HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DIBAWAH UMUR 6 BULAN DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG Dewi Ariyani1), Rini Susanti2), Risma Aliviani P3) Akademi kebidanan ngudi waluyo Email : UP2M@AKBID Ngudi Waluyo INTISARI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI BAWAH UMUR 6 BULAN DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG. MP-ASI yang terlalu awal diberkan akan mempunyai dampak yang negative untuk perkembangan pertumbuhannya. padahal dampak bila bayi tidak diberikan ASI eksklusif dapat menurunkan berat badan bayi, bayi juga akan mudah sakit karena tidak mendapatkan zat immunoglobin yang terkandung dalam kolostrum. studi pendahuluan dengan wawancara pada 10 ibu yang mempunyai bayi di bawah 6 bulan tentang pemberian MP-ASI, 4 responden menjawab umur 4 bulan diberikan bubur cair dengan alas an bayi sudah lapar dan ASI tidak cukup. sikap responden terhadap pemberian MP-ASI sebelum anak berumur 6 bulan, 2 responden menjawab setelah melahirkan ASI tidak dapat keluar sehingga diberikan susu formula, 4 responden mengatakan tidak setuju jika memberikan MP-ASI pada bayi di bawah umur 6 bulan karena mengetahui bahwa ASI harus sampai 6 bulan. sikap responden tidak mendukung pemberian MP-ASI secara dini. Tujuan penelitian untuk mengetahui Hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) di bawah Umur 6 bulan di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Desain penelitian Analisis kolerasi dan pengambilan data menggunakan data primer. populasi seluruh ibu yang mempunyai bayo di bawah umur 6 bulan di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang pada tanggal 15 juni 2014 sebanyak 36 responden yang memiliki bayi umur dibawah 6 bulan. Teknik sampling Total sampling. Hasil penelitian sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 13 responden (36,1%). Sebagian besar responden mempunyai sikap mendukung terhadap pemberian MP ASI pada bayi dibawah umur <6 bulan sebanyak 20 responden (55,6%). Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) dibawah umur 6 bulan di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang nilai p-value 0,001 < α (0,05). Saran ibu bayi yang pengetahuannya masih kurang diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang MP ASI sehingga ketepatan memberikan MP ASI benar dan diberikan mengikuti waktu yang tepat. Kata kunci Pustaka : Tingkat pengetahuan,sikap, pemberian MP ASI : 18 (2004-2010) PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan utama bayi yaitu air susu ibu (ASI) sehingga perlu dipersiapkan sebelum bayi lahir. ASI hendaknya sudah dipersiapkan sejak janin dalam kandungan dengan cara merawat payudara selama masa kehamilan, terutama pada 2-3 bulan sebelum ibu melahirkan. Waktu pemberian ASI adalah sedini dan sesering mungkin sampai anak berumur 2 tahun akan menjaga kekebalan tubuh bayi. Selain itu ASI merupakan sumber makanan penting yang berguna untuk meningkatkan Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI) Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 1 kekebalan tubuh terhadap penyakit. (aslis,2008). ASI eksklusif adalah bayi yang hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan makanan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air, teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru boleh diberikan makanan pendamping ASI (MP ASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih (Kristiyansari,2009). Menteri Negara pemberdayaan perempuan berpendapat, faktor sosial budaya di tandai berbagai faktor utama pada pemberian ASI eksklusif pada balita di Indonesia. Sumber ketidaktahuan masyarakat, gencarnya promosi susu formula, bubur instan, biskuit, jus, madu, dan kurangnya fasilitas tempat menyusui di tempat kerja dan publik menjadi kendala utama. Seharusnya tidak ada alasan lagi bagi seorang ibu untuk tidak menyusui bayinya, faktor sosial budaya berupa dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif juga merupakan kunci kesadaran sang ibu untuk memberikan gizi terbaik bagi bayinya (Roesli,2008). ASI eksklusif juga merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pemberian ASI eksklusif