Lap o r an Kin er ja Reksa Dan a PRATAMA SYARIAH IMBANG Maret 2016 TUJUAN INVESTASI KOMPOSISI PORTOFOLIO Ekuitas 76.74% Pratama Syariah Imbang bertujuan memberikan hasil investasi yang menarik dan optimal dalam jangka panjang namun tetap memberikan pendapatan yang tinggi melalui investasi pada Efek Syariah bersifat Ekuitas, Surat Berharga Syariah dan/atau Sukuk dan Instrumen Pasar Uang Syariah, sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Obligasi 2.85% Pasar Uang 20.41% Pratama Syariah Imbang 4.99% 6.01% 22.16% 6.01% -9.19% -2.45% Tolok Ukur (JCI) 1.56% 5.49% 14.71% 5.49% -12.20% -6.20% KINERJA DAN TOLOK UKUR 1 Month 3 Month 6 Month YTD 1 Year Since Inception MENGENAI MANAJER INVESTASI PT Pratama Capital Assets Management dikelola oleh para profesional dalam bidang manajemen investasi yang berpengalaman di pasar domestik dan internasional dan menawarkan beragam solusi investasi yang disesuaikan dengan kondisi pasar dan tujuan investasi Investor. TOP PORTFOLIO HOLDING INCLUDING KOMITE DAN PENGELOLA INVESTASI Komite Investasi 1. Dr. Sugiharto (Ketua) 2. Mustofa 3. Rudi Budianto Surya 1 2 3 4 5 Pengelola Investasi 1. Dr. Iwan Margana (Ketua) 2. Ir. Yanto 3. Alfa Sri Aditya INFORMASI REKSA DANA Tanggal Penawaran Total Nilai Aktiva Bersih Nilai Aktiva Bersih per Unit Jumlah Outstanding Unit Alokasi Efek Ekuitas Efek Pendapatan Tetap Efek Pasar Uang Minimum Investasi Bank Kustodian Biaya Manajemen Biaya Kustodian Biaya Pembelian Biaya Penjualan Kembali Biaya Pengalihan ADHI ASII BSDE INDF TLKM Adhi Karya Astra International Bumi Serpong Damai Indofood Sukses Makmur Telekomunikasi Indonesia ALOKASI ASET 27 Oktober 2014 35,842.19 2 IDR. (Juta) 975.50 3 IDR. / Unit 36,742.38 4 Unit('000) Minimum Maximum 1.00% 79.00% 1.00% 79.00% 1.00% 79.00% Rp 500,000 Deutsche Bank AG Maks. 2,50% p.a. Maks. 0,25% p.a. Maks. 1,00% Maks. 1,00% Maks. 0,50% RISIKO INVESTASI 19.77% 0.97 # # Banking 5.1% Property 10.2% Cash & Money Market 20.4% Cement 4.1% Consumer 15.6% STATISTIK REKSA DANA Standar Deviasi Disetahunkan Beta Fixed Income 2.8% Infrastructure 33.3% Contractor 8.6% 1. Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik 2. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan 3. Risiko Likuiditas 4. Risiko Pembubaran dan Likuidasi INFORMASI REKENING A/N A/C Reksa Dana Pratama Syariah Imbang 0088.708.009 - Deutsche Bank AG Jakarta PT Pratama Capital Assets Management Equity Tower Building, 12th Floor Unit A & E, SCBD Lot.9 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 P. (62-21) 2903 5885 | F. (62-21) 2903 5865 Customer Service (62-21) 2903 5878, 2903 5885 ext 707 Disclaimer Laporan ini dipersiapkan oleh PT Pratama Capital Assets Management hanya untuk informasi dan tidak dapat digunakan atau dijadikan dasar sebagai penawaran atau rekomendasi untuk menjual atau membeli. Laporan ini dibuat berdasarkan keadaan yang telah terjadi dan telah disusun oleh PT Pratama Capital Assets Management. PT Pratama Capital Assets Management tidak bertanggung jawab apapun terhadap setiap kerugian yang timbul baik langsung maupun tidak langsung sebagai akibat dari setiap penggunaan laporan ini. Setiap keputusan investasi haruslah merupakan keputusan individu, sehingga tanggung jawabnya ada pada masing-masing individu yang membuat keputusan investasi tersebut. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa mendatang. Calon pemodal wajib memahami risiko berinvestasi di Pasar Modal oleh sebab itu calon pemodal wajib membaca dan memahami isi Prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi Lap o r an Kin er ja Reksa Dan a PRATAMA SYARIAH IMBANG Maret 2016 ULASAN PASAR MODAL Pasar modal dunia berbalik meningkat tajam pada bulan Maret dipicu oleh penguatan harga minyak secara signifikan yang mendekati level USD 40 per barel. Hal ini membuat saham-saham berbasis energi dan komoditas rally dan juga berdampak positif pada sektor lainnya. Di US, sentimen positif juga didukung oleh data pengangguran yang menurun dan juga indikasi kecenderungan The Fed yang baru akan menaikkan suku bunga kembali di akhir tahun. Sementara itu ECB kembali mengumumkan pemotongan suku bunga acuan dari 0,05% ke 0,00% dan suku bunga deposit dari minus 0,3% ke minus 0,4%, serta meningkatkan pembelian aset dari EUR 60 milyar menjadi EUR 80 milyar. Bank Sental Jepang masih mempertahan suku bunga pada bulan Maret namun mengindikasikan masih adanya ruang untuk kembali memotong suku