BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pengertian Data

advertisement
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar
2.1.1 Pengertian Data
Menurut Kroenke and Auer(2012:3) data adalah sebuah rekaman fakta dan angka.
Menurut (Hoffer, Ramesh, & Topi, 2011:5), Data merupakan sejumlah event dan objek
yang mempunyai arti yang penting bagi pengguna.
Menurut (O'Brien & Marakas, 2008, hal. 32), Data merupakan fakta atau penelitian
mengenai kejadian atau data transaksi bisnis.Lebih khususnya lagi, data merupakan
pengukuran objektif dari sebuah atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang, tempat,
benda ataupun kejadian.
Jadi, dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa data merupakan sebuah
fakta berupa kejadian, objek atau data transaksi bisnis yang mempunyai arti penting dalam
organisasi.
2.1.2 Informasi
Menurut (Hoffer, Ramesh, & Topi, 2011:6), Informasi merupakan data yang telah melalui
proses-proses untuk menambah nilai pengetahuannya agar berguna bagi pengguna.
Menurut Entrophy(2008:1)informasi adalah jumlah data setelah kompresi data.
Jadi, dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan
data-data yang telah melalui proses-proses untuk menambah nilai pengetahuannya dan diatur
kembali dalam bentuk yang memiliki arti bagi penggunanya.
2.1.3 Pengertian Database (Basis Data)
Menurut Shepherd (2008:6) database adalah kumpulan data yang disimpan secara
elektronik dengan antar muka pengguna umum dan perangkat lunak untuk pengambilan dan
manipulasi data.
Menurut Hoffer, Prescott, Mcfadden, (2008:6) database adalah kumpulan data logical yang
saling berhubungan dan terorganisir. Database dapat berbagai ukuran dan kompleksitas.
9
Menurut Connolly dan Begg (2010:65), Database adalah sekumpulan data yang memiliki
relasi secara logical dan dirancang untuk mempertemukan informasi-informasi yang
dibutuhkan sebuah organisasi.
Berdasarkan pengertian–pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Database adalah
kumpulan dari data yang saling berhubungan dan terintegrasi yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan informasi suatu perusahaan.
2.1.4 Database Management System (DBMS)
Menurut (Hoffer, Prescott, & Topi, 2011: 11), Database Management System (DBMS)
merupakan sebuah sistem perangkat lunak yang dapat membuat membuat, menciptakan dan
memelihara akses ke pengguna database.
Menurut Kroenke and Auer (2012:11) DBMS adalah suatu program komputer yang
digunakan untuk membuat, memproses, dan mengelola database.
Menurut Connolly & Begg (2010:66) Database Management System (DMS)adalah sebuah
software system yang memungkinkan user mendefinisi, membentuk dan mengatur database
dan megendalikan akses ke database DBMS berinteraksi dengan pengguna aplikasi program
dan database.
DBMS menyediakan fasilitas :
1.
Data Definition Language (DDL), yang berguna untuk menspesifikasikan tipe data,
struktur dan constraint data.
2.
Data Manipulation Language (DML), yang berguna untuk memberikan fasilitas query
data.
3.
Pengendalian akses database, antara lain mengontrol :
a.
Keamanan sistem : Mencegah user yang tidak memiliki hak untuk mengakses
database.
b.
Integrasi Sistem : Menjaga konsistensi data.
Jadi, dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa DBMS merupakan
sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk dapat membuat,
menciptakan, memelihara dan mengontrol akses dari database ke pengguna database.
10
2.1.4.1 Komponen DBMS
Menurut Connolly & Begg (2010:69-71) DBMS memiliki komponen–komponen utama
dalam lingkungannya, komponen– komponen tersebut adalah:
a.
Perangkat Keras (hardware)
DBMS dan aplikasi memerlukan hardware untuk beroperasi. Terdiri dari :
• Penyimpanan permanen (magnetic disk atau hard disk), perangkat I/O.
• Hardware Processor dan Main Memory, digunakan untuk mendukung saat
mengeksekusi sistem softwaredatabase.
b.
Perangkat Lunak (software)
Komponen software terdiri dari DBMS, sistem operasi (seperti Microsoft,
Windows, atau Adobe).
c.
Data
Data pada sebuah sistem database, baik itu sistem single-user maupun sistem
multi-user harus terintegrasi (terhubung) dan dapat digunakan bersama. Data yang
bertindak sebagai jembatan antara komponen mesin dan komponen manusia.
d.
Prosedur (Procedure)
Prosedur adalah instruksi atau perintah dan aturan yang mengatur pendesainan
penggunaan dari basis data pengguna sistem atau user yang mengatur basis data
membutuhkan dokumen prosedur tentang bagaimana untuk menggunakan atau
menjalankan sistem tersebut.
e.
Manusia (People)
Komponen terakhir yaitu manusia yang terlibat dengan system.
2.1.5 Keuntungan dan Kerugian DBMS
Menurut Connolly & Begg (2010:77-81) DBMS juga memiliki beberapa keuntungan
dan kerugian :
Keuntungan DBMS :
1.
Mengontrol redudansi data
2.
Konsistensi data
11
3.
Lebih banyak informasi dari jumlah data yang sama
4.
Data share
5.
Meningkatkan integritas data
6.
Meningkatkan security
7.
Standar pelaksanaan (format data, penamaan, prosedur update)
8.
Economy of scale, (Data operasional perusahaan dijadikan satu, kemudian aplikasi
dibuat dengan menggunakan datasource yang tunggal tersebut. Sehingga akan
menghemat biaya)
9.
Keseimbangan konflik kebutuhan (database untuk berbagai kepentingan)
10. Meningkatkan aksesbilitas dan respon data
11. Meningkatkan pemeliharaan mlalui data independence (Data menjadi global)
12. Meningkatkan konkurensi (mengurangi kehilangan informasi dan kehilangan
integrasi)
13. Meningkatkan layanan backup dan recovery.
Kerugian DBMS :
1.
Kompleksitas
2.
Ukuran
3.
Biaya DBMS yang mahal
4.
Biaya penambahan hardware cukup besar
5.
Biaya konversi (biaya training, biaya staff spesialis)
6.
Kinerja (tidak bisa dijalankan secepat yang diinginkan)
2.1.6 Entity Relationship Modelling (ER-Modelling)
a. Entitas
Entitas adalah sebuah entitas yang dapat berupa orang,tempat, objek, atau kejadian
yang penting bagi perusahaan,sehingga segala atributnya harus dicatat dan disimpan
dalam basis datas.
(Kroenke dan Auer,2012:156-160).
b. Atribut
12
Atribut adalah setiap entitas yang mempunyai karakteristik tertentu. (Kroenke dan
Auer,2012:156-160).
c. Identifier
Merupakan nama atribut yang digunakan untuk mengidentifikasi entity. (Kroenke
dan Auer, 2011, p.146- 151).
d. Relasi
Hubungan suatu jalinan antara entitas.
(Kroenke dan Auer,2012:156-160).
e. Cardinality
Merupakan kendala-kendala yang timbul dalam hubungan antara entitas. (Kroenke
dan Auer,2012:156-160).
2.1.7 Database Language
2.1.7.1 Data Definition Language (DDL)
Menurut Connolly dan Begg (2010:92), DDL adalah sebuah bahasa yang
memungkinkan Database Administrator (DBA) atau user untuk menjelaskan dan
memberi nama entities, attribute, bersama-sama dengan beberapa integrity dan
security constraints yang saling berhubungan.
DDL digunakan untuk mendesain suatu skema atau memodifikasi skema yang
telah ada, bukan digunakan untuk memanipulasi data pada basis data. Hasil dari DDL
adalah sekumpulan tabel yang tersimpan dalam sistem catalog yang berisi metadata,
kamus data, serta direktori data. Kamus data merupakan suatu metadata yaitu suatu
data yang mendeskripsikan atau mewakili data yang sesungguhnya.
Beberapa DDL statement, antara lain:
a.
Create Tabel
Untuk membuat tabel dengan mengidentifikasikan tipe data untuk tiap kolom.
b.
Alter Tabel
Untuk menambah atau membuang kolom dan constraint.
c.
Drop Tabel
13
Untuk membuang atau menghapus tabel beserta semua data yang terkait di
dalamnya.
d.
Create Index
Untuk membuat index pada suatu tabel.
e.
Drop Index
Untuk membuang atau menghapus index yang telah dibuat sebelumnya.
Secara teori Menurut Connolly dan Begg (2010:86-88) kita dapat mendefinisikan
DDL yang berbeda untuk setiap skema dalam three-level Architecture, yaitu :
a.
DDL untuk skema eksternal
User view dari database. Pada level ini mendefinisikan bahwa bagian dari
database berhubungan dengan tiap user.
b.
