Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya Cara Memasuki Dunia Usaha Starting (Merintis Usaha Baru) Membentuk dan mendirikan usaha baru dgn menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Buying (membeli perusahaan orang lain) Dengan membeli perusahaan yg telah didirikan/dirintis dan diorganisir oleh orang lain dgn nama good will dan organisasi usaha yang sudah ada. Franchising (Kerja sama manajemen) Suatu kerja sama antara franchisee dgn perusahaan besar (franchisor) dlm mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli utk menyelenggarakan usaha waralaba. Pendekatan DaLam Merintis Usaha Baru Pendekatan “ Inside-Out” atau “Idea generation” Pendekatan berdasarkan gagasan sbg kunci yg menentukan keberhasilan usaha. Pendekatan “ Outside-In” atau “Opportunity Recognition” Pendekatan yg menekankan basis ide merespons kebutuhan pasar sbg kunci keberhasilan. Hal-hal yg diperhatikan Dalam merintis usaha baru Bidang dan jenis usaha yang dimasuki Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih Tempat Usaha yang akan dipilih Organisasi usaha yang akan digunakan Jaminan usaha yang mungkin diperoleh (Hambatan, Paten, Merek dagang, dan Hak cipta) Lingkungan Usaha yang akan berpengaruh (Mikro dan Makro) Aspek Membeli Perusahaan Yg sudah didirikan Alasan pemilik menjual perusahaan kekayaannya berbentuk nyata atau tidak, piutang, merek dagang, paten dll Apakah masih prospektif dan layak guna Potensi perusahaan (produk atau jasa yg dihasilkan) Aspek legal perusahaan Kondisi keuangan perusahaan Franchising (Kerja sama Manajemen/Waralaba) Kerja saama manajemen utk menjalankan perusahaan cabang/penyalur. Franchisor (perusahaan induk) adalah perush yg diberi lisensi. Franchise adlah perush. Pemberi linsensi (penyalur/dealer). Dalam kerja sama Franchising, perusahaan induk memberikan bantuan manajemen secara berkesinambungan. Keseluruhan citra (goodwill), dan teknik pemasaran diberikan kepada Franchisee. Misal : MCDonald, KFC dll. kontrak kerja sama antara Franchisor (perusahaan induk) dengan Franchisee (perusahaan penyalur). Persyaratan-persyaratan dalam kontrakkontrak Franchise Franchisor setuju untuk Franchisee setuju untuk Memberikan suatu wilayah Menyelenggarakan penjualan yg berdiri sendiri kepada Franchisee. Menyediakan sejumlah latihan dan bantuan manajemen Memberikan barang dagangan kpd Franchisee perusahaan sesuai dgn persyaratan yg diajukan Franchisor Menginvestasikan secara minimum jumlah tertentu pada perusahaan Membayar kpd Franchisor suatu jumlah tertentu (sbg honorarium yg tetap) Persyaratan-persyaratan dalam kontrakkontrak Franchise Franchisor setuju untuk Franchisee setuju untuk Memberikan nasihat kpd Membangun atau bila Franchisee tentang lokasi perusahaan dan desain bangunan Memberikan bantuan finansial tertentu atau nasihat finansial kepada Franchisee tidak Franchisee menyediakan fasilitas perusahaan seperti yg telah disetujui Franchisor Membeli persediaan dan material standar lainnya dari Franchisor atau dari pemasok yg telah disetujui Profil Usaha Kecil dan Model Pengembangannya Di Indonesia berdasarkan UU No.9/1995 pasal 5 tentang usaha kecil meliputi criteria : Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tenpat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- ( Satu Milyar Rupiah). Profil Usaha Kecil dan Model Pengembangannya Berdasarkan BPS (Biro Pusat Statistik) : Usaha kecil dgn ukuran T.Kerja 5 s/d 19 orang yg terdiri dari pekerja kasar yg dibayar, pemilik dan pekerja keluarga. Tenaga Kerja yang dibawah 5 orang disebut Home Industri. Kekuatan Usaha Kecil Memiliki kebebasan utk bertindak Bila ada perubahan tehnologi baru, produk baru, dan perubahan mesin baru, maka usaha ini cepat bertindak utk menyesuaikan keadaan tsb. Fleksibel (Luwes) Luwes sesuai dgn kebutuhan usaha kecil tersebut missal : bahan baku, tenaga kerja, pemasaran produk atau sumber-sumber setempat yg local. Tidak mudah goncang Karena banyak menggunakan bahan baku local, maka usaha ini tidak goyah apabila ada fluktuasi bahan baku impor. Kelemahan Usaha Kecil Aspek Kelemahan Struktural Kelemahan dlm bidang manajemen, organisasi, pengendalian mutu, mengadopsi dan penguasaan tehnoligi, kesulitan mencari modal,tenaga kerja local dan terbatasnya akses pasar. Aspek Kelemahan Kultural Kelemahan yang mencerminkan budaya perusahaan shg kurangnya informasi dan lemahnya persyaratan lain guna memperoleh akses permodalan, pemasaran, bahan baku. Kerangka Hipotesis Pengembangan Usaha Kecil Untuk pengembangan perusahaan diperlukan dua keterampilan, yaitu keterampilan manajemen keuangan dan manajemen personal. Strategi pengembangan kompetensi inti, yaitu strategi perusahaan yang menekankan pada pengembangan pengetahuan dan keunikan untuk menciptakan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.