5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Basis Data

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Basis Data (Database)
2.1.1
Definisi Data
Menurut Connolly dan Begg(2015, p. 68), data merupakan komponen
yang paling penting dalam Database Management System (DBMS). Data
berasal dari sudut pandang end-user. Data bertindak sebagai jembatan yang
menghubungkan antara komponen manusia dengan komponen mesin.
2.1.2
Definisi Database
Menurut Connolly dan Begg(2015, p. 63), database adalah kumpulan
data yang berhubungan secara logis, dan dirancang untuk memenuhi
kebutuhan informasi dari sebuah organisasi.
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p. 518), database adalah
kumpulan file yang saling terkait. Tidak hanya kumpulan file, tetapi record
pada setiap file harus saling berhubungan untuk menyimpan file lain.
2.1.3
Definisi Sistem Database
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 52), sistem database adalah
kumpulan dari aplikasi yang berinteraksi dengan basis data bersama DBMS
dan basis data itu sendiri. Sehingga basis data merupakan gabungan dari
beberapa aplikasi yang digunakan untuk mengakses, dan mengubah data
sesuai dengan kebutuhan.
2.1.4
DBMS (Database Management System)
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 64)DBMS adalah sebuah
programyang digunakan untuk mengelola dan mengatur basis data.DBMS
merupakan sbuah program yang berinteraksi langsung dengan program dan
basis data pengguna. Suatu DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai
berikut:
5
6
1. Data Definition Language (DDL)
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 90), DDL adalah bahasa yang
memungkinkan
database
administrator
atau
user
untuk
mendefinisikan, menjelaskan, dan memberikan nama kepada entitas,
atribut, serta hubungan yang dibutuhkan untuk aplikasi, termasuk
batasan pada keamanan dan integritas. Beberapa perintah yang
termasuk didalam DDL, yaitu:
• Create: digunakan untuk membuat database baru, tabel baru,
view baru, dan kolom.
• Alter: digunakan untuk mengubah struktur table yang telah
dibuat yang mencakup pergantian nama table, menambah
kolom,
mengubah
kolom,
menghapus
kolom,
dan
memberikan atribut pada kolom.
• Drop: digunakan untuk menghapus database dan table.
2. Data Manipulation Language (DML)
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 90), DML adalah bahasa yang
menyediakan operasi dasar untuk memanipulasi data dalam
database. Operasi yang biasa dilakukan seperti:
• Insert: untuk menyisipkan data baru ke dalam tabel setelah
database dan tabel dibuat.
• Update: untuk memperbaharui data lama menjadi data yang
baru.
• Select: untuk mengambil data atau menampilkan data dari
tabel.
• Delete: untuk menghapus data dari tabel.
3. Menyediakan Access Control pada basis data:
• Sistem keamanan, untuk mencegah pengguna yang tidak
berkepentingan untuk mengakss basis data.
• Sistem integrase, untuk menjaga konsistensi dari data yang
tersimpan.
7
• A user-accessible catalog, terdapat deskripsi dari data yang
ada di dalam basis data.
• Recovery control system, melakukan proses restorasi data jika
terjadi kesalahan pada perangkat lunak maupun keras.
2.1.4.1
Komponen DBMS
Lima komponen utama dalam lingkungan DBMS, yaitu:
•
Perangkat Keras (Hardware).
•
Perangkat Lunak (Software).
•
Data.
•
Prosedur.
•
Manusia.
Gambar 2.1 Komponen Utama DBMS
2.1.4.2
Kelebihan dan Kekurangan DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2015, pp. 75-78), DBMS
memiliki beberapa kelebihan:
•
Pengendalian terhadap redudansi data.
•
Konsistensi data.
•
Pembagian data.
•
Meningkatkan integritas data.
•
Meningkatkan keamanan.
•
Meningkatkan aksesibilitas dan respon.
•
Meningkatkan produktivitas.
•
Meningkatkan
pemeliharaan
independence.
