MAKALAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN “KONSEP DIRI” Disusun Oleh: Aprilia Fajriati H0814013 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Pengembangan Kepribadian tentang Konsep Diri. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kepribadian. Penulis menyadari, bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dan dukungan dalam penulisan makalah ini. Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Demikian pula dengan penulisan makalah ini. Kritik dan saran sangatlah penulis harapkan dan dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Semogamakalah ini menjadi tambahan pengetahuan dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, artinya manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa lepas satu sama lain. Dapat dikatakan bahwa manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi dan saling berinteraksi satu dengan lainnya. Dari proses interaksi sosial yang tumbuh dalam lingkungan tersebut akan muncul konsep diri. Konsep diri ini akan mempengaruhi jiwa dan kepribadian individu. Konsep diri adalah cara individu dalam melihat dirinya secara utuh, menyangkut fisik, emosi, intelektual, sosial dan spriritual. Termasuk persepsi individu tentang sifat dan potensi yang dimilikinya, interaksi individu dengan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, serta tujuan, harapan dan keinginan. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Manusia adalah makhluk yang memiliki dorongan untuk selalu berkembang. Perkembangan yang berlangsung akan membantu dalam pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Keberhasilan individu dalam berkembang ini salah satunya bergantung dengan cara individu dalam memandang kualitas akan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, konsep diri merupakan hal yang penting untuk dimengerti setiap individu agar mampu berkembang lebih baik lagi. Makalah ini akan membahas mengenai konsep diri agar individu mampu berkembang secara optimal. B. Rumusan Masalah Dari penulisan latar belakang makalah ini, penulis ingin mengetahui beberapa permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini, antara lain: 1. Apa pengertian dari konsep diri? 2. Apa saja komponen dari konsep diri? 3. Apa saja macam-macam konsep diri? 4. 5. 6. 7. Apa saja dimensi dari konsep diri? Bagaimana proses perkembangan konsep diri? Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri? Apa saja aspek yang mempengaruhi konsep diri? 8. Apa saja yang menjadi hambatan dalam membangun konsep diri? C. Tujuan Tujuan dari makalah ini yaitu: 1. Untuk mengetahui pengertian dari konsep diri. 2. Untuk mengetahui komponen-komponen dari konsep diri. 3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam konsep diri. 4. Untuk mengetahui dimensi-dimensi dari konsep diri. 5. Untuk mengetahui bagaimana proses perkembangan konsep diri. 6. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri. 7. Untuk mengetahui aspek apa saja yang mempengaruhi konsep diri. 8. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi hambatan dalam membangun konsep diri. II. PEMBAHASAN A. Pengertian Konsep Diri Pengertian konsep diri adalah sebuah struktur mental yang merupakan suatu totalitas dari persepsi realistik, pengharapan, dan penilaian seseorang terhadap fisik, kemampuan kognitif, emosi, moral etika, keluarga, sosial, seksualitas, dan dirinya secara keseluruhan. Struktur tersebut terbentuk berdasarkan proses belajar tentang nilai, sikap, peran, dan identitas dalam hubungan interaksi simbolis antara diri dengan berbagai kelompok lingkungan asuh selama hidupnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsep diri merupakan gambaran seseorang tentang diri sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial maupun psikologis yang diperoleh melalui interaksinya dengan lingkungan. Konsep diri merupakan citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks dari perasaan, sikap & persefsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Dengan mengetahui konsep diri,diharapkan hubungan yang terjalin antar individu menjadi harmonis. Konsep diri sendiri itu tidaklah muncul sejak kita dilahirkan, tetapi dipelajari dari pengalaman unik melalui eksplorasi diri sendiri hubungan dengan orang dekat dan berarti bagi dirinya. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia muda. Hurlock (1973) berpendapat bahwa konsep diri adalah inti kepribadian individu saat remaja. Masa remaja adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep diri. Masa remaja merupakan masa krusial bagi perkembangan individu, sebab pada masa ini individu mengalami transisi biologis, kognitif, maupun sosial. Akibatnya, individu mulai mencari-cari identitasnya (Santrock, 2012). Jika seseorang mempunyai masa kanak-kanak yang aman dan stabil, maka konsep diri masa remaja anak tersebut secara mengejutkan akan sangat stabil. Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep diri dapat menjadi sumber stres atau konflik. Konsep diri juga menjadi salah satu faktor yang mengarahkan perilaku remaja (Shavelson dalam Fuhrmann, 1990). Jika konsep diri yang dimiliki remaja adalah negatif, maka ia akan berperilaku negatif juga (Fitts, 1971). Remaja yang konsep dirinya negatif akan membiarkan dirinya larut dalam mimpi tanpa berusaha untuk mewujudkannya, tidak menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, dan usaha untuk meraih prestasi sangat kurang. Konsep diri berkembang dengan baik apabila : budaya dan pengalaman di keluarga dapat memberikan perasaan positif, memperoleh kemampuan yang berarti bagi individu / lingkungan dan dapat beraktualissasi, sehingga individu menyadari potensi dirinya. Respons individu terhadap konsep dirinya berfluktuasi sepanjang rentang konsep diri yaitu dari adaptif sampai maladaptive. Beberapa hal yang perlu dipahami terlebih dahulu dalam konsep diri, yaitu: a. Dipelajari melalui pengalaman dan interaksi individu dnegan orang lain b. Berkembang secara bertahap, diawali pada waktu bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dnegan orang lain c. Positif ditandai dengan kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan d. Negatif ditandai dengan hubungan individu dan hubungan sosial yang maladaptif e. Merupakan aspek kritikal dan dasar dari pembentukan erilaku individu f. Berkembang dengan cepat bersama-sama dengan perkembanan bicara g. Terbentuk karena keluarga, khususnya pada masa anak-anak, yang mendasari dan membantu perkembangannya B. Komponen Konsep Diri Komponen dari konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri (Self esteem), Peran (Self Rool) dan Identitas (self idencity). 1. Citra Tubuh (Body Image) Citra tubuh (Body Image) adalah sikap atau cara pandang seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan di modifikasi dengan pengalaman baru setiap individu. ( Stuart dan Sundeen, 2005 ). Beberapa hal terkait citra tubuh antara lain : a. Fokus individu terhadap bentuk fisiknya lebih terasa pada usia remaja b. Bentuk badan, tinggi badan, serta tanda-tanda kelamin sekunder menjadi citra tubuh c. Cara individu memandang dirinya berdampak penting terhadap aspek psikologis individu tersebut d. Citra tubuh seseorang sebagian dipengaruhi oleh sikap dan respon orang lain terhadap dirinya dan sebagian lagi oleh eksplorasi individu terhadap dirinya e. Gambaran yang realistis tentang menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman serta mencegah kecemasan dan meningkatkan harga diri f. Individu yang stabil , realistis, dan konsisten terhadap citra tubuhnya terhadap citra tubuhnya dapat mencapai kesuksesan Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan mereka. Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu ataupun bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, stuktur dan fungsi (Potter & Perry, 2005). 2. Ideal Diri (Self ideal) Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan normanorma sosial di masyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuan menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental. Dalam menetapkan ideal diri hendaknya tidak terlalu tinggi dari kemampuan individu, dan masih dapat dicapai. 3. Harga diri (Self esteem) Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya (Keliat BA, 2005). Individu akan merasa berhasil atau hidupnya bermakna apabila diterima dan diakui orang lain atau merasa mampu mengadapi kehidupan dan mampu mengontrol dirinya. 4. Peran (Self Rool) Peran adalah pola perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh individu berdasarkan posisinya di masyarakat. Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupannya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri. 5. Identitas Diri (self idencity) Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Hal-hal penting berkaitan dengan identitas diri, yaitu: a. Berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep diri b. Individu yang memiliki perasaan identitas dirikuat akan memandang dirinya tidak sama dengan orang lain, unik, dan tidak ada duanya c. Identitas jenis kelamin berkembang secara beryahap sejak bayi d. Identitas jenis kelamin dimulai dengan konsep laki-laki dan perempuan serya banyak dipengaruhi oleh pandangan maupin perlakuan masyarakat e. Kemandirian timbul dari pperasaan berharga, mengharga diri sendiri, kemampuan dan penguasaan diri f. Individu yang mandiri dapat mengatir dan menerima dirinya C. Macam-Macam Konsep Diri Hurlock membagi konsep diri menjadi dua macam yaitu: 1. Konsep diri yang sebenarnya, ialah konsep seseorang dari siapa dan apa dirinya. Konsep diri ini merupakan bayangan cermin, yang ditentukan sebagian besar oleh peran dan hubungannya dengan orang lain, dan apa yang menjadi reaksi orang lain terhadap dirinya. 