkah 2.6.1 : Menggabungkan model data logikal ke model global. o Langkah 2.6.2 : Mengvalidasi model data logikal global dengan teknik normalisasi dan memastikan bahwa relasi yang dibuat mendukung transaksi. o Langkah 2.6.3 : Me-review model data logikal global dengan pengguna agar model data logikal global yang dibuat merepresentasikan kebutuhan data dari perusahaan. • Langkah 2.7 : Memeriksa kebutuhan pertumbuhan pada masa yang akan datang untuk menentukan apakah ada perubahan di masa yang akan datang. 32 3. Perancangan Basis Data Fisikal Perancangan basis data fisikal adalah proses membuat suatu deskripsi mengenai implementasi basis data pada penyimpanan sekunder; menggambarkan basis relasi, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses data yang efisien, dan beberapa integritas terkait dengan pengukuran keamanan. • Langkah 3 : Menerjemahkan model data logikal ke DBMS pilihan untuk menghasilkan skema relasional basis data dari model data logikal yang dapat diimplementasikan pada DBMS pilihan. o Langkah 3.1: Merancang relasi dasar untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang diidentifikasikan dalam model data logikal pada DBMS pilihan. o Langkah 3.2: Merancang representasi dari data turunan (Derived Data) untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan semua data turunan pada model data logikal pada DBMS pilihan. o Langkah 3.3: Merancang batasan umum pada DBMS pilihan. • Langkah 4: Merancang Organisasi File dan Indeks Perancangan organisasi file dan indeks bertujuan untuk menentukan pengorganisasian file yang optimal untuk menyimpan relasi dasar dan indeks yang diperlukan untuk mencapai performa yang diharapkan, 33 yaitu dengan cara menyimpan berbagai relasi dan tuples pada media penyimpanan sekunder. o Langkah 4.1: memahami Menganalisis fungsi dari transaksi suatu transaksi untuk yang dijalankan pada basis data dan untuk menganalisa transaksi yang penting. o Langkah 4.2: Memilih organisasi file untuk menentukan organisasi file yang efektif untuk setiap relasional data. Beberapa organisasi file yang ada antara lain: Heap Hash Indeced Sequential Access Method(ISAM) B*-tree Cluster o Langkah 4.3: Memilih Indeks untuk menentukan penambahan indeks dapat meningkatkan performansi dari suatu sistem. o Langkah 4.4: penyimpanan Memperkirakan yang dibutuhkan kapasistas dengan cara mengestimasi kapasitas disk yang diperlukan untu basis data • Langkah 5 : Merancang user view untuk setiap tingkatan pengguna. • Langkah 6 : Merancang mekanisme keamanan. 34 2.1.9 Stakeholder Dalam jalannya proses bisnis dalam organisasi terdapat pemangku kepentingan yang disebut dengan stakeholder. Stakeholder memiliki suatu pengaruh yang langsung ataupun tidak langsung kinerja dalam organisasi. Menurut Dyck and Neubert (2009; p14), Stakeholder adalah sekelompok orang atau individu yang berada didalam atau diluar lingkup organisasi yang secara langsung mempengaruhi organisasi. Pengertian yang disebutkan sebelumnya diperkuat dengan penuturan menurut Ireland, Hoskisson dan Hitt (2009; p20), Stakeholder adalah sekelompok orang atau individu yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perusahaan dan memiliki dampak terhadap kinerja perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa, Stakeholder adalah sekelompok orang atau individu yang mempengaruhi kinerja organisasi secara langsung atau tidak langsung. 2.2 Teori – teori Khusus 2.2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan, tanpa manusia maka sumber daya perusahaan tidak akan dapat mengahasilkan laba atau menambah nilainya sendiri. Untuk mengatur sumber daya manusia dibutuhkan suatu manajemen yang disebut dengan Manajemen Sumber Daya Manusia yang didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia, bukan 35 mesin, dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Manajemen Sumber Daya Manusia berkaitan dengan kebijakan dan praktekpraktek yang perlu dilaksanakan oleh manajer, mengenai aspek-aspek Sumber Daya Manusia dari Manajemen Kerja. Menurut Noe, Hollenbeck, Gerhart dan Wright (2007; p2), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah kebijakan dan sistem yang mempengaruhi perilaku, sikap dan kinerja karyawan. Hal ini diperkuat oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008; p1), Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya kepada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan suatu organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa, Manajemen Sumber Daya Manusia adalah pengaturan sumber daya manusia yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam organisasi yang akan memberikan nilai pada organisasi dimana karyawan berada. 2.2.2 Pelatihan Setelah dilakukan seleksi untuk memilih karyawan yang layak diterima oleh suatu perusahaan, maka karyawan yang telah terpilih tersebut memerlukan pelatihan yang berguna untuk karyawan agar mengetahui apa saja pekerjaan yang harus dilakukannya kelak. Menurut Noe, Hollenbeck, dan Gerhart, Wright (2007; p8), Pelatihan adalah suatu upaya terencana yang memungkinkan karyawan untuk mempelajari keterampilan, dan perilaku. pengetahuan pekerjaan terkait 36 Menurut Dessler (2011; p270), Pelatihan mengacu pada metode metode yang digunakan untuk memberikan karyawan baru tentang keahlian keahlian yang mereka perlukan untuk melakukan pekerjaannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa, Pelatihan merupakan suatu kegiatan dimana memungkinkan karyawan untuk mempelajari keahlian keahlian yang mereka perlukan untuk melakukan pekerjaannya. 2.2.3 World Wide Web Terdapat suatu ruang informasi yang digunakan dalam internet yang berguna untuk mengidentifikasikan sumber dari alamat web yang ada. Menurut Chaffey (2009; p4), World Wide Web atau Web merupakan teknik paling umum untuk mempublikasikan informasi pada internet, web dapat mengakses melalui web browser yang menampilkan halaman-halaman web dari grafik embedded dan HTML/XML-encoded text Pengertian yang sebelumnya disebutkan diperkuat dalam buku McLeod dan Schell (2007; p60) World Wide adalah informasi yang dapat diakses melalui internet, dimana dokumen hypermedia disimpan dan kemudian dipanggil dengan skema alamat yang unik Jadi dapat disimpulkan bahwa, World Wide merupakan suatu teknik mempublikasikan informasi pada internet dimana dokumen hypermedia disimpan dan kemudian dipanggil dengan skema alamat yang unik 37 2.2.4 PHP Menurut Valade dan Ballad (2008; p1), PHP merupakan bahasa yang digunakan untuk menulis skrip yang melakukan tugas yang dibutuhkan dalam website anda. Skrip menciptakan tampilan yang pengguna lihat di dalam jendela browser. Menurut Davis dan Phillips, PHP merupakan bahasa pemrograman yang dirancang untuk menghasilkan halaman web interaktif pada web server. Jadi dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan bahasa pemrograman yang mempunyai skrip untuk menghasilkan halaman web. 2.2.5 MySQL Menurut Valade dan Ballad (2008; p1), mysql merupakan dbms yang digunakan untuk menyimpan data. Skrip dari mysql dapat menyimpan informasi dalam database atau mengambil informasi dalam database.