strategi pemasaran produk dafa yoghurt pada unit

advertisement
STRATEGI PEMASARAN PRODUK DAFA YOGHURT
PADA UNIT PENGOLAHAN PETERNAKAN
YAYASAN DARUL FALLAH KECAMATAN CIAMPEA,
KABUPATEN BOGOR
RISMAN
H 34066110
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
RINGKASAN
RISMAN. Strategi Pemasaran Produk Dafa Yoghurt pada Unit Pengolahan
Peternakan Yayasan Darul Fallah Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor
(Di bawah bimbingan ANITA RISTIANINGRUM)
Salah satu komoditi peternakan yang memiliki masa depan cerah adalah
komoditas susu karena komoditas susu dibutuhkan oleh semua kalangan
masyarakat. Susu sebagai salah satu produk peternakan memiliki peran yang
sangat besar bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui pemenuhan
kebutuhan protein dan mineral. Salah satu produk olahan susu adalah yoghurt atau
susu fermentasi probiotik.
Unit Pengolahan Peternakan Yayasan Darul Fallah (UPP Dafa) merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri susu perah dan pengolahan
susu dalam bentuk yoghurt yang ada di daerah Bogor dengan jangkauan
pemasarannya sudah di luar daerah Bogor seperti Jakarta, Bekasi dan Tangerang.
UPP Dafa berusaha mengembangkan usahanya dengan pertimbangan peluang
pasar yang cukup besar karena adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang
memilih produk yang sehat serta produk yang ditawarkan memiliki manfaat yang
cukup besar terhadap kesehatan masyarakat. Usaha pengembangan produksi
yoghurt dalam upaya meningkatkan daya saing produknya mengalami kendala,
baik yang bersumber dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) industri,
antara lain karena belum melakukan perencanaan yang strategis, kondisi
perekonomian yang kurang stabil, keberadaan pesaing lokal dan masuknya
pesaing yang berlisensi dari luar negeri semakin memperketat persaingan dalam
pemasaran produk Dafa Yoghurt.
Penelitian ini bertujuan untuk :1) Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan
internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran produk Dafa Yoghurt,
2) Merumuskan dan menentukan strategi pemasaran yang tepat bagi Unit
Pengolahan Peternakan Yayasan Darul Fallah.
Data dan informasi penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Alat
analisis yang digunakan adalah matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation),
matriks IFE (Internal Factor Evaluation), matrik SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, and Threats), matriks I-E (Internal Eksternal) dan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matriks).
UPP Dafa terletak di jalan raya Bogor-Ciampea yang memproduksi susu
pasteurisasi dan yoghurt. Pengadaan input diperoleh dari peternakan sendiri yang
menghasilkan susu segar 330 liter setiap harinya. Proses produksi yoghurt
dilakukan setiap empat kali dalam seminggu, tetapi jika ada pesanan yang
melebihi kapasitas produksi yang ditentukan maka UPP Dafa akan menambah jam
kerja untuk kgiatan produksi. Produk susu pasteurisasi dan yoghurt yang
dihasilkan dipasarkan ke beberapa agen distributor, sekolah-sekolah dan koperasi.
Hasil analisis matrik IFE didapat total skor 2,342 dengan faktor kekuatan
terbesar pada kualitas produk yang baik dengan skor 0,295 dan faktor kelemahan
terbesar pada kurangnya diversifikasi produk dan kemasan tidak menarik dengan
skor 0,195 .Hasil analisis matrik EFE didapat total skor 2,566 dengan faktor
peluang terbesar pada pangsa pasar yang masih luas dengan skor 0,379 serta
faktor ancaman terbesar pada isu produk yoghurt bermelamin dengan skor 0,168.
Hasil analisis matrik IE menempatkan UPP Dafa pada kuadran ke V, yaitu strategi
Hold and Maintain (jaga dan pertahankan). Strategi yang dapat diterapkan pada
posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Hasil analisis SWOT menghasilkan empat alternatif strategi yang dapat
dijalankan UPP Dafa yaitu: 1) Mempertahankan kualitas produk untuk menarik
pelanggan, 2) Menjalankan kerjasama dengan investor untuk perolehan modal,
3)enambah jaringan distribusi melalui kerjasama dengan agen-agen baru, 4)
Melakukan riset pemasaran, 5) Mempertahankan harga jual produk yang murah,
dan 6) Melakukan promosi produk yang lebih gencar dan efektif. Proses
pengambilan keputusan dalam penentuan alternatif strategi terbaik dilakukan
melalui analisis QSPM. Hasil analisis matriks QSPM menunjukkan bahwa
strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah melakukan promosi produk
yang lebih gencar dan efektif dengan nilai TASnya sebesar 7,902.
Strategi pemasaran yang diperoleh adalah kegiatan promosi yang harus
dioptimalkan melalui media massa maupun media cetak untuk menjangkau
segmentasi, target dan posisi yang telah ditentukan oleh perusahan. Inovasi
produk dilakukan dengan tetap mempertahankan kualitas, mempertahankan harga
jual produk yang murah karena fokus segmentasi pasar golongan ekonomi
menengah kebawah serta melakukan kerjasama dengan agen.
STRATEGI PEMASARAN PRODUK DAFA YOGHURT
PADA UNIT PENGOLAHAN PETERNAKAN
YAYASAN DARUL FALLAH KECAMATAN CIAMPEA,
KABUPATEN BOGOR
RISMAN
H 34066110
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
Judul
: Strategi Pemasaran Produk Dafa Yoghurt Pada Unit
Pengolahan
Peternakan
Yayasan
Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor
Nama
: Risman
NIM
: H 34066110
Disetujui,
Pembimbing
Ir. Anita Ristianingrum, MS
NIP. 19671024. 199302. 2. 001
Diketahui,
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Insitut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS
NIP. 19580908. 198403. 1. 002
Tanggal Kelulusan :
Darul
Fallah,
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul
Strategi
Pemasaran Produk Dafa Yoghurt Pada Unit Pengolahan Peternakan Yayasan
Darul Fallah, Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. adalah karya sendiri dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juli 2009
Risman
H34066110
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Padang Tarap, Kecamatan Kampar - Riau, tanggal 30
Maret 1984 dari Ayahanda Ali Muddin dan Ibunda Siti Rohani.
Penulis
merupakan putra keenam dari sembilan bersaudara.
Penulis menjajaki pendidikan akademik di SD N 014 Padang Tarap, Kampar
tahun 1991-1997, SLTP N 06 Muara Jalai, Kampar tahun 1997-2000, dan SMUN
2 Kampar tahun 2000-2003. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan
formalnya di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (undangan seleksi
masuk IPB).
Jurusan yang dipilih penulis adalah program Diploma 3
Agroteknologi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan dan lulus pada tahun 2006. Penulis kemudian
melanjutkan perkuliahan ke Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus,
Departemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah bergabung dalam organisasi
mahasiswa. Selain di kampus, kegiatan ekstra kampus yang diikuti oleh penulis
adalah organisasi daerah Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Riau (IKPMR)
Bogor dan Himpunan Keluarga Pelajar Mahasiswa Kampar (HIKAPEMAKA)
Bogor.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil alamin, Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas
segala kasih sayang, rahmat, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Pemasaran Produk Dafa Yoghurt
pada Unit Pengolahan Peternakan Yayasan Darul Fallah, Kecamatan Ciampea,
Kabupaten Bogor.
Skripsi ini menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
kegiatan usaha untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat bagi kegiatan
usaha. Penulisan skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan di Unit
Pengolahan Peternakan Yayasan Darul Fallah, Kecamatan Ciampea, Kabupaten
Bogor.
Namun demikian sangat disadari masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Juli 2009
Risman
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan
terimakasih dan penghargaan kepada:
1.
Ir. Anita Ristianingrum, MSi selaku dosen pembimbing skripsi atas
bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada
penulis selama penyusunan skripi ini.
2.
M. Firdaus, PhD selaku dosen penguji utama dan Dra. Yusalina MS selaku
komisi akademik pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktu
serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.
3.
Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen evaluator kolokium proposal
penelitian yang telah meluangkan waktu serta memberikan kritik dan saran
demi keberhasilan penelitian.
4.
Ayahanda, Ibunda dan keluarga besar yang selalu kucintai. Terima kasih
banyak atas segala dorongan, kasih sayang, perhatian, semangat dan doa
yang terus mengalir tanpa batas ruang dan waktu.
5.
Pihak Unit Pengolahan Peternakan Yayasan Darul Fallah atas waktu,
kesempatan, informasi dan dukungan yang telah diberikan.
6.
Rekan-rekan mahasiswa
AGB serta seluruh pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Bogor, Juli 2009
Risman
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN. .............................................................................. vi
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1
1.2
1.3
1.4
Latar Belakang .............................................................................. 1
Perumusan Permasalahan .............................................................. 5
Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
Kegunaan Penelitian ..................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 9
2.1 Tinjauan Teoritis ........................................................................... 9
2.1.1 Yoghurt............................................................................... 9
2.1.2 Kegunaan dan Nutrisi yoghurt. ............................................ 10
2.1.3 Pembuatan Yoghurt. ........................................................... 11
2.2 Kajian Terdahulu. .......................................................................... 12
III. KERANGKA PEMIKIRAN. ............................................................. 17
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis. ........................................................ 17
3.1.1. Pemasaran. ........................................................................ 17
3.1.2 Strategi Pemasaran. ........................................................... 18
3.1.3 Analisis Strategi Pemasaran. .............................................. 20
3.1.4 Analisis Lingkungan Perusahaan. ...................................... 21
3.14.1 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan. .............. 21
3.1.4.2 Analisis Lingkingan Eksternal Perusahaan. ........... 29
3.1.5 Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi. ............... 32
3.1.6 Tahap Perencanaan Strategis. ............................................ 33
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional. ................................................. 34
IV. METODE PENELITIAN. ................................................................... 38
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian. ....................................................... 38
4.2 Jenis dan Sumber Data. ................................................................. 38
4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data........................................... 39
V.
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ............................... 47
5.1 Sejarah Singkat Yayasan Darul Falah. ............................................ 47
5.2 Visi, Misi dan Tujuan Unit Pengolahan Peternakan. ....................... 48
5.3 Struktur Organisasi Unit Pengolahan Peternakan. ........................... 48
5.4 Produk Unit Pengolahan Peternakan............................................... 49
5.5 Sumber Bahan Baku....................................................................... 50
5.6 Proses Produksi.............................................................................. 50
VI. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN............................................... 53
6.1 Analisis Lingkungan Internal ......................................................... 53
6.1.1 Manajemen ........................................................................ 53
6.1.2 Pemasaran .......................................................................... 54
6.1.3 Keuangan ........................................................................... 62
6.1.4 Produksi dan Operasi ......................................................... 62
6.1.5 Penelitian dan Pengembangan ............................................ 63
6.1.6 Sistem Informasi Manajemen dan Operasi ......................... 63
6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ....................................................... 65
6.2.1 Faktor Politik dan Hukum .................................................. 65
6.2.2 Faktor Ekonomi ................................................................. 66
6.2.3 Faktor Sosial budaya dan Demografi. ................................. 68
6.2.4 Faktor Teknologi. ............................................................... 69
6.2.5 Faktor Kekuatan Kompetitif ............................................... 70
6.3 Perumusan Alternatif Strategi......................................................... 74
6.3.1 Matrik Internal Factor Evaluation (Matrik IFE) ................ 74
6.3.2 Matrik Eksternal Factor Evaluation (Matrik EFE) .............. 76
6.3.3 Matrik IE (Internal-Eksternal) ........................................... 77
6.3.4 Analisis Matrik SWOT....................................................... 78
6.3.5 Matrik QSPM (Quantitative Strategic Planing Matrix) ...... 83
6.3.6 Strategi Pemasaran. ............................................................ 84
VII. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 85
7.1 Kesimpulan .................................................................................... 86
7.2 Saran.............................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA. ................................................................................. 88
LAMPIRAN. ............................................................................................... 90
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1
Perkembangan Produksi Susu Nasional Tahun 2004-2008. ........... 2
2
Perkembangan Produksi Yoghurt Indonesia Tahun 2002-2005. .... 3
3
Industri Pengolahan Yoghurt dan Susu Fermentasi Prebiotik
Indonesia ...................................................................................... 4
4
Data Pendapatan Yoghurt UPP.Dafa Tahun 2008-2009. .............. 5
5
Nilai dari Unsur-unsur Utama pada Yoghurt dan Susu. ................. 11
6
Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal dan
Eksternal Organisasi. .................................................................... 40
7
Bentuk Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation). .................... 41
8
Bentuk Matriks IFE (Internal Factor Evaluation). ........................ 42
9
Matrik SWOT. ............................................................................. 44
10
Matrik QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)............... 46
11
Faktor-faktor Kekuatan dan Kelemahan Pemasaran
Dafa Yoghurt Tahun 2009. ........................................................... 64
12
Pertumbuhan Jumlah Penduduk Indonesia 1995-2005 .................. 68
13
Faktor faktor Peluang dan Ancaman Pemasaran
Dafa Yoghurt Tahun 2009 ............................................................ 74
14
Matrik IFE UPP Dafa Tahun 2009................................................ 75
15
Matrik EFE UPP Dafa Tahun 2009............................................... 77
16
Matrik SWOT Pemasaran Dafa Yoghurt ...................................... 79
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1
Halaman
Perkembangan Nilai Impor Yoghurt Indonesia
Tahun 2003-2007 ...........................................................................
3
2
Peningkatan Harga Susu di UPP Dafa 2008-2009 ...........................
7
3
Konsep Pemasaran .........................................................................
18
4
Diagram Proses Analisis Kasus ......................................................
21
5
Elemen-elemen Empat P dalam Bauran Pemasaran. .......................
24
6
Saluran Distribusi pada Pasar Konsumsi. ........................................
26
7
Model Lima Kekuatan Porter .........................................................
31
8
Kerangka Operasional Penelitian. .................................................
37
9
Matriks IE . ...................................................................................
43
10
Struktur Organisasi UPP Dafa .......................................................
49
11
Matrik Internal Eksternal (IE)........................................................
78
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1
Quisioner ........................................................................................
90
2
Hasil Analisis Linkungan Internal. ..................................................
105
2
Hasil Analisis Lingkungan Eksternal. ..............................................
105
3
Hasil Olah Data Matrik QSPM. .......................................................
106
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor
pertanian memiliki
kontribusi
yang
sangat
besar
dalam
pembangunan ekonomi Indonesia, hal ini menarik perhatian pemerintah untuk
menitikberatkan sektor pertanian agar terwujud pertanian yang tangguh.
Berdasarkan data BPS (2008), pertanian merupakan sektor terbesar kedua dalam
total Produk Domestik Bruto (PDB) setelah industri pengolahan, dimana sektor
tersebut memberikan kontribusi sebesar Rp 180,6 trilyun atau 14,7 persen dari
total PDB nasional, selain itu sektor pertanian mampu menyerap sekitar 43 persen
dari total tenaga kerja di Indonesia1. Salah satu bagian dari sektor pertanian adalah
sub sektor peternakan yang juga memegang peranan penting dalam perekonomian
nasional. Beberapa peranan penting sub sektor peternakan adalah penyedia
produksi daging, telur dan susu untuk memenuhi permintaan masyarakat akan
sumber protein hewani yang bernilai gizi tinggi dan sebagai bahan baku industri.
Komoditas susu memiliki prospek untuk dikembangkan karena komoditas
susu dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Susu sebagai salah satu produk
peternakan memiliki peran yang sangat besar bagi peningkatan kualitas
sumberdaya manusia melalui pemenuhan kebutuhan protein dan mineral. Hal ini
juga didukung dengan kampanye minum susu yang dicanangkan oleh pemerintah
sejak tahun 1970.
Besarnya jumlah penduduk Indonesia dan tingginya kesadaran masyarakat
terhadap gizi makanan dan pola hidup sehat, menimbulkan tingginya kenaikan
tingkat konsumsi terhadap konsumsi susu nasional. Produksi susu dalam negeri
(lokal) belum mampu untuk memenuhi permintaan konsumen dalam negeri,
walaupun pada tahun 2004 hingga tahun 2008 menunjukkan produksi susu dalam
negeri mengalami kenaikan seperti yang terlihat pada Tabel 1, namun kenaikan
tersebut belum dapat mencukupi konsumsi dalam negeri. Untuk saat ini konsumsi
dalam negeri baru bisa dipenuhi sekitar 30 persen, sedangkan 70 persennya
1
http://google.com .Deptan Targetkan Serap Tenaga Kerja 0.8 juta tenaga kerja tambahan. [Diakses Kompas 04-02-2009]
diperoleh dengan mengimpor dalam bentuk susu segar, susu bubuk dan produkproduk olahan susu lainnya2.
Tabel 1. Perkembangan Produksi Susu Nasional Tahun 2004-2008
Tahun
Produksi (000 ton)
2004
5 49,9
2005
5 36,0
2006
6 16,5
2007
5 67,7
2008
5 74,4
Sumber: Badan Pusat Statistik (2008)
Pertumbuhan (%)
-2.52
15
-0.17
1.18
Tabel 1, menunjukkan bahwa perkembangan produksi susu nasional dari
tahun 2004 sampai dengan 2008 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005 terjadi
penurunan jumlah produksi susu dalam negeri sebesar 2,52 persen. Hal ini
disebabkan karena jumlah populasi sapi perah dengan kualitas baik tidak tersedia.
Pada tahun 2006 produksi susu nasional meningkat drastis dengan pertumbuhan
15 persen, hal ini disebabkan karena pemerintah melakukan kebijakan yang
bekerjasama dengan Dinas Peternakan untuk mengimpor sapi perah serta
memberikan kredit lunak bagi peternak dengan suku bunga rendah3.
Kemajuan teknologi mempengaruhi kecenderungan masyarakat dalam
gaya hidup dan pola konsumsinya, saat ini pola kecenderungan konsumen dalam
mengkonsumsi susu lebih memilih produk olahan susu dibanding susu segar. Hal
ini disebabkan karena produk susu olahan dirasa lebih praktis, tahan lama,
memiliki pilihan rasa yang disukai konsumen, terbatasnya jangkauan susu segar
dalam pemasaran karena bersifat perishable food serta harga susu segar relatif
lebih mahal dari pada susu olahan.
Salah satu produk olahan susu adalah yoghurt atau susu fermentasi
probiotik. Yoghurt adalah suatu bahan makanan susu olahan yang berguna bagi
tubuh manusia yang mengandung protein, lactose, dan asam laktat yang tinggi.
Keunggulan yoghurt antara lain mencegah diare, mual dan sakit maag,
menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi, meningkatkan stamina dan
2
3
http://google.com. Peternak Minta Impor Sapi Perah. Diakses Kompas 30-03-2009
Ibid 2
kekebalan tubuh, mencegah esteoporosis, kanker dan jantung koroner,
melangsingkan badan dan menghilangkan bau mulut, menjaga kesehatan ibu
hamil dan menyusui serta sumber karbohidrat, protein, lemak, multivitamin dan
nutrisi lain yang mudah dicerna4.
Perkembangan produksi yoghurt dari tahun ke tahun semakin meningkat,
hal ini berdampak positif karena dengan laju pertumbuhan yang semakin tinggi
dapat mengindikasikan bahwa kemungkinan ada beberapa faktor yang
menyebabkan pertumbuhan produk yoghurt, diantaranya adalah semakin
banyaknya jumlah produsen yoghurt atau dapat juga dikatakan semakin
meningkatnya konsumsi yoghurt masyarakat sehingga produksi meningkat. Data
tentang perkembangan produksi yoghurt Indonesia tahun 2002 -2005 dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Perkembangan Produksi Yoghurt Indonesia Tahun 2002-2005
Tahun
2002
2003
2004
2005
Produksi (liter)
1.039.279
1.536.824
1.682.612
1.765.831
Nilai (000 Rp)
8.985.642
11.356.826
13.475.394
30.438.258
Pertumbuhan (%)
26.39
18.65
125.88
Sumber: Badan Pusat Statistik 2008
Pertumbuhan yoghurt indonesia juga dapat dilihat dari peningkatan nilai
impor. Tingginya nilai impor produk yoghurt ke Indonesia dari tahun 2002-2007
dapat dilihat pada grafik pada Gambar 1.
Gambar 1. Perkembangan Nilai Impor Yoghurt Indonesia
Tahun 2003-2007
4
http://google.com. Manfaat yoghurt. 14 Nopember 2008. (Diakses 27 Januari 2009)
Seiring perkembangan teknologi dan gaya hidup masyarakat, maka
mendorong munculnya produk-produk olahan susu yang beragam. Kondisi ini
mendorong banyaknya jumlah produsen susu olahan dan perluasan usaha yang
sudah ada, sehingga tingginya produk yang beredar di pasaran dan menciptakan
persaingan pasar yang semakin ketat dan kompetitif seperti yang terlihat pada
Tabel 3. Hal ini menjadi suatu tantangan bagi para produsen yoghurt yang tidak
hanya harus bersaing dari segi merk tetapi juga harus dapat bertahan dalam situasi
lingkungan internal dan eksternal dalam hal merebut konsumen potensial. Untuk
itu sebagai suatu produsen yoghurt yang mulai dinikmati oleh masyarakat,
perusahaan harus semakin kreatif dalam menentukan strategi pemasarannya.
Tabel 3. Industri Pengolahan Yoghurt dan Susu Fermentasi Prebiotik Indonesia
Merek Produk
Yakult
Vitacharm
Activia
Bio Kul
Yo Lite
Calpico
Elle&Vire
Queen Yoghurt
Lain-lain
Sumber. Irwan (2008)
Produsen
PT Yakult Indonesia
PT Pola Sehat Industri
PT Danone Indonesia
PT Diamond Cold Storage
PT Cisarua Mountain Diary
PT Milko Bakarage Industry
PT Sukanda Djaya
PT Queen Bandung
Perusahaan lainnya
Pangsa Pasar (%)
81,4
8,0
4,0
0,4
0,5
1,9
0,5
0,6
2,7
Unit Pengolahan Peternakan Darul Fallah (UPP Dafa) merupakan suatu
unit usaha yang menghasilkan produk olahan susu seperti susu pasteurisasi,
yoghurt. Posisi UPP Dafa dalam pemasaran produk yoghurt adalah sebagai
market follower, sehingga dalam pasar yang bersaing suatu perusahaan perlu
memiliki kemampuan menguasai strategi pemasaran. Strategi pemasaran pada
dasarnya merupakan suatu rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di
bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan
dijalankan untuk dapat
mencapai tujuan pemasaran suatu perusahaan.
Kemampuan penguasaan strategi-strategi pemasaran akan sangat terkait dengan
kemampuan para pengambil keputusan (decision maker) mengenal lingkungan
pemasarannya dan menggunakan informasi yang dikumpulkan untuk mengambil
keputusan atas strategi pilihan yang akan dijalankan oleh perusahaan.
1.2. Perumusan Permasalahan
Dalam beberapa tahun terakhir, produk pangan hewani berkembang pesat
di Indonesia ditandai dengan munculnya berbagai perusahaan pengolahan susu
dan turunannya seperti mentega, keju dan yoghurt. UPP Dafa berusaha
mengembangkan usahanya dari pengolahan susu pasteurisasi menjadi yoghurt
dengan pertimbangan peluang pasar yang cukup besar.
Usaha pengembangan produksi yoghurt dalam upaya meningkatkan daya
saing produknya mengalami kendala, baik yang bersumber dari dalam (internal)
maupun dari luar (eksternal) industri. Keberadaan pesaing lokal dan masuknya
pesaing yang berlisensi dari luar negeri semakin memperketat persaingan dalam
pemasaran produk Dafa Yoghurt menjadi permasalahan yang harus diperhatikan
lebih jauh. Adanya kelemahan di pihak internal perusahaan juga harus diperbaiki
guna untuk kemajuan perusahaan seperti memperbaiki mutu produk, sumberdaya
manusia dan keuangan.
Dalam usaha memenangkan persaingan dan meningkatkan pangsa pasar,
UPP Dafa perlu merumuskan strategi pemasaran yang tepat. UPP Dafa selama
ini belum mempunyai landasan atau pegangan strategi dalam memasarkan
produknya, hal ini berdampak pada berfluktuasinya omzet penjualan dan
cenderung menurun seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Data Pendapatan Yoghurt UPP Dafa Tahun 2008-2009
Bulan
Pendapatan (Rp)
Agustus 2008
10.590.250
September 2008
10.486.350
Oktober2008
10.250.780
November 2008
10.070.000
Desember2008
10.160.125
Januari 2009
9.852.735
Februari 2009
9.786.000
Maret 2009
14.145.000
Sumber: UPP Dafa 2009 (diolah)
Perubahan Pendapatan (%)
-0.98
-2.24
-1.76
0.89
-3.02
-0,67
44.5
Penurunan omzet penjualan dan pendapatan dimulai dari bulan Agustus
sampai bulan November 2008. Penurunan ini diduga disebabkan karena kondisi
perekonomian yang kurang stabil yang ditandai dengan adanya krisis global,
selain itu penurunan pendapatan juga disebabkan adanya isu yoghurt yang
mengandung melamin sehingga menyebabkan citra produk semakin memburuk.
Pada bulan Maren 2009 omzet penjualan dan pendapatan meningkat sebesar 44,5
persen, hal ini dipengaruhi karena pada bulan sebelumnya perusahaan telah
melakukan kegiatan promosi melalui peyebaran pamflet, sehingga diduga dapat
memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan jumlah pelanggan serta dapat
memberikan informasi tentang keberadaan produk kepada masyarakat.
