3993

advertisement
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN
MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DIBAWAH UMUR 6 BULAN
DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG
Dewi Ariyani1), Rini Susanti2), Risma Aliviani P3)
Akademi kebidanan ngudi waluyo
Email : UP2M@AKBID Ngudi Waluyo
INTISARI
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN
MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI BAWAH UMUR 6 BULAN DI DESA
SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG. MP-ASI
yang terlalu awal diberkan akan mempunyai dampak yang negative untuk perkembangan
pertumbuhannya. padahal dampak bila bayi tidak diberikan ASI eksklusif dapat menurunkan
berat badan bayi, bayi juga akan mudah sakit karena tidak mendapatkan zat immunoglobin
yang terkandung dalam kolostrum. studi pendahuluan dengan wawancara pada 10 ibu yang
mempunyai bayi di bawah 6 bulan tentang pemberian MP-ASI, 4 responden menjawab umur
4 bulan diberikan bubur cair dengan alas an bayi sudah lapar dan ASI tidak cukup. sikap
responden terhadap pemberian MP-ASI sebelum anak berumur 6 bulan, 2 responden
menjawab setelah melahirkan ASI tidak dapat keluar sehingga diberikan susu formula, 4
responden mengatakan tidak setuju jika memberikan MP-ASI pada bayi di bawah umur 6
bulan karena mengetahui bahwa ASI harus sampai 6 bulan. sikap responden tidak
mendukung pemberian MP-ASI secara dini. Tujuan penelitian untuk mengetahui Hubungan
pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) di bawah
Umur 6 bulan di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Desain penelitian Analisis kolerasi dan pengambilan data menggunakan data primer.
populasi seluruh ibu yang mempunyai bayo di bawah umur 6 bulan di Desa Sidomukti
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang pada tanggal 15 juni 2014 sebanyak 36
responden yang memiliki bayi umur dibawah 6 bulan. Teknik sampling Total sampling. Hasil
penelitian sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 13 responden
(36,1%). Sebagian besar responden mempunyai sikap mendukung terhadap pemberian MP
ASI pada bayi dibawah umur <6 bulan sebanyak 20 responden (55,6%). Ada hubungan
antara pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI)
dibawah umur 6 bulan di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang nilai
p-value 0,001 < α (0,05). Saran ibu bayi yang pengetahuannya masih kurang diharapkan
meningkatkan pengetahuan tentang MP ASI sehingga ketepatan memberikan MP ASI benar
dan diberikan mengikuti waktu yang tepat.
Kata kunci
Pustaka
: Tingkat pengetahuan,sikap, pemberian MP ASI
: 18 (2004-2010)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Makanan utama bayi yaitu air susu
ibu (ASI) sehingga perlu dipersiapkan
sebelum bayi lahir. ASI hendaknya sudah
dipersiapkan sejak janin dalam kandungan
dengan cara merawat payudara selama
masa kehamilan, terutama pada 2-3 bulan
sebelum ibu melahirkan. Waktu pemberian
ASI adalah sedini dan sesering mungkin
sampai anak berumur 2 tahun akan
menjaga kekebalan tubuh bayi. Selain itu
ASI merupakan sumber makanan penting
yang berguna untuk meningkatkan
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI)
Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
1
kekebalan tubuh terhadap penyakit.
(aslis,2008).
ASI eksklusif adalah bayi yang
hanya diberi ASI saja selama 6 bulan,
tanpa tambahan makanan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air, teh,
dan air putih, serta tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, bubur susu,
biscuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6
bulan baru boleh diberikan makanan
pendamping ASI (MP ASI). ASI dapat
diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau
lebih (Kristiyansari,2009).
Menteri
Negara
pemberdayaan
perempuan berpendapat, faktor sosial
budaya di tandai berbagai faktor utama
pada pemberian ASI eksklusif pada balita
di Indonesia. Sumber ketidaktahuan
masyarakat, gencarnya promosi susu
formula, bubur instan, biskuit, jus, madu,
dan kurangnya fasilitas tempat menyusui
di tempat kerja dan publik menjadi
kendala utama. Seharusnya tidak ada
alasan lagi bagi seorang ibu untuk tidak
menyusui bayinya, faktor sosial budaya
berupa
dukungan
suami
terhadap
pemberian ASI eksklusif juga merupakan
kunci kesadaran sang ibu untuk
memberikan gizi terbaik bagi bayinya
(Roesli,2008).
