BAB2 TINJAt:AN PUSTAKA 2.l Pendalmluam Perrnasalahan tanah pads umumnya terletak pada kekuatan tanah terhadap beban yang bekerja di atasnya. Kekuatan tanah itu adalah daya dukung tanah. Daya dukung tanah yang relatif dibutuhkan suatu konstruksi, biasanya lebih besar dari daya dukung pada kondisi tanah alarni. Hal tersebut dapat d;atasi dengan stahilisasi tanah. 2.2 Klasifilmsi Tanall Tanah dapat diklasifikasika11 secara umum sebagai i<L'mh kohesif dan tanah tidak kohesif, atau sebagai tanah berbutir-kasar atau tanah berbutir-halus. Istilah ini ter!alu umum, sehingga memungkinkan terjadinya identifikasi yang sama untuk tanah-tanah yang hampir sama sifatnya. Sejumlah sistem klasifikasi telah digunakan pada akhir-akhir ini. Yang dipergunakan dalam menentukan jenis dan kelompok tanah dalam penelitian ini, adalah sistem USCS, Unified Soil Classification System. Tabe!2.1 Klasifikasi Jenis Tanah USCS1 ' Sumber: Bowles, Joseph E. (199!). Sifat-s{fatl'isis dan G<atdmis Tanah. Erlangga, hal 125 6 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA <>!0 Arti Simbol 6:<11' G = Gravel (kerikil) -&:<11' M =Inorganic Silt (lanau) ••• c = Inorganic Clay (lempung) 6!<11' 0 = Organic Silt or Clay ••• w = Well Graded < >!• p =Poorly Graded "':* L =Low Plasticity < >!<> H =High Plasticity Untuk KLASFIKAS!TANAH BERBUTR HALUS dan BAGIAN BUTIR HALUS DAR!TANAH BERBUTIR KI'.SAR 70 "U !E on of"'-Une Horizo,rnt:Bi M Plom4 m !- U.m25.S, "" a: "" -., .., F ... tftlef'l =0.73(L.L-2CI) A ""C!i L vp Equflll'tionr o1.f "1..1"4lete >f : Veotiic t :.E.,.. ·o '!i: -c"..' !-- ·p....,. "" "" 0 . '/I ·- .• c / -"" ./. v / 10 . "' I/ B) -c.r.ll{UC •.r ' m UJ•>t6 to . ""-" ,....., _,.- )is. ILL I Ml- or( H I l UqU:d Limit. LL (%} Gambar 2.1 2 Diagram Plastisitas Tanah Untuk Jebihjelasnya, akan diuraikan pada sub bab 2.3.2 dibawah ini. 2 Universitas Bina Nusantara, 2005, J:tektan 2, slide [6. ' - :m} BAB 2 TlNJAU "!!'USTAKA 8 Dasar dari analisa yang a_l<an dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kenaikan kuat geser tanah dan nilai CBR dalam skripsi ini adalah berdasarkan percobaa11-percobaan di laboratorium dan di Japangan. Namun, karena keterbatasan waktu dar, keadaan cuaca yang scring turun hujan, maim yang akan di jadikan acuan adalah hasil dari rercobaan di laboratoria-n saja. Jenis percobaar1 di Jaboratorium yg digunakan untuk menganalisa pengaruh zat kimia adaiah : l. Unconfined Compression Test atau UCT 2. CalifomiaBearing Ratio atau CBR Sebelmn melakukan percobaan di atas, dilakukan percobaan Specific Gravity dan Allerberg Limit, yang terdiri dari Liquid Limit dan Plastic Limil serta Compaction Test. :u:.1 Specifre Gravity Percobaan Specific Gravity mendapatkan harga specific gravity atau berat jenis dari butiran tanah, yaitu perbandingan berat volume tanah dengan berat volume satuan air pada suhu 4•e, Rlh'TlUS yang digunakan : Ws Gs=axWw (persamaan 2.1) Dimana: Gs =specific gravity a. = faktor w: = berat volume tanah kering Ww = berat volume air koreksi suhu yang berhubungan dengan T"C pada saat percobaan 9 BAB 2 TI!\JAUAN PUSTAKA Specific Gravity merupakan harga rata-rata dari beberapa percobaan (dalam percobaan ini, ada 2 percobaan). 