meningkatkan kompetensi kepribadian guru melalui

advertisement
Jurnal Pena Edukasi
ISSN 2407-0769 (Print)
Vol. IV No. 5, Sept 2017, hlm. 327 – 342
ISSN 2549-4694 (Online)
Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE
MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU
MELALUI PERSONALITY TRAINING
Ewan Suhendra
SMP Negeri 1 Cibitung, kab. Bekasi
Abstract: This study aims to improve the competence of the teachers’ personality. The
subjects were 15 teachers Junior High School 1 Cibitung. The research method is action
research schools consisting of 2 cycles. Instruments such as observation sheet that
measures personal competence of teachers. The results of the research data showed
personal competence of teachers in pre-cycle average of 2,54 with a success percentage
of 63,39%. After the treatment is given in cycle I was obtained average of 3,27 with a
success percentage of 81,72% and cycle II was obtained average of 3,62 with a success
percentage of 90,61%. Measures for the provision personality training able to provide
knowledge, understanding, and examples of attitudes and behaviors that must be
understood and owned by teachers and practiced in daily life. The conclusion of this
study is through personality training can improve personal competence of teachers in
Junior High School 1 Cibitung.
Keywords: competence, personality, personality training
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepribadian guru.
Subjek penelitian adalah 15 guru SMP Negeri 1 Cibitung. Metode penelitian adalah
penelitian tindakan sekolah yang terdiri dari dua siklus. Instrumen berupa lembar
observasi yang mengukur kompetensi kepribadian guru. Hasil penelitian diperoleh data
kompetensi kepribadian guru pada pra siklus rata-rata sebesar 2,54 prosentase
keberhasilan 63,39%. Setelah perlakuan diberikan pada Siklus I diperoleh nilai rata-rata
3,27 prosentase keberhasilan 81,72% dan meningkat pada siklus II menjadi 3,62 dengan
prosentase keberhasilan 90,61%. Tindakan berupa pemberian personality training mampu
memberikan pengetahuan, pemahaman dan contoh-contoh sikap dan perilaku yang harus
dipahami dan dimiliki oleh guru serta dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan penelitian ini adalah melalui personality training dapat meningkatkan
kompetensi kepribadian guru di SMP Negeri 1 Cibitung.
Kata kunci: kompetensi, kepribadian, personality training
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, seorang
guru harus mempunyai kualifikasi
akademik yang dibuktikan dengan
sertifikat keahlian yang diperoleh
melalui sertifikasi sebagai penguasaan
kompetensi. Pada kompetensi kepribadian, setiap guru harus memiliki
pribadi
yang
mantab,
stabil,
berwibawa,
dewasa,
arif,
dan
berakhlak mulia. Pada kompetensi
337
Jurnal Pena Edukasi
ISSN 2407-0769 (Print)
Vol. IV No. 5, Sept 2017, hlm. 327 – 342
ISSN 2549-4694 (Online)
Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE
profesional, guru dituntut memiliki
wawasan keilmuan yang luas dan
mendalam. Pada kompetensi pedagogik, guru dituntut menguasai ilmu
pendidikan, antara lain memahami
karakter siswa, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi pembelajaran dan pengembangan peserta didik. Sedangkan pada
kompetensi sosial, guru harus mampu
berkomunikasi efektif dan bersosialisasi dengan benar dan baik.
Pribadi guru memiliki andil
yang
sangat
besar
terhadap
keberhasilan pendidikan, khususnya
dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi
guru juga sangat berperan dalam
membentuk pribadi siswa. ini dapat
dimaklumi karena manusia merupakan
makhluk yang suka mencontoh,
termasuk mencontoh pribadi gurunya
dalam mebentuk pribadi siswa. semua
itu menunjukkan bahwa kompetensi
kepribadian guru sangat dibutuhkan
oleh siswa dalam proses pembentukan
pribadinya.
Sikap guru di hadapan
siswanya harus menjadi suri teladan
dan contoh dalam keseharian selama
di sekolah. Secara teoritis, menjadi
teladan merupakan bagian integral
dari seorang guru, sehingga menjadi
guru berarti menerima tanggung jawab
untuk menjadi teladan. Dalam
beberapa hal, guru harus menjadi
teladan baik dalam melaksanakan
tugasnya maupun dalam seluruh
kehidupannya, tetapi jangan sampai
hal tersebut menjadikan guru tidak
memiliki kebebasan sama sekali. Guru
juga manusia, dalam batas-batas
tertentu, tentu saja memiliki berbagai
kelemahan dan kekurangan. Menurut
Mulyasa (2008: 128) bahwa guru yang
baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan
dengan
apa
yang dimilikinya,
kemudian menyadari kesalahan ketika
memang bersalah. Kesalahan perlu
diikuti dengan sikap merasa dan
berusaha untuk tidak mengulanginya.
Dengan kata lain, guru yang baik
adalah guru yang sadar diri,
menyadari kelebihan dan kekurangan
(self-consciousness).
