PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KOMPETENSI

advertisement
PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KOMPETENSI
KEPRIBADIAN GURU BK DALAM LAYANAN INFORMASI
Angga Putra1,Alfaiz2,Citra Imelda Usman2
1
Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatra Barat
2
Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatra Barat
[email protected]
ABSTRACT
This research is motivated by the existence of BK teachers who do not
appreciate learners with different beliefs. The purpose of this study is to
describe: 1) learners' perceptions about the personality competence of BK
teachers in information services viewed from religious, legal, social, and cultural
norms. 2) learners' perceptions about the personality competence of BK teachers
in information services seen from the honest person, noble and exemplary. 3)
learners' perceptions about the personality competence of BK teachers in
information services viewed from a steady, stable, mature, wise and authoritative
person.This research is quantitative descriptive research, population in this
research is 202 people, sampling technique is done by simple random sampling,
the number of samples in this study 67 students and research obtained by
questionnaire. Data is processed using persantage data.Based on the results of
research can be concluded perceptions of learners about the personality
competence of teachers BK in information services in SMP N 2 Pulau Punjung is
in the category quite well. while viewed from: 1) learners' perceptions about the
personality competence of BK teachers in information services seen from
religious, legal, social, and cultural norms are in fairly good category. 2) learners'
perceptions about the personality competence of BK teachers in information
services seen from the honest person, noble character and role model are in good
enough category. 3) learners' perceptions about the personality competence of
BK teachers in information services viewed from a steady, stable, mature, wise
and authoritative person are in fairly good category.
Keywords: Teacher Personality, Competence BK
PENDAHULUAN
hakikatnya
mempersiapkan peserta didik melalui
merupakan usaha manusia untuk
pengajaran, bimbingan atau latihan
memandirikan manusia itu sendiri,
serta
yaitu untuk menjadikan manusia
meningkatkan peranan peserta didik
yang
dimasa yang akan datang. Untuk itu
Pendidikan
pada
berbudaya.
merupakan
usaha
Pendidikan
guru
yang
1
keterampilan
sangat
berperan
guna
dalam
2
meningkatkan
kemampuan
di
Berdasarkan hasil wawancara
sekolah, dan penampilan gurupun
dengan beberapa peserta didik pada
dijadikan contoh yang baik bagi
26 Oktober 2016 di SMPN 2 Pulau
peserta didik di sekolah.
Punjung, bahwa guru BK ketika
Menurut Sisrianti, dkk (2013:
masuk
dalam
kelas
33) kompetensi kepribadian guru BK
mengucapkan
perlu memiliki kepribadian yang
peserta
meliputi
pendapat kurang dihargai oleh guru
berimandan
kepada
Tuhan
bertakwa
Yang
Maha
BK
salam,
didik
dan
jarang
ketika
mengemukakan
berhubungan dengan
materi
menjunjung
layanan informasi, guru BK kurang
kemanusiaan,
jelas memberikan layanan informasi
kebebasan
tentang materi yang di sampaikan,
memilih, menunjukkan integritas dan
lalu ketika guru BK memberikan
stabilitas kepribadian yang kuat serta
layanan informasi kurang menguasai
menampilkan
materi, guru BK kurang ramah ketika
Esa,menghargai
tinggi
dan
nilai-nilai
individualitas
dan
kinerja
berkualitas
dihadapan peserta didiknya, guru BK
yang tinggi.
Berdasarkan observasi pada 10
terlalu cerewet terhadap peserta didik
Agustus 2016 sampai 28September
dan guru BK suka mencari-cari
2016 di SMP N 2 Pulau Punjung
kesalahan peserta didik. Berdasarkan
adanya
tidak
realita yang telah peneliti jelaskan di
di
atas, maka penulis tertarik untuk
sampaikan oleh peserta didik saat
melakukan penelitian di SMPN 2
menangapi suatu jawaban, adanya
Pulau Punjung tentang “Persepsi
guru BK bersikap tertutup terhadap
Peserta Didik tentang Kompetensi
peserta didik, kurang tegasnya guru
Kepribadian
BK dalam menyikapi permasalahan
Layanan Informasi di SMPN 2
peserta didik dan adanya guru BK
Pulau Punjung”.
guru
menghargai
yang
yang
pendapat
yang
Guru
BK
dalam
dewasa
dalam
Berdasarkan latar belakang, maka
permasalahan
peserta
batasan masalah dalam penelitian ini
kurang
memahami
didik.