Penurunan omzet penjualan terhadap produk yoghurt juga disebabkan
oleh besarnya jumlah persaingan antar beberapa industri pengolahan susu
fermentasi dan yoghurt. Diantara pesaing tersebut dapat bertindak sebagai leader
market dengan pangsa pasar yang cukup besar serta market follower dengan
pangsa pasar yang relatif lebih kecil. Adanya persaingan yang semakin kompetitif
menuntut perusahaan untuk meyakinkan konsumen agar memilih produk yang
diproduksinya, baik melalui berbagai macam promosi, pemotongan harga,
penempatan produk yang strategis serta menciptakan produk yang jauh lebih baik.
Beberapa perusahaan leader market antara lain: PT Yakult Indonesia dengan
produk baru yang diluncurkan Yakult Ace, PT Pola Sehat Indonesia dengan merk
produk Vitacharm mampu menarik perhatian konsumen dengan iklan vitacharm
challenge dan PT Danone Indonesia dengan merk produk activia yang
memproduksi produk mix fruit activia serta masih banyak industri lainnya dengan
produk yang sama memperebutkan konsumen yang sama (Irwan 2008).
Perusahaan follower market yang diidentifikasi oleh UPP Dafa sebagai
pesaing dalam memperebutkan pasar yang sama antra lain PT Fajar Taurus
Indonesia dengan merek produk Taurus Bio Yoghurt, PT Yoghurt Kencana,
Dfarm IPB serta beberapa industri rumahtangga lainnya yang telah memiliki
pangsa pasar tetap. Selain adanya persaingan, adanya penurunan omzet penjualan
juga disebabkan oleh peningkatan harga bahan baku produk yoghurt yaitu susu
segar, sedangkan harga jual produk Dafa Yoghurt tetap. Pada dasarnya UPP Dafa
memiliki peternakan sendiri yang dapat menghasilkan jumlah susu 330- 360 liter
per hari tetapi jumlah susu tersebut akan dibagi menjadi dua bagian utama yaitu
susu untuk pembuatan yoghurt serta untuk pembuatan susu pasteurisasi. Jika
jumlah produksi susu tidak mencukupi maka perusahaan harus menambah
pasokan susu dari peternak sekitar dengan harga produk yang berlaku di pasar
sekarang yaitu Rp 4.000,- per liter. Peningkatan harga susu murni di tingkat
peternak dapat dilihat pada grafik di Gambar 2.
Gambar 2. Peningkatan Harga Susu di UPP Dafa 2008-2009
Dalam
memilih
strategi
pemasaran,
UPP
Dafa
harus
dapat
mengoptimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan internal serta dapat
mengantisipasi ancaman dan memanfaatkan peluang yang dihadapi saat ini.
Melalui perumusan strategi pemasaran dapat meningkatkan jumlah produksi,
peningkatan omzet penjualan, memperluas pangsa pasar dan pada akhirnya akan
meningkatkan keuntungan.
Dalam merumuskan strategi pemasaran yang paling tepat, perlu dilakukan
suatu kajian untuk mengetahui faktor utama yang menyebabkan terjadinya
kesenjangan kondisi UPP Dafa saat ini dengan kondisi yang diharapkan di masa
yang akan datang. Dari kajian permasalahan tersebut selanjutnya dibuat suatu
rekomendasi strategi pemasaran yang tepat bagi UPP Dafa.
Secara sistematis permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor lingkungan internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan
serta faktor lingkungan eksternal yang meliputi peluang dan ancaman apakah
yang mempengaruhi strategi pemasaran di Unit Pengolahan Peternakan
Yayasan Darul Fallah pada saat ini?
2. Alternatif strategi apa yang dapat diterapkan dalam pemasaran produk Dafa
Yoghurt?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan di atas,
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal yang meliputi kekuatan dan
kelemahan serta lingkungan eksternal yang meliputi peluang dan ancaman
yang mempengaruhi pemasaran produk Dafa Yoghurt.
2. Merumuskan strategi pemasaran yang tepat bagi Unit Pengolahan Peternakan
Yayasan Darul Fallah.
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
1. Unit Pengolahan Peternakan Yayasan Darul Fallah, memberikan masukan
untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan, penetapan strategi dan
kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pemasaran perusahaan.
2. Penulis, penelitian ini untuk melatih kemampuan dalam menganalisis masalah
serta menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai pengambilan
strategi yang tepat.
3. Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan dan dapat
dijadikan perbandingan atau acuan dalam melakukan studi lanjut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Yoghurt
Yoghurt merupakan produk pangan hasil fermentasi dengan bantuan
bakteri asam laktat. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), yoghurt
didefinisikan sebagai produk yang diperoleh dari susu yang telah dipasteurisasi,
kemudian difermentasi dengan bakteri sampai diperoleh keasaman bau dan rasa
yang khas, dengan atau tanpa penambahan bahan yang diizinkan.
Yoghurt adalah dairy product yang dihasilkan melalui fermentasi bakteri
pada susu. Berbagai jenis susu dapat digunakan untuk membuat yoghurt, tetapi
produksi yoghurt yang modern kini didominasi oleh susu sapi. Pembuatan yoghurt
merupakan proses fermentasi dari gula susu (laktosa) menjadi asam laktat yang
menyebabkan tekstur yoghurt menjadi kental. Biasanya yoghurt dijual dengan
rasa buah, vanila, atau coklat, tetapi ada juga tanpa penambahan rasa (plain).
Yoghurt dibuat dengan menambahkan bakteri yang menguntungkan ke
dalam susu yang tidak dipasteurisasi (untuk mengatur keseimbangan antara
bakteri dan enzim dari susu) pada suhu dan kondisi lingkungan yang dikontrol.
Bakteri akan mengolah gula susu alami menjadi asam laktat. Hal itu akan
meningkatkan keasaman sehingga menyebabkan protein susu menyusut menjadi
massa yang padat atau kental. Peningkatan keasaman (pH 4-5) juga mencegah
proliferasi (perbanyakan sel) dari bakteri patogen lainnya. Umumnya kultur
yoghurt melibatkan dua atau lebih bakteri yang berbeda untuk proses fermentasi,
biasanya yaitu Streptococcus salivarius dan thermophilus.
Kultur yoghurt mengandung enzim-enzim yang dapat memecah laktosa,
sehingga individu yang menderita lactose intolerant dapat menikmati yoghurt
tanpa efek yang merugikan. Yoghurt umumnya dijual dengan penambahan
kemanisan dan rasa, atau dengan penambahan buah untuk menambah rasa
alaminya. Produk yoghurt di AS umumnya ditambahkan dengan pektin dan
gelatin. Prduk yoghurt dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis dan dapat dilihat
dalam Tabel 5.
Tabel 5. Jenis-jenis Yoghurt
Jenis Yoghurt
Deskripsi
Dahi yoghurt
berasal dari India Bulgarian yoghurt,
menggunakan
kultur
strain
dari
Bulgaria,
yaitu
Lactobacillus
bulgaricus
dan
Streptococcus
thermophilus.
Greek yoghurt
dibuat dari susu yang telah dicampur
dengan
krim
sehingga
kandungan
lemaknya menjadi 10%. Bentuk lainnya
bisa dalam bentuk standar (5%), rendah
lemak atau low fat (2 %), dan tanpa
lemak atau non fat (0 %). Biasanya
disajikan
bersama
dengan
madu,
walnut, atau buah yang disediakan
sebagai pencuci mulut
Lassi yoghurt
minuman dengan bahan dasar yoghurt.
Berasal dari India dengan dua jenis
rasa, yaitu rasa asin dan manis
Kefir
minuman
biasanya
susu
fermentasi.
dinamakan
yoghurt
Kini
siap
minum atau yoghurt smoothie.
Sumber: Tamime dan Robinson (1999)
2.1.2 Kegunaan dan Nutrisi Yoghurt
Yoghurt memiliki banyak kegunaan dan bahan nutrisi. Kegunaan dan
bahan nutrisi ini tergantung pada jenis susu yang dipakai (Tamime dan Robinson,
1999). Contoh susu yang memiliki kandungan lemak yang tinggi adalah susu
kambing, kerbau dan rusa yang menghasilkan yoghurt dengan gizi dan berasa
lemak daripada susu yang memiliki kadar lemak yang rendah atau susu yang tidak
memiliki kadar lemak seperti susu skim (Tamime dan Robinson, 1999).
Helferich dan Westhoff (1980) menyatakan bahwa yoghurt memiliki
beberapa keunggulan dari susu segar. Yoghurt menandung bakteri prebiotik yang
berguna bagi pencernaan makanan dalam usus manusia. Bakteri yang dimasukkan
ke dalam yoghurt itu merubah laktosa yang ada di dalam susu menjadi asam laktat
sehingga yoghurt dapat dikonsumsi oleh orang yang tidak tahan terhadap laktosa
(Lactasis, 2003). Tamime dan Robinson (1985) membandingkan beberapa unsur
yang utama pada yoghurt dengan susu sebagai pembandingnya seperti terlihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai dari Unsur-unsur Utama pada Yoghurt dan Susu
Unsur
(unit/100gr)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Sodium (mg)
Potasium (mg)
Susu
Murni
Skim
3,5
3,3
4,25
0,13
4,75
5,1
119
121
94
95
50
52
152
145
Vitamin A (IU)
148
Thiamin (B1) ( g)
37
Riboflavin(B2)( g)
160
Pyrodoxine (B6) ( g)
46
Cyanocobalamine (B12)
0,39
g)
Vitamin C (mg)
1,5
Vitamin D (IU)
1,2
Vitamin E (IU)
0,13
Asam Folik ( g)
0,25
Asam Nikotonik ( g)
480
Asam Pantotenik ( g)
371
Biotin ( g)
3,4
Kolin (mg)
12,1
Sumber: Tamime dan Robinson (1985)
Yoghurt
Lemak tinggi Lemak rendah
3,9
4,5
3,4
1,6
4,9
6,5
145
150
114
118
47
51
186
192
40
180
42
140
30
190
46
70
42
200
46
0,4
-
0,23
1,0
370
1,6
4,8
1,2
-
0,7
sedikit
4,1
125
381
2,6
0,6
2.1.3 Pembuatan Yoghurt
Yoghurt secaara tradisional dibuat dengan cara memanaskan susu sampai
volumenya menjadi dua per tiga dari volume sebelumnya. Stater yang digunakan
adalah yoghurt dari hasil produksi sebelumnya, serta diinkubasi pada suhu kamar
sampai terbentuk koagulum yang kompak atau biasanya berjangka waktu sampai
satu malam (Puspitasari, 1996)
Pada dasarnya pembuatan yoghurt meliputi proses pemanasan susu,
pendinginan inokulasi dan inkubasi (Fandalarasati, 1996). Pemanasan susu atau
dikenal dengan proses pasteurisasi dimaksudkan untuk menurunkan populasi
mikroba dan memberikan kondisi yang baik pada perkembangbiakan yoghurt
serta untuk mengurangi kandungan air susu sehingga diperoleh yoghurt dengan
tekstur yang kompak. Pemanasan susu direkomendasikan pada suhu 85 0C selama
30 menit (Fandalarasati ,1996).
Inokulasi dilakukan dengan menggunakan bakteri pembentuk asam laktat
seperti Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus sebanyak
0,04 persen dari jumlah kultur starter. Inkubasi dilakukan dengan suhu 42 0 C
selama 7-8 jam atau sampai mencapai pH 4,4. Pada saat itu koagulum telah
terpecah dan yoghurt sudah dapat dikemas dan disimpan pada suhu 4 0C dan dapat
tahan sampai empat minggu (Puspitasari, 1996). Selama inkubasi, dihasilkan
senyawa-senyawa yang mudah menguap yang memberikan cita rasa khas pada
yoghurt karena adanya proses fermentasi (Fandalarasati, 1996).
2.2 Kajian Terdahulu
Strategi pemasaran banyak menjadi penelitian bagi para peneliti
sebelumnya. Hal ini menggambarkan bahwa perusahaan harus dapat mengikuti
perubahan lingkungan yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap perkembangaan usahanya untuk dapat bersaing di pasar sasaran.
Penelitian terdahulu tentang analisis strategi pemasaran adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian Lazuardi (2004) dengan judul Analisis Strategi Bauran
Pemasaran Susu Pasteurisasi, studi kasus di PT Mamalia Diary Farm dimana
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor eksternal dan internal yang
dimiliki, serta merumuskan strategi pemasaran produk yang tepat digunakan
untuk meningkatkan pangsa pasar. Alat Analisis yang digunakan adalah analisis
IE dan SWOT.
Berdasarkan analisis SWOT, Strategi yang menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang, alternatif strategi adalah: menambah kuantitas produksi,
baik produk yang akan dihasilkan ataupun produk yang akan dipasarkan, hal ini
diikuti dengan mempertahankan dan meningkatkan kualitas, baik pada bidang
peternakan ataupun olahan susu pasteurisasi. Strategi yang menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman dengan cara meningkatkan keunggulan
produk yaitu tetap menggunakan 11 rasa susu pasteurisasi, sehingga konsumen
lebih banyak pilihan dalam mengkonsumsi susu pasteurisasi tersebut.
Berdasarkan hasil rangking tingkat kepentingan diantara alternatif strategi
yang diperoleh dari analisis SWOT, maka alternatif strategi yang dapat dijalankan
oleh MDF adalah: menambah kuantitas produksi, mempertahankan dan
meningkatkan kualitas produk, meningkatkan keunggulan produk untuk
menghadapi pesaing, memperluas wilayah pemasaran, melakukan diversifikasi
produk dan membuat kemasan yang lebih menarik dan meningkatkan kegiatan
promosi.
Penelitian yang dilakukan oleh Manulu (2004) tentang Analisis Strategi
Pemasaran Produk Susu Segar Kambing Farm P4S Citarasa di Desa Ciherang
Pondok, Kabupaten Bogor, bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi penjualan susu kambing,
menentukan alternatif strategi pemasaran yang terbaik serta menentukan prioritas
urutan strategi yang akan dilakukan. Alat yang dipakai untuk menganalisis
lingkungan adalah matriks IFE dan EFE, untuk mengetahui posisi kuadran dalam
persaingan Farm P4S Citarasa digunakan strategi dengan matriks SWOT,
sedangkan untuk menentukan prioritas digunakan matriks QSPM.
Hasil urutan prioritas strategi dari analisisi QSPM yaitu: (1) strategi
diversifikasi
produk,
(2)
strategi
peningkatan
pemasaran,
(3)
strategi
mempertahankan harga jual susu, (4) strategi peningkatan kualitas manajemen,
dan (5) strategi mempertahankan atau meningkatkan kualitas produk.
Penelitian yang dilakukan oleh Mudjahidin (1999), dengan judul
Analisis Strategi Manajemen pada Yoghurt Kencana, Bogor bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal
perusahaan, menganalisis SWOT perusahaan, menyusun dan menyajikan
alternatif strategi manajemen dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan
posisi usaha. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan
adalah matrik SWOT, dan untuk mempertajam analisis maka dipergunakan matrik
analisis SPACE.
Faktor-faktor internal yang dapat menjadi kekuatan Yoghurt Kencana
adalah jaringan pemasaran yang luas, tidak mempunyai beban hutang, rasa,
kualitas dan kekentalan yang berbeda dari yang biasanya mendekati rasa yoghurt
impor dan merupakan satu-satunya perusahaan di Bogor. Sebaliknya, Yoghurt
Kencana memiliki kelemahan yaitu: nama yang belum banyak dikenal, produksi
yang masih rendah, modal kecil dan teknologi rendah dan kurang efektifnya
kegiatan promosi.
Faktor-faktor eksternal yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi
Yoghurt Kencana adalah: laju pertumbuhan industri, laju pertumbuhan ekonomi
serta meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, adanya event-event ramai
dan memasok ke tempat senam, toko-toko, kantor dan kantin, sekolah,
berkurangnya produk yoghurt impor di pasaran, kemajuan teknologi di bidang
informasi, komunikasi dan transportasi dan outlet yang cukup banyak. Yang
menjadi ancaman bagi Yoghurt Kencana adalah pengetahuan masyarakat tentang
yoghurt dan manfaatnya masih rendah menyebabkan permintaan rendah, keadaan
politik dan perekonomian yang tidak stabil, kenaikan tarif listrik, telepon dan
BBM, pengaruh cuaca, adanya perusahaan dan pendatang baru serta adanya
produk stubtitusi.
Strategi yang disusun berdasarkan bauran pemasaran berdasarkan unsurunsur bauran pemasaran yaitu, strategi produk, strategi harga, strategi distribusi
dan strategi promosi dan analisis SWOT serta analisis matrik SPACE yaitu
mempertahankan dan mengembangkan outlet-outlet yang sudah ada dan
menambah outlet-outlet baru terutama di daerah yang ramai serta daerah dimana
masyarakat memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas dan telah mengetahui
yoghurt dengan didukung oleh kegiatan promosi, meningkatkan produksi yoghurt
serta mempertahankan rasa, kualitas dan kekentalan yoghurt untuk mengganti
produk yoghurt impor agar berkurang di pasaran.
Berdasarkan analisis matriks SPACE, dilihat posisi perusahaan berada
pada kuadran konservatif yaitu perusahaan secara finansial relatif cukup kuat
sehingga dapat menggunakan keunggulan kompetitifnya secara optimal namun
lemah dalam kekuatan industri dan keunggulan kompetitif. Jika posisi perusahaan
ada pada kuadran konservatif maka perusahaan dapat mempertahankan posisi
bersaingnya dan menerapkan strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar,
pengembangan produk serta diversifikasi konsentrik.
Hasil penelitian Khairani (2007) tentang Analisis Prioritas Strategi Bauran
Pemasaran VCO (Virgin Coconut Oil) di PT Bogor Agro Lestari di Bogor, Jawa
Barat menunjukkan bahwa kegiatan strategi bauran pemasaran yang dilakukan di
PT Bogor Agro Lestari adalah menggunakan strategi bauran pemasaran
(marketing mix) 7P yaitu produk, harga, distribusi, promosi, orang, proses, dan
bukti fisik. Alternatif strategi bauran pemasaran yang diprioritaskan adalah
strategi promosi.
Berdasarkan hasil pengolahan metode pengambilan keputusan melalui
Proses Hierarki Analitik (PHA) terhadap strategi bauran pemasaran yang
dijalankan untuk PT Bogor Agro Lestari diketahui bahwa tujuan meningkatkan
penjualan dengan bobot 0,696, sedangkan untuk tujuan menghadapi persaingan
mendapat bobot sebesar 0,304. Hasil pengolahan secara horizontal dan vertikal
menunjukkan strategi promosi mendapat nilai bobot tertinggi.
Sub elemen
promosi yang dianggap efektif oleh perusahaan adalah menggunakan media
brosur.
Selain efektif, strategi ini juga cukup efisien karena biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan media
promosi lainnya.
Hasil
penelitian
Mustika
(2009)
mengenai
formulasi
strategi
pengembangan bisnis kentang pada PT. DaFa Teknoagro Mandiri Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat merupakan hasil indentifikasi faktor
eksternal yang memberikan nilai peluang tertinggi pada matrik EFE adalah
kebijakan pemerintah yang diberi bobot 0,115 dengan rating 3,75 sehingga
menghasilkan skor 0,431 sedangkan faktor ancaman adalah banyaknya
perusahaan sejenis di Jawa Barat yang diberi bobot 0,082 dengan rating 2,75
menghasilkan skor 0,226. Jumlah total matrik EFE pada PT. DaFa Teknoagro
Mandiri 2,525. Total tersebut menunjukkan bahwa perusahaan masih dibawah
rata-rata dalam usahanya menjalankan strategi. Hasil data matrik IFE diketahui
bahwa kualitas kentang yang dipasarkan sangat baik dan terjamin dan merupakan
kekuatan utama dengan skor 0,352 bobot 0,088 dan rating 4. Faktor yang menjadi
kelemahan adalah penggunaan lahan dan kapasitas produksi belum maksimal
dengan skor 0,241 bobot 0,074 rating 3,25 jumlah pembobotan matrik IFE 3,113.
Total tersebut memberikan atau menunjukkan bahwa perusahaan diatas rata-rata
dalam kekuatan internalnya. Penggabungan IFE dan EFE dipetakan pada matrik
IE sehingga menempatkan perusahaan pada kuadran IV dengan koordinat (3,113
dan 2,525). Berdasarkan hasil IE dan SWOT diputuskan empat strategi utama
yaitu :
1. Meningkatkan volume produksi dengan memanfaatkan lahan kosong
2. Melakukan perencanaan produksi yang terintegrasi dengan tujuan dapat
memenuhi permintaan tepat waktu, tepat jumlah dan tepat kualitas.
3. Melakukan kegiatan pemasaran yang intensif dan lebih agresif kepada
konsumen perusahaan sendiri, konsumen pesaing dan calon konsumen.
4. Meningkatkan kerjasama dengan menjaga hubungan baik dengan pemasok
dan pelanggan.
Berdasarkan analisis QSPM, maka prioritas strategi yang dapat dijalankan
adalah strategi melakukan kegiatan yang intensif dan agresif kepada perusahaan
sendiri, konsumen pesaing dan calon konsumen
Berdasarkan
lima
penelitian
yang
berhubungan
dengan
analisis
manajeman pemasaran, maka terdapat beberapa perbedaan dan persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan, dimana penelitian yang dilakukan oleh Lazuardi
(2004) menggunakan alat analisis IE dan SWOT. Manulu (2004) dan Mustika
(2009) menggunakan alat analisis IFE, EFE, SWOT dan QSPM, Mudjahidin
(1999) menggunakan alat analisis SWOT dan SPACE serta Khairani (2007)
menggunakan alat analisis PHA. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan
alat analisis yang lebih lengkap dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan
mempertajam alternatif strategi yang akan ditawarkan. Alat analisis yang akan
digunakan yaitu IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Selain itu perbedaan lainnya
terletak pada produk (objek) dan perusahaan (tempat penelitian) yang akan
dilakukan, dimana produk dan tempat yang berbeda akan memerlukan strategi
yang berbeda.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Pemasaran
Kotler dan Amstrong (1997) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu
rangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang menjadi arah kepada
usaha-usaha pemasaran perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan
pesaing yang selalu berbeda. Pemasaran merupakan suatu proses sosial manajerial
yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain. Konsep ini yang mendasari definisi
pemasaran diantaranya: kebutuhan (needs), keinginan (want) dan permintaan
(demands).
Rangkuti (2005) mendefinisikan pemasaran sebagai proses kegiatan yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial.
Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu
maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan kenginan dengan menciptakan,
menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.
Konsep pemasaran terdiri dari empat pilar yaitu pasar sasaran, kebutuhan
pelanggan, pemasaran terpadu atau terintegrasi, dan kemampuan menghasilkan
laba. Perusahaan akan berhasil secara gemilang bila mereka secara cermat
memilih sejumlah pasar sasarannya dan mempersiapkan program pemasaran yang
dirancang sesuai dengan kebutuhan pelanggan untuk masing-masing pasar yang
dituju. Bila di suatu perusahaan bekerjasama untuk melayani kebutuhan
pelanggan, maka akan dihasilkan pemasaran terpadu, sedang tujuan terakhir
konsep pemasaran membantu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan
dengan menghasilkan laba melalui kepuasan pelanggan. Konsep pemasaran
mempunyai perspektif dari luar ke dalam, yang artinya konsep ini dimulai dari
pasar yang didefinisikan dengan baik, berfokus pada kebutuhan pelanggan, dan
menghasilkan laba dengan memuaskan pelanggan (Kotler, 2005). Konsep
pemasaran dapat dilihat pada Gambar 3.
Pasar
Sasaran
Kebutuhan
Pelanggan
Pemasaran
Terintegrasi
Laba melalui
Kepuasan Pelanggan
Gambar 3. Konsep Pemasaran
Sumber : Kotler, 2005
3.1.2 Strategi Pemasaran
Perumusan strategi pemasaran adalah pengembangan rencana jangka
panjang untuk manajemen efektif dari peluang dan ancaman lingkungan, dilihat
dari kekuatan dan kelemahan perusahaan (David, 2002). Strategi pemasaran
terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari manajemen pemasaran
untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya dalam sebuah pasar sasaran
(Kotler, 1997).
Menurut Rangkuti (2005) strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu
perusahaan, serta rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi sumberdaya
yang penting untuk mencapai tujuan tersebut dan mengklarifikasikan unsur-unsur
utama dalam pemasaran sebagai berikut:
1. Unsur Strategi Persaingan
a. Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk
kelompok atau konsumen secara terpisah.
Masing-masing segmen
konsumen memiliki karakteristik, kebutuhan produk dan bauran pemasaran
tersendiri.
b. Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang
akan dimasuki dan ditunjukan untuk pembeli.
c. Positioning adalah penetapan posisi pasar yaitu suatu tindakan yang
membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok istimewa dari produk
di dalam pasar. Arti pengertian ini mengandung makna tempat suatu produk
atau merk sekelompok produk di dalam benak konsumen relatif terhadap
penawaran pesaing.
2. Unsur Taktik Perusahaan
a. Differensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran
dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi
pemasaran inilah yang membedakan differensiasi yang dilakukan suatu
perusahaan dengan perusahaan lain.
b. Selling, mengacu pada usaha membuat konsumen membeli tawaran sesuai
dengan strategi pemasaran.
Di dalam proses pemasaran diperlukan suatu perencanaan yang merupakan
salah satu proses manajemen pemasaran yang berkaitan dengan perencanaan
strategi perusahaan yang berorientasi pasar. Strategi merupakan suatu alat atau
cara bagi suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut
Kotler (1997), strategi pemasaran adalah suatu logika pemasaran yang
berdasarkan isu perusahaan diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran
pemasarannya.
Tujuan strategi adalah untuk terus-menerus mempertajam bisnis dan
produk organisasi sehingga mencapai laba dan pertumbuhan yang memuaskan.
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang dari suatu
perusahaan. Pada prinsipnya tipe-tipe strategi dikelompokkan berdasarkan tiga
tipe strategi yaitu strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis.
