tes inventori - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Tes Inventori
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
Fakultas Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
01
Kode MK
Disusun Oleh
Nunnie Retna Widagdo, Dra, Psi, MM
Abstract
Kompetensi
Sekilas tentang pengertian tes
inventori, sejarah singkat dan jenisjenis tes inventori
Mahasiswa dapat memahami
pengertian dan latar belakang tes
inventori, serta mengetahui jenisjenis tes inventori.
TES INVENTORI
I. PENGERTIAN TES KEPRIBADIAN
a. Definisi Kepribadian
Dalam bahasa Inggris, kepribadian disebut personality. Istilah ini berasal dari bahasa
Yunani "persona", yang berarti topeng. Istilah ini kemudian diadopsi oleh orang-orang Roma
dan mendapatkan konotasi baru yaitu "sebagaimana seseorang nampak di hadapan orang
lain". Konotasi ini seakan-akan menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah diri orang
tersebut yang sebenarnya. Kata kepribadian memiliki banyak arti. Banyak peneliti dan
ilmuwan mencoba mendefinisikan kepribadian secara komprehensif. Definisi-definisi yang
coba dipaparkan oleh para peneliti atau ilmuwan antara lain:
Gordon Allport (dikatakan sebagai Bapak teori keribadian) mencoba merumuskan,
menjelaskan dan mengklasifikasikan kurang lebih 50 pernyataan yang menggambarkan
tentang kepribadian. Salah satunya Allport menerangkan kepribadian merupakan ”the
dinamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine
his unique adjusment to his enviroment” (organisasi yang dinamis dalam diri individu yang
merupakan rangkaian sistem psikofisik yang menentukan keunikan penyesuaian individu
terhadap lingkungannya). Kata dinamis menunjukkan bahwa kepribadian bisa berubah-ubah,
dan antar berbagai komponen kepribadian (yaitu sistem-sistem psikofisik) terdapat
hubungan yang erat. Hubungan-hubungan itu terorganisir sedemikan rupa sehingga secara
bersama-sama mempengaruhi pola perilakunya dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Beberapa peneliti mencoba merumuskan kepribadian dengan menyamakannya
dengan temprament, yaitu kecenderungan alamiah dari perilaku, perasaan, dan pikiran
individu. Raymond Cattel mendefinisikan kepribadian sebagai sesuatu yang memungkinkan
kita untuk meramalkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang dalam situasi tertentu.
Sedangkan menurut Alfred Adler, kepribadian adalah gaya hidup individu atau cara yang
khas dari individu tersebut dalam memberikan respons terhadap masalah-masalah hidup.
JP.Chaplin dalam Kamus Psikologi, yaitu integrasi dari sifat-sifat tertentu yang dapat
diselidiki dan dijabarkan untuk menyatakan kualitas yang unik dari individu (Ahmadi, 2004).
Definisi lainnya merumuskan kepribadian sebagai kondisi yang ditampakkan keluar
atau perilaku yang bisa diamati; sebagai contoh Watson,1924 (dalam Drummond &Jones,
2010) mencirikan kepribadian sebagai ”the end product of our habit system” (hasil akhir dari
sistem kebiasaan).
‘13
2
Tes Intelegensi
Nunnie Retna Widagdo, Dra, Psi, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kepribadian merupakan kualitas seseorang yang bersifat subjektif. Sesuatu yang
muncul dari dan sudah terdapat dalam diri seseorang – inner.
Kepribadian merupakan sesuatu dalam diri individu yang sifatnya konsisten, stabil
dan merupakan perilaku yang menetap, dan dari waktu ke waktu cenderung sama (Maddi,
1980 dalam Drummond & Jones, 2010).
Kepribadian merupakan pola yang tetap dari pikiran, emosi, dan perilaku yang
membedakan individu dari individu lain. (Drummond & Jones, 2010)
Lebih dalam lagi mempelajari kepribadian, ada tiga pemikiran fundamental yang
mendasari kepribadian, yaitu:
1.
