prinsip-prinsip perlindungan air dan air tanah (mata air)

advertisement
FORUM DAS SUMSEL
Oleh :
PUSPITAHATI,STP,MP
Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang)
Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d.....)
PELATIHAN PENGELOLAAN DAS
Tema : Menjaga Kelestarian DAS melalui hutan
sekolah(25 November 2013)
PERTANYAAN ???
 prinsip-prinsip perlindungan sumberdaya air
(permukaan dan air tanah) yang menyangkut kualitas
dan kuantitasnya?
 langkah-langkah konservasi praktis tentang kualitas
dan kuantitas sumberdaya air dalam sebuah daerah
tangkapan hujan (watershed system)?
 Bagaimana terjadinya distribusi air di alam secara
luas?
PENDAHULUAN
 Air merupakan kebutuhan paling esensial
 Kebutuhan air terus meningkat,
 maka
satu-satunya alternatif
pilihan dalam
meningkatkan ketersediaan baik secara temporal
maupun ruang :
 perbaikan kesehatan ekosistem baik secara alami
maupun buatan, sedemikian rupa sehingga mampu
menahan dan menyimpan air dengan lebih baik,
selain memperbaiki budaya boros air pada saat terjadi
surplus.
 Kerusakan lingkungan berdampak kepada
 krisis air, kondisi ini dipercepat oleh tingginya
pertumbuhan penduduk.
 Bencana banjir, longsor, kekeringan dan
kebakaran hutan sehingga degradasi lingkungan
yang terus meningkat.
DAS: Cekungan Peresapan dan Pengaliran Air
Undang-Undang Sumberdaya Air (No. 7/2004) mendefinisikan sebagai
berikut:
’Suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak
sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan danmengalirkan air yang berasal dari
curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografi dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh
Aktifitas daratan’.
DAS: Cekungan Pengontrol Aliran
Permukaan
DAS hanya mengontrol aliran permukaan (surface run-off), DAS
tidakmengontrol aliran di bawah permukaan (sub-surfasce flow/interflow),maupun aliran air tanah (groundwater flow). Kedua aliran
tersebut dikontrololeh struktur dan formasi geologi
Air permukaan adalah semua air yang terdapat di atas
permukaan tanah,yaitu air yang berada pada sistem
irigasi, dalam sistem drainase, air waduk,danau,
kolam, rawa termasuk air hujan dan air laut yang
berada di darat.
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah
atau batuan dibawah permukaan tanah (UU No.
7/2004), merupakan sumberdaya yang terbatas dan
kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas
serta sulit dipulihkan.
DAS: Batas Alam VS Batas
Administratif
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
PU
No.
39/PRT/1989,
Indonesia
terbagi
dalam 90 Satuan Wilayah
Sungai (SWS) yang meliputi
lebih dari 5,900 DAS.
SWS skala besar terdapat
di
Papua,
Sulawesi,
Kalimantan dan Sumatra.
Setelah penetapan kriteria
pembentukan
wilayah
sungai (Permen PU No 11/
PRT/M/2006), batas SMS
direvisi dan mengalami
pembengkaan jumlah dari
90 menjadi 133.
DAS: Sebagai Ekosistem dan Unit Pengelolaan
Sumberdaya Alam
Tingginya intensitas hujan memberikan implikasi penting:
1. Terhadap rendahnya kapasitas cekungan (DAS) dalam
meresapkan air, karena hujan yang terjadi dengan
intensitas
tinggi
secara
cepat
(sekitar
30
menit)menurunkan kapasitas peresapan tanah.
2. Struktur dan pori-pori tanah yang siap untuk
meresapkan air, setelah lama tidak turun hujan, segera
tertutup oleh tingginya energi kinetik tetesan hujan (raindrop) dan tertutup (cloging) oleh butiran-butiran tanah
yang mengalir cepat begitu hujan turun.
Hubungan Air Tanah dan Aliran Sungai
Ditinjau dari kestablilan aliran air yang mengalir di sungai,
sifat aliran sungai dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
sungai menerus (perennial flow) artinya sungai
mengalirkan air sepanjang musim; sungai musiman
(seasonal flow), yaitu sungai yang mengalirkan air hanya di
waktu musim hujan saja dan sungai sesaat (emphemeral
flow), yaitu sungai yang hanya mengalirkan air sesaat
setelah turunnya hujan.
Sungai perennial terjadi karena posisi tinggi muka air (water
table) lebih tinggi daripada permukaan air sungai, sehingga
air tanah memasok (effluent) aliran sungai. Sebaliknya
posisi sungai musiman dan sesaat berada di atas muka air
tanah, sehingga sungai ini memasok air tanah (influent).
Siklus Air pada Lahan Berhutan
Selama musim kemarau, kebanyakan sungai masih
mengalirkan air, air tersebut sebagian besar berasal dari
aliran dasar atau baseflow, terutama dari daerah hulu
sungai yang umumnya merupakan daerah resapan air yang
didominasi oleh daerah bervegetasi (hutan). Karena
letaknya yang lebih tinggi, daerah hulu biasanya memiliki
curah hujan yang lebih besar daripada daerah di bawahnya.
Oleh adanya kombinasi kedua keadaan tersebut, selama
berlangsungnya musim hujan s ebagian besar air hujan
tersebut dapat ditampung oleh daerah resapan dan secara
perlahan dialirkan ke Tempat yang lebih rendah sehingga
kebanyakan sungai masih mengalirkan air sepanjang
musim kemarau, meskipun besarnya debit aliran pada
musim tersebut cenderung menurun atau di beberapa
wilayah aliran sungai berhenti sama sekali.