Strategi manajemen meliputi strategi-strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya :
strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi
pengembangan pasar dan strategi mengenai keuangan.
Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi
misalnya melakukan strategi pertumbuhan yang berusaha mengadakan penetrasi
pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau
strategi divestasi. Strategi bisnis sering disebut strategi bisnis secara fungsional
karena berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen misalnya strategi
pemasaran, strategi produksi, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi
yang berhubungan dengan keuangan.
Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi
ancaman dan merebut peluang yang ada, strategi pemasaran terdiri dari
pengambilan keputusan tentang kinerja pemasaran dari perusahaan,bauran
pemasaran dan alokasi pemasaran. Apabila suatu perusahaan menerapkan strategi
pemasarannya dengan mantap dalam menarik minat konsumen, maka perusahaan
tersebut akan lebih menguasai pangsa pasar.
3.1.3 Analisis Strategi Pemasaran
Strategi
pemasaran
dapat
menentukan
alternatif
tindakan
yang
memungkinkan perusahaan mencapai misi dan tujuan dengan cara terbaik. Untuk
menjalankan strategi pemasaran diperlukan beberapa bagian yang berhubungan
dengan kondisi lingkungan eksternal perusahaan, selain itu juga terdapat kekuatan
dan kelemahan yang dihadapi di dalam lingkungan internal perusahaan, terutama
yang berhubungan dengan aspek pemasaran. Kotler (1995) mengungkapkan,
strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari manajemen
pemasaran untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya dalam sebuah pasar
sasaran.
Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami
seluruh informasi yang terdapat suatu kasus, menganalisis situasi untuk
mengetahui isu apa yang akan terjadi dan memutuskan tindakan apa yang harus
dilakukan untuk memecahkan masalah. Proses untuk melaksanakan analisis suatu
kasus dapat dilihat pada diagram proses analisis kasus (Gambar 4 ).
Dari diagram pada Gambar 4 tersebut terdapat tahapan-tahapan dalam
menganalisis suatu kasus dapat dilakukan dengan memahami terlebih dahulu
situasi dan
informasi
yang ada di perusahaan,
kemudian
permasalahannya, baik masalah yang umum maupun spesifik.
memahami
Selanjutnya
menciptakan berbagai alternatif dan memberikan berbagai alternatif pemecahan
masalah. Terakhir adalah mengevaluasi pilihan alternatif dan kemungkinan yang
akan terjadi.
Analisis Situasi Perusahaan
Analisis
Mengetahui Strategi Perusahaan
Evalusai
Situasi
Tentukan dan Evaluasi
Lingkungan Peluang dan
Ancaman
Tentukan dan Evaluasi
Kekuatan dan Kelemahan
Analisis Masalah Yang Perlu
Mendapat Perhatian
Jelaskan Situasi
Tentukan Alternatif dan Pilihan
Strategi
Cari Pemecahan
Masalah
Gambar 4. Diagram Proses Analisis Kasus
Sumber : Rangkuti (2006)
3.1.4 Analisis Lingkungan Perusahaan
Analisis lingkungan perusahaan adalah proses awal dalam manajemen
strategi yang bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan dan juga dapat
berfungsi sebagai dasar untuk melakukan pembenahan perusahaan secara gradual,
bahkan perubahan total di masa mendatang. Lingkungan perusahaan mencakup
semua faktor yang terdiri dari lingkungan internal dan eksternal yang dapat
mempengaruhi kelangsungan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
3.1.4.1 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan
Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada dalam
organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan
khusus pada perusahaan. Faktor internal perusahaan merupakan faktor
faktor
yang mempengaruhi arah dan kinerja perusahaan dalam pencapaian tujuan yang
berasal dari pihak
pihak di dalam perusahaan itu sendiri. Analisis lingkungan
internal dimaksudkan untuk mengembangkan daftar kekuatan yang dimanfaatkan
untuk mengatasi kelemahan perusahaan ( Kotler, 1997 ).
Faktor internal perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi arah
dan tindakan perusahaan yang berasal dari intern perusahaan. Faktor internal ini
juga dapat ditentukan dengan beberapa cara yaitu dengan menghitung rasio,
mengukur prestasi dan membandingkan dengan periode sebelumnya serta ratarata industri. Berdasarkan analisis ini dapat dievaluasi kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki perusahaan yang akan digunakan sebagai informasi untuk
membangun strategi pemasaran. Faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan
internal perusahaan meliputi: manajemen, pemasaran, keuangan dan akuntansi,
produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi
manajemen operasi (David, 2006).
a. Manajemen
Fungsi dari manajemen terdiri dari lima dasar aktivitas diantaranya:
1. Perencanaan: semua aktivitas manajerial yang berkaitan dengan persiapan
menghadapi masa depan. Tugas spesifik termasuk meramalkan, menetapkan
sasaran, menentukan strategi, mengembangkan kebijakan dan menetapkan
sasaran.
2. Pengorganisasian: termasuk semua aktivitas manajerial yang menghasilkan
struktur tugas dan hubungan wewenang. Bidang spesifik termasuk desain
organisasi, spesialisasi pekerjaan, uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan,
rentang kendali, kesatuan komando, desain pekerjaan dan analisis pekerjaan.
3. Pemotivasian: termasuk usaha yang diarahkan untuk membentuk tingkah laku
manusia. Topik spesial termasuk kepemimpinan, komunikasi, kerja kelompok,
modifikasi tingkah laku, delegasi wewenang, pemerkaryaan pekerjaan,
kepuasaan pekerjaan, pemenuhan kebutuhan, perubahan organisasi, moral
karyawan dan moral manajerial,
4. Pengelolaan staf: aktivitas pengelolaan staf dipusatkan pada manajemen
personalia atau sumberdaya. Bagian yang termasuk yaitu: administrasi upah
dan gaji, tunjangan karyawan, wawancara, penerimaan, pemecatan, pelatihan,
pengembangan manajemen, keselamatan karyawan, tindakan afirmatif
(pembenaran) peluang kerja yang sama, pengembangan karier, riset
personalia, kebiakan kedisiplinan dan hubungan dengan masyarakat.
5. Pengendalian: merujuk pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk
memastikan hasil yang didapat konsisten dengan hasil yang direncanakan.
Bidang kunci yang diperhatikan termasuk pengendalian mutu, pengendalian
keuangan, pengendalian persediaan, analisis penyimpangan, penghargaan dan
sanksi.
b. Pemasaran
Pemasaran
dapat
diuraikan
sebagai
menetapkan,
mengantisipasi,
menciptakan, dan memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan akan produk
dan jasa. Menurut Kotler dan Amstrong (2004), salah satu konsep utama dalam
pemasaran modern merupakan bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing
mix) adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan dan
dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam
pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan
oleh perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan yang
banyak itu juga dapat digolongkan menjadi empat komponen variabel yang
dikenal sebagai empat P (product, price, place and promotion) .
Bauran pemasaran yang terdiri dari 4P adalah campuran dari beberapa
variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan perusahaan menjadi
tingkat penjualan yang diinginkan dari pasar sasaran. Setiap masing - masing P
dalam marketing mix ini masih terdapat lagi variabel - variabel penyusun di
dalamnya. Elemen
elemen yang terdapat dalam masing
masing P pada alat
bauran pemasaran dapat dilihat pada Gambar 5.
Empat P dalam bauran pemasaran mencerminkan pandangan penjual
terhadap alat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Sedangkan
dari sudut pandang pembeli, setiap alat pemasaran dirancang untuk memberikan
manfaat untuk pelanggan (Kotler, 2005 ). Produk yang dihasilkan oleh penjual
merupakan jawaban dari kebutuhan dan keinginan pembeli. Harga yang
ditetapkan oleh penjual merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh pembeli
untuk mendapatkan produk.
MARKETING MIX
PRODUCT
1. Keanekaragaman produk
2. Kualitas
3. Desain
4. Rancangan
5. Bentuk
6. Merek
7. Kemasan
8. Ukuran
9. Pelayanan
10. Jaminan Pengembalian
PLACE
1. Saluran
2. Ruang Lingkup
3. Penyortiran
4. Lokasi
5. Persediaan
6. Pengangkutan
GOAL MARKET
PRICE
1. Daftar Harga
2. Rabat
3. Potongan
4. Syarat Kredit
5. Jangka Waktu
Pembayaran
PROMOTION
1. Promosi Penjualan
2. Iklan
3. Usaha Penjualan
4. Hubungan Masyarakat
5. Pemasaran Langsung
Gambar 5 . Elemen-elemen Empat P dalam Bauran Pemasaran
Sumber : Kotler, 2005
1. Komponen Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan pasar untuk diperhatikan,
dimiliki, dipakai dan dikomsumsi sehingga memuaskan keinginan. Secara luas
kebutuhan produk mencakup apa saja yang bisa dipasarkan termasuk benda
benda fisik.
Kotler (2005), mengklasifikasikan pemasaran produk berdasarkan
karakteristik produknya, menjadi tiga kelompok menurut ketahanan dan
wujudnya, yaitu (1) barang habis dipakai, (2) barang tahan lama, dan (3) jasa.
Barang habis dipakai adalah barang yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu
atau beberapa kali penggunaan. Barang tahan lama adalah barang yang biasanya
tidak habis setelah banyak penggunaaan. Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau
keputusan yang ditawarkan untuk dijual. Limbong dan Sitorus (1987)
menggolongkan produk atas berbagai klasifikasi seperti: (1) tujuan pemakaian, (2)
tingkat pemakaian dan kongkritnya produk, (3) pengaruh psikologi produk, dan
(4) karakteristik produk.
2. Komponen Harga
Harga adalah suatu yang dihasilkan pendapatan penjualan. Dalam
menetapkan harga, perusahan harus memperhatikan beberapa faktor yaitu
menentukan tujuan harga perantara, menganalisa harga dan tawaran pesaing,
memilih metode penetapan harga dan menentukan harga akhir.
Harga adalah sejumlah nilai uang yang bersedia dibayarkan oleh
konsumen untuk mendapatkan produk. Penentuan harga merupakan suatu hal
yang penting karena sebagai salah satu elemen dalam bauran pemasaran. Harga
dari produk sangat berpengaruh terhadap daya saing produk di pasar. Salah satu
prinsip dalam menentukan harga produk adalah menitikberatkan kemampuan
pembeli untuk harga yang ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutupi
ongkos
ongkos dalam menghasilkan laba. Selain itu, produsen juga harus
memperhatikan harga yang ditawarkan pesaing. Strategi harga seperti diskon,
rabat, sistem kredit dan sebagainya merupakan promosi dalam bentuk harga.
Strategi promosi harga tersebut bisa memperbesar volume penjualan, walaupun
tingkat keuntungan jangka panjang akan berkurang.
Ada beberapa metode penetapan harga (Swastha dan Irawan, 1990), yaitu :
1.
Penetapan harga Mark-Up (Mark-Up Pricing), yaitu jumlah rupiah yang
ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan harga jual.
2.
Penetapan harga Break-Even (Break-Even Pricing), yaitu bagaimana satusatuan produk dijual pada harga tertentu untuk mengembalikan dana yang
tertanam dalam produk tersebut.
3.
Penetapan harga Biaya Variabel (Variabel Cost Pricing), yaitu penetapan
harga yang didasarkan pada suatu ide bahwa biaya total tidak selalu harus
ditutup untuk menjalankan kegiatan bisnis yang menguntungkan. Sistem
penetapan harga biaya variabel ini dapat dipakai untuk menentukan harga
minimum yang dapat dikuasai.
4.
Penetapan harga Beban Puncak (Peak-Load Pricing), yaitu menaikkan harga
di atas biaya rata-rata pada saat permintaan tinggi dan mengurangkan pada
biaya variabelnya di luar periode ramai.
3. Komponen Distribusi
Komponen distribusi merupakan pemindahan barang secara fisik guna
mencapai tujuan perusahaan yang berada dalam lingkungan tertentu. Umumnya
perusahaan menggunakan badan usaha atau saluran tertentu untuk menyimpan
dan memindahkan produk sehingga dapat terjangkau oleh konsumen pada waktu
dan tempat yang tepat.
Menurut Swasta dan Sukotjo (1995) bahwa saluran distribusi untuk suatu
produk adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang
tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai. Saluran distribusi dapat
dikelompokkan menurut jumlah tingkatan saluran.
Saluran distribusi untuk
barang konsumsi terdapat empat tingkatan, yaitu :saluran tingkat nol, saluran
tingkat satu, saluran tingkat dua dan saluran tingkat tiga (Kotler, 1995).
Saluran distribusi tingkat nol adalah hubungan langsung antara produsen
ke konsumen, saluran distribusi tingkat satu adalah hubungan antara produsen dan
konsumen melalui pengecer. Saluran distribusi tingkat dua terdiri dari produsen,
pedagang besar, pengecer dan konsumen. Saluran distribusi tingkat tiga terdapat
empat pelaku yaitu produsen, pedagang besar, agen, pengecer dan konsumen.
Tingkatan saluran distribusi untuk barang konsumsi dapat dilihat pada Gambar 6.
P
R
O
D
U
S
E
N
PEDAGANG
BESAR
AGEN
P
E
N
G
E
C
E
R
K
O
N
S
U
M
E
N
Gambar 6. Saluran Distribusi pada Pasar Konsumsi
Sumber : Kotler, 2005
4. Komponen Promosi
Promosi merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang digunakan
oleh perusahaan untuk menggunakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi pada
hakekatnya adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau
mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar. Sasaran untuk memberi
informasi tentang keistimewaan, kegunaan, terutama tentang keberadaannya
dengan tujuan untuk mengubah sikap ataupun mendorong orang dalam bertindak
(Tjibtono dan Anastasia, 2001).
Kotler (2005) mendefinisikan promosi sebagai unsur dalam pemasaran
yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan
tentang produk perusahaan. Beberapa faktor yang menyebabkan perlunya
pelaksanaan promosi menurut Kotler (2005) adalah :
1. Jumlah konsumen pontensial yang semakin meningkat.
2. Persaingan antar perusahaan meningkat
3. Adanya kelesuan-kelesuan ekonomi
4. Adanya perkembangan-perkembangan ekonomi yang pesat dimana kegiatan
pemasaran tidak hanya berhenti setelah produk dikembangkan, ditentukan
harganya, dan didistribusikan pada konsumen tetapi lebih jauh lagi produk
tersebut harus dikomunikasikan kepada calon konsumen dengan promosi.
Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabelvariabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya
direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Bauran promosi terdiri
dari lima cara utama (Kotler, 1997), yaitu :
a. Periklanan adalah segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide,
barang, atau jasa suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
b. Promosi penjualan adalah kumpulan insentif yang beragam, kebanyakan
berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk
atau jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau
pedagang.
c. Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telepon dan alat
penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau
mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
d. Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antar satu atau lebih calon
pembeli dengan tujuan melakukan pembelian.
e. Hubungan masyarakat melibatkan berbagai program yang dirancang untuk
mempromosikan atau menjaga citra perusahaan atau tiap produknya.
Perusahaan dalam menetapkan strategi promosinya harus lebih dahulu
mengenal secara lebih mendalam tentang produk yang akan dipasarkannya agar
media yang dipilih sebagai media promosi akan tepat
c. Keuangan dan akuntansi
Kondisi
keuangan
merupakan
suatu
ukuran
yang
sering
kali
dipertimbangkan dalam menentukan posisi persaingan sebuah perusahaan dan
sebagai daya tarik investor secara keseluruhan. Penetapan kekuatan dan
kelemahan finansial sebuah organisasi penting sekali untuk memformulasikan
strategi secara efektif.
d. Produksi dan operasi
aktivitas produksi atau operasi sering merupakan bagian terbesar dari aset
manusia dan modal. Dalam kebanyakan industri, biaya utama untuk menghasilkan
produk dan jasa berasal dari operasi, jadi produksi dan operasi dapat mempunyai
nilai tinggi sebagai senjata bersaing dalam strategi pemasaran secara keseluruhan.
Strategi bidang produksi dan operasi berperan untuk pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan kapasitas pabrik yang diinginkan, letak pabrik, proses
produksi, pengolahan persediaan, fasilitas yang efisien dan efektif.
e. Penelitian dan Pengembangan.
Banyak organisasi melakukan penelitian dan pengembangan karena
mereka percaya bahwa sebagian besar investasi akan ditanamkan pada produk
produk superior dan memberikan keuntungan yang kompetitif. Penelitian dan
pengembangan biasanya diarahkan pada pengembangan produk
produk baru
sebelum pesaing meningkatkan kualitasnya.
f. Sistem informasi manajemen operasi
Informasi mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu dan menjadi dasar
untuk semua keputusan manajerial. Informasi merupakan batu penjuru dari semua
organisasi. Informasi mewakili sumber utama keunggulan atau kelemahan
bersaing. Menilai kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dalam sistem
informasi merupakan dimensi kritis dari pelaksanaan analisis internal.
3.1.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan
Lingkungan eksternal merupakan kondisi di luar perusahaan yang bersifat
dinamis dan tidak dapat dikendalikan. Suatu perusahaan harus memiliki sistem
intelijen pemasaran untuk mengikuti kecenderungan dan perkembangan penting
yang terjadi dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang terkait.
Lingkungan eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi
perusahaan sehingga perusahaan dapat memformulasi strategi untuk mengambil
keuntungan dari peluang dan menghindari atau mengurangi dampak dari
ancaman. Tujuan utama pengamatan lingkungan eksternal adalah untuk
mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi
manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Peluang pemasaran adalah wilayah
kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan
(Kotler,2005). Lingkungan eksternal selain memberikan peluang bagi perusahaan
juga dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Ancaman lingkungan adalah
tantangan akibat dari tren atau perkembangan yang tidak menguntungkan dengan
memburuknya penjualan dan laba jika tidak dilakukan tindakan pemasaran
bertahan. Menurut David (2006), kekuatan eksternal dapat dibedakan menjadi
lima kategori besar yaitu :
a. Faktor Politik dan Hukum
Arah dan stabilitas faktor
faktor politik merupakan pertimbangan penting
para manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Faktor
faktor politik
menentukan parameter legal dan regulasi yang membatasi operasi perusahaan.
Lebih lanjut, beberapa tindakan politik dirancang untuk melindungi dan memberi
manfaat bagi perusahaan (David, 1997).
b. Faktor Ekonomi
Menurut Kotler dan Amstrong (1997), lingkungan ekonomi terdiri dari
faktor
faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pembelian konsumen.
Karena pola konsumen dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif berbagai segmen
pasar, sehingga dalam perencanaan strateginya setiap perusahaan harus
mempertimbangkan kecenderungan ekonomi di segmen
segmen yang
mempengaruhi indrustrinya.
c. Faktor Sosial Budaya dan Demografi
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan,
nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang
orang di lingkungan ekstern
perusahaan, yang berkembang dari pengaruh kultural, alam, demografi, agama,
pendidikan dan etnik (David 1997). Demografi adalah telaah mengenai populasi
manusia seperti jumlah, kerapatan, lokasi, umur, jenis kelamin, ras, jenis
pekerjaan dan angka statistik lain. Faktor demografi sangat diperhatikan karena
melibatkan manusia dan juga manusialah yang membentuk pasar.
d. Faktor Teknologi
Terobosan teknologi dapat mempunyai dampak segera dan dramatik atas
lingkungan perusahaan. Terobosan ini dapat membuka pasar dan produk baru
yang canggih. Untuk menghindari keusangan dan mendorong inovasi, perusahaan
harus mewaspadai perubahan teknologi yang mungkin dapat mempengaruhi
industrinya (David, 1997).
e. Kekuatan Persaingan
Perusahaan harus berusaha memahami pola persaingan dalam industri agar
dapat terus bertahan dan meningkatkan penjualan. Rangkuti (2000) menjelaskan
analisis kompetisi atau analisis Porter terdapat struktur persaingan dalam industri
yang merupakan kombinasi dari lima kekuatan yaitu ancaman pendatang baru,
ancaman produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, tingkat persaingan
dalam industri dan persaingan diantara perusahaan yang ada. Gabungan dari lima
kekuatan ini menentukan potensi laba akhir dalam industri, dimana potensi laba
diukur dalam bentuk laba atas modal yang ditanam. Alat analisis lain yang
digunakan untuk analisis lingkungan eksternal adalah analisis kompetisi yang
dikembangkan oleh Porter (Gambar 7 )
1. Ancaman Pendatang Baru
Pendatang baru yang masuk ke suatu industri membawa kapasitas baru,
keinginan untuk merebut bagian pasar (market share), dan sumber daya yang
cukup besar. Besarnya ancaman masuk tergantung pada hambatan masuk dari
peserta persaingan yang sudah ada (Pearce dan Robinson, 1997).
Pendatang Baru
Potensial
Ancaman Pendatang Baru
Kekuatan Tawar Menawar
Pemasok
Pemasok
Pesaing-Pesaing
Industri
Kekuatan Tawar Menawar
Pembeli
Pembeli
(Rival Segmen)
Ancaman Produk atau
Jasa Pengganti
Produk Pengganti
(Ancaman Substitusi)
Gambar 7. Model Lima Kekuatan Porter
Sumber : Kotler (2005)
2. Ancaman Produk Pengganti
Produk pengganti yang menjadi ancaman bagi produk industri adalah
produk
produk yang memiliki kecenderungan harga yang lebih murah
dibandingkan produk industri lain. Kekuatan persaingan dari produk pengganti
paling baik diukur dengan pangsa pasar yang direbut oleh produsen
(David, 1997).
3. Tawar Menawar Pembeli
Pembeli dapat juga menekan harga, menuntut kualitas lebih tinggi atau
layanan lebih baik, pembeli yang kuat jika (1) pembeli terkonsentrasi atau
pembeli dalam jumlah yang besar, (2) sifat produk tidak terdeferensiasi dan
banyak pemasok, (3) pembeli menerima laba yang rendah sehingga sensitif
terhadap harga dan diversifikasi pelayanan, dan (4) produk perusahaan tidak
terlalu penting bagi pembeli sehingga pembeli dengan mudah mencari subtitusi.
4. Tawar Menawar Pemasok
Pengaruh pemasok terhadap perusahaan yang ada dalam industri dapat
mempengaruhi kemampulabaan suatu perusahaan. Pemasok memiliki tawar
menawar yang kuat apabila berada dalam kondisi : (1) kelompok ini didominasi
oleh sedikit perusahaan dan lebih konsentrasi ketimbang industri tempat mereka
menjual produk, (2) produksi pemasok bersifat tidak terdeferensi, (3) pemasok
tidak bersaing dengan produk
produk lain dalam industri, dan (4) industri bukan
merupakan pelanggan penting pemasok (Pearce dan Robinson, 1997).
5. Persaingan Diantara Para Anggota Industri
Persaingan di kalangan anggota industri terjadi untuk merebut posisi dan
pangsa pasar dengan menggunakan strategi seperti persaingan harga, introduksi
produk dan perang iklan. Tingkat persaingan tinggi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu: jumlah peserta persaingan banyak, pertumbuhan industri yang
lambat, produk atau jasa tidak terdeferensiasi, biaya tetap tinggi atau produk
bersifat mudah rusak, penambahan kapasitas harus dalam jumlah yang besar dan
hambatan keluar tinggi serta para peserta persaingan beragam dalam hal strategi
(Porter, 1996).
3.1.5 Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi
Analisis situasi merupakan cara untuk mendapatkan suatu kemampuan
strategis antar peluang-peluang eksternal dan kemampuan internal perusahaan.
Salah satu metode analisis situasi umum yang digunakan adalah analisis SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity, Threat) yang merupakan identifikasi secara
sistematik atas kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan
ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi perusahaan (Rangkuti, 2006).
Analisis SWOT adalah mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan
ancaman (threats). Menurut David (2006), matriks SWOT adalah alat untuk
mencocokkan yang dapat membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi
yaitu: (1) strategi SO (Strenghts-Opportunity) yaitu menggunakan kekuatan
internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal, (2) strategi WO
(Weakness-Opportunity) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang
eksternal, (3) strategi ST (Strenghts-threats) yaitu
menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh
dari ancaman eksternal, (4) strategi WT (Weakness -Threats) merupakan taktik
defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari
ancaman eksternal.
Proses pengambilan keputusan strategis
selalu
pengembangan misi, tujuan dan kebijakan perusahaan.
berkaitan dengan
Perencanaan strategis
harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan dalam kondisi saat ini.
Analisis SWOT merupakan cara yang sistematik yang dapat dilakukan untuk
semua aspek situasi pemasaran.
3.1.6 Tahap Perencanaan Strategis
Proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis, yaitu
tahap input, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan (David,2006) :
1. Tahap Input
Tahap input adalah meringkas informasi yang
diperoleh untuk
merumuskan strategi. Pada tahap input ini informasi diperoleh dari dua faktor,
yaitu matrix External Factor Evaluation (EFE) yang mengidentifikasi peluang,
ancaman dan matrix Internal Factor Evaluation (IFE) yang mengidentifikasi
kekuatan serta kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan.
2. Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan dari kerangka kerja perumusan strategi terdiri dari lima
teknik yang dapat dipakai dengan urutan apapun, yaitu matrik SWOT, Matrik
BCG, Matrik IE, Matrik SPACE dan Matrik Grand Strategy. Seluruh alat ini
tergantung pada informasi yang diperoleh pada tahap input untuk mencocokkan
peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Tujuan
dari tahap pencocokan adalah menghasilkan alternatif strategi yang layak bukan
untuk memilih atau menetapkan strategi yang mana yang terbaik. Oleh karena itu
tidak semua strategi yang dikembangkan akan dipilih untuk diimplementasikan.
Pada penelitian ini, teknik yang digunakan adalah matrik SWOT karena dari
beberapa strategi yang ada akan menghasilkan beberapa alternatif pilihan strategi
bagi perusahaan yang dapat dipertimbangkan.
