PENDIDIKAN POLITIK PEREMPUAN DALAM KONTEKS NEGARA DEMOKRASI Bambang Rudi Harnoko Pegawai Diklat PMD Departemen Dalam Negeri Malang [email protected] Abstract: The de jure government has given full support in improving the quality and quantity of women's political, affirmative strategy of 30% quota for women. However, this strategy can not guarantee women's role in politics optimally. Therefore, sanggatlah important to make efforts to improve the quality and quantity of the representation of women's representation in politics. Especially in the context of democracy, which should give the right to the same opportunities to all the people, both men and women in voicing their aspirations as a manifestation of their political rights. Untuuk realize it all, required education as a vehicle for increasing women's political empowerment and the ability to actualize their role as citizens. Keywords : Women, Political Education, Human Rights, Democracy Abstrak: Secara de yure, Pemerintah telah memberikan dukungan penuh dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas politik, strategi afirmatif perempuan kuota 30% bagi perempuan. Namun, strategi ini tidak dapat menjamin peran perempuan dalam politik secara optimal. Oleh karena itu, sanggatlah penting untuk membuat upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas representasi keterwakilan perempuan dalam politik. Terutama dalam konteks demokrasi, yang harus memberikan hak untuk kesempatan yang sama untuk semua orang, baik laki-laki dan perempuan dalam menyuarakan aspirasi mereka sebagai manifestasi dari hak-hak politik mereka. Untuuk mewujudkan itu semua, diperlukan pendidikan sebagai wahana untuk meningkatkan pemberdayaan politik perempuan dan kemampuan untuk mengaktualisasikan peran mereka sebagai warga negara Kata Kunci: Perempuan, Pendidikan Politik, Hak Asasi Manusia, Demokrasi 228 | MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012 sebagai politisi maupun sebagai pemilih Pendahuluan Secara kuantitatif, jumlah (Gaffar, 2002 : 45). Namun, ketentuan de jure tersebut perempuan di Indonesia lebih banyak dari pada laki-laki, akan tetapi jumlah tersebut ternyata tidak serta merta menjamin perempuan masalah dan belum menjadi realita politik memiliki peran dan posisi yang sama secara de facto. Strategi afirmatif yang dengan didasarkan laki-laki. Kesenjangan ini masih menyisakan berbagai pada kuota untuk kuantitatif belum menjamin perempuan mengembangkan tata pemerintahan yang dapat berperan di bidang politik dan sensitif memberikan meningkatkan kualitasnya untuk mengisi terciptanya quota tersebut. Terbukti tidak mudah bagi mendorong pemerintah gender dukungan dan bagi pengarustamaan gender di seluruh bidang partai pembangunan, termasuk politik. Upaya perempuan dalam memenuhi ketentuan tersebut, antara lain tercermin melalui itu. Tuntutan yuridis ini pun masih lahirnya Undang-undang Partai Politik diupayakan yang telah disahkan pada akhir Desember belum mampu memberikan dampak 2007, undang-undang nomor 25 tahun postif yang 2000 tentang pokok-pokok kedudukan peningkatan dan peranan perempuan serta Undang- kualitas kinerja lembaga legislatif dan Undang No 10 tahun 2009 tentang partai politik. Pemilihan Umum. Undang-undang yang memuat syarat keterwakilan 30 % untuk mendapatkan secara kader kuantitatif, signifikan kecerdasan serta terhadap politik dan Dalam konteks negara yang sedang membangun budaya demokrasi perempuan dalam pendiri, kepengurusan peningkatan kecerdasan politik kaum partai politik dan sebagai calon anggota perempuan legislatif, merupakan karena roh atau hakekat demokrasi itu langkah afirmatif untuk menghilangkan sendiri adalah dari rakyat, oleh rakyat dan hambatan legal bagi partisipasi politik untuk rakyat, tanpa membedakan rakyat perempuan. laki-laki Lahirnya Undang-undang menjadi dan sangat perempuan. penting, Ukuran diharapkan terwujudnya Demokrasi di suatu negara, akan memberikan ruang bagi perempuan selain adanya pemilu langsung, multi Indonesia untuk terlibat sceara aktif partai, penegakan hukum, dan adanya dalam kegiatan dan proses politik, baik sistem tersebut secara yuridis bikameral, juga harus ada terciptnya penghormatan hak-hak asasi Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 229 manusia tanpa membedakan jenis maju daripada perempuan. kelamin, ras maupun gender (Gaffar, Animo perempuan untuk memasuki 2002 wilayah publik : 5). Selain itu, kesamaan ini memang sudah kedudukan antara warga negara laki-laki meningkat, akan tetapi prosentasenya dan perempuan dalam menempati posisi masih rendah walau sudah dijamin oleh jabatan menjadi sangat penting dan ketentuan tentunya kaum perempuan cenderung lebih minat pada perempuan di tingkat elit eksekutif wilayah eksekutif dan judikatif karena maupun dirasa banyaknya legislatif jumlah akan membawa undang-undang. lebih teratur, Kaum nyaman dan dampak pada nasib perempuan itu sendri pasti dibanding dengan bidang politik. secara keseluruhan. Kata kunci yang bisa Dinamika partai sangat fluktuatif dan mengansumsikan hal ini adalah “ yang penuh ’gambling,’ sementara banyak mengetahui kondisi kaum perempuan ya perempuan berkualitas sudah mapan pada kaum perempuan itu sendiri”. Oleh posisi strategis dengan perjuangan yang karena panjang, itu dalam konteks negara menjadikan mereka tidak demokrasi partisipasi kaum perempuan tertarik pengurus partai, apalagi bila dari level bawah sampai tingkat elite hanya dijadikan alat memenuhi kuota sangat dan bukan diukur dari kemampuan dan diperlukan dalam rangka membangun bangsa yang demokratis. wawasannya. Di sisi pesimisme sinisme dan lain, adanya masyarakat Pembahasan berkaitan dengan peran parpol selama ini, A. Peta Dan Realitas yang tidak lepas dari pengalaman dan Budaya patriarki yang dominan fakta realitas dalam kehidupan berbangsa realitas dan bernegara, sehingga negara, kader parpol belum terpola dengan baik mengakibatkan tidak mudah mengubah dan berkelanjutan, menyebabkan kurang pandangan bahwa politik adalah wilayah tersedianya publik yang penting dan bisa dimasuki dengan kualitas yang memadai guna oleh perempuan. Akibat selanjutnya, mengisi struktur lembaga politik untuk jumlah perempuan berpotensi di bidang mendukung peningkatan kualitas partai ini mampu dan berpotensi dalam memenangkan berkompetisi dengan para laki-laki yang partai dalam pemilu (Soeharto, 2009 : 3). selama ini dikonstruksikan untuk lebih Pendidikan politik selama ini juga kurang dan mengejawantah masyarakat 230 | masih dalam bahkan sedikit untuk kader rekruitmen perempuan partai MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012 bersubstansi gender dan masih sebagai agen perubahan dan pengambil diperuntukkan bagi pengurus partai saja kebijakan yang berkualitas. Minimnya serta belum menjangkau masyarakat jumlah perempuan di jabatan publik secara luas (Kartini, 2011 : 2). dipengaruhi oleh komitmen para elit Realitas di lapangan menunjukan politik mempromosikan perempuan bahwa, sampai saat ini Indonesia baru secara adil, serta hambatan demokrasi memiliki seorang gubernur perempuan dan kultural internal di lembaga itu. dari 33 propinsi, 12 perempuan menjadi Padahal kita mengetahui partai adalah bupati/walikota kunci dari sekitar 500 bagi peningkatan partisipasi kabupaten/kota, bahkan kurang dari 10% politik serta portal strategis penyiapan perempuan menjadi anggota DPR di calon untuk jabatan publik. tingkat nasional dan DPRD di Tindakan afirmatif untuk propinsi dan kabupaten. Dari sekian meningkatkan partisipasi perempuan di banyak partai politik tercatat tidak lebih bidang dari 5 perempuan menjadi ketua partai dibangun berdasarkan adagium ’setiap politik di tingkat nasional (Telaumbanua, warganegara baik perempuan dan laki- 2011 lain laki punya hak yang sama’. Namun menunjukan bahwa, pada Pemilu tahun upaya mewujudkan kesamaan itu tidak 1999 hanya terdapat 9% dari 462 anggota akan DPR anggota persoalan mendasar perempuan. Sama perempuan, namun pada Pemilu 2004 dan setara dalam politik tidak akan meningkat menjadi 11%. Peningkatan berarti apa-apa ketika perempuan masih tersebut salah satunya didorong oleh terbelenggu oleh konstruksi sosial dan lahirnya 2 UU di bidang politik, yaitu UU terbatas 31 tahun 2002 tentang Parpol dan UU politiknya. Tindakan khusus ternyata No.12 masih : 2). RI Sedangkan yang tahun data merupakan 2003 tentang Pemilu. politik sesungguhnya tercapai bila dalam telah mengabaikan mengakses harus hak didukung Bahkan pada pemilu 2009 lalu angka dengan langkah khusus, agar supaya prosentasenya telah mencapai 17% dari tindakan ini bukan saja menuansakan seluruh keanggotaan DPR RI yang sebuah berjumlah 560 orang (Santoso, 2011 : 5). mengandung Jumlah yang minim ini pun masih direalisasikan. Karena itu diperlukan dilengkapi dengan kondisi bahwa belum langkah-langkah