dapat menekan angka kematian bayi, kurangnya pemberian ASI eksklusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan, itu disebabkan karena pengetahuan dan sikap ibu tentang pentingnya ASI sangat rendah dan banyak ibu yang mempunyai pekerjaan diluar rumah. Manfaat pemberian ASI eksklusif tidak hanya dirasakan oleh bayi, tetapi juga oleh ibu, majikan, lingkungan bahkan Negara. ASI mengandung asam lemak yang di perlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi yang mendapatkan ASI eksklusif potensial lebih pandai. ASI sebagai makanan tunggal untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan sampai umur enam bulan. Makanan lain yang di berikan terlalu dini justru dapat meningkatkan penyakit infeksi pada bayi yang secara langsung berpengaruh terhadap status gizi bayi. (waryana, 2010). Makanan pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi selain makanan pendamping ASI, ASI harus tetap diberikan kepada bayi paling tidak sampai berusia 24 bulan. Peranan makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI melainkan hanya melengkapi ASI. Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang kebutuhan diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi bayi secara terus menerus. Pengetahuan masyarakat yang rendah tentang makanan bayi dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan gizi bagi bayi. Untuk bayi 6 bulan tidak perlu makanan lain kecuali ASI (ASI eksklusif) pada masa itu saluran pencernaan bayi masih peka, sehingga hanya ASI yang mampu di cerna dan diserap usus. Bahaya terlalu dini pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) bayi dapat terkena penyakit diare, sembelit, kembung, batuk, pilek, panas, gangguan pencernaan karena alat pencernaannya belum siap menerima makanan pendamping sebelum waktunya. (Nogroho, 2011). Namun pengetahuan ibu ini tidak hanya di pengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu tetapi juga dari sumber informasi yang di dapat ibu dari lingkungan luar terutama peran media masa dalam memberikan informasi. Informasi yang di berikan media masa yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif yaitu informasi atau iklan susu formula yang sekarang ini sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh produsen susu. media masa mempunyai peranan dalam memperluas wawasan ibu, terutama televisi, majalah, Koran, dan radio. Pesan yang diberikan pada iklan susu di televisi lebih mempengaruhi kebanyakan ibu-ibu. Sebagian responden Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI) Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 2 memiliki pengetahuan ASI eksklusif kurang dan tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan responden dengan pemberian ASI eksklusif, rendahnya pengetahuan responden di duga di sebabkan antara lain kurangnya informasi, kurang jelasnya informasi, dan kurangnya responden untuk memahami informasi yang diterima. Pengetahuan budaya lokal ini dapat disebut penghambat praktik pemberian ASI eksklusif. kurangnya pengetahuan tentang ASI belum dipahaminya secara tepat dan benar oleh ibu dan keluarga, lingkungannya, kebudayaan jaman dulu, kekeliruan persepsi tentang susu formula serta kurangnya pembekalan pengetahuan dari petugas kesehatan dapat menyebabkan ibu memutuskan tidak menyusui. oleh karena itu pemberian ASI yang ideal pada bayi dapat di capai dengan cara menciptakan pengertian, menambah pengetahun serta dukungan dari lingkungan sehingga ibuibu dapat menyusui secara eksklusif. Berdasarkan data yang saya peroleh dari Dinas kesehatan terdapat angka kejadian pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) paling tinggi di Desa Sidomukti kecamatan bandungan kabupaten Semarang sebanyak (94,62 %) dan kejadian ASI Eksklusif sebanyak (5,38 %) pada tahun 2012 . Hasil wawancara dari sample 10 responden, hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 20 mei 2014 di Desa sidomukti, didapatkan data bayi baru lahir hingga berumur 6 bulan periode bulan april tahun 2014 terdapat bayi usia 0-6 bulan di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, dari sample 10 bayi sudah diberikan makanan pendamping ASI (MP ASI) di