2.3.2 Atterberg Limit Percobaan Atterberg Limit terdiri dari Liquid Limit, dan Plastic Limit. Akan didapat nilai Liquid Limit, Plastic Limit, dan Plasticity Index, juga Liquidity Index. Sehingga sete!a.'J Atterberg Limit, sampel dapat diklasifikasikan menurut USCS (Unified Soil Classification System). 2.3.2.1 Liquid LiwJt Percobaan ini bertujuan a'ltuk mencari kadar air pada batas air dari contoh tanah. vi dalam laboratoriu:m, Liquid Limit didefinisikan sebagai kadar air dimana: Contoh ta11ah yang telah dimasukkan pada alat casagrande, dibuat celap dengan standard grooving tool. Alat casagrande diputar engkotnya dengan kecepatan 2 ketukan perdetik dan tinggi jatuh 10 mm, pada ketukan ke 25 contoh tanah yang digores dengan grooving tool akan merapat. Rumus perhitungan yang digunakan padaLiquid Limit: Jumlah ketukan: N ketukan Weight of dr_y soil = (Weight Weight of water I moisture =(Weight of wet soil+ can)-(Weight of dry soil+ can) w rtater content= of dry soil"- can )-(Weight of can) Weight of water · I moisturex IOO"'?c Weight of dry soil BAB 2 TINJAUAN l'USTAKA JO Biasa.'lya dilakukan beberapa kali percobaan (makin banyak makin teliti hasilnya; dalam penelitian skripsi ini, dilakukan sebanyak 4 ka!i percobaan) dengail jumtah ketukan yang berbeda-beda, dimana setiap percobaan diambil sampel untuk dicari kadar aimya, saat celap (groovej standar menutup. Dari data-data yang didapat, dapat dibuat grafik garis lurus, kemudia.n yang menjadi nilai Liquid Limit adalah kadar air saat 25 ketukan. Lebih jelasnya, seperti gambar berikw:t: I i -5- I l ! I §I I I ' I: : I 'l I I I I I 1..) I I t; I i I I I I 'I I ! I I i 10 ' I I l ' I 15 20 25 30 .110 50 60 80 100 j No. of Blows, N j Gambar 2.2 Harga Liquid Limit 2.::U.2 Plastic Limit Percobaan ini bertujuan untu.lc mencari kadar air pada batas plastis (plastic limit) dari contoh tanah. Di dalam laboratorimn, Plastic Limit didefinisikan sebagai kadar air pada batas dimana contoh tanah digulung pada pelat kaca hingga mencapai diameter kurang lebih 1/8 inci (3,2 rnm) dan tanah tersebut tepat retak-retak hal us. Dari percobaan dapat ditentukan Plasticity Index (PI), dimana: PI LL-PL (persamaan 2.2) ll BAB 2 T!NJAUAN l'USTA.XA Kadar air tanah dalam keadaan aslinya biasanya terletak antara batas plastis dan batas Rumus perhitungan yang digunakan pada Piastic Limit: Weight of dry soil =(Weight of dry soii +can)- (Weight of can) Weight of water I I'IWisture =(Weight of wet soil+ can)- (Weight of dry soil+ can) Water contertt (Wn) = _::ig of water I moisture x IOO% Weight of dry soil Plastic Limit merJp:akan harga rata-rata dari beberapa sampel (dalam percobaan ini, ada 2 sarnpel/ can). Setdah itu, didlapatkan indeks kecairan I Liquidity Index (LI) atau keadaan konsisrensi tanah alamiah, de:;;gan ru:nus: LI Wn-PL PI WnLL-PL (persamaan 2.3) Dim ana: Wn = kadar air alamiah Setelah Atterberg Limit selesai, dapat clilairukan index Tesl, untuk mencari y,., , rdry, Sr, e dan n. y"'" adlllah berat isi basah, rary adalah berat isi kering, Sr adalah derajat kejenuhan, e adalah angka pori dan n adalah at'lgka porositas. Rumus-rumus yang digunakan adalab: (persamaan 2.4) y, ' IJT;' w =-"j/. - (persamaan 2.5) 12 BAB 2 TINJAUANPVSTAKA (persamaan 2.6) Vnng -- ( e=Vv v' = v -( w" nng G-·1) sx i Gsxl) -«w·-- (persamaan 2.7) Gsxi (persamaan 2.8) Dimana: Ww = berat tanah basah Wa = benlt tanah kering V,;11g =A Vv =volume rongga Vs =volume tanah Gs = specific gravity X H = 0,25 X ltX D 2 X H (tinggi) (persamaan 2.9) 2.3.3 Compaction Test Compaction test atau tes kompaksi bertujuan untuk menda.patkan berat jenis kering r.;aksimum, pada saat kadar air optimum d&i sampel tanah yang dipadatkan. Rumus yang digunakan : WeighJ of dry soil =(Weight of dry soil+ can)- (Weight of can) Weight of water =(Weight of wet soil+ can)- (Weight of dry soil+ can) Water coment (W) = Weight of water x lOO"/o Weight of dry soil 13 BAB 2 TINJAUANPUSTA!<A Kemudian, untuk mer.cari y "''' (kerapatan basah => gr/cm 3) dan y d, (kerapaum kering => gr/cm 3), digunakan rumus: Weight of soil (Ws) =(Weight of soil+ mold)-(Weightofmold) Yw<t =vW,- (persamaan 2.10) mdd Yo,= 1 (persamaan 2.11) tw \ + I n uoo) Dima:na: Ws = berat tanah Ymaic =Ax H= 0,25xnxD 2 xH(tinggi) Wn = kadar air rata-rata masing-masing sampel Zero Air Void Line (ZAV-Line) ada!ah garis yang menggambarkan hubungan antara berat. isi kering dengan Kadar air dal&'TI kondisi derajat kejenuhan (Sr) 100 %. Untuk menggamba.<bn Zero Air Void Line (ZAV-Line), d.engan menggunakan nunus: Gsxr., ZAV= xGs) 1+·--·Sr (persamaan 2.12) Dimana: Gs = specific gravity Sr =100%=1 W = kadar r, = beratjenistanah air contoh tanah (1 gr/crn 3 ) 14 Bl\.B 2 T!NJAUAN PUSTAKA 2.3.4 Stabiiisasi dengan Zat Kimia Stabilisasi dengan menggunakan bahan untuk menyebabkan perubahan- pembahan kimiawi dan I atau fisis pada tanah, membutuhkan penyelidikan atas alternatif-alternatif ekonomis seperti relokasi suatu konstruksi. Sekarang, sebagian besar lokasi di daerah perkotaan telah digunakan dan tersisa sedikit lahan untuk konstruksi. Pmpinsi Riau memiliki kekayaan alarn yang sangat besar volumenya. Kebutuhan hangunan penunjang di propinsi Riau sangat tinggi. Terutama bangunan untuk !Fd!lsportasi darat Kondisi tanah di Riau seringkali tidak mememLi persyaratan untuk dijadikan material timbunan. Jenis tanahnya banyak memiliki partikel yang cenderung hal :.'i, sehingga seringkali te!jadi debu-debu pada konstruksi jalan tanpa perkerasan., kl'1ususnya pada musim panas. Harus distabilisasikan agar sesuai untuk suatu konst.ruksi. Penggunaan zat k.imia untuk stabilisasi tanah dipilih karena tanah pada lokasi terrn.asuk dalrun golongan lempung atau lanau, yang sangat kering. Partikel tanah yang sangat .a!us da.r1 kering, mengakibatkan debu menjadi berterbangan. Mineral !anau, beberapa di antanmya mengandung alkaii, menurut Grimm (1968)' yang dapat mendukung teljadi.nya reaksi kimia. Zat k.imia yang diglll1llkan adalah Soiltac. Soiltac ad.alah sebuah polimer, berbasis emu!si yang berftlllgsi menstabilisasi tanah yang banyak debu dan mengalami erosi4 Mengubah bentuk menjadi seperti kulit keras dengan memrunpatkan dan melekatkan tanal1 serta agregat menjadi satu. Soiltac didesain untuk masuk kodalam tanah itu sendiri guna mema.l<simalkan kedal.ama11 penetrasi. Soiltac bersifa.t water proofed (tahan air) 3 4 Sumber: Bowles. Joseph E (l991). S{(al-sijm F1sisdan Gemekms Tanah. Erlangga. hal 155 Lampi ran 1 0 hal l " ! BAB 2 TINJAUAl'\l PUSTAKA 15 serta ramah lingkungan. Soiltac mengandung 50% - 65% Vinyl Acetate Copolymer, 40% - 50% air, dan < 0,5% Vinyl Acetate Monomer 5 Polymer merupakan unsur zat kimia yang dapat mengikat unsur- unsur tanah sehingga daya dukung tanah meningkat. Menurut artikel pada lampiran I 0 hal. 10, Vinyl Acetate Copolymer adalah zat cair berwama putih (transparan, jika terapiikasi pada tanah), berfonnula campuran, yang tidak mempunyai resiko kesehatan pada organ luar maupun organ dalam manusia. Soiltac tidak mudah terbakar/menyala. Selama zat tersebut berbentuk cair, tidak akan mudah terbakar. Komposispenggunaan Soiliac pada percobaan ini di laboratorium, dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah. Adapun langkah-langkah pengaplikasian Soiltac pada tanah di laboratorium: l. Metode 1 - Topical Methmf a. Memadatkan contoh tanah hingga mencapai kepadatan 95 %Modified Proctor. b. Membasahi semua permukaan oontoh taru!h (Pre-Wetting). c. Menyiapkan campuran Soiltac dengan air (dilusi). d. Spray permukaan contoh tanah dengan dilusi (dilakukan berulang 4 kali dengan jarak waktu sedemikian, jangan sampai pennukaan kering). e. Membiarkan kering. ' Lampiran 10 hal lO 6 Lampiran 1 0 hal 4 16 BAB 2 TlXJAUAu'\f PUSTM<A Gambar 2.3 Topical Method 2. Metodc2 a. Menyiapkan contoh untuk kondisi alamiah atau arr optimum. b. Merryia;:Jkan campuran Soiltac dan c. Mer,campur dilusi dengan contoh tanah dan diaduk sampai merata. d. Memadatkan contoh tanah yang tclah dicar.1pur Soiltac hingga m!Oncapai e. Membiarkan keri11g. 7 Lamyira -: 0 ha6 !7 Bi',B 2 TlNJAGk'< PUSTAKA G•mbar2A f lvfixed-ln lvfethod 1v1ela1<:ukan pengujian CBR dan t;CT pada hari ke-3. BAB 2 TINJAUAN PUSTP.KA Tabel 2 2 10 hal3 18 Soiltac Standard Application Coverage Rates 8 !9 BAB 2 'f:NJAUAN PUSTAKA 2.3.5 C2lifomill Be:ning Ratio Peroobaan California Bearing Ratio (CBR) bertajuan untuk mendapatkan nilai CBR pada kepadatan da:kadar air tertentu. Percobaan ini sesuai deng;u1 ASTM D 1883-87 "Standard Test Method for California Bearing Ratio of Laboratory-Compacted Soils". Harga CBR adalah perbandingan antara kekuatan eontoh tanah dengan kepadatan tertenru dan kadar air tertentu terhadap kekuatan batu pecah bergradasi rapat sebagai standar material dengan nilai CBR = 100, didapatkan pada Compaction Test. Untuk mencari nilai CBR dipakai rumus: CBR =Test Unit Load(psi) xlOO% Standard UniiLoad (persamaan 2.!3) Dengan Standard Unit Load pada harga-harga penetrasi: Tabe!2.3 Standard Unit Load L Penetrasi I ·---·--":oc:,i;.=in"'c7i.__ r I o,z inci 0,3 inci --.::.0'-',4 inci _--.::co''=-5 inci Beban (load) didapat dari hasil pembacaa.'l dial penetrasi yang kemudian diubah menjadi teganga.,."l, dan di dapatkan nilai CBR Mengkalibrasi pembacaan dial menjadi tegangan (psi): P MxLRC A A Tegangan ( o-)=-=--A = luas piston = 3 ind P =MxLRC M = ;x;mbacaan dial (persamaan 2.14) 20 BAB 2 TINJAUAJ" PUSTAKA LRC = faktor kalibrasi alat Karena dalam penentuan faktor ka!ibrasi alat (LRC), faktor luas piston sudah dimasukkan (Lampi:ran 12 dan 13),jadi dalam mencari