•
Meningkatkan konkurensi.
melalui
data
8
•
Meningkatkan kemampuan backup dan recovery.
Menurut Connolly dan Begg (2015, pp. 78-79), DBMS juga
memiliki kekurangan, yaitu:
2.2
•
Kompleksitas.
•
Ukuran.
•
Biaya DBMS.
•
Biaya-biaya hardware tambahan.
•
Biaya konversi.
•
Performa.
•
Dampak besar ketika mengalami kegagalan.
Relational Model
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 152), model relasional berdasarkan
konsep matematikal dari sebuah relasi, yang secara fisikal ditampilkan sebagai
sebuah tabel. Setiap relasi mempunyai suatu nama dan terdiri dari atribut data. Setiap
baris berisi satu nilai atribut.
2.2.1
Struktur Data Relasional (Relational Data Structure)
•
Relasi (relation) adalah tabel yang berisi kolom dan baris.
•
Atribut (attribute) adalah kolom dari sebuah tabel.
•
Domain adalah skumpulan nilai yang diberikan untuk satu atau lebih
atribut.
•
Tuple adalah baris dari sebuah tabel.
•
Degree meripakan jumlah dari atribut yang dimiliki.
•
Cardinality merpakan jumlah dari baris yang dimiliki.
•
Relational database merupakan sekumpulan relasi yang telah
dinormalisasi dengan nama relasi yang berbeda.
2.2.2
Kunci Relasional (Relational Key)
•
Super Key
Sebuah atribut atau sekumpulan atribut yang secara unik dapat membedakan
tiap baris data dalam tabel.
9
•
Candidate Key
Merupakan penetapan minimal atribut yang secara unik
mengidentifikasi suatu entitas.
•
Primary Key
Candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasikan baris
secara unik dalam suatu relasi.
•
Alternate key
Candidate key yang tidak terpilih untuk membedakan baris
secara unik dalam relasi.
•
Foreign Key
Suatu atribut atau sekumpulan atribut dalam relasi yang
menghubungkan candidate key dari relasi lain atau relasi yang
sama.
2.2.3
Integrity Constraint
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 240), integrity constraint
terdiri dari:
•
Required data
Beberapa kolom harus berisi nilai yang valid.Null berbeda
dengan kosong atau nol, dan digunakan untuk mewakili data yang
tidak tersedia, hilang, atau tidak berlaku.
•
Domain constraint
Setiap kolom memiliki domain yang dengan kata lain
memiliki nilai yang legal yang dibatasi untuk menjelaskan kolom
atau yang ada di dalam tabel.
•
Entity integrity
Entity integrity adalah sebuah pemahaman dimana dalam
sebuah relasi dasar, tidak diperbolehkan bagi primary key bernilai
null.
•
Referential integrity
Referential integrity adalah jika terdapat foreign key dalam
sebuah relasi, nilai foreign key tersebut harus menyamai nilai nilai
10
candidate key dari baris yang berkaitan atau foreign key harus
bernilai null.
•
General constraint
General
constraint
merupakan
aturan
tambahan
yang
diberikan oleh pengguna atau basis data administrator yang
mendefinisikan atau membatasi beberapa aspek.
Relasi
•
One to Many (1:*)
Sistem memiliki satu sisi dirancang sebagai induk entitas,
sedangkan sistem yang memiliki banyak sisi dirancang sebagai
anak sistem.
•
One to One (1:1)
Tidak ada entitas yang bertindak sebagai induk atau anak entitas,
pada relasi ini primary key digandakan dari satu entitas ke entitas
lain.
•
Many to Many (*:*)
Terdapat entitas lain yang bertindak sebagai perantara yang
merupakan bagian dari dua entitas yang saling berhubungan.
Primary key dari dua entitas digandakan ke sebuah relasi baru.