DDL untuk skema konseptual
Level ini mendefinisikan data apa yang disimpan dalam databasedan
relationship antar data tersebut.
c.
DDL untuk skema internal
Representation physical database pada computer.Level ini mendefinisikan
bagaimana data disimpan di dalam database.
Pada prakteknya, terdapat suatu cakupan DDL terperinci yang penggunannya
minimal menggunakan skema eksternal dan skema konseptual.
2.1.7.2 Data Manipulation Language (DML)
Menurut Connolly dan Begg (2010:92), DML adalah sebuah bahasa yang
menyediakan sekumpulan operasi untuk mendukung operasi manipulasi basis data
dalam data yang tersimpan pada basis data.
Operasi manipulasi data yang biasa dipakai adalah :
a.
Menambahkan data baru ke dalam basis data (INSERT).
b.
Memodifikasikan data yang telah tersimpan dalam basis data (UPDATE).
c.
Mengambil kembali data yang terdapat dalam basis data (SELECT).
d.
Menghapus data dari basis data (DELETE).
14
Pada dasarnya terdapat dua tipe DML, yaitu :
a.
Procedural DMLs
Suatu bahasa yang mengizinkan user untuk menspesifikasi data apa yang
dibutuhkan dan bagaimana untuk mendapatkan data tersebut.
b.
Non-Procedural DMLs
Suatu bahasa yang mengizinkan user untuk menspesifikasi data apa yang
dibutuhkan tanpa menspesifikasi bagaimana untuk mendapatkan data tersebut.
2.1.8 Fungsi DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010:99-104), fungsi yang terdapat pada DBMS adalah
sebagai berikut :
1. Penyimpanan, Pengambilan, dan Peng-update-an data
Sebuah DBMS harus menyediakan bagi pengguna dengan sebuah kemampuan untuk
menyimpan, mengambil, dan meng-update data dalam DBMS. Ini merupakan fungsi
yang mendasar dari DBMS.
2. Katalog User-Accesible
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah catalog yang menyimpan deskripsi tentang
item data dan mudah diakses pada pengguna.
3. Mendukung Transaksi
Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang akan memastikan bahwa semua
kegiatan update yang dilakukan sesuai dengan transaksi yang diberikan atau tidak
kegiatan update yang dibuat bagi transaksi tersebut. Transaksi merupakan sederetan
tindakan yang dilakukan oleh pengguna tunggal atau program aplikasi yang mengakses
atau mengubah isi database.
4. Layanan Kendali Konkurensi
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa
database di-update dengan benar ketika banyak pengguna meng-update database
sesecara bersama-sama. Akses bersama relative mudah jika semua pengguna hanya
membaca data, dimana tidak ada cara bahwa mereka dapat mengganggu satu dan yang
15
lain. Namun ketika dua atau lebih pengguna mengakses database secara serentak dan
paling sedikit satu dari mereka meng-update data, disana dapat terjadi gangguan yang
menghasilkan ketidak-konsistenan.
5. Layanan Perbaikan
Sebuah DBMS harus dapat menyediakan sebuah mekanisme untuk memperbaiki
database di saat database mengalami kerusakkan dalam berbagai cara. Kerusakkan
database dapat diakibatkan karena kerusakkan sistem, kesalahan media, dan kesalahan
software atau hardware. Bisa disebabkan karena adanya kesalahan proses transaksi dan
penyelesaian transaksi yang tidak lengkap.
6. Layanan Athorisasi
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa hanya
pengguna yang berotoritas dapat mengakses database. Hal ini untuk mecegah data yang
tersimpan tak terlihat oleh semua pengguna dan melindungi database dari akses yang
tak berotoritas.
7. Mendukung Bagi Komunikasi Data
Sebuah DBMS harus dapat mampu mengintegrasikan dengan software komunikasi.
Kebanyakan pengguna mengakses database dari workstation. Terkadang workstations
berada pada lokasi yang jauh dari berkomunikasi dengan komputer DBMS melalui
jaringan.
Dalam hal ini DBMS menerima permintaan sebagai pesan komunikasi dan menanggapi
dengan cara yang sama. Semua pengiriman ini ditangani oleh Data Communication
Manager.
8. Layanan Integritas
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah arti untuk memastikan bahwa data di dalam
database dan perubahan pada data mengikuti aturan tertentu. Integritas database dapat
mengacu pada kebenaran dan konsistensi data yang disimpan. Integritas berhubungan
dengan kualitas data yang disimpan. Integritas biasanya diekspresikan dengan istilah
batasan, yaitu berupa aturan konsisten yang tidak boleh dilanggar oleh database.
16
9. Layanan Peningkatan Keterbatasan Data
Sebuah DBMS harus dapat memasukan sebuah fasilitas untuk mendukung keterbatasan
program dari struktur database yang sebenarnya. Data Independence biasanya dicapai
melalui sebuah view atau mekanisme subskema Physical Data Independence lebih
mudah untuk dicapai karena terdapat beberapa jenis perubahan yang dapat dibuat untuk
karakteristik fisikal dari database tanpa mempengaruhi view. Bagaimana Logical Data
Independence yang lengkap lebih susah untuk dicapai.
10. Layanan Utilitas
Sebuah DBMS harus dapat menyediakan seperangkat layanan utilitas. Program utilitas
membantu DBA mengelola database secara efektif. Beberapa utilitas bekerja pada
tingkat eksternal, dan konsukuensinya dapat dibuat oleh DBA, yang lainnya bekerja
pada tingkat internal dan dapat disediakan hanya dengan vendor DBMS.
Contoh dari utilitas tersebut antara lain :
a) Fasilitas import, untuk load database dari flat file, dan fasilitas eksport, untuk upload
database pada flat file Fasilitas pemantauan, untuk memantau pengguna dan operasi
database.
b) Program analisa statistik, untuk memeriksa performa dan penggunaan statistic.
c) Fasilitas penyusunan index, untuk Menyusun kembali index dan overflow mereka.
d) Penempatan dan pengumpulan sampah,untuk menghilangkan record yang dihapus
secara fisik dari alat penyimpanan, untuk menggabungkan ruang yang terlepas, dan
untuk menempatkan kembali record tersebut di mana dibutuhkan.
17
2.1.9 Relational Data Structure (Struktur Data Relasional)
Menurut Connolly dan Begg (2010:144-146), Struktur Data Relasional terbagi
menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Relasi
Merupakan sebuah tabel dengan baris dan kolom.Digunakan untuk menyimpan
informasi tentang objek yang digambarkan dalam database.
2. Atribut
Merupakan nama kolom dari relasi. Atribut dapat ditampilkan dalam berbagai
perintah dan dalam relasi yang sama sehingga menyampaikan arti yang sama.
3. Domain
Merupakan sekelompok nilai yang diijinkan bagi satu atau lebih atribut.Setiap atribut
dalam relasi didefinisikan pada sebuah domain.Domain dapat berbeda bagi setiap
atribut, atau dua/lebih atribut dapat didefinisikan pada domain yang sama. Konsep
domain sangat penting karena memungkinkan pengguna menjelaskan arti dan sumber
nilai yang ada pada atribut.
4. Tuple
Merupakan baris dari sebuah relasi. Tuple dapat disebut intention jika struktur relasi,
domain serta batasan-batasan yang lainnya pada nilai yang mungkin bersifat tetap,
namun sebaliknya jika relasi berubah setiap waktu ini disebut extension.
5. Degree
Merupakan jumlah atribut yang terdapat dalam relasi mempunyai satu atribut akan
mempunyai derajat satu yang disebut relasi unary / satu tuple. Jika relasi mempunyai
dua atribut akan mempunyai derajat dua yang disebut binary. Dan begitu seterusnya
dengan menggunakan istilah n-ary.
6. Cardinality
Merupakan jumlah tuple yang terdapat dalam relasi.Merupakan properti dari
extension relasi dan ditentukan dari instance tertentu.
7. Database Relasional
18
Merupakan kumpulan dari relasi yang ternormalisasi dengan nama relasi yang
berbeda.
2.1.10
Siklus Hidup Aplikasi Database ( Database System Development Lifecycle )
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010:313-314),
sebuah
sistem
database
merupakankomponen dasar sistem informasi organisasi yang lebih besar sehingga siklus
hidup aplikasi database yang berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi.