3. Tahap Pengambilan Keputusan.
Tahap pengambilan keputusan yang dilakukan dengan menggunakan
teknik Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning
Matrix atau QSPM). QSPM merupakan matrik tahapan terakhir dari kerangka
kerja analisis perumusan strategi. Teknik QSPM dirancang untuk mengevaluasi
strategi alternatif yang dapat dilaksanakan secara objektif, berdasarkan faktorfaktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi pada matrix IFE dan EFE
sebelumnya. Keunggulan QSPM adalah strategi dapat dievaluasi secara bertahap
atau bersama-sama, tidak ada jumlah batasan untuk jumlah strategi yang dapat
dievaluasi pada saat menggunakan QSPM. Selain itu, keunggulan QSPM lainnya
adalah membutuhkan penyusunan strategi untuk mengintegrasikan faktor-faktor
eksternal dan internal yang terkait dalam proses keputusan. Mengembangkan
QSPM membuat kecil kemungkinan suatu faktor kunci akan terabaikan atau
diberi bobot yang tidak sesuai.
Keterbatasan dari QSPM adalah selalu memerlukan penilaian intuitif dan
asumsi yang diperhitungkan. Memberi peringkat dan nilai daya tarik berdasarkan
keputusan yang penuh pertimbangan, walaupun demikian prosesnya didasarkan
pada informasi yang objektif. Selain itu, keterbatasan lain QSPM adalah konsep
ini hanya dapat bermanfaat sebagai informasi yang diperlukan dan analisis
pencocokan yang mendasari penyusunannya
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Peluang bisnis adalah suatu arena yang menarik untuk tindakan pemasaran
produk dimana suatu usaha dapat meraih keuntungan (Kotler, 2000). Berbagai
peluang harus diidentifikasi sesuai dengan daya tarik peluang itu dan
kemungkinan keberhasilan yang akan dicapai perusahaan dari setiap peluang.
Unit Pengolahan Peternakan Dafa merupakan salah satu perusahaan yang
memproduksi yoghurt di kota Bogor, dimana daerah pemasarannya meliputi
Jakarta, Bekasi dan Tangerang. Dalam menjalankan usahanya perusahaan
dihadapkan pada beberapa masalah, baik yang bersumber dari dalam (internal)
maupun dari luar (eksternal) industri yang diduga disebabkan karena kurangnya
permodalan, tingkat kualitas sumberdaya manusia yang rendah serta kondisi
perekonomian yang kurang stabil. Keberadaan pesaing lokal dan masuknya
pesaing yang berlisensi dari luar negeri semakin memperketat persaingan dalam
pemasaran produk Dafa yoghurt, sehingga memaksa perusahaan untuk
merumuskan strategi pemasaran terbaik agar tetap bertahan dan bersaing.
Dalam strategi, tujuan-tujuan perusahaan ditetapkan secara garis besar.
Strategi yang disusun tidak akan diubah kecuali terjadi perubahan pokok dalam
dunia usaha dimana perusahaan beroperasi. Melaksanakan strategi pemasaran
adalah hal yang sangat penting dan harus dilakukan oleh perusahaan, untuk
melakukan hal ini perusahaan perlu mengetahui kapasitas yang dimiliki
perusahaan dengan cara melakukan identifikasi terhadap lingkungan internal dan
eksternal perusahaan.
Kondisi lingkungan internal yang menunjukkan kekuatan dan kelemahan
yang dihadapi perusahaan terdiri dari manajemen, pemasaran, keuangan dan
akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem
informasi manajemen operasi, sedangkan kondisi lingkungan yang kedua adalah
lingkungan eksternal yang menunjukkan peluang dan ancaman di luar kendali
perusahaan.
Lingkungan
eksternal
terdiri
dari
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi seperti faktor politik dan hukum, ekonomi, sosial budaya dan
demografi dan faktor teknologi serta faktor kekuatan persaingan seperti ancaman
masuknya pendatang baru, tingkat persaingan antara para anggota industri,
kekuatan tawar-menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli dan
ancaman produk substitusi.
Faktor-faktor yang berasal dari lingkungan internal dimasukkan ke dalam
matriks IFE untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan. Faktor-faktor eksternal dimasukkan ke dalam matriks EFE untuk
mengetahui peluang terbesar dan ancaman terbesar produk yang akan dipasarkan.
Berdasarkan hasil matriks IFE dan EFE selanjutnya dianalisis dengan matriks IE
yang bertujuan untuk mendapatkan strategi bisnis yang lebih spesifik di tingkat
korporat. Hasil matriks IFE dan EFE juga digunakan untuk analisis matriks
SWOT yang bertujuan untuk memperoleh alternatif strategi yang akan dilakukan
perusahaan.
Pengambilan keputusan strategi yang menjadi perioritas dapat dilakukan
dengan menggunakan alat analisis matrik QSPM (Quantitative Strategic Planning
Matrix) sebagai rekomendasi strategi yang akan dijalankan perusahaan. Matrik
QSPM didesain untuk menentukan alternatif tindakan yang layak, sehingga
perusahaan dapat memperoleh strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan
keuntungan dan pangsa pasar. Kerangka operasional rencana penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 8.
•
•
•
•
•
Potensi Yoghurt
Permintaan tinggi
Masalah susu segar (perishable)
Kecendrungan masyarakat mengkonsumsi produk
susu olahan seiring dengan perubahan gaya hidup
UPP Dafa Yoghurt
Tingginya tingkat persaingan
Turunnya pendapatan pemasaran
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Eksternal
Manajemen
Pemasaran
Keuangan dan akuntansi
Produksi atau operasi
Penelitian dan pengembangan
Sistem informasi manajemen operasi
Faktor Politik dan Hukum
Faktor Ekonomi
Faktor Sosial Budaya dan Demografi
Faktor Teknologi
Faktor kekuatan Persaingan
-Ancaman masuknya pendatang baru
-Tingkat persaingan antara para anggota industri
-Kekuatan tawar-menawar pemasok
-Kekuatan tawar-menawar pembeli
-Ancaman produk substitusi
Matrik
IFE
Matrik
EFE
Matrik IE
Matrik SWOT
Matrik QSPM
Strategi Pemasaran
Produk, Harga, Distribusi, Promosi
Gambar 8. Kerangka Operasional Penelitian
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pengolahan Peternakan Yayasan Darul
Fallah yang berlokasi di Desa Ciampea, Kabupaten Bogor Barat, Jawa Barat.,
Lokasi ini dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa
Unit Pengolahan
Peternakan Dafa merupakan salah satu unit usaha yang memproduksi yoghurt
dan
menghadapi
persaingan
yang
semakin
kompetitif,
sehingga
perlu
merumuskan strategi pemasaran. Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari
sampai April 2009 di Unit Pengolahan Peternakan
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, serta berasal dari sumber internal
dan eksternal perusahaan. Data primer diperoleh langsung dari pihak manajemen
atau pemilik melalui wawancara, pengamatan secara langsung (observasi) dan
pengisian kuisioner. Pengambilan responden dalam penelitian ini dilakukan
dengan sengaja (purposive). Responden yang dipilih dari pihak-pihak internal dan
eksternal Unit Pengolahan yang memahami perkembangan unit usaha terkait.
Responden dari pihak internal sebanyak dua orang yaitu manajer/pimpinan dan
kepala produksi. Responden dari pihak eksternal dua orang yaitu agen dan Bagian
Bina Usaha Dinas Peternakan.
Data sekunder diperoleh melalui literatur ataupun studi pustaka yang
mendukung penelitian. Data tersebut bersumber dari data laporan internal
perusahaan, surat kabar, situs-situs internet, Badan Pusat Statistik (BPS), buku
teks manajemem strategis, perpustakaan dan data-data dari beberapa instansi
terkait lainnya.
4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data hasil kuesioner yang telah diisi dan dibobot oleh responden diolah
dengan menggunakan program komputer software microsoft exel, selanjutnya
menganalisis data kuantitatif dengan menggunakan metode analisis tiga tahap
formulasi strategi.
Proses perumusan strategi didasarkan pada kerangka tiga tahap formulasi
strategi yang terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan dan tahap
keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi analisis lingkungan eksternal dan internal (IFE dan EFE), analisis IE,
analisis SWOT, dan analisis QSPM.
4.3.1. Tahap Masukan (Input Stage)
Tahap masukan merupakan tahap memasukkan faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu usaha yang meliputi analisis lingkungan eksternal, dan
analisis lingkungan internal dengan menggunakan matrik EFE dan IFE.
1. Analisis Matriks IFE dan EFE
Analisis internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan. Secara ringkas analisis ini disajikan dalam
matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Matriks External Factor Evaluation
(EFE) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi peluang dan
ancaman perusahaan. Tahapan-tahapan dalam penyusunan matrik IFE dan EFE
adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Tahap identifikasi faktor-faktor internal yaitu dengan cara mendaftarkan
semua kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Dalam penyajiannya,
faktor yang bersifat positif (kekuatan) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif
(kelemahan). Begitu pula dengan tahap identifikasi faktor eksternal perusahaan.
b. Pemberian Bobot Setiap Faktor
Penentuan bobot pada analisis faktor eksternal dan internal perusahaan
dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan pada pihak manajemen perusahaan
yang mengetahui benar kondisi dan permasalahan pada suatu perusahaan.
Penentuan bobot untuk matriks IFE dan matriks EFE dilakukan dengan
menggunakan metode Paired Comparison Scales. Metode tersebut digunakan
untuk memberikan penilaian setiap faktor penentu eksternal dan internal.
Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala
yang digunakan untuk pengisian kolom adalah:
1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal
Tabel 6 . Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal dan Eksternal Organisasi
Faktor Strategis Eksternal
A
B
C
D
……..
Total
Sumber: David (2006)
A
B
C
D
…… Total Bobot
Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor
terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor. Adapun bobot yang diperoleh akan
berada pada kisaran antara 0,0 (tidak penting), sampai 1,0 (terpenting) pada setiap
faktor. Tanpa memperdulikan apakah faktor kunci kekuatan atau kelemahan serta
peluang dan ancaman perusahaan, faktor-faktor yang dianggap mempunyai
pengaruh terbesar pada prestasi perusahaan diberi bobot tertinggi. Jumlah dari
seluruh bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0.
Bobot dari setiap faktor diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap
variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus
Dimana :
sebagai berikut :
= Bobot variable ke-i
i
Xi
= Nilai variable x ke-i
Xi
αi = n
n
= Jumlah data
Xi
I
= 1, 2, 3, ,n
∑
i =1
c. Penentuan Rating
Menurut Rangkuti (2000) penentuan rating untuk masing-masing faktor
berdasarkan dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan
1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Menurut David (2006), rating (peringkat) menggambarkan seberapa
efektif strategi perusahaan ini dalam merespon faktor strategis yang ada. Penilaian
rating untuk lingkungan eksternal diberikan dalam skala pembagian sebagai
berikut : 4 = respon perubahan superior, 3 = respon perubahan di atas rata-rata,
2 = respon perusahaan rata-rata dan 1 = respon perusahaan jelek. Sedangkan
untuk lingkungan internal diberikan skala sebagai berikut : 4 = kekuatan utama,
3 = kekuatan minor, 2 = kelemahan minor, 1 = kelemahan utama.
d. Perkalian Bobot dan peringkat
Langkah selanjutnya, nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat
pada setiap faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk
memperoleh total pembobotan. Pada matriks EFE, digunakan skala nilai peringkat
(rating) untuk peluang dan ancaman dapat dilihat pada Tabel 7 .
Tabel 7. Bentuk Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
Faktor-faktor
Eksternal
Peluang
1.
2.
dst
Ancaman
1.
2.
dst
Total
Sumber: David (2006)
Bobot
Rating
Skor
Pembobotan
Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5.
Total skor EFE dikelompokkan dalam kuat (3,0
4,0) berarti perusahaan
merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan,
rata-rata (2,0
2,99) berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan
ancaman yang ada dan lemah, (1,0
1,99) berarti perusahaan tidak dapat
merespon peluang dan ancaman yang ada.
Rating matriks IFE untuk faktor kekuatan dan kelemahan dapat dilihat
pada Tabel 10. Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata
2,5. Jika total skor IFE (3,0
(2,0
4,0) berarti kondisi internal perusahaan tinggi/kuat,
2,99) berarti kondisi internal perusahaan rata-rata/sedang dan (1,0
berarti kondisi internal perusahaan rendah/lemah.
1,99)
Tabel 8 . Bentuk Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Faktor-faktor Internal
Bobot
Skor
Pembobotan
Rating
Kekuatan
1.
2.
dst
Kelemahan
1.
2.
dst
Total
Sumber: David (2006)
4.3.2 Tahap Pencocokan
Tahap
yang
kedua
adalah
pemaduan
atau
pencocokan
dengan
memasukkan hasil pembobotan EFE dan IFE ke dalam Matriks IE untuk
memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Setelah
menganalisis matrik IE selanjutnya dilakukan analisis SWOT.
1. Matriks Internal-Eksternal
Matiks IE mempunyai
sembilan sel strategi, dapat dikelompokkan
menjadi tiga strategi utama, yaitu :
1. Divisi pada sel I, II dan IV disebut Strategi Tumbuh dan Bina. Strategi yang
cocok adalah strategi Intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan
pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi
ke depan dan integrasi horisontal).
2. Divisi pada sel III, V dan VII disebut Strategi Pertahankan dan Pelihara.
Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang
banyak dilakukan apabila perusahaan berada dalam sel ini.
3. Divisi pada sel VI, VIII dan IX disebut Strategi Panen dan Divestasi. Nilainilai IFE dikelompokkan ke dalam Tinggi (3,0-4,0), Sedang (2,0-2,99) dan
Rendah (1,00-1,99). Adapun nilai-nilai EFE dikelompokkan dalam Kuat (3,04,0), Rata-rata (2,0-2,99) dan Lemah (1,0-1,99) (David, 2006). Bentuk matriks
IE (Internal Evaluation) serta hubungannya dengan EFE dan IFE dapat dilihat
pada Gambar 9.
Total Nilai IFE Yang Diberi Bobot
Kuat
Total Nilai EFE Yang
Diberi Bobot
4,0
Tinggi
3,0-4,0
Rata-rata
Lemah
3,0-4,0
2,0-2,99
1,0-1,99
(I)
(II)
(III)
(IV)
(V)
(VI)
(VII)
(VIII)
(IX)
3,0
Menengah
2,0-2,99
2,0
Rendah
1,0-1,99
1,0
Gambar 9. Matriks IE
Sumber: David (2006)
2. Matriks SWOT
Setelah menganalisis dengan matriks
IE maka dilakukan berbagai
kombinasi dengan menggunakan matriks SWOT. Dengan analisis SWOT dapat
diperoleh berbagai alternatif strategi yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam
mengembangkan usahanya. Proses pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan.
Dengan demikian perencana strategis (Strategic Planning) harus menganalisis
faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman)
dalam kondisi yang saat ini. Hal tersebut disebut dengan analisis situasi.
Analisis SWOT dituangkan ke dalam matriks SWOT yang menghasilkan 4
kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O) dimana
strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan
menggunakan
seluruh
kelemahan-peluang
kekuatan
untuk
memanfaatkan
(W-O) adalah strategi yang
peluang.
diterapkan
Strategi
berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan
yang dimiliki perusahaan. Strategi kekuatan-ancaman (S-T) adalah strategi untuk
menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara menghindari
ancaman dan strategi kelemahan-ancaman (W-T) adalah strategi yang didasarkan
pada kegiatan yang bersifat defensif dan ditunjukan untuk meminimalkan
kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Alternatif tersebut dapat dilihat
pada pada Tabel 9.
Tabel 9 . Matriks SWOT
Analisis Internal
Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Daftar 5-10 faktor-faktor Daftar 5-10 faktor-faktor
kekuatan
kelemahan
Analisis Eksternal
Peluang (O)
Daftar 5-10 faktor-faktor
peluang
S – O Strategi
Gunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
W – O Strategi
Atasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang
Ancaman (T)
Daftar 5-10 faktor-faktor
ancaman
S – T Strategi
Gunakan kekuatan untuk
menghindari ancaman
W – T Strategi
Meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
Sumber. David (2006)
Terdapat delapan tahapan dalam membentuk matriks SWOT, yaitu :
1. Menuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan
2. Menuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan
3. Menuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan
4. Menuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan
5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat
resultan strategi SO dalam sel yang tepat.
6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat
resultan strategi WO dalam sel yang tepat.
7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat
resultan strategi ST dalam sel yang tepat.
8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat
resultan strategi WT dalam sel yang tepat.
Hasil dari matriks SWOT ini diharapkan dapat memberikan beberapa alternatif
strategi dalam pengembangan usaha yang dapat dipilih oleh pihak manajemen
perusahaan, agar tujuan awal dari organisasi tercapai dan kegiatan usaha
perusahaan mampu memberikan hasil yang maksimal.
4.3.3 Tahap Keputusan
Tahapan terakhir dari penyusunan strategi yaitu tahap pengambilan
keputusan. Analisis yang digunakan pada tahap ini adalah matrik QSPM. Sumber
matriks
QSPM
diperoleh
dari
alternatif
strategi
yang
layak
yang
direkomendasikan melalui analisis SWOT.
Ada 6 langkah yang harus diikuti untuk membuat matriks QSPM, yaitu :
1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan
kunci internal perusahaan
2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal yang
dipakai dalam matrik IFE dan EFE
3. Mengevaluasi matriks pada tahap dua atau pencocokan dan identifikasi
alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi atau perusahaan
untuk diimplementasikan
4. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Score-AS) pada setiap strategi
untuk menunjukkan daya tarik relatif dari suatu strategis atas strategis lain
dengan mempertimbangkan faktor penentu. Nilai daya tarik dimulai dari 1 =
tidak menarik, 2 = kurang menarik, 3 = menarik, dan 4 = sangat menarik;
5. Menghitung nilai total daya tarik (Total Attractiveness Score-TAS) merupakan
hasil kali dari kolom bobot dan nilai daya tarik (AS) dalam setiap baris.
Semakin tinggi nilai TAS, maka semakin menarik alternatif strategi itu.
6. Menghitung jumlah total daya tarik dengan cara menjumlahkan nilai total
daya tarik dalam setiap kolom strategi QSPM. Jumlah nilai total daya tarik
mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap set strategi.
Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar merupakan strategi
yang paling baik. Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Faktor Kunci
Peluang
Ancaman
Kekuatan
Kelemahan
Total
Sumber: David (2006)
Bobot
Alternatif Strategi
Strategi I
Strategi II
Strategi III
AS
TAS
AS TAS
AS
TAS
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Sejarah Singkat Yayasan Darul Fallah
Yayasan Pesantren Pertanian Darul Fallah didirikan berdasarkan Akta
Notaris J.L.L Wenas di Bogor pada tanggal 9 April 1960 oleh KH. Sholeh
Iskandar (alm) dan KH. Ghaffar Ismail (alm). Perkampungan Pesantren dibangun
mulai bulan Juni 1960 di atas tanah wakaf dari R.H.O. Djunaedi seluas 26,5 Ha.
Lahan pesantren seluas 26,5 Ha terletak pada km 12 Jalan Raya Bogor
Ciampea,
atau 2 km dari Kampus IPB Darmaga. Lahan memanjang dari tepi jalan raya,
Kampung Kebun Eurih hingga Kampung Gunung Leutik. Kondisi lahan berbukit
90 persen miring dan 10 persen datar, hanya sebagian kecil lahan sawah (5 %) dan
sisanya lahan kering. Lahan pesantren sebagian besar dibnatasi secara alami oleh
dua sungai besar dan selokan-selokan. Lahan tersebut terdiri dari dua blok yaitu
Blok Lemah Duhur (+ 10 Ha) dan Blok Bukit Darul Fallah (+ 16,5 Ha).
Blok Lemah Duhur untuk areal pendidikan terdiri dari gedung sekolah,
asrama, masjid, koperasi dan pemukiman guru setra sarana pendidikan lainnya.
Blok Bukit Darul Fallah untuk areal praktek dan usaha produktif seperti kultur
jaringan, kebun induk, peternakan dan perikanan. Peternakan merupakan salah
satu usaha mandiri yang dilakukan oleh yayasan untuk peningkatan kemandirian
pondok pesantren. Usaha peternakan yang dilakukan antra lain peternakan sapi
perah, kambing perah, usaha penggemukan sapi potong, pembuatan pakan serta
unit pengolahan susu pasteurisasi dan yoghurt.
Unit Pengolahan Peternakan Dafa merupakan salah satu unit usaha yang
berada di lingkungan yayasan Darul Fallah. Unit usaha ini mengolah susu segar
menjadi susu sapi pasteurisasi dan yoghurt. Unit usaha ini awalnya tergabung di
dalam unit usaha agribisnis dibawah koperasi pondok pesantren Darul Fallah.
Pengolahan yoghurt dimulai pada akhir tahun 2007, hal ini disebakan karena
permintaan dan penjualan produk susu pasteurisasi semakin menurun, sehingga
pihak perusahaan melakukan diversifikasi produk susu pasteurisasi menjadi
yoghurt. Hasil produksi dan pemasaran produk yoghurt, perusahaan memperoleh
omzet penjualan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan susu pasteurisasi,
sehingga produksi yang dilakukan juga lebih besar yaitu 70 persen untuk yoghurt
dan 30 persen untuk produk susu pasteurisasi.
5.2 Visi, Misi dan Tujuan Unit Pengolahan Peternakan
Unit Pengolahan Peternakan Yayasan Darul Fallah belum memiliki
pernyataan tertulis mengenai visi, misi, dan tujuan. Padahal untuk bersaing dalam
industri, UPP Dafa harus memiliki arahan yang jelas dalam memasarkan
usahanya. Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan pimpinan UPP Dafa,
dapat dinyatakan bahwa visi UPP Dafa adalah ingin memperoleh keuntungan dan
memasyarakatkan produk yoghurt.
Misi UPP Dafa secara umum adalah
mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk Dafa Yoghurt, meningkatkan
loyalitas konsumen, memperluas jangkauan pemasaran serta memberdayakan
masyarakat yang ada di lingkungan usaha. Adapun tujuan
UPP Dafa adalah
meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, sehingga produk yang diproduksi
dapat dikenal masyarakat luas dalam rangka meraih pelanggan dan mengatasi
persaingan usaha.
5.3 Struktur Organisasi Unit Pengolahan Peternakan
Struktur organisasi dalam suatu perusahaan akan memberikan kejelasan
dalam menentukan pembagian tugas, tanggung jawab, hubungan kerja dan batas
wewenang masing-masing. Struktur organisasi UPP Dafa masih sederhana, hanya
terdiri manajer, bagian produksi dan pemasaran. Hal ini berpengaruh pada
kegiatan usaha UPP Dafa yang mengakibatkan kinerja usaha menjadi kurang
optimal. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas dan belum terdokumentasi
menyebabkan beberapa tenaga kerja merangkap melakukan pekerjaan yang lain.
Struktur organisasi UPP Dafa dapat dilihat pada Gambar 10.
Sumber utama keberhasilan UPP Dafa di masa depan adalah dukungan
sumberdaya manusia yang berdedikasi dan profesional. Sumberdaya manusia
adalah salah satu faktor yang sangat menentukan pertumbuhan usaha UPP Dafa.
Sumberdaya manusia yang dimiliki UPP Dafa berjumlah 14 orang yang terdiri
dari satu orang manajer dan dua orang staf, dan 11 orang kayawan produksi dan
pemasaran. Tingkat pendidikan rata-rata tenaga kerja UPP Dafa 21,5 persen
lulusan Sarjana, 28,5 persen lulusan SMU dan 50 persen lulusan SLTP.
Manajer
Karyawan
Produksi dan Pemasaran
Gambar 10. Struktur Organisasi UPP Dafa
Sumber : UPP Dafa (2009)
1) Waktu Kerja
Adapun jam kerja untuk tenaga kerja bagian produksi adalah tidak tetap.
Proses produksi bisa berlangsung kapan saja tergantung pada kebutuhan
persediaan susu saat itu. Proses produksi berlangsung kurang lebih selama dua
jam. Jika stok atau persediaan susu tinggal sedikit, maka proses produksi akan
dilakukan kembali.
Perhitungan jumlah persediaan yoghurt hanya didasarkan
pada perkiraan kebutuhan penjualan saja. Dalam satu minggu rata-rata produksi
dilakukan sebanyak empat kali, dan dalam satu kali produksi menghabiskan susu
sebanyak 210 liter, sedangkan jika ada pesanan maksimal produksi hanya dapat
dilakukan sebanyak 450 liter.
2) Sistem Upah
Sistem pemberian upah didasarkan atas jumlah hari kerja tenaga kerja atau
berapa kali tenaga kerja melakukan pekerjaan produksi selama satu bulan.
Pembayaran upah dilakukan sebulan sekali. Jika ada pekerjaan tambahan atau ada
order tambahan maka tenaga kerja akan diberikan bonus atau insentif. Jumlah
tenaga kerja upahan disesuaikan dengan banyaknya order oleh pelanggan.
5.4 Produk Unit Pengolahan Peternakan
5.4.1 Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku utama pembuatan yoghurt adalah susu segar. Untuk
memperoleh susu segar tidak terlalu sulit karena daerah Ciampea merupakan
daerah yang memiliki jumlah peternak sapi yang cukup besar sehingga
keberadaan bahan baku selalu ada, selain itu perusahaan juga memiliki peternakan
sendiri. Jumlah sapi perah yang dimiliki oleh UPP Dafa sebanyak 26 ekor dengan
produksi susu sehari 330
350 liter serta 76 ekor kambing dengan produksi susu
sehari 100 - 125 liter. Jika produksi susu dari peternakan sendiri tidak mencukupi
untuk produksi susu pasteurisasi dan yoghurt, maka akan dilakukan pembelian
kepada peternak lain. Harga susu segar dari peternak yang dijual kepada UPP
Dafa adalah Rp 4000,- per liter. Sumber bahan baku lainnya, seperti gula dan
bahan tambahan lain dibeli langsung oleh bagian produksi dari toko dan pasar
tradisional di Pasar Bogor.