TRAITS (Sifat/Ciri/Karakter). Sifat bisa dijelaskan juga dengan ciri bawaan. Personality
trait dapat dilihat sebagai karakteristik atau kualitas yang membedakan dan mempengaruhi
individu. Sifat dapat didefinisikan sebagai dimensi beda dari individu dalam kecenderungan
untuk memperlihatkan kekonsistenan dari pikiran, perasaan, dan perilakunya (McCrae &
Costa, 2003). Sifat diasumsikan relatih stabil dan menetap sepanjang waktu,dan sangat
mempengaruhi perilaku.
2.
STATES. Berkaitan dengan kepribadian state diartikan sebagai beberapa sifat yang
muncul namun sifatnya sementara. Jika trait menunjukkan karakteristik kepribadian yang
menetap, sedangkan state menunjukkan perilaku yang cenderung sementara. Sebagai
contoh: siswa cenderung mengalami kecemasan saat menghadapi ujian. Kecemasan disini
merupakan state.
3.
TYPES. Beberapa peneliti mencoba memahami kepribadian melalui trait approach
yaitu dengan mengklasifikasikan kepribadian dalam berbagai maca tipe, yang kemudian
dikenal dengan tipe keribadian. Jika traits menitikberatkan pada karakter yang spesifik dari
individu, maka type dapat dikatakan sebagai gambaran umum yang dapat menjelaskan
individu. Tipologi Kepribadian mulai dikenal sejak Hipocrates mengklasifikasikan manusia
kedalam empat tipe yaitu melancholic, phlegmatic, choleric, dan sanguine.
Sebagai informasi, kepribadian secara umum dapat dilihat melalui berbagai macam
perspektif yang didasarkan melalui teori-teori psikologi yang mendasarinya. Perspektif
tersebut antara lain dirangkum pada tabel dibawah ini
Sehubungan dengan adanya peran genetik dalam pembentukan kepribadian,
terdapat 4 pemahaman penting yang perlu diperhatikan:
1) Meskipun faktor genetik mempunyai peran penting terhadap perkembangan
kepribadian, faktor non-genetik tetap mempunyai peranan bagi variasi kepribadian
‘13
3
Tes Intelegensi
Nunnie Retna Widagdo, Dra, Psi, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2) Meskipun faktor genetik merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi
lingkungan, faktor non-genetik adalah faktor yang paling bertanggungjawab
akan perbedaan lingkungan pada orang-orang
3) Pengalaman-pengalaman dalam keluarga adalah hal yang penting meskipun
lingkungan keluarga berbeda bagi setiap anak sehubungan dengan jenis
kelamin anak, urutan kelahiran, atau kejadian unik dalam kehidupan keluarga pada
tiap anak
4) Meski terdapat kontribusi genetik yang kuat terhadap trait kepribadian, tidak berarti
bahwa trait itu tetap atau tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Perspektif
Pandangan penting kepribadian
Psikoanalisis
Fokus pada pengaruh-pengaruh tidak sadar, pentingnya
dorongan seksual, bahkan dalam bidang-bidang nonseksual.
Neo-analisis/Ego
Fokus pada diri (self) yang berjuang untuk mengatasi emosi
dan dorongan di dalam diri dan tuntutan dari orang lain di luar
diri.
Biologis
Menitikberatkan pada kecenderungan dan keterbatasan yang
berasal
dari
warisan
genetis;
bisa
dengan
mudah
dikombinasikan dengan sebagian besar pendekatan atau
teori lain
Behaviorisme
Fokus pada analisis yang lebih ilmiah mengenai pengalaman
belajar yang membentuk kepribadian
Kognitif
Melihat sifat aktif dari pikiran manusia; menggunakan
pengetahuan modern dari psikologi kognitif
Trait
Teknik pemeriksaan individual yang baik
Humanisme
Menghargai
hakikat
spiritual
seseorang;
menekankan
perjuangan untuk mencapai pemenuhan diri dan harga diri
Interaksionisme
Memahami bahwa kita adalah diri yang berbeda dalam situasi
yang berbeda
b.