ASI eksklusif juga merupakan
makanan terbaik bagi bayi karena
mengandung zat gizi paling sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Pemberian ASI eksklusif dapat menekan
angka
kematian
bayi,
kurangnya
pemberian ASI eksklusif kepada bayinya
sampai berumur 6 bulan, itu disebabkan
karena pengetahuan dan sikap ibu tentang
pentingnya ASI sangat rendah dan banyak
ibu yang mempunyai pekerjaan diluar
rumah. Manfaat pemberian ASI eksklusif
tidak hanya dirasakan oleh bayi, tetapi
juga oleh ibu, majikan, lingkungan bahkan
Negara. ASI mengandung asam lemak
yang di perlukan untuk pertumbuhan otak
sehingga bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif potensial lebih pandai. ASI
sebagai makanan tunggal untuk memenuhi
kebutuhan pertumbuhan sampai umur
enam bulan. Makanan lain yang di berikan
terlalu dini justru dapat meningkatkan
penyakit infeksi pada bayi yang secara
langsung berpengaruh terhadap status gizi
bayi. (waryana, 2010).
Makanan pendamping ASI (MP ASI)
adalah makanan tambahan yang diberikan
kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan
sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi selain
makanan pendamping ASI, ASI harus
tetap diberikan kepada bayi paling tidak
sampai berusia 24 bulan. Peranan makanan
pendamping ASI sama sekali bukan untuk
menggantikan ASI melainkan hanya
melengkapi ASI. Tujuan pemberian
makanan pendamping ASI adalah untuk
menambah energi dan zat-zat gizi yang
kebutuhan diperlukan bayi karena ASI
tidak dapat memenuhi bayi secara terus
menerus. Pengetahuan masyarakat yang
rendah tentang makanan bayi dapat
mengakibatkan terjadinya kekurangan gizi
bagi bayi. Untuk bayi 6 bulan tidak perlu
makanan lain kecuali ASI (ASI eksklusif)
pada masa itu saluran pencernaan bayi
masih peka, sehingga hanya ASI yang
mampu di cerna dan diserap usus. Bahaya
terlalu
dini
pemberian
makanan
pendamping ASI (MP ASI) bayi dapat
terkena penyakit diare, sembelit, kembung,
batuk, pilek, panas, gangguan pencernaan
karena alat pencernaannya belum siap
menerima makanan pendamping sebelum
waktunya. (Nogroho, 2011).
Namun pengetahuan ibu ini tidak hanya
di pengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu
tetapi juga dari sumber informasi yang di
dapat ibu dari lingkungan luar terutama
peran media masa dalam memberikan
informasi. Informasi yang di berikan
media
masa
yang
mempengaruhi
pemberian ASI eksklusif yaitu informasi
atau iklan susu formula yang sekarang ini
sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh
produsen susu. media masa mempunyai
peranan dalam memperluas wawasan ibu,
terutama televisi, majalah, Koran, dan
radio. Pesan yang diberikan pada iklan
susu di televisi lebih mempengaruhi
kebanyakan ibu-ibu. Sebagian responden
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI)
Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
2
memiliki pengetahuan ASI eksklusif
kurang
dan tidak terdapat hubungan
bermakna antara pengetahuan responden
dengan
pemberian
ASI
eksklusif,
rendahnya pengetahuan responden di duga
di sebabkan antara lain kurangnya
informasi, kurang jelasnya informasi, dan
kurangnya responden untuk memahami
informasi yang diterima. Pengetahuan
budaya lokal ini
dapat disebut
penghambat praktik pemberian ASI
eksklusif.
kurangnya pengetahuan tentang ASI
belum dipahaminya secara tepat dan benar
oleh ibu dan keluarga, lingkungannya,
kebudayaan jaman dulu, kekeliruan
persepsi tentang susu formula serta
kurangnya pembekalan pengetahuan dari
petugas kesehatan dapat menyebabkan ibu
memutuskan tidak menyusui. oleh karena
itu pemberian ASI yang ideal pada bayi
dapat di capai dengan cara menciptakan
pengertian, menambah pengetahun serta
dukungan dari lingkungan sehingga ibuibu dapat menyusui secara eksklusif.
