TESIS Reni Fahriani 0806360014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK KOREKSI Halaman Tertulis Koreksi 11 (paragraf pertama) Interpretasi langkah 4 yaitu *Interpretasi langkah 4 menolong ibu….. yaitu menolong ibu….. 28 (Gambar 4.8. Alur Penelitian) Penelususran rekam medik Penelusuran rekam medik mengenai data IMD…. mengenai data IMD…. 32 (Manajemen dan analisis data), paragraf ke2, kalimat terakhir …untuk melihat faktor yang …untuk melihat faktor yang paling memengaruhi paling memengaruhi kegagalan ASI eksklusif…. pemberian ASI eksklusif…. 33, paragraf ke-3 …kamar bersalin, kamar bayi sakit, dan kamar bayi sehat… …kamar bersalin, kamar bayi sakit, (kamar bayi sehat dihilangkan) 42 (Keterbatasan penelitian) LMKM 10 LMKM 58, paragraf ke-2 Penelitain yang telah … Penelitian yang telah … LATAR BELAKANG ASI : nutrisi ideal bagi bayi untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan WHO : ASI eksklusif 6 bulan. Kepmenkes No.450/MENKES/IV/2004 (pemberian ASI eksklusif di Indonesia) dan UU No. 36 pasal 128/2009 tentang kesehatan ASI eksklusif IMD : salah satu LMKM yang diusung oleh WHO dan UNICEF untuk meningkatkan ASI eksklusif SDKI 2003/2007 : IMD (3,7% 43,9%) ASI eksklusif 6 bulan (39,5%34,2%) Pemberian SF (16,7%27,9%) AAP, Breastfeeding and the use of human milk. Pediatrics. 1997;100:1035-39. Besar DS, Eveline PN. Air susu ibu dan hak bayi. IDAI. 2008. Suradi R. Manajemen laktasi. 2007 WHO. Optimal duration of breastfeeding. 2002 Beberapa penelitian menemukan faktor yang memengaruhi pemberian ASI Eksklusif • Usia ibu, paritas, cara persalinan, faktor fisis, merokok, faktor psikis ibu, tingkat pendidikan, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif • Sosial ekonomi keluarga, dukungan keluarga, promosi susu formula, konseling ASI Penelitian di Indonesia mengenai faktor yang memengaruhi pemberian ASI pada bayi IMD belum banyak dilakukan Heather LK, Katie HC, Suzanne CT. Can J of Pub Health. 2009;68:1-4. Al-Sahab B, dkk. Predictors of breastfeeding in a developing country: Pub Health Nutr. 2008;12:1350-6. Mascarenhas ML, dkk. Prevalence of exclusive breastfeeding and its determiners. J Pediatr (Rio J). 2006;82:289-94. Pertanyaan Penelitian • Berapa proporsi ASI eksklusif pada bayi IMD? • Apakah usia ibu, jumlah paritas, cara persalinan, faktor fisis dan psikis ibu, ibu merokok, tingkat pendidikan ibu, ibu bekerja, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, tingkat sosial ekonomi keluarga, dukungan keluarga, promosi susu formula, dan konseling ASI oleh tenaga kesehatan berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi cukup bulan yang dilakukan IMD? Hipotesis • • • • • • Usia ibu ≥25 tahun Multipara Cara persalinan spontan Tidak adanya faktor fisis ibu Ibu tidak merokok Faktor psikis ibu (keyakinan terhadap produksi ASI) • Tingkat pendidikan ibuyang tinggi • • • • • • Ibu tidak bekerja Pengetahuan ibu yang benar tentang ASI eksklusif Sosial ekonomi ibu yang tinggi Dukungan keluarga terhadap menyusui Ibu tidak pernah mendapat promosi susu formula Konseling ASI Berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi cukup bulan yang dilakukan IMD Tujuan Penelitian Tujuan umum • Meningkatkan pemberian ASI eksklusif melalui IMD. Tujuan khusus • Mengetahui proporsi ASI eksklusif pada bayi IMD. • Mengetahui apakah terdapat hubungan antara usia ibu, jumlah paritas, cara persalinan, faktor fisis dan psikis ibu, ibu merokok, tingkat pendidikan ibu, ibu bekerja, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, tingkat sosial ekonomi keluarga, dukungan keluarga, promosi susu formula, dan konseling tenaga kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi cukup bulan yang dilakukan IMD. TINJAUAN PUSTAKA Rekomendasi Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak Kecil WHO Mulai menyusu dalam ½-1 jam setelah persalinan dan rawat gabung Menyusui eksklusif sampai usia 6 bulan Memberikan makanan pendamping pada anak setelah usia 6 bulan Meneruskan menyusu sampai usia 2 tahun atau lebih UNICEF, WHO. Revised plan of breastfeeding promotion and support in a baby- friendly hospital - 40 hours course. 2010. No 10 Langkah Menuju Kerberhasilan Menyusui 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI (LMKM) 1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui yang secara rutin disampaikan kepada semua staf pelayanan kesehatan untuk diketahui. 