Langkah-langkah siklus hidup aplikasi :
Database Planning
System Definiton
Requirement Collection
and Analysis
Database Design
Conceptual Database
Design
DBMS selection
(optional)
Logical Database Design
Application Design
Physical Database Design
Prototyping
(optional)
Implentation
Data Conversion and
Loading
Testing
Operational
Maintenance
19
Gambar 2.1 Langkah –Langkah Siklus Hidup Aplikasi Database
Sumber : Connolly dan Begg (2010:314)
2.1.10.1 Data Planning
Menurut Connolly dan Begg (2010:313), Database Planning adalah
merencanakan bagaimana tahapan dari siklus hidup bisa direalisasikan secara
efektif dan efesien.
Ada tiga tahapan DatabasePlanning :
1.
Mengidentifikasi rencana dan tujuan pembuatan aplikasi basis data untuk
menetapkan kebutuhan sistem informasi.
2.
Mengevaluasi sistem yang sudah ada untuk menentukan kelebihan dan
kekuarangannya.
3.
Menaksir kesempatan teknologi informasi untuk menghasilkan kelebihan.
2.1.10.2 System Definition
Menurut
Connolly dan
Begg
(2010:316),
System Definition
adalah
menggambarkan lingkup dan batasan-batasan dari aplikasi basis data dan user view
yang utama. Sebelum mencoba merancang suatu aplikasi basis data diperlukan
untuk mengenali batasan sistem dan bagaimana antarmuka dengan bagian sistem
informasi lainnya dalam organisasi.Hal penting yang harus diperhatikan adalah
batasan pemakai dan aplikasi mendatang. Mengidentifikasi user view sangat
penting dalam mengembangkan aplikasi basis data agar dapat memastikan tidak
ada pemakai utama yang terlupakan ketika mengembangkan keperluan untuk
aplikasi baru.
2.1.10.3 Requirement Collection and Analysis
Menurut Connolly dan Begg (2010:316), Requirement Collection and Analysis
adalah proses dari analisis dan pengumpulan informasi tentang bagian organisasi
yang didukung oleh sistem aplikasi basis data dan menggunakan informasi ini
untuk mengenali kebutuhan-kebutuhan untuk sistem baru.
20
2.1.10.4 Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2010:320), Database Design adalah suatu proses
yang menciptakan perancangan untuk basis data yang akan mendukung
keseluruhan operasi dan tujuan-tujuan perusahaan dan tujuan objek untuk
kebutuhan sistem database.
Menurut Connolly dan Begg (2010:321), ada empat pendekatan dalam desain
basis data yaitu :
1. Top-Down
Diawali dengan pembentukan model data yang berisi beberapa entitas highlevel dan relationship, yang kemudian menggunakan pendekatan top-down
secara berturut-turut untuk mengidentifikasi entitas lower level, relationship
dan atribut lainnya.
2. Bottom-up
Dimulai dari atribut dasar (yaitu, sifat-sifat entitas dan relationship), dengan
analisis dari penggabungan antar atribut yang dikelompokan ke dalam suatu
relasi yang merepresentasikan tipe dari entitas dan relationship antar entitas.
3. Inside-out
Berhubungan dengan pendekatan bottom-up akan tetapi mempunyai sedikit
perbedaan dengan identifikasi awal entitas utama dan kemudian menyebar ke
lainnnya seperti entitas, relationship, dan atribut terkait lainnya yang lebih dulu
diidentifikasi.
4. Mixed
Mengunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian yang berbedabeda sebelum semuanya digabungkan menjadi satu.
21
Menurut Connolly dan Begg (2010:322-324) proses perancangan terdiri dari
tiga bagian, yaitu:
1.
Perancangan Basis Data Konseptual
Basis data konseptual adalah proses membangun suatu model informasi
yang digunakan suatu perusahaan, yang berdiri sendiri terhadap semua
pertimbangan fisikal.
2.
Perancangan Basis Data Logikal
Basis data logical adalah proses membangun model informasi yang
digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan pada spesifik data model,
tetapi berdiri sendiri terhadap semua fakta-fakta DBMS dan pertimbangan
fisikal lainnya.
3.
Perancangan Basis Data Fisikal
Perancangan basis data fisikal adalah proses menghasilkan suatu deskripsi
mengenai implementasi basis data pada media penyimpanan sekunder;
menggambarkan dasar relasi, file orgnisasi, dan indeks yang digunakan
untuk mencapai efisiensi akses terhadap data, dan semua integritas
constraint dan pengukuran keamanan.
2.1.10.5 DBMS Selection
Menurut Connolly dan Begg (2010:325), pengertian DBMS Selection adalah
menyeleksi DBMS yang tepat untuk mendukung sistem database. DBMS
Selection dilakukan antara tahapan perancangan database logical dan perancangan
database fisikal.Tujuannya untuk kecukupan sekarang dan kebutuhan masa
mendatang pada perusahaan, membuat keseimbangan biaya termasuk pembelian
produk DBMS, piranti lunak untuk mendukung aplikasi basis data, biaya yang
berhubungan dengan perubahan dan pelatihan pegawai.
22
2.1.10.6 Application Design
Menurut Connolly dan Begg (2010:329), pengertian Application
Design
adalah merancang antar muka pemakai dan program aplikasi, yang akan
memperoses basis data. Perancangan basis data dan aplikasi merupakan aktifitas
yang dilakukan secara bersamaan pada Database Application Lifecycle.
2.1.10.7 Prototyping
Menurut Connolly dan Begg (2010:333), pengertian Prototyping adalah
membuat model kerja dari sistem basis data.Tujuannya adalah untuk
memungkinkan pemakai menggunakan prototype untuk mengidentifikasi fiturfitur sistem berjalan dengan baik atau tidak, dan bila memungkinkan untuk
menyarankan peningkatan atau bahkan penambahan fitur-fitur baru kedalam
sistem database.
2.1.10.8 Implementation
Menurut Connolly dan Begg (2010:333), pengertian implementation adalah
realisasi fisik suatu basis data dan perancangan aplikasi. Implementasi basis data
dapat dicapai menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang
dipilih atau graphical user interface (GUI).
Pernyataan DDL digunakan untuk menciptakan struktur-struktur basis data dan
file-file
basis
data
yang
kosong.
Semua
spesifikasi
user
view
juga
diimplementasikan pada tahap ini.
2.1.10.9 Data Convertion and Loading
Menurut Connolly dan Begg (2010:334), Data Convertion and Loading adalah
memindahkan semua data yang telah ada kedalam database yang baru dan
23
mengkonversi semua aplikasi yang ada untuk dijalankan pada basis data yang
baru menggantikan sistem basis data yang lama.
Pada masa sekarang, umumnya DBMS memiliki kegunaan untuk memasukkan
file ke dalam basis data baru tujuannya adalah untuk memungkinkan pengembang
untuk mengkonversi dan menggunakan aplikasi program lama untuk digunakan
oleh sistem baru.
2.1.10.10 Testing Data Planning
Menurut Connolly dan Begg (2010:334), pengertian TestingData Planning
adalah proses menjalankan sistem database dengan maksud untuk mencari
kesalahan. Sebelum digunakan, aplikasi basis data yang baru dikembangkan harus
diuji secara menyeluruh. Untuk mencapainya harus hati-hati dalam menggunakan
perencanaan strategi uji dan menggunakan data asli untuk semua proses penguji.
Pengguna-pengguna suatu sistem yang baru seharusnya dilibatkan dalam
proses pengujian. Situasi yang ideal untuk pengujian suatu sistem adalah dengan
menguji basis data pada sistem hardware yang berbeda, tetapi sering kali ini tidak
tersedia.Jika data sesungguhnya digunakan, sangat penting sekali untuk memiliki
backup untuk menangkap kesalahan yang terjadi.Setelah pengujian selesai, sistem
aplikasi siap di gunakan dan di serahkan ke pemakai.
2.1.10.11 Operational Maintenance
Menurut Connolly dan Begg (2010:335) pengertian Operational Maintenance
adalah proses memonitor dan memilihara sistem yang telah di install. Pada tahap
ini implementasi database dilakukan secara sepenuhnya.Sistem diawasi dan
dipelihara secara berkelanjutan. Jika diperlukan kebutuhan–kebutuhan baru
dimasukkan dalam aplikasi database melalui tahapan database terlebih dahulu.
2.1.11
Rich Picture
Rich picture adalah penggambaran sistem atau situasi dengan menggunakan gambar-
24
gambar. Gambaran keseluruhan dari orang, objek, proses, struktur, dan masalah pada
keseluruhan proses bisnis yang ada di perusahaan
Rich picture digunakan untuk menggambarkan keseluruhan proses bisnis secara jelas
dengan gambar dan hubugan antar gambar tersebut dengan penjelasan singkat agar
orang yang melihat dapat dengan mudah untuk mengerti dan memahami maksud dari
gambar tersebut
.