Berdasarkan data yang saya peroleh
dari Dinas kesehatan terdapat angka
kejadian pemberian makanan pendamping
ASI (MP ASI) paling tinggi di Desa
Sidomukti
kecamatan
bandungan
kabupaten Semarang sebanyak (94,62 %)
dan kejadian ASI Eksklusif sebanyak (5,38
%) pada tahun 2012 . Hasil wawancara
dari sample 10 responden, hasil studi
pendahuluan yang dilakukan pada tanggal
20 mei 2014 di Desa sidomukti,
didapatkan data bayi baru lahir hingga
berumur 6 bulan periode bulan april tahun
2014 terdapat bayi usia 0-6 bulan di Desa
Sidomukti
Kecamatan
Bandungan
Kabupaten Semarang, dari sample 10 bayi
sudah diberikan makanan pendamping ASI
(MP ASI) di bawah umur 6 bulan baik
berupa makanan atau cairan. Hal ini
dikarenakan sebagian besar ibu yang
menyusui di desa sidomukti bekerja
sebagai petani dan IRT. Dampak 10 bayi
yang diberikan makanan penadamping
ASI(MP ASI) sedini mungkin 4 bayi
terjadi batuk pilek, 1 bayi terjadi sembelit,
2 bayi diare dikarenakan lambung bayi
belum siap menerima makanan padat dan
alat-alat makan belum tentu terjaga
kebersihannya. dan selebihnya 3 bayi
tidak terjadi masalah apapun. Jenis MP
ASI yang diberikan yaitu mulai dari susu
formula, sereal dan bahan makanan pokok
yang di lumatkan. Seperti nasi tim dan
pisang. Alasan ibu memberikan MP ASI
yaitu 2 ibu ASI tidak dapat keluar, ibu
mengatakan pada umur 3 bulan bayi sudah
diberikan bubur cair dengan alasan bayi
sudah lapar dan ASI tidak cukup, 3 ibu
mengatakan tidak setuju jika memberikan
MP-ASI pada bayi 0-6 bulan karena
mengetahui ASI harus sampai 6 bulan,
jika di berikan ASI saja bayi sering
menangis sehingga ibu memberikan
makanan tambahan supaya bayi cepat
kenyang dan diam. Selain itu banyak ibu
yang menganggap bahwa kebutuhan
nutrisi bayi tidak hanya cukup dengan ASI
sehingga perlu di tambah makanan
pendamping. Kurangnya pengetahuan ibu
tentang ASI eksklusif serta tertarik dengan
susu formula yang di tawarkan di pasaran
karena memilih kandungan susu formula
setara dengan ASI.
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ha : ada hubungan pengetahuan dan
sikap ibu tentang
pemberian
makanan pendamping ASI (MPASI) pada bayi dibawah umur 6
bulan.
Ruang lingkup penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di
Desa
Sidomukti Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang.
Rancangan penelitian
1. Jenis dan desain penelitian
Jenis penelitian ini adalah
menggunakan desain analisis kolerasi
tentang hubungan pengetahuan dan
sikap ibu tentang pemberian makanan
pendamping ASI (MP ASI) dibawah
umur 6 bulan.
2. Populasi,sampel penelitian,dan teknik
sampling
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI)
Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
3
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua ibu bayi yang memberikan
makanan pendamping ASI di Desa
Sidomukti
kecamatan
Bandungan
kabupaten
semarang
sejumlah
36
responden.
Sampel penelitian ini adalah sampel
jenuh semua ibu bayi umur dibawah 6
bulan yang sudah diberikan makanan
pendamping ASI (MP ASI) di Desa
sidomukti
kecamatan
bandungan
kabupaten semarang yaitu 36 orang.
Cara
pengambilan
sampel/teknik
sampling adalah total sampling dengan 36
responden.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Umur
Tabel 4.1
Usia
< 20 Tahun
20-35 Tahun
> 35 Tahun
Jumlah
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur
Ibu yang Memberikan MP-ASI pada Bayi
di Desa Sidomukti Kec. Bandungan Kab.
Semarang, 2014
F
(%)
2
5,6
32
88,9
2
5,6
36
100,0
Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui
bahwa dari 36 responden sebagian besar
berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 32
responden (88,9%).
Pendidikan Ibu
Tabel 4.2
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pendidikan Ibu yang Memberikan MP-ASI
pada Bayi di Desa Sidomukti Kec.
Bandungan Kab. Semarang, 2014
Pendidikan
Frekuensi Persentase
SD
18
50,0
SMP
11
30,6
SMA
5
13,9
Perguruan Tinggi
2
5,6
Jumlah
36
100,0
Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui
bahwa dari 36 responden, sebagian besar
berpendidikan SD, yaitu sejumlah 18
responden
(50,0%).
dan
yang
berpendidikan tinggi 2 responden (5,6%).