2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan dan melaksanakan kebijakan tersebut. 3. Menjelaskan kepada seluruh ibu hamil tentang manfaat dan penatalaksanaan menyusui. 4. Membantu ibu untuk mulai menyusui bayinya dalam kurun waktu kurang dari 30 menit setelah melahirkan. 5. Memperlihatkan kepada ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankan produksi ASI pada saat ibu harus berpisah dengan bayinya. 6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir, kecuali atas indikasi medis. 7. Melaksanakan rawat gabung, yang memungkinkan ibu dan bayi selalu bersama dalam 24 jam. 8. Mendukung ibu untuk dapat memberi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi tanpa menjadwalnya. 9. Tidak memberi dot atau kempeng kepada bayi yang masih menyusu. 10. Membentuk kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan ibu untuk berkonsultasi dengan kelompok ini. Division of Child Health and Development. Evidence for the ten steps to successful breastfeeding. Geneva: WHO, 2007. Manfaat IMD bagi Bayi • • • • • Mencegah hipotermi Kolonisasi flora normal Kolostrum Meningkatkan kemampuan menyusu bayi Menurunkan mortalitas dan morbiditas • Edmond : Sebanyak 16% kematian neonatal dapat dicegah jika semua bayi dilakukan inisiasi dini pada hari pertama, dan 22% kematian dapat dicegah jika inisiasi dilakukan pada 1 jam pertama kehidupan. • Meningkatkan ambang regulasi SSP terhadap stimulus luar, (organisasi tidur bayi lebih baik) • Menurunkan stress bayi baru lahir--> (durasi menangis paling sedikit pada bayi IMD) Edmond KM, dkk. Delayed breastfeeding initiation increases the risk of neonatal mortality. Pediatrics. 2006;117:380-6. Roesli U. Inisiasi menyusu dini plus ASI eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda; 2008. h.1-31. Klaus M. Mother and infant: early emotional ties. Pediatrics. 1998;102:1244-6. Christensson K, dkk. Separation distress call in the human neonate. Acta Paediatr. 1995;84:468–73. Righard L, Alade MO. Effect of delivery room routines on success of first breast-feed. Lancet.1990;336:1105-7. Faktor yang Memengaruhi ASI Eksklusif Amerika dan Kanada Libanon, Brazil Australia dan negara di Eropa Penelitian di Switzerland Penelitian di Tanzania Penelitian di Brazil dan Selandia Baru Mascarenhas dkk tahun 2006 Penelitian di India tahun 2009 Penelitian di Selandia Baru tahun 2004 Ibu yang berusia lebih tua (≥25 tahun) memiliki kemungkinan lebih besar untuk Ibu multipara memiliki kemungkinan berhasil memberikan ASI eksklusif lebih besar untuk memberikan ASI Cara persalinan memengaruhi pemberian ASI eksklusif eksklusif. Ibu yang bersalin melalui bedah kaisar kemungkinan gagalantara ASI eksklusif lebih Hubungan bermakna tingkat besar pendidikan ibu dengan ASI eksklusif Hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dengan ASI eksklusif Ibu yang pernah memperoleh promosi Ibu bekerja memiliki risiko lebih susu formula memiliki kemungkinan 1,5 menghentikan kalibesar lebih untuk besar untuk membeli susu memberikan ASIkepada Bayi lahir dari berpenghasilan formula dankeluarga memberikan rendah berisiko 1,4 kali lipat untuk bayinya. berhenti sebelum usiaASI 6 bulan Ibu yangmenyusui memperoleh edukasi dari petugas kesehatan memiliki kemungkinan 2,6 memiliki kali lebihrisiko besar2,2 untuk Ibu perokok aktif kali memberikan ASImenyusui eksklusif untuk berhenti Heather LK, Katie HC, Suzanne CT. Can J of Pub Health. 2009;68:1-4. Al-Sahab B, dkk. Predictors of breastfeeding in a developing country: Pub Health Nutr. 2008;12:1350-6. Mascarenhas ML, dkk. Prevalence of exclusive breastfeeding and its determiners. J Pediatr (Rio J). 2006;82:289-94. KERANGKA KONSEP Inisiasi menyusu dini (IMD) Manfaat pada ibu Proses Crawling bayi Sekresi oksitosin : •Menurunkan perdarahan postpartum •Mempercepat involusi uterus Kontak kulit ke kulit Bayi menjilati kulit perut/dada ibu Terjadi proses suckling Bonding ibu-bayi Manfaat pada bayi Bonding ibubayi Mencegah hipotermi Kolonisasi dini flora normal Kolostrum Melatih kemampuan menyusu bayi Merangsang produksi dan sekresi ASI Produksi ASI meningkat Sekresi ASI lancar Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif Usia ibu Jumlah paritas Cara persalinan Ibu bekerja ASI eksklusif Faktor fisis ibu Tingkat sosial ekonomi Psikis ibu Dukungan keluarga Ibu merokok Tingkat pendidikan ibu Prmosi susu formula Konseling ASI