2.3
Database Lifecycle
Dalam proses pengembangan basis data diperlukan tahapan-tahapan
terstruktur, yang dinamakan siklus basis data. Tahapan tersebut harus duhubungkan
dengan metode basis data yang mendukungnya. Menurut Connolly and Begg (2015,
p. 348), basis data dianalisis dan dirancang dalam tahapan berikut:
11
Gambar 2.2 DBLC
2.3.1
Database Planning
Merupakan kegiatan pengelolaan yang memungkinkan tahap siklus
pengembangan
sistem
basis
data
untuk
direalisasikan
seefisien
mungkin.Perencanaan basis data harus diintegrasikan secara menyeluruh
dengan strategi informasi sistem dari organisasi. Langkah penting dalam
database planning adalah:
•
Mission Statement
Mendefinisikan tujuan utama dari sistem basis data.Membantu
untuk memperjelas tujuan dari sistem database.Menyediakan jalur
yang lebih jelas menuju terwujudnya efisien dan efektif dari
sistem database yang diperlukan.
•
Mission Objective
Masing-masing tujuan misi harus mengidentifikasi tugas
tertentu bahwa sistem basis data harus mendukung mission
12
statement.Bisa disertai dengan beberapa informasi tambahan yang
menentukan secara umum pekerjaan yang harus dilakukan.
2.3.2
System Definition
Tahap ini menentukan ruang lingkup dan batas sistem basis data,
termasuk
tampilan
pengguna
(user
view),
penggunanya
dan
area
aplikasi.Sistem basis data memungkinkan memiliki satu atau banyak user
views.User view mendefinisikan apa yang dibutuhkan dari sistem basis data
dari perspektif peran tertentu atau daerah aplikasi perusahaan.
2.3.3
Requirements Collection and Anaysis
Proses mengumpulkan dan menganalisis informasi perusahaan yang
akan didukung oleh sistem basis data, dan menggunakan informasi tersebut
untuk mengidentifikasikan persyaratan untuk sistem baru.
2.3.4
Database Design
Proses pembuatan design yang akan mendukung pernyataan misi
perusahaan dan misi yang diperlukan. Basis data design terdiri dari tiga fase
utama yaitu:
1. Conceptual Database Design
Proses
perancangan
penggunaan
model
data
dalam
perusahaan, tergantung pada semua pertimbangan fisik dari data
tersebut.
2. Logical Database Design
Proses perancangan model data dalam perusahaan yang
berdasarkan spesifikasi data model seperti relational model, yang
tergantung pada bagian Database Management System (DBMS) dan
pertimbangan lainnya.
3. Physical Database Design
Proses menghasilkan gambaran tentang implementasi basis
data pada penyimpana sekunder; menggambarkan hubungan dasar,
berkas organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses
data yang efisien, setiap batasan kebutuhan, dan keamanan tindakan
yang terkait.
13
2.3.5
DBMS Selection (optional)
DBMS selection adalah pemilihan suatu DBMS yang tepat untuk
mendukung basis data. Langkah utama untuk memiih sebuah DBMS yaitu:
2.3.6
•
Mendifinisikan kerangka utama
•
Mencantumkan dua atau tiga produk
•
Membandingkan produk
•
Menentukan pilihan dan membuat laporan
Application Design
Application design merupakan perencanaan tampilan pengguna dan
program aplikasi yang digunakan untuk memproses basis data. Memiliki dua
aspek perancangan aplikasi yaitu:
•
Transaction Design
Melakukan perancangan transaksi yang dilakukan oleh satu
pengguna atau program aplikasi, yang mengakses atau mengubah isi
dari basis data
•
User Interface Design Guidelines
Melakukan perancangan user interface yang akan berguna
untuk pembuatan form atau report.
2.3.7
Prototyping (optional)
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 367), pada tahap ini dilakukan
pembangunan prototype dari sistem database.Hasil dari prototype ini
memungkinkan perancang atau pengguna untuk memvisualisasikan dan
mengevaluasi bagaimana bentuk fungsionalitas sistem akhir.