BK
adalah:
3
1. Persepsi peserta didik tentang
diartikan sebagai metode penelitian
kompetensi kepribadian guru BK
yang berlandaskan pada filsafat
dalam layanan informasi dilihat
positivisme,
dari norma agama, hukum, sosial,
meneliti pada populasi atau sampel
dan kebudayaan
tertentu, teknik pengambilan sampel
2. Persepsi peserta didik tentang
digunakan
untuk
pada umumnya dilakukan secara
kompetensi kepribadian guru BK
random,
dalam layanan informasi dilihat
menggunakan instrumen penelitian,
dari pribadi yang jujur, berakhlak
analisis
mulia dan teladan
kuantitatif/statistik dengan tujuan
3. Persepsi peserta didik tentang
kompetensi kepribadian guru BK
pengumpulan
data
data
bersifat
untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
dalam layanan informasi dilihat
Populasi
merupakan
dari pribadi yang mantap, stabil,
keseluruhan objek yang menjadi
dewasa, arif dan beribawa.
fokus
dilaksanakan
pada
Februari
2017.
Menurut
Sax
(Yusuf, 2005:183) populasi adalah
METODE PENELITIAN
Penelitian
penelitian.
ini
telah
tanggal
22
Tempat
melaksanakan penelitian adalah di
Sekolah SMPN 2 Pulau Punjung,
alasan peneliti memilih sekolah ini
sebagai tempat penelitian adalah
karena peneliti menemukan masalah
yang diteliti yaitu tentang persepsi
peseta didik tentang kompetensi
kepribadian guru BK dalam layanan
informasi.
MenurutSugiyono (2009:14)
metode penelitian kuantitatif dapat
keseluruhan manusia atau individu
yang terdapat dalam area yang telah
ditetapkan.
Iskandar
(2009:68)
menjelaskan
bahwa
populasi
merupakan
seluruh
obyek
penelitian.
Tabel 1. Populasi Penelitian
No
1
2
3
4
5
6
Kelas
Jumlah
VII.1
34
VII. 2
34
VII. 3
34
VII. 4
34
VII. 5
33
VII. 6
33
Jumlah
202
Sumber: Tata Usaha SMPN 2 Pulau
Punjung
4
Menurut Yusuf (2005:186)
“Sampel
adalah
sebagian
dilakukan dengan cara menulis dalam
dari
kertas kecil yang berisikan masing-
populasi yang terpilih dan mewakili
masing kelas dalam kertas tersebut.
populasi
tersebut”.
Kemudian
(2009:69)
menjelaskan
“Sampel
adalah
populasi
yang
Iskandar
bahwa
sebagian
kertas
peneliti
tersebut
menggulung
dan
dimasukan
dari
kedalam botol dan dikeluarkan tiga
secara
dari enam gulungan tersebut ternyata
representatif atau mewakili populasi
kelas yang menjadi sampel penelitian
yang bersangkutan atau bagian kecil
adalah kelas VII.1, VII.3, dan VII.4.
yang diamati”.
Berdasarkan jumlah sampel di atas,
diambil
Dalam penelitian ini, peneliti
untuk lebih jelasnya dapat dilihat
menggunakan teknik pengambilan
pada tabel di bawah ini:
sampel “Simple Random Sampling
Tabel 2. Sampel Penelitian
yaitu pengambilan sampel dilakukan
secara acak, artinya setiap anggota
populasi atau unit dalam populasi
mendapat kesempatan yang sama
No
Kelas
1
Kelas VII. 1
2
Kelas VII. 3
3
Kelas VII. 4
Total Sampel
Jumlah
23
23
21
67
untuk dipilih”.