bawah umur 6 bulan baik berupa makanan atau cairan. Hal ini dikarenakan sebagian besar ibu yang menyusui di desa sidomukti bekerja sebagai petani dan IRT. Dampak 10 bayi yang diberikan makanan penadamping ASI(MP ASI) sedini mungkin 4 bayi terjadi batuk pilek, 1 bayi terjadi sembelit, 2 bayi diare dikarenakan lambung bayi belum siap menerima makanan padat dan alat-alat makan belum tentu terjaga kebersihannya. dan selebihnya 3 bayi tidak terjadi masalah apapun. Jenis MP ASI yang diberikan yaitu mulai dari susu formula, sereal dan bahan makanan pokok yang di lumatkan. Seperti nasi tim dan pisang. Alasan ibu memberikan MP ASI yaitu 2 ibu ASI tidak dapat keluar, ibu mengatakan pada umur 3 bulan bayi sudah diberikan bubur cair dengan alasan bayi sudah lapar dan ASI tidak cukup, 3 ibu mengatakan tidak setuju jika memberikan MP-ASI pada bayi 0-6 bulan karena mengetahui ASI harus sampai 6 bulan, jika di berikan ASI saja bayi sering menangis sehingga ibu memberikan makanan tambahan supaya bayi cepat kenyang dan diam. Selain itu banyak ibu yang menganggap bahwa kebutuhan nutrisi bayi tidak hanya cukup dengan ASI sehingga perlu di tambah makanan pendamping. Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif serta tertarik dengan susu formula yang di tawarkan di pasaran karena memilih kandungan susu formula setara dengan ASI. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ha : ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) pada bayi dibawah umur 6 bulan. Ruang lingkup penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Rancangan penelitian 1. Jenis dan desain penelitian Jenis penelitian ini adalah menggunakan desain analisis kolerasi tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) dibawah umur 6 bulan. 2. Populasi,sampel penelitian,dan teknik sampling Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI) Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 3 Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bayi yang memberikan makanan pendamping ASI di Desa Sidomukti kecamatan Bandungan kabupaten semarang sejumlah 36 responden. Sampel penelitian ini adalah sampel jenuh semua ibu bayi umur dibawah 6 bulan yang sudah diberikan makanan pendamping ASI (MP ASI) di Desa sidomukti kecamatan bandungan kabupaten semarang yaitu 36 orang. Cara pengambilan sampel/teknik sampling adalah total sampling dengan 36 responden. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Umur Tabel 4.1 Usia < 20 Tahun 20-35 Tahun > 35 Tahun Jumlah Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu yang Memberikan MP-ASI pada Bayi di Desa Sidomukti Kec. Bandungan Kab. Semarang, 2014 F (%) 2 5,6 32 88,9 2 5,6 36 100,0 Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa dari 36 responden sebagian besar berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 32 responden (88,9%). Pendidikan Ibu Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu yang Memberikan MP-ASI pada Bayi di Desa Sidomukti Kec. Bandungan Kab. Semarang, 2014 Pendidikan Frekuensi Persentase SD 18 50,0 SMP 11 30,6 SMA 5 13,9 Perguruan Tinggi 2 5,6 Jumlah 36 100,0 Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa dari 36 responden, sebagian besar berpendidikan SD, yaitu sejumlah 18 responden (50,0%). dan yang berpendidikan tinggi 2 responden (5,6%). Pekerjaan Ibu Tabel 4.3 Pekerjaan IRT Petani Pabrik Wiraswasta Jumlah Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu yang Memberikan MP-ASI pada Bayi di Desa Sidomukti Kec. Bandungan Kab. Semarang, 2014 Frekuensi Persentase 18 50,0 13 36,1 3 8,3 2 5,6 36 100,0 Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa dari 36 responden, sebagian besar sebagai ibu rumah tangga, yaitu sejumlah 18 responden (50,0%) dan yang wiraswasta 2 responden (5,6%). Analisis Univariat a. Pengetahuan Ibu tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Tabel 4.4 Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Makanan Pendamping ASI di Desa Sidomukti Kec. Bandungan Kab. Semarang, 2014 Frekuensi Persentase 11 30,6 12 33,3 13 36,1 36 100,0 Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang makanan pendamping ASI di Desa Sidomukti Kec. Bandungan