2.3.8
Implementation
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 367), pada tahap ini dilakukan
pembuatan definisi database secara eksternal, konseptual, internal, dan
program aplikasi.Implentasi pada database dilakukan dengan menggunakan
DDL (Data Definition Language) dari DBMS yang dipilih atau dengan
menggunakan GUI (Graphical User Interface). DDL digunakan untuk
membuat struktur database dan file database yang kosong. Selain itu, pada
14
tahap
ini
semua
spesifikasi
pandangan
dari
pengguna
juga
diimplementasikan.
2.3.9
Data Conversion and Loading
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 368), pada tahap ini dilakukan
transfer data yang telah ada ke dalam database yang baru dan mengkonversi
semua aplikasi yang ada untuk dijalankan pada database yang baru, tahap ini
hanya dibutuhkan ketika sistem database yang baru menggantikan sistem
database yang lama. Pada masa sekarang, umumnya DBMS memiliki
kegunaan untuk memasukkan file ke dalam database yang baru dengan
tujuan untuk memungkinkan pengembangan untuk mengkonversi dan
menggunakan aplikasi program lama untuk digunakan oleh sistem baru.
2.3.10 Testing
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 368), pada tahap ini dilakukan
proses menjalankan sistem basis data yang bertujuan untuk mencari
kesalahan. Sebeum digunakan, sistem basis data yang baru dikembangkan
harus diuji secara menyeluruh.Jika pengujian pada sistem aplikasi telah
selesai dilakukan dan tidak lagi ditemukan kesalahan, maka sistem aplikasi
telah siap digunakan dan diserahkan ke pengguna.
2.3.11 Operational Maintenance
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 369), operational maintenance
adalah proses memonitor dan memelihara sistem basis data yang telah di
install. Pada tahap ini, implementasi basis data dilakukan sepenuhnya.Sistem
diawali dan dipelihara secara berkelanjutan.Jika diperlukan, kebutuhan baru
dapat dimasukkan dalam aplikasi basis data melalui tahapan database terlebih
dahulu.
2.4
Entity Relationship Modelling
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 405),ER Modelling adalah pendekatan
secara top-down terhadap desain basis data yang dimulai dengan mengidentifikasikan
entitas dan hubungan diantara entitas.
15
2.4.1
Entity Type
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 406), Entity Type adalah
sekelompok objek dengan sifat yang sama, yang dikenali oleh perusahaan
sebagai memiliki keberadaan yang bebas.
2.4.2
Relationship Type
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 408), Relationship Type adalah
hubungan set antara tipe satu atau lebih entitas yang berpatisipasi. Tipe relasi
diberi nama yang menggambarkan fungsinya. Tingkat tipe relasi yaitu:
1. Binary
Sebuah hubungan yang terjadi pada dua entitas.
2. Ternary
Sebuah hubungan yang terjadi pada tiga entitas.
3. Quaterary
Sebuah hubungan yang terjadi pada empat entitas.
2.4.3
Atribut
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 413), atribut adalah properti
dari sebuah entitas atau tipe relasi. Satu atribut dapat dikelompokkan menjadi
simple atau composite, single valued atau multi-valued, atau derived.
•
Simple and Composite Attributes
Simple attribute merupakan atribut yang terdiri dari komponen
tunggal dengan keberadaan independen.Tidaak dapat dibagi lagi
menjadi komponen yang lebih kecil.Composite attribute merupakan
atribut yang terdiri dari beberapa komponen, masing-masing dengan
keberadaan independen.Beberapa atribut dapat dibagi lagi untuk
menghasilkan komponen yang lebih kecil dengan keberadaan
independen mereka sendiri.
•
Single Valued and Multi-valued Attributes
Single valued attribute merupakan atribut yang memegang
nilai yang tunggal untuk setiap kejadian tipe entitas. Multi-valued
attribute merupakan atribut yang memegang banyak nilai untuk setiap
kejadian tipe entitas.