Gambar 2.2 Contoh Rich picture
2.1.12
Entity Relationship Modelling
Menurut Connolly dan Begg (2010:371) salah satu aspek yang sulit dalam
perancangan database adalah kenyataan bahwa perancang, programmer, dan pemakai
akhir cenderung melihat data dengan cara yang berbeda. Untuk memastikan pemahaman
25
secara alamiah dari data dan bagaimana data digunakan oleh perusahaan dibutuhkan
sebuah bentuk komunikasi yang non-teknis dan bebas dari segala ambiguitas.
Berikut ini adalah notasi Entity-Relationship Modelling menurut Connolly dan Begg
(2010 :372).
2.1.12.1 Entity Type
Menurut Connolly dan Begg (2010:372) Entity Type adalah kumpulan objekobjek dengan property yang sama, dimana property tersebut diidentifikasikan
memiliki keberadaan yang bebas. Konsep dasar dari bentuk entity relationship
adalah tipe entity. Sebuah tipe entity memiliki keberadaan yang bebas dan bisa
menjadi objek dengan keberadaan fisik atau menjadi objek dengan keberadaan
konseptual.
Entity Occurrence yaitu pengidentifikasian objek yang unik dari sebuah entity
type.Setiap entitas diidentifikasi dan disertakan property-nya.
Entity Name
Staff
Branch
Gambar 2.3 Entity Type
Sumber : Connolly dan Begg (2010:374)
2.1.12.2 Relationship Type
Menurut Connolly dan Begg (2010:374), Relationship Type adalah sekumpulan
hubungan antara satu atau lebih tipe-tipe entity.
Sebuah relationship berderajat dua disebut binary, relationship berderajat tiga
disebut sebagai ternary dan relationship berderajat empat disebut sebagai
quartener.
Entity Name
Staff
Has
Branch
26
Gambar 2.4 Relationship Type
Sumber : Connolly dan Begg (2010:376)
2.1.12.3 Atributes
Menurut Connolly dan Begg (2010:379),Attributes adalah sebuah property atau
sebuah sifat dari entity atau sebuah tipe relationship. Attribut menyimpan nilai
dari setiap entity occurrence dan mewakili bagian utama dari data yang disimpan
dalam basis data.
Sebagai contoh entity staff mungkin dapat menjelaskan atribut sebagai berikut:
no_staff, nama, posisi, dan gaji.
Menurut Connolly dan Begg (2010:378), Attributes Domain adalah sejumlah
nilai yang di perkenakan untuk satu atau lebih atribut. Setiap atribut yang
dihubungkan dengan sejumlah nilai disebut domain. Domain mendefinisikan
nilai-nilai yang dimiliki sebuah atribut dan sama dengan konsep domain pada
model relasional.
1. Simple Atributes
Menurut Connolly dan Begg (2010:379), Simple Attributes adalah atribut yang
terdiri dari satu komponen tunggal dan keberadaan yang bebas. Simple
Attribute tidak bisa dibagi lagi ke dalam komponen yang lebih kecil.
Contohnya, posisi dan gaji dari entity pegawai.
2. Composite Atributes
Menurut Connolly dan Begg (2010:380), Composite Attributes adalah sebuah
susunan atribut dari banyak komponen dengan sebuah keberadaan yang bebas
dari masing-masingnya. Dalam hal ini beberapa atribut dapat dipisahkan
menjadi komponen yang lebih kecil lagi dengan keberadaan yang bebas dari
masing-masingnya. Contohnya atribut alamat dari entity kantor cabang yang
27
mengandung nilai (jalan, kota, kode pos) bisa dipecahkan menjadi simple
attribute jalan, kota, dan kode pos.
3. Single-valued Atributes
Menurut Connolly dan Begg (2010:380), Single Value Attribute adalah atribut
yang hanya menyimpan nilai tunggal untuk suatu sifat dan entity.
4. Multi-valued Atributes
Menurut Connolly dan Begg (2010:380), Multi-valued Attributes adalah atribut
yang bisa menyimpan nilai lebih dari satu untuk suatu sifat dari entity.
Contohnya atribut telepon pada entity kantor cabang yang bisa memiliki lebih
dari satu nomor telepon.
5. Derived Atributes
Menurut Connolly dan Beeg (2010:380), Derived Attribute adalah attribute
yang menunjukkan nilai yang diperoleh dari atribut yang berhubungan, tidak
terlalu dibutuhkan dalam tipe entity yang sama. Atribut turunan mungkin juga
menyangkut hubungan dari atribut pada tipe entity yang berbeda.
2.1.12.4 Keys
Menurut Connoly dan Begg (2010:381), Keys memiliki peran yang sangat
penting untuk menghubungkan satu objek dengan objek yang lainnya. Keys
diletakkan pada suatu atribut yang telah ditentukan kedudukannya, agar dapat
dihubungkan dengan atribut pada entitas yang lain. Macam-macam kunci relasi,
yaitu:
1. Candidate Key
Menurut Connoly dan Begg (2010:151) Candidate key yaitu himpunan atribut
minimal yang secara unik mengidentifikasi tiap-tiap keberadaan suatu tipe
entitas. Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh candidate key adalah uniqueness
dan irreducibility.
2. Primary Key
28
Menurut Connoly dan Begg (2010:381) Primary key yaitu Candidate key yang
dipilih secara unik untuk mengidentifikasi tiap-tiap keberadaan suatu tipe
entitas. Hanya terdapat satu candidate key untuk setiap entitas yang ada.
3. Foreign Key
Menurut Connoly dan Begg (2010:151) Foreign key yaitu himpunan atribut
dalam suatu relasiyang cocok dengan candidatekey dari beberapa relasi.
4. Alternate Key
Menurut Connoly dan Begg (2010:381) Alternate key yaitu candidate key
yang tidak terpilihmenjadi primary key.
2.1.12.5 Structural Constraint
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010:385),
Batasan-batasan
yang
menggambarkan pembatasan pada relationship seperti yang ada pada real world
harus diterapkan pada tipe entitas yang ikut serta dalam sebuah relationship.Tipe
utama dari batasan hubungan di dalam suatu relationship disebut multiplicity.
Multiplicity adalah jumlah occurance yang mungkin terjadi pada sebuah tipe
entitas yang berhubungan ke sebuah occurance dari sebuah tipe entitas lain dari
suatu relationship.
1. One to One (1:1) Relationship
Menurut Connolly dan Begg (2010:386) Setiap relationship menggambarkan
hubungan antara sebuah entity occurance pada entitas yang satu dengan entity
occurance pada entitas lainnya yang ikut serta dalam relationship tersbeut.
Hubungan 1:1 dapat terjadi bila setiap entitas pada himpunan entitas A
berhubungan paling banyak satu entitas dengan satu entitas pada himpunan
entitas B. Dan sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan
paling banyak satu entitas dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
29
Gambar 2.5 Hubungan One to One (1:1)
Sumber : Connolly dan Begg (2010:386)
2. One to Many (1:*) Relationship
Menurut Connolly dan Begg (2010:387) Setiap relationship menggambarkan
hubungan antara sebuah entity occurance pada entitas yang satu dengan satu
atau lebih entity occurance pada entitas lainnya yang ikut serta dalam
relationship tersebut. Berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat
berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B.
Namun, setiap entitas pada himpunan entitas B hanya dapat berhubungan
dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A.
Gambar 2.6 Hubungan One to Many (1:*)
Sumber : Connolly dan Begg (2010:387)
3. Many to Many (*:*) Relationship
Menurut Connolly dan Begg (2010:388) Setiap relationship menggambarkan
hubungan antara satu atau lebih entity occurance pada entitas yang satu
30
dengan satu atau lebih entity occurance pada entitas lainnya yang serta dalam
relationship tersebut.
Berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan
banyak entitas pada himpunan enitas B, dan sebaliknya, setiap entitas pada
himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan
entitas.
Gambar 2.7Hubungan Many to Many (*:*)
Sumber : Connolly dan Begg (2010:389)
2.1.12.6 Strong Entity
Menurut Connolly dan Begg (2010:383), entitas kuat adalah entitas yang
keberadaannya tidak bergantung pada beberapa entitas yang lain. Karakter dari
entitas ini adalah bahwa setiap kejadian entitas teridentifikasi secara unik
menggunakan atribut primary key.Sebagai contoh, kita dapat mengidentifikasi
secara unik setiap anggota staff dengan menggunakan atribut staffNo.
31
2.1.12.7 Weak Entity
Menurut Connolly dan Begg (2010:383), entity lemah adalah entity yang
keberadaannya tergantung pada beberapa entity yang lain. Karakteristik dari entity
ini bahwa setiap kejadian entity tidak dapat teridentifikasi secara unik hanya
dengan menggunakan atribut yang berhubungan dengan entity tersebut.