Metodologi Penelitian Potong lintang analitik Poliklinik Anak RS St Carolus Jakarta Juni-September 2012 Kuesioner Ibu yang memiliki bayi berusia 6-12 bulan Consecutive sampling Perhitungan Besar Subjek Untuk mengetahui proporsi : n = z α 2 PQ d2 n = 84 subjek Untuk uji bivariat: n1 = n2 = (Z √2PQ + Z√P1Q1 + P2Q2)2 (P1 – P2)2 Perhitungan jumlah subjek terhadap ke12 faktor jumlah subjek tertinggi yaitu 95 subjek. Analisis multivariat : “rule of thumb” adalah 10 kali jumlah variabel independen n = 10 x 12 variabel independen = 120 subjek Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S. Perkiraan besar sampel. Dalam: dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta, 2002. Alur Penelitian Bayi berusia 6-12 bulan yang memeriksakan kesehatannnya di RS St. Carolus yang memenuhi kriteria inklusi Informed consent, pencatatan identitas bayi, identitas ibu, alamat lengkap, nomor telepon yang dapat dihubungi Pengambilan data dengan wawancara melalui kuesioner Penelusuran rekam medik mengenai data IMD saat lahir ASI eksklusif ASI non eksklusif Analisis statistik Identifikasi Variabel • Variabel tergantung : ASI eksklusif • Variabel bebas : usia ibu, jumlah paritas, cara persalinan, faktor fisis dan psikis ibu, ibu merokok, tingkat pendidikan ibu, ibu bekerja, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, tingkat sosial ekonomi keluarga, dukungan keluarga, promosi susu formula, dan konseling ASI Definisi Operasional Inisiasi Menyusu Dini Meletakkan bayi dalam posisi tengkurap di dada ibunya melalui kontak kulit ke kulit dengan ibu segera setelah lahir paling sedikit selama 1 jam, membantu ibu mengenali tanda-tanda kesiapan bayi menyusu sampai bayi dapat meraih puting ibu dan menyelesaikan menyusu pertamanya. ASI Eksklusif Pemberian ASI saja (termasuk ASI yang diperah) tanpa memberikan cairan lain seperti air putih, pengganti ASI, dan cairan lainnya serta makanan padat), kecuali pemberian vitamin, mineral, dan obat, selama 6 bulan setelah lahir Usia Ibu Usia ibu dibagi menjadi 2 kategori, yaitu “<25 tahun” dan “≥25 tahun” Paritas 1) Primipara yaitu ibu dengan kelahiran anak pertama kali 2) Multipara yaitu ibu dengan riwayat kelahiran >1 anak Cara persalinan 1) Persalinan spontan; 2) Persalinan dengan tindakan , yaitu dengan vakum/forsep atau bedah kaisar Faktor fisis Kondisi ibu sakit, kelelahan, mengalami puting lecet, puting mendatar, atau mastitis. Faktor fisis ibu dibagi menjadi 2 kategori, yaitu “ya” dan “tidak” Faktor psikis Ibu memiliki keyakinan terhadap kecukupan produksi ASI. Faktor psikis ibu dibagi menjadi 2 kategori, yaitu “ya” dan “tidak” Definisi Operasional Ibu Merokok Tingkat pendidikan ibu Ibu bekerja Pengetahuan Ibu tentang ASI Status Sosial Ekonomi Dukungan Keluarga Ibu mengkonsumsi rokok dengan jumlah ≥10 batang rokok perhari selama periode menyusui atau 6 bulan pertama usia bayi. Status ibu merokok dibagi menjadi 2 kategori, yaitu “ya” dan “tidak” Pendidikan rendah: tidak sekolah /SD/SLTP Pendidikan menengah: SLTA atau yang sederajat. Pendidikan tinggi: D3, Sarjana (S1), Magister (S2), Doktor (S3) Ibu bekerja di luar rumah sehingga jauh dari bayi dengan lama waktu lebih atau sama dengan 6 jam Meliputi definisi dan durasi. Jika jawaban 2 item tsb benar subjek memiliki pengetahuan yang “benar”. Jika terdapat salah satu jawaban yang salah subjek memiliki pengetahuan yang “salah” tentang ASI eksklusif. Sosial ekonomi rendah adalah bila pendapatan perkapita perbulan <Rp2000.000,00. Sosial ekonomi menengah adalah bila pendapatan perkapita perbulan Rp2.000.000,00Rp.5000.000,00. Sosial ekonomi tinggi bila pendapatan perkapita perbulan >Rp 5.000.000,00. Suami atau anggota keluarga yang lain memberikan dukungan kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Dukungan keluarga dibagi menjadi 2 kategori yaitu, “ya” dan “tidak” Promosi susu formula Penawaran produk susu formula secara langsung atau pemberian susu formula gratis kepada ibu. Promosi susu formula menjadi 2 kategori yaitu, “pernah” dan “tidak pernah” Konseling ASI Penjelasan ASI eksklusif minimal sebanyak 3 kali, yaitu saat hamil, melahirkan, dan saat kontrol pasca-melahirkan ke poliklinik Alur Analisis Analisis bivariat Matrikulasi /correlation matrix Analisis multivariat HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN RS St Carolus 16 Juli 1917 Fasilitas Didirikan badan sosial 1. Unit rawat jalan