2. Aku ideal, ialah gambaran seseorang mengenai penampilan dan kepribadian yang didambakannya. Setiap macam konsep diri ini mencakup citra fisik maupun citra psikologis. Citra fisik diri biasanya terbentuk pertama dan berkaitan dengan penampilan fisik anak, daya tariknya dan kesesuaian dengan jenis kelaminnya dan pentingnya berbagai bagian tubuh untuk perilaku dan harga diri anak dimata orang lain. Sedangkan citra diri psikologis terbentuk didasarkan atas pikiran dan perasaan juga emosi. Citra psikologis ini terdiri atas kualitas dan kemampuan yang mempengaruhi penyesuaian bpada kehidupan, seperti sifat keberanian, kejujuran, kemandirian, kepercayaan diri serta berbagai jenis aspirasi dan kemampuannya. Untuk mengkoordinasikan citra fisik dan psikologis ini seringkali sulit bagi anak-anak. Akibatnya mereka cenderung berfikir tentang diri mereka memiliki dua kepribadian dengan penampilan tersendiri dan kepribadian tersendiri pula. Dengan bertambahnya usia, konsep fisik dan psikologis diri ini secara berangsur menyatu dan mereka menganggap diri mereka sebagai individu tunggal. D. Dimensi Konsep Diri Menurut Caulhoun (1990) konsep diri memiliki tiga dimensi, yaitu pengetahuan tentang diri sendiri, harapan terhadap diri sendiri dan evaluasi diri. 1. Pengetahuan tentang diri sendiri Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui tentang diri kita. Biasanya hal ini menyangkut hal-hal yang bersifat dasar seperti: usia, jenis kelamin, kebangsaan, latar belakang etnis, profesi dan sebagainya. Sebagai contoh, tentang agama, kelompok menengah keatas, anggota cendekiawan dan sebagainya. Melalui perbandingan dengan orang lain ini, seseorang memberikan penilaian kualatas dirinya. Seperti orang yang pandai atau yang bodoh, baik hati atau egois, spontan atau hati-hati. Kualitas diri ini tidak prmanen tetapi bias berubah. Bila seseorang mengubah tingkah lakunya atau dapat mengubah kelompok perbandinga. 2. Harapan Terhadap Diri Sendiri Ketika seseorang berpikir tentang siapakah dirinya, pada saat yang sama ia akan berpikir akan menjadi apa dirinya di masa yang akan dating prinsipnya, setiap orang memiliki harapan terhadap dirinya sendir. Harapan akan dirinya sendiri merupakan diri ideal. 3. Evaluasi Diri Sendiri Penilaian dan evaluasi antara pengharapan mengenai diri seseorang dengan standar dirinya yang akan menghasilkan harga diri yang berarti seberapa besar orang menyukai dirinya sendiri. Evaluasi terhadap diri sendiri ini di sebut harga diri (self esteem), yang akan menetukan seberapa jauh seseorang akan menyuaki dirinya. E. Proses Perkembangan Konsep Diri mana Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman, dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang dibentuk. Sikap atau respon orang tua akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh karena itu seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkandalam pola asuh yang keliru dan negatif ataupun lingkungan yang kurang mendukung cenderung mempunyai konsep diri yang negatif pula. Jadi anak menilai dirinya berdasarkan apa yang ia alami dan dapatkan dari lingkungannya. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positi. Konsep diri mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput dari perubahan. F. Faktor-faktor Pembentukan Konsep Diri Berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri menurut Stuart dan Sunden adalah sebagai berikut: 1. The significant others, yaitu orang lain yang kita anggap penting atau biasa, dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman orang lain,belajar diri sendiri melalui cerin orang lain dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandnagan orang lain terhadap diri sendiri. 2. Reference group, yaitu kelompok yang dipakai sebagai acuan. Kelompok tersebut memberi arahan dan pedoman agar kita mengikuti perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku dalam kelompok tersebut. Hal ini terkait dengan sifat manusia yang selalu hidup dalam kelompok. Kelompok-kelompok tersebut kita ikuti secara sukarela. Kelompokacuan mempengaruhi pembentukan konsep diri kita. 3. Teori perkembangan, konsep ini mengarikan bahwa konsep diri belum ada waktu lahir, konsep diri berkembang secara bertahap sejak lahir. 