16
•
Derived Attributes
Merupakan atribut yang mewakili nilai yang diturunkan dari
nilai atribut terkait atau mengatur atribut, belum tentu dalam jenis
entitas yang sama. Tipe antitas antara lain:
Strong Entity
Suatu entitas yang keberadaannya tidak tergantung pada entitas lain.
Weak Entity
Suatu entitas yang keberadaannya tergantung pada entitas lain.
2.4.4
Structural Constraint
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 419), multiplicity adalah jumlah relasi
suatu entitas dengan entitas lainnya dalam sebuah hubungan.
•
Hubungan One to One (1..1)
Anggota entitas A hanya diperbolehkan berpasangan dengan
satu anggota entitas B. Sebaliknya, anggota entitas B hanya
diperbolehkan berpasangan dengan satu anggota entitas A.
•
Hubungan One to Many (1..*)
Anggota entitas A diperbolehkan berpasangan lebih dari satu
anggota entitas B. Sebaliknya, anggota entitas B hanya diperbolehkan
berpasangan dengan satu anggota entitas A.
•
Hubungan Many to Many (*..*)
Anggota entitas A diperbolehkan berpasangan dengan banyak
anggota entitas B. Sebaliknya, anggota entitas B juga diperbolehkan
berpasangan dengan banyak anggota entitas A.
2.4.5
Problem with ER Model
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 426), berikut adalah beberapa
masalah yang dapat terjadi dalam pembuatan ER Model yaitu:
•
Fan Trap
Terjadi dimana model merupakan hubungan antara tipe entitas, tetapi
jalur antara antitas terjadi sangat ambigu.
17
•
Chasm Trap
Terjadi dimana model menunjukkan adanya hubungan antara jenis
entitas, tetapi jalur tidak ada antara kejadian entitas tertentu.
2.5
Normalisasi
2.5.1
Definisi Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 452), normalisasi adalah suatu
teknik untuk memproduksi suatu set hubungan dengan sifat yang diinginkan
serta memberikan data yang dibutuhkan oleh perusahaan. Tujuan dari
normalisasi adalah untuk mengidentifikasi sebuah relasi yang sesuai dengan
kebutuhan data perusahaan. Normalisasi memiliki beberapa tahapan yaitu:
1. Unnormalized Form (UNF)
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 466), UNF adalah
sebuah tabel yang memiliki satu atau lebih data yang berulang.
2. First Normal Form (1NF)
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 466), 1NF adalah
sebuah hubungan yang setiap baris dan kolom berisikan satu dan
hanya satu nilai.
3. Second Normal Form (2NF)
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 470), 2NF adalah
sebuah hubungan yang ada pada 1NF dan setiap atribut yang bukan
primary key sepenuhnya bergantung kepada primary key.
4. Third Normal Form (3NF)
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 471), 3NF adalah
sebuah hubungan yang ada pada 1NF dan 2NF dan atribut yang
bukan primary key bergantung transitif kepada primary key.
2.6
Metodologi Perancangan Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 504), metodologi perancangan adalah
sebuah pendekatan terstruktur yang mana menggunakan prosedur, teknik, peralatan,
dan bantuan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan.
18
2.6.1
Perancangan Basis Data Konseptual
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 508), prancangan konseptual
basis data adalah proses membangun sebuah model dari data yang digunakan
pada perusahaan dan idak bergantung terhadap semua pertimbangan fisik.