Teknik
untuk
jumlah sampel peneliti memakai
rumus Slovin (Umar, 2011:78) yaitu:
n=
Arikunto
(2010:
211) validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu
𝐍
𝟏+𝐍𝐞𝟐
instrumen.Suatu
Dimana : n = Ukuran sampel
instrumen
yang
valid atau sahih mempunyai validitas
N = Ukuran populasi
tinggi.Sebaliknya, instrumen yang
e² = Persen kelonggaran
kurang
Setelah
sampel
ditemukan,
maka untuk mendapatkan sampel per
kelas melalui pengambilan sampel
sebelumnya yang diambil secara acak
sistematik.
Menurut
menentukan
Pengambilan
sampel
valid
validitas
berarti
rendah.
memiliki
Pernyataan
dikatakan valid apabila > 0,361
(Sugiyono, 2011:178).
Berkaitan dengan penelitian
validitas
instrumen
peneliti
5
menggunakan
rumus
Pearson
Product Moment menurut Riduwan
(2010:98) sebagai berikut:
nοƒ₯ X ο€­ οƒ₯ X  nοƒ₯Y ο€­ οƒ₯Y  
2
2
1. BertindakSesuai
Norma
Agama, Hukum, Sosial, dan
nοƒ₯ XY ο€­ οƒ₯ X οƒ₯Y 
rxy ο€½
HASIL DANPEMBAHASAN
Kebudayaan
2
2
Keterangan :
Bertindak
agama,
Rxy= Koefisien korelasi antara
x dan y
sesuai
hukum,
norma
sosial,
dan
kebudayaan menunjukkan bahwa
peserta didik berpersepsi tentang
N
= Jumlah responden
X
= Variabel bebas
guru
bertindak
agama,
sesuai
hukum,
norma
sosial,
dan
kebudayaan sebanyak 3 orang
Y
= Variabel terikat
peserta didik berpersepsi yang
sangat baik dengan persentase
ΣX= Jumah skor masing item
ΣY
= Jumlah skor seluruh item
4,48%, 18 orang peserta didik
berpersepsi
baik
dengan
(total)
persentase
ΣXY = Jumlah skor antara X dan Y
peserta didik berpersepsi cukup
26,87%,
26
orang
baik dengan persentase 38,81%,
X²= Kuadrat skor masing-masing
kurang baik dengan persentase
item
Y²
16 orang peserta didik berpersepsi
= Kuadrat dari skor total
23,88% dan 4 orang peserta didik
berpersepsi sangat kurang baik
dengan persentase 5,97%.
Kriteria pengujiannya adalah
Jadi, persepsi peserta didik tentang
bilaπ‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , maka item angket
guru
dikatakan valid. Sesuai dengan cara
agama,
pengujian
kebudayaan
rencanakan,
validitas
peneliti
yang
peneliti
menggunakan
rumus Pearson Product Moment.
bertindak
hukum,
sesuai
sosial,
norma
dan
beradapadakategori
cukup baik, artinya guru cukup
baik dalam bertindak sesuai norma
6
agama,
hukum,
sosial,
dan
kebudayaan.
kebudayaan nasiaonal indonesia.
Jadi, guru harus berhati-hati dalam
karenakan
bertindak dan bersikap. Segala
adanya rangsangan melalui alat
sikap, tindakan, dan perilaku guru
indra sebagaimana
yang telah
harus selalu memperhatikan norma
Fitriyah
agama yang dianut, hukum dan
Persepsi
terjadi
dijelaskan
di
oleh
(2014:120)
bahwa
alat
merupalan
reseptor
indra
atau
alat
sosial
yang
berlaku
masyarakat
serta
didalam
kebudayaan
Dalam
nasional indonesia yang beragam.
