BAB 2 LANDAS AN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa Definisi Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah pesan – pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Batasan komunikasi massa ini lebih menitik beratkan pada komponen-komponen dari komunikasi massa yang mencakup pesan-pesan dan media massa (seperti koran,majalah, TV, radio, dan film ) serta khalayak. Komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna–makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.(M cQuail, 1996) Onong Uchjana, mengemukakan definisi komunikasi massa sebagai berikut: “Komunikasi massa adalah sebagian ketrampilan, sebagian seni, dan sebagian ilmu. Sebagai ketrampilan jika komunikasi massa meliputi tehnik– tehnik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan recorder, atau mencatat wawancara. Sebagai seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan- tantangan kreatif seperti menulis naskah untuk program televisi, mengembangkan tata letak estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi suatu kisah berita. Sebagai ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip- prinsip tertentu 12 13 tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal yang menjadi lebih baik“. Dalam tayangan program televisi berita atau informasi yang disalurkan kepada khalayak bisa sangat cepat dan bersifat massal, hal ini merupakan cara modern dari komunikasi massa dibandingkan berpidato ataupun pada media radio. (Cangara, 2000 hal.59). 2.1.1 Fungsi Komunikasi Massa 1. Informasi Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2. S osialisasi Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehinga ia dapat aktif di dalam masyarakat. 3. Motivasi M enjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, serta kegiatan individu dan kelompok yang akan dikejar. 14 4. Perdebatan dan diskusi M enyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik. 5. Pendidikan Pengalihan ilmu Pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, pendidikan ketrampilan, dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. 6. Memajukan kebudayaan Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan massa lalu, perkembangan kebudayaan, membangun imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya. 7. Hiburan Penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan citra dari drama, tari, kesenian, musik, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu. 8. Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh fungsi berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling mengenal dan mengerti serta menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain. (Onong;2002:122). 15 2.2 Karakteristik Komunikasi massa Untuk mencapai efektivitas yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan yang menggunakan media massa, harus diketahui karakteristik dari komunikasi massa tersebut, Sebagai berikut : a. Bersifat simultan /serempak b. Bersifat umum c. Komunikannya heterogen d. Berlangsung satu arah 1. Bersifat simultan, ialah bahwa walaupun komunikan berada pada jarak satu sama lain terpisah, tetapi media massa mampu membina keserempakan kontak komunikan dalam penyampaian pesannya. 2. Bersifat umum, ialah pesan yang disampaikan melalui media massa ditujukan kepada umum dan disamping itu juga mengenai kepentingan umum. 3. Komunikasinya heterogen, sebagai konsekuensi daripada penyebaran yang teramat luas(jangkauan audience), maka komunikan dari komunikasi massa terdiri dari berbagai macam, inilah menjadikan komunikannya heterogen. 