Bahan Bacaan 2.1 Memahami Konsep Diri Beberapa Terminologi Penting tentang Konsep Diri K onsep diri berkaitan erat dengan individu termasuk ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang dirinya. Hal in akan mempengaruhi kemampuan individu dalam membina hubungan dengan orang lain. Setiap orang akan mendasarkan, membanding, merepon dan bentuk perlaku sesuai dengan konsep dirinya. Konsep diri terbentuk melalui proses yang terjadi sejak lahir kemudian secara bertahap mengalami perubahan seiring dengan tingkat pertumbuhan dan perkembanga individu. Pembentukan konsep diri sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Konsep diri juga akan dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk berbagai tekanan yang dialami individu. Hal ini akan membentuk persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan penilaian terhadap pengalaman akan situasi tertentu. Berikut ini beberapa pengertian yang yang perlu dipahami berkaitan dengan konsep diri dan hal-hal yang berkaitan dengannya. ... Apa Konsep Diri itu? Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998). Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuan, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa konsep diri merupakan cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisik, emosional intelektual, sosial dan spiritual. Konsep diri merupakan suatu ukuran kualitas yang memungkinkan seseorang dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas yang membuat seseorang memiliki keunikan sendiri sebagai manusia, tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan orang lain. Individu tidak dilahirkan dengan membawa kepribadian tetapi dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya. Pengalaman dalam kehidupan akan membentuk diri (kepribadian), tetapi setiap orang juga harus menyadari apa yang sedang terjadi dan apa yang telah terjadi pada diri pribadinya. Kesadaran terhadap diri pribadi merupakan suatu proses persepsi yang ditujukan pada dirinya sendiri. 21 ... Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Perkembangan Konsep diri bukan bawaan (hereditas) sejak lahir, tetapi berkembang melalui tahapan tertentu karena interaksi dengan lingkungan. Sejak lahir seseorang mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Dengan demikian pembentukan konsep diri melalui suatu proses belajar. Dalam melakukan kegiatannya seseorang memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan, penggunaan bahasa, suara, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya, interaksi sosia, hubungan interpersonal, kemampuan dalam bidang terntentu yang dinilai oleh diri, kelompok atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasikan potensi yang dimilikinya. Orang terpenting atau yang Terdekat (Significant Other) Pembentukan konsep diri terjadi melalui kedekatan dan hubungan personal dengan orang terdekat disekitarnya. Hal ini dipelajari melalui kontak dan pengalaman pribadi dengan orang lain. Belajar melalui cermin orang lain dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri atas pandangan orang lain terhadap dirinya. Ketika anak mulai tumbuh dewasa akan sangat dipengaruhi oleh orang tua (ayah dan ibunya), dimana perilakunya akan banyak dibentuk dengan ukuran dan interpretasi dengan tindakan—perilaku orang tuanya. Demikian halnya, pada saat remaja dipengaruhi oleh teman di lingkungan bermain, sekolah, atau orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi akan membentuk konsep diri seseorang. Persepsi Terhadap Diri Pribadi (Self-Perception) Proses psikologis diasosiasikan dengan interpretasi dan pemberian makna terhadap orang atau objek tertentu yang dikenal dengan persepsi. Menurut Fisher, persepsi didefenisikan sebagi interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi dari objek eksternal. Dengan demikian persepsi merupakan pengetahuan yang dapat ditangkap oleh panca indera. Oleh karena itu. persepsi mensyaratkan: (a) adanya objek eksternal yang dapat ditangkap oleh indera, (b) adanya informasi untuk diinterpretasikan, dan (c) menyangkut sifat representatif dari penginderaan. Karenanya persepsi tidak lebih dari sekedar pengetahuan mengenai apa yang tampak sebagai realitas seseorang. Realitas yang dipersepsikan seringkali sesuatu yang jelas, bersifat pribadi, penting, utama dan dapat dipercaya. Sementara indera manusia mempunyai keterbatasan, karenanya bisa jadi pengetahuan yang disimpulkan bukanlah suatu kenyataan yang sebenarnya. Gambaran diri (Body Image) Gambaran diri (body image) merupakan sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart and Sundeen, 1991). Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan (Keliat,1992). Gambaran diri berhubungan dengan kepribadian, cara individu memandang dirinya memiliki dampak terhadap perkembangan psikologisnya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya dengan menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan terhindar dari rasa cemas dan 22 meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap aktualisasi diri dalam rangka memperbaiki hubungan dengan orang lain, penerimaan diri dan menjadi pemicu sukses dalam kehidupannya. Ideal Diri Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dirinya harus berperilaku dan bertindak berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (Stuart and Sundeen, 1991). Standar diri terkait dengan tipe orang yang akan diinginkan—patokan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai-nilai yang ingin di capai. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita, nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan harapan dan cita-cita pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga budaya) serta kepada siapa ingin dilakukan. Ideal diri sebagai cermin dari konsep diri mulai berkembang sejak masa kanak–kanak yang di pengaruh orang-orang terdekat—penting dalam hidupnya yang memberikan keuntungan dan harapan pada perkembangan berikutnya. Ideal diri akan di bentuk melalui proses identifikasi pada oranglian seperti, teman, guru, pemimpin, orang tua, dan sebagainya. Identitas dan Kesadaran Diri Identitas diri adalah cara-cara yang digunakan untuk membedakan individu satu dengan individu-individu lainnya. Dengan demikian diri adalah suatu pengertian yang mengacu pada identitas spesifik dari individu. Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh (Stuart and Sudeen, 1991). Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan berharga (aspek diri sendiri), kemampuan dan penyesuaian diri. Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya. Fisher menyebutkan ada beberapa elemen dari kesadaran diri, yaitu konsep diri, self-esteem, dan multiple selves. 1. Konsep diri merupakan cara pandang tentang diri sendiri. Umumnya orang menggolongkan diri sendiri dalam tiga kategori; Karakteristik atau sifat pribadi atau sifat yang dimiliki, seperti fisik (lakilaki, perempuan, tinggi, rendah, cantik, tampan, gemuk, dsb). Atau kemampuan tertentu (pandai, pendiam, rajin, cermat dsb) Karakteristik atau sifat sosial, misalnya introvert atau ekstrovert, ramah atau ketus, periang atau pendiam. Peran sosial, contohnya ayah, ibu, guru, militer, polisi dan lain-lain. 2. Self esteem, merupakan bagian yang inherent dari konsep diri. Self esteem kita adalah bagian dari interpretasi atau penyimpulan dari persepsi diri. Self-esteem berpengaruh pada perilaku komunikasi. Jika self-esteem tinggi, biasanya akan lebih percaya diri, mandiri dan merasa kompeten. 3. Multiselves mencakup pengertian bahwa setiap orang terkadang memiliki identitas yang berbeda dalam berbagai situasi atau kondisi. Misalnya di kelas sebagai guru, di rumah sebagai ayah, dan di kantor sebagai manajer. 23 Identitas diri terus berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri. Hal yang penting dalam identitas adalah jenis kelamin (Keliat,1992). Identitas jenis kelamin berkembang sejak lahir secara bertahap dimulai dengan konsep laki-laki dan wanita banyak dipengaruhi oleh pandangan dan perlakuan masyarakat terhadap masing-masing jenis kelamin tersebut. Perasaan dan perilaku yang kuat akan identitas diri individu dapat ditandai dengan: Memandang dirinya secara unik. Merasakan dirinya berbeda dengan orang lain. Merasakan otonomi: menghargai diri, percaya diri, mampu diri, menerima diri dan mampu mengontrol diri. Mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran dan konsep diri ... Pembentukan Konsep Diri Wuryanano (2007) menguraikan bagaimana membentuk konsep diri menjadi lebih baik, maka terlebih dahulu Anda harus mengetahui hal-hal yang mempengaruhi Konsep Diri, yaitu: (a) cita-cita diri, (b) citra diri, dan (c) harga diri. Cita-cita diri adalah keinginan untuk mencapai sesuatu tujuan, harapan, dan keinginan pribadi yang dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya seperti, orang tua, teman atau tetangga. Hal ini biasanya sangat kuat mempengaruhi kehidupan seseorang di masa depan. Seringkali terjadi cita-cita diri bukanlah harapan pribadi, tetapi sudah terjadi dan dijalani saat ini, tidaklah mungkin mengubah secara fisik apa yang saat ini sudah terjadi. Misalnya, Anda tidak bercita-cita untuk menjadi seorang guru, tetapi karena orang tua sangat menginginkan punya anak seorang guru, maka akhirnya di dalam perjalanan pendidikan Anda sudah terarah untuk menjadi pendidik. Hal ini secara fisik sangat sulit untuk dirubah. Seseorang akan tetap menjadi seorang guru, dokter, insinyur atau pengacara. Hal ini sebenarnya tidak begitu berpengaruh pada kehidupan pribadi. Tetapi yang penting di pahami, bahwa kehidupan pribadi sangat dipengaruhi oleh sesuatu yang lebih prinsip, sesuatu dari dalam diri yang diyakini, yaitu citra diri. Citra Diri merupakan suatu produk dari pengalaman masa lalu beserta sukses dan kegagalannya. Citra diri dibangun oleh sebuah gambaran tentang diri yang menurut keyakinan dianggap benar. Citra Diri sebenarnya muncul