Hutan Sebagai Pengatur Tata Air
Sesuai dengan karakteristik (tipe) dan keberadaan
hutan, serta kondisi tanah dan geologi dimana hutan
tersebut berada, hutan
dapat berfungsi sebagai
pengatur tata air atau dapat pula sekaligus berfungsi
sebagai pengatur dan penghasil air.
Berdasarkan fungsinya dalam perlindungan DTA,
ekosistem hutan dapat dilihat dari tiga perspektif yang
berbeda, sebagai tegakan pohon, tanah hutan dan
bentang lahan (landscape). Karakteristik ketiga
kondisi ini mempengaruhi efektifitas hutan dalam
perlindungan DTA.
1.TEGAKAN POHON
Biomas pohon memiliki laju transpirasi yang tinggi, demikian pula tajuk
pohon mengintersepsi (menahan dan menguapkan kembali ke atmosfer)
lebih banyak air hujan dibandingkan rumput atau tanaman semusim,
dengan demikian dari sisi pohon, hutan memiliki laju penguapkeringatan/konsumsi air (evapotranspirasi/ET) yang lebih tinggi daripada
penutupan lahan nonhutan.
hutan sering disebut memiliki efek karet busa
(sponge effect), yaitu meredam tingginya debit
sungai pada saat musim hujan dan memelihara
kestabilan aliran air pada musim kemarau.
kondisi ini hutan akan mampu berpengaruh secara
efektif terhadap seluruh aspek hidrologi. Kegiatan PRDTA akan memberikan dampak yang sangat ideal,
yaitu penurunan aliran langsung (Qf), debit puncak
banjir (Qp), laju erosi dan sedimentasi serta
pengendalian kekeringan. Sebaliknya perusakan DTA
akan berdampak kemerosotan seluruh aspek tata air
secara drastis.
KONSERVASI AIR
 Tujuan : dapat memenuhi kebutuhan air yang cukup (kuantitas
dan kualitas) bagi seluruh ummat manusia secara
berkesinambungan
 Apa yang harus dilakukan ? :
1. Memelihara dan melindungi sumber air yang ada
2. memanfaatkan air secara tepat, tdk berlebihan
3, Mengatur siklus hidrologi agar air hujan dapat disimpan
di dalam profil tanah sebanyak dan selama mungkin
4. Mengatur siklus hidrogi agar air tidak menimbulkan
bencana
5. Memanen air hujan, dengan membuat tampungan
6. menjaga air dari pencemaran
7. memperbaiki kualitas air tersemar
PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DILAKUKAN DENGAN CARA :
 PENGENDALIAN ALIRAN PERMUKAAN
Kemungkinan terbaik untuk konservasi air adalah mengendalikan bagian air hujan
yang mengalir diatas permukaan tanah. Pengendalian air permukaan dilakukan
dengna cara memperpanjang waktu air tertahan di permukaan tanah dan
meningkatkan jumlah air yang masuk ke dalam tanah.pengendalian water balance
 PEMANENAN AIR HUJAN
Pemanenan Air hujan sedah banyak dilakukan sejak lama. Pemanenan air hujan
dilakukan untuk memenuhii kebutuhan rumah tangg dan ternak, terutama selama
musim kemarau.
-pengumpulan air hujan yang mengucur dari atap rumah
-dalam skala besar pemanenan air hujan dilakukan dengan daerah tangkapan air
 MENINGKATKAN KAPASITAS INFILTRASI TANAH
Kapasitas infiltrasi tanah dapat ditingkatkan dengan cara memperbaiki struktur tanah.
Cara paling efektif yaitu menutup tanah dengan pohon dan tumbuhan,tidak
menebangi pohon.
PENGELOLAAN KELESTARIAN AIR TANAH DENGAN CARA :
 PENGISIAN AIR TANAH SECARA BUATAN
Dengan pengisian akuifer
Simpanan air tanah ini merupakan sumber air yang
dapat diandalkan untuk menambah air permukaan
yang ada. Kemampuan tanah untuk menyimpan air
tergantung dari volume pori-pori tanah dan tinggi
muka air.
Pengisian reservoir tanah dapat
dipakai untuk:
 Menyimpan kelebihan aliran permukaan
 Memperbaiki kualitas air tanah
 Meningkatkan produksi pertanian dengan
terjaminnya air irigasi
 Mencegah terjadinya penurunan muka tanah
Contoh akuifer
Akuifer lembah
Akuifer tenggek (batuan kedap air)
PENGENDALIAN PENGAMBILAN
AIR TANAH
 DILAKUKAN MELALUI SUMUR-SUMUR AKAN
MENGAKIBATKAN LENGKUNG PENURUNAN
MUKA AIR TANAH. MAKIN BESAR LAJU
PENGAMBILAN AIR TNAG, MAKIN CURAM
LENGKUNG PERMUKAAN AIR TANAH YANG
TERJADI DISEKITAR SUMUR SAMPAI TERCAPAI
KESEIMBANGAN BARU.
KESIMPULAN
 Perlindungan air dan tanah tidak luput dari peran DAS
sebagai fungsi hidrologis
 Konservasi air dapat dilakukan dengan mengatur
siklus hidrologi :water balance, memanen air hujan,
menjaga kualitas air, menggunakan air secara tepat
KESIMPULAN BERSAMA??
Download