Sebagai contoh, kita tidak dapat mengidentifikasi setiap kejadian dari entity
kesukaan hanya dengan menggunakan atribut entity tersebut. Kita hanya dapat
mengidentifikasi secara unik entity kesukaan melalui relationship yang entity
kesukaan miliki dengan entity klien yang secara unik teridentifikasi menggunakan
primary key bagi entity klien.
2.1.12.8 Normalization
Menurut Connolly dan Begg (2010:416), Normalization adalah suatu teknik
untuk menghasilkan sekumpulan relasi tabel dengan sifat-sifat (properties) yang
diinginkan, sesuai dengan kebutuhan data dari perusahaan. Tujuan normalisasi
sebagai berikut :
1.
Menghilangkan kumpulan relasi dari inserting, updating, dan delete
dependency yang tidak diharapkan.
2. Mengurangi kebutuhan rekstrukturisasi kumpulan relasi dan meningkatkan
life spam program aplikasi.
3. Membuat model relasional yang lebih informative.
4. Membuat sekecil mungkin terjadinya redudansi data.
5. Menghindarkan adanya data yang tidak konsisten terutama bila dilakukan
penghapusan atau penambahan data sebagai akibat adanya data rangkap.
6. Menjamin bahwa identitas tabel secara tunggal sebagai determinan semua
atribut.
32
Proses dalam normalisasi menurut Connolly dan Begg (2010:428) terbagi
menjadi beberapa tingkatan yang bisa digunakan pada normalisasi, yaitu :
a. Unnormalized Form (UNF)
Connolly dan Begg (2010:429) sebuah tabel yang berisi satu atau lebih grup
yang berulang. Yang dimaksud grup yang berulang itu adalah atribut-atribut
yang multi-valued.
b. First Normal Form (1NF)
Connolly dan Begg (2010:430) First normal form adalah untuk mengubah
bentuk UNF menjadi 1NF, yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi dan
menghilangkan kelompok berulang, agar setiap pertemuan antara baris dan
kolom berisi satu dan hanya satu nilai.
Langkah – langkah membuat 1NF dari bentuk UNF :
1. Menentukan 1 atau lebih atribut sebagai kunci dari tabel UNF
2. Mengidentifikasi repeating group dari suatu tabel UNF
3. Menghilangkan repeating group
4. Mengisi kolom dari baris yang kosong dengan data-data sesuai
5. Menempatkan data yang berulang beserta key-nya ke dalam tabel baru.
c. Second Normal Form (2NF)
Connolly dan Begg (2010:434) Pada tahap normalisasi kedua, dihilangkan
setiap partial dependence yang ada pada bentuk 1NF.Yang dimaksud dengan
partial dependence adalah atribut non primary key yang merupakan sebagian
fungsi dari primary key, atau dapat dijelaskan demikian apabila terdapat
atribut-atribut dalam suatu relasi yang memiliki ketergantungan fungsional.
Langkah-langkah membuat 2NF dari 1NF:
1. Mengidentifikasi primary key dari bentuk 1NF.
33
2. Mengidentifikasi functional dependency pada bentuk 1NF.
3. Bila terdapat partial dependency dalam primary key maka tempatkan
primary key tersebut dalam suatu tabel baru beserta field-field yang berkaitan
dengannya.
d. Third Normal Form (3NF)
Connolly dan Begg (2010:435) Pengujian terhadap bentuk normal ketiga
dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat atribut bukan key tergantung
fungsional terhadap atribut bukan key yang lain. Pada tahap normalisasi 3NF
dihilangkan setiap Transitive Dependence yang terdapat pada bentuk 2NF.
Transitive dependency terjadi ketika ada atribut yang bukan merupakan
primary key, yang memiliki ketergantungan pada atribut lain yang juga bukan
merupakan primary key. Langkah – langkah membuat 3NF dari 2NF :
1. Mengidentifikasi primary key pada bentuk 2NF
2. Mengidentifikasi functional dependency dalam tabel tersebut
3. Bila terdapat transitive dependency pada primary keymaka tempatkan
primary key
4. Bila terdapat transitive dependency pada primary key maka tempatkan
primary key beserta field-field yang berkaitan pada tabel baru.
2.1.13
Web
Menurut Connolly dan Begg (2010:1028) Web adalah sistem berbasis hypermedia
yang menyediakan sarana browsing informasi di internet dengan cara menggunakan
hyperlink.
2.1.14
PHP
34
Menurut (Connoly & Begg, 2010, hal. 1043), PHP merupakan sebuah HTML yang
open source yang didukung oleh banyak web server.
PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai bahasa
script yang mendukung dalam Web Server termasuk Apace HTTP Server, Microsoft’s
Internet Information Server dan mengacu pada bahasa pemograman linux.
Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan bahasa
scripting yang menyatu dengan HTML yang open source yang didikung oleh banyak web
server.
2.1.15
MySQL
Menurut Arlita,Ismail,dan Putro (2010), MySQL adalah Relational Database
Management System (RDMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah General Public
Lisence (GPL). MySQL merupakan turunan dari salah satu konsep utama dalam database,
yaitu Structured Query Language (SQL).
Sebagai sebuah program penghasil database, MySQL tidak dapat berjalan sendiri
tanpa adanya sebuah aplikasi lain (interface). MySQL dapat didukung oleh hampir semua
program aplikasi baik yang open-source seperti PHP maupun yang tidak, yang ada pada
platform Windows seperti Visual Basic, Delphi, dan lainnya.
2.1.16
Interaksi Manusia dan Komputer
Menurut Sneiderman (2010:32), ada lima faktor manusia terukur yang dapat
dijadikan sebagai pusat evaluasi, yaitu :
1.
Waktu belajar waktu yang dibutuhkan oleh user untuk mempelajari cara relevan
dalam mengerjakan tugas dengan lancar.
2.
Kecepatan kinerja waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu tugas yang
diberikan.
3.
Tingkat kesalahan berapa banyak kesalahan yang dilakukan oleh user dan kesalahankesalahan seperti apa yang bisa terjadi saat user mengerjakan tugas tersebut.
4.
Daya ingat Kemampuan user mempertahankan pengetahuannya setelah jangka
waktu tertentu.
5.
Kepuasan subjektif Kepuasan user terhadap berbagai aspek dari sistem.
35
Menurut Shneiderman (2010:88), terdapat delapan aturan emas dalam desain
antarmuka yaitu:
1. Berusaha untuk konsisten
Aturan ini merupakan aturan yang paling sering dilanggar, karena terdapat banyak
bentuk konsistensi. Konsisten dalam hal urutan aksi, istilah yang digunakan,
menu, layout, penggunaan warna, tata letak, kapitalisasi, font, dan sebagainya.
2. Menyediakan kebutuhan universal
Dengan memahami kebutuhan user yang bermacam-macam dan membuat desain
fleksibel yang mendukung perubahan dalam konten.
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk setiap aksi user, harus ada sistem umpan balik. Untuk aksi kecil yang
sering dilakukan, respon dapat dibuat dengan sederhana. Sedangkan untuk aksi
yang besar dan jarang dilakukan, respon harus dibuat lebih tegas dan jelas.
4. Desain dialog untuk menghasilkan penutupan atau keadaan akhir
Urutan aksi hendaknya disusun ke dalam kelompok kategori awal, tengah, dan
akhir. Umpan balik yang informatif dapat memberikan kepuasan pencapaian, rasa
lega, sinyal untuk mempersiapkan diri memasuki kelompok kategori aksi
selanjutnya.
5. Penawaran pencegahan dan penanganan kesalahan sederhana
Usahakan dalam mendesain suatu sistem, diarahkan agar user tidak membuat
kesalahan yang serius. Misalnya menyediakan pilihan menu, tidak mengizinkan
karakter alfabet pada kotak entri numerik. Jika user melakukan kesalahan, sistem
harus dapat mendeteksi kesalahan dan menawarkan instruksi yang sederhana,
konstruktif, dan spesifik untuk perbaikan. Contoh, user tidak perlu mengetik
ulang seluruh perintah, melainkan hanya memperbaiki bagian yang salah saja.
6. Mengizinkan pembalikan aksi yang mudah
Pada suatu sistem aplikasi harus terdapat pembalikan aksi. Fiturini dapat
memperkecil kesalahan, selama user tahu bahwa aksi dapat dibatalkan.
36
Pembalikan aksi dapat berupa tindakan tunggal, tugas data entry, atau serangkaian
aksi seperti entri nama dan alamat.