Definisi Tes Kepribadian/ Inventori Kepribadian
Bagaimanakah kita dapat mengetahui kalau si A itu sangat intorvert? Atau si B yang
ekpresif dan cocok jadi pemimpin? Atau, si C yang sangat emosional jika ada yang
membicarakan dia? Bagaimana kita dapat mengenali orang-orang ini sehingga kita bisa
mengenal atau bahkan mempelajarinya lebih mendalam lagi? Dalam kehidupan sehari-hari,
‘13
4
Tes Intelegensi
Nunnie Retna Widagdo, Dra, Psi, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kita sebenarnya sering melakukan pengukuran terhadap kepribadian seseorang. Hanya saja
kita biasa melakukannya berdasarkan ciri-ciri stereotipe dari ciri-ciri kelompok di mana
individu berasal, misalnya: orang kota itu individualis, orang Jawa halus, orang Medan pelit,
dan sebagainya.Kita juga cenderung menilai orang berdasarkan salah satu ciri tertentu yang
kita sukai atau tidak kita sukai. Penilaian dengan cara ini sangat menyesatkan dan disebut
hallo effect. Selain itu kita juga kerap mempunyai penilaian baik-buruk pada ciri-ciri pribadi
tertentu.
Oleh karena itu diperlukan sperangkat alat tes atau asesmen yang dapat
menggambarkan kepribadian seseorang. Inventori kepribadian merupakan inventori yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur struktur dan segi-segi dari kepribadian,
atau karakteristik dari cara berpikir, merasa, dan bertindak (Segal & Coolidge, dalam
Drummond & Jones, 2010). Dengan kata lain inventori kepribadian atau asesmen
kepribadian atau tes kepribadian merupakan tes/inventori/asesmen yang menggambarkan
karekteristik individu, dengan tujuan agar individu dapat mengenal dan memahami dirinya
sendiri dengan gambaran atau penjelasan yang objektif dan terukur.
Tes inventori adalah tes-tes yang terutama menggunakan paper dan pensil. Tes
inventori menggunakan Self Report Questionnaire, untuk menentukan karakteristikkarakteristik kepribadian, minat (interest), sikap-sikap (attitude) dan nilai-nilai (valus). Tes
inventori modern mempunyai tahapan perkembangan yang mulai dengan personal interview
dan kemudian berkembang menjadi personal nformation questionnaire.
Tes inventori sangat berguna untuk mengetahui karakteristik kepribadian seperti
minat, penyesuaian diri, motivasi, prasangka dan sebagainya. Namun perlu diingat bahwa
alat-alat tes yang digunakan umumnya tidak ada yang sempurna dan masing-masing tes
hanya menjelaskan satu atau beberapa aspek kepribadian.
Beberapa masalah dalam tes inventori kepribadian adalah:
1) Definisi kepribadian sedemikian banyak, sehingga seleksi yang tepat dari macammacam definisi kepribadian perlu mendasari pemakaian tes inventori.
2) Tes inventori kepribadian tidak dapat bersifat culture free. Oleh karena itu aspek kultural
harus di pertimbangkan, padahal nilai-nilai kultur selalu berubah. Sedangkan di sisi lain
tes inventori diharapkan dapat memberikan profil kepribadian yang stabil.
3) Bila tes inventori kepribadian terlalu sensitif terhadap perubahan, maka sulit memperoleh
reliabilitas yang tinggi.
Secara umum tes inventori kepribadian memiliki beberapa kelemahan, seperti;
a) Itemnya ambigu dan perintah tidak jelas
b) Subjek ingin menunjukkan kesan-kesan tertentu kepada penguji.
‘13
5
Tes Intelegensi
Nunnie Retna Widagdo, Dra, Psi, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c) Kesukaran semantik, penafsiran yang berbeda
d) Sikap subjek yang tak kooperatif/defensif
e) Faking atau tidak jujur.
f)
Acquiscence; bila item yang dibuat lebih mengarah ke jawaban-jawaban tertentu.
