BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan Pertama, berdasarkan hasil angket siswa kelas VI SD Islam Al Firdaus, faktor terbesar yang mempengaruhi akhlak siswa adalah kebiasaan bapak/ibu guru di sekolah dibandingkan orang tua, teman dan tokoh idola. Peran guru pendidikan agama Islam dalam menanaman nilai akhlak melalui pembelajaran di kelas dan praktek di lapangan, memberikan ketauladanan, serta memotivasi siswa dengan jenis kegiatan mengarah pada 9 (sembilan) pilar karakter. Guru dalam menjalankan perannya mengalami kendala yaitu pengalaman mengajar guru kurang, kurikulum sering berubah, kesejahteraan guru masih kurang, fasilitas pendidikan masih kurang, dan pengaruh lingkungan pergaulan siswa. Upaya meningkatkan peran guru pendidikan agama Islam dilakukan dengan cara mengatasi kendala melalui kegiatan meningkatkan profesionalisme guru, menyusun kurikulum pendidikan berbasis pendidikan akhlak, meningkatkan dan memanfaatkan fasilitas yang ada dengan maksimal, meningkatkan motivasi guru, dan memberdayakan guru sebagai penasehat bagi siswa dan orang tua. Kedua, peningkatan peran guru pendidikan agama Islam akan meningkatkan kualitas hasil didik yaitu siswa yang memiliki akhlak (1) Berwawasan kebangsaan dan cinta tanah air; (2) Bernilai Kebaikan, Berilmu, Berakhlak Mulia, dan Berprestasi; (3) Menjaga kerukunan dan persatuan. Akhlak siswa tersebut menjadikan siswa memiliki keuletan dan ketangguhan dalam 144 145 menghadapi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan, baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar diri siswa. Kemampuan siswa tersebut menjadikan siswa memiliki ketahanan pribadi, yaitu ketahanan dalam menghadapi perkembangan tehnologi dan globalisasi. Jadi peran dari guru pendidikan agama Islam dalam menanamkan nilai-nilai akhlak terhadap siswa kelas VI berimplikasi dengan ketahanan pribadi siswa. Ketahanan pribadi akan memperkuat ketahanan keluarga. Secara lebih luas ketahanan keluarga akan meningkatkan ketahanan wilayah dan ketahanan nasional. Jadi dengan meningkatkan peran guru dalam menanamkan akhlak kepada siswa, akan berimplikasi meningkatkan ketahanan pribadi siswa yang akan memperkuat ketahanan keluarga, ketahanan wilayah dan ketahanan nasional. 7.2. Semakin pesatnya Rekomendasi perkembangan zaman yang diiringi dengan perkembangan teknologi dan besarnya arus globalisasi yang melanda seluruh lapisan kehidupan manusia, baik dewasa, remaja dan anak-anak, akan banyak mempengaruhi pola pikir dan mental/perilaku setiap individu. Untuk mengantisipasi efek negatif, maka direkomendasikan: 1. Pendidikan akhlak yang ditanamkan di SD Islam Al Firdaus hendaknya dilaksanakan secara maksimal, sebab usia SD merupakan usia dini yang sangat tepat dalam penanaman akhlak. Pada usia tersebut, anak belum banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan, kecuali oleh orang tua, teman, maupun tokoh yang diidolakan oleh siswa, sehingga penanaman 146 nilai akhlak akan lebih efektif, jika dibandingkan dengan anak usia remaja yang sudah banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan globalisasi. Faktor yang mendukung adalah siswa lebih dominan memilih guru sebagai tokoh panutan jika dibanding orang tua, teman dan tokoh yang diidolakan oleh siswa. 2. Disarankan lembaga selalu mengupayakan untuk bisa meminimalkan kendala yang ada, agar pendidikan akhlak bisa berjalan efektif dan efisien melalui upaya mengatasi kendala sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh lembaga dengan dukungan positif dari semua pihak. 3. Kebiasaan guru adalah faktor dominan yang dijadikan contoh tauladan oleh siswa dibandingkan dengan kebiasaan orang tua (hasil angket). Hal yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga akhlak guru, yaitu guru selalu dapat menunjukkan akhlak yang mulia dihadapan siswa, sehingga pendidikan akhlak bisa efektif dan efisien. 4. Membiasakan siswa berakhlak mulia dalam kegiatan sehari-hari adalah sangat penting, agar siswa terbiasa berakhlak mulia. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari siswa mengetahui tentang akhlak mulia tetapi tidak terbiasa berakhlak mulia sehingga perbuatannya tidak sejalan dengan teori akhlak yang sudah dipelajari.