strategis dan persuasif sepenuhnya mereka berperan optimal dari lembaga masyarakat, pemerintahan perubahan tetapi ’possibility’ juga untuk Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 231 dan partai untuk mendorong dan terpisahkan di dalamnya adalah mencerdaskan perempuan dalam hal ini. perempuan. Kita tidak menyoroti alasan Partai kenapa begitu banyak partai dan misalnya, lembaga harus masyarakat, menyempurnakan tetapi mari melihat secara kritis dari sisi pola rekruitmen kader perempuan secara posisi berkelanjutan, dalamnya melakukan advokasi, berdiri, dan peran serta perempuan manfaat di yang serta mengembangkan program pelatihan diterimanya. dan pendidikan politik yang dibutuhkan perempuan untuk berpolitik adalah partai. perempuan untuk mampu memainkan Dengan adanya undang-undang yang peran yang penting. Hal ini dilakukan menauingi, bukan karena keterpaksaan hanya untuk menjadi memenuhi ketentuan UU, tetapi atas meningkat untuk mencapai ketentuan kesadaran politik memberikan ruang bagi minimal jumlah 30 % sebagai prasyarat warga negara untuk mengakualisasikan sebuah hak dasarnya (Subakti, 1992 : 39). pemilu. Undang-undang yang menjamin ini harus bagaimana posisi jabatan dan kualitasnya segera berperan disosialisasi oleh pemerintah Ruang pertama jumlah pengurus partai sah Namun di bagi perempuan partai sebagai perlu mengarahkan ini peserta dicermati trend dan kepada seluruh masyarakat baik di pengambilan keputusan strategis di dalam tingkat ke lembaga potitik tersebut. Dalam hal ini masyarakat yang jauh dan terpencil. nampaknya masih jauh dari apa yang Selain diharapan. sekaligus kabupaten/kota untuk sampai diseminasi menyamakan informasi persepsi dan menyatukan langkah menghapus Lahirnya banyak partai seyogianya menjadi harapan bagi peningkatan partisipasi politik perempuan pandangan yang negatif atau hambatan implementasinya. Selanjutnya, pada pemilu tahun dan pembaruan kehidupan perpolitikan di negeri ini dimana Undang-undang Partai Politik dapat dimanfaatkan dengan cerdas 2009 tercatat puluhan partai politik lahir sebagai dan ikut dalam proses pemilu. Jumlah meningkatkan kualitas yang mencengangkan sebenarnya untuk keberdayaan warganya peta politik di negeri ini. Partai-partai perempuan. instrumen berpolitik partai untuk dan terutama ini memanifestokan visi dan misi yang mendatangkan sejahtera dan rahmat bagi bangsa dan warganya yang tentunya tidak 232 | MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012 B. Hak Politik Adalah Hak Asasi dalam rangka melindungi seseorang atau suatu kelompok yang Manusia Politik terutama pada selalu lemah atau dilemahkan (al-mustad'afin) terkait dengan kekuasaan dan proses dari tindakan dzalim dan semena-mena pengambilan Lingkupnya yang biasanya datang dari mereka yang sangat luas, yaitu mulai pengelolaan kuat dan berkuasa. Karena itu, esensi dari kekuasaan dan pengambilan keputusan di konsep tingkat institusi paling kecil dalam wujud penghormatan keluarga sampai ke tingkat institusi seseorang tanpa kecuali dan tanpa ada politik formal tertinggi dalam bentuk diskriminasi berdasarkan apa pun dan negara. Jadi, pengertian politik secara demi alasan apa pun; serta pengakuan luas mencakup semua masalah pokok terhadap dalam kehidupan sehari-hari yang pada makhluk termulia di muka bumi. keputusan. kenyataannya perempuan. hakikatnya selalu hak asasi manusia terhadap martabat adalah kemanusiaan manusia sebagai melibatkan Kesadaran akan pentingnya HAM Hak Asasi Manusia atau dalam wacana global muncul bersamaan biasa disebut dengan istilah HAM, dengan merupakan suatu konsep etika politik menempatkan modern yang dibangun di atas sebuah sentral pembangunan (human centred kesadaran paling mendasar dalam sejarah development) (Gatara, 2009 : 43). Konsep kemanusiaan, yaitu kesadaran tentang HAM berakar pada penghargaan terhadap pentingnya dan manusia sebagai makhluk berharga dan penghormatan terhadap manusia dan bermartabat. Konsep HAM menempatkan kemanusiaan. Kesadaran ini membawa manusia sebagai subyek, bukan obyek kepada sebuah tuntutan moral tentang dan bagaimana manusia terhadap manusia atas dasar ras, warna sesamanya manusia. kulit, jenis kelamin, jenis gender, suku tersebut sejatinya bangsa, bahasa, maupun agama. HAM penghargaan seharusnya memperlakukan Tuntutan moral kesadaran tidak akan manusia pentingnya sebagai melakukan titik diskriminasi merupakan ajaran inti dari