7. Mendukung pusat kendali internal
User yang sudah terbiasa dengan suatu aplikasi, biasanya inginmemiliki kendali
atas antarmuka dan tanggapan dari aksinya. Aksi antarmuka yang tidak umum,
urutan entri data yang membosankan, kesulitan dalam memperoleh informasi
yang dibutuhkan, serta ketidakmampuan menghasilkan aksi yang diinginkan
dapat menimbulkan keresahan dan ketidakpuasan pada user.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Manusia mempunyai keterbatasan dalam memproses informasi dengan waktu
yang singkat. Oleh karena itu diperlukan tampilan yang sederhana, pemberian
waktu pelatihan yang cukup untuk kode-kode, hafalan dan rangkaian aksi. Jika
diperlukan, akses online untuk sintaks, singkatan, kode, dan informasi yang
terkait harus disediakan.
2.1.17
Web Database
Web database merupakan aplikasi penggunaan web sebagai platform yang
menghubungkan pengguna dengan antarmuka satuatau lebih basis data.
Keuntungan dari penggunaan web database adalah sebagaiberikut (Connolly dan Begg,
2010:1036-1038) :
• Kesederhanaan (Simplicity)
Dalam bentuk asli, HTML sebagai markup language sangat mudah untuk di
pelajari oleh developer maupun penggunaakhir
• Tidak bergantung pada platform (Platform independence)
Salah satu alasan dibuatnya aplikasi basis data berbasis web adalah karena pada
umumnya web-client (browser) tidak bergantung pada platform sehingga jika suatu
aplikasi akan di jalankan pada sistem operasi yang berbeda tidak memerlukan
modifikasi.
• Grafis antarmuka pengguna (Graphical User Interface / GUI)
Menyederhanakan dan
meningkatkan pengaksesan basisdata, tetapi GUI
memerlukan progam tambahan yang akan menyebabkan ketergantungan pada
37
platform. Web browser menyediakan GUI yang mudah digunakan untuk
mengakses banyak hal. Memiliki GUI yang baik akan mengurangi biaya pelatihan
untuk pengguna akhir
• Standarisasi (Standardization)
HTML standar secara de facto dimana seluruh web browser berada,
memungkinkan sebuah dokumen HTML pada satu mesin dibaca oleh pengguna
pada mesin lainnya dibagian lain dunia melalui koneksi diinternet dan web
browser.
•
Dukungan lintas platform (Cross-platform Support)
Web browser ada secara virtual untuk setiap tipe dari platform komputer
memungkinkan pengguna pada sebagian besar jenis komputer mengakses basis
data dari manapun diseluruh bagian dunia.
• Memungkinkan Akses jaringan yang transparan (Transparent Network Access).
Akses jaringan terlihat transparan bagi pengguna, kecuali untuk spesifikasi URL,
ditangani sepenuhnya oleh web browser dan web server. Dukungan built-in untuk
jaringan akan menyederhanakan akses basis data dan mengeliminasi kebutuhan
perangkat lunak jaringan dan kompleksitas dari platform yang berbeda untuk
saling berkomunikasi.
• Penyebaran bisa diukur (Scalable Deployment)
Solusi berbasis web mampu membuat arsitektur three-tier yang menyediakan dasar
untuk scalability. Dengan menyimpan aplikasi di server terpisah, maka web
mengeliminasi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aplikasi penyebaran.
Hal ini akan menyederhanakan penanganan upgrade dan Administrasi pengaturan
dari banyak platform yang melalui banyak kantor.
• Inovasi (Innovation)
Web memampukan organisasi untuk menyediakan jasa baru dan mencapai
konsumen baru melalui aplikasi yang dapat diakses secara global.
38
Selain memiliki kelebihan-kelebihan yang telah dijelaskan diatas, web database juga
tidak lepas dari beberapa kelemahan sebagai berikut (Conolly dan Begg, 2010, p1038p1040):
•
Kehandalan (Reliability)
Ketika sebuah perintah diberikan melalui internet, tidak dapat dipastikan perintah
tersebut pasti akan dikirim.
• Keamanan (Security)
Autentifikasi pengguna dan transmisi data sangat kritis karena banyak pengguna
yang tidak dikenal bisa mengakses data.
• Biaya (Cost)
Biaya perawatan bisa menjadi semakin mahal bersamaan dengan meningkatnya
permintaan dari pengguna.
• Skalabilitas (Scalability)
Aplikasi web bisa menghadapi load data yang sangat banyak yang datang secara
tak terduga. Hal ini memerlukan pembangunan performa yang kuat dari arsitektur
server yang sangat sulit diukur.
• Fungsi terbatas dari HTML (Limited Functionality of HTML)
Beberapa aplikasi basis data interaktif ada yang tidak terkonversi secara mudah ke
aplikasi berbasis web selama masih menyediakan kemudahan yang sama bagi
pengguna.
• Statelessness
Statelessness dari lingkungan web membuat pengaturan dari koneksi basis data dan
transaksi pengguna menjadi sulit dan membutuhkan aplikasi untuk merawat
informasi tambahan.
• Bandwidth
Kegiatan di dalam internet memerlukan bandwidth bahkan untuk tugas yang
sangat sederhana sekalipun sehingga masalah bandwidth menjadi penting.
• Kinerja (Performance)
Banyak bagian dari web database yang kompleks berpusat pada interpretasi bahasa
39
yang akhirnya membuatnya lebih lambat daripada basis data tradisional.
2.2
Teori Khusus
2.2.1
Pegawai Negeri Sipil
2.2.1.1 Pengertian Pegawai Negeri Sipil
Menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang PokokPokok Kepegawaian definisi dari Pegawai Negeri adalah setiap warga Negara
Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi
tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Kepegawaian dimaksud dalam tulisan ini adalah pegawai negeri. Sebagai pegawai
negeri telah dijelaskan sebelumnya adalah berkedudukan sebagai subyek hukum dalam
lingkungan hukum tata pemerintahan. Pegawai negeri sipil menurut Kamus Bahasa
Indonesia, ”Pegawai” berarti orang yang bekerja pada pemerintahan (perusahaan dan
sebagainya) sedangkan ”Negeri” berarti negara atau pemerintah, jadi Pegawai Negeri
Sipil adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau negara.
2.2.1.2 Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Manajemen kepegawaian adalah perpaduan kata manajemen dan kepegawaian,
oleh karenanya untuk mendefinisikan perlu diartikan masing- masing. Kemampuan
atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan
melalui kegiatan orang lain. Sehubungan dengan pelaksanaan manajemen PNS
terdapat (instrumen) penting yang diperlukan, yaitu:
1)
Sistem Pembinaan PNS
Suatu sistem kepegawaian yang untuk pengangkatan pertamanya didasarkan atas
kecakapan yang bersangkutan, sedangkan dalam pengembangannya lebih lanjut
ditentukan juga oleh masa kerja, kesetian, pengabdian dan syarat-syarat obyektif
lainnya.
2)
Sistem Prestasi Kerja
Suatu sistem kepegawaian yang untuk pengangkatan seseorang untuk menduduki
suatu jabatan atau untuk naik pangkat didasarkan atas kecakapan dan prestasi kerja
40
yang dicapai oleh pegawai yang diangkat. Kecakapan dibuktikan dengan lulus dalam
ujian dinas dan prestasi dibuktikan secara nyata. Sistem prestasi kerja tidak
memberikan penghargaan terhadap masa kerja. Sistem yang dipergunakan dalam
manajemen PNS dewasa ini adalah perpaduan antara sistem prestasi kerja dan sistem
karier yang dititik beratkan pada sistem prestasi kerja. Hal bertujuan memberi peluang
bagi PNS yang berprestasi tinggi untuk meningkatkan kemampuannya secara
profesional dan berkompetisi secara sehat.
3) Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
Tujuannya untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan secara obyektif dalam
manajemen PNS. Hal itu dilakukan dengan cara, atasan langsung PNS melakukan
penilaian pelaksanaan pekerjaan bagi setiap PNS sekali dalam setahun dan hasil
penilainannya
dituangkan
dalam
Daftar
Penilaian
Pelaksanaan
Pekerjaan
(DP3).Manajemen PNS perlu merujuk pada fungsi-fungsi pengembangan sumber
daya manusia yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Perencanaan.
Fungsi ini berkaitan dengan kegiatan merencanakan sumber daya manusia
sesuai dengan kebutuhan organisasi.
b. Pengorganisasian.
Dilakukan untuk mengatur atau menata semua anggota dalam organisasi agar
mampu bekerja dalam unit kerja yang ada. Hal ini dilakukan untuk
menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi
dan koordinasinya.
c. Pengarahan
Kegiatan pembekalan yang dilakukan agar semua anggota dalam organisasi
lebih efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan organisasi, unit
kerja, perusahaan, anggota dan masyarakat.
d. Pengendalian.