spesialistik dan St Carolus, dengan umum (URJSU) nama Perhimpunan 2. Unit kebidanan dan St Carolus (PSC) Tahun 1992 Desember 1993 RS St Carolus membentuk Tim Peningkatan Penggunaan ASI (Tim PP-ASI), sasaran : adalah semua pasien ibu hamil yang berkunjung ke RS St Carolus Membuka klinik laktasi (memberikan pelayanan medik dan konsultasi serta penyuluhan bagi ibu yang memiliki masalah laktasi) keperawatan (BKIA, RG, KB, kamar bayi sakit) 21 Januari 1919 3. Unit gawat darurat 4. Pelayanan kesehatan di rumah Dokter spesialis (PKR) diresmikan menjadi anak, dokter umum, 5. Kamar bedah rumah sakit Katolik dan bidan serta 6. Balai kesehatan pertama di Indonesia perawat masyarakat Lembaga PP-ASI (Balkesmas) bertanggung jawab Pasien, suami, 7. Balai pengobatan menjalankan Akreditasi “Rumah Sakit Sayang Bayi” dari Departeman Kesehatan pada tahun 1993 dan 1994. orangtua, saudara 8. Pelayanan pastoral kebijakan 10 LMKM Sejak saat itu, RS St Carolus berkomitmen memberikan dukungan secara penuh bagi semua atau pengasuh bayi ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Keterbatasan dan Kelebihan Penelitian Lokasi Penelitian Keterbatasan Penelitian Kelebihan Penelitian • Di RS Sint Carolus karena rumah sakit ini memiliki angka IMD yang cukup tinggi. • Penelitian di RS Sint Carolus tahun 1998: angka keberhasilan IMD pada bayi yang lahir spontan 80%, lahir dengan alat bantu vakum atau forsep 40% dan melalui bedah kaisar sebesar 59%. • Penelitian dilakukan di salah satu RS ideal yang sudah mengadopsi program LMKM (kurang bersifat representatif terhadap gambaran rumah sakit di Jakarta) • Data dari wawancara ibu interpretasi jawaban subjek oleh peneliti risiko bias interpretasi • Subjek: ibu yang memiliki bayi berusia 6-12 bulan recall bias (termasuk kecenderungan ibu untuk memberikan jawaban yang benar) • Hasil yang diperoleh dapat dijadikan acuan bagi RS lain untuk penerapan LMKM Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik Subjek Penelitian Rentang usia bayi : 6-12 bulan Median usia 8 bulan Rentang usia ibu: 21-42 tahun Median usia ibu : 30 tahun Penelitian di Malaysia : sebagian besar subjek ibu berusia >25 tahun dengan rerata usia 29±4,7 tahun. Penelitian FDA: sebagian besar subjek penelitian memiliki rerata usia 29,5±5,1 tahun. Leong TK. Knowledge, attitude and practice on breastfeeding in Klang, Malaysia.Int Malays J. 2009;8:17-21. Jones JR, dkk. Factors associated with exclussive breastfeeding in the United States. Pediatrics. 2011;128;1117-25. Proporsi ASI Eksklusif dan Durasi Pemberian ASI ASI eksklusif : 75% Non- ASI eksklusif : 25% 80 75% 60 40 20 4,2% 4,2% 5,8% 8,3% 2,5% 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 0 6 Bulan Gambar 5.2. Durasi Pemberian ASI Eksklusif Proporsi ASI Eksklusif RISKESDAS 2010 : 15% SDKI 2007 : 32 % Malaysia: 32,8% India : 61,5% Brazil : 31% Kanada : 71,6 % Kanada memberikan fasilitas cuti melahirkan selama 1 tahun untuk para ibu Badan penelitia n dan pengembangan kementrian kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan Statistik Nasional. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta, 2008. Heather LK, dkk. Risk factor for cessation of breastfeeding of woman in Calgary, Alberta. Can J of Pub Health. 2009;68:1-4. Baby Friendly Hospital Initiative (BFHI) Meningkatkan Angka Pemberian ASI eksklusif • Proporsi ASI eksklusif yang tinggi pada penelitian ini disebabkan RS St Carolus sudah mengimplementasikan program BFHI sejak tahun 1993. • Penelitian retrospektif di Boston Medical Center, AS: – Proporsi ASI eksklusif 5,5% di tahun 1995 (sebelum implementasi BFHI) – Meningkat menjadi 28,5% di tahun 1998 (saat BFHI mulai diimplementasikan) – Menjadi 33,5% di tahun 1999 (pasca-implementasi BFHI) Philipp BL, dkk. Baby-friendly hospital initiative improves breastfeeding initiation rates in a US hospital setting. Pediatrics 2001;108:677-81. Alasan Ibu Berhenti Memberikan ASI Eksklusif Terdapat 30 (25%) subjek berhenti memberikan ASI eksklusif Sebanyak 7 dari 13 ibu yang merasa produksi ASI-nya sedikit mengaku tidak melakukan konseling lebih lanjut dengan petugas kesehatan di RS St Carolus (memutuskan sendiri) Alasan terbanyak kegagalan ASI eksklusif pada ibu bekerja: pada saat diperah, ASI yang keluar sedikit sedangkan jika disusui, produksi ASI banyak Dari kelima subjek : 4 subjek memiliki pengetahuan yang benar mengenai ASI eksklusif dan mengetahui bahwa ASI eksklusif harus diberikan selama 6 bulan Kelima subjek tersebut tinggal di rumah ibu atau mertua Taveras EM, dkk. Clinician support and phycosocial risk factor associated with breastfeeding discontinuation. Pediatrics. 