kategori guru bertindak sesuai
Seperti halnya guru harus berilmu
dengan norma tentunya alat indra
dan beriman, bila guru sendiri
yang digunakan adalah alat indra
tidak berilmu kepada Tuhan dan
penglihatan yang menerima respon
tidak bermoral maka menjadi sulit
dari
maka
untuk dapat membantu peserta
BK
didik untuk beriman kepada Tuhan
penerima
stimulus.
tindakan
diperolehlah
guru,
hasil
Guru
bersikap baik. Guru BK memang
dan
harus
mempunyai pandangan yang luas
memiliki
kompetensi
bemoral.
Guru
sebagai pendidik agar layanan
tentang
yang disampaikan bisa dipahami
Indonesia, misalnya budaya, suku,
oleh peserta didik dengan baik.
dan agama.
Kompetensi pendidik ini dilihat
keberagaman
harus
2. Menampilkan
bangsa
Diri
sebagai
dari norma agama, hukum, sosial
Pribadi yang Jujur, Berakhlak
maupun
Mulia, dan Teladan
sesuai
kebudayaan.
dengan
Hal
pendapat
ini
Uno
Menampilkan diri sebagai
(2008: 16) menyatakan bahwa
pribadi
guru sebagai pendidik harus dapat
mulia, dan teladan bagi peserta
mempengaruhi kearah tata nilai
didik
yang dianggap baik dan berlaku
persepsi peserta didik tentang guru
dalam masyarakat. Tata nilai ini
menampilkan diri sebagai pribadi
termasuk bertindak sesuai norma
yang jujur, berakhlak mulia, dan
agama,
teladan bagi peserta didik dan
hukum,
sosial
dan
yang
dan
jujur,
berakhlak
masyarakat
bahwa
7
masyarakat sebanyak 2 orang
penilai yang baik terhadap guru
peserta didik berpersepsi yang
juga dipengaruhi oleh dua faktor
sangat baik dengan persentase
tersebut. Untuk itu hendaknya
2,99%, 15 orang peserta didik
guru BK memiliki kepribadian
berpersepsi
yang jujur berakhlak mulia dan
persentase
baik
22,39%,
dengan
30
orang
teladan
bagi
peserta
didiknya
peserta didik berpersepsi cukup
sebagai faktor dari luar sehingga
baik dengan persentase 44,78%,
respektor menerima rangsangan
15 orang peserta didik berpersepsi
yang baik sehingga persepsi yang
kurang baik dengan persentase
muncul
22,39% dan 5 orang peserta didik
jelaskan Uno (2008 : 16) dalam
berpersepsi sangat kurang baik
bukunya
dengan persentase 7,46%.
kompetensi yang melekat pada
Jadi, persepsi peserta didik tentang
juga
baik.Hal
bahwa
kompetensi
ini di
kriteria
kepribadian
guru
guru menampilkan diri sebagai
meliputi menampilkan diri sebagai
pribadi
berakhlak
diri yang jujur, berakhlak mulia
mulia, dan teladan bagi peserta
dan teladan bagi peserta didik dan
didik beradapadakategori cukup
masyarakat, dan hal ini harus
baik, artinya guru cukup baik
diaplikasikan oleh guru BK dalam
menampilkan diri sebagai pribadi
kehidupan sehari-hari.
yang
jujur,
yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik.
Jadi, sesuai pendapat diatas guru
merupakan teladan yang baik bagi
Sikap yang ditampilkan guru BK
peserta didik atau bagi masyarakat
dalam keseharian maupun dalam
sehingga guru harus bisa menjaga
proses
layanan
diri dengan tetap mengedepankan
mempengaruhi persepsi peserta
profesionalismenya dengan penuh
didik terhadap Guru BK tersebut.
amanah,
Menurut Thoha (2000:30) ada dua
Kepribadian
faktor
dibutuhkan oleh peserta didik
pemberian
yang
mempengaruhi
arif,
proses
dan
guru
bijaksana.
