BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Menurut

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem
Menurut Conolly dan Begg (2010:312), sistem adalah suatu cara untuk
mengumpulkan, mengatur, mengendalikan dan menyebarkan informasi ke seluruh
organisasi.
Agus Mulyanto (2009:1) mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari
elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu
kesatuan.
2.2 Data
Menurut Connolly dan Begg (2010:62), data merupakan komponen yang
paling penting dalam suatu basis data karena data berfungsi sebagai penghubung
antara komponen manusia dengan komponen mesin.
Menurut Hasan (2009:16), data merupakan keterangan-keterangan tentang
suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau dianggap.
2.3 Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010:65), basis data adalah kumpulan data yang
terhubung secara logikal, berisi deskripsi dari data tersebut dan dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.
Menurut Anhar (2010:45), basis data adalah sekumpulan tabel-tabel yang berisi
data dan merupakan kumpulan dari field atau kolom.
2.4 Sistem Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010:54), sistem basis data adalah sistem
penyimpanan record yang terkomputerisasi dimana tujuannya adalah menyimpan
informasi dan membuat informasi tersebut selalu tersedia pada saat dibutuhkan.
Menurut Yakub (2008:13), sistem basis data adalah sistem yang terdiri dari
kumpulan file atau tabel yang saling berhubungan dan memungkinkan beberapa
pengguna mengakses dan memanipulasinya.
5
6
2.5 Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2010:66), database management system adalah
suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan,
membuat, memelihara dan menyediakan kontrol dalam mengakses database. Dalam
DBMS ada beberapa fasilitas seperti:
1. DDL (Data Definition Language)
DDL mengizinkan pengguna untuk melakukan spesifikasi terhadap tipe,
struktur serta batasan dari data yang akan disimpan dalam basis data.
2. DML (Data Manipulation Language)
DML memungkinkan pengguna untuk membuat, mengubah, menghapus dan
mengambil data dari basis data.
3. DBMS juga menyediakan akses kontrol ke dalam basis data, contohnya:
a. A security system, berarti mencegah pengguna yang tidak memiliki hak
akses untuk mengakses basis data.
b. An integrity system, berarti menjaga konsistensi data yang disimpan.
c. A concurrency control system, berarti mengizinkan pembagian akses
penggunaan ke basis data.
d. A recovery control system, berarti mengembalikan basis data ke kondisi
semula apabila terjadi kerusakan pada perangkat keras atau perangkat
lunak.
e. A user-accessible catalog, yang berisikan deskripsi data dalam sebuah
basis data.
2.5.1 Komponen DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010:68), komponen yang dimiliki oleh
Database Management System (DBMS) adalah sebagai berikut:
1. Hardware
Perangkat keras (hardware) yang dibutuhkan untuk menjalankan DBMS
dan aplikasi. Perangkat keras dapat berupa PC (Personal Computer),
mainframe dan jaringan komputer. Beberapa DBMS hanya dapat bekerja
pada hardware atau sistem operasi tertentu.
7
2. Hardware
3. Software
Komponen perangkat lunak meliputi perangkat lunak DBMS itu sendiri
dan program aplikasi, bersama dengan sistem operasi, termasuk perangkat
lunak jaringan apabila DBMS sedang digunakan dalam jaringan.
4. Data
Data merupakan bagian paling penting dalam DBMS karena berperan
sebagai penghubung antara komponen mesin (hardware dan software)
dan komponen manusia (procedures dan people).
5. Procedures
Prosedur merupakan instruksi dan aturan-aturan yang mengatur
perancangan dan penggunaan dari basis data, seperti bagaimana masuk ke
dalam DBMS memulai dan menghentikan DBMS, bagaimana membuat
data backup dari basis data.
6. People
Manusia merupakan komponen terakhir dalam DBMS yang bertugas
mengoperasikan sistem. Ada empat tipe manusia yang berpartisipasi
dalam lingkungan DBMS, yaitu:
a. Data dan Database Administrator
Data administrator adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengatur
sumber data yang mencakup perencanaan basis data, pengembangan dan
pemeliharaan, kebijakan dan prosedur, serta perancangan konseptual dan
logikal dari basis data.
Database administrator adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
realisasi fisikal dari basis data, yang mencakup perancangan fisikal dan
implementasi, pengaturan keamanan dan kontrol integritas, pemeliharaan
sistem operasional dan memastikan kepuasan pengguna terhadap performa
aplikasi.
b. Database Designer
Database designer dibagi menjadi dua tipe yaitu:
1. Logical database designer adalah orang yang mengidentifikasi data
(entitas dan atribut), hubungan antar data dan batasan data yang disimpan
dalam basis data.
8
2. Physical database designer adalah orang yang memutuskan bagaimana
desain basis data logikal direalisasikan dalam bentuk fisikal.
c. Application Developer
Ketika basis data diimplementasikan, application developer adalah orang yang
bertanggung jawab untuk menyediakan fasilitas atau fitur yang dibutuhkan oleh
pengguna akhir (end user).
d. End-Users
End user merupakan pengguna dari basis data yang telah dirancang dan
diimplementasikan untuk menyediakan kebutuhan informasi.
2.5.2 Keuntungan DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010:77), keuntungan dari DBMS adalah:
• Kontrol terhadap pengulangan data
• Data yang konsisten
• Banyak informasi yang diperoleh dari sumber yang sama
• Penggunaan data bersama
• Meningkatkan Integritas data
• Meningkatkan keamanan
• Mempermudah pengoperasian data
• Meningkatkan kemampuan akses dan respon data
• Meningkatkan produktivitas
• Meningkatkan pemeliharaan data dengan data independence
• Meningkatkan concurrency data
• Meningkatkan layanan back up dan pemulihan
2.5.3 Kerugian DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010:80), kerugian dari DBMS adalah:
•
Kompleksitas
•
Membutuhkan ukuran penyimpanan yang lebih besar
•
Biaya penggunaan DBMS relatif besar
•
Membutuhkan biaya tambahan untuk perangkat keras
•
Performa sistem yang tidak sesuai keinginan
•
Dampak kegagalan yang tinggi
9
2.6 Database System Development Lifecycle
Menurut Connolly dan Begg (2010:313), suatu basis data dianalisis dan
dirancang berdasarkan siklus hidup seperti digambarkan dibawah ini :
Gambar 2. 1 Database System Development Lifecycle
2.6.1 Database Planning
Perencanaan basis data adalah kegiatan pengaturan yang memungkinkan
tahapan dalam siklus pengembangan aplikasi basis data dapat diwujudkan seefektif
dan seefisien mungkin (Connolly dan Begg, 2010:313).