Pekerjaan Ibu
Tabel 4.3
Pekerjaan
IRT
Petani
Pabrik
Wiraswasta
Jumlah
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pekerjaan Ibu yang Memberikan MP-ASI
pada Bayi di
Desa Sidomukti Kec.
Bandungan Kab. Semarang, 2014
Frekuensi
Persentase
18
50,0
13
36,1
3
8,3
2
5,6
36
100,0
Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui
bahwa dari 36 responden, sebagian besar
sebagai ibu rumah tangga, yaitu sejumlah
18 responden (50,0%) dan yang
wiraswasta 2 responden (5,6%).
Analisis Univariat
a. Pengetahuan Ibu tentang Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI)
Tabel 4.4
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pengetahuan Ibu tentang Makanan
Pendamping ASI di Desa Sidomukti
Kec. Bandungan Kab. Semarang, 2014
Frekuensi
Persentase
11
30,6
12
33,3
13
36,1
36
100,0
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui
bahwa pengetahuan responden tentang
makanan pendamping ASI di Desa
Sidomukti
Kec.
Bandungan
Kab.
Semarang, lebih banyak dalam kategori
kurang, yaitu sejumlah 13 responden
(36,1%) dan yang kategori baik 11
responden (30,6%).
b. Sikap
Ibu
tentang
Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI)
Tabel 4.6
Sikap
Mendukung
Tidak
Mendukung
Jumlah
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Sikap
Ibu
tentang
Makanan
Pendamping ASI
Frekuensi
Persentase
20
55,6
16
44,4
36
100,0
Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden memiliki
sikap mendukung terhadap makanan
pendamping ASI, yaitu sejumlah 20 orang
(55,6%).
Analisis Bivariat
Analisis bivariat pada bagian ini
menyajikan hasil analisis hubungan
pengetahuan dan sikap ibu tentang
pemberian makanan pendamping ASI (MP
ASI) pada bayi di bawah umur 6 bulan di
wilayah Desa Sidomukti Kecamatan
Bandungan kabupaten semarang. Untuk
menguji hubungan ini digunakan uji Chi
Square dimana hasilnya disajikan berikut
ini.
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI)
Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
4
Tabel 4.8
Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu
tentang Pemberian MP ASI pada bayi di Bawah
Umur 6 Bulan
Sikap
Total
Tidak
Chi
PPengetahuan Mendukung
Square value
Mendukung
f
%
F %
f %
Baik
1
9,1
10 90,9
11 100 14,664 0,001
Cukup
8
66,7
4 33,3
12 100
kurang
11 84,6
2 15,4
13 100
Jumlah
20 55,6
16 44,4
36 100
Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui
bahwa responden dengan pengetahuan
kurang lebih banyak memiliki sikap
mendukung terhadap pemberian makanan
pendamping ASI pada bayi di bawah usia
< 6 bulan, sejumlah 11 responden (84,6%),
sedangkan responden dengan pengetahuan
cukup lebih banyak memiliki sikap
mendukung terhadap pemberian makanan
pendamping ASI pada bayi di bawah usia
< 6 bulan, sejumlah 8 responden (66,7%),
dan responden dengan pengetahuan baik
lebih banyak memiliki sikap tidak
mendukung terhadap pemberian makanan
pendamping ASI pada bayi di bawah usia
<6 bulan, sejumlah 10 responden (90,9%).
Berdasarkan uji Chi Square didapat
nilai Chi Square sebesar 14,664 dengan pvalue 0,001. Oleh karena p-value = 0,001
< α (0,05), disimpulkan bahwa ada
hubungan
yang
signifikan
antara
pengetahuan dan sikap ibu tentang
pemberian makanan pendamping ASI (MP
ASI) pada bayi di bawah umur 6 bulan di
wilayah Desa Sidomukti Kecamatan
Bandungan kabupaten Semarang.
PEMBAHASAN
Pengetahuan ibu tentang pemberian
makanan pendamping di bawah umur 6
bulan di Desa Sidomukti Kecamatan
Bandungan Kabupaten semarang
Hasil penelitian dapat diketahui
bahwa pengetahuan ibu dalam pemberian
makanan pendamping ASI (MP ASI)
sebagian besar ibu berpengetahuan kurang
sebanyak
13
responden
(36,1%).