4. Berlangsung satu arah, ialah bahwa feedback yang terjadi adalah delayed feedback , (widjaja,2002: hal.25). berbeda dengan komunikasi tatap muka. 16 2.2.1 Media Massa M edia massa (mass media) singkatan dari media komunikasi massa, merupakan channel of mass communication, yaitu saluran, alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa. M enurut Nurudin, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen (Nurudin, 2003 : 8). Keberadaan media massa ini digunakan oleh khalayak sebagai media pembelajaran, sumber kekuatan atau alat kontrol, inovasi, dan telah menjadi suatu kebiasaan khalayak yang tertarik untuk memperoleh informasi serta hiburan. Selain itu, khalayak merasakan kenyamanan dan melepaskan kejenuhan lewat media massa tersebut. Bentuk media massa terdiri dari : A. Media Cetak M edia cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sebagai media cetak, surat kabar dan majalah tetap berbeda karena memiliki karakteristik yang khas, yang dimiliki masing-masing media. B. Media Elektronik 1) Radio Sebelum tahun 1950-an, ketika televisi menyedot banyak perhatian khalayak radio siaran, banyak orang memperkirakan bahwa radio siaran 17 berada diambang kematian. Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, electronic games dan personal casset players. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainya. Keunggulan radio siaran adalah berada dimana saja dan memiliki kemampuan menjual pada khalayak bagi pengiklan yang produknya dirancang khusus untuk khalayak tertentu. 2) Film Film atau motion pictures ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. 3) Media On-Line Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. M isi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. 18 Dewasa ini internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tidak dapat diabaikan. 4) Televisi Dalam bahasa Yunani, televisi berasal dari kata tele dan visi. Kata tele berarti jauh dan visi berarti penglihatan. M aksudnya dengan adanya teknologi satelit yang digunakan dalam proses penayangan materi siaran dari stasiun penyiaran. Adanya sinyal elektromagnetik yang dipancarkan lewat udara dan ditangkap lewat pemancar. Sedangkan dalam bahasa inggris televisi disebut dengan kata television yang artinya adalah media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat (Effendy: 1989 : 361). 2.3 Konsep Televisi Definisi Televisi Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision yang mempunyai arti masing-masing tele (jauh) dan vision (tampak), Jadi televisi tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Televisi juga merupakan radio (broadcast) dan film (moving picture). Suatu program siaran televisi dapat dilihat dan didengar oleh penonton karena dipancarkan oleh pemancar. Kalau pemancarnya “mati” atau tidak di udara maka mereka tidak bisa melihat apa-apa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pesawat televisi adalah 19 alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengarkan dari tempat yang jauh. (Setyobudi, 2005). 2.3.1 Karakteristik Televisi a. Audio Visual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat, karena sifatnya yang audio visual itu pula, maka secara siran berita harus selalu dilengkapi dengan gambar. Baik gambar diam, seperti foto, gambar peta maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita. b. Berpikir Dalam Gambar Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. c. Pengoperasian Lebih Kompleks Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakannya juga lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orangorang yang terampil dan terlatih. (Ardito, 2004: 103) 20 2.3.2 Fungsi Televisi Adalah memberikan informasi, mendidik, menghibur dan membujuk.Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi pada umumnya. Tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. Tiga pokok Fungsi Televisi, yaitu: 1. Fungsi Penerangan (The Information Function ) Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Hal ini disebabkan dua factor yang terdapat di dalamnya yaitu: immediacy dan realism. Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh station televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung, seolah–seolah mereka berada di tempat peristiwa itu terjadi. Sedangkan Realism mengandung makna kenyataan, dimana televisi menyiarkan informasi secara audio visual sesuai fakta. 