5.4.2 Produk dan Proses Produksi
Produk Unit Pengolahan Peternakan Dafa adalah produk minuman susu
yang terdiri dari susu pasteurisasi dan susu fermentasi seperti yoghurt. Yoghurt
yang dihasilkan terdiri dari beberapa ukuran yaitu 35 ml dan ukuran 70 ml yang
dikemas dalam kemasan plastik dan berbentuk stick serta yang dikemas dalam
kemasan cup 150 ml.
Yoghurt yang dihasilkan dalam bentuk stick akan
dipasarkan ke beberapa sekolah serta koperasi langganan dengan harga yang telah
ditetapkan oleh produsen. Untuk harga di tingkat konsumen diserahkan langsung
kepada penjual atau pengecer untuk menentukan harga jualnya.
Bahan utama pembuatan yoghurt adalah susu segar, sedangkan untuk
tujuan tertentu dapat pula dibuat dari susu rekonstitusi (susu yang dibuat dengan
mencampurkan air, tepung susu skim dan lemak/minyak, baik lemak susu ataupun
minyak nabati). Secara umum pembuatan yoghurt melalui tahap-tahap berikut:
1. Penyesuaian komposisi susu, khususnya penyesuaian kadar total padatan
dimana yang diinginkan adalah sekitar 14-16 gram per 100 gram. Tujuan
penyesuaian kadar total padatan adalah agar dihasilkan yoghurt dengan
kekentalan yang sesuai dan konsistensi/tekstur yang disukai.
2. Pemanasan susu, dengan menggunakan berbagai metode sehingga susu dapat
dipanaskan pada suhu relatif tinggi selama 5-30 menit. Tujuan pemanasan ini
adalah untuk pasteurisasi (membunuh mikroba patogen/mikroba berbahaya)
dan menurunkan jumlah mikroba agar starter (pada pembuatan tape
dibutuhkan ragi, ragi inilah yang disebut dengan starter yang isinya adalah
mikroba yang diinginkan tumbuh) yang ditambahkan dapat tumbuh dengan
baik.
3. Penambahan starter ke dalam susu dimana mikroba yang dominan adalah
Lactobacillus
delbrueckii
subsp.
L.
bulgaricus
dan
Streptococcus
thermophilus.
4. Inkubasi susu yang telah diinokulasi (ditambah) dengan starter pada suatu
wadah besar atau wadah dengan ukuran yang disesuaikan dengan porsi pada
waktu yoghurt ini dipasarkan. Kondisi inkubasi diatur, khususnya suhu dan
waktu agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh dengan baik sehingga
dihasilkan koagulum (susu yang menggumpal) yang lembut dan cukup kental
serta flavor (aroma dan rasa) yang disukai.
5. Pendinginan dan, jika diinginkan, penambahan buah-buahan dan ingredien lain,
pasteurisasi atau pemekatan.
6. Pengemasan (menempatkan yoghurt pada kemasan yang sesuai) untuk
didistribusikan kepada konsumen dimana selama distribusi yoghurt disimpan
pada suhu rendah.
Untuk menghasilkan yoghurt dengan kekentalan yang cukup dan
konsistensi/tekstur yang baik maka total padatan susu harus sesuai. Hal ini secara
tradisional dicapai dengan mendidihkan susu sampai volume susu menyusut
menjadi dua pertiga dari semula. Penstabil (stabiliser) sering ditambahkan ke
dalam yoghurt dengan maksud untuk mempertahankan karakteristik yoghurt yang
disukai,
khususnya
tekstur,
konsistensi/viskositas
(sebagai
pengental),
penampakan dan mouthfeel (rasa enak yang berkaitan dengan adanya lemak).
Jenis-jenis penstabil yang biasa digunakan diantaranya adalah yang berasal dari
tanaman seperti berbagai jenis gum, pektin; dari rumput laut seperti alginat,
karagenan; dari hewan seperti gelatin dan kasein; hasil modifikasi kimia seperti
urunan selulosa (salah satunya CMC, carboxymethyl cellulose); dan hasil
fermentasi seperti dekstran dan gum xanthan.
5.4.3 Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan distribusi produk dari tangan produsen ke
tangan konsumen. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh UPP Dafa cenderung
bersifat pasif, hal ini dapat dilihat dari proses pemasaran lebih ditekankan pada
pemenuhan permintaan konsumen yang telah melakukan order terlebih dahulu.
Daerah pemasaran produk Dafa yoghurt meliputi Bogor, Jakarta, Bekasi dan
Tangerang.
Sistem pembayaran yang dilakukan oleh UPP Dafa dengan pembeli
melalui dua metode yaitu langsung (cash) dan tidak langsung. Pembayaran
langsung di berlakukan kepada pembeli dengan pembelian minimum 50 pack
yoghurt, sedangkan pembelian diatas 50 pack yoghurt, pembayaran dapat
dilakukan paling lambat 21 hari setelah produk diserahkan dan diterima oleh
pembeli.
IV. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
6.1 Analisis Lingkungan Internal
Indentifikasi faktor-faktor lingkungan internal merupakan indentifikasi
aspek-aspek yang mempengaruhi perusahaan yang meliputi aspek manajemen,
pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, penelitian dan
pengembangan, serta sistem informasi manajemen operasi. Indentifikasi aspekaspek tersebut ditujukan untuk mendapatkan faktor strategis internal yang
mempengaruhi perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan.
6.1.1 Manajemen
Manajemen dalam perusahaan akan dapat memperbaiki kinerja perusahaan
jika memiliki perencanaan untuk membantu perusahaan mencapai hasil yang
maksimum dari usaha yang dijalankan. UPP Dafa memiliki suatu perencanaan
ingin meningkatkan keuntungan, khususnya dalam industri pengolahan susu
melalui pengolahan susu sapi menjadi yoghurt. Salah satu cara yang dilakukan
adalah dengan menghasilkan produk yang berkualitas dan bermutu.
Diperlukan suatu organisasi yang terencana untuk menghasilkan produk
berkualitas. Pengorganisasian yang dimiliki oleh UPP Dafa bersifat sederhana
dimana terdapat manajer yang bertanggung jawab terhadap salah satu dari
berbagai fungsi yang ada di dalam perusahaan. Pada saat perekrutan karyawan
sebaiknya dapat memposisikan karyawan sesuai dengan keahlian masing-masing,
sehingga tidak akan terjadi kelalaian dalam menjalankan tugasnya dan
profesionalisme tenaga kerja lebih baik. Pada umumnya tenaga kerja yang ada di
UPP Dafa berasal dari lingkungan perusahaan berdiri, namun dalam proses
perekrutan tenaga kerja tetap memperhatikan kriteria-kriteria yang disesuaikan
dengan posisi yang dibutuhkan.
Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar yaitu: perencanaan,
pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan pengendalian. Dari
lima fungsi manajemen tersebut UPP Dafa telah melaksanakan beberapa aktivitasaktivitas manajemen diantaranya fungsi perencanaan dengan penetapan sasaran
produk yang akan dipasarkan. Produk awal yang diproduksi oleh UPP Dafa
adalah susu pasteurisasi kemudian memproduksi yoghurt dan melakukan
peramalan penjualan untuk ke depannya. Kegiatan ini tidak dilakukan secara
kontinu, hal ini disebabkan karena keterbatasan jumlah tenaga pemasar
Sedangkan untuk fungsi pengorganisasian UPP Dafa hanya melakukan beberapa
aktivitas manajerial seperti koordinasi pekerjaan dan deskripsi pekerjaan.
Unit Pengolahan Peternakan melakukan aktivitas manajerial dalam
menjalankan fungsi manajemen pemberian motivasi dan pengelolaan staf
diantaranya melakukan analisis terhadap moral karyawan, komunikasi antar
karyawan dan pimpinan yang baik serta melakukan penggajian karyawan sesuai
dengan prestasi kerja, melakukan pengembangan manajemen, memperhatikan
keselamatan karyawan serta memberikan tunjangan untuk memotivasi kinerja
yang baik agar terciptanya iklim kerja yang kondusif dan produktif. Pengendalian
dilakukan untuk memastikan bahwa hasil aktual konsisten dengan hasil yang
direncanakan seperti pengecekan terhadap produk yang dihasilkan serta
pengiriman produk hingga ke tangan pelanggan. Faktor internal dengan variabel
fungsi manajemen perusahaan merupakan kekuatan karena semua fungsi
manajerial yang telah dilakukan oleh perusahaan.
6.1.2 Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan distribusi produk dari tangan produsen ke
tangan konsumen. Pada proses pemasaran ini ada empat hal yang harus
diperhatikan yaitu produk, harga, distribusi dan promosi. Pemasaran merupakan
salah satu usaha perusahaan untuk mempertahankan keberadaan produk, terlebih
lagi dalam keadaan permintaan pasar yang tidak stabil ataupun karena munculnya
pesaing-pesaing baru seperti dalam industri minuman susu fermentasi seperti
yoghurt yang menimbulkan persaingan yang tajam antara
memproduksi
mengantisipasi,
produk
sejenis.
Pemasaran
adalah
perusahaan yang
proses
menetapkan,
menciptakan, dan memenuhi kebutuhan serta keinginan
pelanggan terhadap produk ataupun jasa.
Kegiatan pemasaran pada UPP Dafa tidak selalu berjalan baik. Sistem
pemasaran yang dimiliki UPP Dafa masih terbatas dan cenderung pasif, karena
hanya mengandalkan pelanggan yang sekaligus berperan sebagai pengecer. Dalam
menjalankan usahanya UPP Dafa belum memiliki rancangan strategi pemasaran
yang harus dijalankan, hal ini disebabkan karena tidak adanya perencanaan
pemasaran usaha. Selain itu adanya keterbatasan tenaga pemasar atau penjual
yang dimiliki UPP Dafa. Unit Pengolahan Peternakan Dafa hanya memiliki satu
orang tenaga kerja bagian pemasaran yang sekaligus berperan sebagai kepala
bagian produksi. Tenaga kerja bagian pemasaran ini melakukan semua fungsi
pemasaran seperti menjual dan mendistribusikan produk hingga mencari
pelanggan baru. Keadaan ini menyebabkan kegiatan pemasaran menjadi tidak
efektif dan efisien. Untuk melihat faktor pemasaran termasuk ke dalam kekuatan
atau kelemahan, harus dianalisis terlebih dahulu melalui beberapa faktor
pendukung dalam bauran pemasaran.
a. Segmentasi, Targeting dan Posisioning
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk
atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen dimana masingmasing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek. Segmentasi
pasar adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli
atau konsumen secara terpisah (Rangkuti, 2006). Segmentasi pasar yang
dilakukan oleh UPP Dafa adalah berdasarkan psikografis.
Segmentasi pasar
berdasarkan psikografis terdiri atas gaya hidup dan kepribadian. Gaya hidup yang
aktif dan dinamis menuntut setiap orang untuk selalu menjaga kesehatannya agar
tidak mudah terkena penyakit. Salah satu caranya dengan memenuhi kebutuhan
gizi yang cukup. Sebagai sumber minuman yang mengandung gizi yang baik,
yoghurt dapat dijadikan minuman selingan bagi konsumen yang membutuhkan
minuman bergizi yang praktis untuk dibawa dan dikonsumsi guna menunjang
aktivitas sehari-hari.
Produk susu fermentasi yoghurt termasuk jenis minuman ringan yang
dapat dikonsumsi sepanjang tahun dan dengan target pasar yang cukup luas, yaitu
mulai dari anak kecil, orang dewasa sampai orang tua. Produk yoghurt memiliki
kualitas yang baik dengan target pasar untuk semua umur dari golongan ekonomi.
Berdasarkan daerah pemasarannya maka UPP Dafa masih menjual produknya di
pasar domestik.
Target pasar produk UPP Dafa selanjutnya adalah hotel,
supermarket atau retailer lainnya.
UPP Dafa memproduksi produk dengan harga yang relatif lebih murah
serta memiliki kualitas yang baik jika dibandingkan dengan produk sejenis yang
ada di pasaaran. Perluasan pangsa pasar konsumen menengah ke bawah ini perlu
difokuskan oleh perusahaan karena peluang untuk berkembang dan eksis untuk
pasar ini sangat besar. Perusahaan bisa menjadi spesialisasi pada segmen pasar
tersebut. Citra produk Dafa Yoghurt yang dibina adalah produk islami dan
berkualitas, sehingga menspesialisasikan
posisinya untuk konsumen muslim
namun jjuga halal untuk dikonsumsi oleh konsumen non muslim.
Untuk menentukan segmentasi dan target perusahaan yang tepat, harus
dilakukan dengan hati-hati dan didukung dengan penempatan suatu posisi produk
individu yang cermat. Segmentasi pasar yang dilakukan oleh UPP Dafa
merupakan kekuatan, dimana segmentasi berdasarkan psikografis merupakan
salah satu segmen yang di tunjuk sebagai konsumen akhir. Target perusahaan
yang fokus menjadi kekuatan perusahaan karena perusahaan akan berusaha
memenuhi dan melayani permintaan konsumen dengan sebaik mungkin,
sedangkan citra produk islami dan kualitas yang baik merupakan kekuatan dalam
penentuan posisi produk di pasar.
b. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran (marketing mix) yaitu variabel-variabel pemasaran yang
dapat dikontrol, yang akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk memperoleh
hasil yang maksimal. Dalam bauran pemasaran (marketing mix) terdapat empat
variabel pemasaran yang harus dikontrol yaitu product, price, place and
promotion (4P) dimana produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, digunakan atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Suatu
perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang dinamis dan disesuaikan
dengan pasar yang dilayani agar perusahaan dapat bertahan hidup dan terus
berkembang. Strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh UPP Dafa akan
dianalisa dengan bauran pemasaran.
1. Bauran Produk
Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen oleh
perusahaan. Dalam kondisi persaingan, sangat berbahaya bagi suatu perusahaan
apabila hanya mengandalkan produk yang ada tanpa usaha tertentu untuk
perkembangannya. Dafa yoghurt merupakan salah satu produk yang dihasilkan
oleh UPP Dafa selain susu pasteurisasi dan susu kambing segar. Dalam
perkembangannya, Dafa yoghurt memiliki posisi sebagai produk pengikut
(follower) dari beberapa produk lainnya. Pengawasan terhadap mutu produk
merupakan perhatian utama perusahaan dalam kegiatan proses produksi dan
penyimpanan.
Produk yang dihasilkan berupa yoghurt susu sapi dengan merek Dafa
Yoghurt. Pemberian merek produk merupakan salah satu tehnik kebijakan produk
yang mendasari strategi pemasaran. Hal ini karena merek dagang dapat mudah
diingat, mudah dibaca dan mudah dibedakan. Merek dagang produk yoghurt yang
dihasilkan adalah Dafa Yoghurt . Merek ini merupakan singkatan dari Darul
Fallah sebagai tempat produksi yoghurt tersebut. Produk Dafa yoghurt dikemas
dalam beberapa bentuk kemasan yaitu ukuran 35 ml dan ukuran 70 ml yang
dikemas dalam kemasan plastik berbentuk stick serta yang juga dikemas dalam
kemasan cup 150 ml. Kurangnya diversifikasi produk yoghurt dan kemasan yang
digunakan tidak menarik merupakan kelemahan yang perlu diperhatikan agar
perkembangan usaha terus dapat ditingkatkan.
Dalam melakukan kegiatan
pengolahan input menjadi output produk yoghurt, UPP Dafa menjaga kualitas
produk dengan tetap menjalankan proses produksi sesuai dengan aturan
pengawasan Badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan) dan sudah diserahkan
dan diuji oleh Dinas Kesehatan. Dengan adanya sertifikasi dari berbagai instansi
merupakan kekuatan.
Jumlah yoghurt diproduksi didasarkan atas pesanan yang diterima dari
pelanggan, tetapi produksi minimal 200 pack per hari untuk dipasarkan pada
sekolah dan pelanggan utama UPP Dafa terutama di wilayah Bogor, Bekasi,
Tangerang dan Jakarta. Umumnya daya tahan atau masa simpan produk Dafa
yoghurt mencapai 30 hari jika disimpan di dalam freezer dengan suhu 18 0C.
Bauran pemasaran dengan variabel produk merupakan kekuatan perusahaan, hal
ini disebabkan karena produk memiliki beberapa keunggulan seperti susu yang
digunakan sebagai bahan baku diperoleh dari peternakan sendiri dan dapat
dijamin kesegarannya.
2. Bauran Distribusi
Suatu perusahaan dapat menentukan penyaluran produknya melalui
pedagang besar atau distributor, yang akan menyalurkannya ke pengecer
(retailer), yang menjual produk langsung kepada konsumen. Walaupun demikian,
perusahaan dapat langsung menjual produknya kepada pedagang besar atau
pengecer serta konsumen secara khusus. Saluran distribusi dibutuhkan terutama
karena adanya perbedaan yang menimbulkan kesenjangan (gap) diantara produksi
dan konsumsi. Perbedaan jarak tersebut berupa perbedaan jarak geografis yang
disebabkan perbedaan tempat pemusatan produksi dengan konsumen yang
tersebar dimana-mana, sehingga jarak yang semakin jauh menimbulkan peranan
lembaga penyalur menjadi bertambah penting.
Lokasi usaha UPP Dafa yang jauh dari jalan raya cukup sulit untuk
dijangkau, sehingga menyulitkan pemasaran produk merupakan kelemahan
perusahaan. Namun kendala tersebut dipermudah dengan adanya program delivery
service oleh UPP sehingga bagi pelanggan yang memesan dengan jumlah yang
telah ditentukan (minimum order) dapat diantar langsung oleh bagian produksi
dan pemasaran. Program ini hanya berlaku untuk wilayah jangkauan operasional
perusahaan seperti wilayah Bogor.
Distribusi menjadi penting terutama ketika perusahaan berusaha untuk
mengimplementasikan pengembangan pasar atau strategi integrasi ke depan. Pola
pendistribusian produk Dafa yoghurt menggunakan sistem distribusi langsung dan
melalui perantara, khususnya untuk produk yang dipasarkan ke koperasi dan
sekolah-sekolah. Distribusi langsung yaitu UPP Dafa langsung memasarkan dan
mendistribusikan produknya kepada pelanggan serta konsumen akhir. Dengan
adanya delivery service programme merupakan kekuatan bagi UPP Dafa sehingga
konsumen lebih mudah memperoleh produk Dafa yoghurt.
3. Bauran Harga
Harga merupakan standart nominal yang ditetapkan oleh perusahaan
terhadap produk yang dihasilkannya untuk dijual ke pasar. Strategi harga
merupakan elemen pokok bauran pemasaran yang penting, karena pengaruhnya
langsung terhadap jumlah hasil penjualan dan tingkat keuntungan yang diterima
perusahaan. Strategi bauran harga meliputi strategi penetapan harga, tingkat
harga, potongan harga serta syarat-syarat pembayaran.
Penetapan harga selalu menjadi masalah bagi setiap perusahaan karena
penetapan harga ini bukanlah kekuasaan atau kewenangan yang mutlak dari
pengusaha. Peranan penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama dalam
keadaan persaingan yang semakin kompetitif dan permintaan yang terbatas.
Dalam penetapan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
baik langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara
langsung adalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya
peraturan pemerintah dan faktor lainnya. Faktor yang tidak langsung namun erat
hubungannya dengan penetapan harga adalah harga produk sejenis yang dijual
oleh para pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk substitusi dan
produk komplementer, serta potongan (discount) untuk para penyalur dan
konsumen.
Dalam penentuan harga produk yoghurt UPP Dafa menerapkan metode
penetapan harga berdasarkan harga bahan baku dan biaya produksi yang
kemudian ditambahkan dengan sejumlah mark-up atau marjin keuntungan yang
diinginkan. UUP Dafa menjumlahkan semua harga pokok produksinya terlebih
dahulu, lalu menambah jumlah tertentu (mark up) pada harga pokok produksi
yang kemudian menjadi harga jual produk.
dipakai adalah cost plus pricing.
Dengan demikian strategi yang
Kebijakan harga ini harus disertai dengan
perbaikan kualitas dan inovasi produk untuk memberikan kepuasan kepada
pelanggan agar UPP Dafa dapat mencapai visi, misi dan tujuan yang diinginkan.
Harga untuk setiap kemasan dengan ukuran berbeda memiliki harga yang berbeda
pula. Harga yang akan dijual oleh perusahaan dibedakan menjadi dua kategori
yaitu harga konsumen dan harga retail untuk distributor atau agen.
Harga produk yang ditetapkan oleh UPP. Dafa untuk konsumen ditentukan
dengan harga eceran tertinggi antara lain untuk kemasan ukuran 35 ml seharga
Rp. 500,- dan kemasan ukuran 70 ml seharga Rp 1.000,- serta yang dikemas
dalam kemasan cup 150 ml ditetapkan seharga
Rp 2.500,-. Untuk harga retail
dengan kemasan ukuran 35 ml seharga Rp. 425,- dan kemasan ukuran 70 ml
seharga Rp 850,- serta yang dikemas dalam kemasan cup 150 ml ditetapkan
seharga Rp 2.300,-. Selain itu, UPP Dafa juga memberikan potongan harga atau
discount kepada agen atau retailer dengan syarat dan ketentuan yang telah
disepakati. Perbandingan harga produk Dafa Yoghurt dengan produk yoghurt
lainnya sangat signifikan, hal ini dapat dibandingkan dari beberapa kriteria produk
dengan ukuran yang sama, seperti Dafa Yoghurt ukuran 150 ml seharga Rp 2.500,
sedangkan Bio Yoghurt dari Dfarm seharga Rp. 2.800, sedangkan Refresh
Yoghurt seharga Rp. 3.000.
Harga yang relatif lebih murah yang ditetapkan oleh
perusahaan sebagai strategi untuk mengenalkan produk dan menarik konsumen
merupakan kekuatan bagi UPP Dafa.
4. Bauran Promosi
Promosi
dalam
kegiatan
bertujuan
untuk
memberitahukan
dan
mengingatkan konsumen akan keberadaan produk. Selain itu kegiatan promosi
juga digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan dengan cara
meraih pembeli atau pelanggan baru yang belum terjangkau oleh tenaga penjual
yang telah ada. Kegiatan promosi yang dilakukan sejalan dengan rancangan
pemasaran secara keseluruhan serta direncanakan akan diarahkan dan
dikendalikan dengan baik, diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan
penjualan dan share pasar. Selain itu kegiatan promosi ini juga diharapkan akan
dapat mempertahankan ketenaran merek (brand) selama ini dan bahkan perlu
ditingkatkan lagi.
Kegiatan promosi penjualan yang dilakukan UPP Dafa terhadap produk
yoghurt tergolong rendah atau kurang. Kegiatan promosi yang dilakukan hanya
sebatas mengikuti bazar dan pameran-pameran dagang yang diadakan dan diikuti
oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor dan akan melakukan
promosi dengan membuat pamflet yang disebar di setiap sekolah. Akan tetapi,
kegiatan promosi tersebut tidak dirasakan efektif oleh pihak UPP Dafa karena
kecilnya pengaruh atau dampak dari kegiatan tersebut terhadap
tingkat
permintaan yoghurt dan cenderung menurun setelah adanya isu yoghurt
mengandung melamin.
Rendahnya promosi yang dilakukan UPP Dafa dan semakin gencarnya
promosi produk-produk pesaing melalui iklan media elektronik maupun media
massa, menyebabkan produk Dafa yoghurt belum banyak dikenal oleh
masyarakat. Tingginya biaya promosi ataupun pemasangan iklan terutama media
elektronik menyebabkan UPP Dafa belum melakukan promosi melalui media
elektronik.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak UPP Dafa,
sebelumnya sudah pernah ada salah satu televisi swasta yang meliput proses
produksi yoghurt dan menayangkan acara tersebut dalam acara kota santri serta
aneka masakan dengan yoghurt. Akan tetapi, promosi tersebut tidak memberikan
pengaruh yang besar bagi perkembangan usaha yoghurt.
Secara umum kegiatan promosi penjualan yoghurt UPP Dafa lebih
menekankan promosi dengan mengandalkan citra produk yang sehat dan bergizi
untuk menarik konsumen. Saat ini promosi tetap dilaksanakan tetapi dengan alat
promosi yang terbatas jangkauannya karena belum menggunakan alat media, baik
media massa maupun media elektronik karena adanya keterbatasan dana, namun
pemanfaatan fasilitas yang sudah ada dapat dijadikan sebagai salah satu cara
untuk mempromosikan produk. Fasilitas yang disediakan oleh UPP Dafa berupa
modem dan komputer adalah sarana yang sangat mendukung dalam promosi
tersebut. Penggunaan media elektronik seperti internet cukup efektif dirasakan
dalam kegiatan promosi produk Dafa yoghurt, hal ini dapat membantu karena
dengan adanya kemajuan teknologi terutama di bidang komunikasi dan informasi
menyebabkan meningkatnya jumlah pemakai internet dari tahun ke tahun yaitu
meningkat dari 110.000 orang pemakai pada tahun 1996 menjadi 25.000.000
orang pemakai pada tahun 2007.5 Minimnya promosi yang dilakukan oleh
perusahan merupakan kelemahan yang harus diminimalkan.