Kab. Semarang, lebih banyak dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 13 responden (36,1%) dan yang kategori baik 11 responden (30,6%). b. Sikap Ibu tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Tabel 4.6 Sikap Mendukung Tidak Mendukung Jumlah Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Ibu tentang Makanan Pendamping ASI Frekuensi Persentase 20 55,6 16 44,4 36 100,0 Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap mendukung terhadap makanan pendamping ASI, yaitu sejumlah 20 orang (55,6%). Analisis Bivariat Analisis bivariat pada bagian ini menyajikan hasil analisis hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) pada bayi di bawah umur 6 bulan di wilayah Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan kabupaten semarang. Untuk menguji hubungan ini digunakan uji Chi Square dimana hasilnya disajikan berikut ini. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI) Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 4 Tabel 4.8 Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pemberian MP ASI pada bayi di Bawah Umur 6 Bulan Sikap Total Tidak Chi PPengetahuan Mendukung Square value Mendukung f % F % f % Baik 1 9,1 10 90,9 11 100 14,664 0,001 Cukup 8 66,7 4 33,3 12 100 kurang 11 84,6 2 15,4 13 100 Jumlah 20 55,6 16 44,4 36 100 Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa responden dengan pengetahuan kurang lebih banyak memiliki sikap mendukung terhadap pemberian makanan pendamping ASI pada bayi di bawah usia < 6 bulan, sejumlah 11 responden (84,6%), sedangkan responden dengan pengetahuan cukup lebih banyak memiliki sikap mendukung terhadap pemberian makanan pendamping ASI pada bayi di bawah usia < 6 bulan, sejumlah 8 responden (66,7%), dan responden dengan pengetahuan baik lebih banyak memiliki sikap tidak mendukung terhadap pemberian makanan pendamping ASI pada bayi di bawah usia <6 bulan, sejumlah 10 responden (90,9%). Berdasarkan uji Chi Square didapat nilai Chi Square sebesar 14,664 dengan pvalue 0,001. Oleh karena p-value = 0,001 < α (0,05), disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) pada bayi di bawah umur 6 bulan di wilayah Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan kabupaten Semarang. PEMBAHASAN Pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping di bawah umur 6 bulan di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten semarang Hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) sebagian besar ibu berpengetahuan kurang sebanyak 13 responden (36,1%). Pengetahuan kurang disebabkan responden lebih bnyak berpendidikan SD, ditujukan dengan responden yang belum pernah mendapatkan informasi tentang MP ASI, Responden yang tidak mengerti waktu pemberian makanan pendamping ASI. Responden pada umumnya menganggap pemberian makanan pendamping ASI dapat diberikan saat bayi usia kurang dari 6 bulan . Responden juga tidak mengerti resiko jika bayi diberikan MP ASI secara dini dapat mengakibatkan masalah pencernaan. responden menganggap pemberian MP ASI dibawah umur 6 bulan sistem pencernaan bayi sudah siap dan supaya bayi tercukupi kebutuhan nutrisinya, ini disebabkan kurangnya informasi yang diperoleh mereka dari tenaga kesehatan. responden mengganggap susu formula mempunyai kandungan yang sama dengan ASI. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi selain makanan pendamping ASI, ASI harus tetap diberikan kepada bayi paling tidak sampai berusia 24 bulan. Peranan makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI melainkan hanya melengkapi ASI. MP-ASI merupakan makanan lain selain ASI. makanan ini dapat berupa makanan yang disiapkan secara khusus atau makanan yang di modifikasi untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang meningkat (Yuliarti,2010). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba dengan sendiri. Proses penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. ( Notoatmodjo, 2010) Pengetahuan kurang diketahui dari kuesioner yang paling banyak tidak bisa menjawab adalah No. 17 (44,4%) memberikan makanan pendamping ASI sebagian diberikan secara bertahap, baik dilihat dari dari jenis makanannya,tektur dan jumlah porsinya, disebabkan responden belum mengetahui cara pemberian MP ASI yang meliputi jenis Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI) Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 5 makanannya, tektur dan jumlah porsi pemberiannya di karenakan ibu kurang informasi tentang cara pemberian MP ASI dan responden mempercayai kebiasaan jaman dulu. No. 19 (52,7%) pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat akan mengakibatkan bayi mengalami gangguan pencernaan, responden menganggap pemberian MP ASI dibawah umur 6 bulan tidak akan mengakibatkan bayi mengalami gangguan pencernaan karena responden menganggap lambung bayi sudah siap diberikan makanan tambahan. No. 20 (52,7%) bayi sebelum usia 6 bulan tidak masalah diberikan makanan pendamping ASI asal tidak terjadi diare, responden mengganggap pemberian MP ASI di bawah umur 6 bulan tidak akan mengakibatkan diare, mereka menganggap alat yang digunakan terjaga kebersihannya, NO. 21 (50%) Tidak mungkin bayi terjadi alergi apabila diberikan makanan pendamping ASI sedini mungkin, ibu menganggap bayi diberikan makanan pendamping ASI tidak akan mengakibatkan alergi pada bayi,dikarenakan kurangnya pengetahuan pada ibu tentang dampak pemberian MPASI. menurut roesli (2008) Sistem organ yang belum sempurna pada bayi dan sistem imunitas yang masih rendah maka bayi yang mendapatkan makanan pendamping ASI akan mudah alergi terhadap makanan yang dimakan antaranya alergi terhadap susu sapi dengan angka kejadian sekitar 7,5 %, selain itu juga bayi dapat pula alergi terhadap sayuran,ikan,telur dan sereal. Menurut (Prasetyo,2009), selain makanan pendamping ASI, ASI harus tetap diberikan kepada bayi paling tidak sampai berusia 24 bulan. peran makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI melainkan hanya melengkapi ASI. Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian Ayu Irawan (2012), yang menunjukan pengetahuan tentang MP ASI dengan pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Desa ngempon, Kec. Bergas, Kab. semarang. berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ibu dengan pengetahuan kurang yang memberikan MP ASI pada bayi 0-6 bulan sejumlah 13 orang (76,5%), sedangkan ibu dengan pengetahuan baik yang memberikan MP ASI pada bayi 0-6 bulan sejumlah 5 orang (31,35%). Sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) di bawah umur 6 bulan di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten semarang. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) sebagian besar mendukung pemberian MP ASI dibawah usia < 6 bulan sebanyak 20 responden (55,6%). Hal ini ditujukan oleh responden dikarenakan pemahaman yang kurang dari kapan pemberian MP ASI sikap ini dapat dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungan yang mendukung pemberian MP ASI dibawah umur 6 bulan sehingga dapat mempengaruhi responden, individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. responden yang setuju bahwa supaya bayi berusia 0-6 bulan lebih gemuk, tidak kelaparan, makanan harus ditambah dengan susu formula, nasi yang di lumatkan dengan pisang. Responden juga setuju bahwa pemberian makanan selain ASI sebaiknya diberikan kepada bayi sebelum bayi berusia 6 bulan, disebabkan budaya dalam masyarakat yang memberikan MP ASI pada bayi di bawah umur 6 bulan kebudayaan dapat memeberikan corak pengalaman individuindividu masyarakat asuhannya. Menurut azwar (2009), suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI) Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 6 Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Hasil penelitian sikap mendukung pemberian MP ASI di bawah umur 6 bulan diketahui dari kuesioner yang paling banyak tidak bisa menjawab no.6 (44,4%) menurut ibu, memperkenalkan makanan selain ASI sebelum usia 6 bulan tidak akan mengalami gangguan dan bayi mudah untuk menyusu, responden menganggap pemberian MP ASI di sebelum waktunya tidak akan mengalami gangguan dan beranggapan bayi akan mudah untuk menyusu, ini dikarenakan adanya ketidakpahaman responden dalam resiko pemberian MP ASI. no.8 (41,6%) Menurut ibu, memberikan makanan lumat seperti bubur susu sebagai makanan pertama pada bayi berusia lebih dari 6 bulan, responden menganggap pemberian MP ASI kurang dari 6 bulan, sehingga responden banyak menjawab salah dalam pertanyaan ini. no. 11 (55,6%) Menurut ibu, berdasarkan bentuk dan jenisnya makanan pendamping ASI tradisional tidak dapat di kelompokan menjadi 3 kelompok, yaitu buah-buahan,makanan lumat dan makanan lembek. dikarenakan responden menganggap pemberian makanan pendamping ASI tidak perlu di golongkan, , mereka memberikan secara suka hati tanpa mempertimbangkan jenis makanan dan kapan harus diberikan. Menurut Nugroho (2011). MP-ASI yang baik adalah terbuat dari bahan makanan segar, seperti buah-buahan, tempe, makanan lunak, dan lembek, makanan yang dikemas dalam sachet. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putri (2010), yang menunjukan sikap ibu dalam memberikan MP ASI pada bayi 0-6 bulan si puskesmas gamping 1 sebagian besar negatif sebanyak 52,3%. metode penelitian ini adalah survey dengan pendekatan secara cross sectional. Hubungan Pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) di bawah umur 6 bulan di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Hasil penelitian menunjukan bahwa responden dengan pengetahuan kurang lebih banyak memiliki sikap mendukung terhadap pemberian makanan pendamping ASI pada bayi dibawah usia <6 bulan, sejumlah 11 orang (84,6%), sedangkan ibu dengan pengetahuan Cukup lebih banyak memiliki sikap mendukung terhadap pemberian makanan pendamping ASI pada bayi dibawah usia <6 bulan , sejumlah 8 orang (66,7%), dan ibu dengan pengetahuan baik lebih banyak memiliki sikap tidak mendukung terhadap pemberian makanan pendamping ASI pada bayi dibawah usia <6 bulan, sejumlah 10 orang (90,9%). Berdasarkan uji chi square di dapat nilai chi squere sebesar 14,664 dengan p value 0,001. oleh karena p-value 0,001 < α (0,05), di simpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) Di Bawah umur 6 Bulan di Desa sidomukti kecamatan bandungan kabupaten semarang. Hasil tersebut dapat disebabkan responden yang mempunyai pengetahuan kurang dengan sikap mendukung pemberian MP ASI pada bayi dibawah umur <6 bulan dapat menimbulkan perilaku terhadap pemberian MP ASI pada bayi dibawah umur 6 bulan sehingga akan mengakibatkan ibu memberikan MP ASI tidak pada waktunya. pemberian MP ASI pada bayi dibawah usia <6 bulan yang dilakukan berdasarkan sikap yang dimiliki ibu bayi umur dibawah usia <6 bulan. serta pendidikan ibu yang rendah yaitu SD dan kebanyakan ibu sebagai ibu rumah tangga (IRT) sehingga ibu kurang mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan. pengetahuan dan sikap ibu tentang manfaat ASI menjadi faktor terbesar yang menyebabkan ibu-ibu mudah terpengaruh dan beralih pada susu botol atau susu Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI) Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 7 formula. Selain itu gencarnya promosi susu formula dan kebiasaan memberikan makanan atau minuman secara dini pada sebagian masyarakat menjadi pemicu kurang berhasilnya pemberian ASI maupun ASI eksklusif. menurut Notoadmodjo (2010) sikap mengakibatkan tindakan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. (Notoatmodjo, 2010). Terdapat 1 responden (9,1%) yang berpengetahuan baik tetapi sikap mendukung pemberian MP ASI di bawah umur 6 bulan karena adanya faktor dorongan dari keluarga untuk memberikan MP ASI dibwah umur 6 bulan, faktor perilaku lingkungan ibu- ibu yang terbiasa memberikan MP ASI dibawah umur 6 bulan. Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. (Notoatmodjo,2010) Hasil penelitian ini di dukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Mei eka dikawati (2013) dengan judul Hubungan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan sikap pemberian ASI eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 sampai 6 bulan di Desa bancak kabupaten Semarang dengan hasil ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan sikap pemberian ASI eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan di desa bancak kabupaten semarang, dengan hasil p-value sebesar 0,032. p-value kurang dari α=0,05 sehingga H0 di tolak dan artinya ada hubungan antara pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. pengetahuan ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) kurang sebanyak 13 responden (36,1%), cukup 12 responden (33,3%) , baik 11 responden (30,6%). 