semua agama. mengajarkan Sebab, kebebasan manusia sehingga tidak boleh semua pentingnya agama mengajarkan penghargaan dan ada prinsip diskriminasi, persamaan eksploitasi dan dan penghormatan terhadap manusia, tanpa kekerasan pembedaan dan diskriminasi atas dasar bentuk apa pun (Budihardjo, 20045 : 57). terhadap manusia dalam apa pun. Tuntutan moral itu diperlukan, Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 233 Hak politik selain tercantum dalam akan perdamaian, hak akan pembangunan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan hak akan lingkungan hidup yang (DUHAM), ditemukan juga di dalam bersih. Ketiga, hak sipil dan hak politik, berbagai tentang antara lain mernuat sejumlah hak yang HAM, seperti dokumen Rights of Man telah ada dalam perundangan Indonesia France (1789), Bill of Rights of USA seperti: hak atas penentuan nasib sendiri, (1791) dan International Bill of Rights hak memperoleh ganti rugi bagi mereka (1966). DUHAM menyebut istilah basic yang kebebasannya dilanggar; hak atas human rights yaitu hak asasi manusia kehidupan, hak atas kebebasan berfikir, paling berkeyakinan dan beragama, hak yang dokumen mendasar sebagai hak historis dan paling dikategorikan untuk sama bagi perempuan dan laki-laki untuk diprioritaskan dalam berbagai hukum dan menikmati hak sipil dan politik, hak kebijakan, nasional seorang untuk diberi tahu alasan-alasan maupun internasional. Walaupun, secara pada saat penangkapan, persamaan hak eksplisit tidak dijumpai penjelasan rinci dan tanggung jawab antara suami-istri. tentang hak-hak apa saja yang termasuk Keempat, di dalam basic human rights, namun, budaya, secara umum mencakup hak hidup, hak menikmati kebebasan dari rasa ketakutan atas pangan, pelayanan medis, kebebasan dan dari diskriminasi baik di tingkat penyiksaan, beragama. penting dan Kelima kebebasan ekonomi, antara lain kemiskinan; ras, sosial dan mernuat hak larangan wama kulit, atas jenis paling kelamin, gender, dan agama, persamaan fundamental tersebut, dan juga hak-hak hak antara laki-laki dan perempuan untuk lain asas menikmati hak ekonomi, sosial dan dan budaya; hak untuk mendapat pekerjaan; terhadap hak untuk memperoleh upah yang adil didasarkan fundamental, hak hak pada yaitu satu penghargaan penghormatan martabat manusia (Surajiwo, 2009, 76). Secara diumumkan umum PBB tahun DUHAM 1948 bagi buruh laki-laki dan perempuan; hak untuk membentuk serikat buruh; hak dan untuk mogok; hak atas pendidikan: hak mengandung empat hak pokok. Pertama, untuk bebas dari kelaparan (Ruslan, 2000 hak individual atau hak-hak yang dimiliki : 32). setiap orang. Kedua, hak kolektif atau hak yang hanya khusus, hak politik dapat perempuan dalam DUHAM tertuang dinikmati bersama orang lain, seperti hak dalam pasal 2: “setiap orang berhak atas 234 | masyarakat Secara MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012 semua hak dan kebebasan-kebebasan mengacu kepada instrumen internasional yang tercantum di dalam Deklarasi ini mengenai HAM, seperti telah dipaparkan, tanpa perkecualian apapun, seperti ras, juga mengacu kepada sumber hukum warna kulit, jenis kelamin, bahasa, nasional Indonesia. Pertama, Pancasila agama, sebagai politik atau pendapat yang ideologi negara. berlainan, asal mula kebangsaan atau Kedua, konstitusi, khususnya UUD 1945 kemasyarakatan, hak milik, kelahiran, hasil amandemen kedua, pada pasal-pasal ataupun kedudukan lain.” Selanjutnya, 28 A sampai J tentang HAM), dan ketiga dinyatakan secara lebih rinci dalam dalam bentuk sejumlah undang-undang Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak nasional Sipil dan Politik pasal 25 dan 26. penegakan HAM. Di antaranya, UU No. Kovenan ini telah diratifikasi pemerintah 68 Indonesia melalui UU No. 12 Tahun Konvensi 2005. Sedangkan, Deklarasi New Delhi Politik Perempuan, UU No. 7 Tahun tahun 1997 menegaskan, hak politik 1984 perempuan Internasional harus dipandang sebagai yang Tahun berkaitan 1958 tentang Internasional tentang Ratifikasi tentang Ratifikasi mengenai dengan Hak Konvensi Penghapusan bahagian integral dari hak asasi manusia Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap (HAM). Jika kita mengakui hak asasi Perempuan (khususnya pasal-pasal 7-8), manusia berarti kita pun harus mengakui UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak hak politik perempuan. Hak politik Asasi Manusia (khususnya pasal-pasal perempuan tidak boleh dipisahkan dari 43, 45-51), UU No. 29 Tahun 1999 HAM. perempuan tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan berhak berkiprah dalam politik seperti Diskriminasi Rasial, UU No. 23 Tahun laki-laki. melibatkan 2003 tentang perlindungan Anak, UU No. perempuan dan laki-laki sebagai subyek. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Sejatinya, setiap perempuan, baik sebagai KDRT warga negara maupun sebagai manusia Tangga), dan UU No. 12 Tahun 2005 menyadari akan hak politik mereka, tentang ratifikasi Kovenan Internasional demikian yang tentang pemenuhan hak-hak sipil dan terkandung di balik hak-hak tersebut ( politik dari seluruh warga negara tanpa Huda, 2005 : 76). kecuali (khususnya pasal-pasal 25-26) Sebagai manusia, Politik pula harus potensi-potensi Pemenuhan hak politik perempuan di Indonesia, di samping (Kekerasan Dengan dalam Rumah diaturnya hak politik perempuan sebagai bagian dari Hak Asasi Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 235 Manusia dalam perundangan berbagai baik peraturan berbangsa dan bernegara. Sebab, di sana maupun tidak ada kebebasan memilih partai, tidak nasional internasional, seharusnya membuat yakin ada bagi kaum perempuan ( Indonesia), untuk parlemen. Pemenangnya pun sudah pasti, mengembangkan dirinya dan potensinya yaitu dalam setiap kegiatan politik untuk sebelumnya, Pemilu 1999 diikuti banyak menyuarakan kaum partai dan rakyat pun yang selama ini perempuan. Keyakinan tersebut dibangun tidak memiliki alternatif pilihan lalu dengan pondasi bahwa hak berpolitik menjadi adalah Hak Asasi Manusia, berarti hak banyak pilihan sementara mereka belum berpolitik merupakan hak yang melekat pernah pada setiap diri manusia dan merupakan bagaimana memilih partai politik secara kodrat yang diberikan oleh sang pencipta cerdas. Karena itu, dirasakan perlunya kepada semua mahluk baik laki-laki suatu maupun perempuan tanpa perbedaan, pendidikan pemilih (voter education) sehingga kondisi ini seharusnya bisa bagi para pemilih, terutama dari kalangan menjadikan kaum perempuan merasa terbawah percaya diri bahwa tidak ada perbedaan kelompok akar rumput, baik laki-laki dan apapun secara sosial politik dengan kaum khsusunya perempuan (Soeharto, 2011 : laki-laki.sehingga perempuan mempunyai 4). Oleh karena itu, pendidikan politik peran, akses dan kontrol yang sama untuk perempuan menjadi hal yang penting berperan dan menduduki posisi tertinggi dalam dalam keinginan kebebasan memilih Golkar. Berbeda bingung karena mendapat konteks dengan dihadapkan pendidikan pencerahan atau anggota dalam sering negara politik bentuk diistilahkan demokrasi. kancah perpolitikan demi Pemerintah perlu melakukan kerjasama memperjuangkan kepentingan kaum dengan para Ormas dan LSM untuk perempuan. melakukan kegiatan tersebut. Tujuan dari pendidikan politik adalah memajukan demokrasi, C. Urgensi Pendidikan Politik Perempuan Di Negara Demokrasi Era perempuan, dan meningkatkan partisipasi politik perempuan, terutama di tingkat dimulai tahun 1999, ditandai dengan pedesaan di mana mayoritas perempuan pelaksanaan Pemilu secara demokratis. berada (Ruslan, 200 : 18). Hal yang Sebelumnya, Pemilu hanyalah sebuah melatarbelakangi pentingnya pendidikan perhelatan politik perempuan, antara lain: pertama, rutin demokrasi depolitisasi Indonesia 236 | baru mengakhiri dalam kehidupan MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012 meskipun Indonesia telah merdeka Secara umum, kesejahteraan lahir bathin selama lebih dari setengah abad, namun merupakan aspirasi dan tujuan perempuan ingin pada umumnya belum dicapai memahami hak-hak asasi mereka dan perempuan. potensi-potensi yang terkandung dibalik baik hak-hak tersebut, khususnya hak dalam ketidakberdayaan bidang politik; kedua, umumnya pemilih kendala baginya perempuan belum untuk demokrasi dan makna haknya pentingnya Pemilu bersuara. seorang Namun, berbagai kondisi kultural, mengerti yang sistemik perempuan untuk dan menjadi mengakses berperan dan Untuk menjawab tantangan sebagai sarana membangun masa depan dan kendala ini diperlukan lembaga Indonesia masyarakat, yang demokratis, serta pemerintahan dan kehidupan masyarakat yang lebih adil partai dan sejahtera dan; ketiga, selama ini strategi pendidikan politik bagi perempuan tidak program-programnya. Pendekatan paling pernah diselenggarakan secara sungguh- tepat sungguh dan sistemik. Struktur politik menjangkau