5
www.apjii.or.id. [jumlah pemakai internet 2007]
6.1.3 Keuangan
Keuangan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam setiap
usaha, begitu juga dengan UPP Dafa Yoghurt. Berdasarkan wawancara dengan
manajer UPP Dafa kondisi keuangan cukup baik karena menggunakan modal
sendiri dan tidak memiliki beban hutang. Sumber dana dan permodalan awal
UPP Dafa berasal dari dana koperasi pesantren yang mendapat dana hibah dari
pemerintah. Selanjutnya sumber dana juga bertambah dari hasil perputaran kas
penjualan susu pasteurisasi dan yoghurt. Dalam meningkatkan penjualan serta
peningkatan skala produksi, UPP Dafa menghadapi masalah karena keterbatasan
akses modal, hal ini disebabkan karena pangsa pasar yang masih kecil. Akan
tetapi, manajer UPP Dafa tetap optimis dapat mengembangkan usahanya dengan
berusaha mendapatkan dana pinjaman atau modal usaha dari lembaga keuangan.
Untuk itu Unit Pengolahan berencana bergabung dengan PT Dafa Teknoagro
Mandiri untuk mempermudah memperoleh pinjaman serta mendapatkan investor.
Untuk menjalankan produksi yang sesuai dengan target perusahaan,
minimal perusahaan memiliki dana sebesar Rp 100.000.000,- namun untuk saat
ini perusahaan hanya memiliki 45% dari total dana yang dibutuhkan. Dengan
minimnya dana yang dimiliki merupakan kelemahan yang dapat menyebabkan
terhambatnya kegiatan produksi dan pemasaran, sehingga perusahaan hanya
mengandalakan pelanggan tetap dalam pemasaran produk. Unit Pengolahan Dafa
melakukan pencatatan keuangan secara sederhana, yaitu secara garis besar
mengenai penerimaan dan pengeluaran saja, belum menerapkan sistem akuntansi
dan penyimpanan data dalam komputer. Hal ini merupakan faktor kelemahan
karena dengan adanya sistem akuntansi yang terkomputerisasi dapat dilakukan
penilaian terhadap kinerja usaha dengan lebih tepat. Informasi yang dihasilkan
berupa laporan keuangan dapat berguna bagi Unit Pengolahan untuk mengajukan
kredit kepada lembaga keuangan.
6.1.4 Produksi dan Operasi
Proses produksi produk yoghurt dimulai dari pengadaan bahan baku
hingga menghasilkan produk siap dipasarkan yang dikemas dalam kemasan
plastik dan cup.
Produk yang dihasilkan oleh UPP Dafa
terdiri dari susu
pasteurisasi, yoghurt dan susu kambing segar. Produk yoghurt yang dihasilkan
memiliki beberapa rasa diantaranya yaitu yoghurt rasa anggur, rasa strowberry,
rasa orange dan rasa melon. Produk Dafa yoghurt memiliki kelebihan dan
keunggulan yaitu sudah mendapat registrasi dari Dinas Perindustrian dengan
nomor registrasi No. 09.3203.0011575 serta sertifikat halal dengan nomor
01041028021107.
Bahan baku utama yaitu susu murni yang digunakan dalam pembuatan
yoghurt berasal dari unit peternakan sendiri sehingga kualitas susu dapat terjaga
dengan baik, selain itu susu juga berasal dari peternak sapi lainnya yang tergabung
dalam kelompok tani yang berada di sekitar daerah Ciampea.
Bahan baku
pembantu seperti starter, gula dan natadecoco didapat dari pedagang lokal,
sedangkan air yang juga merupakan bahan baku diperoleh dari air PAM.
Faktor produksi dalam penilaian analisis internal perusahaan merupakan
kekuatan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor lainnya seperti produk yang
dihasilkan dengan kualitas baik sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
6.1.5 Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan merupakan faktor yang mempengaruhi
pengembangan produk, baik dari segi bentuk, kualitas maupun performance dari
suatu produk yang dihasilkan. Selama ini UPP Dafa telah melakukan penelitian
secara khusus untuk mengembangkan produknya, diantaranya pengembangan
usaha dari produk susu pasteurisasi menjadi produk yoghurt. Selain itu, penelitian
yang berlangsung saat ini adalah mengembangkan usaha yoghurt yang pada
awalnya hanya dikemas dalam plastik dalam bentuk stick menjadi produk yoghurt
yang dikemas dalam cup . Inovasi yang dilakukan diharapkan akan dapat menarik
konsumen baru. Perbaikan mutu dan kualitas produk hanya dilakukan berdasarkan
kritik maupun masukan dari konsumen sehingga faktor penelitian dan
pengembangan merupakan kekuatan internal bagi perusahaan.
6.1.6 Sistem Informasi Manajemen Operasi
Dalam melakukan kegiatan operasionalnya, sistem informasi manajemen
UUP Dafa dilaksanakan secara sederhana, hal ini ditunjukkan dengan adanya
pertukaran informasi antar divisi peternakan dan pengolahan masih berjalan
dengan lambat serta standar operasional prosedur setiap divisi belum tertulis.
Data-data penting yang dimiliki perusahaan belum tersimpan secara penuh di
dalam sistem database sehingga masih sulit untuk diakses oleh tiap-tiap divisi.
Manajer serta stafnya umumnya berkomunikasi dengan beberapa cara
yaitu: komunikasi langsung, email dan telepon. Untuk komunikasi antara unit
pengolahan dengan distributor dapat dilakukan dengan kunjungan langsung atau
telepon.
Identifikasi terhadap lingkungan internal pemasaran perusahaan dilakukan
untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan
perusahaan dalam memasarkan produk Dafa Yoghurt. Identifikasi faktor-faktor
internal diperoleh melalui wawancara dengan pihak manajemen perusahaan,
melihat data-data internal perusahaan. Identifikasi faktor-faktor kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh UPP Dafa dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Faktor faktor Kekuatan dan Kelemahan Pemasaran Dafa Yoghurt
Tahun 2009
Faktor Internal
a. Manajemen
b. Keuangan
Kekuatan
- Hubungan manajer dan
karyawan terjalin dengan baik
- Tenaga kerja produksi
profesional
- Tenaga kerja berasal dari
lingkungan perusahaan
-
c. Pemasaran
-Produk
Kualitas produk yang baik dan
memiliki sertifikat halal
- Harga
-Distribusi
Harga jual produk relatif lebih
murah jika dibandingkan dengan
produk yoghurt lainnya
Delivery Service Programme
-Promosi
-
Kelemahan
-
- Permodalan terbatas
- Sistem akunting dan
pembukuan kurang baik
Kurangnya diversifikasi
produk dan kemasan tidak
menarik
-
Lokasi dan tempat
produksi kurang strategis
Kegiatan promosi kurang
efektif
6.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan dilakukan untuk
mengetahui peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi perusahaan. Analisis
lingkungan eksternal penting dalam merumuskan strategi pemasaran karena
dengan mengetahui peluang serta ancaman yang dihadapi perusahaan dalam
pemasaran, perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan mengantisipasi ancaman
yang ada.
6.2.1 Faktor Politik dan Hukum
Keadaan politik serta hukum yang berlaku saat ini di Indonesia dapat
mempengaruhi kegiatan operasional dan keberlangsungan usaha perusahaan.
Peraturan-peraturan
dan
kebijakan
pemerintah
dapat
mempengaruhi
perkembangan usaha di industri pengolahan susu seperti yoghurt. Akan tetapi,
peraturan dapat mempengaruhi perusahaan dalam hal memudahkan perusahaan
atau mempersulit perusahaan untuk berkembang sehingga dapat menjadi peluang
atau ancaman.
Salah satu variabel politik yang dapat digunakan untuk menganalisa
keadaan politik di suatu negara adalah kebijakan-kebijakan atau peraturanperaturan yang dikeluarkan pemerintah yang berhubungan dengan industri
pengolahan susu. Salah satu kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan industri
pengolahan susu yaitu kebijakan tarif impor susu termasuk di dalamnya yoghurt
(makanan turunan susu) dalam negeri. Pada tahun 1998 pemerintah Indonesia
mengeluarkan tarif impor susu tentang Tarif Bea Masuk produk susu berkisar
antara 5 persen sampai dengan 20 persen sesuai dengan SK Menteri Keuangan No
16/KMK.017/1998, akan tetapi pemerintah merubah tingkat tarif impor sebesar 0
persen untuk bahan baku dan 5 persen untuk produk susu, dan pada tahun 2000
dikeluarkan kembali
SK Menteri Keuangan No 573MK.01/2000 untuk tarif
impor produk susu sebesar 5 persen.
Informasi terbaru tentang tarif impor adalah terhitung mulai 13 Februari
2009, Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 19/PMK.011/2009 tentang
Penetapan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor Produk-Produk Tertentu. Dalam
peraturan tersebut ditetapkan bahwa tarif bea masuk untuk skim milk powder, full
cream milk, yoghurt, buttermilk dan produk susu lainnya adalah 0%6. Selain
kebijakan tarif impor pemerintah juga turut serta membuat suatu program hari
minum susu nasional sehingga dapat memberikan peluang kepada industri susu
dan produk turunannya untuk memasarkan lebih luas dan menarik pelanggan
sebanyak-banyaknya dan menjadi peluang bagi perusahaan untuk memasarkan
produknya.
Perubahan tarif impor produk susu dan olahannya yang awalnya sebesar
20 persen menjadi 0 persen menyebabkan perusahaan susu dan olahannya harus
siap berhadapan dengan produk-produk luar negeri yang masuk ke dalam negeri.
Harga produk-produk impor yang lebih murah dan berkualitas mengharuskan
perusahaan untuk dapat mampu meningkatkan kualitas dan peningkatan harga
yang tidak tinggi sehingga menjadi ancaman terhadap perkembangan dan
pemasaran produk industri dalam negeri.
Kebijakan pemerintah lainnya yang berkaitan dengan pengolahan makanan
dan minuman adalah tentang perlindungan masyarakat dari produk pangan olahan
yang membahayakan kesehatan masyarakat. Kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan perlindungan makanan yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 69 tahun 1999 peraturan yang berisikan kewajiban pendaftaran produk
pangan olahan. Dalam PP No. 69 tahun 1999 menyatakan semua produk makanan
dan minuman yang akan dijual di wilayah Indonesia, baik produksi lokal maupun
impor, harus didaftarkan dan mendapat nomor pendaftaran dari Badan POM,
sebelum boleh beredar ke pasar. Peraturan ini berlaku bagi semua produk pangan
yang dikemas dengan menggunakan label sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
6.2.2 Faktor Ekonomi
Keadaan perekonomian suatu negara mempengaruhi kinerja perusahaan
dalam memasarkan produknya. Perekonomian yang stabil dan berkembang
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ketidakstabilan kondisi perekonomian
Indonesia saat ini memberikan pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha
yang tidak menentu. Hal ini ditandai dengan tersendatnya perekonomian, tingkat
6
www.google.com . susu Indonesia vs susu impor 04 april 2009 [diakses 16 mei 2009]
inflasi yang cukup tinggi. Keadaan tersebut menyulitkan perusahaan ataupun
lembaga keuangan dalam membuka peluang pemberian bantuan usaha yang
ditujukan untuk penambahan akses modal untuk perluasan usaha. Ketidak stabilan
perekonomian suatu negara menjadi ancaman untuk perkembangan dunia industri.
Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi keadaan perekonomian suatu negara
sehingga berdampak pada perkembangan perusahaan terutama pemasaran.
Dengan adanya krisis ekonomi global, maka negara-negara lain akan berlombalomba untuk mencari pasar baru guna untuk memasarkan produk mereka,
sehingga arus impor produk yang masuk ke Indonesia semakin tinggi dari tahun
ke tahun. Tingginya impor produk yoghurt memberikan implikasi ancaman
persaingan terhadap produk sejenis, sehingga perusahaan harus mengantisipasi
persaingan ini dengan menciptakan pangsa pasar baru serta menciptakan produk
yang sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen.
Kondisi politik Indonesia akan mempengaruhi kegiatan produksi pelakupelaku produksi. Kebijakan pemerintah berkaitan erat dengan perkembangan
perekonomian suatu negara. Pada Desember 2008 pemerintah telah menurunkan
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk meredam dampak krisis ekonomi
Indonesia. Pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dari
Rp. 6.000 per liter menjadi Rp. 4.500 per liter. Penurunan harga BBM belum
dirasakan oleh semua pihak karena harga berbagai komoditas lainnya yang tetap
mahal. Namun, beberapa pelaku usaha telah merasakan dampak langsung dari
penurunan harga BBM. Pelaku usaha dapat merasakan langsung karena biaya
produksi yang semakin menurun terutama bagi pelaku usaha yang menggunakan
bahan bakar minyak sebagi input utama dalam proses produksi.
UPP Dafa sebagai salah satu unit usaha telah merasakan dampak
penurunan harga BBM tersebut. Sejak penurunan harga BBM, biaya produksi
perusahaan menjadi efisien dan berkurang. Penurunan harga BBM menurunkan
biaya transportasi perusahaan dalam pemasaran produk keagen dan konsumen.
Selama ini biaya transportasi produk dibebankan ke pihak perusahaan. Kenaikan
BBM pada pertengahan tahun 2008 sempat menaikkan biaya produksi
perusahaan. Namun setelah penurunan harga BBM, biaya produksi perusahaan
kembali turun sehingga dampak pengefisienan biaya ini dapat digunakan oleh
perusahaan ke biaya produksi lain. Penurunan harga BBM ini merupakan peluang
bagi perusahaan dalam pemasaran produk Dafa Yoghurt. Biaaya yang efisien
merupakan kesempatan bagi perusahaan dalam memperluas pangsa pasar.
6.2.3 Faktor Sosial Budaya dan Demografi
Yoghurt tidak termasuk konsumsi utama masyarakat Indonesia. Hal ini
dapat dilihat dari posisi susu atau yoghurt dibandingkan makanan pokok atau
bahan pokok yang lebih sering dikonsumsi oleh masyarakat. Akan tetapi pola
konsumsi yang meningkat menunjukkan adanya kesadaran masyarakat dalam hal
mengkonsumsi yoghurt. Meningkatnya kesadaran dan kepedulian masyarakat
akan kesehatan menghasilkan loyalitas konsmen merupakan peluang . Adanya
trend mengkonsumsi minuman berbahan dasar alami akan berpengaruh terhadap
perkembangan usaha UPP Dafa, dengan demikian faktor sosial budaya dan
demografi merupakan peluang bagi UPP Dafa untuk mengembangkan usahanya.
Perkembangan jumlah penduduk dari tahun ke tahun juga akan memberikan
dampak yang sangat signifikan terhadap perkembangan produk yoghurt karena
adanya peluang konsumen baru. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Indonesia 1995-2005
Tahun
1995
2000
2005
Sumber. BPS 2009
Jumlah Penduduk
194,754,808
205,132,458
218,868,791
Pertumbuhan (%)
5,32
6,69
Dengan adanya perkembangan jumlah penduduk akan berdampak pada
ketersediaan jumlah tenaga kerja. Respon positif dari lingkungan sosial di luar
perusahaan memberikan dampak positif dan merupakan peluang terhadap
perkembangan usaha pemasaran yoghurt. Respon positif dari lingkungan sosial di
luar perusahaan dapat berupa adanya dukungan terhadap peningkatan produksi
sehingga akan menyerap jumlah tenaga kerja, selain itu peningkatan produksi juga
akan membutuhkan bahan baku yang besar sehingga perusahaan harus memasok
bahan baku dari peternak di sekitar perusahaan.
6.2.4 Faktor Teknologi
Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang
harus dipertimbangkan. Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi bahan baku,
produk, jasa, pasar, pemasok, pesaing, pelanggan, distributor, proses produksi
produk dengan jasa perusahaan, karena perubahan teknologi dapat memberi
peluang besar untuk meningkatkan hasil, tujuan, atau mengancam kedudukan
perusahaan.
Kemajuan
teknologi
dapat
menciptakan
pasar
baru
yang
menghasilkan penciptaan produk baru dan produk yang lebih baik, perubahan
posisi biaya kompetitif dalam suatu industri dan membuat produk dan jasa saat ini
menjadi ketinggalan zaman. Perubahan teknologi dapat mengurangi hambatan
biaya antar perusahaan, menciptakan siklus produksi yang lebih pendek,
menciptakan kekurangan dalam ketrampilan teknis, serta menghasilkan perubahan
dalam nilai-nilai dan harapan karyawan, manajer, dan pelanggan. Kemajuan
teknologi dalam perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif baru yang
lebih baik dari keunggulan saat ini, hal ini didukung dengan pengetahuan yang
mendalam mengenai penggunaan teknologi yang dipakai.
Teknologi merupakan salah satu fungsi yang memegang peranan penting
dalam perkembangan UPP Dafa. Perubahan teknologi yang terus mengalami
kemajuan menuntut UPP Dafa untuk terus mengamati bahkan mengadopsi
perkembangan teknologi dan melakukan inovasi agar dapat bersaing dengan
industri lainnya. Teknologi di bidang transportasi, komunikasi dan produksi dapat
memperlancar dan mempermudah kegiatan pemasaran dan proses produksi
merupakan peluang. Pemesanan dapat dilakukan tanpa harus datang ke lokasi
produksi dan pengiriman pesanan dapat dilakukan dengan cepat melalui program
delivery service yang telah dijalankan oleh UPP. Adanya teknologi yang lebih
canggih yang digunakan oleh pesaing menjadikan suatu ancaman bagi UPP Dafa.
Sistem produksi yang dilakukan sudah terkomputerisasi, namun ada beberapa
pesaing yang menggunakan kemajuan teknologi untuk meningkatkan pendapatan
melalui rekayasa protein dengan menambahkan melamin ke dalam produk
sehingga dapat merusak citra produk yang dipasarkan.
6.2.5 Faktor Kekuatan Kompetitif
Kekuatan kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk
mengembangkan strategi dalam banyak industri. Hakikat persaingan suatu industri
terdiri dalam lima bagian yaitu:
a. Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Masuknya pendatang baru pada industri susu fermentasi khususnya
yoghurt dan mengeluarkan produk yang sejenis akan memberikan implikasi pada
penurunan pangsa pasar, yang akan berdampak pada penjualan yang tidak tetap
(fluktuatif) sehingga dianggap sebagai ancaman bagi perusahaan. Beberapa
perusahaan atau unit usaha yang berproduksi dengan produk yang sama antara
lain PT Danone Indonesia sebagai market leader dengan produk komersial
Activia dan beberapa produk yoghurt sejenisnya dari beberapa pendatang baru
lainnya yang tidak terdaftar di Dinas Industri tetapi sangat mampu bersaing di
pasar lokal. Pengaruh-pengaruh pendatang baru tersebut adalah perebutan pangsa
pasar. Kondisi seperti ini dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang sudah ada.
Hambatan masuk bagi pendatang baru dalam industri yoghurt bila dilihat
dari skala ekonomis dan permodalan cukup rendah, karena untuk memulai usaha
ini tidak diperlukan skala ekonomi yang besar dan kebutuhan modal awal relatif
kecil. Secara legal formal, masalah regulasi tidak berpengaruh kepada pendatang
baru yang ingin memasuki bisnis ini, karena pemerintah tidak membatasi atau
menghambat kemungkinan masuknya perusahaan ke dalam industri dengan
peraturan-peraturan
tertentu,
malah
sebaliknya
pemerintah
menunjukkan
dukungannya terhadap perkembangan industri terutama industri mikro, kecil dan
menengah.
Faktor-faktor yang menjadi penghambat bagi pendatang baru adalah akses ke
saluran distribusi. Dalam industri ini, saluran yang dibentuk oleh perusahaanperusahaan besar yang telah ada cukup kuat, sehingga pendatang baru harus
mampu membuat saluran distribusi baru agar produknya dapat diterima
masyarakat.
Cara-cara yang dapat dilakukan adalah dengan mempertahankan
kualitas produk, melakukan diversifikasi produk, kerjasama periklanan, dan
sebagainya. Diferensiasi produk menciptakan identifikasi merk yang untuk hal itu
akan memaksa para pendatang baru untuk mengeluarkan biaya yang besar guna
mendapatkan atau merebut perhatian pelanggan yang sudah loyal terhadap merek
tertentu.
Unit Pengolahan Peternakan Dafa telah memiliki merk produk yang sudah
loyal di telinga konsumen dan mudah untuk diingat. Produk Dafa yoghurt yang
dipasarkan memiliki karakteristik yang lebih menarik selain karena essence
sebagai bahan tambahan, Dafa yoghurt juga menambahkan natadecoco sebagai
bahan untuk menambah rasa produk, selain itu produk juga telah mendapat
sertifikat halal dan menggunakan susu segar yang diperoleh secara langsung dari
peternakan sendiri sehingga kualitas produk dapat dijamin.
Masuknya pendatang baru menjadi ancaman bagi perusahaan, namun dengan
terbukanya pangsa pasar yoghurt yang masih luas merupakan peluang bagi
perusahaan untuk mengembangkan produknya. Pangsa pasar yang luas dapat
dilihat dari pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Nilai impor produk
yoghurt ke Indonesia yang semajin meningkat serta jumlah produksi yoghurt
dalam negeri juga meningkat, dengan demikian jumlah konsumsi yoghurt
Indonesia juga meningkat.
b. Tingkat Persaingan Antara Para Anggota Industri
Tinggi rendahnya persaingan antar perusahaan dalam industri dapat dilihat
dari jumlah peserta pesaing yang banyak dan kurang-lebih setara dalam hal
ukuran dan kekuatan modal dan penguasaan pangsa pasarnya. Pada kebanyakan
industri gerakan persaingan oleh satu perusahaan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap para pesaingnya dan dengan demikian dapat mendorong
perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut, artinya perusahaanperusahaan saling tergantung dengan perusahaan lain.
Tingkat persaingan antar perusahaan dalam industri susu fermentasi
khususnya yoghurt saat ini cenderung sangat kompetitif sehingga menjadi
ancaman bagi perusahaan. Hal ini terlihat dengan banyaknya produk sejenis yang
dipasarkan, baik di toko-toko eceran maupun di supermarket.
Produk yang
dihasilkan dalam industri memiliki persamaan dan sedikit sekali faktor
pembedanya, sehingga anggota industri mengutamakan persaingan harga dan
mutu produk, kemasan dan pelayanan untuk menarik konsumen. Para pelaku
industri mengutamakan promosi untuk
memperkenalkan produk kepada
masyarakat, walaupun bersifat sederhana. Dalam hal ini setiap produsen harus
memperhatikan gerakan setiap pesaing dalam industri. Akan tetapi, menurunnya
daya beli masyarakat juga menyebabkan penurunan tingkat penjualan yang
disebabkan pembeli menjadi sangat memperhatikan harga produk.
c. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Keberadaan pemasok mempunyai peranan yang penting dalam kelancaran
proses produksi suatu perusahaan. Para pemasok dan produsen seringkali
bekerjasama dengan menetapkan harga yang terjangkau, mutu barang yang lebih
baik, penyerahan barang tepat waktu, dan mengurangi biaya sediaan. Adapun
bentuk lain yaitu tanpa adanya perjanjian kerjasama terlebih dahulu sehingga
memberikan kebebasan pada pihak perusahaan untuk memilih pemasoknya.
Analisis kekuatan tawar menawar pemasok ditujukan untuk melihat
kemampuan pemasok dalam mempengaruhi industri melalui kenaikan harga atau
pengurangan kualitas produk. Kekuatan tawar menawar pemasok dipengaruhi
sejumlah kondisi, adapun kekuatan tawar menawar pemasok menjadi besar
apabila jumlah pemasok terbatas, tidak tersedianya bahan baku pengganti, peran
produk yang dipasok bagi perusahaan, serta besarnya biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk beralih ke pemasok lain.
Pemasok bagi UPP Dafa adalah peternak yang bertempat di daerah
Ciampea. Dalam industri yoghurt, baik pemasok maupun UUP Dafa tidak
memiliki kekuatan tawar dalam hal harga karena harga bahan baku ditentukan
oleh harga pasar. Banyaknya jumlah pemasok bahan baku susu segar yang
terdapat di Ciampea dan Kabupaten Bogor, membuat pemasok tidak memiliki
kekuatan dalam kuantitas pembelian sehingga harga susu segar yang ditawarkan
mengikuti harga pasar yang berlaku. Peningkatan harga bahan baku dari tahun
2007-2009 merupakan ancaman bagi perusahaan.
d. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Kualitas produk dan pelayanan, informasi produk, jumlah pembeli, serta
kemudahan konsumen beralih ke produk pesaing yang sejenis maupun
substitusinya adalah faktor-faktor yang berpengaruh kuat terhadap kekuatan
tawar-menawar pembeli. Jumlah industri yang semakin banyak memberikan
kemudahan bagi pembeli untuk menentukan pilihannya, sehingga kekuatan
pembeli cukup besar mempengaruhi industri susu fermentasi khususnya yoghurt
sehingga merupakan ancaman bagi perusahaan.
Minuman susu fermentasi seperti yoghurt selama ini diproduksi
berdasarkan pesanan dari pelanggan, sehingga produksi langsung terserap oleh
konsumen sehingga kekhawatiran terhadap kekuatan pembeli tidak terlalu
mengancam. Namun banyaknya jumlah produsen minuman yoghurt, yang
menyebabkan banyaknya jenis produk minuman berbahan baku susu mengancam
keberadaan usaha Unit Pengolahan Peternakan Dafa.
e. Ancaman Produk Substitusi
Ancaman produk substitusi merupakan produk-produk yang memiliki
manfaat serta kegunaan yang sama sehingga dapat menggantikan fungsi produk
lain
yang bertujuan memenuhi kebutuhan konsumen. Ancaman
produk
pengganti cukup besar karena produk minuman susu fermentasi seperti yoghurt
sudah banyak di pasaran dan diproduksi oleh perusahaan-perusahaan besar.
Produk substitusi yoghurt adalah susu fermentasi prebiotik. Saat ini susu
fermentasi prebiotik sangat banyak beredar di pasaran dengan berbagai variasi
rasa buah sehingga secara umum juga dapat menjadi ancaman bagi usaha Unit
Pengolahan
Peternakan
Dafa.