Tahap-tahap dalam perancangan konseptual basis data yaitu:
1. Mengidentifikasi tipe entitas
2. Mengidenifikasi tipe relasi
3. Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut dengan tipe entitas atau
relasi
4. Menentukan domain atribut
5. Menentukan atribut candidate, primary, dan alternate key
6. Mempertimbangkan menggunakan enchanced modelling concepts
(optional)
7. Memeriksa redudaansi pada model
8. Memvalidasi data model konseptual terhadap transaksi pengguna
9. Meninjau data model konseptual dengan pengguna
2.6.2
Perancangan Basis Data Logikal
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 528), perancangan basis data
logikal adalah proses membangun model data yang digunakan perusahaan
berdasarkan data model yang spesifik, tetapi tidak bergantung terhadap
DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya, untuk mengubah data model
konseptual menjadi data model logikal dan memvalidasi model untuk
memeriksa sudah benar secara struktural dan dapat mendukung transaksi
yang dibutuhkan. Langkah kedua dengan membuat data model logikal yang
menerjemahkan data-data konseptual menjadi logikal data model dan
memvalidasi model apakah struktur datanya sudah benar dan dapat
mendukung kebutuhan data. Tahap-tahap dalam merancang basis data logikal
yaitu:
1. Menurunkan relasi untuk data model logikal
2. Memvalidasi relasi dengan normalisasi
3. Memvalidasi relasi terhadap transaksi pengguna
4. Memeriksa batasan integritas
19
5. Meninjau data model logikal dengan sempurna
6. Menggabungkan data model logikal ke data model global (optional)
7. Memeriksa perkembangan di masa depan
2.6.3
Perancangan Basis Data Fisikal
Menurut Connolly da Begg (2015, p. 563), perancangan basis data
fisikal adalah proses menghasilkan sebuah keterangan dari implementasi
basis data pada secondary storage, yang menjelaskan relasi dasar, file
organisasi, dan indeks yang digunakan agar dapat mengakses data secara
efisien dan semua hubungan integritas constraint dan tingkat kemanan.
Tahap-tahap dalam merancang basis data fisikal yaitu:
1. Menerjemahkan model data logikal global ke dalam DBMS tujuan
2. Merancang organisasi file dan indeks
3. Merancang user view
4. Merancang mekanisme keamanan
5. Mempertimbangkan pengenalan pengendalian redudansi
6. Memonitor dan mengatur sistem operasional
2.7
MySQL
Menurut Boronczyk (2009, p. 13), MySQL adalah pembuatan basis data yang
memungkinkan PHP dan Apache bekerja secara bersama-sama untuk mengakses dan
menampilkan data sesuai dengan format yang dapat dibaca oleh browser.
2.8
Pengertian PHP
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 1067), PHP adalah HTML-embedded
scripting language yang open source yang didukung oleh banyak Web Server
termasuk Apache HTTP Server dan Microsoft Internet Information Server.
2.9
Pengertian JavaScript
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 1065), JavaScript adalah object based
scripting language yang berakar pada program pembangunan bersama. JavaScript
adalah bahasa pemograman yang sangat sederhana yang memungkinkan halaman
20
html untuk memasukkan fungsi dan skrip yang dapat mengenali dan menanggapi aksi
pengguna.
2.10
Hypertext Markup Language (HTML)
Menurut Connolly and Begg (2015, p. 1055), Hypertext Markup Language
(HTML) adalah sistem untuk marking-up, tagging sehingga dokumen tersebut dapat
dipublikasikan di dalam web.
2.11
PhpMyAdmin
Menurut Marc Delisle (2010, p. 9), aplikasi ini menyediakan antarmuka web
lengkap untuk administrasi basis data MySQL, dan secara luas diakui sebagai
aplikasi terkemuka di lapangan ini. Tujuan dari aplikasi ini adalah untuk
menawarkan manajemen berbasis web lengkap server MySQL dan data, dan untuk
bersaing dengan MySQL dan standar web evolusi.
2.12
Pengertian Internet
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 1048), internet adalah sekumpulan
jaringan computer di seluruh dunia yang saling berhubungan.Internet dibuat terpisah
namun saling berhubungan untuk tujuan komersial, pendidikan, pemerintahan, dan
Internet Service Providers (ISPs).
2.13
Pengertian Web
Menurut Rudianto (2011, pp. 7-8), Web adalah salah satu aplikasi yang
berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, animasi, video) didalamnya
yang menggunakan protokol HTTP dan untuk mengakses menggunakan perangkat
lunak yang disebut browser.