41
Kegiatan pemantauan yang dilakukan terhadap seluruh anggota dalam
organisasi agar mentaati peraturan-peraturan organisasi yang telah ditetapkan
dan bekerja sesuai dengan rencana.
e. Kedisipilinan
Merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang
terpenting dan kunci bagi terwujudnya suatu tujuan.
f. Pemberhentian
Putusnya suatu hubungan kerja seseorang dengan suatu organisasi.
2.2.2
Jenis Pegawai Negeri Sipil
Mengenai jenis Pegawai Negeri didasarkan pada Pasal 2 ayat (2) UUNo. 43 Tahun
1999 Pegawai Negeri dibagi menjadi:
1. Pegawai Negeri Sipil Pusat
Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah Pegawai Negeri Sipil yang gajinya dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan bekerja pada Departemen,
Lembaga Pemerintahan Nondepartemen, Kesekretariatan Lembaga Negara, Instansi
Vertikal didaerah Provinsi Kabupaten/ Kota, Kepaniteraan Pengadilan, atau
dipekerjakan untuk menyelenggarakan tugas negara lainnya.
2. Pegawai Negeri Sipil Daerah
Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil daerah Provinsi/
Kabupaten/ Kota yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah dan bekerja pada Pemerintah Daerah, atau dipekerjakan di luar instansi
induknya. Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah yang
diperbantukan di luar instansi induk, gajinya dibebankan pada instansi yang
menerima perbantuan.
2.2.3
Kewajiban dan Hak-hak Pegawai Negeri Sipil
42
Kewajiban pegawai negeri adalah segala sesuatu yang wajib dilakukan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Kewajiban pegawai Negeri dibagi menjadi 3 golongan
yaitu:
1. Kewajiban-kewajiban yang ada hubungan dengan suatu jabatan.
2. Kewajiban-kewajiban yang tidak langsung berhubungan dengan suatu tugas dalam
jabatan, melainkan dengan kedudukannya sebagai pegawai negeri pada umumnya.
3. Kewajiban-kewajiban lain.
Hak Pegawai Negeri adalah suatu hak yang dimiliki oleh pegawai berdasarkan
suatu perundang-undangan yang berlaku. Hak-hak yang dimiliki oleh Pegawai Negeri
Menurut Undang-undang No. 43 tahun 1999 antara lain:
1. Hak untuk memperoleh gaji ( Pasal 7)
2. Hak atas Cuti (pasal 8)
3. Hak Atas Perawatan, Tunjangan, dan uang duka (pasal 9)
4. Hak atas Pensiun (pasal 10)
2.2.4 Mutasi Pegawai Negeri Sipil
2.2.4.1 Pengertian Mutasi
Kata mutasi atau pemindahan oleh sebagian masyarakat sudah dikenal, baik
dalam lingkungan maupun di luar lingkungan perusahaan (pemerintahan). Mutasi
adalah kegiatan memindahkan tenaga kerja dari satu tempat tenaga kerja ke tempat
kerja lain. Akan tetapi mutasi tidak selamanya sama dengan pemindahan. Mutasi
meliputi kegiatan memindahkan tenaga kerja, pengoperan tanggung jawab,
pemindahan status ketenagakerjaan, dan sejenisnya. Adapun pemindahan hanya
terbatas pada mengalihkan tenaga kerja dari satu tempat ke tempat lain.
Menurut jurnal Reza (2008) Mutasi dan Promosi Jabatan Pengaruhnya Terhadap
Prestasi Kerja Pegawai Pada Kanwil DITJEN Kekayaan Negara Suluttenggo dan
Maluku Utara di Manado. Mutasi harus didasarkan atas indeks prestasi yang dapat
dicapai oleh pegawai yang bersangkutan. Mutasi dimaksudkan mendapatkan pada
tempat yang setepatnya, dengan maksud agar karyawan/anggota yang bersangkutan
memperoleh suasana baru dan kepuasan kerja setinggi mungkin dan dapat
menunjukkan prestasi yang lebih tinggi lagi.
43
Jadi, dapat disimpulkan bahwa mutasi diartikan sebagai perubahan mengenai atau
pemindahan kerja/ jabatan lain dengan harapan pada jabatan baru itu dia akan lebih
berkembang. Sedangkan landasan hukum pelaksanaan mutasi, pengangkatan dan
pemberhentian pegawai negeri sipil adalah:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999, tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian (Lembaga Negara Tahun 1999 Nomor 16 Tambahan lembaran
Negara Nomor 3890).
2.Tentang wewenang pengangkatan, pemindahan, pemberhentian pegawai negeri
sipil, diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96, Tahun 2000.
3. Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.
Ketiga peraturan perundang-undangan tersebut di atas merupakan pedoman
pelaksanaan mutasi kepegawaian di setiap instansi pemerintah umum dan daerah.
Menurut (Nurani, Zulkarnaen, & Listyani, 2013) jurnal Evaluasi Dampak
Kebijakan Mutasi Pegawai Negeri Sipil Dalam Lingkungan Dinas Pendidikan
Kabupaten Sintang. Mutasi baru bisa dikatakan efisien manakala berdasarkan
karakteristik, kompetensi organisasi dan kualitas pegawai bersangkutan (promosi).
Mutasi harus berlandaskan pada tujuan yang progresif, dan dilakukan berdasarkan
adanya usaha untuk mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta
mewujudkan cita-cita pemerataan kuantitas dan kualitas pegawai di wilayah DKI
Jakarta.
2.2.4.2 Manfaat dan Tujuan Mutasi
Pelaksanaan mutasi pegawai mempunyai banyak manfaat dan tujuan yang sangat
berpengaruh kepada kemampuan dan kemauan kerja pegawai yang mengakibatkan
suatu keuntungan bagi instansi atau perusahaan itu sendiri.Mutasi pegawai ini
merupakan salah satu metode dalam program pengembangan manajemen yang
berfungsi untuk meningkatkan efektivitas manajer secara keseluruhan dalam pekerjaan
dan jabatannya dengan memperluas pengalaman dan membiasakan dengan berbagai
aspek dari operasi perusahaan.
44
Manfaat pelaksanaan mutasi adalah:
1. Memenuhi kebutuhan tenaga kerja di bagian atau unit yang kekurangan tenaga
kerja tanpa merekrut dari luar.
2. Memenuhi keinginan pegawai sesuai dengan pekerjaan.
3. Memberikan jaminan bagi pegawai bahwa dia tidak akan diberhentikan.
4. Tidak terjadi kejenuhan.
5. Pengalaman baru
6. Cakrawala pandangan yang lebih luas
7. Perolehan pengetahuan dari keterampilan baru
8. Perolehan prospektif baru mengenai kehidupan organisasional
9. Persiapan untuk menghadapi tugas baru, misalnya karena promosi.
10. Motivasi dan keputusan kerja yang lebih tinggi berkat tantangan dan situasi baru
yang dihadapi.
Mutasi juga dapat menurunkan kegairahan kerja karena dianggap sebagai hukuman
dan
memperburuk
produktivitas
kerja
karena
adanya
ketidaksesuaian
dan
ketidakmampuan kerja pegawai. Bila terjadi keadaan yang demikian maka mutasi tidak
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitubertambahnya efektivitas dan efesiensi dalam
perkerjaan., hal ini terjadi karena:
1. Pegawai tersebut telah terlanjur mencintai perkerjaanya.
2. Hubungan kerjasama yang baik dengan sesama rekan.
3. Perasaan dari pegawai bahwa pekerjaan-pekerjaan lain yang sederajat, danlainlain.
Sedangkan tujuan pelaksanaan mutasi, antara lain:
1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai.
45
2. Untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi
pekerjaan atau jabatan.
3. Untuk memperluas atau menambah pengetahuan pegawai.
4. Untuk menghilangkan rasa bosan/ jemu terhadap pekerjaannya.
5. Untuk memberikan perangsang agar pegawai mau berupaya meningkatkan karier
yang lebih tinggi.
6. Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik pegawai.
7. Untuk mengatasi perselisihan antara sesama pegawai.
8. Untuk mengusahakan pelaksanaan prinsip orang tepat pada tempat yang tepat.
Selain itu tujuan mutasi yang terkandung dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 1999, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan produktivitas kerja.