2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function ) Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara stimultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara implicit mengandung pendidikan seperti film, kuis, dan sebagainya yang disebut Educational Television (ETV), yaitu acara 21 pendidikan disisipkan dalam siaran yang bersifat umum. Karena keampuhannya itulah, maka fungsi pendidikan yang dikandung televisi ditingkatkan lagi, sehingga dinamakan saran pendidikan jarak jauh yang disebut instruction Television. 3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function ) Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran sangat dominan. sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati sekalipun khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan tuna wicara.(Onong, 2002). 2.3.3 Kekuatan Dan Kelemahan Televisi M enurut Skomis (1985) kekuatan televisi salah satunya adalah memberikan gambaran bila dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya), televisi tampaknya memberikan sifat yang istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan maupun pendidikan bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Ada 4 (empat) kekuatan televisi, yaitu : 1.) M enguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi menggunakan elektromagnetik, kabel-kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit. 22 2.) Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat. 3.) Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif). 4.) Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis. Sedangkan kelemahan televisi, yaitu : 1.) M edia televisi terikat waktu tontonan. 2.) Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar. 3.) Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa. Bersifat ”transitory”, karena sifat ini membuat isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping (Syahputra, 2006 : 70). 2.3.4 Format Acara Televisi Adapun format acara televisi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Drama (Fiksi) adalah sebuah format acara televisi yang di produksi dan di cipta melalui proses imaginasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang di rekayasa ulang. 2. Non Drama (Non Fiksi) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan seharihari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tapa harus menjadi dunia khayalan. 23 3. Be rita adalah sebuah format acara televisi yang di produksi berdasarkan informasi dan fakta atau kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari – hari. 4. Infotainment merupakan gabungan atau hasil perpaduan antara format acara non drama dengan berita. Dimana infotainment adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dengan memperhatikan nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen. 2.4 Program Tayangan Entertainment (Bukan Empat Mata) Program siaran entertainment termasuk program siaran format baru yang berisi informasi promosi dagang dunia hiburan yang dibuat sangat ringan, menghibur dan menarik. Termasuk didalamnya adalah pengemasan yang menyertakan bahan animasi atau trik. entertainment dengan demikian mengemas informasi dan hiburan (entertainment) dalam satu paket. Pengertian ini tidak berbeda jauh dengan definisi Branston yang mengungkapkan bahwa infotainment merupakan “soft news, provides information in a way that is entertaining to its viewers…” (Branston, 2005) infotainment itu serius tapi santai. Dikaitkan dengan program “Bukam Empat Mata” terdapat ciri-ciri seperti yang dikemukakan oleh Braston bahwa progam infotainment “Bukan Empat Mata” tetap memberikan informasi atau berita sejenis softnews tetapi disajikan secara santai. Program musikal merupakan program yang menampilkan acara musik dan tarian sebagai hiburan. Tentunya Anda sering melihat program musikal yang ditayangkan di stasiun televisi. Banyak kemasan program yang digunakan oleh produser televisi untuk 24 menayangkan program musikal. Program “Bukan Empat Mata” misalnya selalu menayangkan penyanyi dan band-band terbaru untuk pemirsa kaum muda. Program “Bukan Empat Mata” ini termasuk dalam kategori non-drama dan masuk dalam jenis program variety show. 2.5 Teori Persepsi Definisi Persepsi Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian bolak balik dalam proses komunikasi. Hal ini jelas tampak pada beberapa definisi yang diungkapkan oleh