2.14
Pengertian Hypertext Transfer Protocol (HTTP)
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 1053), HTTP adalah protocol yang
digunakan untuk mentransfer halaman web melalui internet.
21
2.15
Interaksi Manusia dan Komputer
Menurut Schneiderman (2010, p. 22), InteraksiManusiadan
Komputer
(IMK) merupakan suatu disiplin ilmu yang berhubungandenganperancangan,
evaluasidan
implementasisuatusistemkomputer
yang
inovatif,sehinggasistemdapatdigunakandenganbaikolehmanusiasertasebuah
studifenimena-fenomenalainyang berhubungandengannya.
2.15.1 Delapan Aturan Emas
Menurut Schneiderman (2010, p. 88), sebuah perancangan antar muka
yang baik adalah sebuah perancangan yang didalamnya terdapat delapan
aturan emas.
1. Konsistensi
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah dan
istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar
bantuan.
2. Menyediakan Usability Universal
Kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk kecepatan
interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi,
perintah tersembunyi serta fasilitas makro.
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan dengan
sistem umpan balik.Untuk kegiatan yang sering dilakukan dan
tidak terlalu penting dapat diberikan umpan balik yang
sederhana.Sedangkan untuk tindakan yang penting sebaiknya
diberikan umpan balik yang bersifat lebih substansial.
Misalnya seperti muncul suara ketika salah menekan tombol
saat melakukan input data atau dapat memunculkan pesan
kesalahan.
4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan
Umpan balik yang informative akan memberikan indikasi
bahwa
cara
yang
dilakukan
sudah
benar
mempersiapkan kelompok ke tindakan selanjutnya.
dan
akan
22
5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
Sebisa mungkin sistem dirancang agar pengguna tidak
melakukan kesalahan yang fatal.Jika terjadi kesalahan, sistem
dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan
mekanisme yang sederhana dan mudah dipahami untuk
menangani kesalahan.
6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya
Agar pengguna tidak takut untuk mengeksplorasi pilihanpilihan lain yang belum di biasa digunakan.
7. Mendukung tempat pengendali internal
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan
memberikan respon dari tindakan yang dilakukan pengguna.
Sebaiknya sistem dirancang sedemikian rupa sehingga
pengguna dapat menjadi inisiator daripada responden.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Manusia
mempunyai
ingatan
yang
terbatas,
sehingga
membutuhkan sistem dengan tampilan yang sederhana atau
banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta
diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic serta
urutan tindakan.
2.16
Data Flow Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p. 317), DFD adalah model roses yang
digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sistem dan cara kerja atau
proses yang dilakukan oleh sistem. DFD bisa disebut juga Bubble Chart,
Transformation Graph, dan Process Model. Hanya ada tiga symbol dan satu koneksi
yang digunakan dalam DFD, yaitu:
1. Lingkaran merepresentasikan proses atau pekerjaan yang harus
diselesaikan
2. Bujur
Sangkar
merepresentasikan
external
agents.
External
agentsadalah orang luar, unit organisasi, sistem, atau organisasi yang
berinteraksi dengan sistem, disebut juga dengan external entity.
23
3. Kotak terbuka merepresentasikan data stores, biasa disebut juga files
atau basis data.
4. Panah merepresentasikan aliran data, input, dan output kepada atau
dari proses.
Gambar 2.3 Simbol DFD
Tingkatan DFD terdiri dari:
1. Diagram Konteks
Menurut Dennis, Wixom, dan Roth (2012, p. 191), diagram konteks
menunjukkan proses bisnis secara keseluruhan sebagai sebuah proses yaitu,
sistem itu sendiri dan menunjukkan aliran data dari dan ke entitas eksternal.
2. Diagram Nol
Menurut Dennis, Wixom, dan Roth (2012, p. 191), diagram level nol
menunjukkan seluruh proses dalam di tingkat awal, penyimpanan data, entitas
eksternal, dan aliran data di antara mereka.