Beberapa
perusahaan
yang
diidentifikasi
memproduksi susu fermentasi prebiotik antara lain PT Yakult Indonesia dengan
produk komersil Yakult, PT Pola Sehat Indonesia dengan merek produk
Vitacharm, PT Orang Tua dengan merek produk Vitamilk dan Milkuat. Produk
susu fermentasi prebiotik memiliki fungsi dan kegunaan yang hampir sama
dengan produk yoghurt, sehingga besarnya jumlah produk substitusi menjadi
ancaman terhadap perkembangan pemasaran produk yoghurt tersebut.
Identifikasi lingkungan eksternal digunakan untuk menentukan peluang
dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam memasarkan produk Dafa yoghurt.
Identifikasi faktor-faktor eksternal perusahaan dilakukan dengan wawancara
dengan pihak manajemen perusahaan dan mencari data informasi pendukung dari
data-data instansi terkait seperti BPS, majalah dan internet. Identifikasi faktor-
faktor peluang dan ancaman yang dimiliki oleh UPP Dafa dapat dilihat pada
Tabel 13.
Tabel 13. Faktor faktor Peluang dan Ancaman Pemasaran Dafa Yoghurt Tahun
2009
Faktor Eksternal
a. Politik dan Hukum
b. Ekonomi
c. Sosial budaya dan
Demografi
d. Teknologi
e. Faktor kekuatan
kompetitif
Ancaman masuk
pendatang baru
Tingkat persaiangan
antara para anggota
industri
Kekuatan tawar
menawar pemasok
Kekuatan tawar
menawar pembeli
Ancaman produk
substitusi
Peluang
Kebijakan pemerintah terhadap
produk susu dan turunannya
Penurunan harga BBM
Ancaman
Tarif impor 0%
- Perubahan gaya hidup
masyarakat yang lebih sehat
- Respon positif dari
lingkungan sosial diluar
perusahaan
- Loyalitas konsumen
Perkembangan teknologi
komunikasi dan transportasi
-
Pangsa pasar yogurt yang
masih luas
-
Dilihat dari skala ekonomis,
legal formal
Persaingan industri yohurt
yang kompetitif
-
Peningkatan harga bahan
baku pembuatan yoghurt
Besarnya jumlah persaingan
dan banyaknya industri
memproduksi produk yang
sama
Banyaknya susu fermentasi
prebiotik dengan berbagai
rasa
-
-
Krisis ekonomi global
Isu produk yoghurt
bermelamin
6.3 Perumusan Alternatif Strategi
6.3.1 Matrik Internal Factor Evaluation (Matrik IFE)
Analisis lingkungan internal ini dilakukan melalui identifikasi faktor
internal perusahaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Setelah diidentifikasi, maka dilanjutkan dengan memberikan pembobotan dan
rating. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode paired comparison
pada faktor-faktor kunci internal sehingga diperoleh bobot dari masing-masing
faktor. Pemberian rating untuk menunjukkan apakah faktor-faktor tersebut
merupakan kekuatan yang besar atau yang kecil bagi perusahaan.
Hasil
pemberian bobot dan rating dari faktor-faktor internal pemasaran yoghurt UPP
Dafa dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Matrik IFE UPP Dafa Tahun 2009
Faktor Strategi Internal
Kekuatan
Bobot
Rating
Skor
Kualitas produk yang baik dan memiliki sertifikat halal
Tenaga kerja produksi profesional
Hubungan manajer dan karyawan terjalin dengan baik
Tenaga kerja berasal dari lingkungan perusahaan
Delivery Service Programme
Harga jual produk relatif lebih murah jika dibandingkan
dengan produk yoghurt lainnya
Kelemahan
Kurangnya diversifikasi produk dan kemasan tidak
menarik
Permodalan terbatas
Sistem akunting dan pembukuan kurang baik
Lokasi dan tempat produksi kurang strategis
Kegiatan promosi kurang efektif
0,118
0,089
0,065
0,067
0,080
2,500
3,000
3,250
3,250
3,500
0,295
0,266
0,211
0,218
0,278
0,083
3,250
0,270
0,098
2,000
0,195
0,108
0,109
0,080
0,105
1,750
1,250
2,250
1,000
0,189
0,136
0,179
0,105
Total
1,000
Berdasarkan
penilaian
responden
terhadap
faktor
2,342
kunci
internal
perusahaan, didapatkan total skor rata-rata IFE adalah sebesar 2,342. Hal ini
berarti bahwa posisi strategis usaha UPP Dafa berada pada posisi rata-rata dalam
memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk menghadapi kelemahan internal
perusahaan. Dari Tabel 14, terdapat kekuatan utama yang dimiliki oleh
perusahaan yaitu kualitas produk yang baik dengan skor tertinggi sebesar 0,295.
Kualitas produk yang dihasilkan oleh UPP Dafa dikategorikan ke dalam produk
yang baik, hal ini didukung dengan adanya beberapa sertifikat dari BPOM dan
MUI sebagai lembaga sertifikasi, selain itu produk yang dihasilkan diproses
dengan bahan baku yang digunakan berasal dari peternakan sendiri sehingga
kesegaran bahan utama dapat dijamin.
Selain dari kekuatan utama yang dimiliki oleh perusahaan terdapat juga
kelemahan utama. Kelemahan utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah
kurangnya diversifikasi produk dan kemasan tidak menarik dengan skor sebesar
0,195. Produk yang dihasilkan oleh perusahan hanya sebatas yoghurt dengan
empat macam rasa yang dikemas dalam kemasan stick tidak memiliki merk
kecuali pada kemasan pack, sedangkan informasi lain mengenai kandungan gizi ,
tanggal produksi dan tempat produksi tidak tercantum dalam kemasan tersebut.
Selain itu produk yoghurt yang dikemas dalam kemasan plastik 150 ml hanya
bertuliskan merek Dafa yoghurt tanpa adanya informasi mengenai rasa.
6.3.2 Matrik External Faktor Evaluation (Matrik EFE)
Analisis matrik EFE merupakan hasil identifikasi faktor-faktor eksternal
berupa peluang dan ancaman yang berpengaruh. Pembobotan didasarkan pada
tingkat kepentingan dari faktor-faktor eksternal tersebut terhadap perusahaan
dengan menggunakan metode
Pair Comparison . Pemberian rating untuk
menunjukkan apakah faktor-faktor tersebut merupakan peluang yang besar atau
kecil bagi perusahaan. Hasil pemberian bobot dan rating dari faktor-faktor
eksternal UPP Dafa dapat dilihat pada Tabel 15.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan matrik EFE, pada
Tabel 15, diperoleh jumlah skor rata-rata untuk faktor kunci eksternal adalah
sebesar 2,566, hal ini menunjukkan bahwa UPP Dafa mampu merespon faktor
eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman.
Peluang yang paling besar yang dimiliki oleh perusahaan adalah pangsa pasar
yang masih luas dengan total skor 0,379. Peluang pasar yang masih luas
disebabkan karena adanya pertumbuhan jumlah penduduk serta adanya perubahan
gaya hidup masyarakat dalam mengkonsumsi produk susu dan turunannya.
Yoghut salah satu produk olahan susu memiliki peluang yang cukup besar untuk
dipasarkan. Selain dari peluang-peluang yang dimiliki perusahaan terdapat juga
ancaman. Ancaman terbesar yang dihadapi perusahaan adalah isu produk yoghurt
bermelamin dengan skor sebesar 0,168. Hal ini disebabkan oleh beberapa produk
yoghurt yang terkenal dan diproduksi oleh perusahan leader dan produk impor
diindikasi mengandung melamin sehingga merusak kesehatan konsumen, secara
tidak langsung dengan adanya isu tersebut dapat memperburuk citra produk
yoghurt di mata konsumen, sedangkan promosi yang dilakukan oleh perusahaan
tidak efektif.
Tabel 15. Matrik EFE UPP.Dafa Tahun 2009
Faktor Strategi Eksternal
Bobot
Rating
Skor
0,117
3,250
0,379
0,101
3,500
0,355
0,079
3,000
0,238
0,100
3,000
0,300
0,114
0,099
3,250
3,250
0,370
0,320
0,108
0,086
0,096
1,250
1,750
1,750
0,135
0,151
0,168
0,100
1,500
0,150
Peluang
Pangsa pasar yoghurt yang masih luas
Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih
sehat
Kebijakan pemerintah tentang produk susu dan
turunannya
Respon positif dari lingkungan sosial diluar
perusahaan
Loyalitas konsumen
Penurunan harga BBM
Ancaman
Persaingan Industri yoghurt yang kompetitif
Krisis ekonomi global
Isu produk yoghurt bermelamin
Peningkatan harga bahan baku pembuatan
yoghurt
Total
1,000
2,566
6.3.3 Matrik IE (Internal-Eksternal)
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matrik IFE dan EFE maka dapat
disusun selanjutnya dalam matriks Internal-Eksternal (IE) sehingga dapat
diketahui posisi perusahaan. Matrik ini selanjutnya bisa digunakan untuk
mempermudah dalam pemilihan alternatif strategi. Informasi spesifik tentang
lingkungan internal maupun eksternal perusahaan mengacu pada satu cara untuk
mendapatkan suatu kemampuan strategi antara peluang eksternal dan kekuatan
internal.
Nilai total skor matrik IFE sebesar 2,342 sedangkan matrik EFE sebesar
2.566 sehingga menempatkan perusahaan pada posisi sel V dalam matrik IE
(Gambar 9). Posisi ini disebut Hold and Maintain (jaga dan pertahankan), dan
strategi yang tepat digunakan pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan
pengembangan produk (David, 2006).
Total skor IFE
4,0 Tinggi
3,0 Rata-rata
Total
Skor
EFE
2,0 Lemah
Tinggi
4,0
I
II
III
Sedang
2,0
IV
V
VI
Rendah
1,0
VII
VIII
IX
Gambar 11. Matrik Internal Eksternal (IE)
Strategi yang dihasilkan pada matrik IE hanya menghasilkan alternatif
strategi secara umum tanpa adanya implementasi strategi yang lebih teknis pada
tingkat perusahaan. Oleh karena itu matrik IE dilengkapi oleh matrik SWOT yang
berupa langkah-langkah kongkrit yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan
berdasarkan pengembangan dari matrik IE.
6.3.4 Analisis Matrik SWOT
Berbagai alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan model analisis
matriks SWOT. Keunggulan dari penggunaan model ini adalah mudah
memformuasikan strategi berdasarkan gabungan faktor eksternal dan internal.
Strategi utama yang dapat disarankan terdapat empat macam, yaitu : strategi SO,
ST, WO, dan WT. Analisis ini menggunakan data yang telah diperoleh dari
matriks EFE dan IFE di atas. Hasil analisis matrik SWOT pada UPP.Dafa dapat
dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Matrik SWOT Pemasaran Dafa Yoghurt Tahun 2009
Peluang (Opportunities)
1. Pangsa pasar yogurt yang
masih luas
2. Perubahan gaya hidup
masyarakat yang lebih
sehat
3. Kebijakan
pemerintah
tentang produk susu dan
turunannya
4. Respon
positif
dari
lingkungan sosial diluar
perusahaan
5. Loyalitas konsumen
6. Penurunan harga BBM
Ancaman (Threaths)
1. Persaingan industri yoghurt
yang kompetitif
2. Krisis ekonomi global
3. Isu produk yoghurt
bermelamin
4. Peningkatan harga bahan
baku pembuatan yoghurt
Kekuatan (Strengths)
1. Kualitas produk yang
baik dan memiliki
sertifikat halal
2. Tenaga kerja produksi
profesional
3. Hubungan manajer
dan karyawan terjalin
dengan baik
4. Tenaga kerja berasal
dari lingkungan
sekitar
5. Delivery Service
Programme
6. Harga jual relatif
lebih murah jika
dibandingkan dengan
produk yoghurt
lainnya
Strategi S-O
1. Mempertahankan kualitas
produk untuk menarik
pelanggan (S1,2,3,4 dan
O 1,2,3,4,5)
Kelemahan (Weaknesses)
1. Kurangnya diversifikasi
produk dan kemasan
tidak menarik
2. Permodalan terbatas
3. Sistem akunting dan
pembukuan kurang baik
4. Lokasi
dan
tempat
produksi kurang strategis
5. Kegiatan promosi kurang
efektif
Strategi W-O
1. Menjalankan kerjasama
dengan investor untuk
perolehan modal (W1,2,,5
dan O 1,2, ,5)
2. Menambah jaringan
distribusi melalui
kerjasama dengan agenagen baru
(W1,2,3,4,5 dan O 1,2,3,4,5,6)
Strategi S-T
1. Melakukan riset
pemasaran (S4 dan T1,2,3,4)
Strategi W-T
1. Melakukan promosi produk
yang lebih gencar dan
efektif (W1,2,3,5 dan T1,3)
2. Mempertahankan harga
jual produk yang murah
(S1,2,3,4,5 dan T1,2,3,4)
Perumusan alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan oleh UPP.Dafa
dalam memasarkan produk dafa yoghurt
sebagai berikut :
berdasarkan matrik SWOT adalah
1. Strategi S-O
Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang
dapat dilakukan yaitu mempertahankan kualitas dan keunggulan produk untuk
menarik pelanggan. Yoghurt yang dihasilkan oleh UPP Dafa harus memenuhi
keinginan dan kepuasan konsumen dengan mempertahankan kualitas dengan
tetap menghasilkan produk yang berkualitas guna meningkatkan loyalitas
konsumen. Produk Dafa yoghurt yang dihasilkan oleh UPP Dafa memiliki
keunggulan yaitu susu yang dipakai sebagai bahan utama pembuatan produk
yoghurt 75 persen berasal dari peternakan sendiri sehingga kualitas produk
dapat dijamin sehingga tujuan produksi produk dengan citra sebagai minuman
kesehatan tetap tercapai. Keunggulan produk tersebut dapat dimanfaatkan
untuk menarik pelanggan yang potensial serta untuk membuat pelanggan
loyal/setia untuk mengkonsumsi Dafa yoghurt. Mutu produk yang sudah baik
harus terus ditingkatkan dengan terus melakukan inovasi produk melalui
peningkatan mutu dan kegunaan.
Unit Pengolahan Peternakan Dafa juga harus memperbaiki atribut
ukuran serta kemasan produk yang menarik dan sesuai dengan keinginan
pelanggan sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan. Ukuran
produk yang ada seperti 35ml, 70 ml dan 150 ml, namun perlu adanya
diversifikasi tentang ukuran produk seperti 250 ml. Selain itu pemberian label
dengan kode produksi dan tanggal kadaluarsa merupakan salah satu faktor
yang perlu di pertimbangkan. Jaminan terhadap kualitas produk dapat
meningkat kepuasan konsumen sehingga perlu adanya layanan consumer
service seperti kotak saran.
Strategi ini lebih menekankan pada penyediaan berbagai macam
produk bagi pembeli potensial. Dasar pemikiran strategi ini adalah bahwa
pelanggan memiliki selera masing-masing dan selera tersebut dapat berubah
sepanjang waktu. Oleh karena itu pelanggan membutuhkan variasi dan
perubahan, untuk itu perusahaan harus mampu memenuhi variasi tersebut
(Tjiptono 1997). Dengan konsep ini, perusahaan melakukan inovasi yang
menghasilkan dan mengembangkan produk yang memiliki karakteristik yang
berbeda-beda sesuai dengan yang diinginkan oleh pasar. Dalam hal ini inovasi
untuk meghasilkan variasi rasa dan ukuran Dafa Yoghurt harus dilakukan
dengan tetap mempertahankan kualitas dan cita rasa yang baik dan disukai
oleh konsumen.
2. Strategi W-O
Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan
memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat dilakukan
oleh perusahaan antara lain dapat melakukan kerjasama dengan pihak
investor untuk memperoleh investasi karena saat ini permodalan yang
diperoleh oleh UPP Dafa merupakan sumbangan dana hibah yang diberikan
oleh pemerintah untuk perkembangan unit usaha peternakan. Selain itu UPP
Dafa harus memperbaiki sistem akunting agar kesalahan terhadap
pembukuan yang selama ini dicatat dengan sederhana melalui buku dan
faktur tanpa adanya rekapan yang lebih sempurna mempersulit bagi investor
untuk menganalisis keuangan. Perbaikan sistem akunting dapat dilakukan
dengan menggunakan komputer sehingga lebih sistematis.
Penambahan jaringan distribusi juga menjadi strategi yang
ditawarkan untuk meningkatkan jangkauan produk. Strategi ini dapat
dilakukan dengan mencari agen-agen baru di luar wilayah pemasaran yang
sudah ada. Wilayah yang dijadikan sebagai daerah tujuan pemasaran dan
ekspansi pasar adalah wilayah yang memiliki lokasi yang strategis.
Penambahan jaringan distribusi harus diikuti dengan penentuan segmentasi
yang
tepat,
seperti
segmentasikonsumen
berdasarkan
psikogrrafis,
demografis, geografis atau perilaku, sehingga produk yang ditawarkan tepat
sasaran.
Dalam
melakukan
pendistribusian,
perusahaan
dapat
juga
memperhatikan posisi penempatan produk yang semenarik mungkin dan
mudah dijangkau dan dilihat oleh konsumen. Hal ini dikarenakan oleh
konsumen cenderung membeli produk yoghurt karena pengaruh dari diri
sendiri yang dapat timbul sewaktu-waktu berada di tempat belanja. Untuk
mendukung hal tersebut, perusahaan perlu memberikan sejumlah insentif
untuk ditawarkan bagi distributor agar mereka bersedia memberikan ruang
atau tempat khusus dan mengiklankan produk yoghurt tersebut.
3. Strategi S-T
Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari
ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal
yang ada. Alternatif strategi yang dapat dilakukan dengan melakukan riset
pemasaran. Strategi ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan programprogram UPP Dafa untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen atau
memanfatkan penggunaan internet sebagai wadah eveluasi keinginan
konsumen. Selain itu, riset pemasaran dengan menggunakan lembaga
penelitian perlu untuk mengumpulkan data-data yang lebih akurat.
Strategi harga jual produk yang relatif lebih murah dibandingkan dengan
pesaing yang telah digunakan oleh perusahaan perlu dipertahankan untuk
menarik konsumen. Dengan adanya harga jual produk yang rendah atau sama
dengan pesaing akan memberikan peluang kepada konsumen baru dalam
menentukan produk yang akan dipilih.
4. Strategi W-T
Strategi W-T adalah strategi yang berusaha untuk meminimalkan
kelemahan yang dimiliki serta dapat menghindari ancaman dari luar.
Alternatif strategi yang dapat dilakukan dengan melakukan promosi produk
yang lebih gencar dan efektif.
Kegiatan promosi yang dilakukan hanya
sebatas mengikuti bazar dan pameran-pameran dagang yang diadakan dan
diikuti oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor serta promosi
dengan membuat pamflet yang disebar di setiap sekolah dan papan-papan
pengumuman di sekitar Bogor harus tetap dipertahankan. Selain itu promosi
yang dapat dilakukan UPP Dafa diantaranya adalah menyediakan brosur yang
menarik dan disebarkan di tempat penjualan ataupun ketika pameran
berlangsung, dan memanfaatkan teknologi internet (e-commerce) serta dapat
melakukan penataan di gerai swalayan/supermarket, hal ini dapat dilakukan
dengan menawarkan sejumlah insentif kepada pihak pelanggan agar
memberikan ruang atau tempat khusus sehingga posisi penempatan produk
menarik dan mudah dilihat oleh konsumen. Selain itu promosi juga dapat
dimaksimalkan dengan promosi melalui personal selling dengan metode word
mount dengan biaya yang relatif lebih rendah serta melakukan kerjasama
dengan beberapa rumah makan dan restoran.
6.3.5 Matrik QSPM (Quantitative Strategic Planing Matrix)
Tahap akhir dari perumusan strategi adalah pemilihan strategi terbaik
dengan menggunakan alat analisis matriks QSPM berdasarkan pada hasil analisis
SWOT. Penggunaan QSPM bertujuan untuk memperoleh alternatif strategi yang
terbaik yang dapat diimplementasikan UPP Dafa berdasarkan arah kebijakan dan
kondisi riil usaha UPP.Dafa tersebut. Matriks QSPM dibuat berdasarkan faktorfaktor utama internal dan eksternal pada matriks EFE, IFE, IE serta matriks
SWOT.
Pada matriks QSPM terdapat nilai AS dan TAS. Nilai AS menunjukkan
daya tarik masing-masing strategi terhadap faktor kunci yang dimiliki. Nilai AS
diperoleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada manajer UPP Dafa. Responden
ini memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai perkembangan UPP Dafa
dan salah satu orang yang peduli terhadap perkembangan unit usaha peternakan
ini. Perhitungan dengan matrik QSPM dapat dilhat pada Lampiran.
Nilai TAS merupakan hasil perkalian antara bobot rata-rata dengan nilai
AS dari setiap faktor kunci strategis. Alternatif strategi dari matriks SWOT yang
dapat dihasilkan yaitu:
Strategi 1
: Mempertahankan kualitas produk untuk menarik pelanggan
Strategi 2
: Menjalankan kerjasama dengan investor untuk perolehan modal
Strategi 3
: Menambah jaringan distribusi melalui kerjasama dengan agenagen baru
Strategi 4
: Melakukan riset pemasaran
Strategi 5
: Mempertahankan harga jual produk yang murah
Strategi 6
: Melakukan promosi produk yang lebih gencar dan efektif
Berdasarkan hasil penilaian dari matriks QSPM, maka diperoleh urutan
strategi dari yang nilai TASnya paling tinggi hingga paling rendah. Dari urutan
tersebut dapat dihasilkan strategi yang paling menarik untuk diimplementasikan
oleh UPP Dafa sesuai dengan kewenangan manejer. Perumusan strategi ini hanya
sampai tahap formulasi strategi. Adapun urutan strategi tersebut adalah sebagai
berikut :
1.
Melakukan promosi produk yang lebih gencar dan efektif (TAS= 7,902)
2.
Menambah jaringan distribusi melalui kerjasama dengan agen-agen baru
(TAS= 7,388)
3.
Mempertahankan kualitas produk yang bertujuan untuk menarik pelanggan
(TAS= 7,257)
4.
Menjalankan
kerjasama
dengan
investor
untuk
perolehan
modal
(TAS= 7,240)
5.
Mempertahankan harga jual produk yang murah (TAS= 7,106)
6.
Melakukan riset pemasaran (TAS = 7,035)
6.3.6 Bauran Pemasaran
Alternatif strategi yang diprioritaskan melalui matrik QSPM diharapkan
dapat membantu UPP Dafa untuk meningkatkan keuntungannya. Selain itu, untuk
mendukung keberhasilan strategi yang akan diterapkan maka beberapa
pelaksanaan bauran pemasaran yang selama ini telah dilakukan oleh UPP Dafa
perlu diperhatikan sesuai dengan hasil penilaian pelanggan agar dapat
memberikan kepuasan bagi pelanggan. Alternatif yang memiliki TAS yang paling
tinggi, diprioritaskan untuk diterapkan dalam jangka waktu pendek, tetapi dalam
jangka waktu panjang diharapkan semua strategi tersebut dapat diterapkan untuk
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Strategi pemasaran yang akan dilakukan harus mengacu pada bauran
pemasaran (marketing mix) serta segmentasi, targeting dan posisioning (STP)
yang telah ditentukan oleh perusahaan.
1. Bauran Promosi
Kegiatan promosi yang dilaksanakan oleh perusahaan saat ini belum
terlaksana dengan optimal, sehingga menyebabkan lemahnya brand awareness
dan brand loyality konsumen terhadap merek Dafa Yoghurt sehingga perusahaan
harus meningkatkan promosi baik melalui media elektonik dan media cetak
maupun mengikuti pameran-pameran sehingga dapat menjangkau segmentasi dan
target yang telah ditentukan oleh perusahaan, selain itu dengan adanya promosi
posisi produk dipasaran juga akan lebih terspesialisasi.
2. Bauran Produk
Kualitas produk yang baik merupakan kekuatan sehingga perlu
dipertahankan, namun strategi pengembangan produk harus diaplikasikan pada
perusahaan dengan melakukan inovasi untuk menghasilkan dan mengembangkan
beberapa produk yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan
yang diinginkan oleh pasar, misalnya dalam hal ukuran, rasa, kemasan, warna
maupun ciri-ciri lainnya.
3. Bauran Harga
Strategi harga murah harus tetap dipertahankan karena target utama
perusahaan
adalah
golongan
ekonomi
menengah
ke
bawah.
Dengan
memepertahankan harga jual produk yang relatif lebih murah jika dibandingkan
dengan pesaing, diharapkan dapat meransang pembeli atau calon konsumen untuk
memilih produk dafa yoghurt sebagai minuman kesehatan pilihan.
4. Bauran Distribusi
Strategi pendistribusian produk Dafa Yoghurt dapat dilakukan dengan
melakukan kerjasama dengan agen-agen melalui penambahan jumlah agen serta
pemberian insentif.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Hasil analisis IFE menunjukkan UUP Dafa memiliki posisi internal yang
stabil dengan faktor kekuatan yang paling berpengaruh adalah kualitas produk
yang baik, sedangkan faktor kelemahan adalah kurangnya diversifikasi produk
serta kemasan kurang menarik. Hasil analisis EFE terhadap lingkungan eksternal
didapat faktor peluang yang mempengaruhi pemasaran adalah pangsa pasar yang
masih luas serta ancaman yang dihadapi oleh UPP Dafa adalah isu produk yoghurt
yang mengandung melamin.