2. Pendayagunaan pegawai.
3. Pengembangan karier.
4. Penambahan tenaga-tenaga ahli pada unit-unit yang membutuhkan.
5. Pengisian jabatan-jabatan lowongan yang belum terisi.
6. Sebagai hukuman.
2.2.4.3 Dasar Pelaksanaan Mutasi
Secara yuridis dasar pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil di atur dalam
Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2009. Sedangkan mutasi Pegawai Negeri Sipil
untuk Daerah Kabupaten/ Kota diatur dalam Pasal 14 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Daerah
Kabupaten/ Kota yang berisi:
1. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota menetapkan:
a. Pengangkatan
Sekretaris
Daerah
Kabupaten/Kota
setelah
mendapat
persetujuan dari pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten/Kota;
b. Pemberhentian Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota;
46
c. Pengangkatan, pemindahan, pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan
dari
jabatan
struktural
eselon
II
dilingkungan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota;
d. Pengangkatan, pemindahan, pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan
dari jabatan struktural eselon III ke bawah dan jabatan fungsional yang
jenjangnya
setingkat
dengan
jabatan
structural
eselon
II
kebawah
dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
2. Pengangkatan dan pemberhentian Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota dan pejabat
struktural eselon II Sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, huruf b, dan
huruf c, dilakukan setelah berkonsultasi secara tertulis dengan Gubernur.
3. Calon Sekretaris Daerah Kabupaten/ Kota yang akan dikonsultasikan untuk
diangkat dalam jabatan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana yang
dimaksud ayat (1) huruf a, harus memenuhi syarat untuk diangkat dalam jabatan
struktural.
4. Konsultasi pengangkatan Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) dilakukan sebelum pejabat pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota
mengajukan permintaan persetujuan kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/ Kota.
5. Konsultasi pengangkatan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota dan pengangkatan
dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural eselon II sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dilakukan secara tertulis dengan mengajukan sekurangkurangnya 3 (tiga) orang calon dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat.
6. Hasil konsultasi sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) dan (5) disampaikan
secara tertulis oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi.
7. Pejabat sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) dapat mendelegasikan sebagian
wewenangnya atau memberikan kuasa kepada pejabat lain dilingkungannya
untuk, menetapkan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil di Kabupaten/Kota dalam dan dari jabatan struktural eselon IV
kebawah dan jabatan fungsional yang jenjangnya setingkat dengan itu.
Selanjutnya, ada 3 sistem yang menjadi dasar pelaksanaan mutasi pegawai yaitu :
47
1. Seniority System
Adalah mutasi yang didasarkan atau landasan masa kerja, usia, dan pengalaman
kerja dari pegawai yang bersangkutan. Sistem mutasi ini tidak objektif karena
kecakapan orang yang dimutasikan berdasarkan senioritas belum tentu mampu
menduduki jabatan yang baru.
2. Spoil System
Adalah mutasi yang didasarkan atas landasan kekeluargaan. Sistem mutasi ini
kurang baik karena didasarkan atas pertimbangan suka atau tidak suka.
3. Merit System
Adalah mutasi pegawai yang didasarkan atas landasan
yang bersifat
ilmiah,objektif dan hasil prestasi kerja. Merit system ini merupakan dasar mutasi
yang baik karena:
a) Output dan produktivitas kerja meningkat.
b) Semangat kerja meningkat
c) Jumlah kesalahan yang diperbuat menurun
d) Absensi pegawai semakin baik
e) Disiplin pegawai semakin baik
f) Jumlah kecelakaan akan menurun
2.2.4.4 Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Mutasi
Mutasi yang dilaksanakan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi oleh
karena itu perlu ada evaluasi pada setiap perkerja secara berkesinambungan secara
objekif. Dalam melaksanakan mutasi harus dipertimbangkan faktor-faktor yang
dianggap objektif dan rasional, yaitu:
1. Mutasi disebabkan kebijakan dan peraturan pemerintah
2. Mutasi atas dasar prinsip the right man on the right place
3. Mutasi sebagai dasar untuk meningkatkan profesionalitas kerja
48
4. Mutasi sebagai media kompetisi yang maksimal
5. Mutasi sebagai langkah untuk promosi
6. Mutasi untuk mengurangi labour turn over (kebutuhan pegawai berlebihan)
7. Mutasi harus terkoordinasi
2.2.4.5 Sebab dan Alasan Mutasi
Menurut Undang-Undang Nomor
43
Tahun
1999
tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian:
1. Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat karena meninggal dunia.
2. Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat karena:
a.Atas permintaan sendiri
b.Mencapai batas usia pensiun
c.Perampingan organisasi pemerintah; atau
d.Tidak cakap jasmani dan rohani sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban
sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Mutasi atau pemindahan pegawai dapat terjadi karena 2 hal, yaitu:
1. Mutasi atas Keinginan Pegawai
Mutasi atas permintaan sendiri adalah mutasi yang dilakukan atas keinginan
sendiri dari pegawai yang bersangkutan dengan mendapat persetujuan pimpinan
organisasi. Misalnya, karena alasan keluarga untuk merawat orang tua yang sudah
lanjut usia. Kemudian alasan kerja sama, dimana tidak dapat bekerja sama dengan
pegawai lainnya karena terjadi pertengkaran atau perselisihan, iklim kerja kurang
cocok dengan pegawai dan alasan-alasan sejenisnya.
2. Alih Tugas Produktif (ATP)
49
Alih tugas produktif adalah mutasi karena kehendak pimpinan perusahaan untuk
meningkatkan produksi dengan menempatkan pegawai bersangkutan ke jabatan atau
pekerjaan yang sesuai dengan kecakapannya. Alasan lain tugas produktif didasarkan
pada kecakapan, kemampuan pegawai, sikap dan disiplin pegawai. Kegiatan ini
menuntut keharusan pegawai untuk menjalankannya.
Mutasi dibagi dalam beberapa jenis yaitu:
1. Production transfer adalah mengalih tugaskan pegawai dari satu bagian ke bagian lain
secara horizontal, karena pada bagian lain kekurangan tenaga kerja padahal produksi
akan ditingkatkan.
2. Replacement transfer adalah mengalih tugaskan pegawai yang sudah lama dinasnya ke
jabatan kain secara horizontal untuk menggentikan pegawai yang masa dinasnya sedikit
atau diberhentikan. Replacement transfer terjadi kerena aktivitas perusahaan diperkecil.
2.2.5 E-Government
Menurut (Bri, 2009) jurnal An e-Government Stages of Growth Model Based on Research
Within the Irish Revenue Offices. Tahap-tahap pertumbuhan model yang disajikan, adalah
yang bersifat deskriptif, yang menguraikan bagaimana e-government telah berkembang
selama periode sejarah organisasinya. Delapan tahapan pertumbuhan dikenali pada titik-titik
berbeda dalam waktu yang ditantang mendasari asumsi-asumsi, nilai-nilai dan prosedur
dalam organisasi dan di mana konseptual model organisasi yang ada diganti dengan yang
baru.
8 tahapan itu adalah :
1. Structural era: Legislative foundation
2. Structural era : organisational structure and business process
3. e-government era: ICT and process engineering within silos
50
4. e-government era: coordination with customer view
5. e-government era: tax processes exposed via the web
6. e-government era : data mining and knowledge management
7. e-government era : service oriented architecture and business process management
8. e-government era : systems thinking and systems dynamics
Menurut (Yun & Opheim, 2010) jurnal Building on Success: The Diffusion of eGovernment in the American States. Penelitian ini juga mengungkap bahwa reformasi digital
lebih mungkin secara top-down daripada hasil permintaan warga atau menuruti permintaan
warga negara. untuk mengadopsi e-government. Kelembagaan gubernur yang kuat juga dapat
mengadopsi teknologi on-line. Studi menyimpulkan bahwa penyebaran teknologi Internet
dalam menyediakan layanan dan memperluas jangkauan cocok penjelasan analisis kebijakan
non-kontroversial yang disebarkan dengan proses emulasi.
Menurut (Bwalya & Healy, 2010) jurnal Harnessing e-Government Adoption in the
SADC Region: a Conceptual Underpinning. Sangat penting sebelum pelaksanaannya, ada
perlunya untuk memahami tantangan yang akan datang sejalan dengan implementasi egovernment seperti kegagalan untuk diadopsi oleh masyarakat umum, ditinggalkan oleh
aktivitas pemerintahan yang lebih dulu ada, dan sebagainya. Masalah tersebut dapat dihindari
dengan menempatkan e-government di tempat yang tepat dan secara hati-hati mengotorisasi
adopsi strategi e-government yang mengurus konteks lokal dan multidimensonalitas dari egovernment. Totalitas adopsi e-government dapat dilihat sebagai sebuah dua pilar:
kepercayaan individu dan karakteristik organisasi dengan ini dapat memberikan informasi
model adopsi apa yang cocok untuk setiap situasi yang lebih spesifik. Dua pilar yang paling
penting untuk terlibatan dalam e-government adalah untuk mendapat informasi dari
pemerintah pusat dan jejerannya. dan untuk terlibat transaksi dengan pemerintah.
Download