II. SEJARAH TES KEPRIBADIAN
Sejarah perkembangan asesmen kepribadian dimulai pada tahun 1880-an oleh Sir
Francis Galton, sepupu dari ilmuwan terkenal Charles Darwin ini merupakan orang yang
pertama kali membuat laboratorium untuk mengukur perbedaan individual (Friedman &
Schustack, 2008), salah satu hasil terbesar dari riset yang dilakukannya adalah munculnya
teknikkuesionersebagaiprosedur
standar
dalam
penelitian
kepribadian.
Tidak
lama
kemudian, G.Stanley Hall memperluas metode tersebut dengan menggunakan data
darisampel sejumlah orang dewasa,untuk menggambarkantren perkembangan kepribadian
pada remaja.
Sedangkan inventori pertama yang dikembangkan untuk melakukan penilaian
terhadap kepribadian individu adalah the Woodworth Personal Data Sheet (1917). Instrumen
ini digunakan pertama kali untuk kepentingan Perang Dunia I. Pada waktu itu Departemen
Pertahanan AS ingin mendeteksi kemungkinan adanya tentara yang gagal di medan perang,
namun metode wawancara klinis tidak praktis untuk diaplikasikan secara massal. Robert
Sessions Woodworth membuat daftar dari beberapa gejala yang banyak diungkap oleh para
psikiater dalam metode wawancara, seperti : “Apakah anda sering melamun?”, “Apakah
anda takut melihat darah?”, dan kemudian menyusun daftar tersebut menjadi sebuah
instrumen penilaian. Para tentara yang dilaporkan memiliki banyak gejala harus mengikuti
pemeriksaan lebih lanjut. Meskipun dianggap kurang peka dalam untuk mengukur populasi
yang besar, instrumen ini terbukti mampu mendeteksi para tentara yang mengalami
kesulitan dalam menyesuaikan diri,dengan lebih ekonimis dan efisien.
Seiring dengan waktu, item-item dalam Woodworth semakin dikembangkan dan
isinya mulai bergeser disesuaikan dengan tujuan penggunaannya, mulai dari pengukuran
secara pribadi maupun untuk kebutuhan institusi tertentu. Inventori self-report mulai
berkembang menjadi beragam instrumen dengan beraneka fungsi dan manfaat. Beberapa
inventori dikembangkan desain untuk membantu mengenali apakah individu berada dalam
rentang normal, inventori semacam ini biasanya dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk
mengukur pemahaman diri, atau untuk membantu kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh
konselor, pendidik, atau praktisi dunia industri. Ada juga inventori yang disusun untuk
membantu dokter dalam membuat analisa patologis pada kasus-kasus klinis (Cronbach,
1990).
‘13
6
Tes Intelegensi
Nunnie Retna Widagdo, Dra, Psi, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
III. JENIS – JENIS TES KEPRIBADIAN
Menurut Gregory (2000) sejarah asesmen kepribadian terbagi menjadi 2 tren yang
saling tumpang tindih, yaitu teknik proyektif yang tidak terstruktur, yang mendominasi
pengukuran kepribadian pada awal abad 20-an, dan yang kedua yaitu pendekatan/metode
yang terstruktur, seperti inventori self-report dan behavioral ratings, yang mulai berkembang
pada pertengahan abad 20 dan terus meningkat popularitas penggunaannya hingga saat ini.
a.