Tahapan perencanaan basis data juga harus menjelaskan:
a. Mission statement merupakan sasaran utama sistem basis data. Mission
statement ini menjelaskan tujuan sistem basis data dan menyediakan alur
yang lebih jelas untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pembuatan suatu
aplikasi basis data yang diinginkan.
10
b. Mission objectives harus dapat mengidentifikasi tugas tertentu yang
didukung oleh sistem basis data data serta apa saja langkah-langkah yang
harus dilakukan agar mission statement terpenuhi.
2.6.2 System Definition
Definisi sistem menjelaskan batasan dan ruang lingkup aplikasi basis data
termasuk sudut pandang pengguna (user view) (Connolly dan Begg, 2010:316).
User view mendefinisikan apa yang dibutuhkan oleh sistem basis data dari
sudut pandang peran pekerjaan tertentu (seperti manajer atau supervisor) atau
aplikasi perusahaan pada bidang tertentu (seperti pemasaran atau personalia)
sehingga nantinya sistem basis data yang dibuat bisa memberikan informasi yang
berguna bagi user.
2.6.3 Requirement Collection and Analysis
Proses pengumpulan dan analisis informasi mengenai bagian dari organisasi
yang didukung sistem basis data, dan menggunakan informasi ini untuk
mengidentifikasi kebutuhan untuk sistem baru yang akan dirancang (Connolly dan
Begg, 2010:316). Informasi yang dikumpulkan meliputi:
o Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan.
o Keterangan lengkap mengenai bagaimana data tersebut digunakan
atau dihasilkan.
o Kebutuhan tambahan lainnya untuk aplikasi basis data yang baru.
Ada tiga pendekatan utama untuk memenuhi kebutuhan informasi dari aplikasi
sistem basis data, yaitu :
a) Pendekatan terpusat (centralized approach)
Kebutuhan dari setiap pemakai digabung menjadi satu set kebutuhan untuk
aplikasi dari basis data.
b) Tinjauan terintegrasi (view integration approach)
Kebutuhan dari setiap pemakai akan digunakan untuk membuat model data
yang terpisah untuk merepresentasikan pandangan dari pemakai. Hasil dari
model data lokal akan digabungkan menjadi model data global pada tahap
perancangan basis data.
c) Kombinasi dari dua pendekatan (combination of approaches)
11
Dalam hal ini ada beberapa teknik untuk mendapatkan analisis informasi yang
dinamakan fact finding techniques. Terdapat lima teknik fact finding yang umum
digunakan, yaitu :
a. Pemeriksaan dokumentasi
Memeriksa dokumentasi sangat berguna ketika sedang berusaha mendalami
kebutuhan basis data yang akan dibuat. Dokumentasi juga dapat membantu
menyediakan informasi mengenai bagian perusahaan yang terkait masalah.
Dengan memeriksa dokumentasi, formulir, laporan, dan informasi yang
terkait, sistem sebuah perusahaan bisa dipahami dalam waktu yang singkat.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik yang paling sering digunakan dan paling
efisien dibandingkan teknik pencarian data lainnya. Wawancara dilakukan
langsung bertatapan muka. Tujuan melakukan wawancara yaitu untuk
menemukan, memastikan fakta, melibatkan pengguna, dan mengumpulkan
pendapat dari masalah.
c. Observasi
Observasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk memahami sebuah
sistem. Teknik ini dilakukan dengan mengamati dan mempelajari seseorang
atau sistem yang sedang berjalan.
d. Penelitian
Penelitian aplikasi dan masalah, jurnal komputer, buku petunjuk, dan
internet seperti bulletin board sebagai sumber informasi mengenai
bagaimana orang lain telah memecahkan masalah.
e. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pencarian data dengan melakukan survei melalui
daftar pertanyaan yang berhubungan dengan proses bisnis. Kuesioner
merupakan teknik yang paling efisien untuk melibatkan responden dalam
jumlah yang besar.
2.6.4 Database Design
Perancangan basis data merupakan proses membuat rancangan yang akan
mendukung tujuan dan objektif perusahaan untuk kebutuhan sistem basis data
(Connolly dan Begg, 2010:320).
12
2.6.4.1 Conceptual Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2010:467), perancangan konseptual
merupakan proses membangun model data yang digunakan dalam suatu perusahaan,
terlepas dari semua pertimbangan fisikal. Pertimbangan fisik yang dimaksud
meliputi DBMS yang akan digunakan, program aplikasi, bahasa pemrograman dan
pertimbangan
fisik
lainnya.
Perancangan
konseptual
bertujuan
untuk
merepresentasikan kebutuhan informal, deksripsi lengkap, namun tidak bergantung
pada kriteria DBMS. Model data konseptual merupakan sumber informasi untuk
fase desain logikal. Langkah-langkah dalam perancangan konseptual meliputi:
1. Mengidentifikasi tipe entitas
Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipe entitas dan objek utama
yang dibutuhkan pengguna. Objek-objek ini adalah tipe entitas untuk model
yang ada. Salah satu metode untuk mengidentifikasi entitas adalah dengan
menguji spesifikasi kebutuhan dari pengguna.
2. Mengidentifikasi tipe relasi
Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi relasi penting yang ada antara
entitas yang telah diidentifikasikan. Relasi didefinisikan menggunakan kata
kerja atau frase kata kerja seperti manages, owns, dan associated with.
3. Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan entitas atau relasi
Langkah ini bertujuan untuk menghubungkan atribut yang berkaitan dengan
entitas atau tipe relasi yang sesuai. Terdapat beberapa macam atribut yaitu:
a. simple atau composite attributes
simple attributes adalah atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal.
composite attributes adalah atribut yang terdiri dari beberapa komponen.
b. single atau multi-valued attributes
single value attribute adalah atribut yang bernilai tunggal untuk setiap
kejadian dari tipe entitas.
muli-valued attributes adalah atribut memiliki beberapa nilai untuk
setiap kejadian dari tipe entitas.
c. derived attributes.
Sebuah atribut yang merepresentasikan sebuah nilai yang diturunkan dari
nilai atribut yang berhubungan, tidak harus dari entitas yang sama.
13
4. Menentukan domain atribut
Langkah ini bertujuan menetapkan domain untuk setiap atribut dalam model
data konseptual dan mendokumentasikan setiap rinciannya. Domain
merupakan
sekumpulan
nilai
dari
satu
atau
lebih
atribut
yang
menggambarkan nilainya.
5. Menentukan Primary key, Candidate key dan Alternate key
Langkah ini bertujuan menentukan candidate key dari setiap entitas,
kemudian memilih salah satunya untuk dijadikan primary key. Candidate
key yang tidak terpilih sebagai primary key disebut alternate key.
6. Mempertimbangkan kegunaan dari konsep Enhanced Modeling (optional)
Langkah ini bertujuan mengembangkan ERmodel dengan menggunakan
konsep enhanced modeling, seperti spesialisasi, generalisasi, aggregation,
composition.
7. Memeriksa redundansi
Langkah ini bertujuan memeriksa apakah masih ada relasi berulang dalam
model data. Pemeriksaan dilakukan melalui tiga langkah yaitu:
a)
Memeriksa hubungan one-to-one (1:1) relationships
b)
Menghilangkan relasi redundansi
c)
Mempertimbangkan dimensi waktu
8. Validasi data model konseptual lokal terhadap transaksi pengguna
Langkah ini bertujuan untuk memastikan apakah model data konseptual
lokal sudah mendukung transaksi yang dibutuhkan oleh pengguna, dengan
cara:
i.
Mendeskripsikan transaksi
Memeriksa semua informasi termasuk entitas, relasi dan atribut yang
dibutuhkan oleh setiap transaksi telah disediakan oleh model, dengan
mendokumentasikan kebutuhan transaksi.
ii.
Menggunakan jalur transaksi
Memvalidasi model data terhadap permintaan transaksi meliputi
diagram yang merepresentasikan alur yang di ambil oleh setiap
transaksi secara langsung pada ER diagram.
14
9. Memeriksa kembali model data konseptual dengan pengguna
Tujuannya untuk melakukan review kembali model data konseptual lokal
dengan pengguna untuk memastikan model tersebut sebagai representasi
yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2.6.4.2 Logical Database Design
Logical Database Design merupakan proses membangun sebuah model
dari data yang digunakan perusahaan berdasarkan spesifikasi model data tertentu,
tetapi terbebas dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisikal yang lain (Connolly
dan Begg, 2010:467). Dalam logical database design, model data yang telah
diperoleh dalam conceptual database design diubah dalam bentuk model logikal
dimana data yang ada dipengaruhi oleh model data yang menjadi tujuan basis data.
Model data logikal merupakan sumber informasi dalam merancang physical
database design. Langkah-langkah untuk membuat logical database design dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Menurunkan relasi untuk model data logikal
Langkah ini bertujuan membuat model data logikal yang mewakili entitas,
relasi, dan atribut yang telah diidentifikasi. Relasi yang diturunkan dari
model data konseptual yaitu :
a. Strong Entity
Membuat suatu relasi yang menyertakan keseluruhan atribut sederhana
dari setiap entitas.
b. Weak Entity
Untuk setiap entitas lemah pada model data, buatlah sebuah relasi yang
meliputi semua atribut sederhana dari setiap entitas. Primary key dari
entitas lemah ini adalah sebagian atau sepenuhnya diturunkan dari setiap
pemilik entitas sehingga primary key dari sebuah entitas lemah tidak
dapat dibentuk sampai semua relasi dari pemilik entitas telah dipetakan.
c. Relasi biner one to many(1:*)
Dalam relasi untuk one to many, entitas yang bersifat one dirancang
sebagai entitas parent dan entitas yang bersifat many dirancang sebagai
entitas child.
15
d. Relasi biner one to one(1:1)
Dalam membuat relasi yang merepresentasikan relasi one to one akan
lebih kompleks karena kardinalitas tidak dapat digunakan untuk
mengidentifikasi entitas parent dan entitas child di dalam sebuah relasi.
e. Relasi 1:1 Recursive
Relasi one to one recursive sama seperti dengan relasi one to one yaitu
tidak
dapat
digunakan
untuk
mengidentifikasi entitas parent dan
entitas child, tetapi dalam kasus ini, entitas pada kedua sisi relasi adalah
sama.
f. Relasi superclass atau subclass
Untuk setiap relasi superclass atau subclass di dalam model data
konseptual, superclass diindentifikasikan sebagai entitas parent dan
entitas subclass diindentifikasikan sebagai entitas child.
g. Relasi biner many to many (*:*)
Untuk setiap relasi many to many dibuatlah sebuah relasi untuk
merepresentasikan relasi dan juga meliputi atribut apa saja yang
merupakan bagian dari relasi tersebut. Atribut yang berupa primary key
dari entitas yang berpartisipasi dalam hubungan ke dalam relasi yang
baru dianggap sebagai foreign key.
h. Relasi kompleks
Untuk
relasi
yang
kompleks,
dibuatlah
sebuah
relasi
untuk
merepresentasikan relasi termasuk semua atribut yang merupakan bagian
dari relasi tersebut. Atribut yang berupa primary key dari entitas yang
berpartisipasi dalam hubungan ke relasi baru dianggap sebagai foreign
key.
i. Atribut multi-valued
Untuk setiap atribut multi-valued di dalam sebuah entitas, buatlah sebuah
relasi baru untuk merepresentasikan atribut multi valued termasuk
primary key-nya ke dalam sebuah relasi baru, untuk bertindak sebagai
foreign key.