beberapa pakar seperti; John R.Wenburg dan William W.Wilmot: “Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna”, Rudolph F.Verderber : “Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi” , atau J.Cohen: “Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representative objek eksternal, Persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana. Persepsi disebut inti Komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang membuat kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. (Deddy mulyana, 2005) Untuk lebih mengenal persepsi, berikut adalah beberapa definisi persepsi lainnya: 1.) Brian Fellows: Persepsi adalah proses memungkinkan sesuatu organisme menerima dan menganalisis informasi. 25 2.) Kenneth A. Sereno dan Edward M . Bodaken: Persepsi adalah sara na yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita. 3.) Philip Goodacre dan Jennifer Follers: Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangan. 4.) Joseph A. Devito: Persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. (Rakhmat, 2003) 2.5.1 Jenis-Jenis Persepsi Jenis-jenis persepsi pada manusia sebenarnya terjadi menjadi dua, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap lingkungan manusia (persepsi sosial). Kedua jenis persepsi tersebut mempunyai perbedaan, perbedaan tersebut mencakup: Tabel 2.1 Perbedaan antara persepsi terhadap objek dan persepsi terhadap lingkungan manusia Persepsi terhadap objek Persepsi terhadap lingkungan manusia a. M elalui lambang-lambang fisik a. M elalui lambang-lambang verbal & non verbal b. Lebih pasif b. Lebih aktif & sulit diramalkan c.M enanggapi sifat-sifat luar c. M enanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan,motif,dan lain-lain) d. Tidak mempersepsi ketika kita d. M empersepsi pada saat kita mempersepsikan objek mempersepsi mereka (Deddy M ulyana, 2002) 26 a.) Persepsi terhadap objek (Lingkungan Fisik ) Persepsi lingkungan fisik merupakan proses penafsiran terhadap objek-objek tidak bernyawa yang ada di sekitar lingkungan kita. Terkadang dalam mempersepsi lingkungan fisik, kita melakukan kekeliruan, karena indera kita terkadang menipu kita itulah yang disebut ilusi. Persepsi terhadap objek ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor: latar belakang pengalaman, latar belakang budaya, latar belakang psikologis, latar belakang nilai, keyakinan dan harapan, dan yang terakhir adalah kondisi faktual alat indera. Dalam program entertainment “Bukan Empat Mata” persepsi lingkungan fisik terhadap objek bisa dilihat dari kemasan acara di dalam studio, waktu penayangannya, serta bagaimana unsur-unsur penyajian acara pada program entertainment tersebut mulai dari naskah, bahasa yang dipakai, dan lain sebagainya. b.) Persepsi terhadap manusia (Lingkungan sosial ) persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Oleh karena itu manusia bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap orang akan mengandung resiko. Persepsi saya terhadap anda mempengaruhi persepsi anda terhadap saya, dan pada gilirannya persepsi anda terhadap saya juga mempengaruhi persespi saya terhadap anda. Dan 27 begitu seterusnya. Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas disekelilingnya. Karena setiap orang mempunyai persepsi berbeda terhadap lingkungan sosialnya. (M ulyana, 2005 : 171-176). Dalam program entertainment “Bukan Empat Mata” persepsi terhadap manusia atau lingkungan sosial bisa diartikan yaitu persepsi mengenai presenter dan co presenter yang ditampilkan pada program acara “DERINGS”, meliputi verbal dan non verbal. 