2. sikap ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) mendukung sebanyak 20 responden (55,6%) dan Tidak mendukung sebanyak 16 responden (44,4%). 3. ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping (MP ASI) di bawah umur 6 bulan di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten semarang dengan p-value 0,001 < α (0,05). Saran Bagi masyarakat : Masyarakat diharapkan tidak ikut mendukung pemberian MP ASI dibawah umur 6 bulan dan ikut menyarankan hal tersebut kepada ibu bayi dibawah umur 6 bulan di wilayahnya. Bagi Tenaga Kesehatan (bidan): Bagi petugas kesehatan di harapkan lebih banyak memberikan penyuluhan di pertemuan posyandu, kader, pertemuan dasa wisma agar pengetahuan dan sikap ibu dalam dampak pemberian makanan pendamping ASI secara dini menjadi lebih baik. Bagi Peneliti selanjutnya : Peneliti lain diharapkan meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi pemberian MP ASI seperti, pendidikan, pekerjaan, penghasilan ibu. Bagi responden : Ibu bayi yang pengetahuannya masih kurang diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang MP ASI dengan cara bertanya pada bidan kapan sebaiknya diberikan berikut tahapannya sehingga sikapnya menjadi tidak mendukung pemberian MP ASI dini serta memberikan MP ASI pada waktu yang tepat. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI) Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 8 DAFTAR PUSTAKA Arikunto S,2006.prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Cetakan tiga belas,Rineka cipta : Jakarta Arisman.2004.Gizi dalam Daur Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta Aritonang.2005.Mengenal ASI eksklusif. Trubus agruwidya : Jakarta Aslis Wirdan Hayati.2008.Buku saku gizi bayi. penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta Azwar,S.2009.Sikap manusia teori dan pengukurannya. pustaka pelajar : Yogyakarta Hidayat,A. Aziz alimul. 2007.Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika: Jakarta Keristiyansari,2009.ASI menyusui dan sadari. Nuha Medika : Yogyakarta Mubarak.2009. Ilmu kebidanan dan masyarakat . Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo,S.2010. Metodologi penelitian kesehatan. PT.Rineka : Jakarta Nursalam, & Efendi. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Penerbit Salemba Medika : Jakarta Prasetyo,B.&Jannah,Lina M.2005. Metode penelitian kuantitatif. PT. Rajagrafindo Persada : Jakarta Prasetyono,Dwi Sunar,2009.Buku pintar ASI Eksklusif : Pengenalan, Praktik dan kemanfaatan-kemanfaatannya. Diva Press : Yogyakarta Pudjadi,S.2006. Sifat-sifat dan kegunaan berbagai jenis Formula Bayi dan Makanan Padat Beredar. Salemba Medika : Jakarta Rahayu widodo, 2010. Pemberian makanan, suplemen dan obat pada anak. Penerbit Buku kedokteran EGC: Jakarta Roesli,utami 2008.Mengenal ASI eksklusif; seri 1. Pustaka Bunda.: Jakarta Waryana.2010.Gizi Reproduksi. penerbit pustaka rihama : Yogyakarta Wawan A,Dewi M. 2010. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Nuha medika : Yogayakarta Sugiyono.2007. Metode penelitian kuantitatif kualitatif. penerbit Alfabeta : Bandung Hikmah, Isna.2011.Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Nuha Medika : Yogyakarta Nugroho.2011. ASI dan Tumor Payudara. Nuha Medika; Yogyakarta Yuliarti. 2010. Keajaiban ASI. Andi offset ; Yogyakarta Suherni dkk.2009. Perawatan Masa Nifas. Fitramaya ; Yogyakarta Prasetyo. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Diva press ; Yogyakarta Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI) Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 9 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) PADA BAYI USIA DIBAWAH 6 BULAN DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Disusun oleh : DEWI ARIYANI NIM. 0111404 AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2013/2014 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI) Dibawah Umur 6 Bulan Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 10