tegangan, rumus yang di ;rtmakan adalah: Tegangan (e)=P=MxLRC Sedangkan 1mtuk mendapatkan ni!ai CBR; jika dalam grafik CBR-Test (Lampiran 3, 4 dan 5) memiliki bentuk cek mg ke alliS, perlu dilakukan koreksi titik no! penetrasi pada grafik tersebut Sehingga tidak lagi ada cekungan tersebut dan penetrasi 0,00 inci dimulai dari g"""ris koreksi tersebut Tegangan didapatkan setelah koreksi diadakan. Dengan didapatkannya tegangan setelah koreksi, didapatkan pula hilai CBR terkoreksi. Untuk lebih jeiasnya, dapat dilihat pada Lampiran 14 halaman 257. Dalam mendapatkan nilai CBR, digunakan rumus sebagai berikut : a Nilai C3R penetmsi 5 0,1 inci ---x100% lOOOpsi Nilai CBR penetrasi 0, I"< Penetrasi :5 0,2 inci --- lOO% l500psi Percobaan unconfined compression ini bertujuan 13 U11tuk mencari nilai unconfined compressive strength, yaitu !ruat mampat tana.'1 yang memiliki kohesi yang cukup. Beban vertikal yangmenyebabkan tanah menjadi retak dibagi satuan luas yang dikoreksi (A') disebut Ultimate Compression Strength (qu). Pada percobaan unconfined compression ini kita mengadakan koreksi luas contoh tanah. lni disebabk"""'1 karena pada wak-tu sampel tanah diberikan beban vertikal, BAB 2 TINJAUAJ" PUSTAKA 20 21 BAB 2 T!NJAUN Fl'STAKA maka !uas cor:toh tanah akan bembah yaitu menjadi lebih besar. Cara menghitung luas contoh tana.'l dapat dijelaskan sebagai berikut: Isi contoh semula: (persamaan 2.15) (Vo)=Lox Di mana: = pa!""gang contoh mula-mula Lo = luas penampang contoh mula-mula Sesudah beban vertikal diberikan: panjang menjadi L; isi menjadi V; luas menjadi A. --------.., . 111: i f\! 1 j ; 1 L i I I -----------+ \ Bentuk Contoh se..<nula Bentuk contoh serelah pembebanan I (! ; / dipakai ' I ·'i----<"'BentJk unl:uk. me.t'lghitung luas i ._I _,!-'----------''-'---' ----- B ya."Jg contoh ,,. Ga_mbar2.5 Perubahan Bentuk Sampel Setelah Pembebanan Dimana: -LlLl L =L0 V= VD -AV J dan V diuk'1ll' selarna percobaan dilakuk<u1) BAB 2 T!NJAUN Fl'STAKA 21 22 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dari persamaa.'l di atas didapat: A= Ao.!.-c- t::S (L0 -AL) Apabila tidak teJjadi perubahan isi (t'lV 0) persamaan menjadi: Ao =-1-e (persamaan 2.16) ?ada peroobaan im besamya gaya yang bekerja dapat diketahui yaitu: P=Kx M Di mana: P = ga;,-a yang hendak dicari K = fu..lctor kalibrasi alat M = pernbacaan pada dial (persamaan 2.17) . q, aan c =" 2 (persamaan 2.18) Dimana: qu =ultimate compression strength C.u = kekuatan geser A = luas penampang tanah sampel 23 BAB 2 TlNJAt.:AN PUSTAKA Percobaan ini sesuai dengan ASTD2166-85 "Standard Test Method for Unconfined Compressive Strength of Cohesive Soif'. Di mana selama percobaaTJ tidak dilakukan mGdifikasi dari metode tes di atas. Rumus-rumus pengukuran: (Weigh! of wet soil+ cup)-{Weight of dry soil+ cup) Weigh! of water (Weight of dry sml + cup)-(Weight of cup) Weigh! of dry scif Water content % = (Weight of wet soil +cup)-(Weight of csLo:il +cup) x JOO% · (Weight of c1'J soil+ cup)-(Weignt of cup) weight Area Ywel = Volume =area x heigh! Perhitungan P, E, A, Clu, dan volume 'Y wet l+w Cu: Da.'i data di atas maka didapat: P = K.M Ll.L e=L A= Ao (1- e) p q,= A c. =.'h. - 2 (persamaan 2.l9)