Teknik Proyektif
Teknik proyektif yaitu teknik asesmen yang berusaha mempelajari kepribadian
melalui penggunaan stimulus, tugas, atau situasi yang relatif tidak terstruktur.Disebut
poyektif karena teknik ini memungkinkan individu untuk dapat memproyeksikan motivasi
dalam dirinya terhadap alat tes yang diberikan.Selain membuat gambar, tes proyektif juga
mencakup bercerita, melengkapi kaimat, atau melakukan asosiasi kata (Friedman &
Schustack, 2008).Teknik proyektif terbukti mampu memberikan hasil dengan hipotesis yang
lengkap, namun sebagian besarteknik ini kurang diminati, serta tidak mendapat persetujuan
dan dukungan dari para praktisi yang berorientasi psikometri.Tes proyektif mendapat
dukungan yang luas dari para pendukung teori psikoanalisis karena teknik ini berusaha
untuk menangkap motivasi tidak sadar yang dimiliki oleh individu.
Salah satu teknik proyektif yang kontroversi, sering dipertanyakan, dan sekaligus
paling banyak digunakan adalah tes Rorschach.Tes Rorschach merupakan tes proyektif
berupa 10 percikan tinta pada kertas yang dibuat oleh seorang psikiater asal Swiss bernama
Hermann Rorschach. 10 percikan tinta itu terdiri dari 5 percikan berwarna hitam dan abuabu, 2 berwarna hitam, abu-abu, dan merah, serta 3 lainnya merupakan campuran dari
beberapa warna pastel (Kaplan, 2009). Rorschach menunjukkan satu persatu kartu tersebut
kepada pasien dan meminta pasien untuk memberikan deskripsi mengenai apa yang
mereka lihat dalam percikan tinta tersebut. Tes ini memiliki keterbatasan yang sama dengan
tes proyektif lainnya, yaitu dalam pemberian skor. Interpretasi yang diberikan satu tester
bisa berbeda dengan yang diberikan oleh tester lain dalam kesempatan tes yang berbeda,
hal ini yang menyebankan skor reliabilitas tes Rorschach menjadi rendah. Meskipun usaha
untuk melakukan standarisasi terhadap pemberian skor telah dilakukan, namun masih
banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tes ini tidak memiliki validitas yang baik,
meskipun begitu, sampai saat ini tes Rorschach masih tetap banyak dimanfaatkan terutama
dalam seting klinis (Exner, 1986 & Peterson, 1978, dalam Kaplan 2009).
Tes proyektif lain yang juga sering digunakan yaitu TAT (Thematic Apperception
Test) yang dikembangkan pada tahun 1935 oleh Christina Morgan dan Henry Murray dari
‘13
7
Tes Intelegensi
Nunnie Retna Widagdo, Dra, Psi, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Harvard University. Kaplan (2009) menjelaskan beberapa perbedaan tes ini dengan
Rorschach dalam tabel berikut,
RORSCHACH
TAT
Ditolak oleh komunitas ilmiah
Diterima dengan baik oleh
komunitas ilmiah
Tidak berdasar teori apapun
Berdasarkan teori kebutuhan Murray
(1938)
Terlalu banyak diklaim
Tidak banyak diklaim
Diakui sebagai instrumen diagnostik
Tidak diakui sebagai instrumen
diagnostik
Banyak digunakan dalam seting
Digunakan dalam seting klinis dan
klinis
non klinis
Tes TAT lebih terstruktur dan tidak seambigu tes Rorschach. TAT terdiri dari
serangkaian foto/gambar yang menggambarkan beberapa adegan. Dalam TAT testee
diminta untuk membuat sebuah cerita tentang gambar yang ditunjukkan, termasuk perkiraan
mengenai apa yang akan terjadi kemudian.
Penting untuk diperhatikan bahwa tes proyektif, seperti halnya semua tes
kepribadian, membuat asumsi mengenai hakikat dari kepribadian dan perilaku. Tes proyektif
mengasumsikan adanya pola dasar di dalam diri seseorang, dan pola ini muncul dalam cara
individu merespon stimulus yang diberikan.
b.