Salah satu problem yang
muncul dalam dunia keguruan serta
menjadi sorotan publik, praktisi
pendidikan, dan masyarakat adalah
masalah kualifikasi dan kompetensi
guru. Segala perilaku guru merupakan
cermin bagi murid-muridnya. Guru
yang memiliki citra yang baik,
berperilaku baik dan sopan, serta
memiliki jiwa sosial yang baik pula,
maka akan menjadi teladan dan
panutan bagi siswanya. Oleh karena
itu, guru sebagai pendidik harus
memiliki kepribadian yang baik dalam
mengajar di sekolah.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di
SMP Negeri 1 Cibitung, yang
beralamat di Jalan Desa Sukajaya,
Kecamatan
Cibitung,
kabupaten
Bekasi. Penelitian dilaksanakan pada
Semester I tahun pelajaran 2016/2017,
tepatnya selama 2 (dua) bulan yaitu
bulan September sampai dengan
Oktober 2016.
Subjek penelitian adalah 15
guru SMP Negeri 1 Cibitung.
Pemilihan subjek penelitian ini
didasarkan atas hasil penilaian awal
melalui
instrumen
kompetensi
kepribadian terhadap seluruh guru di
SMP Negeri 1 Cibitung yang diambil
sebanyak 15 orang guru yang
memiliki nilai terendah.
338
Jurnal Pena Edukasi
ISSN 2407-0769 (Print)
Vol. IV No. 5, Sept 2017, hlm. 327 – 342
ISSN 2549-4694 (Online)
Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE
Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan sekolah. Penelitian
tindakan sekolah ini dilaksanakan
melalui 2 siklus. Masing-masing
siklus terdapat 4 tahapan: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
refleksi.
Teknik dan alat pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah
melalui lembar observasi, wawancara,
dan dokumentasi.
Observasi
yang
menilai
kompetensi kepribadian guru melalui
lembar penilaian yang terdiri dari lima
indikator kompetensi, yaitu: (1)
bertindak sesuai dengan norma agama,
hukum, sosial dan kebudayaan
nasional Indonesia; (2) menampilkan
diri sebagai pribadi yang jujur,
berakhlak mulia, dan teladan bagi
siswa
dan
masyarakat;
(3)
menampilkan diri sebagai pribadi
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa; (4) menunjukkan etos
kerja, tanggung jawab yang tinggi,
rasa bangga menjadi guru dan percaya
diri; dan (5) menjunjung tinggi kode
etik profesi guru.
Analisis data dalam penelitian
tindakan ini meliputi: Analisis
kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang menggambarkan
peningkatan partisipasi guru dalam
kegiatan pelatihan. Analisis kuantitatif
digunakan untuk menganalisis nilai
hasil observasi yang mengukur tingkat
kompetensi kepribadian guru.
Indikator keberhasilan penelitian ini diukur dengan adanya
peningkatan kompetensi kepribadian
guru yang diukur melalui lima
indikator kompetensi kepribadian,
minimal perolehan nilai rata-rata dan
prosentase keberhasilan dari kelima
indikator sebesar 85,00%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pra Siklus
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan tes pra
siklus guna mengetahui tingkat
kompetensi kepribadian guru sebelum
penelitian. Hasil tes pra siklus tertuang
dalam gambar 1.
Gambar 1. Data Pra Siklus
Secara umum, kompetensi
kepribadian guru berdasarkan data per
indikator dan perolehan per responden
termasuk dalam katagori cukup.
Sehingga dengan kondisi tersebut
perlu ada tindakan sebagai upaya
meningkatkan kompetensi kepribadian
guru melalui penelitian tindakan
sekolah ini.
Siklus I
Hasil penilaian kompetensi
kepribadian guru pada siklus I
tertuang pada gambar 2.
Gambar 2. Data Siklus I
339
Jurnal Pena Edukasi
ISSN 2407-0769 (Print)
Vol. IV No. 5, Sept 2017, hlm. 327 – 342
ISSN 2549-4694 (Online)
Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE
Dari data-data tersebut menunjukkan bahwa dengan diberikan
tindakan berupa personality training
pada siklus I dapat meningkatkan
kompetensi kepribadian guru, walaupun hasilnya belum sesuai dengan
harapan, yaitu perolehan prosentase
keberhasilan masih di bawah skor
yang ditetapkan yaitu 85,00%.
Partisipasi guru dalam mengikuti kegiatan personality training
juga perlu ditingkatkan, mulai dari
aspek perhatian, semangat belajar,
kesungguhan, dan kedisiplinan guru.
Refleksi, perlu adanya perubahan teknis pelatihan yang diberikan,
yaitu penyampaian materi melalui
media audio visual yaitu di samping
melalui gambar juga melalui suara dan
contoh guru model yang ditayangkan
dalam LCD untuk memudahkan guru
dalam memahami dan mencontoh cara
bersikap dan berperilaku baik di dalam
kelas maupun di luar kelas.