perempuan adalah dengan negara masa Orde Baru menegasikan hak memberikan program yang tepat, antara politik perempuan sedemikian rupa, baik lain program pelatihan dan pendidikan secara kolektif. politik yang mengembangkan kecerdasan mengalami berpolitik, membangun kepercayaan diri individual Akibatnya, maupun perempuan yang gender responsif dalam dan pro-perempuan untuk berkomunikasi dalam dan depolitisasi secara luar biasa. Dampak dan buruk dari proses depolitisasi tersebut, wawasannya. perempuan dilakukan secara instant top-down, tetapi sangat rentan terhadap meningkatkan Program ini tidak praktik-praktk mobilisasi, dan mayoritas berkesinambungan perempuan memilih bersikap apatis, diam (people driven) dari bawah (bottom-up). dan tidak kritis dalam menghadapi proses Dalam politik. membelenggu, interpretasi baru yang Perempuan hak kaitan dan partisipatif kultural yang mempunyai relevan oleh lembaga masyarakat (sosial untuk memilih wilayah publik budaya dan keagamaan) akan sangat dimana dia sesuai membantu membuka cakrawala berfikir potensinya. Iapun berhak atas manfaat dan memberikan pencerahan bagi semua dari elemen masyarakat. Dengan demikian semua ingin aktivitas berperan politik yang dilakukan oleh negara dan partai politik. ruang bagi perempuan untuk Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 237 meningkatkan keberdayaan dan membuktikan bahwa dirinya sungguh- kemampuan mengaktualisasi perannya sungguh mampu, memang pantas dan semakin dibukakan. Bila tembok ekslusif dapat diandalkan. Mari simak penuturan pemisah terhadap perempuan mampu seorang walikota perempuan:“Aku kerap pendekatan dikritik atas beberapa komentar yang dijebolkan ini, dengan niscaya perempuan akan agak menyinggung perasaan yang terbangkitkan kesadaran berpolitiknya. selanjutnya (Kartini, 2011 : 6). pergunjingan publik. Tidak sebagaimana meledak menjadi Sementara itu, sejumlah analisis laki-laki dalam posisi yang sama, semua mengungkapkan bahwa perilaku politik pernyataan mereka seringkali berlalu setidaknya tanpa membutuhkan karakteristik, yakni tiga tantangan.” Artinya, sejumlah kemandirian, kendala primordial masih menghadang kebebasan berpendapat, dan tindakan kaum perempuan dalam berkiprah di agresif. Sayangnya, ketiga karakteristik dunia politik. Di antaranya, persoalan tersebut tidak pernah dianggap ideal seksime. Bagi politisi laki-laki, hampir dalam tidak menemukan kendala yang berarti diri perempuan. Masyarakat umumnya selalu memandang perempuan berkaitan yang mandiri, berani mengemukakan mereka. Sebaliknya, politisi perempuan pendapat, dan agresif sebagai orang yang lebih banyak dinilai berkaitan dengan tidak tidak penampilan fisik mereka, misalnya soal diinginkan. Karena itu, mereka perlu model rambut, model giwang, cara dikucilkan. lain, berjalan, cara berbusana, setelah itu baru perempuan dengan karakter seperti itu cara berfikir. Di samping itu, persoalan bukan tipe perempuan ideal. Karena itu, keluarga sangat berpotensi menimbulkan ketiga karakter ini memang tidak pernah isu sensitif bagi politisi perempuan diharapkan muncul pada diri seorang dibandingkan dengan politisi laki-laki. perempuan. Dapat disimpulkan, paling tidak ada tiga dapat diterima Dengan atau ungkapan Dunia politik sesungguhnya identik dengan penampilan fisik unsur yang merajut kepemimpinan dalam dengan dunia kepemimpinan. Berada diri dalam kompetensi diri, dan agresi kreatif. posisi perempuan sebagai mengalami pemimpin, lebih banyak seseorang, yaitu kekuasaan, Kekuasaan sebagai unsur paling penting hambatan ketimbang laki-laki. Mengapa? dalam Karena memimpin seseorang selalu didefinisikan 238 | perempuan harus selalu membangun kemampuan MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012 dengan ciri yang maskulin, yaitu maskulin dan feminin yang dapat dicapai kekuatan atau ketegaran atau kemampuan oleh keduanya: laki-laki dan perempuan. bertindak yang diperlukan guna mencapai Ke sesuatu demi tujuan yang lebih besar. pengertian baru tentang kekuasaan yang Persoalannya, keluarga dan masyarakat tidak selamanya bernuansa maskulin tidak pernah mempersiapkan perempuan sehingga secara serius dan sungguh-sungguh untuk mengeliminir membangun dalam kualitas kekuasaan, depan perlu mensosialisasikan perempuan tidak unsur-unsur dirinya demi harus feminitas menggapai kompetensi diri dan agresi kreatif dalam kekuasaan. diri mereka. Lalu, bagaimana