2.5.2 Sifat-Sifat Persepsi M enurut M ulyana sifat-sifat persepsi adalah : a.) Persepsi adalah berdasarkan pengalaman. Persepsi manusia terhadap seseorang, objek, atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek, atau kejadian serupa, termasuk misalnya cara kita bekerja dan menilai pekerjaan apa yang baik bagi kita. b.) Persepsi bersifat selektif. Atensi sebagai bagian dari tahap persepsi dipengaruhi oleh faktor-faktor internal seperti faktor biologis (lapar dan haus), fisiologis (sehat, sakit, dan lelah), sosial budaya (pekerjaan, penghasilan, kebiasaan ) dan psikologis (motivasi, pengharapan, keinginan) 28 c.) Persepsi bersifat dugaan. Oleh karena informasi yang lengkap tidak pernah tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap lewat pengindraan itu. d.) Persepsi bersifat evaluatif. Persepsi adalah proses kognitif psikologis dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai, dan pengharapan untuk memaknai objek persepsi. Ketika seseorang menilai kemampuan bergaul dengan orang lain, digunakan ukuran sosiabilitas yang disebut adaptasi jika kualitas keramahan, kesopanan, dan keluwesan berada diatas tingkat adaptasi, maka orang itu dinilai pandai bergaul, tetapi sebaliknya jika dibawah tingkat adaptasi di nilai sebagai kurang pergaulan. (M ulyana, 2001 : 191202 ) 2.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi M enurut Jalaluddin Rakhmat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Faktor Fungsional Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon stimuli itu. Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan. 29 M enurut kerangka tujuan ini amat berguna untuk menganalisa interpretasi konseptual dari peristiwa yang dialami. 2. Faktor S truktual berasal dari stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Para psikolog Gestalt, sperti Kohler, Wartheimer ( 1959) dan Koffka, merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat struktural, yang kemudian dikenal dengan teori gestalt. M enurut teori ini, bila kita mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan. M aksudnya jika kita ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah, kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan. (Jalaluddin Rakhmat, 2001 :55-59) 3. Faktor Budaya M enurut Larry A.Samovar dan Richard E. Porter terdapat enam unsur budaya yang mempengaruhi persepsi antara lain: a. Kepercayaan dan nilai. Unsur ini bersifat normatif. M enyangkut sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah, positif dan negatif. Apa yang hrs diperjuangkan, apa yang mesti ditakuti. Sopan atau tidak sopan dan sebagainya. b. Pandangan dunia. Unsur ini mempengaruhi persepsi sesorang ketika berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda budayanya. 30 c. Organisasi sosial. Perangkat aturan yang diterapkan disebuah oraganisasi Akan mempengaruhi prilaku seseorang dlm organisasi tersebut . d. Tabiat manusia. Watak manusia juga mempengaruhi cara mempersepsikan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. e. Orientasi kegiatan. Aspek yang mempengaruhi persepsi kita adalah pandangan tentang aktivitas. Orientasi meliputi suatu rentang pandangan tentang aktivitas. Orientasi kegiatan dari being (siapa seseorang) hingga doing (apa yang dilakukan seseorang). f. Persepsi tentang diri dan orang lain. Hubungan antar individu dalam kelompok bersifat total baik dilingkungan domestik maupun keluarga maupun publik seperti kantor, konsekuensinya prilaku individu sangat dipengaruhi kelompoknya. (M ulyana, 2005: hal.197) 2.6 Beberapa Faktor Yang Membentuk Persepsi Timbulnya suatu persepsi dikarenakan adanya pesan kode verbal (bahasa ) dan non verbal (isyarat ). kode verbal dan non verbal yakni : 1. Kode Verbal Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan . (M ulyana, 2007; hal . 260). 31 Kode verbal dalam pemakaiannya menggunakan bahasa. Bahasa dapat didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun berstruktur menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti. (Nurrudin, 2000). a. Fungsi Bahasa Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi tersebut adalah (Nuruddin , 2003) 1. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita. 2. untuk membina hubungan yang baik diantara sesame manusia. 3. untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia. M anusia dalam meningkatkan kemampuannya untuk berbahasa perlu melalui proses belajar. Tanpa bahasa manusia tidak bisa berpikir, bahasalah yang mempengaruhi persepsi dan pola-pola pikir seseorang. b. Bahasa Gaul Orang-orang yang punya latar belakang social budaya berbeda lazimnya berbicara dengan cara berbeda. Perbedaan ini boleh jadi menyangkut dialek, intonasi, kecepatan,volume dan yang pastinya adalah kosakatanya. Cara bicara dan pilihan kata ilmuwan berbeda dengan cara bicara dan pilihan kata pedagang. Adapun perbedaan antara bahasa pejabat dengan bahasa rakyat 32 kebanyakan. Bupati, dokter, tentara, pelajar, dan petani menggunakan kosakata berbeda dalam lingkungan kerja mereka. Sejumlah kata atau istilah punya arti khusus, unik, menyimpang, atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika menggunakan subkultur tertentu. Bahasa sbukultur ini disebut bahasa khusus, bahasa gaul atau argot (bahasa khas yang digunakan sebuah komunitas ). Dalam bahasa subkultur kulit hitan di Amerika, bad berarti sangat bagus (bukan jelek ). Charlie merujuk pada orang kulit putih , chickenland berarti wanita berambut pendek dan lain-lain. (M ulyana,2007 ; hal.311) 2. Kode Non Verbal Kode non verbal biasanya disebut bahasa isyarat atau diam (silent language). Hal menarik dari kode non verbal adalah studi Albert M ahrabian pada tahun 1971 yang menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7 persen berasal dari bahasa verbal, 38 persen dari vocal suara dan 55 persen dari ekpresi muka. Kode non verbal dapat dikelompokan dalam beberapa bentuk antara lain ; a. Kinesis Ialah kode non verbal yang ditunjukan oleh gerakan-gerakan badan . Gerakan–gerakan badan bisa dibedakan atas lima macam berikut (Nuruddin,2003; 103-111) : 33 1. Emblems ialah isyarat yang berarti langsung pada symbol yang dibuat oleh gerakan badan.M isalnya mengangkat jari V artinya victory atau menang, mengangkat jempol yang artinya terbaik untuk orang Indonesia. 2. Affect Displays ialah isyarat yang terjadi karena adanya dorongan emosional sehingga berpengaruh pada ekspresi muka, misalnya tertawa, menangis, tersenyum,sinis, dan sebagainya. 3. Regulators ialah gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah kepala, misalnya mengangguk tanda setuju atau menggeleng tanda menolak. b. Paralanguage Ialah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang diucapkan. Pesan paralanguage ialah pesan non verbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti berbeda bila diucapkan dengan cara berbeda. Pesan paralinguistic terdiri atas antara lain nada, kualitas suara, volume,kecepatan, dan ritme. 1. Nada (picth) menunjukan jumlah getaran atau gelombang yang dihasilkan sumber bunyi. Nada dapat mengungkapkan 34 gairah, ketakutan,kesedihan,atau kasih sayang. Nada dapat memperteguh dampak kata yang kita ucapkan. 2. Kualitas suara menunjukan penuh atau tipisnya suara. Setiap individu mempunyai kualitas suara tersendiri, sehingga kualitas suara mengungkapkan identitas dan kepribadiannya. 3. Volume menunjukan tinggi-rendahnya suara . Bila kita marah atau menegaskan sesuatu, kita cenderung menaikkan voulume suara kita. Bila kita ingin mengungkapkan perasaan saayang atau pengertian, kita merendahkan voulume suara kita. 4. Seperti Volume, kecepatan dan ritme juga dapat menggarisbawahi pernyataan dan mengungkapkan perasaan. (Rakhmat , 2003 ; 292-293). c. Postur Tubuh Orang lahir ditakdirkan dengan berbagai bentuk tubuh. Well dan Siegel dua orang ahli psikologi melalui studi yang mereka lakukan tahun 1961, menggambarkan bentuk-bentuk tubuh manusia dengan karakternya. Kedua ahli ini membagi bentuk tubuh menjadi atas tiga tipe, yakni ectomorphy bagi mereka yang bentuk tubuh kurus tinggi, mesomorphy bagi mereka yang memiliki tubuh tegap, tinggi, atletis dan endomorphy bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk. Pada tubuh yang bertipe ectomorphy dilambangkan sebagai orang yang punya sikap ambisi,pintar,kritis,dan sedikit 35 cemas. Tubuh mesomorphy dilambangkan sebagai pribadi yang cerdas,bersahabat, aktif dan kompetitif, sementara tubuh yang bertipe endomorplhy digambarkan sebagai pribadi yang humoris,santai dan cerdik. 2.7 Teori S -O-R (S timulus – Organism - Response) Pertumbuhan dan perkembangan dalam dunia televisi yang semakin pesat tentu saja didukung oleh kebutuhan masyarakat akan informasi yang meningkat. Peningkatan ini juga disertai menlonjaknya jumlah penonton yang juga merupakan refleksi dari semakin menariknya tayangan yang disajikan, sehingga menimbulkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang memberikan peluang bagi penduduk untuk menikmati acara televisi yang disenangi. Hal inilah yang membawa kita pada dampak atau efek yang ditimbulkan televisi melalui tayangan yang disajikannya kepada masyarakat. Dalam menjabarkan proses atau bagaimana media saat memberikan atau menyampaikan pesan kepada khalayak. Kemudian khalayak akan merespon pesan tersebut, dapat diterangkan melalui teori S-O-R. Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus- Organism- Response ini semula berasal dari Psikologi. M enurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah : 1. Pesan (stimulus, S) 2. Komunikan (organism, O) 3. Efek (Respon , R) (Uchjana ,2003 : hal.254) 36 Gambar 2.2 Gambar Teori S-O-R Organisme : 1.perhatian 2.pengertian 3.penerimaan Stimulus Response (perubahan sikap ) 1. S timulus Diartikan sebagai rangsangan atau sumber informasi. Stimulus yang dimaksudkan disini adalah program tayangan entertainment “Bukan Empat M ata” di TRANS|7 yang berfungsi sebagai media yang memberikan informasi kepada khalayak (masyarakat Jakarta). Eksistensi televisi dalam menyampaikan pesan atau berita kepada khalayak diharapkan dapat membantu proses penyebaran informasi, dimana berita atau acara entertainment tersebut dapat menstimulus atau merangsang khalayak agar bersedia menonton acara entertainment “Bukan Empat M ata” yang ditayangkan Televisi TRANS|7. 37 2. Organisme Diartikan sebagai komunikan yang menerima informasi pesan. Acara entertainment “Bukan Empat M ata” yang menarik di televisi merupakan stimulus atau rangsangan yang akan diterima serta dianggap oleh khalayak dan diproses melalui tiga tahapan, yaitu : a. Perhatian (attention) M enurut Chaplin, perhatian merupakan penyesuaian organ-organ pengindraan dan system syaraf sentra bagi stimulasi maksimal. Perhatian juga merupakan suatu proses mereaksi secara istimewa terhadap suatu rangsangan atau sederet perangsang. (Chaplin,2004 ). b. Pengertian (understanding) Pengertian berarti proses memahami atau kemampuan indidvidu memahami makna atau arti. Seperti simpati; yaitu perasaan suka terhadap titik pandang orang lain.Sedangkan pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator. (Rakhmat,2000 ; hal.13) c. Penerimaan (acceptance) Penerimaan merupakan proses menerima segala sesuatu baik Barang atau jasa. Tapi dalam praktik klinis, perhatian diartikan pengakuan atau penghargaan terhadap nilai-nilai individual, tanpa menyertakan pengakuan terhadap tingkah lakunya, atau tanpa keterkaitan emosional yang terdapat 38 dipihak terapis yang bersangkutan dan biasanya ditandai dengan sikap positif atau menolak. Jika dilihat dari tiga tahapan diatas, maka proses penyampaian pesan lewat program acara musik “Bukan Empat M ata” akan berlangsung dengan baik, apabila mendapatkan perhatian dari pemirsa (masyarakat Jakarta) yang menyaksikannya di televisi. Setiap pesan dari acara televisi yang diterima, nantinya akan diseleksi untuk mengetahui pesan atau berita mana yang ia butuhkan dan tidak ia butuhkan. Setelah mereka menyeleksi acara tersebut, barulah pemirsa mengolah pesan dari acara musik “Bukan Empat M ata” sehingga akhirnya menerima acara yang ditayangkan itu. 3. Response Response disini yaitu tanggapan individu atau khalayak terhadap sesuatu hal. Dalam menanggapi suatu pesan yang diterima khalayak, reaksi yang mereka tunjukkan adalah dengan perubahan sikap atau prilaku. Perubahan ini tentunya berbeda-beda satu sama lainnya, ini dikarenakan oleh kepribadian mereka yang berbeda-beda pula, dimana kepribadian dari masing-masing individu tersebut sangat penting dalam mempengaruhi keputusan mereka saat menentukan acara atau program televisi mana yang akan mereka tonton. Kesimpulannya, stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan (pemirsa televisi) mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari penonton, apakah komunikan dapat menerima dengan jelas atau tidak. Proses berikutnya penonton 39 mengerti atau tidak apa isi pesan yang sedang disampaikan. Kemampuan pemirsa atau penonton untuk mengubah sikap apakah pemirsa merasa terpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap acara-acara televisi, dalam hal ini acara televisi yang dimaksud adalah program entertainment “Bukan Empat M ata” di TRANS|7 sehingga terbentuknya sebuah persepsi dan terjadi perubahan sikap dari persepsi yang mereka bentuk. 