III. KONDISI UMUM WILAYAH KERJA A. Letak Dan Luas Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, memiliki luas wilayah 20.153,15 km2. Secara geografis Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak antara 8°10' - 9°5' Lintang Selatan dan 115°46' - 119°5' Bujur Timur. Provinsi Nusa Tenggara Barat berbatasan dengan : • • • • Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa dan Laut Flores. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Sape/Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Lombok/Provinsi Bali. Wilayah kerja Balai Pengelolaan DAS Dodokan Moyosari meliputi wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari 9 Kabupaten/Kota (Kota Mataram, Kab. Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima) dan berdasar unit pengelolaan DAS terbagi menjadi 9 DAS (53 sub-DAS) yaitu DAS Dodokan, Putih, Menanga, Moyo Hulu, Sumpee Ampang, Brang Beh, Brang Rea, Parado Nae dan Sari. B. Penggunaan dan Penutupan Lahan Keadaan penutupan lahan Provinsi Nusa Tenggara Barat, berdasarkan Data Digital Penutupan Lahan (skala 1:250.000) hasil penafsiran Citra Landsat 7 ETM+ Tahun 2002/2003 diketahui bahwa luas daratan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang masih berupa hutan (berhutan) adalah sebesar 760.480 Ha dengan rincian Kawasan Hutan seluas ± 550.120 Ha dan Area Penggunaan Lain seluas ± 210.360 Ha; sedangkan daratan yang bukan berupa hutan (non hutan) 847.770 Ha dan tidak ada data seluas ± 395.660 Ha. Kawasan Hutan di Provinsi Nusa Tenggara Barat berdasarkan Berita Acara Tata Batas Hutan dan Surat Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor No. 522/265/Dishut/Plan tanggal 9 Februari 2002 ditetapkan seluas ± 1.098.044,08 Ha. Luas kawasan hutan ini mencakup 53,93% dari luas Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pola tata guna hutan di kawasan hutan ini terdiri dari kawasan Hutan Lindung, Hutan Konservasi, dan Hutan Produksi dengan rincian luas sebagai berikut ; 5 I. Luas Kawasan Hutan Daratan Perairan 1.098.044 ha 1.086.944 ha 11.100 ha 53,93 % - a. Hutan Lindung 447.712 ha 22,22 % b. Kawasan Konservasi Cagar Alam Taman Nasional Suaka Margasatwa Taman Buru Taman Wisata Alam - Daratan - Perairan Taman Hutan Raya 170.291 ha 35.191 ha 41.330 ha 21.675 ha 48.668 ha 20.272 ha 9.172 ha 11.100 ha 3.155 ha 7,9 % 1,75 % 2,05 % 1,08 % 2,41 % 0,46 % 0,46 % 0,16 % c. Hutan Produksi 480.041 ha Hutan Produksi Tetap 160.086 ha Hutan Produksi Terbatas 293.560 ha Hutan Produksi yang dapat di Konversi 26.395 ha 23,82 % 7,94 % 14,57 % 1,31 % II. Areal Penggunaan Lain 928.371 ha 46,07 % C. Kekritisan Lahan/DAS Tingkat kekritisan lahan yang sangat kritis dan kritis diwilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang meliputi Pulau Lombok di 4 Kabupaten/Kota (Kota Mataram, Kab. Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur) dan Pulau Sumbawa di 5 Kabupaten/ Kota (Kab. Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima) pada tahun 2004 seluas 174.491 Ha (9,66%) dari total luas wilayah 2.015.318 Ha, tersebar didalam dan diluar kawasan hutan. Kota Mataram berada pada DAS Dodokan, memiliki luas wilayah 6.130 Ha dan terdiri atas 6 Kecamatan (Ampenan, Cakranegara, Mataram, Rembiga, Sandubaya, Sekarbela) dengan kriteria lahan termasuk agak kritis yaitu seluas 1.998 Ha. Dan potensial kritis yaitu 4.131 Ha. Yang berada di areal budidaya pertanian. 6 Kabupaten Lombok Barat berada pada 2 DAS yaitu DAS Dodokan dan DAS Putih terdiri dari 16 Kecamatan dengan luas wilayah 186.340 Ha. Lahan kritisnya mencapai luas 22.758 Ha (12,2% dari luas Kabupaten) Areal lahan kritis tersebut terbagi pada luar kawasan hutan mencapai 12.684 Ha dan dalam kawasan hutan 10.074 Ha. Lokasi lahan kritis tersebut tersebar pada 13 Kecamatan yaitu : Batu Layar, Bayan, Gangga, Gunung Sari, Kayangan, Kuripan, Lembar, Lingsar, Narmada, Pemenang, Senggigi dan Sekotong. Kecamatan Bayan adalah lokasi yang memiliki lahan kritis paling luas yaitu 9.030 Ha. Kabupaten Lombok Tengah berada pada 2 DAS yaitu DAS Dodokan dan DAS Menanga terdiri dari 12 Kecamatan dengan luas wilayah 120.840 Ha. Lahan kritisnya mencapa luas 10.087 Ha (8,35% dari luas Kabupaten) Areal lahan kritis tersebut terbagi pada luar kawasan hutan mencapai 2.524 Ha dan dalam kawasan hutan 7.563 Ha. Lokasi lahan kritis tersebut tersebar pada 9 Kecamatan yaitu : Batu Kliang, Batu Kliang Utara, Jonggat, Kopang, Praya Barat, Praya Barat Daya, Praya Timur, Pringgarata dan Pujut. Kecamatan Pujut adalah lokasi yang memiliki lahan kritis paling luas yaitu 3.327 Ha. Kabupaten Lombok Timur berada pada 2 DAS yaitu DAS Putih dan DAS Menanga terdiri dari 20 Kecamatan dengan luas wilayah 160.555 Ha. Lahan kritisnya mencapa luas 16.087 Ha (10,02% dari luas Kabupaten) Areal lahan kritis tersebut terbagi pada luar kawasan hutan mencapai 5.047 Ha dan dalam kawasan hutan 11.040 Ha. Lokasi lahan kritis tersebut tersebar pada 16 Kecamatan yaitu : Aik Mel, Jerowaru, Keruak, Labuhan Haji, Masbagik, Montong Gading Pringgabaya, Pringgasela, Sakra Timur, Selong, Sembalun, Sambelia, Sikur, Suela, Suralaga, Wanasaba. Kecamatan Sembalun adalah lokasi yang memiliki lahan kritis paling luas yaitu 3.435 Ha. Kabupaten Sumbawa Barat berada pada DAS Brang Rea terdiri dari 5 Kecamatan dengan luas wilayah 184.902 Ha. Lahan kritisnya mencapa luas 15.969 Ha (8,6% dari luas Kabupaten) Areal lahan kritis tersebut terbagi pada luar kawasan hutan mencapai 3.348 Ha dan dalam kawasan hutan 12.621 Ha. Lokasi lahan kritis tersebut tersebar di seluruh Kecamatan yaitu : Brang Rea, Brang Enek, Jereweh, Maluk, Sekongkang, Seteluk dan Taliwang. Kecamatan Taliwang adalah lokasi yang memiliki lahan kritis paling luas yaitu 6.739 Ha. Kabupaten Sumbawa berada pada 4 DAS yaitu DAS Brang Rea, DAS Moyo Hulu, DAS Sumpee Ampang dan DAS Brang Beh terdiri dari 23 Kecamatan dengan luas wilayah 664.398 Ha. Lahan kritisnya mencapa luas 45.180 Ha (6,8% dari luas Kabupaten) Areal lahan kritis tersebut terbagi pada luar kawasan hutan mencapai 20.475 Ha dan dalam kawasan hutan 24.705 Ha. Lokasi lahan kritis tersebut tersebar di 15 Kecamatan yaitu : Alas, Alas Barat, Batu Lanteh, Buer, Empang, Labuhan Badas, Lape Lopok, Lunyuk, Maronge, Moyo Hulu, Plampang, Ropang, Rhee, Sumbawa, Utan. Kecamatan Empang adalah lokasi yang memiliki lahan kritis paling luas yaitu 13.648 Ha. 7 Kabupaten Dompu berada pada DAS Parado Nae terdiri dari 8 Kecamatan dengan luas wilayah 232.460,34 Ha. Lahan kritisnya mencapa luas 13.823 Ha (5,95% dari luas Kabupaten) Areal lahan kritis tersebut terbagi pada luar kawasan hutan mencapai 7.475 Ha dan dalam kawasan hutan 6.348 Ha. Lokasi lahan kritis tersebut tersebar di 7 Kecamatan yaitu : Hu’u, Kempo, Kilo, Manggelewa, Poja, Pekat dan Woja. Kecamatan Pekat adalah lokasi yang memiliki lahan kritis paling luas yaitu 6.348 Ha. Kabupaten Bima berada pada 2 DAS yaitu DAS Parado Nae dan DAS Sari terdiri dari 14 Kecamatan dengan luas wilayah 438.940 Ha. Lahan kritisnya mencapai luas 49.986 Ha (11,39% dari luas Kabupaten) Areal lahan kritis tersebut terbagi pada luar kawasan hutan mencapai 29.384 Ha dan dalam kawasan hutan 20.602 Ha. Lokasi lahan kritis tersebut tersebar pada 13 Kecamatan yaitu : Ambalawi, Belo, Donggo, Lambu, Langgudu, Madapangga, Monta, Palibelo, Parado, Sanggar, Sape, Soromandi, Tambora, Wawo, Wera dan Woha. Kecamatan Tambora adalah lokasi yang memiliki lahan kritis paling luas yaitu 10.965 Ha. Kota Bima berada pada DAS Parado Nae, terdiri atas 3 Kecamatan (Asakota, RasanaE Barat dan RasanaE Timur) dengan luas wilayah 12.687 Ha dengan kriteria lahan termasuk kritis yaitu seluas 1.597 Ha. (12,6%) yang berada di Kecamatan Raba, Rasane Timur, Punda pada areal budidaya pertanian. Secara umum lokasi lahan kritis di Pulau Lombok terdapat pada luar kawasan hutan sedangkan di Pulau Sumbawa dalam kawasan hutan. 8