2. Validasi relasi dengan menggunakan normalisasi
Bertujuan untuk melakukan validasi hubungan yang ada pada model data
logikal menggunakan normalisasi. Tujuan dari normalisasi ini adalah untuk
16
memastikan bahwa relasi mendukung kebutuhan dari perusahaan dan tidak
ada data yang berulang.
3. Validasi relasi dengan user transaction
Tujuannya untuk memastikan bahwa relasi yang berada dalam model data
logikal sudah mendukung kebutuhan transaksi sesuai dengan spesifikasi
kebutuhan pengguna.
4. Memeriksa Integrity Constraints
Tujuannya untuk memeriksa batasan yang ditentukan untuk menghindari
data menjadi tidak konsisten dalam model data logikal. Enam tipe
pertimbangannya, yaitu:
a. Required Data
Terdapat beberapa atribut yang harus memiliki nilai, dengan kata lain
tidak boleh null.
b. Attribute Domain Constraint
Setiap atribut memiliki sebuah domain, batasan nilai yang memenuhi
persyaratan. Sebagai contoh, pada jenis kelamin harus diisi ‘Pria’ atau
‘Wanita’
c. Multiplicity
Merepresentasikan batasan jumlah yang terdapat pada hubungan antara
data di dalam basis data.
d. Entity integrity
Primary key yang terdapat pada suatu entitas tidak boleh bernilai null.
e. Referential integrity
Sebuah foreign key harus menunjuk ke sebuah baris yang ada pada relasi
parent yang berisi primary key yang sesuai.
f. General constraints
Batasan-batasan umum dimana updates di dalam suatu entitas ditentukan
berdasarkan representasi yang berasal dari real worlds.
5. Review model data logikal dengan pengguna
Tujuannya untuk meninjau model data logikal dengan pengguna untuk
memastikan bahwa model data logikal sesuai dengan representasi dari
kebutuhan data perusahaan. Jika pengguna tidak puas dengan model yang
diberikan, maka tahap-tahap sebelumnya mungkin perlu diulang kembali.
17
6. Menggabungkan model data logikal ke dalam model global
Langkah ini hanya diperlukan untuk merancang basis data dengan multiple
user views yang diatur dengan menggunakan pendekatan view integration.
Data model logikal lokal merepresentasikan satu atau banyak tapi tidak
semua pandangan user pada database sedangkan data model logikal global
merepresentasikan semua pandangan user pada database.
7. Memeriksa untuk pertumbuhan di masa depan
Langkah ini bertujuan untuk memeriksa perubahan yang signifikan pada
masa mendatang dan menaksirkan kemungkinan model data logikal untuk
menyesuaikan terhadap perubahan yang terjadi.
2.6.4.3 Physical Database Design
Proses menghasilkan penjelasan dari implementasi basis data pada media
penyimpanan, mendeskripsikan hubungan dasar, organisasi file, dan indeks yang
digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data dan kendala integritas
terkait serta keamanan (Connolly dan Begg, 2010:524). Adapun tahapan pembuatan
perancangan fisikal adalah sebagai berikut:
1. Menerjemahkan model data logikal untuk DBMS yang digunakan
Tujuannya untuk menghasilkan skema basis data relasional dari model data
logikal yang dapat diimplementasikan dalam DBMS. Terdapat beberapa
langkah dalam tahapan ini, yaitu:
a. Merancang relasi dasar
Bertujuan untuk merepresentasi relasi dasar yang diidentifikasi di dalam
model data logikal terhadap target DBMS.
b. Merancang representasi derived data
Bertujuan untuk mereprentasi derived data yang ditampilkan dalam
model data logikal terhadap target DBMS.
c. Merancang general constraint
Bertujuan untuk merancang batasan umum(general constraint) untuk
target DBMS.
2. Merancang Organisasi file dan index
Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang optimal untuk menyimpan
relasi dasar dan indeks yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang
diinginkan. Beberapa langkah untuk melakukan tahapan ini, yaitu:
18
a. Menganalisa transaksi
Tujuannya untuk memahami fungsionalitas dari transaksi yang akan
dijalankan pada basis data dan untuk menganalisis transaksi penting.
b. Memilih organisasi file
Tujuannya untuk menentukan organisasi file yang efisien untuk setiap
relasi dasar.
c. Memilih index
Tujuannya untuk menentukan apakah penambahan indeks dapat
meningkatkan kinerja sistem. Indeks adalah sebuah struktur data yang
memungkinkan DBMS untuk menemukan data tertentu lebih cepat.
d. Memperkirakan kebutuhan disk space
Tujuannya untuk memperkirakan besar ruang disk yang dibutuhkan oleh
basis data.
3. Merancang tampilan pengguna
Tujuannya untuk merancang pandangan pengguna yang diidentifikasi
selama tahap pengumpulan dan analisis kebutuhan.
4. Merancang mekanisme keamanan
Tujuannya untuk merancang mekanisme keamanan untuk basis data yang
ditentukan oleh pengguna selama tahap pengumpulan dan analisis
kebutuhan dalam database system development lifecycle.
Relasi DBMS menyediakan dua tipe keamanan basis data yaitu :
1. System security
System security menutupi akses dan penggunaan dari basis data pada
level system, seperti username dan password.
2. Data security
Menutupi akses dan penggunaan objek basis data seperti relations dan
views serta tindakan yang dapat dilakukan oleh pengguna terhadap objek.
5. Mempertimbangkan pengenalan redundansi terkontrol
Tujuannya untuk menetapkan apakah memperkenalkan redundasi yang
terkontrol dengan aturan normalisasi akan meningkatkan performa sistem.
6. Mengawasi dan mengendalikan sistem operasional
Tujuannya untuk mengawasi sistem operasional dan meningkatkan
performa dari sistem untuk membenarkan keputusan desain yang tidak tepat
atau mencerminkan perubahan kebutuhan.
19
2.6.5 DBMS Selection
Pemilihan suatu DBMS yang sesuai untuk mendukung sistem basis data.