2.8 Kerangka Teori S -O-R dengan program “Bukan Empat Mata” S timulus Stasiun TRANS|7 menayangkan dan menyiarkan program musik “Bukan Empat M ata” untuk semua khalayak dari segala umur maupun golongan ekomoni dan sosial. Organisme Diartikan sebagai komunikan yang menerima informasi pesan. Acara entertainment “Bukan Empat M ata” yang menarik di televisi merupakan stimulus atau rangsangan yang akan diterima serta dianggap oleh khalayak itu berguna baginya. Response Response disini yaitu tanggapan individu atau khalayak terhadap sesuatu hal. Dalam menanggapi suatu pesan yang diterima khalayak, reaksi yang mereka tunjukkan adalah dengan perubahan sikap atau prilaku. Perubahan ini tentunya berbeda satu sama lainnya, ini dikarenakan oleh kepribadian mereka yang 40 berbeda-beda pula, dimana kepribadian dari masing-masing individu tersebut ingin menonton tayangan program “Bukan Empat Mata” tersebut. 2.9 Definisi Operasionalisasi Konsep Pada penelitian ini hanya ada satu variabel yang diteliti yaitu variabel persepsi. Variabel persepsi mempunyai 2 dimensi berdasarkan jenis-jenis persepsi yakni dimensi persepsi terhadap manusia dan dimensi persepsi terhadap objek. 2.9.1 Operasionalisasi Konsep Variabel Dimensi Persepsi Terhadap M anusia Sub Dimensi Indikator Presenter 1.Penampilan presenter sudah menarik 2.Presenter “Bukan Empat M ata” sangat spontan 3.Presenter “Bukan Empat M ata” mempunyai gaya bahasa yang enak didengar 4.Komentar yang berlebihan dari presenter “Bukan Empat M ata” merupakan bagian yg paling diminati 5. Cara berpakaian presenter sudah sesuai dengan tema 6. Gerak tubuh presenter menambah keceriaaan suasana 7. Riasan make up dari sudah sesuai dengan kostum 41 Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator 8. Program entertainment “Bukan Empat M ata” sudah efektif menggunakan presenter terkenal seperti Tukul Arwana. 9. Komentar presenter Tukul Arwana sangat spontan. 10. Presenter Tukul Arwana mempunyai jenis suara yang khas 11. Komentar yang berlebihan dari presenter Tukul Arwana merupakan bagian yg paling diminati 12. Gerak tubuh presenter Bukan Empat M ata menambah keceriaaan suasana 13. Riasan make up dari Tukul Arwana sudah sesuai dengan kostum Persepsi Terhadap Objek Segmen 14. Segmen hari Senin sudah menarik 15. Segmen hari Selasa sudah menarik 16. Segmen hari Rabu sudah menarik 17. Segmen hari Kamis sudah menarik 18. Segmen hari Jumat sudah menarik Background/Setting 19. Background yang digunakan menarik untuk “Bukan Empat M ata” sudah 42 Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator Acara 20. Visualisasi gambar yang berupa Sebuah kota sesuai dengan tema acara “Bukan Empat M ata” yang menyajikan variety show untuk masyarakat perkotaan 21. Tata suara cukup menarik bagi penonton 22. Design studio dan perlengkapan sudah sesuai dengan background acara Waktu Siar 23. Penempatan jam tayang program “Bukan Empat M ata” di M alam Hari sudah efektif 24. Durasi yang disediakan dalam acara sudah proporsional dengan isi acara 25. Penempatan pada jam prime time sangat cocok dengan target pemirsa Penyajian Acara 26. Pemirsa sangat terpengaruh terhadap penyajian acara dari program “Bukan Empat M ata” 27. Naskah yang dibuat sudah sesuai dengan bentuk acara program “Bukan Empat M ata” 28. Narasi topik mudah dimengerti oleh pemirsa 29. Narasi berita yg disajikan menimbulkan 43 Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator antusias penonton 30. Isi tayangan sudah sesuai dengan fakta yang ada 31. Isi berita merupakan berita aktual dari selebritis 32. Penyajian berita menjadi menarik dengan komentar spontan dari presenter 33. Bahasa yang digunakan dalam naskah sudah tertata rapi