mungkin menolak gaya feminin dan kemudian anak perempuan dapat bermimpi menjadi berperilaku pemimpin bila mereka tidak memiliki berkuasa dan supaya diterima sebagai gambaran pemimpin. kultural yang mampu Perempuan sebagai tidak laki-laki Sesungguhnya harus untuk perempuan membimbing mereka? Tidak heran jika ketika berada di rumah tangga atau dalam kebanyakan kehidupan perempuan mengalami keluarga lebih banyak kesulitan membebaskan diri dari berbagai menjalankan peran kekuasaan dan peran pengaruh pengambilan kebijakan. Sebagai ibu, kultural patriarkal untuk berkiprah dalam dunia politik. Perempuan dapat menggunakan kurang kekuasaan yang nyata dalam peranannya menginginkan kekuasaan manakala yang sebagai pengatur keluarga dan pengambil dilanggengkan di masyarakat adalah kebijakan. Pengalaman di rumah tangga gagasan kekuasaan versi laki-laki yang dapat sarat keperkasaan, menjalankan kekuasaan dan merebut kejantanan, dan kekerasan. Karena itu, posisi kepemimpinan di lingkungan yang sudah mempromosikan lebih besar dan rumit, seperti negara. kekuasaan menurut definisi perempuan. Berbeda dengan laki-laki, bagi umumnya Yakni, lebih perempuan, kekuasaan itu lebih dimaknai mengedepankan kemampuan sebagai keinginan mensejahterakan orang memberdayakan, kemampuan lain, persis seperti keinginan seorang ibu dengan ternyata perempuan ciri-ciri saatnya kekuasaan yang dijadikan referensi untuk memelihara dan menciptakan masyarakat membimbing yang lebih harmoni dan bermartabat. keluarganya. Kekuasaan semacam ini Dengan demikian definisi baru kekuasaan tidak berpusat pada diri sendiri melainkan merupakan lebih diarahkan untuk mencapai suatu gabungan dari kualitas anak-anaknya atau Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 239 tujuan yang lebih mulia bagi banyak sendiri. orang (Kartini, 2001 : 10). cenderung memikirkan agenda politik Dengan demikian, kekuasaan yang mengintegrasikan berciri kualitas Artinya, politisi perempuan konsep yang feminin kesejahteraan masyarakat luas ketimbang perempuan berdampak pada pemenuhan memikirkan kepentingan khusus mereka. dengan sejumlah karakteristik laki-laki Dengan mengembangkan definisi dan kedua atribut itu mempunyai nilai kekuasaan yang sama. Dengan ungkapan lain, perempuan, perempuan dapat menjadi kualitas laki-laki dan kualitas perempuan politisi bijak dan handal. Politisi yang tidaklah tidak bertentangan. Sebab, dalam berbasis akan pengalaman menyakiti hati lawan kelembutan dan kasih sayang perempuan, politiknya, apa pun alasannya. Politisi justru terpendam kekuatan yang dahsyat. yang tidak akan menggunakan intrik Selain itu, kekuasaan berciri feminin politik sebagaimana biasa digunakan oleh mencakup memberdayakan laki-laki. Seorang politisi perempuan orang lain, bukan merusak orang lain. dapat mengasah sisi keibuannya yang Sebaliknya, gagasan yang selama ini bijak digunakan adalah bahwa untuk berkuasa, kebutuhan seseorang harus rela menginjak orang menyelesaikan setiap agenda politiknya. lain. Kekuasaan hendaknya dimaknai Bukankah kekuasaan itu pada intinya sebagai adalah gagasan kemampuan melaksanakan dan selalu tanggap terhadap lain untuk orang kemampuan menyelesaikan sesuatu yang berguna bagi orang lain. masalah? Sifat feminin perempuan yang Untuk itu, jabatan hendaknya ditafsirkan dekat dengan sifat kepedulian, kerelaan sebagai sarana memberdayakan orang untuk berbagi dan komitmen yang tinggi lain, untuk bukan menghancurkan atau membahagiakan orang memperdayakan. Kekuasaan mencakup merupakan modal nalar, tujuan, agenda yang hedak dicapai. membangun politik Sidney Verba dari Universitas Harvard perdamaian dan pencerahan. dasar yang lain untuk bernuansa menegaskan, sumbangan terpenting dari Pemaparan di atas, bisa dibangun kelompok perempuan di dunia politik melalui wadah organisasi yang memiliki adalah bahwa mereka lebih berminat strategi mengerjakan sesuatu yang bermanfaat panjang untuk benar-benar menghasilkan bagi kader-kader tangguh, dengan pemenuhan masyarakat luas daripada memperluas lingkup kekuasaan mereka 240 | jangka pendek dan jangka beberapa kebutuhan antara lain:. MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012 1. Kader politik perempuan harus punya tersebut, dan kader politik yang ada basis di masyarakat (akar rumput) memang Disini adalah kelemahan utama, upaya kepercayaan dari mereka, maka posisi para aktivis perempuan selama ini. perempuan di politik