8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pengertian Data Menurut Kroenke and Auer(2012:3) data adalah sebuah rekaman fakta dan angka. Menurut (Hoffer, Ramesh, & Topi, 2011:5), Data merupakan sejumlah event dan objek yang mempunyai arti yang penting bagi pengguna. Menurut (O'Brien & Marakas, 2008, hal. 32), Data merupakan fakta atau penelitian mengenai kejadian atau data transaksi bisnis.Lebih khususnya lagi, data merupakan pengukuran objektif dari sebuah atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang, tempat, benda ataupun kejadian. Jadi, dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa data merupakan sebuah fakta berupa kejadian, objek atau data transaksi bisnis yang mempunyai arti penting dalam organisasi. 2.1.2 Informasi Menurut (Hoffer, Ramesh, & Topi, 2011:6), Informasi merupakan data yang telah melalui proses-proses untuk menambah nilai pengetahuannya agar berguna bagi pengguna. Menurut Entrophy(2008:1)informasi adalah jumlah data setelah kompresi data. Jadi, dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data-data yang telah melalui proses-proses untuk menambah nilai pengetahuannya dan diatur kembali dalam bentuk yang memiliki arti bagi penggunanya. 2.1.3 Pengertian Database (Basis Data) Menurut Shepherd (2008:6) database adalah kumpulan data yang disimpan secara elektronik dengan antar muka pengguna umum dan perangkat lunak untuk pengambilan dan manipulasi data. Menurut Hoffer, Prescott, Mcfadden, (2008:6) database adalah kumpulan data logical yang saling berhubungan dan terorganisir. Database dapat berbagai ukuran dan kompleksitas. 9 Menurut Connolly dan Begg (2010:65), Database adalah sekumpulan data yang memiliki relasi secara logical dan dirancang untuk mempertemukan informasi-informasi yang dibutuhkan sebuah organisasi. Berdasarkan pengertian–pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Database adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan dan terintegrasi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu perusahaan. 2.1.4 Database Management System (DBMS) Menurut (Hoffer, Prescott, & Topi, 2011: 11), Database Management System (DBMS) merupakan sebuah sistem perangkat lunak yang dapat membuat membuat, menciptakan dan memelihara akses ke pengguna database. Menurut Kroenke and Auer (2012:11) DBMS adalah suatu program komputer yang digunakan untuk membuat, memproses, dan mengelola database. Menurut Connolly & Begg (2010:66) Database Management System (DMS)adalah sebuah software system yang memungkinkan user mendefinisi, membentuk dan mengatur database dan megendalikan akses ke database DBMS berinteraksi dengan pengguna aplikasi program dan database. DBMS menyediakan fasilitas : 1. Data Definition Language (DDL), yang berguna untuk menspesifikasikan tipe data, struktur dan constraint data. 2. Data Manipulation Language (DML), yang berguna untuk memberikan fasilitas query data. 3. Pengendalian akses database, antara lain mengontrol : a. Keamanan sistem : Mencegah user yang tidak memiliki hak untuk mengakses database. b. Integrasi Sistem : Menjaga konsistensi data. Jadi, dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa DBMS merupakan sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk dapat membuat, menciptakan, memelihara dan mengontrol akses dari database ke pengguna database. 10 2.1.4.1 Komponen DBMS Menurut Connolly & Begg (2010:69-71) DBMS memiliki komponen–komponen utama dalam lingkungannya, komponen– komponen tersebut adalah: a. Perangkat Keras (hardware) DBMS dan aplikasi memerlukan hardware untuk beroperasi. Terdiri dari : • Penyimpanan permanen (magnetic disk atau hard disk), perangkat I/O. • Hardware Processor dan Main Memory, digunakan untuk mendukung saat mengeksekusi sistem softwaredatabase. b. Perangkat Lunak (software) Komponen software terdiri dari DBMS, sistem operasi (seperti Microsoft, Windows, atau Adobe). c. Data Data pada sebuah sistem database, baik itu sistem single-user maupun sistem multi-user harus terintegrasi (terhubung) dan dapat digunakan bersama. Data yang bertindak sebagai jembatan antara komponen mesin dan komponen manusia. d. Prosedur (Procedure) Prosedur adalah instruksi atau perintah dan aturan yang mengatur pendesainan penggunaan dari basis data pengguna sistem atau user yang mengatur basis data membutuhkan dokumen prosedur tentang bagaimana untuk menggunakan atau menjalankan sistem tersebut. e. Manusia (People) Komponen terakhir yaitu manusia yang terlibat dengan system. 2.1.5 Keuntungan dan Kerugian DBMS Menurut Connolly & Begg (2010:77-81) DBMS juga memiliki beberapa keuntungan dan kerugian : Keuntungan DBMS : 1. Mengontrol redudansi data 2. Konsistensi data 11 3. Lebih banyak informasi dari jumlah data yang sama 4. Data share 5. Meningkatkan integritas data 6. Meningkatkan security 7. Standar pelaksanaan (format data, penamaan, prosedur update) 8. Economy of scale, (Data operasional perusahaan dijadikan satu, kemudian aplikasi dibuat dengan menggunakan datasource yang tunggal tersebut. Sehingga akan menghemat biaya) 9. Keseimbangan konflik kebutuhan (database untuk berbagai kepentingan) 10. Meningkatkan aksesbilitas dan respon data 11. Meningkatkan pemeliharaan mlalui data independence (Data menjadi global) 12. Meningkatkan konkurensi (mengurangi kehilangan informasi dan kehilangan integrasi) 13. Meningkatkan layanan backup dan recovery. Kerugian DBMS : 1. Kompleksitas 2. Ukuran 3. Biaya DBMS yang mahal 4. Biaya penambahan hardware cukup besar 5. Biaya konversi (biaya training, biaya staff spesialis) 6. Kinerja (tidak bisa dijalankan secepat yang diinginkan) 2.1.6 Entity Relationship Modelling (ER-Modelling) a. Entitas Entitas adalah sebuah entitas yang dapat berupa orang,tempat, objek, atau kejadian yang penting bagi perusahaan,sehingga segala atributnya harus dicatat dan disimpan dalam basis datas. (Kroenke dan Auer,2012:156-160). b. Atribut 12 Atribut adalah setiap entitas yang mempunyai karakteristik tertentu. (Kroenke dan Auer,2012:156-160). c. Identifier Merupakan nama atribut yang digunakan untuk mengidentifikasi entity. (Kroenke dan Auer, 2011, p.146- 151). d. Relasi Hubungan suatu jalinan antara entitas. (Kroenke dan Auer,2012:156-160). e. Cardinality Merupakan kendala-kendala yang timbul dalam hubungan antara entitas. (Kroenke dan Auer,2012:156-160). 2.1.7 Database Language 2.1.7.1 Data Definition Language (DDL) Menurut Connolly dan Begg (2010:92), DDL adalah sebuah bahasa yang memungkinkan Database Administrator (DBA) atau user untuk menjelaskan dan memberi nama entities, attribute, bersama-sama dengan beberapa integrity dan security constraints yang saling berhubungan. DDL digunakan untuk mendesain suatu skema atau memodifikasi skema yang telah ada, bukan digunakan untuk memanipulasi data pada basis data. Hasil dari DDL adalah sekumpulan tabel yang tersimpan dalam sistem catalog yang berisi metadata, kamus data, serta direktori data. Kamus data merupakan suatu metadata yaitu suatu data yang mendeskripsikan atau mewakili data yang sesungguhnya. Beberapa DDL statement, antara lain: a. Create Tabel Untuk membuat tabel dengan mengidentifikasikan tipe data untuk tiap kolom. b. Alter Tabel Untuk menambah atau membuang kolom dan constraint. c. Drop Tabel 13 Untuk membuang atau menghapus tabel beserta semua data yang terkait di dalamnya. d. Create Index Untuk membuat index pada suatu tabel. e. Drop Index Untuk membuang atau menghapus index yang telah dibuat sebelumnya. Secara teori Menurut Connolly dan Begg (2010:86-88) kita dapat mendefinisikan DDL yang berbeda untuk setiap skema dalam three-level Architecture, yaitu : a. DDL untuk skema eksternal User view dari database. Pada level ini mendefinisikan bahwa bagian dari database berhubungan dengan tiap user. b. DDL untuk skema konseptual Level ini mendefinisikan data apa yang disimpan dalam databasedan relationship antar data tersebut. c. DDL untuk skema internal Representation physical database pada computer.Level ini mendefinisikan bagaimana data disimpan di dalam database. Pada prakteknya, terdapat suatu cakupan DDL terperinci yang penggunannya minimal menggunakan skema eksternal dan skema konseptual. 