2.6.6 Application Design
Menurut Connolly dan Begg (2010:329), perancangan aplikasi (application
design) adalah merancang antarmuka pengguna (user interface) dan program
aplikasi, yang menggunakan dan memproses basis data. Terdapat 2 aspek penting
dalam desain aplikasi yaitu:
1. Transaction Design
Desain transaksi diartikan sebagai suatu atau serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh seorang pengguna atau program aplikasi yang mengkases atau
melakukan perubahan isi dari database. Tujuan dari desain transaksi adalah untuk
menetapkan dan mendokumentasikan karakteristik tingkat tinggi dari transaksi yang
dibutuhkan pada basis data. Ada tiga tipe transaksi, yaitu:
a. Retrieval transactions
Digunakan untuk mengambil data untuk ditampilkan pada layar atau
laporan.
b. Update transactions
Digunakan untuk menyisipkan data baru, menghapus data lama dan
memodifikasi data yang sudah ada dalam basis data.
c. Mixed transactions
Melibatkan kedua tipe transaksi sebelumnya. Contohnya operasi untuk
mencari detail data, menampilkan, kemudian memperbaharuinya.
2. User Interface Design
Selain merancang bagaimana fungsi yang diperlukan, kita harus merancang
sebuah antarmuka yang tepat untuk sistem basis data. User interface design
merupakan suatu tampilan program aplikasi yang akan dibuat secara detail dan
benar. Antarmuka yang dirancang harus memberikan informasi yang dibutuhkan,
sehingga pengguna aplikasi mudah mempelajari dan menggunakannya.
20
2.6.7 Prototyping
Prototyping adalah membangun sebuah model kerja dari aplikasi basis data.
Tujuan utama dari pengembangan prototipe sistem basis data adalah untuk
mengidentifikasi fitur sistem yang bekerja dengan baik atau tidak memadai, dan jika
mungkin untuk menyarankan perbaikan atau bahkan fitur baru untuk sistem basis
data (Connolly dan Begg, 2010:333).
2.6.8 Implementation
Implementasi adalah realisasi secara fisik dari basis data dan rancangan
aplikasinya (Connolly dan Begg, 2010:333). Implementasi dapat dicapai dengan
menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih. Pandangan
pengguna (user view) lainnya juga diimplementasikan dalam tahapan ini.
2.6.9 Data Conversion and Loading
Konversi data dan loading adalah perubahan data yang ada ke dalam basis data
yang baru dan konversi aplikasi yang ada untuk berjalan pada basis data yang baru
(Connolly dan Begg, 2010:334). Tahap ini diperlukan ketika suatu sistem basis data
baru sedang menggantikan suatu sistem basis data yang lama.
2.6.10 Testing
Testing adalah proses menjalankan aplikasi dengan tujuan untuk menemukan
kesalahan. Sebelum digunakan, aplikasi basis data yang baru dikembangkan harus
diuji secara menyeluruh. Pengujian sebaiknya juga meliputi usability dari sistem
basis data. Idealnya, sebuah evaluasi sebaiknya di lakukan terhadap sebuah
spesifikasi usability.
2.6.11 Operational Maintenance
Pemeliharaan operasional adalah proses mengawasi dan memelihara sistem
basis data diikuti dengan instalasi. Setelah sistem basis data beroperasi secara penuh,
proses monitoring berlanjut yang mungkin akan menuju kepada pengorganisasian
ulang dari sistem basis data untuk mendukung perubahan yang diperlukan. Yang
termasuk dalam pemeliharaan operasional, yaitu:
21
a. Mengawasi kinerja sistem
Jika kinerja menurun dibawah tingkat
yang dapat diterima, maka
dibutuhkan reorganisasi.
b. Mempertahankan dan meningkatkan sistem database (bila diperlukan)
Kebutuhan baru yang digabungkan ke dalam sistem basis data.
2.7 Relational Model
Menurut Connolly dan Begg (2010:141), dalam relational model semua data
secara logika terstruktur dalam hubungan berupa tabel. Setiap tabel memiliki atribut
berupa column dari data. Setiap tuple atau baris berisi satu nilai per atribut.
2.7.1 Relational Data Structure
Hal-hal yang terkait Relational Data Structure adalah:
1. Relation adalah sebuah tabel dengan baris-baris dan kolom-kolom.
2. Attribute adalah nama kolom dari sebuah relation.
3. Domain adalah kumpulan nilai-nilai yang diperbolehkan untuk satu atau
lebih attributes.
4. Tuple adalah baris dari sebuah relation.
5. Degree adalah jumlah attributes yang berada dalam sebuah relation.
6. Cardinality adalah jumlah tuples yang berada dalam sebuah relation.
7. Relational database adalah sekumpulan hubungan normalisasi dengan
nama relasi yang berbeda.
2.7.2 Relational Keys
Relational Keys berfungsi untuk secara unik mengidentifikasi setiap tuple
dalam relasi terdiri dari:
1. Alternate key adalah candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key.
2. Candidate key adalah sebuah key unik untuk mengidentifikasi kejadian
dalam suatu entitas.
3. Primary key adalah candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasikan
entitas secara unik dalam relasi.
4. Foreign key adalah key yang menghubungkan dua tabel
5. Composite key adalah candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut.
22
2.7.3 Integrity Constraint
Integrity Constraint terdiri dari:
1. Null, menyatakan sebuah nilai untuk sebuah atribut yang tidak diketahui
atau tidak berlaku pada baris.
2. Entity integrity, atribut primary key tidak boleh null di dalam relasi dasar.
3. Referential integrity, jika terdapat foreign key dalam suatu relasi, maka nilai
foreign key akan dibandingkan dengan nilai candidate key dari beberapa
tuple pada relasi tersebut atau nilai foreign key harus null seluruhnya.
4. General constraint, aturan tambahan yang ditentukan oleh pengguna basis
data yang mendefinisikan atau membatasi beberapa hal tertentu dari
perusahaan.
2.8 Entity Relationship Modelling
Menurut Connolly dan Begg (2010:371), entity relationship modeling adalah
sebuah pendekatan top-down untuk merancang basis data yang dimulai dengan
mengidentifikasi entitas dan relasi yang harus direpresentasikan di dalam model.
2.8.1 Entity Type
Menurut Connolly dan Begg (2010:372), entity type adalah sekumpulan objek
dengan sifat yang sama, diidentifikasi oleh perusahaan dan mempunyai keberadaan
yang independen. Entity occurrence adalah objek dari entity type yang dapat
diidentifikasikan secara unik.
2.8.2 Relationship Types
Menurut Connolly dan Begg (2010:374), relationship types merupakan
penggabungan antara beberapa tipe entitas yang memiliki arti. Relationships
occurrence hubungan yang dapat didefinisikan secara unik, yang meliputi satu
kejadian dari setiap tipe entitas yang berpartisipasi. Recursive relationships adalah
sebuah tipe relasi dimana tipe entitas yang sama mempunyai lebih dari satu peran.
23
2.8.3 Structural Constraints
Menurut Connolly dan Begg (2010:385), batasan utama dari relationship
disebut multiplicity, yang artinya sejumlah kemungkinan kejadian dari sebuah tipe
entitas yang berhubungan dengan kejadian tunggal dari entitas melalui relasi tertentu.
Terdapat tiga jenis relationship, yaitu:
1. One to one (1:1) relationships
Hubungan ini terjadi ketika ada satu record dari tabel pertama yang
terhubung dengan satu record dari tabel lain. Contoh setiap cabang hanya
dimanajemen oleh satu karyawan.
Gambar 2. 2 One to one (1:1) relationships
2. One to many (1:*) relationships
Hubungan one-to-many terjadi ketika setiap record dalam tabel A bisa
memiliki beberapa link dari tabel B namun masing-masing record dari tabel
B hanya bisa terhubung dengan satu record dari tabel A. Contohnya Staff
(tabel A) bisa melihat satu sampai banyak PropertyForRent (tabel B). tetapi
PropertyForRent (tabel B) hanya bisa dilihat oleh satu staff (tabel A). Jadi,
satu record dari tabel A, yaitu staff, memiliki relasi dengan banyak
PropertyForRent dari tabel B
24
Gambar 2. 3 One to many (1:*) relationships
3. Many to many (*:*) relationships
Hubungan many-to-many terjadi ketika setiap record dari tabel A memiliki
hubungan dengan record-record yang ada di tabel B dan sebaliknya. Contoh
Newspaper (tabel A) dapat mengiklankan 1 atau lebih PropertyForRent
(tabel B) dan sebaliknya PropertyForRent (tabel B) dapat diiklankan pada 1
atau lebih Newspaper (tabel A).
Gambar 2. 4 many to many (*:*) relationships
25
Multiplicity terdiri dari dua batasan yang terpisah yaitu :
1. Cardinality
Mendeskripsikan jumlah maksimum yang memungkinkan kejadian untuk
entitas berpartisipasi pada tipe relasi yang diberikan.
2. Participation
Menentukan apakah semua atau hanya beberapa kejadian entitas berpartisipasi
di dalam sebuah relasi.
2.9
Normalisasi
Menurut Connnoly dan Begg (2010:415), normalisasi adalah teknik untuk
menghasilkan sekumpulan relasi dengan properti yang diinginkan sesuai kebutuhan
data dari suatu perusahaan.
Tujuan dari normalisasi adalah untuk untuk meningkatkan integritas data yang
disimpan, mengurangi redundansi data dan menghilangkan data yang tidak konsisten
(Wang dan Dennis, 2011:1).
1. Tahapan normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2010:428), tahapan dalam normalisasi meliputi:
1. Unnormalized Form (UNF)
Unnormalized Form adalah kondisi awal dimana sebuah tabel memiliki satu
atau lebih kelompok yang berulang.
2. First Normal Form (1NF)
First Normal Form adalah sebuah relasi dimana pertemuan antara baris dan
kolomnya mempunyai satu dan hanya satu nilai. Dalam normalisasi ini
repeating groups dihilangkan. Repeating groups adalah sebuah atribut atau
kelompok atribut dalam satu tabel yang memiliki nilai lebih dari satu untuk
kejadian dalam tabel tersebut. Pada tahap ini juga menentukan primary key.
3. Second Normal Form (2NF)
Second Normal Form adalah relasi yang ada di 1NF dan setiap atribut non
primary key bergantung sebagian atau sepenuhnya pada fungsi dari primary
key.
26
4. Third Normal Form (3NF)
Third Normal Form adalah relasi yang memenuhi 1NF dan 2NF dimana
tidak terdapat atribut yang non primary key bergantung secara transitif pada
primary key.
2.10 Flowchart
Merupakan penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan
prosedur suatu program. Flowchart dapat mempermudah dalam penyelesaian
masalah, khususnya yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut (Indrajani,
2011:22).
Simbol yang digunakan dalam flowchart adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Simbol Flowchart
27
2.11
Data Flow Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007:317), DFD adalah model proses yang
digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau
pengolahan yang dilakukan oleh sistem.
Di dalam diagram aliran data terdapat tingkatan yang bertujuan untuk
menghindari aliran data yang rumit dan kompleks. Tingkatan ini dimulai dengan
tingkatan tertinggi kemudian diuraikan ke dalam bentuk yang lebih rinci. Tingkatan
tersebut terdiri dari:
a. Diagram konteks (Context Diagram)
Memperlihatkan karakteristik suatu sistem.
b. Diagram nol
Menggambarkan proses – proses utama yang ada pada suatu sistem.
c. Diagram rinci
Merupakan proses rinci dari suatu sistem yang terdapat pada tingkatan
sebelumnya.
Tabel 2. 2 Simbol DFD
No
1
Simbol
Keterangan
Entitas eksternal, dapat berupa orang
atau unit terkait yang berinteraksi dengan
system tetapi di luar system
2
Proses dari sistem atau tugas yang akan
dikerjakan
3
Aliran data yang terjadi
4
Penyimpanan data atau database
28
2.12
Pengantar Pengembangan Aplikasi
2.12.1
PHP (Personal Home Page)
Menurut Nugroho (2009:370) PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor
yang digunakan sebagai bahasa script server side dalam pengembangan web yang
disisipkan pada dokumen HTML.
Menurut Madcoms (2011:11), PHP adalah bahasa pemrograman yang berjalan
dalam sebuah web server dan berfungsi sebagai pengolah data pada sebuah server.
Dengan mengunakan program PHP, sebuah website akan lebih interaktif dan
dinamis.
Keuntungan menggunakan PHP:
1. PHP dapat dijalankan pada dalam web server, sistem operasi dan platform
yang berbeda
2. PHP menawarkan koneksitas yang baik dengan beberapa basis data, salah
satunya MySQL.
3. PHP dapat diletakan dalam tag HTML karena php merupakan embedded
language.
4. PHP sendiri merupakan bahasa pemrograman yang bebas dipergunakan
(open source).
2.12.2
MySQL
Menurut Nugroho (2009:1), MySQL adalah sebuah program database server
yang mampu menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user,
serta menggunakan perintah standar SQL.
Menurut Abdul Kadir (2010:10), MySQL tergolong sebagai DBMS (DataBase
Management System). Perangkat lunak ini bermanfaat untuk mengelola data dengan
cara yang fleksibel dan cepat. Berikut adalah sejumlah aktivitas yang terkait dengan
data yang didukung oleh MySQL:
1. Menyimpan data ke dalam tabel
2. Menghapus data dalam tabel
3. Mengubah data dalam tabel
4. Memungkinkan untuk memilih data tertentu yang diambil
5. Memungkinkan untuk melakukan pengaturan hak akses terhadap data
29
2.12.3
Bootstrap
Menurut Niska (2014:5), Bootstrap adalah framework yang menyediakan
banyak elemen user interface, layout, dan plugin jQuery. Bootstrap bersifat open
source dan menyediakan HTML, CSS dan Javascript siap pakai dan mudah untuk
dikembangkan.
Bootstrap merupakan framework untuk membangun desain web secara
responsif. Artinya, tampilan web yang dibuat oleh bootstrap akan menyesuaikan
ukuran layar dari browser yang kita gunakan baik di desktop, tablet ataupun mobile
device. Fitur ini bisa diaktifkan ataupun dinon-aktifkan sesuai dengan keinginan kita
sendiri. Sehingga, kita bisa membuat web untuk tampilan desktop saja dan apabila
dirender oleh mobile browser maka tampilan dari web yang kita buat tidak bisa
beradaptasi sesuai layar. Dengan bootstrap kita juga bisa membangun web dinamis
ataupun statis.
2.13
Eight Golden Rules
Untuk meningkatkan penggunaan aplikasi, sangat penting untuk memiliki
rancangan interface yang baik. Shneidermen mengemukakan 8 (delapan) aturan yang
dapat digunakan sebagai petunjuk dasar yang baik untuk merancang suatu user
interface. Delapan aturan ini disebut dengan Eight Golden Rules of Interface Design,
yaitu:
1. Konsistensi
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah dan istilah yang
digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan. Selain itu konsistensi
dalam penggunaan font, warna serta menempatkan header dan footer pada
posisi yang sama juga diperlukan.
2. Melayani kegunaan universal
Melayani kebutuhan pengguna yang beragam seperti menambahkan
penjelasan untuk pemula, dan fitur shortcut untuk meningkatkan kecepatan
interaksi para ahli.
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Memberikan informasi terhadap aksi yang dilakukan oleh user. Untuk
tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan
umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang
penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial.
30
4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan
Mendesain urutan tindakan yang harus dilakukan agar user dapat
menyelesaikan suatu aksi. Umpan balik yang informatif akan memberikan
indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan
kelompok tindakan berikutnya.
5. Adanya penanganan kesalahan
Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana. Sistem harus dapat
mendeteksi kesalahan itu sebelum terjadi. Dan jikalau kesalahan itu masih
terjadi, sistem harus dapat memberikan mekanisme yang sedehana dan
mudah dipahami untuk penanganan kesalahan tersebut.
6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya
Adanya aksi yang disediakan agar pengguna dapat kembali ke tindakan
sebelumnya. Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena
pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan.
7. Mendukung pusat pengendali internal
Pengguna menjadi pengontrol sistem bukan sistem yang mengontrol.
Pengguna dapat dengan bebas bernavigasi dan mengubah informasi akun
yang dimilikinya sesuai dengan yang dikehendaki.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Dengan tampilan yang sederhana dan menarik dapat membantu si pengguna
sehingga tidak perlu mengingat terlalu banyak perintah, dan juga dapat
menghindari terjadinya kebingungan pada pengguna.
2.14
Teori Terkait Tema Penelitian
2.14.1
Teori Penjualan
1. Pengertian Penjualan
Menurut Mulyadi (2008:202), penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba
dari adanya transaksi-transaksi tersebut.
Penjualan merupakan sebuah proses di mana kebutuhan pembeli dan
kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar penukaran informasi dan kepentingan
(Surja dan Wongso, 2013:697).
31
2. Tujuan Penjualan
Kemampuan perusahaan dalam menjual produknya menentukan keberhasilan
dalam mencari keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu menjual maka
perusahaan akan mengalami kerugian. Menurut Basu Swastha DH (2004:404) tujuan
umum penjualan dalam perusahaan yaitu :
a. Mencapai volume penjualan
b. Mendapatkan laba tertentu
c. Menunjang pertumbuhan perusahaan
2.14.2
Teori Produksi
1. Pengertian Produksi
Menurut Groover (2005:1), produksi merupakan suatu kumpulan orang
peralatan dan aturan-aturan yang dikelola sedemikian rupa untuk melaksanakan
operasi-operasi manufaktur dalam sebuah pabrik.
Produksi adalah aktivitas yang merupakan bagian dari fungsi organisasi
perusahaan bertanggung jawab terhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi
jadi yang dapat dijual (Muskawati dan Maipan: 2012:69).
