letak sungsang - WordPress.com

advertisement
LETAK SUNGSANG
By DALMI NARTI
Judul Mata Kuliah : ASUHAN KEBIDANAN IV KEHAMILAN
LETAK SUNGSANG
No kode / SKS : 304 / 5 SKS (2 T, 3P)
TUJUAN
TIU
:
SETELAH MENYELESAIKAN MATA KULIAH INI MAHASISWA DAPAT
MENERAPKAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN LETAK
SUNGSANG.
TIK
:
SETELAH MENGIKUTI MATA KULIAH INI MAHASISWA AKAN
MAMPU MENJELASKAN TENTANG LETAK SUNGSANG.
POKOK BAHASAN : LETAK SUNGSANG
SUB POKOK BAHASAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pengertian letak sungsang,
Bentuk-bentuk letak sungsang,
Etiologi letak sungsang,
Cara menegakkan diagnosa letak
sungsang,
Mekanisme persalinan letak
sungsang,
Asuhan kehamilan letak sungsang,
Pendokumentasian asuhan
kebidanan pada kehamilan letak
sungsang.
PENGERTIAN
Letak sungsang merupakan suatu letak dimana
bokong bayi merupakan bagian rendah dengan atau
tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di
bagian bawah kavum uteri.
BENTUK – BENTUK
LETAK SUNGSANG
1.
2.
3.
4.
Letak Bokong Murni
•
Teraba bokong
•
Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
•
Kedua kaki bertindak sebagai spalk
Letak Bokong Kaki Sempurna
•
Teraba bokong
•
Kedua kaki berada di samping bokong
Letak Bokong Tak Sempurna
•
Teraba bokong
•
Disamping bokong teraba satu kaki
Letak Kaki
•
Bila bagian terendah teraba salah satu dan atau
kedua kaki atau lutut
•
Dapat dibedakan letak kaki bila kaki terendah ;
letak bila lutut terendah.
ETIOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
Prematuritas karena bentuk rahim relative kurang lonjong,
air ketuban masih banyak dan kepala anak relative besar,
Hidramnion karena anak mudah bergerak,
Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala
kedalam pintu atas panggul,
Panggul sempit,
Kelainan bentuk kepala: hydrocephalus, anencephalus,
karena kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas
panggul.
CARA MENEGAKKAN
DIAGNOSA
PEMERIKSAAN
ABDOMINAL
DENYUT JANTUNG JANIN
(AUSKULTASI)
PEMERIKSAAN VAGINAL
MEKANISME PERSALINAN
1.
2.
Persetujuan tindakan medik
Persiapan Pasien :
a. Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur
persalinan,
b. Mengosongkan kandung kemih , rektum serta
membersihkan daerah perenium dengan
antiseptik.
MEKANISME PERSALINAN
3. Peralatan :
a. Perangkat untuk persalinan
b. Perangkat untuk resusitasi bayi
c. Uterotonika (Ergometrin maleat, Oksitosin)
d. Anastesi lokal (Lidokain 2%)
e. Cunam piper, jika tidak ada sediakan cunam panjang
f. Semprit dan jarum no.23 (sekali pakai)
g. Alat-alat infus
h. Povidon Iodin 10%
i. Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomi
MEKANISME PERSALINAN
4.
5.
Persiapan Penolong
a. Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker dan kaca mata
pelindung
b. Cuci tangan hingga siku dengan di bawah air mengalir
c. Keringkan tangan dengan handuk DTT
d. Pakai sarung tangan DTT / steril
e. Memasang duk (kain penutup)
Tindakan Pertolongan Partus Sungsang
a. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput
ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya penyulit.
b. Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his.
c. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan
episiotomi saat bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis.
MEKANISME PERSALINAN
6.
Melahirkan bayi :
1)
Cara Bracht
a.
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang
paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul).
b.
Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
c.
Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
d.
Lakukan hiperlordosis janin pada saat anguluc skapula inferior tampak di bawah simfisis (dengan mengikuti
gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke arah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan
lahirnya badan bayi.
e.
Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
f.
Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan nafas bayi, tali pusat dipotong.
2)
Cara Klasik (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002)Pengeluaran bahu dan tangan secara
klasik dilakukan jika dengan Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
a.
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.
b.
Tali pusat dikendorkan.
c.
Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas.
d.
Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di
belakang.
e.
Dengan tanggan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di
belakang.
f.
Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan bayi, untuk
melahirkan lengan belakang bayi.
g.
Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya
untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.
MEKANISME PERSALINAN
3)
4)
Cara Muller Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan cara Bracht bahu dan tangan tidak bisa
lahir.
a.
Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama seperti klasik, ke arah
belakang kontra lateral dari letak bahu depan.
b.
Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.
c.
Cara Lovset (Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala / nuchal arm).
d.
Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua tangan.
e.
Memutar bayi 180o dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah penunjuk jari tangan yang muchal.
f.
Memutar kembali 180o ke arah yang berlawanan ke kiri atau ke kanan beberapa kali hingga kedua bahu dan
lengan dilahirkan secara Klasik atau Muller.
Ekstraksi Kaki
Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi. Keadaan bayi / ibu mengharuskan bayi segera
dilahirkan.
a.
Tangan kanan masuk secara obstetrik melahirkan bokong, pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan
abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi,tangan yang lain mendorong fundus ke
bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki dipegang dengan dua jari dan dituntun keluar dari vagina sampai batas
lutut.
b.
Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakkan di belakang betis sejajar sumbu
panjang paha dan jari-jari lain di depan betis, kaki ditarik turun ke bawah sampai pangkal paha lahir.
c.
Pegangan dipindah ke pangkal paha sehingga mungkin dengan kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu
panjang paha dan jari lain di depan paha.
d.
Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir kemudian pangkal paha dengan pegangan yang
sama dievaluasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua trokhanter lahir berarti bokong telah lahir.
e.
Sebealiknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, maka yang akan lahir lebih dahulu ialah trokhanter
belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus cunam ke bawah.
f.
Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara Clasik , atau Muller atau Lovset.
MEKANISME PERSALINAN
5)
Teknik Ekstraksi Bokong
Dikerjakan bila presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul,
bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin lebih dari ibu yang mengharuskan
bayi segera dilahirkan.Jari penunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin,
dimasukkan kedalam jalan lahir dan diletakkan dilipatan paha bagian depan. Dengan
jari ini lipat paha atau krista iliaka dikait dan ditarik curam ke bawah. Untuk
memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan penolong yang lain menekam
pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah.Bila dengan tarikan ini
trokhanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari telujuk penolong yang lain
mengkait lipatan paha ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir.Setelah bokong
lahir, bayi dilahirkan secara Clasik , atau Muller atau Lovset.Cara Melahirkan Kepala
Bayi Cara Mauriceu (dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid bila dengan
Bracht kepala belum lahir).
a. Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah
memegang kuda (Untuk penolong kidal meletakkan badan bayi di atas tangan
kanan).
b. Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di maksila.
c. Tangan kanan memegang atau mencekam bahu tengkuk bayi.
d. Minta seorang asisten menekan fundus uteri.
e. Bersama dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong persalinan
melakukan tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang
dimasukkan untuk menekan dagu atau mulut.
MEKANISME PERSALINAN
6) Manajemen Kala III
a. Lahirkan plasenta secara spontan atau manual apabila ada indikasi.
b. Luka episiotomi atau robekan perenium dijahit.
c. Beri Uterustonika atau medikamentosa yang diperlukan.
d. Awasi kala IV.
e. Lakukan pemeriksaan dan pengawasan nifas.
f. Dokumentasi.
g. Cuci tangan pasca tindakan.
h. Periksa kembali tanda vital pasien, segera buat intruksi bila diperlukan.
i. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan dalam kolom yang
tersedia.
j. Beri tahu pada pasien pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah
selesai dilakukan dan masih memerlukan perawatan.
k. Jelaskan pada petugas tentang perawatan, jadwal pengobatan dan
pemantauan sejak gejala-gejala yang harus diwaspadai.(Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002).
KONSEP ASKEB DAN SOAP
7 langkah menurut
Varney (1997)
Langkah 1 :
Pengumpulan data
Langkah 2 :
Diagnosis/masalah
Langkah 3 :
Antisipasi diagnosis
masalah potensial
5 langkah menurut Kompetensi
Bidan (2000)
Langkah 1 :
Pengumpulan data
Langkah 2 :
Assessment/diagnosis
Langkah 4 :
Pertimbangan perlunya
konsultasi/rujukan
Langkah 3 :
Rencana tindakan
Langkah 5 :
Rencana tindakan
Langkah 6 :
Implementasi
Langkah 7 :
Evaluasi
Langkah 4 :
Implementasi
Langkah 5 :
Evaluasi
Sumber : (Pusdiknakes, 2000).
SOAP
Data Subyektif
Data Obyektif
Assessment/Diagnosis
Rencana tindakan
1. Konsultasi/rujuk
2. Pemeriksaan diagnostic/
laboratorium
3. Pemberian pengobatan
4. Pendidikan kesehatan dan
konseling kesehatan
5. Follow up pemeriksaan
SEKIAN
TERIMA KASIH
Download