Pengetahuan kurang disebabkan responden
lebih bnyak berpendidikan SD, ditujukan
dengan responden yang belum pernah
mendapatkan informasi tentang MP ASI,
Responden yang tidak mengerti waktu
pemberian makanan pendamping ASI.
Responden pada umumnya menganggap
pemberian makanan pendamping ASI
dapat diberikan saat bayi usia kurang dari
6 bulan . Responden juga tidak mengerti
resiko jika bayi diberikan MP ASI secara
dini dapat mengakibatkan masalah
pencernaan.
responden
menganggap
pemberian MP ASI dibawah umur 6 bulan
sistem pencernaan bayi sudah siap dan
supaya
bayi
tercukupi
kebutuhan
nutrisinya, ini
disebabkan kurangnya
informasi yang diperoleh mereka dari
tenaga
kesehatan.
responden
mengganggap susu formula mempunyai
kandungan yang sama dengan ASI.
Makanan pendamping ASI (MP-ASI)
adalah makanan tambahan yang diberikan
kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan
sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi selain
makanan pendamping ASI, ASI harus
tetap diberikan kepada bayi paling tidak
sampai berusia 24 bulan. Peranan makanan
pendamping ASI sama sekali bukan untuk
menggantikan ASI melainkan hanya
melengkapi ASI. MP-ASI merupakan
makanan lain selain ASI. makanan ini
dapat berupa makanan yang disiapkan
secara khusus atau makanan yang di
modifikasi untuk memenuhi kebutuhan
gizi bayi yang meningkat (Yuliarti,2010).
Pengetahuan adalah merupakan hasil
dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu
obyek terjadi melalui panca indera
manusia yakni penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba dengan sendiri.
Proses penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
oleh intensitas perhatian persepsi terhadap
obyek. Sebagian besar pengetahuan
manusia di peroleh melalui mata dan
telinga. ( Notoatmodjo, 2010)
Pengetahuan kurang diketahui dari
kuesioner yang paling banyak tidak bisa
menjawab adalah No. 17 (44,4%)
memberikan makanan pendamping ASI
sebagian diberikan secara bertahap, baik
dilihat dari dari jenis makanannya,tektur
dan
jumlah
porsinya,
disebabkan
responden belum mengetahui cara
pemberian MP ASI yang meliputi jenis
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI)
Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
5
makanannya, tektur dan jumlah porsi
pemberiannya di karenakan ibu kurang
informasi tentang cara pemberian MP ASI
dan responden mempercayai kebiasaan
jaman dulu. No. 19 (52,7%) pemberian
makanan pendamping ASI yang tidak tepat
akan mengakibatkan bayi mengalami
gangguan
pencernaan,
responden
menganggap pemberian MP ASI dibawah
umur 6 bulan tidak akan mengakibatkan
bayi mengalami gangguan pencernaan
karena responden menganggap lambung
bayi sudah siap diberikan makanan
tambahan. No. 20 (52,7%) bayi sebelum
usia 6 bulan tidak masalah diberikan
makanan pendamping ASI asal tidak
terjadi diare, responden mengganggap
pemberian MP ASI di bawah umur 6 bulan
tidak akan mengakibatkan diare, mereka
menganggap alat yang digunakan terjaga
kebersihannya, NO. 21 (50%) Tidak
mungkin bayi terjadi alergi apabila
diberikan makanan pendamping ASI
sedini mungkin, ibu menganggap bayi
diberikan makanan pendamping ASI tidak
akan
mengakibatkan
alergi
pada
bayi,dikarenakan kurangnya pengetahuan
pada ibu tentang dampak pemberian MPASI. menurut roesli (2008) Sistem organ
yang belum sempurna pada bayi dan
sistem imunitas yang masih rendah maka
bayi
yang
mendapatkan
makanan
pendamping ASI akan mudah alergi
terhadap
makanan
yang
dimakan
antaranya alergi terhadap susu sapi dengan
angka kejadian sekitar 7,5 %, selain itu
juga bayi dapat pula alergi terhadap
sayuran,ikan,telur dan sereal.
Menurut (Prasetyo,2009), selain
makanan pendamping ASI, ASI harus
tetap diberikan kepada bayi paling tidak
sampai berusia 24 bulan. peran makanan
pendamping ASI sama sekali bukan untuk
menggantikan ASI melainkan hanya
melengkapi ASI.