2003;112:108-15. Scott JA, Binns CW. Factors associated with the initiation and duration of breastfeeding: a review of the literature. Breastfeed Rev. 1999;7:5-16. Bentuk Dukungan yang Diberikan RS St Carolus dalam Upaya Peningkatan ASI Eksklusif 1. Prenatal : Dimulai sejak pasien datang pertama kali ke RS untuk pemeriksaan kehamilan. Pada tiap kunjungan kehamilan. Penyuluhan kolektif di BKIA (kehamilan trimester I dan II). Penyuluhan kehamilan trimester ketiga : penyuluhan breastcare. 2. Saat kelahiran : IMD (suhu ruangan, kamar operasi, kain, topi bayi) 3. Pasca-lahir : penyuluhan post-partum (hari I-III pasca-persalinan): perawatan payudara, perawatan bayi, pentingnya imunisasi bayi, pijat bayi. Klinik laktasi Hasil Analisis Bivariat Faktor yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif Hasil analisis bivariat : terdapat 5 faktor yang bermakna (P<0,05) : 1. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif (Fisher) 2. Dukungan keluarga (Kai kuadrat) 3. Promosi susu formula (Kai kuadrat) 4. Konseling ASI (Kai kuadrat) 5. Faktor psikis ibu (Kai kuadrat) Variabel yang Masuk Analisis Multivariat Dari hasil analisis bivariat, terdapat 7 variabel yang memiliki p< 0,25 : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Usia ibu Pengetahuan ibu Tingkat sosial ekonomi Dukungan keluarga Promosi susu formula Konseling ASI Faktor psikis ibu Hasil uji matrikulasi menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki r <0,8 Hasil Analisis Multivariat 1. Faktor psikis, RO 8,59 (IK 95% 2,49-29,56; p=0,001) 2. Dukungan keluarga, RO 6,25 (IK 95% 1,92-20,35; p=0,002) 3. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, RO 6,16 (IK 95% 1,5724,14; p=0,009) 4. Konseling ASI, RO 5,86 (IK 95% 1,7-20,13; p=0,005) Analisis Multivariat (Regresi Logistik) Probabilitas (Regresi Logostik) Persamaan (y) = konstanta + a1x1 + a2x2 + a3x3 + a4x4 y = (-2,694) + 2,151 (psikis ibu) + 1,833 (dukungan keluarga) + 1,819 (pengetahuan ibu) + 1,768 (konseling ASI) Jika seorang ibu memiliki keempat faktor di atas, maka nilai y = 4,87 Besarnya probabilitas ibu untuk memberikan ASI eksklusif : Probabilitas (p) = 1/(1+e-y) e = bilangan natural (2,7) p = 1/(1+(2,7)-4,87) = 0, 992 = 99,2% Sehingga probabilitas ibu untuk berhasil memberikan ASI eksklusif kepada bayinya adalah sebesar 99,2% Dahlan MS. Analisis regresi logistik. Dalam: Dahlan MS, penyunting. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: CV Sagung Seto, 2008. h. 197-208. Pembahasan Usia ibu Hasil : tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok ibu <25 tahun dengan yang ≥25 tahun, dalam hal ASI eksklusif Penelitian dengan hasil berbeda (terdapat hubungan) : – Penelitian di Kolumbia, Kanada, Australia Penyebab diskonkruesi: Jumlah ibu yang berusia ≥25 tahun (91,7%) dan yang <25 tahun (8,3%) Peneliti menemukan 33% ibu yang berusia <25 tahun telah memperoleh konseling ASI sejak hamil dan berhasil ASI eksklusif 6 bulan (sehingga proporsi ASI eksklusif hampir sebanding) Kuan L, dkk. Health system factors contributing to breastfeeding success. Pediatrics. 1999;104:1-7. Jones JR, dkk. Factors associated with exclussive breastfeeding in the United States. Pediatrics. 2011;128;1117-25. Heather LK, dkk. Risk factor for cessation of breastfeeding of woman in Calgary, Alberta. Can J of Pub Health. 2009;68:1-4. Jumlah paritas Hasil : tidak terdapat perbedaan bermakna antara primipara dan multipara dalam pemberian ASI eksklusif Penelitian dengan hasil berbeda (terdapat perbedaan) : • Penelitian di Australia, Inggris dan Libanon jumlah paritas tinggi berhubungan dengan ASI eksklusif. Pada penelitian ini : 1. Proporsi ASI eksklusif pada ibu primipara tinggi karena sebagian besar (60%) ibu sudah memperoleh konseling ASI sejak masa kehamilan. 