2.1.7.2 Data Manipulation Language (DML) Menurut Connolly dan Begg (2010:92), DML adalah sebuah bahasa yang menyediakan sekumpulan operasi untuk mendukung operasi manipulasi basis data dalam data yang tersimpan pada basis data. Operasi manipulasi data yang biasa dipakai adalah : a. Menambahkan data baru ke dalam basis data (INSERT). b. Memodifikasikan data yang telah tersimpan dalam basis data (UPDATE). c. Mengambil kembali data yang terdapat dalam basis data (SELECT). d. Menghapus data dari basis data (DELETE). 14 Pada dasarnya terdapat dua tipe DML, yaitu : a. Procedural DMLs Suatu bahasa yang mengizinkan user untuk menspesifikasi data apa yang dibutuhkan dan bagaimana untuk mendapatkan data tersebut. b. Non-Procedural DMLs Suatu bahasa yang mengizinkan user untuk menspesifikasi data apa yang dibutuhkan tanpa menspesifikasi bagaimana untuk mendapatkan data tersebut. 2.1.8 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010:99-104), fungsi yang terdapat pada DBMS adalah sebagai berikut : 1. Penyimpanan, Pengambilan, dan Peng-update-an data Sebuah DBMS harus menyediakan bagi pengguna dengan sebuah kemampuan untuk menyimpan, mengambil, dan meng-update data dalam DBMS. Ini merupakan fungsi yang mendasar dari DBMS. 2. Katalog User-Accesible Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah catalog yang menyimpan deskripsi tentang item data dan mudah diakses pada pengguna. 3. Mendukung Transaksi Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang akan memastikan bahwa semua kegiatan update yang dilakukan sesuai dengan transaksi yang diberikan atau tidak kegiatan update yang dibuat bagi transaksi tersebut. Transaksi merupakan sederetan tindakan yang dilakukan oleh pengguna tunggal atau program aplikasi yang mengakses atau mengubah isi database. 4. Layanan Kendali Konkurensi Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa database di-update dengan benar ketika banyak pengguna meng-update database sesecara bersama-sama. Akses bersama relative mudah jika semua pengguna hanya membaca data, dimana tidak ada cara bahwa mereka dapat mengganggu satu dan yang 15 lain. Namun ketika dua atau lebih pengguna mengakses database secara serentak dan paling sedikit satu dari mereka meng-update data, disana dapat terjadi gangguan yang menghasilkan ketidak-konsistenan. 5. Layanan Perbaikan Sebuah DBMS harus dapat menyediakan sebuah mekanisme untuk memperbaiki database di saat database mengalami kerusakkan dalam berbagai cara. Kerusakkan database dapat diakibatkan karena kerusakkan sistem, kesalahan media, dan kesalahan software atau hardware. Bisa disebabkan karena adanya kesalahan proses transaksi dan penyelesaian transaksi yang tidak lengkap. 6. Layanan Athorisasi Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berotoritas dapat mengakses database. Hal ini untuk mecegah data yang tersimpan tak terlihat oleh semua pengguna dan melindungi database dari akses yang tak berotoritas. 7. Mendukung Bagi Komunikasi Data Sebuah DBMS harus dapat mampu mengintegrasikan dengan software komunikasi. Kebanyakan pengguna mengakses database dari workstation. Terkadang workstations berada pada lokasi yang jauh dari berkomunikasi dengan komputer DBMS melalui jaringan. Dalam hal ini DBMS menerima permintaan sebagai pesan komunikasi dan menanggapi dengan cara yang sama. Semua pengiriman ini ditangani oleh Data Communication Manager. 8. Layanan Integritas Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah arti untuk memastikan bahwa data di dalam database dan perubahan pada data mengikuti aturan tertentu. Integritas database dapat mengacu pada kebenaran dan konsistensi data yang disimpan. Integritas berhubungan dengan kualitas data yang disimpan. Integritas biasanya diekspresikan dengan istilah batasan, yaitu berupa aturan konsisten yang tidak boleh dilanggar oleh database. 16 9. Layanan Peningkatan Keterbatasan Data Sebuah DBMS harus dapat memasukan sebuah fasilitas untuk mendukung keterbatasan program dari struktur database yang sebenarnya. Data Independence biasanya dicapai melalui sebuah view atau mekanisme subskema Physical Data Independence lebih mudah untuk dicapai karena terdapat beberapa jenis perubahan yang dapat dibuat untuk karakteristik fisikal dari database tanpa mempengaruhi view. Bagaimana Logical Data Independence yang lengkap lebih susah untuk dicapai. 10. Layanan Utilitas Sebuah DBMS harus dapat menyediakan seperangkat layanan utilitas. Program utilitas membantu DBA mengelola database secara efektif. Beberapa utilitas bekerja pada tingkat eksternal, dan konsukuensinya dapat dibuat oleh DBA, yang lainnya bekerja pada tingkat internal dan dapat disediakan hanya dengan vendor DBMS. Contoh dari utilitas tersebut antara lain : a) Fasilitas import, untuk load database dari flat file, dan fasilitas eksport, untuk upload database pada flat file Fasilitas pemantauan, untuk memantau pengguna dan operasi database. b) Program analisa statistik, untuk memeriksa performa dan penggunaan statistic. c) Fasilitas penyusunan index, untuk Menyusun kembali index dan overflow mereka. d) Penempatan dan pengumpulan sampah,untuk menghilangkan record yang dihapus secara fisik dari alat penyimpanan, untuk menggabungkan ruang yang terlepas, dan untuk menempatkan kembali record tersebut di mana dibutuhkan. 17 2.1.9 Relational Data Structure (Struktur Data Relasional) Menurut Connolly dan Begg (2010:144-146), Struktur Data Relasional terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : 1. Relasi Merupakan sebuah tabel dengan baris dan kolom.Digunakan untuk menyimpan informasi tentang objek yang digambarkan dalam database. 2. Atribut Merupakan nama kolom dari relasi. Atribut dapat ditampilkan dalam berbagai perintah dan dalam relasi yang sama sehingga menyampaikan arti yang sama. 3. Domain Merupakan sekelompok nilai yang diijinkan bagi satu atau lebih atribut.Setiap atribut dalam relasi didefinisikan pada sebuah domain.Domain dapat berbeda bagi setiap atribut, atau dua/lebih atribut dapat didefinisikan pada domain yang sama. Konsep domain sangat penting karena memungkinkan pengguna menjelaskan arti dan sumber nilai yang ada pada atribut. 4. Tuple Merupakan baris dari sebuah relasi. Tuple dapat disebut intention jika struktur relasi, domain serta batasan-batasan yang lainnya pada nilai yang mungkin bersifat tetap, namun sebaliknya jika relasi berubah setiap waktu ini disebut extension. 5. Degree Merupakan jumlah atribut yang terdapat dalam relasi mempunyai satu atribut akan mempunyai derajat satu yang disebut relasi unary / satu tuple. Jika relasi mempunyai dua atribut akan mempunyai derajat dua yang disebut binary. Dan begitu seterusnya dengan menggunakan istilah n-ary. 6. Cardinality Merupakan jumlah tuple yang terdapat dalam relasi.Merupakan properti dari extension relasi dan ditentukan dari instance tertentu. 7. Database Relasional 18 Merupakan kumpulan dari relasi yang ternormalisasi dengan nama relasi yang berbeda. 2.1.10 Siklus Hidup Aplikasi Database ( Database System Development Lifecycle ) Menurut Connolly dan Begg (2010:313-314), sebuah sistem database merupakankomponen dasar sistem informasi organisasi yang lebih besar sehingga siklus hidup aplikasi database yang berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi. Langkah-langkah siklus hidup aplikasi : Database Planning System Definiton Requirement Collection and Analysis Database Design Conceptual Database Design DBMS selection (optional) Logical Database Design Application Design Physical Database Design Prototyping (optional) Implentation Data Conversion and Loading Testing Operational Maintenance 19 Gambar 2.1 Langkah –Langkah Siklus Hidup Aplikasi Database Sumber : Connolly dan Begg (2010:314) 2.1.10.1 Data Planning Menurut Connolly dan Begg (2010:313), Database Planning adalah merencanakan bagaimana tahapan dari siklus hidup bisa direalisasikan secara efektif dan efesien. Ada tiga tahapan DatabasePlanning : 1. Mengidentifikasi rencana dan tujuan pembuatan aplikasi basis data untuk menetapkan kebutuhan sistem informasi. 