Hasil penelitian ini di dukung oleh
penelitian Ayu Irawan (2012), yang
menunjukan pengetahuan tentang MP ASI
dengan pemberian MP ASI pada bayi usia
0-6 bulan di Desa ngempon, Kec. Bergas,
Kab.
semarang.
berdasarkan
hasil
penelitian dapat diketahui bahwa ibu
dengan
pengetahuan
kurang
yang
memberikan MP ASI pada bayi 0-6 bulan
sejumlah 13 orang (76,5%), sedangkan ibu
dengan
pengetahuan
baik
yang
memberikan MP ASI pada bayi 0-6 bulan
sejumlah 5 orang (31,35%).
Sikap ibu tentang pemberian makanan
pendamping ASI (MP ASI) di bawah umur
6 bulan di Desa Sidomukti Kecamatan
Bandungan Kabupaten semarang.
Hasil penelitian dapat diketahui
bahwa sikap ibu tentang pemberian
makanan pendamping ASI (MP ASI)
sebagian besar mendukung pemberian MP
ASI dibawah usia < 6 bulan sebanyak 20
responden (55,6%). Hal ini ditujukan oleh
responden dikarenakan pemahaman yang
kurang dari kapan pemberian MP ASI
sikap ini dapat dipengaruhi oleh orang lain
dan
lingkungan
yang
mendukung
pemberian MP ASI dibawah umur 6 bulan
sehingga dapat mempengaruhi responden,
individu pada umumnya cenderung untuk
memiliki sikap yang searah dengan sikap
orang
yang
dianggapnya
penting.
responden yang setuju bahwa supaya bayi
berusia 0-6 bulan lebih gemuk, tidak
kelaparan, makanan harus ditambah
dengan susu formula, nasi yang di
lumatkan dengan pisang. Responden juga
setuju bahwa pemberian makanan selain
ASI sebaiknya diberikan kepada bayi
sebelum bayi berusia 6 bulan, disebabkan
budaya
dalam
masyarakat
yang
memberikan MP ASI pada bayi di bawah
umur 6 bulan kebudayaan dapat
memeberikan corak pengalaman individuindividu masyarakat asuhannya.
Menurut azwar (2009), suatu bentuk
evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah
perasaan mendukung atau memihak
(favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau memihak (unfavorable)
pada objek tersebut. Sikap merupakan
semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap
suatu objek dengan cara-cara tertentu.
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI)
Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
6
Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang
dimaksudkan merupakan kecenderungan
potensial untuk bereaksi dengan cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada
suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon.
Hasil penelitian sikap mendukung
pemberian MP ASI di bawah umur 6 bulan
diketahui dari kuesioner yang paling
banyak tidak bisa menjawab no.6 (44,4%)
menurut ibu, memperkenalkan makanan
selain ASI sebelum usia 6 bulan tidak akan
mengalami gangguan dan bayi mudah
untuk menyusu, responden menganggap
pemberian MP ASI di sebelum waktunya
tidak akan mengalami gangguan dan
beranggapan bayi akan mudah untuk
menyusu,
ini
dikarenakan
adanya
ketidakpahaman responden dalam resiko
pemberian MP ASI. no.8 (41,6%)
Menurut ibu, memberikan makanan lumat
seperti bubur susu sebagai makanan
pertama pada bayi berusia lebih dari 6
bulan, responden menganggap pemberian
MP ASI kurang dari 6 bulan, sehingga
responden banyak menjawab salah dalam
pertanyaan ini. no. 11 (55,6%) Menurut
ibu, berdasarkan bentuk dan jenisnya
makanan pendamping ASI tradisional
tidak dapat di kelompokan menjadi 3
kelompok, yaitu buah-buahan,makanan
lumat dan makanan lembek. dikarenakan
responden
menganggap
pemberian
makanan pendamping ASI tidak perlu di
golongkan, , mereka memberikan secara
suka hati tanpa mempertimbangkan jenis
makanan dan kapan harus diberikan.
Menurut Nugroho (2011). MP-ASI yang
baik adalah terbuat dari bahan makanan
segar, seperti buah-buahan, tempe,
makanan lunak, dan lembek, makanan
yang dikemas dalam sachet.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Putri (2010), yang menunjukan
sikap ibu dalam memberikan MP ASI pada
bayi 0-6 bulan si puskesmas gamping 1
sebagian besar negatif sebanyak 52,3%.
metode penelitian ini adalah survey
dengan pendekatan secara cross sectional.