bunga pada bulan depan. Hal ini membuat pandangan investor semakin positif atas prospek pertumbuhan ekonomi global, pasar finansial, dan juga harga minyak. MSCI World Index menguat sebesar 6,5% sementara Dow Jones menguat 7,1%, ditutup pada level 17.685. Sementara itu di dalam negeri pasar modal berhasil menguat, namun relatif terbatas dibandingkan dengan kenaikan global. IHSG menguat 1,6% ke level 4.865, jauh lebih kecil dari penguatan MSCI Emerging Markets sebesar 13% maupun regional yang berkisar di atas 4%. Namun begitu, performa IHSG secara YTD masih yang terbaik setelah Thailand. Bank Indonesia kembali memotong suku bunga acuan sebesar 25 bps untuk yang ketiga kali berturut-turut selama tiga bulan pertama tahun ini menjadi 6,75%. Hal ini diikuti dengan paket kebijakan stimulus ke-11 yang diantaranya terkait dengan Kredit Usaha Rakyat, Dana Investasi Real Estate (DIRE), dan pengembangan industri farmasi dan kesehatan, serta penurunan harga BBM sebesar IDR 500 per liter yang menegaskan arah kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan. Neraca perdagangan mencetak surplus di atas ekspektasi sebesar USD 1.140 juta. Rupiah pun kembali menguat sebesar 1,0% dan ditutup pada level 13.239 per US Dolar. Pada penutupan Maret lalu, Pratama Syariah Imbang mencatatkan NAV sebesar Rp 975,50 atau naik sebesar +4,99%. PANDANGAN INVESTASI Sentimen investor di bulan Maret diwarnai kelanjutan rebound harga-harga komoditas dan spekulasi apakah The Fed akan kembali melanjutkan pengetatan moneter di US di tahun ini. Di minggu pertama Maret, harga Brent Crude Oil kembali ke USD 40 per barrel. Sementara di Eropa, ECB kembali meluncurkan stimulus baru. ECB juga memulai sebuah seri baru program pinjaman jangka panjang kepada bank yang akan dimulai pada Juni. Pertemuan The Fed di bulan kedua Maret menghasilkan komentar yang masih cenderung dovish. Data-data yang diterima sejak FOMC bertemu pada bulan Januari menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi di US telah tumbuh pada kecepatan yang moderat, namun The Fed masih mengkhawatirkan perkembangan kondisi finansial global. The Fed memperkirakan kondisi ekonomi US akan tumbuh dengan kecepatan yang hanya dapat menanggung kenaikan Fed rate yang bertahap. Data nonfarm payrolls US tercatat cukup bagus bertambah 215.000 pekerjaan pada Maret. Tingkat pengangguran naik sedikit mencapai 5,0% karena adanya peningkatan angkatan kerja. Terus membaiknya pasar tenaga kerja membuat kami memperkirakan bahwa the Fed bisa menaikkan suku bunganya pada bulan Juni. Sesuai perkiraan konsensus, BI rate kembali turun 25 bps menjadi 6,75% menyusul semakin dovish -nya pernyataan Fed dan meningkatnya stabilitas domestik. Dalam risetnya, BI melihat pertumbuhan ekonomi lebih cepat pada kuartal satu menjadi 5,1% yoy yang didorong oleh meningkatnya konsumsi domestik. Di sisi lain, World Bank memotong ekspektasi pertumbuhan Indonesia menjadi 5,1% dari 5.3% perkiraan awal dikarenakan oleh kondisi keuangan global yang belum pasti, lemahnya harga komoditas, dan adanya risiko penerimaan pajak yang dibawah ekspektasi. Sementara itu, IMF memproyeksikan pertumbuhan Indonesia menjadi 4,8% tahun ini. Jika melihat data aktivitas ekonomi, kami optimis terhadap pertumbuhan ekonomi domestik. Indeks kepercayaan konsumer dan penjualan ritel meningkat dalam beberapa bulan kebelakang. Aktifitas industri yang dilihat dari penjualan listrik dan semen juga meningkat, walau masih terbatas. Kita juga mengapresiasi langkah pemerintah untuk mempercepat belanja modal agar lebih cepat. Maret mencatatkan inflasi sebesar 0,19% mom atau 4,45% yoy. Pemerintah juga telah menurunkan kembali harga BBM yang akan membuat inflasi menjadi lebih terkendali. Kami memperkirakan inflasi dapat mencapai di bawah 4% jika pemerintah dapat mengendalikan harga bahan makanan. Dengan kondisi inflasi yang terkendali, maka ruang untuk BI menurunkan suku bunga kembali masih cukup besar. Kami memperkirakan BI rate akan turun 25 bps kembali menjadi 6,50% pada semester pertama 2016 dan bisa mencapai 6,00% pada akhir tahun ini. Kami masih optimis terhadap sektor interest rate sensitive terutama properti, konstruksi, dan infrastruktur. PT Pratama Capital Assets Management Equity Tower Building, 12th Floor Unit A & E, SCBD Lot.9 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 P. (62-21) 2903 5885 | F. (62-21) 2903 5865 Customer Service (62-21) 2903 5878, 2903 5885 ext 707