2. Mengevaluasi sistem yang sudah ada untuk menentukan kelebihan dan kekuarangannya. 3. Menaksir kesempatan teknologi informasi untuk menghasilkan kelebihan. 2.1.10.2 System Definition Menurut Connolly dan Begg (2010:316), System Definition adalah menggambarkan lingkup dan batasan-batasan dari aplikasi basis data dan user view yang utama. Sebelum mencoba merancang suatu aplikasi basis data diperlukan untuk mengenali batasan sistem dan bagaimana antarmuka dengan bagian sistem informasi lainnya dalam organisasi.Hal penting yang harus diperhatikan adalah batasan pemakai dan aplikasi mendatang. Mengidentifikasi user view sangat penting dalam mengembangkan aplikasi basis data agar dapat memastikan tidak ada pemakai utama yang terlupakan ketika mengembangkan keperluan untuk aplikasi baru. 2.1.10.3 Requirement Collection and Analysis Menurut Connolly dan Begg (2010:316), Requirement Collection and Analysis adalah proses dari analisis dan pengumpulan informasi tentang bagian organisasi yang didukung oleh sistem aplikasi basis data dan menggunakan informasi ini untuk mengenali kebutuhan-kebutuhan untuk sistem baru. 20 2.1.10.4 Database Design Menurut Connolly dan Begg (2010:320), Database Design adalah suatu proses yang menciptakan perancangan untuk basis data yang akan mendukung keseluruhan operasi dan tujuan-tujuan perusahaan dan tujuan objek untuk kebutuhan sistem database. Menurut Connolly dan Begg (2010:321), ada empat pendekatan dalam desain basis data yaitu : 1. Top-Down Diawali dengan pembentukan model data yang berisi beberapa entitas highlevel dan relationship, yang kemudian menggunakan pendekatan top-down secara berturut-turut untuk mengidentifikasi entitas lower level, relationship dan atribut lainnya. 2. Bottom-up Dimulai dari atribut dasar (yaitu, sifat-sifat entitas dan relationship), dengan analisis dari penggabungan antar atribut yang dikelompokan ke dalam suatu relasi yang merepresentasikan tipe dari entitas dan relationship antar entitas. 3. Inside-out Berhubungan dengan pendekatan bottom-up akan tetapi mempunyai sedikit perbedaan dengan identifikasi awal entitas utama dan kemudian menyebar ke lainnnya seperti entitas, relationship, dan atribut terkait lainnya yang lebih dulu diidentifikasi. 4. Mixed Mengunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian yang berbedabeda sebelum semuanya digabungkan menjadi satu. 21 Menurut Connolly dan Begg (2010:322-324) proses perancangan terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1. Perancangan Basis Data Konseptual Basis data konseptual adalah proses membangun suatu model informasi yang digunakan suatu perusahaan, yang berdiri sendiri terhadap semua pertimbangan fisikal. 2. Perancangan Basis Data Logikal Basis data logical adalah proses membangun model informasi yang digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan pada spesifik data model, tetapi berdiri sendiri terhadap semua fakta-fakta DBMS dan pertimbangan fisikal lainnya. 3. Perancangan Basis Data Fisikal Perancangan basis data fisikal adalah proses menghasilkan suatu deskripsi mengenai implementasi basis data pada media penyimpanan sekunder; menggambarkan dasar relasi, file orgnisasi, dan indeks yang digunakan untuk mencapai efisiensi akses terhadap data, dan semua integritas constraint dan pengukuran keamanan. 2.1.10.5 DBMS Selection Menurut Connolly dan Begg (2010:325), pengertian DBMS Selection adalah menyeleksi DBMS yang tepat untuk mendukung sistem database. DBMS Selection dilakukan antara tahapan perancangan database logical dan perancangan database fisikal.Tujuannya untuk kecukupan sekarang dan kebutuhan masa mendatang pada perusahaan, membuat keseimbangan biaya termasuk pembelian produk DBMS, piranti lunak untuk mendukung aplikasi basis data, biaya yang berhubungan dengan perubahan dan pelatihan pegawai. 22 2.1.10.6 Application Design Menurut Connolly dan Begg (2010:329), pengertian Application Design adalah merancang antar muka pemakai dan program aplikasi, yang akan memperoses basis data. Perancangan basis data dan aplikasi merupakan aktifitas yang dilakukan secara bersamaan pada Database Application Lifecycle. 2.1.10.7 Prototyping Menurut Connolly dan Begg (2010:333), pengertian Prototyping adalah membuat model kerja dari sistem basis data.Tujuannya adalah untuk memungkinkan pemakai menggunakan prototype untuk mengidentifikasi fiturfitur sistem berjalan dengan baik atau tidak, dan bila memungkinkan untuk menyarankan peningkatan atau bahkan penambahan fitur-fitur baru kedalam sistem database. 2.1.10.8 Implementation Menurut Connolly dan Begg (2010:333), pengertian implementation adalah realisasi fisik suatu basis data dan perancangan aplikasi. Implementasi basis data dapat dicapai menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih atau graphical user interface (GUI). Pernyataan DDL digunakan untuk menciptakan struktur-struktur basis data dan file-file basis data yang kosong. Semua spesifikasi user view juga diimplementasikan pada tahap ini. 2.1.10.9 Data Convertion and Loading Menurut Connolly dan Begg (2010:334), Data Convertion and Loading adalah memindahkan semua data yang telah ada kedalam database yang baru dan 23 mengkonversi semua aplikasi yang ada untuk dijalankan pada basis data yang baru menggantikan sistem basis data yang lama. Pada masa sekarang, umumnya DBMS memiliki kegunaan untuk memasukkan file ke dalam basis data baru tujuannya adalah untuk memungkinkan pengembang untuk mengkonversi dan menggunakan aplikasi program lama untuk digunakan oleh sistem baru. 2.1.10.10 Testing Data Planning Menurut Connolly dan Begg (2010:334), pengertian TestingData Planning adalah proses menjalankan sistem database dengan maksud untuk mencari kesalahan. Sebelum digunakan, aplikasi basis data yang baru dikembangkan harus diuji secara menyeluruh. Untuk mencapainya harus hati-hati dalam menggunakan perencanaan strategi uji dan menggunakan data asli untuk semua proses penguji. Pengguna-pengguna suatu sistem yang baru seharusnya dilibatkan dalam proses pengujian. Situasi yang ideal untuk pengujian suatu sistem adalah dengan menguji basis data pada sistem hardware yang berbeda, tetapi sering kali ini tidak tersedia.Jika data sesungguhnya digunakan, sangat penting sekali untuk memiliki backup untuk menangkap kesalahan yang terjadi.Setelah pengujian selesai, sistem aplikasi siap di gunakan dan di serahkan ke pemakai. 2.1.10.11 Operational Maintenance Menurut Connolly dan Begg (2010:335) pengertian Operational Maintenance adalah proses memonitor dan memilihara sistem yang telah di install. Pada tahap ini implementasi database dilakukan secara sepenuhnya.Sistem diawasi dan dipelihara secara berkelanjutan. Jika diperlukan kebutuhan–kebutuhan baru dimasukkan dalam aplikasi database melalui tahapan database terlebih dahulu. 2.1.11 Rich Picture Rich picture adalah penggambaran sistem atau situasi dengan menggunakan gambar- 24 gambar. Gambaran keseluruhan dari orang, objek, proses, struktur, dan masalah pada keseluruhan proses bisnis yang ada di perusahaan Rich picture digunakan untuk menggambarkan keseluruhan proses bisnis secara jelas dengan gambar dan hubugan antar gambar tersebut dengan penjelasan singkat agar orang yang melihat dapat dengan mudah untuk mengerti dan memahami maksud dari gambar tersebut . Gambar 2.2 Contoh Rich picture 2.1.12 Entity Relationship Modelling Menurut Connolly dan Begg (2010:371) salah satu aspek yang sulit dalam perancangan database adalah kenyataan bahwa perancang, programmer, dan pemakai akhir cenderung melihat data dengan cara yang berbeda. Untuk memastikan pemahaman 25 secara alamiah dari data dan bagaimana data digunakan oleh perusahaan dibutuhkan sebuah bentuk komunikasi yang non-teknis dan bebas dari segala ambiguitas. Berikut ini adalah notasi Entity-Relationship Modelling menurut Connolly dan Begg (2010 :372). 