2. RS St Carolus melaksanakan 10 LMKM poin nomor 3: petugas kesehatan harus memberikan penjelasan tentang manfaat dan penatalaksanaan menyusui kepada ibu hamil. Paine P, Dorea JG.Gender role attitudes and otherdeterminants of breastfeeding intention in Brazilia women.Blackwell science Ltd.2001(27):61-72. Hauck YL, dkk. A Western Australian survey of breastfeeding initiation. Matern Child Health J. 2011; 15:260-8. Al-Sahab B, dkk. Predictors of breastfeeding in a developing country. Pub Health Nutr. 2008;12:1350-6. Cara persalinan Hasil : tidak terdapat perbedaan bermakna antara persalinan spontan dan persalinan dengan tindakan dalam pemberian ASI eksklusif. Penelitian dengan hasil berbeda (terdapat perbedaan) : • Penelitian di Australia dan Libanon ibu yang melahirkan spontan memiliki kemungkinan lebih besar untuk ASI eksklusif, Pada penelitian ini : dan ibu yang melahirkan kaisar memiliki kemungkinan lebih 1. Di RS St Carolus, ibu hamil trimester ketiga sudah kecil. mendapatkan penyuluhan termasuk kemungkinan cara persalinan yang akan dihadapi tidak memengaruhi ASI eksklusif. 2. IMD juga rutin dilakukan pada bayi yang lahir secara bedah kaisar maupun vakum (selama bayinya bugar), tim tenaga medis mendukung penuh. Al-Sahab B, Tamim H, Mumtaz G, Khawaja G, Khogali M, Afifi R, dkk. Pub Health Nutr. 2008;12:1350-6. Hauck YL, Fenwick J. Matern Child Health J. 2011;15:260-8. Faktor fisis Hasil : tidak terdapat hubungan antara faktor fisis ibu (kelelahan, sakit, puting lecet, puting mendatar, mastitis) dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian dengan hasil berbeda (terdapat perbedaan) : • Penelitian di 31 negara bagian AS puting lecet merupakan alasan ibu berhenti memberikan ASI eksklusif pada 35% subjek. • Pada penelitian ini (RS Carolus) : 6,8% subjek. Pada penelitian ini, penyebab rendahnya proporsi ibu yang memiliki masalah fisis karena di RS St Carolus ibu mendapatkan penyuluhan breastcare sejak UK 28 minggu hingga post-partum. Indu B, Morrow B, Hsia J. Why do women stop breastfeedin. Pediatrics. 2005;116:1408-12. Roesli U. Lembaga peningkatan penggunaan ASI Sint Carolus. Makalah ilmiah pribadi. Jakarta; 1998. Faktor psikis ibu Hasil : terdapat perbedaan bermakna antara ibu yang memiliki keyakinan terhadap produksi ASI dengan yang tidak, dalam pemberian ASI eksklusif Penelitian di AS, Australia dan Eropa sepakat faktor psikis ibu berhubungan dengan ASI eksklusif Merasa produksi ASI tidak cukup= faktor psikis tersering ibu menghentikan pemberian ASI Sering muncul pada masa post-partum awal Data penelitian luar : 50% ibu yang merasa produksi ASI-nya tidak cukup, hanya 5% diantaranya yang secara fisiologis terbukti Penelitian di Brazil, 2001 : korelasi yang kuat antara persepsi ibu terhadap ketidakcukupan ASI dengan PD ibu yang rendah dalam menyusui (r=0,48, p<0,01) Merasa tidak yakin produksi ASI PD rendah cemas stresstimbul kesulitan menyusui perlu dukungan suami, keluarga, petugas kesehatan Taveras EM, dkk. Clinician support and phycosocial risk factor associated with breastfeeding discontinuation. Pediatrics. 2003;112:108-15. Heather , dkk. Risk factor for cessation of breastfeeding prior to six months in Calgary, Alberta. Can J of Pub Health. 2009;68:1-4. Ertem IO, Votto N, Leventhal JM. The timing and predictors of the early termination of breastfeeding. J Pediatr. 2001;107:543-51. Tingkat pendidikan ibu Hasil : tidak terdapat perbedaan bermakna antara ibu yang berpendidikan tinggi dengan yang berpendidikan menengah dalam pemberian ASI eksklusif Penelitian dengan hasil berbeda (terdapat perbedaan bermakna): – Penelitian di Kanada dan Australia, 2009: ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah memiliki kemungkinan lebih besar untuk berhenti memberikan ASI pada 6 bulan pertama (RO 2,63; IK 95%1,77-3,90; p<0,05). Pada penelitian peneliti: ibu-ibu yang berpendidikan menengah memiliki proporsi ASI eksklusif yang tinggi-mereka tidak kalah dalam hal mencari pengetahuan dan wawasan mengenai ASI melalui situs internet, komunitas jejaring sosial facebook, tweeter, dan blackberry group. Heather LK, dkk. Risk factor for cessation of breastfeeding of woman in Calgary, Alberta. Can J of Pub Health. 2009;68:1-4. Hauck YL, dkk. A Western Australian survey of breastfeeding initiation. Matern Child Health J. 2011; 15:260-8. Cooklin AR, dkk. Maternal employment and breastfeeding: result from the longitudinalstudy of Australian children. Acta Pediatr.2008;97:620-3. Pekerjaan ibu Hasil : tidak terdapat perbedaan bermakna antara ibu bekerja dengan ibu yang tidak bekerja dalam pemberian ASI eksklusif Penelitian dengan hasil berbeda (terdapat perbedaan bermakna) : – Penelitian kohort di Libanon, Malaysia, Brazil dan Selandia Baru. • Penyebab hasil penelitian tidak bermakna: proporsi ASI eksklusif yang tinggi pada kelompok ibu bekerja disebabkan ibu yang Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerja sudah dibekali pengetahuan saat hamil. Republik Indonesia No. 3 tahun 2010, dukungan di tempat kerja : 1. 