24
2.17
Use Case Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p. 246), use case diagram
menggambarkan sebuah sistem sebagai satu koleksi dari use case, actors (user) dan
relationship (hubungan) keduanya.
Menurut Whitten dan Bentley (2007, pp. 248-250), ada 5 jenis hubungan
yang ditemukan dalam use case diagram, yaitu:
1. Associations
Sebuah hubungan antara aktor dan sebuah use case dimana interaksi
terjadi antara mereka.
Gambar 2.4 Contoh Associations
2. Extends
Use case yang mengandung langkah yang ditarik dari sebuah use case
yang lebih kompleks dengan tujuan untuk menyediakan kasus yang orisinil
dan untuk memperluas fungsionalitasnya.
Gambar 2.5 Contoh Extends
3. Uses or includes
Use case yang mengurangi pengulangan yang terjadi antara dua atau
lebih use case yang lain dengan menggabungkan langkah-langkah yang
umum yag ditemukan dalam kasus.
25
Gambar 2.6 Contoh Uses or Includes
4. Depends on
Sebuah hubungan antara use case mengindikasikan bahwa satu use
case tidak dapat ditampilkan sampai use case yang lain telah tampil.
Gambar 2.7 Contoh Depends On
5. Inheritance
Di dalam use case, sebuah hubungan antara aktor yang diciptakan
untuk menyederhanakan gambar ketika sebuah aktor yang abstrak
mewariskan perannya ke banyak aktor yang asli.
26
Gambar 2.8 Contoh Inheritance
Gambar 2.9Use Case Diagram
2.18
Activity Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p. 390), activity diagram berfungsi
untuk menggambarkan proses atau aktivitas dari sebuah sistem. Activity diagram
serupa dengan flowchart dalam hal mereka menggambarkan secara gambar aliran
27
sekuensial dari aktivitas atau proses bisnis atau use case. Yang membedakan adalah
activity diagram menyediakan mekanisme untuk menggambarkan aktivitas yang
terjadi secara pararel. Mereka sangat berguna untuk memodelkan aksi yang akan
ditamoilkan ketika proses sedang berjalan.
Gambar 2.10 Simbol Activity Diagram
2.19
Codeigniter
Menurut Hakim (2010, p. 8), Codeigniter adalah sebuah framework PHP yang dapat
membantu mempercepat developer dalam pengembangan aplikasi web berbasis PHP
dibanding jika menulis semua kode program dari awal. Adapun beberapa keuntungan
menggunakan codeigniter:
•
Gratis
Codeigniter berlisensi di bawah Apache
•
Ditulis menggunakan PHP 4
•
Berukuran kecil
•
Menggunakan konsep MVC
28
Memungkinkan pemisahan layer application-logic dengan layer
presentation.
•
URL yang sederhana
•
Memiliki paket library yang lengkap
•
Extensible
Sistem dapat dikembangkan dengan mudah menggunakan plugin dan
helper, atau hooks.
•
Tidak memerlukan template engine
•
Dokumentasi lengkap dan jelas
•
Komunitas
Salah
satu
komunitasnya
dapat
dilihat
di
(http://codeigniter.com/forum/).
2.20
XAMPP
Menurut Suehring dan Valade (2013, p. 75), XAMPP merupakan software
yang dapat menginstal Apache, MySQL, dan PHP dalam satu prosedur. XAMPP
juga dapat menginstal PHPMyAdmin, aplikasi web yang dapat digunakan untuk
mengelola database MySQL.
2.21
Pengertian Jadwal
Menurut Baker dan Trietsch (2009, p. 1), jadwal adalah rencana atau
dokumen yang nyata, seperti jadwal bus atau jadwal jadwal kelas.Jadwal biasanya
memberitahu kita hal-hal yang seharusnya terjadi, dan menunjukkan waktu untuk
kegiatan tertentu.
Download