dapat menguat, Afirmative action yang menjebolkan dan sulit di goyahkan. kuota 30 % perempuan di politik, mampu 2. Peningkatan peran mengambil perempuan di adalah perjuangan perempuan di kelas setiap lini masyarakat. Kuota 30% menengah atas, tanpa persiapan kader- tidak hanya di posisi legislatif, tapi kader di disegerakan di organisasi masyarakat. tempatkan untuk menjadi petarung Di organisasi mahasiswa dan siswa. politik. Tak heran jika hasil dari Tentunya juga di Pemerintahan. yang memang layak afirmatif action ini tak jauh berbeda 3. Perlu mewadahi sebuah lembaga dengan proporsi politik perempuan pelatihan, pada pemilu tahun 1999 yaitu hanya kebutuhan perempuan untuk berpolitik 11 %. Kader politik perempuan, jarang praktis. memiliki Baru dibutuhkan seperti a. Pengantar politik dikenal, karena agenda pemilu, atau (konsep yang mirip dengan pelatihan karena kebetulan istri atau keluarga politik yang ada) b. Ideologi politik : tokoh masyarakat. Sementara, potensi untuk rakyat c. Strategi; advokasi ; perempuan, analisis anggaran ; komunikasi politik basis masyarakat. yang mendominasi berbagai bidang masyarakat belum di ajak urun rembug bersama untuk yang memfasilitasi Pelatihan yang akan ; penjaringan dana. Tiga hal dasar yang utama harus memperkuat posisi politik perempuan diperhatikan ini. Katakanlah; Jumlah guru yang keberdayaan politik perempuan adalah dominan Perempuan, jumlah murid hak, aspirasi dan akses. Kesadaran akan berprestasi yang dominan perempuan, hak dan pentingnya perempuan berperan serta kelompok pengajian perempuan di bidang politik adalah menjadi hal yang utama yang harus dibangun. Edukasi biasanya intens dengan dalam hal membangun pendidikan perempuan dan jumlahnya politik cukup banyak di seantero daerah lembaga masyarakat, pemerintahan dan khususnya saja partai sangat penting tapi justru bagian kesadaran akan peran politik ini inilah yang sering terlupakan. Pola pikir sampai kepada kelompok-kelompok lembaga pemberdayaan sumut. Andai terhadap perempuan oleh dan institusi Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 241 politik masih paradigma terkesan lama diwarnai dengan menjadi sangat penting, dan untuk budaya memaksimalkan kiprah perempuan dalam tradisionil, serta masih mendikotomikan bidang politik perlu adanya pendidikan antara laki-laki dan perempuan. Dalam politik bagi perempuan. konsep kesetaraan gender sesungguhnya tidak diartikan wanita harus bersaing DAFTAR PUSTAKA dengan pria. Sebaliknya, wanita dan pria Budiardjo, Miriam, 2004, Dasar-Dasar dengan peran strategisnya masing-masing Ilmu mesti Gramedia berdampinagan bergandengan dan mewujudkan kehidupan bersama yang lebih baik. Politik, Jakarta : PT. Gaffar, Afan, 2002. Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta :Pustaka Pelajar Gatara, A.A.Sahi, d 2009, .Ilmu Politik Penutup Perjuangan perempuan Indonesia menuju demokrasi masih sangat panjang. Salah satu strategi dikembangkan pendidikan adalah politik perempuan. diharapkan yang melakukan bagi Pendidikan dapat harus mengubah pemilih Memahami dan Menerapkan, Bandung :CV. Pustaka Setia Huda, Ni’matul, 2005, .Hukum tata Negara Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada politik Makalah : “Relevansi image Pendidikan Politik Bagi Pemilih masyarakat tentang politik yang selama ini diasumsikan sebagai hak monopoli Pemula,” 2011 Ruslan, Utsman Abdul Mu’iz, kaum lelaki. Selain itu, penting untuk 2000, Pendidikan Politik Ikhwanul dapat Muslimin, Intermedia, Solo, menyadarkan masyarakat, khususnya kaum perempuan bahwa hak Soeharto, Achmad, politik adalah bagian integral dari HAM. “Regulasi Sebagai Berpolitik”, warga negara dan sebagai manusia, setiap perempuan memiliki hak untuk berkiprah dalam bidang 2009, Makalah : Demokrasi Pekalongan, Dalam 10 September 2009 Surajiwo dan Agus Wijanto, 2009, politik. Dalam konteks negara demokrasi Pendidikan yang seharusnya menjamin pemenuhan Perguruan Tinggi, Jakarta : Inti HAM bagi setiap warga negaranya, Prima Promosindo. maka kiprah perempuan dalam politik 242 | Pancasila Di MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012 Surbakti, Ramlan, 1992, Memahami Ilmu Politik, Jakarta : Grasindo Internet : Kartini Eriani.2011. Pendidikan Politik Penting Bagi Perempuan.http://www.Waspada.co .id. http://totopereira.blogspot.com/2010/04/p endidikan-politik-perempuan.html. Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 243