Hubungan Pengetahuan dan sikap ibu
tentang pemberian makanan pendamping
ASI (MP ASI) di bawah umur 6 bulan di
Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang
Hasil penelitian menunjukan bahwa
responden dengan pengetahuan kurang
lebih banyak memiliki sikap mendukung
terhadap pemberian makanan pendamping
ASI pada bayi dibawah usia <6 bulan,
sejumlah 11 orang (84,6%), sedangkan ibu
dengan pengetahuan Cukup lebih banyak
memiliki sikap mendukung terhadap
pemberian makanan pendamping ASI pada
bayi dibawah usia <6 bulan , sejumlah 8
orang (66,7%), dan ibu dengan
pengetahuan baik lebih banyak memiliki
sikap
tidak mendukung terhadap
pemberian makanan pendamping ASI pada
bayi dibawah usia <6 bulan, sejumlah 10
orang (90,9%). Berdasarkan uji chi square
di dapat nilai chi squere sebesar 14,664
dengan p value 0,001. oleh karena p-value
0,001 < α (0,05), di simpulkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dan sikap
ibu
tentang
pemberian
makanan
pendamping ASI (MP ASI) Di Bawah
umur 6 Bulan di Desa sidomukti
kecamatan
bandungan
kabupaten
semarang.
Hasil tersebut dapat disebabkan
responden yang mempunyai pengetahuan
kurang
dengan
sikap
mendukung
pemberian MP ASI pada bayi dibawah
umur <6 bulan dapat menimbulkan
perilaku terhadap pemberian MP ASI pada
bayi dibawah umur 6 bulan sehingga akan
mengakibatkan ibu memberikan MP ASI
tidak pada waktunya. pemberian MP ASI
pada bayi dibawah usia <6 bulan yang
dilakukan berdasarkan sikap yang dimiliki
ibu bayi umur dibawah usia <6 bulan. serta
pendidikan ibu yang rendah yaitu SD dan
kebanyakan ibu sebagai ibu rumah tangga
(IRT) sehingga ibu kurang mendapatkan
informasi
dari
tenaga
kesehatan.
pengetahuan dan sikap ibu tentang manfaat
ASI menjadi faktor terbesar yang
menyebabkan ibu-ibu mudah terpengaruh
dan beralih pada susu botol atau susu
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI)
Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
7
formula. Selain itu gencarnya promosi
susu formula dan kebiasaan memberikan
makanan atau minuman secara dini pada
sebagian masyarakat menjadi pemicu
kurang berhasilnya pemberian ASI
maupun
ASI
eksklusif.
menurut
Notoadmodjo (2010) sikap mengakibatkan
tindakan berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki.
Pengetahuan
itu
sendiri
dipengaruhi oleh pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya
dengan pendidikan, dimana diharapkan
bahwa dengan pendidikan yang tinggi
maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. (Notoatmodjo,
2010). Terdapat 1 responden (9,1%) yang
berpengetahuan
baik
tetapi
sikap
mendukung pemberian MP ASI di bawah
umur 6 bulan karena adanya faktor
dorongan dari keluarga untuk memberikan
MP ASI dibwah umur 6 bulan, faktor
perilaku lingkungan ibu- ibu yang terbiasa
memberikan MP ASI dibawah umur 6
bulan. Lingkungan merupakan seluruh
kondisi yang ada di sekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok. (Notoatmodjo,2010)
Hasil penelitian ini di dukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Mei eka
dikawati (2013) dengan judul Hubungan
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
dengan sikap pemberian ASI eksklusif
pada ibu yang mempunyai bayi umur 0
sampai 6 bulan di Desa bancak kabupaten
Semarang dengan hasil ada hubungan
bermakna antara pengetahuan ibu tentang
ASI eksklusif dengan sikap pemberian ASI
eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi
umur 0-6 bulan di desa bancak kabupaten
semarang, dengan hasil p-value sebesar
0,032. p-value kurang dari α=0,05
sehingga H0 di tolak dan artinya ada
hubungan antara pengetahuan tentang ASI
eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. pengetahuan ibu dalam pemberian
makanan pendamping ASI (MP ASI)
kurang sebanyak
13 responden
(36,1%), cukup 12 responden (33,3%)
, baik 11 responden (30,6%).
2. sikap ibu dalam pemberian makanan
pendamping
ASI
(MP
ASI)
mendukung sebanyak 20 responden
(55,6%) dan Tidak mendukung
sebanyak 16 responden (44,4%).
3. ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dan sikap ibu tentang
pemberian makanan pendamping (MP
ASI) di bawah umur 6 bulan di Desa
Sidomukti Kecamatan Bandungan
Kabupaten semarang dengan p-value
0,001 < α (0,05).
Saran
Bagi
masyarakat
:
Masyarakat
diharapkan
tidak
ikut
mendukung
pemberian MP ASI dibawah umur 6 bulan
dan ikut menyarankan hal tersebut kepada
ibu bayi dibawah umur 6 bulan di
wilayahnya.
Bagi Tenaga Kesehatan (bidan): Bagi
petugas kesehatan di harapkan lebih
banyak memberikan penyuluhan di
pertemuan posyandu, kader, pertemuan
dasa wisma agar pengetahuan dan sikap
ibu dalam dampak pemberian makanan
pendamping ASI secara dini menjadi lebih
baik.
Bagi Peneliti selanjutnya : Peneliti lain
diharapkan meneliti faktor lain yang dapat
mempengaruhi pemberian MP ASI seperti,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan ibu.
Bagi responden : Ibu bayi yang
pengetahuannya masih kurang diharapkan
meningkatkan pengetahuan tentang MP
ASI dengan cara bertanya pada bidan
kapan sebaiknya diberikan berikut
tahapannya sehingga sikapnya menjadi
tidak mendukung pemberian MP ASI dini
serta memberikan MP ASI pada waktu
yang tepat.
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI)
Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
8
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S,2006.prosedur penelitian suatu
pendekatan praktik. Cetakan tiga
belas,Rineka cipta : Jakarta
Arisman.2004.Gizi
dalam
Daur
Kehidupan.
Penerbit
Buku
Kedokteran EGC: Jakarta
Aritonang.2005.Mengenal ASI eksklusif.
Trubus agruwidya : Jakarta
Aslis Wirdan Hayati.2008.Buku saku gizi
bayi. penerbit buku kedokteran EGC:
Jakarta
Azwar,S.2009.Sikap manusia teori dan
pengukurannya. pustaka pelajar :
Yogyakarta
Hidayat,A. Aziz alimul. 2007.Metode
Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisis Data. Salemba Medika:
Jakarta
Keristiyansari,2009.ASI menyusui dan
sadari. Nuha Medika : Yogyakarta
Mubarak.2009. Ilmu kebidanan dan
masyarakat . Teori dan Aplikasi.
Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo,S.2010.
Metodologi
penelitian kesehatan. PT.Rineka :
Jakarta
Nursalam, & Efendi. 2008. Pendidikan
dalam Keperawatan. Penerbit Salemba
Medika : Jakarta
Prasetyo,B.&Jannah,Lina M.2005. Metode
penelitian
kuantitatif.
PT.
Rajagrafindo Persada : Jakarta
Prasetyono,Dwi Sunar,2009.Buku pintar
ASI Eksklusif : Pengenalan, Praktik
dan
kemanfaatan-kemanfaatannya.
Diva Press : Yogyakarta
Pudjadi,S.2006. Sifat-sifat dan kegunaan
berbagai jenis Formula Bayi dan
Makanan Padat Beredar. Salemba
Medika : Jakarta
Rahayu widodo, 2010. Pemberian
makanan, suplemen dan obat pada
anak. Penerbit Buku kedokteran EGC:
Jakarta
Roesli,utami 2008.Mengenal ASI eksklusif;
seri 1. Pustaka Bunda.: Jakarta
Waryana.2010.Gizi Reproduksi. penerbit
pustaka rihama : Yogyakarta
Wawan A,Dewi M. 2010. Pengetahuan
Sikap dan Perilaku Manusia. Nuha
medika : Yogayakarta
Sugiyono.2007.
Metode
penelitian
kuantitatif
kualitatif.
penerbit
Alfabeta : Bandung
Hikmah, Isna.2011.Promosi Kesehatan
untuk Kebidanan. Nuha Medika :
Yogyakarta
Nugroho.2011. ASI dan Tumor Payudara.
Nuha Medika; Yogyakarta
Yuliarti. 2010. Keajaiban ASI. Andi offset
; Yogyakarta
Suherni dkk.2009. Perawatan Masa Nifas.
Fitramaya ; Yogyakarta
Prasetyo. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif.
Diva press ; Yogyakarta
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI)
Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
9
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN
MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) PADA BAYI USIA DIBAWAH
6 BULAN DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG
ARTIKEL
Disusun oleh :
DEWI ARIYANI
NIM. 0111404
AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2013/2014
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI)
Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
10
Download