Pendekatan/Metode Terstruktur
Pendekatan/Metode Terstruktur adalah metode asesmen kepribadian yang lebih
obyektif dan lebih disukai oleh para psikolog.Gregory (2000) membagi asesmen kepribadian
menjadi 2 bagian besar, yaitu asesmen kepribadian terstruktur (Structured Personality
Assessment), dan asesmen perilaku (Behavioral Assessment).Tes inventory adalah tes-tes
yang terutama menggunakan paper and pencil. Tes inventori merupakan Self Report
Quessionaire, untuk menentukan karakteristik-karakteristik kepribadian, minat (interest),
sikap-sikap (attitude), nilai-nilai (values). Tes inventori modern mempunyai tahap
perkembangan yang dimulai dengan personal interview dan kemudian berkembang menjadi
personal information questionnaire.
Structured Personality Assessment
‘13
8
Tes Intelegensi
Nunnie Retna Widagdo, Dra, Psi, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pendekatan terstruktur di sini maksudnya yaitu bahwa beberapa asesmen
kepribadian berikut ini telah dikaji berdasarkan perspektif metodologis dalam ilmu
psikometri, meliputi unsur reliabilitas, kunci kriteria, analisis faktor, validasi konstruk, dan
unsur lain dalam statistika testing. Dengan kata lain, asesmen kepribadian terstruktur adalah
alat ukur yang merupakan hasil dari sebuah riset, bersifat obyektif, serta memiliki
administrasi, skoring, dan interpretasi yang sangat rapi dan spesifik. Saat ini asesmenasesmen terstruktur ini sudah bisa diikuti dengan menggunakan komputer, bahkan dengan
sistem online, testee hanya tinggal menjawab pertanyaan yang ditampilkan di layar, dan
beberapa menit berikutnya hasil sudah bisa di-print.
Para
ahli
psikometri
kontemporer
berpatokan
pada
3
pendekatan
dalam
mengembangkan tes, yaitu pendekatan yang berdasarkan teori, berdasarkan analisa
faktor, dan pendekatan yang berdasarkan kunci kriteria (criterion-key methods).
Validitas yang umum dipakai pada personality inventoris adalah :
1) Face validity : validitas yang didasarkan pada tampaknya saja
2) Conten validity : validitas yang didasarkan ada isi atau konsep tertentu
3) Empirical valiudity : validitas tes yang didasarkan atas data-data empiris, gejala,
symptom
Macam-macam Tes Inventori
1. Tes Inventori kepribadian
1)
MMPI (minnesota Personality Inventory)
2)
CPI (california Psychological Inventory)
3)
PIC (Personality Inventory for Children)
4)
MCMI (Millon Clinical Multiaxial Inventory)
5)
16 PF (sixteen Personality Factor Questionnaire)
6)
EPPS (Edward Perssonal Preference Schedule)
7)
PRF (Personality Research Form)
8)
Jackson Personality Inventory
2. Tes Inventory Minat
1) SCII (Strong-Campbell Interest Inventory)
2) JVIS (Jackson Vocational interest Survey)
3) KPR-V (Kuder Preference Record - Vocational)
4) CAI (Career Assessment Inventory)
5) RM (The rothwell-Miller Interest Blank)
3. Tes Inventori Nilai
1) Study OF Value
2) WVI (Work Value Inventory)
‘13
9
Tes Intelegensi
Nunnie Retna Widagdo, Dra, Psi, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Aiken, L.R. 1997.Psychological Testing & Asessment. Boston: Allyn & Bacon.
Anastasi, A. & Urbania, S. 1997. Psychological testing. New York: McMillan Company.
Anastasia, A & Urbina, S.2007. Tes Psikologi. Jakarta. Indeks
Gregory, R.J. 2000. Psychological testing. Boston: Allyn & Bacon.
Groth-Marnat,
G.
(1999).
Handbook
of
Psychological
Ed). New York: Jhon Wiley & Sons, Inc.
http://www.psychologymania.net/2010/03/tes-inventori-inventory-test.html
http://psikologi45.blogspot.com/2011/02/tes-inventory.html
‘13
10
Tes Intelegensi
Nunnie Retna Widagdo, Dra, Psi, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Asessment.(3rd
Download