2. 3. 4. Memberikan cuti hamil dan melahirkan sesuai dengan peraturan Menyediakan fasilitas ruang menyusui yang memenuhi standar kesehatan Memberikan kesempatan bagi tenaga kerja menyusui untuk menyusui atau memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja Mengelola CSR (Corporate Sosial Responsibilities) untuk memberikan dukungan menyusui Al-Sahab B, dkk. Predictors of breastfeeding in a developing country. Pub Health Nutr. 2008;12:1350-6. Undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif Hasil : terdapat perbedaan bermakna antara ibu yang memiliki pengetahuan benar tentang ASI eksklusif dengan yang tidak. • Hasil serupa : Dua penelitian di Tanzania : semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang ASI maka semakin tinggi prevalens ASI eksklusif. Penyebab tingginya proporsi ibu yang memiliki pengetahuan benar tentang ASI eksklusif: 1. Kebijakan di RS St Carolus yang mengimplementasikan BFHI 2. Efektifnya edukasi ASI eksklusif secara umum di masyarakat 3. Meningkatnya dukungan menyusui dari kelompok pendukung ASI (KP-ASI) yang keanggotaannya terdiri ibu-ibu menyusui, suami, keluarga, tokoh masyarakat, dan tokoh agama Nkala TE, Msuya SE. Prevalence and predictors of exclussive breastfeeding among women in Kigoma region, Western Tanzania: a community based cross-sectional study. Int Breastfeed J. 2011;6:1-7. Status sosial ekonomi Hasil : tidak terdapat perbedaan antara ibu sosial ekonomi tinggi dengan sosial ekonomi rendah-menengah dalam pemberian ASI eksklusif • Hasil serupa: – Heather dkk di Kanada tahun 2009 – Marques dkk di Brazil pada tahun 2001 • Penelitian dengan hasil berbeda (terdapat perbedaan) : penelitian di Pelotas, Brazil tahun 2003. – Perbedaan : batasan operasional ASI eksklusif dengan durasi 3 bulan, dan desain penelitian yang digunakan adalah kohort. Heather LK, dkk. Risk factor for cessation of breastfeeding of woman in Calgary, Alberta. Can J of Pub Health. 2009;68:1-4. Marques SM, dkk. Breastfeeding and early weaning practice in Northeast Brazil: a longitudinal. Breastfeed J. 2001; 108:1-7. Dukungan keluarga Hasil : terdapat hubungan antara ibu yang memeperoleh dukungan menyusui dari keluarga dengan yang tidak – dalam pemberian ASI eksklusif • Hasil serupa : – Penelitian lain di Amerika Serikat, 2003 – Penelitian di Australia tahun 2001 • Jika ibu merasa didukung, dicintai dan diperhatikan, maka akan muncul emosi positif yang akan meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga produksi ASI pun lancar. Taveras EM, dkk. Clinician support and phycosocial risk factor associated with breastfeeding discontinuation. Pediatrics. 2003;112:108-15. Marques SM, dkk. Breastfeeding and early weaning practice in Northeast Brazil: a longitudinal. Breastfeed J. 2001; 108:1-7. Dukungan suami dan keluarga Dukungan oleh suami atau keluarga sangat penting karena dapat diberikan setiap waktu Dukungan suami Dukungan keluarga • Memberikan perhatian kepada ibu • Menciptakan kesempatan agar ibu mempunyai waktu luang lebih banyak dengan bayinya • Luangkan waktu bersama bayi terutama ketika selesai menyusu • Menciptakan suasana yang kondusif bagi ibu untuk menyusui • Mengatasi kesulitan yang timbul selama ibu menyusui • Memberikan dukungan psikologis • Keluarga menciptakan kondisi yang nyaman, penuh kasih sayang agar percaya diri ibu meningkat • Meningkatkan pengetahuan, dan kesadaran tentang besarnya manfaat ASI • Aktif terlibat dalam Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) • Menghapus mitos yang tidak mendukung keberhasilan ibu dalam menyusu Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia No. 3 tahun 2010 tentang Penerapan Sepuluh LMKM. Promosi susu formula Hasil bivariat : terdapat perbedaan antara ibu yang pernah memperoleh promosi Hasil multivariat susu formula : promosi dengansusu yang formula tidak, dalam tidak bermakna pemberian ASI eksklusif batasan operasional : penawaran produk susu formula •Keterbatasan Sebanyak 36,7% subjek mengaku pernah mendapat promosi langsung pemberian formula gratis. susu secara formula secara atau langsung baik disusu rumah,dan