2.1.12.1 Entity Type Menurut Connolly dan Begg (2010:372) Entity Type adalah kumpulan objekobjek dengan property yang sama, dimana property tersebut diidentifikasikan memiliki keberadaan yang bebas. Konsep dasar dari bentuk entity relationship adalah tipe entity. Sebuah tipe entity memiliki keberadaan yang bebas dan bisa menjadi objek dengan keberadaan fisik atau menjadi objek dengan keberadaan konseptual. Entity Occurrence yaitu pengidentifikasian objek yang unik dari sebuah entity type.Setiap entitas diidentifikasi dan disertakan property-nya. Entity Name Staff Branch Gambar 2.3 Entity Type Sumber : Connolly dan Begg (2010:374) 2.1.12.2 Relationship Type Menurut Connolly dan Begg (2010:374), Relationship Type adalah sekumpulan hubungan antara satu atau lebih tipe-tipe entity. Sebuah relationship berderajat dua disebut binary, relationship berderajat tiga disebut sebagai ternary dan relationship berderajat empat disebut sebagai quartener. Entity Name Staff Has Branch 26 Gambar 2.4 Relationship Type Sumber : Connolly dan Begg (2010:376) 2.1.12.3 Atributes Menurut Connolly dan Begg (2010:379),Attributes adalah sebuah property atau sebuah sifat dari entity atau sebuah tipe relationship. Attribut menyimpan nilai dari setiap entity occurrence dan mewakili bagian utama dari data yang disimpan dalam basis data. Sebagai contoh entity staff mungkin dapat menjelaskan atribut sebagai berikut: no_staff, nama, posisi, dan gaji. Menurut Connolly dan Begg (2010:378), Attributes Domain adalah sejumlah nilai yang di perkenakan untuk satu atau lebih atribut. Setiap atribut yang dihubungkan dengan sejumlah nilai disebut domain. Domain mendefinisikan nilai-nilai yang dimiliki sebuah atribut dan sama dengan konsep domain pada model relasional. 1. Simple Atributes Menurut Connolly dan Begg (2010:379), Simple Attributes adalah atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal dan keberadaan yang bebas. Simple Attribute tidak bisa dibagi lagi ke dalam komponen yang lebih kecil. Contohnya, posisi dan gaji dari entity pegawai. 2. Composite Atributes Menurut Connolly dan Begg (2010:380), Composite Attributes adalah sebuah susunan atribut dari banyak komponen dengan sebuah keberadaan yang bebas dari masing-masingnya. Dalam hal ini beberapa atribut dapat dipisahkan menjadi komponen yang lebih kecil lagi dengan keberadaan yang bebas dari masing-masingnya. Contohnya atribut alamat dari entity kantor cabang yang 27 mengandung nilai (jalan, kota, kode pos) bisa dipecahkan menjadi simple attribute jalan, kota, dan kode pos. 3. Single-valued Atributes Menurut Connolly dan Begg (2010:380), Single Value Attribute adalah atribut yang hanya menyimpan nilai tunggal untuk suatu sifat dan entity. 4. Multi-valued Atributes Menurut Connolly dan Begg (2010:380), Multi-valued Attributes adalah atribut yang bisa menyimpan nilai lebih dari satu untuk suatu sifat dari entity. Contohnya atribut telepon pada entity kantor cabang yang bisa memiliki lebih dari satu nomor telepon. 5. Derived Atributes Menurut Connolly dan Beeg (2010:380), Derived Attribute adalah attribute yang menunjukkan nilai yang diperoleh dari atribut yang berhubungan, tidak terlalu dibutuhkan dalam tipe entity yang sama. Atribut turunan mungkin juga menyangkut hubungan dari atribut pada tipe entity yang berbeda. 2.1.12.4 Keys Menurut Connoly dan Begg (2010:381), Keys memiliki peran yang sangat penting untuk menghubungkan satu objek dengan objek yang lainnya. Keys diletakkan pada suatu atribut yang telah ditentukan kedudukannya, agar dapat dihubungkan dengan atribut pada entitas yang lain. Macam-macam kunci relasi, yaitu: 1. Candidate Key Menurut Connoly dan Begg (2010:151) Candidate key yaitu himpunan atribut minimal yang secara unik mengidentifikasi tiap-tiap keberadaan suatu tipe entitas. Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh candidate key adalah uniqueness dan irreducibility. 2. Primary Key 28 Menurut Connoly dan Begg (2010:381) Primary key yaitu Candidate key yang dipilih secara unik untuk mengidentifikasi tiap-tiap keberadaan suatu tipe entitas. Hanya terdapat satu candidate key untuk setiap entitas yang ada. 3. Foreign Key Menurut Connoly dan Begg (2010:151) Foreign key yaitu himpunan atribut dalam suatu relasiyang cocok dengan candidatekey dari beberapa relasi. 4. Alternate Key Menurut Connoly dan Begg (2010:381) Alternate key yaitu candidate key yang tidak terpilihmenjadi primary key. 2.1.12.5 Structural Constraint Menurut Connolly dan Begg (2010:385), Batasan-batasan yang menggambarkan pembatasan pada relationship seperti yang ada pada real world harus diterapkan pada tipe entitas yang ikut serta dalam sebuah relationship.Tipe utama dari batasan hubungan di dalam suatu relationship disebut multiplicity. Multiplicity adalah jumlah occurance yang mungkin terjadi pada sebuah tipe entitas yang berhubungan ke sebuah occurance dari sebuah tipe entitas lain dari suatu relationship. 1. One to One (1:1) Relationship Menurut Connolly dan Begg (2010:386) Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah entity occurance pada entitas yang satu dengan entity occurance pada entitas lainnya yang ikut serta dalam relationship tersbeut. Hubungan 1:1 dapat terjadi bila setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak satu entitas dengan satu entitas pada himpunan entitas B. Dan sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan paling banyak satu entitas dengan satu entitas pada himpunan entitas A. 29 Gambar 2.5 Hubungan One to One (1:1) Sumber : Connolly dan Begg (2010:386) 2. One to Many (1:*) Relationship Menurut Connolly dan Begg (2010:387) Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah entity occurance pada entitas yang satu dengan satu atau lebih entity occurance pada entitas lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut. Berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B. Namun, setiap entitas pada himpunan entitas B hanya dapat berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A. Gambar 2.6 Hubungan One to Many (1:*) Sumber : Connolly dan Begg (2010:387) 3. Many to Many (*:*) Relationship Menurut Connolly dan Begg (2010:388) Setiap relationship menggambarkan hubungan antara satu atau lebih entity occurance pada entitas yang satu 30 dengan satu atau lebih entity occurance pada entitas lainnya yang serta dalam relationship tersebut. Berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan enitas B, dan sebaliknya, setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas. Gambar 2.7Hubungan Many to Many (*:*) Sumber : Connolly dan Begg (2010:389) 2.1.12.6 Strong Entity Menurut Connolly dan Begg (2010:383), entitas kuat adalah entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada beberapa entitas yang lain. Karakter dari entitas ini adalah bahwa setiap kejadian entitas teridentifikasi secara unik menggunakan atribut primary key.Sebagai contoh, kita dapat mengidentifikasi secara unik setiap anggota staff dengan menggunakan atribut staffNo. 31 2.1.12.7 Weak Entity Menurut Connolly dan Begg (2010:383), entity lemah adalah entity yang keberadaannya tergantung pada beberapa entity yang lain. Karakteristik dari entity ini bahwa setiap kejadian entity tidak dapat teridentifikasi secara unik hanya dengan menggunakan atribut yang berhubungan dengan entity tersebut. Sebagai contoh, kita tidak dapat mengidentifikasi setiap kejadian dari entity kesukaan hanya dengan menggunakan atribut entity tersebut. Kita hanya dapat mengidentifikasi secara unik entity kesukaan melalui relationship yang entity kesukaan miliki dengan entity klien yang secara unik teridentifikasi menggunakan primary key bagi entity klien. 