sangat
persepsi yaitu faktor dari dalam
dalam
pembentukan
dan faktor dari luar.Terjadinya
pribadinya. Disamping itu guru
8
harus mampu menegakan disiplin
pribadi
diantaranya datang tepat waktu,
dewasa,
sehinga
beradapadakategori cukup baik,
menjadi
teladan
bagi
yang
mantap,
arif,
dan
beribawa
peserta didik, dan guru harus
artinya
bertingkah laku jujur dan sopan
menampilkan diri sebagai pribadi
santun
yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dalam
berpenampilan
berbicara,
serta
bersikap
terhdap semua peserta didik, orang
tua dan teman sejawat.
3. Menampilkan
guru
stabil,
cukup
baik
dan beribawa.
Persepsi yang muncul seperti hasil
di atas tentunya tidak hanya
Diri
sebagai
penilaian yang bisa dilakukan oleh
Pribadi yang Mantap, Stabil,
orang-orang
Dewasa, Arif, dan Beribawa
bertemu
yang
karena
hanya
baru
pribadi
yang
didik
mantap, arif, stabil tentu dilihat
tentang guru menampilkan diri
dari kebiasaan dan perilaku sehari-
sebagai
hari dari guru BK.
Persepsi
peserta
pribadi
yang
mantap,
stabil, dewasa, arif, dan beribawa
KESIMPULAN
sebanyak2 orang peserta didik
1. Persepsi
berpersepsi
tentang
kompetensi kepribadian guru BK
20
dalam layanan informasi dilihat
orang peserta didik berpersepsi
dari norma agama, hukum, sosial,
baik dengan persentase 29,85%,
dan
25 orang peserta didik berpersepsi
kategori cukup baik.
persentase
sangat
didik
baik
dengan
yang
peserta
2,99%,
cukup baik dengan persentase
kebudayaan
2. Persepsi
peserta
berada
didik
pada
tentang
37,31%, 11 orang peserta didik
kompetensi kepribadian guru BK
berpersepsi kurang baik dengan
dalam layanan informasi dilihat
persentase 16,42% dan 9 orang
dari pribadi yang jujur, berakhlak
peserta didik berpersepsi sangat
mulia dan teladan berada pada
kurang baik dengan persentase
kategori cuku pbaik.
13,43%.
3. Persepsi
peserta
didik
tentang
Jadi, persepsi peserta didik tentang
kompetensi kepribadian guru BK
guru menampilkan diri sebagai
dalam layanan informasi dilihat
9
dari pribadi yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan beribawa berada
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum.
Bandung: Pustaka Setia.
pada kategori cukup baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian (Suatu Pendekatan
Praktik)
Edisi
Revisi.
Yogyakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono.
2009.
Metodologi
Penelitian
Pendidikan
(Pendekatan
Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D).
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian
pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Desmita.
2014.
Psikologi
Perkembangan Peserta Didik.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya Offest.
Umar,
Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian
Pendidikan
dan
Sosial
(KuantitatifdanKualitatif).Jaka
rta: GaungPersada Press.
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial
(Suatu
Pengantar).
Yogyakarta: Andi.
Marliany, Rosleny. 2010. Psikologi
Umum. Bandung: Pustaka
Setia.
Prayitno.2012. Jenis Layanan dan
Kegiatan
Pendukung
Konseling.UNP Press.
Riduwan.2010.
Belajar
Mudah
Penelitian
untuk
Guru,
Karyawan
dan
Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sisrianti dkk. 2013. Kompetensi Guru
Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: Rahawali Pers.
Slameto.
2003.
Belajar
Faktor-faktor
Mempengaruhinya.
Jakarta:Rineka
dan
yang
Husein.
2011.
Metode
Penelitian untuk Skripsi dan
Tesis Bisnis.Jakarta: Rajawali
Pers.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar
Psikologi Umum.Yogyakarta:
Andi
Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi
Penelitian. Padang: UNP
Press.
Download