sebagai "Konsepsi diri mengenai seperti apakah diri Anda sebenarnya". Seringkali keyakinan tentang diri tidak tepat atau memang salah. Tetapi yang sering terjadi seseorang menganggap hal itu sesuatu yang sesungguhya. Seseorang bisa menjadikan pengalaman hidup dan aktualisasi dirinya sebagai sebuah kisah sukses, atau sebaliknya suatu kisah penuh kegagalan, keburukan, keterpurukan, dan kesulitan. Semuanya tergantung pada apa yang akan dilakukan terhadap citra dalam dirinya. Dengan kata lain citra diri merupakan alat penting untuk mencapai kebaikan atau keburukan. Upaya mengubah, memperbaiki dan meningkatkan citra diri harus menggunakan kekuatan pikiran super, bekerja keras dengan sebuah wawasan—cara pandang dan berfikir baru. Semua tindakan dan emosi akan selalu konsisten dengan citra diri. Anda akan bertindak sesuai dengan diri yang menurut pikiran menunjukkan keberadaan dirinya. Anda tidak bisa bertindak selain dari itu, meskipun mungkin melatih seluruh daya kemampuannya. Jika orang berpikir dengan keyakinan bahwa dirinya sebagai "tipe 24 orang gagal", maka dirinya akan menemukan cara untuk mendekati kegagalan; biarpun dia sudah berusaha keras sekali agar berhasil. Orang yang berpikir dirinya "tidak beruntung" seperti itu akan mendapatkan bukti bahwa dia memang selalu ditimpa kemalangan dalam hidupnya, meskipun dia selalu mencoba berusaha agar berhasil. Hal penting yang perlu ditekankan bahwa citra diri sebagai landasan sekaligus pilar yang menyangga seluruh kepribadian seseorang. Hal ini menandakan bahwa citra diri dapat dirubah atau masih mungkin untuk diperbaiki sesuai kehendak dirinya. Harga diri merupakan penilaian diri terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen, 1991). Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 1992). Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga Diri merupakan ukuran seberapa besar seseorang bisa memberikan penghargaan terhadap diri sendiri akan menentukan seberapa tinggi harga dirinya. Jika seseorang kerapkali tidak mampu menghargai diri sendiri, menganggap remeh dirinya, maka orang lainpun dipastikan tidak akan menghargai dirinya sebagaimana mestinya. Citra Diri juga sangat kuat pengaruhnya terhadap harga diri. Oleh karena itu, langkah awal yang harus diperhatikan bagaimana membentuk citra diri lebih baik, sehingga menentukan tingkat harga diri yang diharapkan. Satu hal yang mendasar bahwa citra diri dapat diubah. Orang tidak pernah terlalu muda atau terlalu tua untuk bisa mengubah citra dirinya. Individu memulai hidup baru secara lebih produktif, kreatif, inovatif serta berani mengambil risiko. Seseorang memungkinkan untuk mengubah citra dirinya. Kebanyakan orang kurang menyadari bahwa kesulitan terletak pada penilaian atas diri sendiri. Begitu banyak di antara kita yang kurang menghargai diri sendiri. Keberhasilan seseorang dalam memperbaiki atau membentuk kembali konsep diri yang benar sesuai keinginan, sangat ditentukan oleh sikap pribadinya. Sikap tidak lebih dari kebiasaan berpikir dan kebiasaan yang dapat dibentuk dan dipelajari. Sikap yang sehat secara pasti akan membimbing menuju kesuksesan. Sikap yang sehat harus terus menerus dipupuk dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian yang dilakukan di Amerika oleh Dr. Eli Ginzberg beserta timnya yang melibatkan 342 subyek penelitian yang merupakan lulusan dari berbagai disiplin ilmu. Subyek penelitian ini mahasiswa yang berhasil mendapatkan beasiswa dari Colombia University. Dr. Ginzberg dan timnya meneliti seberapa sukses 342 mahasiswa itu dalam hidup mereka, lima belas tahun setelah mereka menyelesaikan studi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian yang lulus dengan mendapat penghargaan (predikat memuaskan, cum laude atau summa cum laude), mereka yang mendapatkan penghargaan atas prestasi akademiknya, mereka yang berhasil masuk dalam Phi Beta Kappa ternyata lebih cenderung berprestasi biasa-biasa saja—tidak istimewa. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan langsung antara keberhasilan akademik dan keberhasilan hidup atau kesuksesan. Lalu faktor apa yang menjadi kunci keberhasilan atau kesuksesan seseorang. Dengan demikian, disimpulkan bahwa kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positif. Konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu “operating system” yang menjalankan suatu komputer. Terlepas sebaik apapun perangkat keras komputer dan program yang di-install, apabila sistem operasinya tidak baik dan banyak 25 kesalahan, maka komputer tidak dapat bekerja dengan maksimal. Hal yang sama berlaku bagi manusia. Konsep diri merupakan sistem operasi yang menjalankan komputer mental, yang mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri setelah terinstall akan masuk di pikiran bawah sadar dan mempunyai bobot pengaruh sebesar 88% terhadap tingkat kesadaran seseorang dalam suatu saat. Semakin baik konsep diri, maka akan semakin mudah seseorang untuk berhasil . 26