2.1.12.8 Normalization Menurut Connolly dan Begg (2010:416), Normalization adalah suatu teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi tabel dengan sifat-sifat (properties) yang diinginkan, sesuai dengan kebutuhan data dari perusahaan. Tujuan normalisasi sebagai berikut : 1. Menghilangkan kumpulan relasi dari inserting, updating, dan delete dependency yang tidak diharapkan. 2. Mengurangi kebutuhan rekstrukturisasi kumpulan relasi dan meningkatkan life spam program aplikasi. 3. Membuat model relasional yang lebih informative. 4. Membuat sekecil mungkin terjadinya redudansi data. 5. Menghindarkan adanya data yang tidak konsisten terutama bila dilakukan penghapusan atau penambahan data sebagai akibat adanya data rangkap. 6. Menjamin bahwa identitas tabel secara tunggal sebagai determinan semua atribut. 32 Proses dalam normalisasi menurut Connolly dan Begg (2010:428) terbagi menjadi beberapa tingkatan yang bisa digunakan pada normalisasi, yaitu : a. Unnormalized Form (UNF) Connolly dan Begg (2010:429) sebuah tabel yang berisi satu atau lebih grup yang berulang. Yang dimaksud grup yang berulang itu adalah atribut-atribut yang multi-valued. b. First Normal Form (1NF) Connolly dan Begg (2010:430) First normal form adalah untuk mengubah bentuk UNF menjadi 1NF, yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi dan menghilangkan kelompok berulang, agar setiap pertemuan antara baris dan kolom berisi satu dan hanya satu nilai. Langkah – langkah membuat 1NF dari bentuk UNF : 1. Menentukan 1 atau lebih atribut sebagai kunci dari tabel UNF 2. Mengidentifikasi repeating group dari suatu tabel UNF 3. Menghilangkan repeating group 4. Mengisi kolom dari baris yang kosong dengan data-data sesuai 5. Menempatkan data yang berulang beserta key-nya ke dalam tabel baru. c. Second Normal Form (2NF) Connolly dan Begg (2010:434) Pada tahap normalisasi kedua, dihilangkan setiap partial dependence yang ada pada bentuk 1NF.Yang dimaksud dengan partial dependence adalah atribut non primary key yang merupakan sebagian fungsi dari primary key, atau dapat dijelaskan demikian apabila terdapat atribut-atribut dalam suatu relasi yang memiliki ketergantungan fungsional. Langkah-langkah membuat 2NF dari 1NF: 1. Mengidentifikasi primary key dari bentuk 1NF. 33 2. Mengidentifikasi functional dependency pada bentuk 1NF. 3. Bila terdapat partial dependency dalam primary key maka tempatkan primary key tersebut dalam suatu tabel baru beserta field-field yang berkaitan dengannya. d. Third Normal Form (3NF) Connolly dan Begg (2010:435) Pengujian terhadap bentuk normal ketiga dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat atribut bukan key tergantung fungsional terhadap atribut bukan key yang lain. Pada tahap normalisasi 3NF dihilangkan setiap Transitive Dependence yang terdapat pada bentuk 2NF. Transitive dependency terjadi ketika ada atribut yang bukan merupakan primary key, yang memiliki ketergantungan pada atribut lain yang juga bukan merupakan primary key. Langkah – langkah membuat 3NF dari 2NF : 1. Mengidentifikasi primary key pada bentuk 2NF 2. Mengidentifikasi functional dependency dalam tabel tersebut 3. Bila terdapat transitive dependency pada primary keymaka tempatkan primary key 4. Bila terdapat transitive dependency pada primary key maka tempatkan primary key beserta field-field yang berkaitan pada tabel baru. 2.1.13 Web Menurut Connolly dan Begg (2010:1028) Web adalah sistem berbasis hypermedia yang menyediakan sarana browsing informasi di internet dengan cara menggunakan hyperlink. 2.1.14 PHP 34 Menurut (Connoly & Begg, 2010, hal. 1043), PHP merupakan sebuah HTML yang open source yang didukung oleh banyak web server. PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai bahasa script yang mendukung dalam Web Server termasuk Apace HTTP Server, Microsoft’s Internet Information Server dan mengacu pada bahasa pemograman linux. Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan bahasa scripting yang menyatu dengan HTML yang open source yang didikung oleh banyak web server. 2.1.15 MySQL Menurut Arlita,Ismail,dan Putro (2010), MySQL adalah Relational Database Management System (RDMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah General Public Lisence (GPL). MySQL merupakan turunan dari salah satu konsep utama dalam database, yaitu Structured Query Language (SQL). Sebagai sebuah program penghasil database, MySQL tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya sebuah aplikasi lain (interface). MySQL dapat didukung oleh hampir semua program aplikasi baik yang open-source seperti PHP maupun yang tidak, yang ada pada platform Windows seperti Visual Basic, Delphi, dan lainnya. 2.1.16 Interaksi Manusia dan Komputer Menurut Sneiderman (2010:32), ada lima faktor manusia terukur yang dapat dijadikan sebagai pusat evaluasi, yaitu : 1. Waktu belajar waktu yang dibutuhkan oleh user untuk mempelajari cara relevan dalam mengerjakan tugas dengan lancar. 2. Kecepatan kinerja waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu tugas yang diberikan. 3. Tingkat kesalahan berapa banyak kesalahan yang dilakukan oleh user dan kesalahankesalahan seperti apa yang bisa terjadi saat user mengerjakan tugas tersebut. 4. Daya ingat Kemampuan user mempertahankan pengetahuannya setelah jangka waktu tertentu. 5. Kepuasan subjektif Kepuasan user terhadap berbagai aspek dari sistem. 35 Menurut Shneiderman (2010:88), terdapat delapan aturan emas dalam desain antarmuka yaitu: 1. Berusaha untuk konsisten Aturan ini merupakan aturan yang paling sering dilanggar, karena terdapat banyak bentuk konsistensi. Konsisten dalam hal urutan aksi, istilah yang digunakan, menu, layout, penggunaan warna, tata letak, kapitalisasi, font, dan sebagainya. 2. Menyediakan kebutuhan universal Dengan memahami kebutuhan user yang bermacam-macam dan membuat desain fleksibel yang mendukung perubahan dalam konten. 3. Memberikan umpan balik yang informatif Untuk setiap aksi user, harus ada sistem umpan balik. Untuk aksi kecil yang sering dilakukan, respon dapat dibuat dengan sederhana. Sedangkan untuk aksi yang besar dan jarang dilakukan, respon harus dibuat lebih tegas dan jelas. 4. Desain dialog untuk menghasilkan penutupan atau keadaan akhir Urutan aksi hendaknya disusun ke dalam kelompok kategori awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif dapat memberikan kepuasan pencapaian, rasa lega, sinyal untuk mempersiapkan diri memasuki kelompok kategori aksi selanjutnya. 5. Penawaran pencegahan dan penanganan kesalahan sederhana Usahakan dalam mendesain suatu sistem, diarahkan agar user tidak membuat kesalahan yang serius. Misalnya menyediakan pilihan menu, tidak mengizinkan karakter alfabet pada kotak entri numerik. Jika user melakukan kesalahan, sistem harus dapat mendeteksi kesalahan dan menawarkan instruksi yang sederhana, konstruktif, dan spesifik untuk perbaikan. Contoh, user tidak perlu mengetik ulang seluruh perintah, melainkan hanya memperbaiki bagian yang salah saja. 6. Mengizinkan pembalikan aksi yang mudah Pada suatu sistem aplikasi harus terdapat pembalikan aksi. Fiturini dapat memperkecil kesalahan, selama user tahu bahwa aksi dapat dibatalkan. 36 Pembalikan aksi dapat berupa tindakan tunggal, tugas data entry, atau serangkaian aksi seperti entri nama dan alamat. 7. Mendukung pusat kendali internal User yang sudah terbiasa dengan suatu aplikasi, biasanya inginmemiliki kendali atas antarmuka dan tanggapan dari aksinya. Aksi antarmuka yang tidak umum, urutan entri data yang membosankan, kesulitan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan, serta ketidakmampuan menghasilkan aksi yang diinginkan dapat menimbulkan keresahan dan ketidakpuasan pada user. 8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek Manusia mempunyai keterbatasan dalam memproses informasi dengan waktu yang singkat. Oleh karena itu diperlukan tampilan yang sederhana, pemberian waktu pelatihan yang cukup untuk kode-kode, hafalan dan rangkaian aksi. Jika diperlukan, akses online untuk sintaks, singkatan, kode, dan informasi yang terkait harus disediakan. 2.1.17 Web Database Web database merupakan aplikasi penggunaan web sebagai platform yang menghubungkan pengguna dengan antarmuka satuatau lebih basis data. Keuntungan dari penggunaan web database adalah sebagaiberikut (Connolly dan Begg, 2010:1036-1038) : • Kesederhanaan (Simplicity) Dalam bentuk asli, HTML sebagai markup language sangat mudah untuk di pelajari oleh developer maupun penggunaakhir • Tidak bergantung pada platform (Platform independence) Salah satu alasan dibuatnya aplikasi basis data berbasis web adalah karena pada umumnya web-client (browser) tidak bergantung pada platform sehingga jika suatu aplikasi akan di jalankan pada sistem operasi yang berbeda tidak memerlukan modifikasi. • Grafis antarmuka pengguna (Graphical User Interface / GUI) Menyederhanakan dan meningkatkan pengaksesan basisdata, tetapi GUI memerlukan progam tambahan yang akan menyebabkan ketergantungan pada 37 platform. Web browser menyediakan GUI yang mudah digunakan untuk mengakses banyak hal. Memiliki GUI yang baik akan mengurangi biaya pelatihan untuk pengguna akhir • Standarisasi (Standardization) HTML standar secara de facto dimana seluruh web browser berada, memungkinkan sebuah dokumen HTML pada satu mesin dibaca oleh pengguna pada mesin lainnya dibagian lain dunia melalui koneksi diinternet dan web browser. • Dukungan lintas platform (Cross-platform Support) Web browser ada secara virtual untuk setiap tipe dari platform komputer memungkinkan pengguna pada sebagian besar jenis komputer mengakses basis data dari manapun diseluruh bagian dunia. • Memungkinkan Akses jaringan yang transparan (Transparent Network Access). Akses jaringan terlihat transparan bagi pengguna, kecuali untuk spesifikasi URL, ditangani sepenuhnya oleh web browser dan web server. Dukungan built-in untuk jaringan akan menyederhanakan akses basis data dan mengeliminasi kebutuhan perangkat lunak jaringan dan kompleksitas dari platform yang berbeda untuk saling berkomunikasi. • Penyebaran bisa diukur (Scalable Deployment) Solusi berbasis web mampu membuat arsitektur three-tier yang menyediakan dasar untuk scalability. Dengan menyimpan aplikasi di server terpisah, maka web mengeliminasi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aplikasi penyebaran. Hal ini akan menyederhanakan penanganan upgrade dan Administrasi pengaturan dari banyak platform yang melalui banyak kantor. • Inovasi (Innovation) Web memampukan organisasi untuk menyediakan jasa baru dan mencapai konsumen baru melalui aplikasi yang dapat diakses secara global. 38 Selain memiliki kelebihan-kelebihan yang telah dijelaskan diatas, web database juga tidak lepas dari beberapa kelemahan sebagai berikut (Conolly dan Begg, 2010, p1038p1040): • Kehandalan (Reliability) Ketika sebuah perintah diberikan melalui internet, tidak dapat dipastikan perintah tersebut pasti akan dikirim. • Keamanan (Security) Autentifikasi pengguna dan transmisi data sangat kritis karena banyak pengguna yang tidak dikenal bisa mengakses data. • Biaya (Cost) Biaya perawatan bisa menjadi semakin mahal bersamaan dengan meningkatnya permintaan dari pengguna. • Skalabilitas (Scalability) Aplikasi web bisa menghadapi load data yang sangat banyak yang datang secara tak terduga. Hal ini memerlukan pembangunan performa yang kuat dari arsitektur server yang sangat sulit diukur. • Fungsi terbatas dari HTML (Limited Functionality of HTML) Beberapa aplikasi basis data interaktif ada yang tidak terkonversi secara mudah ke aplikasi berbasis web selama masih menyediakan kemudahan yang sama bagi pengguna. • Statelessness Statelessness dari lingkungan web membuat pengaturan dari koneksi basis data dan transaksi pengguna menjadi sulit dan membutuhkan aplikasi untuk merawat informasi tambahan. • Bandwidth Kegiatan di dalam internet memerlukan bandwidth bahkan untuk tugas yang sangat sederhana sekalipun sehingga masalah bandwidth menjadi penting. • Kinerja (Performance) Banyak bagian dari web database yang kompleks berpusat pada interpretasi bahasa 39 yang akhirnya membuatnya lebih lambat daripada basis data tradisional. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Pegawai Negeri Sipil 2.2.1.1 Pengertian Pegawai Negeri Sipil Menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang PokokPokok Kepegawaian definisi dari Pegawai Negeri adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepegawaian dimaksud dalam tulisan ini adalah pegawai negeri. Sebagai pegawai negeri telah dijelaskan sebelumnya adalah berkedudukan sebagai subyek hukum dalam lingkungan hukum tata pemerintahan. Pegawai negeri sipil menurut Kamus Bahasa Indonesia, ”Pegawai” berarti orang yang bekerja pada pemerintahan (perusahaan dan sebagainya) sedangkan ”Negeri” berarti negara atau pemerintah, jadi Pegawai Negeri Sipil adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau negara. 2.2.1.2 Manajemen Pegawai Negeri Sipil Manajemen kepegawaian adalah perpaduan kata manajemen dan kepegawaian, oleh karenanya untuk mendefinisikan perlu diartikan masing- masing. Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain. Sehubungan dengan pelaksanaan manajemen PNS terdapat (instrumen) penting yang diperlukan, yaitu: 1) Sistem Pembinaan PNS Suatu sistem kepegawaian yang untuk pengangkatan pertamanya didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan, sedangkan dalam pengembangannya lebih lanjut ditentukan juga oleh masa kerja, kesetian, pengabdian dan syarat-syarat obyektif lainnya. 2) Sistem Prestasi Kerja Suatu sistem kepegawaian yang untuk pengangkatan seseorang untuk menduduki suatu jabatan atau untuk naik pangkat didasarkan atas kecakapan dan prestasi kerja 40 yang dicapai oleh pegawai yang diangkat. Kecakapan dibuktikan dengan lulus dalam ujian dinas dan prestasi dibuktikan secara nyata. Sistem prestasi kerja tidak memberikan penghargaan terhadap masa kerja. Sistem yang dipergunakan dalam manajemen PNS dewasa ini adalah perpaduan antara sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititik beratkan pada sistem prestasi kerja. Hal bertujuan memberi peluang bagi PNS yang berprestasi tinggi untuk meningkatkan kemampuannya secara profesional dan berkompetisi secara sehat. 3) Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Tujuannya untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan secara obyektif dalam manajemen PNS. Hal itu dilakukan dengan cara, atasan langsung PNS melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan bagi setiap PNS sekali dalam setahun dan hasil penilainannya dituangkan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).Manajemen PNS perlu merujuk pada fungsi-fungsi pengembangan sumber daya manusia yang mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Perencanaan. Fungsi ini berkaitan dengan kegiatan merencanakan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan organisasi. b. Pengorganisasian. Dilakukan untuk mengatur atau menata semua anggota dalam organisasi agar mampu bekerja dalam unit kerja yang ada. Hal ini dilakukan untuk menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasinya. c. Pengarahan Kegiatan pembekalan yang dilakukan agar semua anggota dalam organisasi lebih efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan organisasi, unit kerja, perusahaan, anggota dan masyarakat. d. Pengendalian. 