Gambar 3. Data Siklus II
Adanya peningkatan kompetensi kepribadian guru setelah
diberikan tindakan pelatihan pada
siklus II dibandingkan siklus I, dengan
keberhasilan mencapai 90,61% yang
sudah mencapai indikator keberhasilan
penelitian ini yaitu 85,00%.
Nilai rata-rata dari kelima
indikator kompetensi sudah mencapai
nilai indikator keberhasilan penelitian
yaitu di atas 85,00, maka penelitian
dihentikan sampai dengan siklus II
tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya
dikarenakan tujuan dari Penelitian
Tindakan Sekolah ini yaitu peningkatan kompetensi kepribadian guru
sudah tercapai.
Siklus II
Hasil penilaian kompetensi
kepribadian guru pada siklus II
tertuang pada gambar 3.
Pembahasan Penelitian
Data hasil observasi partisipasi
guru dalam kegiatan personality
training pada setiap siklusnya dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Observasi Partisipasi Guru dalam Kegiatan Personality
Training
Aspek Pengamatan
Siklus
Rata-rata
Perhatian
Semangat
Belajar
Siklus I
3,47
(69,33%)
3,60
(72,00%)
3,60
(72,00%)
3,47
(69,33%)
3,53
(70,67%)
Siklus II
4,53
(90,67%)
4,47
(89,33%)
4,47
(89,33%)
4,47
(89,33%)
4,48
(89,67%)
Kesungguhan Kedisiplinan
340
Jurnal Pena Edukasi
ISSN 2407-0769 (Print)
Vol. IV No. 5, Sept 2017, hlm. 327 – 342
ISSN 2549-4694 (Online)
Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE
Dari kedua siklus yang
dilakukan oleh peneliti, setiap
aspeknya mengalami peningkatan
yang cukup baik dan cukup signifikan,
hal tersebut menunjukkan bahwa
perilaku guru dalam mengikuti
personality training mengalami perubahan yang positif yang ditunjukkan
dari partisipasinya yang semakin baik.
Hasil penilaian kompetensi
kepribadian guru sebelum tindakan
personality training diberikan dengan
setelah tindakan diberikan per
siklusnya tertuang dalam gambar 4.
nya. Meningkatnya nilai rata-rata dan
prosentase keberhasilan kompetensi
kepribadian guru terjadi karena
adanya perbaikan dan perubahan
strategi tindakan pada siklus I dan II.
SIMPULAN
Adanya peningkatan kompetensi kepribadian guru pada tiap
siklusnya, dari rata-rata keseluruhan
indikator
kompetensi
diperoleh
sebesar 2,54 dengan prosentase
keberhasilan 63,39% pada pra siklus,
meningkat pada siklus I menjadi 3,27
dengan
prosentase
keberhasilan
81,72% dan meningkat kembali pada
siklus II menjadi 3,62 dengan
prosentase keberhasilan 90,61%.
Sehingga dapat diketahui bahwa
adanya peningkatan kompetensi kepribadian guru pada tiap indikatornya.
Partisipasi guru dalam kegiatan
personality
training
mengalami
peningkatan yang cukup positif, baik
pada aspek perhatian, semangat
belajar, kesungguhan, dan kedisiplinan.
Tindakan berupa pemberian
personality training terhadap guru
mampu memberikan pengetahuan,
pemahaman dan contoh-contoh sikap
dan perilaku yang harus dipahami dan
dimiliki oleh guru serta dipraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari baik di
kelas maupun di luar kelas, mengingat
guru merupakan suri teladan dan
orang yang dapat menginspirasi siswa.
Gambar 4. Data Tiap Siklus
Adanya peningkatan kompetensi kepribadian guru pada tiap
siklusnya, dari rata-rata keseluruhan
indikator
kompetensi
diperoleh
sebesar 2,54 dengan prosentase
keberhasilan 63,39% pada pra siklus,
meningkat pada siklus I menjadi 3,27
dengan
prosentase
keberhasilan
81,72% dan meningkat kembali pada
siklus II menjadi 3,62 dengan
prosentase keberhasilan 90,61%.
Sehingga dapat diketahui bahwa
adanya
peningkatan
kompetensi
kepribadian guru pada tiap indikator-
341
Jurnal Pena Edukasi
ISSN 2407-0769 (Print)
Vol. IV No. 5, Sept 2017, hlm. 327 – 342
ISSN 2549-4694 (Online)
Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2003. Manajemen
Pengajaran Secara Manusiawi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Fattah, Nanang. 2004. Landasan
Manajemen
Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1999.
Jakarta: Balai Pustaka.
Mulyasa,
E.
2008.
Standar
Kompetensi dan Sertifikasi Guru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sadiman, A. S. 2005. Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya,
W.
2009.
Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Siagian, S.P. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Simamora, H. 2006. Manajemen
Sumber
Daya
Manusia.
Yogyakarta: BP STIE YKPN.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
342
ISSN 2407-0769
e-ISSN 2549-4694
Jurnal Pena Edukasi
Vol. 4 No. 2, Maret 2017
343
Download