Hasil analisis menggunakan matrik Internal-Eksternal (IE) menunjukkan UPP
Dafa berada pada posisi kuadran ke V. Posisi ini disebut Hold and Maintain
(pertahankan dan pelihara), dan strategi yang tepat digunakan pada posisi ini
adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil analisis matrik
SWOT menunjukkan alternatif strategi pemasaran yang digunakan oleh UPP Dafa
yaitu: mempertahankan kualitas produk untuk menarik pelanggan, menjalankan
kerjasama dengan investor untuk perolehan modal serta menambah jaringan
distribusi melalui kerjasama dengan agen-agen baru, melakukan riset pemasaran
dan mempertahankan harga jual
produk yang murah dan melakukan promosi
produk yang lebih gencar dan efektif. Berdasarkan hasil analisis menggunakan
matrik QSPM maka strategi yang paling baik dilakukan oleh UPP Dafa adalah:
Melakukan promosi produk yang lebih gencar dan efektif dengan nilai TAS
sebesar 7,902.
Strategi pemasaran yang perlu dilakukan oleh UPP Dafa yaitu 1) Bauran
promosi yang harus dioptimalkan melalui media massa maupun media cetak
untuk menjangkau segmentasi, target dan posisi yang telah ditentukan oleh
perusahan, 2) Bauran produk dengan inovasi produk yang dilakukan dengan tetap
mempertahankan kualitas, 3) Bauran harga dengan mempertahankan harga jual
produk yang murah karena fokus segmentasi pasar golongan ekonomi menengah
kebawah serta 4) Bauran distribusi dengan melakukan kerjasama dengan agen.
7.2 Saran
1.
Unit Pengolahan Peternakan Yayasan Darul Fallah diharapkan dapat
meningkatkan promosi produk yoghurt dengan pemanfaatan pamflet serta
pemanfaatan iklan melalui media internet (e-commerce) agar dapat
membantu perusahaan dan agen dalam mendistribusikan produk
2.
Membuka peluang kerjasama baru dalam mendistribusikan produknya
dengan agen-agen distributor serta menambah perantara pemasar seperti
toko-toko dan retail.
3.
Inovasi produk perlu dilakukan mengingat adanya perubahan selera
konsumen serta merubah kemasan produk agar lebih menarik dengan
menambahkan informasi tentang produk seperti komposisi nutrisi, label
pada kemasan tersebut, selain berfungsi sebagai pelindung produk,
kemasan juga dapat berfungsi sebagai media promosi.
4.
Unit Pengolahan Peternakan Yayasan Darul Fallah diharapkan untuk
merekrut tenaga kerja sesuai dengan spesifikasi pendidikan sehingga
produktivitas tenaga kerja lebih efisien, seperti mencari tenaga akunting
untuk bagian pembukuan dan pencatatan pemasaran serta tenaga kerja
pemasar yang handal serta mempunyai komitmen untuk mengembangkan
UPP Dafa, selain itu perbaikan sistem akunting sangat penting dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Jakarta
David, F. 2002. Manajemen Strategi: Konsep-Konsep, edisi kesembilan. PT
Indeks Kelompok Gramedia.Jakarta
............. 2006. Manajemen Strategi : Konsep. Edisi Kesepuluh. Jilid 1. Salemba
Empat. Jakarta
Irwan, H. 2008. Susu Fermentasi Bermerek. Majalah Marketing, 2008 Edisi
08/VIII/Agustus/2008/Sept 01.00
Khairani, A. 2007. Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran VCO (Virgin
Coconut Oil) di PT Bogor Agro Lestari di Bogor, Jawa Barat.
[skripsi].Bogor. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi ke-9. PT Prenhalindo.
Jakarta
........... dan G. Amstrong. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid I. Terjemahan.
Penerbit Prehalindo. Yakarta
............. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 1. PT Indeks
Kelompok Gramedia. Jakarta.
............. 2005. Manejemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 2. PT Indeks
Kelompok Gramedia. Jakarta
Lazuardi 2004. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Susu Pasteurisasi, studi kasus
di PT Mamalia Diary Farm. [skripsi]. Bogor. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.
Manulu 2004. Analisis Strategi Pemasaran Produk Susu Segar Kambing Farm
P4S Citarasa di Desa Ciherang Pondok Bogor. [skripsi] Bogor. Institut
Pertanian Bogor.
Mudjahidin, 1999. Analisis Strategi Manajemen pada Yoghurt Kencana, Bogor.
[skripsi]. Bogor. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Mustika,Y. 2009. Formulasi Strategi Pengembangan Bisnis Kentang pada
PT.DaFa Teknoagro Mandiri. [Skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Pearce dan Robinson, 1997. Manajemen Strategik, Jilid Satu. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Puspitasari, D. 1996. Analisa Potensi Pasar dan Perilaku Konsumen Yoghurt
Untuk Mengembangkan Pasar Yoghurt di Wilayah Bandung, Jawa Barat.
[Skripsi]. Bogor. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan
Kelima Belas. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
.................. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis; Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Swastha dan Irawan.1990. Manajemen Pemasaran Modern.Penerbit Liberty,
Yogyakarta.
Tamime dan Robinson. 1985. Yoghurt Science and Tecknology. Pengamon. Press
Ltd. London.
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
PENENTUAN BOBOT DAN RATING FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
INDENTITAS RESPONDEN
Nama
:
Jabatan
:
Saya sangat berharap agar Bapak/Ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar
adanya, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah
sehingga diperlukan data yang valid dan akurat. Judul skripsi yang telah disetujui
adalah :
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK DAFA YOGHURT
PADA UNIT PENGOLAHAN PETERNAKAN YAYASAN DARUL
FALLAH
KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR
Oleh :
RISMAN
H34066110
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2. Bagaimana sejarah berdiri serta kondisi umum perusahaan?
3. Bagaimana perkembangan usaha saat ini?
4. Apa yang menjadi visi, misi serta tujuan didirikannya perusahaan?
5. Bagaimana bentuk struktur organisasi perusahaan?
6. Apa yang menjadi tugas dan wewenang dari setiap bagian struktur tersebut?
7. Latar belakang berdirinya perusahaan?
8. Bentuk dan Badan Hukum?
9. Alamat Perusahaan?
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL PERUSAHAAN
A. Sumber Daya Manusia
1. Apakah perusahaan menggunakan konsep manajemen strategik?
2. Apakah struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan?
3. Apakah deskripsi kerjad an spesifikasi kerja bagi karyawan jelas?
4. Bagaimana tingkat pendidikan karyawan?
5. Apakah pelaksanaan reward dan mekanisme pengawasan efektif?
6. Bagaimana
tingkat
keterampilan
karyawan
yang
dibutuhkan
dalam
menjalankan dan memenuhi target perusahaan ?
7. Bentuk insentif apa yang diberikan karyawan ?
B. Keuangan
1. Apakah kondisi keuangan perusahan diketahui secara cermat?
2. Apakah perusahaan mampu meningkatkan modal jangka pendek jika
diperlukan?
3. Apakah perusahaan mempunyai hubungan yang baik dengan investor?
4. Bagaimana kondisi keuangan perusahaan sekarang?
5. Bagaimana sistem manajemen keuangan perusahaan ?
C. Produksi dan Operasi
1. Bagaimana proses produksi yoghurt?
2. Berapa besar produksi yoghurt yang dilakukan?
3. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana produksi yoghurt?
4. Bagaimana ketersediaan tenaga kerja khusus untuk kegiatan produksi?
5. apakah kebijakan adn prosedur pengendalian mutu sudah efektif?
6. Bagaimana pengaruhnya perkembangan teknologi yang dimiliki dengan
perkembangan usahanya?
D. Pemasaran
1. Apakah segmentasi pasar perusahaan sudah sesuai?
2. Apakah posisi perusahaan diantara perusahaan pesaing telah berada pada
posisi yang baik?
3. Apakah Pangsa pasar meningkat?
4. Apa saja jenis produk yang dihasilkan perusahaan?
5. Berapa harga dari masing-masing produk yang dijual?
6. Apakah saluran distribusi telah memuaskan dan biaya yang dikeluarkan telah
efektif?
7. Apakah perusahaan melakukan riset pemasaran?
8. apakah kualitas produk dan pelayanan sudah baik?
9. apakah promosi, ikalan dan publikasi sudah efektif?
10. Daerah mana saja yang dijadikan daerah pemasaran atas produk yang dijual?
E. Penelitian dan Pengembangan
1. apakah perusahaan memiliki fasilitas R&D dan sudah sesuai dengan
kebutuhan?
2. Apakah ada inovasi teknologi baru yang digunakan pada saat penelitian dan
pengembangan produk?
3. Berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan pada saat dilakukan penelitian dan
pengembangan?
4. Berapa anggaran yang dibutuhkan pada setiap pelaksanaan penelitian dan
pengembangan serta bersumber darimana anggaran tersebut?
5. Apakah produk-produk sekarang mempunaai daya saing?
KUESIONER PENELITIAN
PENENTUAN BOBOT DAN RATING FAKTOR STRATEGIS
EKSTERNAL
INDENTITAS RESPONDEN
Nama
:
Jabatan
:
Saya sangat berharap agar Bapak/Ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar
adanya, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah
sehingga diperlukan data yang valid dan akurat. Judul skripsi yang telah disetujui
adalah :
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK DAFA YOGHURT
PADA UNIT PENGOLAHAN PETERNAKAN YAYASAN DARUL
FALLAH
KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR
Oleh :
RISMAN
H34066110
PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL PERUSAHAAN
A. Sosial, Budaya dan Demografi
1. Bagaimana budaya daerah sekitar tentang keberadaan yoghurt?
2. Bagaimana bentuk tanggungjawab sosial perusahaan terhadap karyawan
maupun masyarakat sekitar?
3. Bagaimana laju pertumbuhan penduduk masyarakat sekitar?
B. Ekonomi
1. Bagaimana kondisi perekonomian secara umum?
2. Bagaimana tingkat pendapatan masyarakat masyarakat sekitar?
3. Bagaimana perkembangan tingkat harga yoghurt?
4. Bagaimana perkembangan tingkat bahan baku yang mendukung kegiatan
usaha produksi yoghurt?
C. Politik
1. Bagaimana kondisi stabilitas politik dan keamanan di Indonesia?
2. Adakah peraturan atau undang-undang yang mengatur produksi yoghurt?
3. Apakah ada kebijakan pemerintah yang mendukung kegiatan usaha produksi
yoghurt?
D. Teknologi
1. Bagaimana perkembangan teknologi produksi yoghurt perusahan?
2. Bagaimana perkembangan teknologi dalam mengakses informasi?
3. Teknologi apa saja yang sudah diterapkan perusahan baik teknologi produksi
maupun teknologi informasi?
4. Berapa besar biaya yang diperlukan untuk mengaplikasikan teknologi
tersebut?
E. Pelanggan
1. Bagaimana loyalitas pelanggan terhadap produk yang dihasilkan perusahan?
2. Adakah perbedaan harga yang diterima pelanggan dengan konsumen bukan
pelanggan?
3. Bagaimana kualitas produk yang diharapkan pelanggan?
4. Bagaimana kekuatan tawar menawar pelanggan terhadap produk yang
dihasilkan pada setiap transaksi?
F. Pemasok
1. Berapa jumlah pemasok saat ini ?
2. Bagaimana kemampuan pemasok dalam memenuhi kebutuhan bahan baku?
3. Adakah pemasok lain selain dari pemasok langganan?
4. Bagaimana kekuatan tawar-menawar pemasok?
5. Dimana sajakah lokasi pemasok?
6. Bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan perusahaan dengan para
pemasok?
PENENTUAN FAKTOR INTERNAL
Tujuan :
Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam
kelompok Kekuatan dan Kelemahan dalam Analisis Strategi Pemasaran Produk
Dafa Yoghurt.
Petunjuk Pengisian :
1. Berikan tanda ( ) pada kolom Kekuatan pada Tabel 1 berikut ini, apabila
faktor-faktor tersebut menjadi Kekuatan dalam Analisis Strategi Pemasaran
Produk Dafa Yoghurt.
2. Berikan tanda ( ) pada kolom Kelemahan pada Tabel 1 berikut ini, apabila
faktor-faktor tersebut menjadi Kelemahan dalam Analisis Strategi Pemasaran
Produk Dafa Yoghurt.
Tabel 1. Faktor-Faktor Strategi Internal
No
1.
2.
3.
4.
5.
6
7
8
9
10
11
Faktor-Faktor Strategis Internal
Produk yang berkualitas
Tenaga Kerja yang Profesional
Volume produksi yang kurang optimal
Hubungan antara dan karyawan yang terjalin
baik
Permodalan yang terbatas
Sistem akunting yang baik
Lokasi perusahaan yang tidak strategis
Promosi yang kurang efektif
Tenaga kerja yang digunakan berasal dari
wilayah sekitar
Pengiriman produk lansung ke konsumen dan
distributor
Harga produk yang relatif murah
Kekuatan
Kelemahan
PENENTUAN FAKTOR EKSTERNAL
Tujuan :
Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam
kelompok Peluang dan Ancaman dalam Analisis Strategi Bauran Pemasaran
Produk Dafa Yoghurt
Petunjuk Pengisian :
3. Berikan tanda ( ) pada kolom Peluang pada Tabel 2 berikut ini, apabila
faktor-faktor tersebut menjadi Peluang dalam Analisis Bauran Pemasaran
Produk Dafa Yoghurt
4. Berikan tanda ( ) pada kolom Ancaman pada Tabel 2 berikut ini, apabila
faktor-faktor tersebut menjadi Ancaman dalam Analisis Strategi Pemasaran
Produk Dafa Yoghurt.
Tabel 2. Faktor-Faktor Strategi Eksternal
No
Faktor-Faktor Strategis Eksternal
1. Pangsa pasar yoghurt yang masih luas
ditandai dengan peningkatan permintaan.
2. Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih
sehat dan praktis
3. Semakin meningkatnya persaingan dalam
industri
4. Kebijakan Pemerintah mengenai program
minum susu dan turunannya
5
Dukungan masyarakat disekitar perusahaan
6
Loyalitas konsumen yang tinggi
7
Krisis ekonomi global
8
Penurunan harga BBM
9
Isu melamin produk susu dan yoghurt
10 Peningkatan harga bahan baku
Peluang
Ancaman
PENENTUAN RATING FAKTOR-FAKTOR INTERNAL
Petunjuk Umum :
1. Dalam pengisian kuesioner ini, reponden diharapkan melakukan secara
langsung (tidak menunda) untuk menghindari terjadinya inkonsistensi
jawaban.
2. Penentuan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor internal, baik faktor
kekuatan dan kelemahan harus konsisten dengan tabel sebelumnya (Tabel 1).
Tujuan :
Penentuan tingkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh
masing-masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel faktor internal
ini terdiri dari faktor Kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan faktor Kelemahan
yang mungkin dapat diatasi dalam upaya strategi pemasaran produk dafa yoghurt
Petunjuk Pengisian :
1. Pemberian nilai berdasarkan seberapa besar pengaruh faktor Kekuatan yang
dapat dimanfaatkan dalam strategi pemasaran produk dafa yoghurt
2. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor Kekuatan dan
Kelemahan dalam strategi pemasaran produk dafa yoghurt (Tabel 3) berikut
ini dengan menggunakan tanda ( ) pada pilihan Bapak/Ibu.
3. Penentuan nilai rating berdasarkan pada keterangan berikut :
Identitas
Kepentingan
4*
Definisi Nilai
Jika faktor tersebut berpengaruh sangat besar/kekuatan
utama bagi perusahaan
Jika faktor tersebut berpengaruh besar/kekuatan kecil bagi
3*
perusahaan
Jika faktor tersebut kurang berpengaruh/kelemahan kecil
2**
bagi perusahaan
Jika faktor tersebut sangat kurang berpengaruh/kelemahan
1*
besar bagi perusahaan
Keterangan : *) Nilai untuk faktor-faktor kekuatan
**) Nilai untuk faktor-faktor kelemahan
Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kondisi Strategi pemasaran produk dafa
yoghurt terhadap faktor-faktor berikut ini :
Tabel 3. Faktor-Faktor Strategi Internal
No
1.
2.
3.
4.
5.
6
7
8
9
10
11
Faktor-Faktor Strategis Internal
Produk yang berkualitas
Tenaga Kerja yang Profesional
Volume produksi yang kurang optimal
Hubungan antara dan karyawan yang terjalin
baik
Permodalan yang terbatas
Sistem akunting yang baik
Lokasi perusahaan yang tidak strategis
Promosi yang kurang efektif
Tenaga kerja yang digunakan berasal dari
wilayah sekitar
Pengiriman produk lansung ke konsumen dan
distributor
Harga produk yang relatif murah
Kekuatan
Kelemahan
PENENTUAN RATING FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL
Petunjuk Umum :
3. Dalam pengisian kuesioner ini, reponden diharapkan melakukan secara
langsung (tidak menunda) untuk menghindari terjadinya inkonsistensi
jawaban.
4. Penentuan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor internal, baik faktor
kekuatan dan kelemahan harus konsisten dengan tabel sebelumnya (Tabel 1).
Tujuan :
Penentuan tingkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh
masing-masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel faktor internal
ini terdiri dari faktor Peluang yang dapat dimanfaatkan dan faktor Ancaman yang
mungkin dapat diatasi dalam upaya strategi pemasaran produk dafa yoghurt.
Petunjuk Pengisian :
4. Pemberian nilai berdasarkan seberapa besar pengaruh faktor Peluang yang
dapat dimanfaatkan dalam strategi pemasaran produk dafa yoghurt
5. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor Peluang dan
Ancaman dalam strategi pemasaran produk dafa yoghurt (Tabel 4) berikut ini
dengan menggunakan tanda ( ) pada pilihan Bapak/Ibu.
6. Penentuan nilai rating berdasarkan pada keterangan berikut :
Identitas
Kepentingan
4*
Definisi Nilai
Jika faktor tersebut berpengaruh sangat besar/kekuatan
utama bagi perusahaan
Jika faktor tersebut berpengaruh besar/kekuatan kecil bagi
3*
perusahaan
Jika faktor tersebut kurang berpengaruh/kelemahan kecil
2**
bagi perusahaan
Jika faktor tersebut sangat kurang berpengaruh/kelemahan
1*
besar bagi perusahaan
Keterangan : *) Nilai untuk faktor-faktor kekuatan
**) Nilai untuk faktor-faktor kelemahan
Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kondisi Strategi strategi pemasaran produk
dafa yoghurt terhadap faktor-faktor berikut ini :
Tabel 4. Faktor-Faktor Strategi Eksternal
No
Faktor-Faktor Strategis Eksternal
1. Pangsa pasar yoghurt yang masih luas
ditandai dengan peningkatan permintaan.
2. Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih
sehat dan praktis
3. Semakin meningkatnya persaingan dalam
industri
4. Kebijakan Pemerintah mengenai program
minum susu dan turunannya
5
Dukungan masyarakat disekitar perusahaan
6
Loyalitas konsumen yang tinggi
7
Krisis ekonomi global
8
Penurunan harga BBM
9
Isu melamin produk susu dan yoghurt
10 Peningkatan harga bahan baku
Peluang
Ancaman
PEMBOBOTAN FAKTOR INTERNAL
(KEKUATAN DAN KELEMAHAN)
Tujuan :
Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor internal mengenai
tingkat kepentingan suatu faktor-faktor strategis dalam strategi pemasaran dafa
yoghurt". Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot
terhadap seberapa besar faktor strategi tersebut menentukan strategi pemasaran
dafa yoghurt di UPP Dafa .
Petunjuk Pengisian :
1. Pemberian nilai diberikan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor
secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruh terhadap strategi
pemasaran dafa yoghurt ".
2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala
yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :
1 = Jika faktor horizontal kurang penting daripada faktor vertikal
2 = Jika faktor horizontal sama penting dengan faktor vertikal
3 = Jika faktor horizontal lebih penting daripada faktor vertikal
Catatan :
Matriks perbandingan berpasangan untuk faktor internal yang akan diisi
oleh Bapak/Ibu sebagai responden, terdapat pada halaman berikutnya
PEMBOBOTAN FAKTOR EKSTERNAL
(PELUANG DAN ANCAMAN)
Tujuan :
Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor eksternal mengenai
tingkat kepentingan suatu faktor-faktor strategis dalam strategi pemasaran dafa
yoghurt". Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot
terhadap seberapa besar faktor strategi tersebut menentukan strategi pemasaran
dafa yoghurt di UPP Dafa .
Petunjuk Pengisian :
3. Pemberian nilai diberikan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor
secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruh terhadap strategi
pemasaran dafa yoghurt ".
4. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala
yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :
1 = Jika faktor horizontal kurang penting daripada faktor vertikal
2 = Jika faktor horizontal sama penting dengan faktor vertikal
3 = Jika faktor horizontal lebih penting daripada faktor vertikal
Catatan :
Matriks perbandingan berpasangan untuk faktor eksternal yang akan diisi
oleh Bapak/Ibu sebagai responden, terdapat pada halaman berikutnya
Lampiran 1, Output Pengolahan Data Internal dan ksternal
Faktor Internal
bobot
Faktor
Internal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
total
Res 1
0,109
0,082
0,095
0,073
0,109
0,118
0,059
0,114
0,064
0,086
0,091
Rating
Res 2
0,118
0,086
0,105
0,059
0,109
0,109
0,064
0,109
0,068
0,077
0,095
Res 3
0,127
0,105
0,105
0,064
0,100
0,105
0,109
0,095
0,064
0,073
0,055
Res4 rata-rata Res 1
0,118
0,118
3
0,082
0,089
4
0,086
0,098
2
0,064
0,065
3
0,114
0,108
1
0,105
0,109
1
0,086
0,080
3
0,100
0,105
1
0,073
0,067
3
0,082
0,080
3
0,091
0,083
3
1,000
Res 2
2
3
2
3
2
1
2
1
4
4
4
Res 3
2
2
2
4
2
2
2
1
3
4
3
ratarata
2,500
3,000
2,000
3,250
1,750
1,250
2,250
1,000
3,250
3,500
3,250
Res4
3
3
2
3
2
1
2
1
3
3
3
Skor
total
Ratarata
0,295
0,266
0,195
0,211
0,189
0,136
0,179
0,105
0,218
0,278
0,270
2,342
Faktor Eksternal
bobot
Faktor
Eksternal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
total
Res 1
0,117
0,111
0,117
0,083
0,111
0,111
0,078
0,089
0,089
0,094
Rating
Res 2
0,128
0,111
0,111
0,089
0,078
0,111
0,094
0,083
0,089
0,106
Res 3
0,117
0,083
0,111
0,072
0,122
0,122
0,078
0,100
0,083
0,111
Res4 rata-rata Res 1
0,106
0,117
0,100
0,101
0,094
0,108
0,072
0,079
0,089
0,100
0,111
0,114
0,094
0,086
0,122
0,099
0,122
0,096
0,089
0,100
1,000
Res 2
3
3
1
3
3
4
2
3
3
2
Res 3
4
4
1
3
3
3
2
4
1
1
Res4
3
4
2
3
3
3
1
3
2
1
3
3
1
3
3
3
2
3
1
2
ratarata
3,250
3,500
1,250
3,000
3,000
3,250
1,750
3,250
1,750
1,500
Skor
total
Ratarata
0,379
0,355
0,135
0,238
0,300
0,370
0,151
0,320
0,168
0,150
2,566
Lampiran 2. Olahan Matrik QSPM
FAKTOR KUNCI
KEKUATAN
1
2
3
4
5
6
KELEMAHAN
1
2
3
4
5
PELUANG
1
2
3
4
5
6
ANCAMAN
1
2
3
4
TOTAL
Prioritas Strategi
BOBOT
strategi 1
AS
TAS
strategi 2
AS
TAS
strategi 3
AS
TAS
strategi 4
AS
TAS
strategi 5
AS
TAS
strategi 6
AS
TAS
0,118
0,089
0,065
0,067
0,080
0,083
3
3
4
4
4
4
0,355
0,266
0,259
0,268
0,318
0,332
4
4
3
4
4
4
0,473
0,355
0,194
0,268
0,318
0,332
4
4
3
3
4
4
0,473
0,355
0,194
0,201
0,318
0,332
4
4
3
4
3
4
0,473
0,355
0,194
0,268
0,239
0,332
4
4
3
4
4
4
0,473
0,355
0,194
0,268
0,318
0,332
4
4
4
4
4
4
0,473
0,355
0,259
0,268
0,318
0,332
0,098
0,108
0,109
0,080
0,105
3
4
4
2
4
0,293
0,432
0,436
0,159
0,418
4
4
3
4
4
0,391
0,432
0,327
0,318
0,418
2
3
4
4
4
0,195
0,324
0,436
0,318
0,418
4
2
3
3
4
0,391
0,216
0,327
0,239
0,418
3
3
4
4
4
0,293
0,324
0,436
0,318
0,418
3
4
4
4
4
0,293
0,432
0,436
0,318
0,418
0,117
0,101
0,079
0,100
0,114
0,099
4
4
3
4
3
4
0,468
0,404
0,237
0,400
0,342
0,396
4
3
3
3
3
4
0,468
0,303
0,237
0,300
0,342
0,396
4
4
4
4
4
4
0,468
0,404
0,316
0,400
0,456
0,396
4
2
4
3
3
4
0,468
0,202
0,316
0,300
0,342
0,396
3
4
4
4
4
3
0,351
0,404
0,316
0,400
0,456
0,297
4
4
4
4
4
4
0,468
0,404
0,316
0,400
0,456
0,396
0,108
0,086
0,096
0,100
4
3
4
4
0,432
0,258
0,384
0,400
7,257
4
4
2
4
0,432
0,344
0,192
0,400
7,240
4
3
3
4
0,432
0,258
0,288
0,400
7,383
4
4
4
4
0,432
0,344
0,384
0,400
7,035
2
4
2
4
0,216
0,344
0,192
0,400
7,106
4
4
4
4
0,432
0,344
0,384
0,400
7,902
Prioritas III
Prioritas IV
Prioritas II
Prioritas VI
Prioritas V
Prioritas I
Download