4. Self perception (persepsi diri sendiri), yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta perspsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman. G. Aspek Konsep Diri Fitts (Agustiani, 2006) mengemukakan bahwa aspek-aspek konsep diri meliputi : 1. Diri fisik (physical self). Aspek ini menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya secara fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang mengenai kesehatan dirinya, penampilan dirinya (cantik, helas, menarik, tidak menarik) dan keadaan tubuhnya (tinggi, pendek, gemuk, kurus). 2. Diri moral-etik (moral-ethical self). Aspek ini merupakan pesepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut persepsi seseorang mengenai hubungan dengan Tuhan, kepuasan seseorang akan kehidupan keagamaannyadan nilai-nilai moral yang dipegangnya, yang meliputi batasan baik dan buruk. 3. Diri pribadi (personal self). Aspek ini merupakan perasaan atau persepsi seseorang tentang keadaan pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau hubungan dengan orang lain, tetapi dipengaruhi oleh sejauh mana individu merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana ia merasa dirinya sebagai pribadi yang tepat. 4. Diri keluarga (family self). Aspek ini menunjukkan perasaan dan harga diri seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga. Bagian ini menunjukkan seberapa jauh seseorang merasa adekuat terhadap dirinya sebagai anggota keluarga, serta terhadap peran maupun fungsi yang dijalankannya sebagai anggota dari suatu keluarga. 5. Diri sosial (sosial self). Aspek ini merupakan penilaian individu terhadap interaksi dirinya dengan orang lain maupun lingkungan sekitarnya. H. Hambatan Dalam Membangun Konsep Diri Potensi yang dimiliki seseorang bisa berkembang atau tidak, itu tergantung pada pribadi yang bersangkutan dan lingkungan dia berada. Beberapa hambatan yang sering terjadi dalam pengembangan potensi diri adalah sebagai berikut: 1. Hambatan yang berasal dari lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor penghambat dalam pengembangan potensi diri. Hambatan ini antara lain disebabkan sistem pendidikan yang dianut, lingkungan kerja yang tidak mendukung semangat pengembangan potensi diri, dan tanggapan atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan. 2. Hambatan yang berasal dari individu sendiri Penghambat yang cukup besar adalah pada diri sendiri,misalnya sikap berprasangka, tidak memiliki tujuan yang jelas, keengganan mengenal diri sendiri, ketidak mampuan mengatur diri, pribadi yang kerdil, kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan masalah, kreativitas rendah, wibawa rendah, kemampuan pemahaman manajerial lemah, kemampuan latih rendah dan kemampuan membina tim yang rendah. III. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Konsep diri merupakan gambaran seseorang tentang diri sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial maupun psikologis yang diperoleh melalui interaksinya dengan lingkungan. 2. Komponen dari konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri (Self esteem), Peran (Self Rool) dan Identitas (self idencity). 3. Macam konsep diri menurut Hurlock membagi konsep diri menjadi dua macam yaitu konsep diri yang sebenarnya dan konsep aku ideal yang menggambarkan seseorang mengenai penampilan dan kepribadian yang didambakannya. 4. Menurut Caulhoun (1990) konsep diri memiliki tiga dimensi, yaitu pengetahuan tentang diri sendiri, harapan terhadap diri sendiri dan evaluasi diri. 5. Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa dan bersifat dinamis. 6. Faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri ada 4, yaitu The significant others, Reference group, Teori perkembangan dan Self perception (persepsi diri sendiri). 7. Aspek dalam konsep diri terdiri dari Diri fisik (physical self), Diri moraletik (moral-ethical self), Diri pribadi (personal self), Diri keluarga (family self) dan Diri sosial (sosial self). 8. Hambatan dalam proses pembentukan konsep diri dapat berasal dari lingkungan dan individu sendiri. DAFTAR PUSTAKA Agustiani,H. 2006. Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Jakarta : Refika Aditama. Anonim. MODUL E-Learning Gunadarma. BAB 3 KONSEP elearning.gunadarma.ac.id. diakses pada tanggal 24 September 2016. DIRI. Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC. Purwanti , Koentjoro, dan Purnamaningsih . 2000. KONSEP DIRI PEREMPUAN MARGINAL . JURNAL PSIKOLOGI, NO. 1, 48 - 59 . Rahmaningsih, Martani. 2014. Dinamika Konsep Diri pada Remaja Perempuan Pembaca Teenlit. JURNAL PSIKOLOGI VOLUME 41, NO. 2. Riadi, Muchlisin. 2013. Pengertian dan Komponen www.kajianpustaka.com. Diakses pada 22 September 2016. Konsep Diri. Stuart, Gail & Sundeen, Sandra. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC.