Pengelolaan DAS - Kongres Sungai Indonesia

advertisement
STRATEGI KEMITRAAN LINGKUNGAN
DAN TANTANGAN DALAM
IMPLEMENTASI PENGENDALIAN DAS
UNTUK KEMAKMURAN BANGSA
Oleh:
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN RI
Disampaikan pada KONGRES SUNGAI INDONESIA II
Malang, 23 September 2016
Landscape : Topologis dan chorologis
B
A
A
B
3
Pengelolaan DAS: Adalah upaya manusia dalam mengatur
hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dengan
manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, agar terwujud
kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatnya
kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara
berkelanjutan (PP No. 37 Th 2012)
PROFIL DAS/
RIVER-BASIN
River-bed
Flood-plain
Water body
Warer-table
TUJUAN PENGELOLAAN DAS
•
Mencapai Masyarakat yang sejahtera (adil,
makmur, merdeka dan berdaulat;
•
Mewujudkan kepedulian, kemampuan dan
partisipasi aktif para pihak yang
menghasilkan harmoni dan sinergi dalam
pengelolaan DAS agar pembangunan dapat
berkelanjutan
•
Daya dukung dan daya tampung
lingkungan dan ekosistem DAS meningkat,
termasuk terjaganya produktifitas Hutan
dan lahan
• Tata air
DAS optimal (kuantitas,
kualitas, dan kontinuitas dalam
distribusi ruang dan waktu).
Mengatur Pengelolaan DAS
dari hulu ke hilir secara utuh
Kehutanan
Pertanian
Penataan
Ruang
melalui tahapan:
 PERENCANAAN
 PELAKSANAAN,
 MONITORING DAN EVALUASI,
 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN.
Sumber daya air
Transportasi
Menjadi
dalam
Infrastruktur
di tiap-tiap
Energy
Ditujukan untuk koordinasi,
integrasi, sinkronisasi, sinergi
Pengelolaan DAS dalam
meningkatkan Daya Dukung DAS
Lingkungan
hidup
Melibatkan Instansi
Terkait pada lintas wilayah
administrasi serta peran
serta masyarakat
Dilaksanakan sesuai
rencana tata ruang
dan pengelolaan
sumberdaya air
Klasifikasi DAS
1. DAS yang dipulihkan daya
dukungnya  DAS yang rusak dan
tidak berfungsi sebagaimana
mestinya
2. DAS yang dipertahankan daya
dukungnya  DAS masih berfungsi
sebagaimana mestinya
IMPLEMENTASI PENGENDALIAN DAS
1. Penyusunan RPDAS Terpadu
• DAS sebagai sebuah ekosistem,
didalamnya terdapat Komponen ABC
(Abiotik, Biotik dan Culture (budaya)
yang saling mempengaruhi.
• Pengelolaan DAS bersifat
multisektoral, lintas administrasi, dan
melibatkan para pihak  diperlukan
keterpaduan.
• Prinsip dasar pengelolaan DAS yaitu
“satu DAS, satu rencana, dan satu
sistem pengelolaan” dalam rangka
penyelarasan tujuan dan kepentingan
para pihak dalam pengelolaan DAS.
2. RHL pada DAS
• Reboisasi, penghijauan, agroforestry,
pengembangan hutan rakyat, hutan kota
• Penanaman sempadan sungai pada jarak 50
– 100 m dan perlindungan sumber air/mata
air dengan radius 200 m.
• Target RHL 2015-2019  5,5 juta Ha
3. Bangunan KTA
• Dam Pengendali, Dam Penahan, Embung,
Gully Plug, Terassering, Rorak, Sumur
resapan, Biopori
• Meningkatkan daya tampung sungai
melalui pengendalian sedimentasi,
pengerukan sungai, pengaturan pemukiman
di bantaran sungai dan pencegahan
pembuangan sampah di sungai
4. Monitoring dan Evaluasi
• Monitoring untuk mendapatkan data
indikator kinerja DAS;
• Evaluasi untuk memperoleh gambaran
perubahan daya dukung
Indikator utama kinerja pengelolaan DAS
meliputi kelestarian lingkungan
(penggunaan lahan dan tata air ) dan
kelestarian sosial dan kelembagaan
Fungsi Lingkungan (regulasi, pembawa/carrier,
Produksi dan informasi) serta
teori Landscape/Ekosistem
LANDSCAPE
• memiliki sejarah sosial, proses evolusi, suksesi struktur
dinamika manusia dan modifikasi manusia, serta sebagai
social-natural evolutionary history.
• Land use practice and population dynamics
• Proses antar struktur yang menentukan hubungan sosial,
struktur spasial inti serta memberi arti bagi masyarakat.
(masyarakat dalam arti mosaic jaringan semi otonom yang
bergerak dalam ukuran dan komposisi menurut waktu.).
LANDSCAPE in TIME and SPACE :
• Berkaitan dengan manusia, dipengaruhi ideas dan values
• Tidak hanya apa yang ada atau terjadi, tetapi juga apa yang
sedang berlangsung.
• Ada visualisasi fisik, bau, suara, tekstur. Atmosfir, rasa, dll.
• Kurang diperhatikan pada dimensi sosial. (kontribusi kesra,
kohesif, akses alam, resonansi, adaptasi, budaya lokal,
orientasi jaringan)
• Landscape juga merupakan cultural image, mengilustrasikan
ketampakan atau hal-hal yang diwakili, struktur atau simbolsimbol di sekitarnya.
11
TANTANGAN
1. Luas lahan kritis ± 24,3 juta Ha
2. Perubahan lahan prima menjadi lahan
kritis yang terjadi di kawasan budidaya
sekitar 100.000 Ha setiap tahun.
Pemerintah melalui APBN hanya mampu
melakukan rehabilitasi hutan seluas 500
ribu ha/tahun
3. Integrasi hulu-hilir, keselarasan
pengembangan
4. DAS bukan hanya soal Fisik, tetapi soal
way of life (water-front, sampah,dll)
STRATEGI KEMITRAAN LINGKUNGAN
PRINSIP-PRINSIP
1. Landscpae approach (time and space membentuk
social actions : upaya mempengaruhi atau
mencegah perubahan ( bercirikan time dependent,
spatially referenced, socially constituted template
of perspective of the world, basis kekuatan/
kekuasaan, konteks ecological, social and cultural
harus dipertimbangkan semuanya).
2. Dalam subyek environemt aspek penting ialah
knowledge (=understanding) dan public campaign
3. Pengelolaan sungai is about ecologically, socially
and culturally sehingga penting life style approach
4. Konsep hutan untuk kesejahteraan rakyat, agenda
perhutanan sosial dnegan skema-skema HD, HTR,
HKm, Kemitraan, Hutan Adat dan Hutan Rakyat
LANGKAH-LANGKAH
1. Kerjasama/MoU
a. TNI  RHL Swakelola
b. Kemenristekdikti  penanaman
pohon oleh mahasiswa
c. Kemendikbud  penanaman
pohon oleh siswa SMP-SMA
d. Kemenag  kewajiban penganten
menanam pohon
e. BUMN/BUMD/BUMS
2. Regulasi
• Kewajiban Pemegang IPPKH melakukan
rehabilitas DAS
• Mewajibkan perumahan/perkantoran untuk
membuat sumur resapan dan biopori.
• Mendorong masyarakat untuk tidak
melakukan semenisasi pada halaman rumah
dan areal terbuka lainnya.
• Menghindari konversi kawasan hutan
menjadi APL dalam perubahan RTRW.
• Menghindari alih fungsi kawasan
lindung/resapan air menjadi kawasan
budidaya dalam perubahan RTRW.
• Mewajibkan industri dan usaha perhotelan
untuk melakukan pengolahan kembali air
yang telah digunakan.
3.
Akses Kelola masyarakat dengan HKm,
Hutan Desa dan HTR
(Target 2015-2019 seluas 12,7 jt Ha)
4. Pengelolaan Multisektor
Contoh pembagian peran
KLHK  Daerah Tangkapan Air
(hulu : penyelamatan
sumber air, standard
dan menjaga kualitas air,
mempengaruhi perilaku
masyarakat)
PUPR  Badan Air
Pemda Prov/Kab  Pembinaan
kemasyarakatan (kewenangan
concurrent ataupun dasar)
PROYEKSI BERSAMA
1. Menjaga kulaitas, kuantitas dna
kontiuitas air. MUSIM KEMARAU tidak
kekeringan dan MUSIM PENGHUJAN
tidak kebanjiran
2. RUMAHKU HUTANKU (10 % dari 1 HA
dnegan tinggi 3 sd 5 m pohon canoppy
30%
sudah bisa disebut HUTAN
3. Menanam bambu kiri-kanan sungai
4. Menerima dari alam, memberikan
kembali kepada alam, tanam 25 pohon
untuk bumi selama kita hidup di dunia
sebagai investasi bagi generasi masa
depan.
TERIMA KASIH
Download