2. Fungsi Produksi
Menurut Nasution (2003:13), fungsi produksi dibagi menjadi tiga fungsi
utama, yaitu:
a) Proses Produksi, yaitu metode dan teknik yang digunakan dalam mengolah
bahan baku menjadi produk.
b) Perencanaan produksi, yaitu tindakan antisipasi dimasa mendatang sesuai
dengan periode waktu yang direncanakan.
c) Pengendalian Produksi, yaitu merupakan tindakan yang menjamin bahwa
semua kegiatan yang di laksanakan dalam perencanaan telah dilakukan
sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
2.14.3
Teori Pembelian
Menurut Sofjan Assauri (2008:223), pembelian merupakan salah satu fungsi
yang penting dari berhasil atau tidaknya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini
dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan
yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga yang
berlaku.
32
Menurut Mulyadi (2008:316), pembelian adalah serangkaian tindakan untuk
mendapatkan barang dan jasa melalui pertukaran dengan maksud untuk dipakai
sendiri atau dijual kembali.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelian merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk pengadaan barang yang dibutuhkan perusahaan dalam
menjalankan usahannya, mulai dari pemilihan sumber sampai memperoleh barang.
2.15
State of Art
Menurut Feliciana, Raymond dan Yuliana dalam jurnal yang berjudul
Analisis Dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian Dan
Persediaan Barang Berbasis Web Pada PT. Meta Meta Medika (2013), menjelaskan
bahwa pada penelitian ini akan dilakukan analisis mengenai proses bisnis yang
dilakukan oleh perusahaan dan merancang program aplikasi sesuai dengan kebutuhan
perusahaaan. Perancangan dilakukan dengan menggunakan metode analisis,
perancangan basis data dan perancangan aplikasi. Pengambilan dan pengujian data
dalam metode analisis menggunakan observasi, wawancara dan studi pustaka.
Perancangan basis data dengan langkah konseptual, logical, dan fisikal. Perancangan
aplikasi dilakukan dengan metode scrum. Hasil yang didapat berupa aplikasi yang
membantu penyimpanan data dan mengintegrasikan data dalam bidang penjualan,
pembelian, serta persediaan barang. Di mana hak akses untuk program tersebut
terbagi untuk beberapa karyawan sesuai dengan pekerjaannya dalam rangka
meningkatkan keamanan data.
Menurut Atika, Hutrianto dan Pratama (2012) dalam jurnal yang berjudul
Analisis Perancangan Sistem Basis Data Manajemen Produksi Pada PT Tirta
Osmosis Sampurna Palembang menjelaskan dalam implemetasi kali ini mengambil
studi kasus di sebuah perusahaan yaitu PT Tirta Osmosis Sampurna Palembang dan
terfokus dalam masalah manajemen produksi. Manajemen Produksi meliputi data
permintaan konsumen, proses produksi dan hasil produksi. Untuk melakukan analisa
metode yang digunakan menggunakan metode analisa berbasis objek (OOA).
Metode ini dapat mempresentasikan sebuah permasalahan dalam dunia nyata
kedalam object-object, khususnya dalam pengembangan perangkat lunak. Untuk
perancangan menggunakkan metode Object Oriented Design (OOD. Untuk
pengembangan sistem menggunakan metode prototyping. Metode prototyping
33
digunakkan untuk mengidentifikasi sistem yang berjalan dan memberikan
penambahan-penambahan fitur baru jika ada kekurangan serta mengevaluasi
kelayakan dan kemungkinan yang terjadi dari desain sistem yang dikembangkan.
Hasil yang didaptkan merupakan aplikasi desktop dengan visual basic 6 yang mampu
menghasilkan dan mengelola data yang dibutuhkan dalam manajemen produksi pada
Tirta Osmosis Sampurna Palembang.
Menurut Yuhendra, Eng dan Poewarta (2013) dalam jurnal yang berjudul
Perancangan Sistem Inventory Spare Part Mobil Pada CV. Auto Parts Toyota
Berbasis Aplikasi Java, menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis dan merancang aplikasi yang mampu menyediakan informasi mengenai
data dalam sistem persediaan CV. Auto Parts Toyota . Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Object Oriented Programming dikarenakan bahasa Java
yang digunakan dalam perancangan program merupakan program berbasis OOP.
Hasil dari penelitian ini adalah suatu aplikasi Sistem Inventori yang berfungsi agar
pencatatan keluar-masuk barang oleh staf CV. Autopart Toyota dapat dilakukan dengan
terstruktur sehingga stok barang tercatat dengan tepat dan
sebagai alternative dalam
penanganan pengolahan data seperti pengadaan suku cadang, dan penyediaan laporan laporan
Menurut Permana, Triwibisono dan Sukmawati dalam jurnal yang berjudul
Aplikasi
Koperasi
Persediaan Barang
Pegawai
Republik
Berbasis Web (2012), mengambil studi kasus di
Indonesia
“TELADAN”
RANTAU
PRAPAT
menjelaskan bahwa pada penelitian bertujuan untuk membuat aplikasi pencatatan
persediaan barang yang dapat mengurangi kesalahan dalam pencatatan persediaan ,
mempermudah dan mempercepat dalam pembuatan laporan persediaan, melihat
persediaan barang perunit dan harga pokok penjualan. Metode yang digunakan
adalah dengan metode SDLC (Software Development Life Cycle) dengan model
waterfall yang melewati beberapa tahapan yaitu tahap analisis, tahap perancangan,
tahap implementasi, tahap pengujian, dan tahap pengoperasian dan pemeliharaan
dilakukan analisis mengenai proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan dan
merancang program aplikasi sesuai dengan kebutuhan perusahaaan. Perancangan
dilakukan dengan menggunakan metode analisis, perancangan basis data dan
perancangan aplikasi. Pengambilan dan pengujian data dilakukan dengan
34
wawancara dan observasi. Perancangan basis data dengan langkah konseptual,
logical, dan fisikal. Hasil
yang didapat berupa aplikasi yang membantu dalam
pencatatan persediaan barang ,
dapat mengurangi kesalahan perhitungan dalam
pencatatan persediaan . Lalu aplikasi ini dapat mempermudah dan mempercepat
dalam pembuatan laporan persediaan. dan melihat persediaan barang per unit dan
harga pokok penjualan.
Download