swalayan, Jika menjadimemberikannya promosi SF yang kepada diberikan oleh bidanhasil danbatasan 36 % tertarik bayi gagal ASI penelitian dapat berbeda. eksklusif. • Wawancara: ketertarikan ibuRIterhadap SF terutamadan saat Peraturan Kepala BPOM No.HK.00.05.52.0085 bulan-bulan pertama menyusui di saat masalah menyusui No.HK.00.05.1.52.3920. “susu formula bayi digunakan sebagai pengganti seperti produksi ASI belum banyak, puting lecet, dan ASImuncul, untuk memenuhi kebutuhan gizi normal bayi, bila kondisi ibu tidak dapat atau tidak boleh memberikan ASI pada bayinya, misalnya ibu payudara bengkak meninggal atau ibu menderita penyakit menular” Kepmenkes No. 237/Menkes/SK/IV/1997 tentang pemasaran pengganti ASI yang : melarang mengiklankan susu formula bayi, pembagian sampel gratis pada sarana pelayanan kesehatan, ibu hamil atau melahirkan BPOM RI. Peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan RI no HK. 05.52.0085 tentang pengawasan formula bayi untuk keperluan medis khusus. Depkes RI. Kepmenkes RI No. 237/Menkes/SK/1V/1997. Tentang pemasaran pengganti ASI. Konseling ASI Hasil : terdapat perbedaan bermakna antara ibu yang pernah memperoleh konseling ASI dengan yang tidak dalam pemberian ASI eksklusif • Penelitian dengan hasil serupa: – Penelitian di kota kecil Morogoro, Tanzania, dan Ohio, AS • Penelitian dengan hasil berbeda (tidak bermakna): – Penelitian multivariat di Kigoma, Tanzania (perbedaan batasan operasional: konseling yang dinilai hanya berupa anjuran untuk ASI eksklusif selama hamil) – Untuk menunjang keberhasilan ASI eksklusif 6 bulan, edukasi ASI tidak cukup hanya sekali melainkan harus berkelanjutan. Mattar CN, dkk. Simple antenatal preparation to improve breastfeeding practice. Obstet Gynecol. 2007:109:83-90. Nkala TE, Msuya SE. Int Breastfeed J. 2011;6:1-7. Kuan LW, dkk.Health system factors contributing to breastfeeding success. Pediatrics. 1999;104:1-7. Konseling ASI • Penyebab tingginya proporsi ASI eksklsuif : implementasi BFHI (ibu hamil trimester kedua sudah mulai diberikan konseling) • Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia No.03/2010 tentang Penerapan LMKM, ”pemberian penjelasan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun …..” – Yang memberikan penjelasan: tenaga kesehatan. – Materi : IMD, bahaya susu formula dan dot atau kempeng, rawat gabung, penatalaksanaan menyusui yang benar termasuk mengatasi kesulitan menyusui, dan managemen menyusui saat bayi sakit. Kepmen Pemberdayaan Perempuan No 3/2010 Simpulan • Proporsi ASI eksklusif pada bayi cukup bulan yang dilakukan IMD di RS St Carolus adalah sebesar 75%. • Faktor yang terbukti paling memengaruhi pemberian ASI eksklsusif secara berturut-turut, yaitu : 1)keyakinan ibu terhadap produksi ASI, 2)dukungan keluarga, 3)pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, dan 4)konseling ASI dari petugas kesehatan. Saran • Perlu dilakukan penelitian berbasis rumah sakit yang lebih heterogen sehingga dapat digunakan sebagai acuan penilaian populasi anak Indonesia. • Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo hendaknya mengimplementasikan BFHI atau rumah sakit sayang bayi yang “dimotori” oleh Divisi Fetomaternal Departemen Kebidanan dan Divisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Dengan implementasi BFHI, terjadi konseling yang berkelanjutan mengenai ASI terhadap ibu sehingga meningkatkan angka keberhasilan ASI eksklusif. • Himbauan kepada pemerintah untuk merevisi bentuk dan lama cuti pasca-melahirkan hingga 6 bulan, yaitu 3 bulan cuti dalam tanggungan negara atau perusahaan, dan ibu dapat memperoleh tambahan cuti 3 bulan tanpa tanggungan negara atau perusahaan. “A good mother breastfeeds A bad mother bottle feeds” THANK YOU….. JADWAL TESIS ATAS JANUARI 2013 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu 30 31 LIBUR 1 2 RATU 3 4 5 6 7 HARUN 8 9 ADHI 10 11 12 13 14 JOKO 15 16 GITA 17 18 19 20 21 RENNO 22 23 DEWI 24 25 26 30 31 27 28 29 YUDICIUM 1 2 • Hosmer and Lemeshow Test Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square 1 8.750 2 5.817 df 8 6 Sig. .364 .444 Nilai p adalah 0,444 (>0,05) persamaan yang diperoleh memiliki kalibrasi yang baik • Hosmer and Lemeshow Test Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square 1 8.750 2 5.817 df 8 6 Sig. .364 .444 Nilai p adalah 0,444 (>0,05) persamaan yang diperoleh memiliki kalibrasi yang baik