41 Kegiatan pemantauan yang dilakukan terhadap seluruh anggota dalam organisasi agar mentaati peraturan-peraturan organisasi yang telah ditetapkan dan bekerja sesuai dengan rencana. e. Kedisipilinan Merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting dan kunci bagi terwujudnya suatu tujuan. f. Pemberhentian Putusnya suatu hubungan kerja seseorang dengan suatu organisasi. 2.2.2 Jenis Pegawai Negeri Sipil Mengenai jenis Pegawai Negeri didasarkan pada Pasal 2 ayat (2) UUNo. 43 Tahun 1999 Pegawai Negeri dibagi menjadi: 1. Pegawai Negeri Sipil Pusat Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah Pegawai Negeri Sipil yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintahan Nondepartemen, Kesekretariatan Lembaga Negara, Instansi Vertikal didaerah Provinsi Kabupaten/ Kota, Kepaniteraan Pengadilan, atau dipekerjakan untuk menyelenggarakan tugas negara lainnya. 2. Pegawai Negeri Sipil Daerah Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja pada Pemerintah Daerah, atau dipekerjakan di luar instansi induknya. Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah yang diperbantukan di luar instansi induk, gajinya dibebankan pada instansi yang menerima perbantuan. 2.2.3 Kewajiban dan Hak-hak Pegawai Negeri Sipil 42 Kewajiban pegawai negeri adalah segala sesuatu yang wajib dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kewajiban pegawai Negeri dibagi menjadi 3 golongan yaitu: 1. Kewajiban-kewajiban yang ada hubungan dengan suatu jabatan. 2. Kewajiban-kewajiban yang tidak langsung berhubungan dengan suatu tugas dalam jabatan, melainkan dengan kedudukannya sebagai pegawai negeri pada umumnya. 3. Kewajiban-kewajiban lain. Hak Pegawai Negeri adalah suatu hak yang dimiliki oleh pegawai berdasarkan suatu perundang-undangan yang berlaku. Hak-hak yang dimiliki oleh Pegawai Negeri Menurut Undang-undang No. 43 tahun 1999 antara lain: 1. Hak untuk memperoleh gaji ( Pasal 7) 2. Hak atas Cuti (pasal 8) 3. Hak Atas Perawatan, Tunjangan, dan uang duka (pasal 9) 4. Hak atas Pensiun (pasal 10) 2.2.4 Mutasi Pegawai Negeri Sipil 2.2.4.1 Pengertian Mutasi Kata mutasi atau pemindahan oleh sebagian masyarakat sudah dikenal, baik dalam lingkungan maupun di luar lingkungan perusahaan (pemerintahan). Mutasi adalah kegiatan memindahkan tenaga kerja dari satu tempat tenaga kerja ke tempat kerja lain. Akan tetapi mutasi tidak selamanya sama dengan pemindahan. Mutasi meliputi kegiatan memindahkan tenaga kerja, pengoperan tanggung jawab, pemindahan status ketenagakerjaan, dan sejenisnya. Adapun pemindahan hanya terbatas pada mengalihkan tenaga kerja dari satu tempat ke tempat lain. Menurut jurnal Reza (2008) Mutasi dan Promosi Jabatan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Kanwil DITJEN Kekayaan Negara Suluttenggo dan Maluku Utara di Manado. Mutasi harus didasarkan atas indeks prestasi yang dapat dicapai oleh pegawai yang bersangkutan. Mutasi dimaksudkan mendapatkan pada tempat yang setepatnya, dengan maksud agar karyawan/anggota yang bersangkutan memperoleh suasana baru dan kepuasan kerja setinggi mungkin dan dapat menunjukkan prestasi yang lebih tinggi lagi. 43 Jadi, dapat disimpulkan bahwa mutasi diartikan sebagai perubahan mengenai atau pemindahan kerja/ jabatan lain dengan harapan pada jabatan baru itu dia akan lebih berkembang. Sedangkan landasan hukum pelaksanaan mutasi, pengangkatan dan pemberhentian pegawai negeri sipil adalah: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaga Negara Tahun 1999 Nomor 16 Tambahan lembaran Negara Nomor 3890). 2.Tentang wewenang pengangkatan, pemindahan, pemberhentian pegawai negeri sipil, diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96, Tahun 2000. 3. Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. Ketiga peraturan perundang-undangan tersebut di atas merupakan pedoman pelaksanaan mutasi kepegawaian di setiap instansi pemerintah umum dan daerah. Menurut (Nurani, Zulkarnaen, & Listyani, 2013) jurnal Evaluasi Dampak Kebijakan Mutasi Pegawai Negeri Sipil Dalam Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang. Mutasi baru bisa dikatakan efisien manakala berdasarkan karakteristik, kompetensi organisasi dan kualitas pegawai bersangkutan (promosi). Mutasi harus berlandaskan pada tujuan yang progresif, dan dilakukan berdasarkan adanya usaha untuk mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta mewujudkan cita-cita pemerataan kuantitas dan kualitas pegawai di wilayah DKI Jakarta. 2.2.4.2 Manfaat dan Tujuan Mutasi Pelaksanaan mutasi pegawai mempunyai banyak manfaat dan tujuan yang sangat berpengaruh kepada kemampuan dan kemauan kerja pegawai yang mengakibatkan suatu keuntungan bagi instansi atau perusahaan itu sendiri.Mutasi pegawai ini merupakan salah satu metode dalam program pengembangan manajemen yang berfungsi untuk meningkatkan efektivitas manajer secara keseluruhan dalam pekerjaan dan jabatannya dengan memperluas pengalaman dan membiasakan dengan berbagai aspek dari operasi perusahaan. 44 Manfaat pelaksanaan mutasi adalah: 1. Memenuhi kebutuhan tenaga kerja di bagian atau unit yang kekurangan tenaga kerja tanpa merekrut dari luar. 2. Memenuhi keinginan pegawai sesuai dengan pekerjaan. 3. Memberikan jaminan bagi pegawai bahwa dia tidak akan diberhentikan. 4. Tidak terjadi kejenuhan. 5. Pengalaman baru 6. Cakrawala pandangan yang lebih luas 7. Perolehan pengetahuan dari keterampilan baru 8. Perolehan prospektif baru mengenai kehidupan organisasional 9. Persiapan untuk menghadapi tugas baru, misalnya karena promosi. 10. Motivasi dan keputusan kerja yang lebih tinggi berkat tantangan dan situasi baru yang dihadapi. Mutasi juga dapat menurunkan kegairahan kerja karena dianggap sebagai hukuman dan memperburuk produktivitas kerja karena adanya ketidaksesuaian dan ketidakmampuan kerja pegawai. Bila terjadi keadaan yang demikian maka mutasi tidak mencapai tujuan yang diharapkan, yaitubertambahnya efektivitas dan efesiensi dalam perkerjaan., hal ini terjadi karena: 1. Pegawai tersebut telah terlanjur mencintai perkerjaanya. 2. Hubungan kerjasama yang baik dengan sesama rekan. 3. Perasaan dari pegawai bahwa pekerjaan-pekerjaan lain yang sederajat, danlainlain. Sedangkan tujuan pelaksanaan mutasi, antara lain: 1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai. 45 2. Untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi pekerjaan atau jabatan. 3. Untuk memperluas atau menambah pengetahuan pegawai. 4. Untuk menghilangkan rasa bosan/ jemu terhadap pekerjaannya. 5. Untuk memberikan perangsang agar pegawai mau berupaya meningkatkan karier yang lebih tinggi. 6. Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik pegawai. 7. Untuk mengatasi perselisihan antara sesama pegawai. 8. Untuk mengusahakan pelaksanaan prinsip orang tepat pada tempat yang tepat. Selain itu tujuan mutasi yang terkandung dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan produktivitas kerja. 2. Pendayagunaan pegawai. 3. Pengembangan karier. 4. Penambahan tenaga-tenaga ahli pada unit-unit yang membutuhkan. 5. Pengisian jabatan-jabatan lowongan yang belum terisi. 6. Sebagai hukuman. 2.2.4.3 Dasar Pelaksanaan Mutasi Secara yuridis dasar pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil di atur dalam Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2009. Sedangkan mutasi Pegawai Negeri Sipil untuk Daerah Kabupaten/ Kota diatur dalam Pasal 14 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/ Kota yang berisi: 1. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota menetapkan: a. Pengangkatan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapat persetujuan dari pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten/Kota; b. Pemberhentian Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota; 46 c. Pengangkatan, pemindahan, pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural eselon II dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; d. Pengangkatan, pemindahan, pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural eselon III ke bawah dan jabatan fungsional yang jenjangnya setingkat dengan jabatan structural eselon II kebawah dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 2. Pengangkatan dan pemberhentian Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota dan pejabat struktural eselon II Sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c, dilakukan setelah berkonsultasi secara tertulis dengan Gubernur. 3. Calon Sekretaris Daerah Kabupaten/ Kota yang akan dikonsultasikan untuk diangkat dalam jabatan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana yang dimaksud ayat (1) huruf a, harus memenuhi syarat untuk diangkat dalam jabatan struktural. 4. Konsultasi pengangkatan Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan sebelum pejabat pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota mengajukan permintaan persetujuan kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ Kota. 5. Konsultasi pengangkatan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota dan pengangkatan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural eselon II sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan secara tertulis dengan mengajukan sekurangkurangnya 3 (tiga) orang calon dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat. 6. Hasil konsultasi sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) dan (5) disampaikan secara tertulis oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi. 7. Pejabat sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya atau memberikan kuasa kepada pejabat lain dilingkungannya untuk, menetapkan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten/Kota dalam dan dari jabatan struktural eselon IV kebawah dan jabatan fungsional yang jenjangnya setingkat dengan itu. Selanjutnya, ada 3 sistem yang menjadi dasar pelaksanaan mutasi pegawai yaitu : 47 1. Seniority System Adalah mutasi yang didasarkan atau landasan masa kerja, usia, dan pengalaman kerja dari pegawai yang bersangkutan. Sistem mutasi ini tidak objektif karena kecakapan orang yang dimutasikan berdasarkan senioritas belum tentu mampu menduduki jabatan yang baru. 2. Spoil System Adalah mutasi yang didasarkan atas landasan kekeluargaan. Sistem mutasi ini kurang baik karena didasarkan atas pertimbangan suka atau tidak suka. 3. Merit System Adalah mutasi pegawai yang didasarkan atas landasan yang bersifat ilmiah,objektif dan hasil prestasi kerja. Merit system ini merupakan dasar mutasi yang baik karena: a) Output dan produktivitas kerja meningkat. b) Semangat kerja meningkat c) Jumlah kesalahan yang diperbuat menurun d) Absensi pegawai semakin baik e) Disiplin pegawai semakin baik f) Jumlah kecelakaan akan menurun 2.2.4.4 Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Mutasi Mutasi yang dilaksanakan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi oleh karena itu perlu ada evaluasi pada setiap perkerja secara berkesinambungan secara objekif. Dalam melaksanakan mutasi harus dipertimbangkan faktor-faktor yang dianggap objektif dan rasional, yaitu: 1. Mutasi disebabkan kebijakan dan peraturan pemerintah 2. Mutasi atas dasar prinsip the right man on the right place 3. Mutasi sebagai dasar untuk meningkatkan profesionalitas kerja 48 4. Mutasi sebagai media kompetisi yang maksimal 5. Mutasi sebagai langkah untuk promosi 6. Mutasi untuk mengurangi labour turn over (kebutuhan pegawai berlebihan) 7. Mutasi harus terkoordinasi 2.2.4.5 Sebab dan Alasan Mutasi Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian: 1. Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat karena meninggal dunia. 2. Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat karena: a.Atas permintaan sendiri b.Mencapai batas usia pensiun c.Perampingan organisasi pemerintah; atau d.Tidak cakap jasmani dan rohani sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai Pegawai Negeri Sipil. Mutasi atau pemindahan pegawai dapat terjadi karena 2 hal, yaitu: 1. Mutasi atas Keinginan Pegawai Mutasi atas permintaan sendiri adalah mutasi yang dilakukan atas keinginan sendiri dari pegawai yang bersangkutan dengan mendapat persetujuan pimpinan organisasi. Misalnya, karena alasan keluarga untuk merawat orang tua yang sudah lanjut usia. Kemudian alasan kerja sama, dimana tidak dapat bekerja sama dengan pegawai lainnya karena terjadi pertengkaran atau perselisihan, iklim kerja kurang cocok dengan pegawai dan alasan-alasan sejenisnya. 2. Alih Tugas Produktif (ATP) 49 Alih tugas produktif adalah mutasi karena kehendak pimpinan perusahaan untuk meningkatkan produksi dengan menempatkan pegawai bersangkutan ke jabatan atau pekerjaan yang sesuai dengan kecakapannya. Alasan lain tugas produktif didasarkan pada kecakapan, kemampuan pegawai, sikap dan disiplin pegawai. Kegiatan ini menuntut keharusan pegawai untuk menjalankannya. Mutasi dibagi dalam beberapa jenis yaitu: 1. Production transfer adalah mengalih tugaskan pegawai dari satu bagian ke bagian lain secara horizontal, karena pada bagian lain kekurangan tenaga kerja padahal produksi akan ditingkatkan. 2. Replacement transfer adalah mengalih tugaskan pegawai yang sudah lama dinasnya ke jabatan kain secara horizontal untuk menggentikan pegawai yang masa dinasnya sedikit atau diberhentikan. Replacement transfer terjadi kerena aktivitas perusahaan diperkecil. 2.2.5 E-Government Menurut (Bri, 2009) jurnal An e-Government Stages of Growth Model Based on Research Within the Irish Revenue Offices. Tahap-tahap pertumbuhan model yang disajikan, adalah yang bersifat deskriptif, yang menguraikan bagaimana e-government telah berkembang selama periode sejarah organisasinya. Delapan tahapan pertumbuhan dikenali pada titik-titik berbeda dalam waktu yang ditantang mendasari asumsi-asumsi, nilai-nilai dan prosedur dalam organisasi dan di mana konseptual model organisasi yang ada diganti dengan yang baru. 8 tahapan itu adalah : 1. Structural era: Legislative foundation 2. Structural era : organisational structure and business process 3. e-government era: ICT and process engineering within silos 50 4. e-government era: coordination with customer view 5. e-government era: tax processes exposed via the web 6. e-government era : data mining and knowledge management 7. e-government era : service oriented architecture and business process management 8. e-government era : systems thinking and systems dynamics Menurut (Yun & Opheim, 2010) jurnal Building on Success: The Diffusion of eGovernment in the American States. Penelitian ini juga mengungkap bahwa reformasi digital lebih mungkin secara top-down daripada hasil permintaan warga atau menuruti permintaan warga negara. untuk mengadopsi e-government. Kelembagaan gubernur yang kuat juga dapat mengadopsi teknologi on-line. Studi menyimpulkan bahwa penyebaran teknologi Internet dalam menyediakan layanan dan memperluas jangkauan cocok penjelasan analisis kebijakan non-kontroversial yang disebarkan dengan proses emulasi. Menurut (Bwalya & Healy, 2010) jurnal Harnessing e-Government Adoption in the SADC Region: a Conceptual Underpinning. Sangat penting sebelum pelaksanaannya, ada perlunya untuk memahami tantangan yang akan datang sejalan dengan implementasi egovernment seperti kegagalan untuk diadopsi oleh masyarakat umum, ditinggalkan oleh aktivitas pemerintahan yang lebih dulu ada, dan sebagainya. Masalah tersebut dapat dihindari dengan menempatkan e-government di tempat yang tepat dan secara hati-hati mengotorisasi adopsi strategi e-government yang mengurus konteks lokal dan multidimensonalitas dari egovernment. Totalitas adopsi e-government dapat dilihat sebagai sebuah dua pilar: kepercayaan individu dan karakteristik organisasi dengan ini dapat memberikan informasi model adopsi apa yang cocok untuk setiap situasi yang lebih spesifik. Dua pilar yang paling penting untuk terlibatan dalam e-government adalah untuk mendapat informasi dari pemerintah pusat dan jejerannya. dan untuk terlibat transaksi dengan pemerintah.