12 June 2014, SMA Numazu-Johoku Bulletin: SMA Numazu Johoku (TA 2014) Kota Numazu, Shizuoka Prefecture Kepala Sekolah: Bapak Yukio Sakai Jumlah Siswa 1-1 1-2 1-3 1-4 1-5 Jumlah L (org) 16 17 16 16 16 81 P (org) 17 16 17 17 17 84 Jumlah 33 33 33 33 33 165 2-1 2-2 2-3 2-4 2-5 Jumlah L (org) 20 21 21 21 21 104 P (org) 20 20 20 20 20 100 Jumlah 40 41 41 41 41 204 3-1 3-2 3-3 3-4 3-5 Jumlah L (org) 19 19 19 19 20 96 P (org) 21 21 21 22 21 106 Jumlah 40 40 40 41 41 202 Total L 281 P 290 GT 571 Ciri khas sekolah Pembelajaran Kolaboratif Bimbingan pasca SMA yang memadai PTS Summit Kebersamaan Hidup dan Mendidik Kebersamaan Pendidikan HAM Keamanan sekolah Ruang kelas dengan AC Pembelajaran Kolaboratif Kegiatan pelajaran yang menarik Sekolah kami sedang berupaya untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menarik dengan melibatkan seluruh warga sekolah supaya siswa benar-benar merasakan bahwa ia belajar banyak hal atas prakarsa sendiri. Pembelajaran kolaboratif menciptakan lingkungan yang kondusif dengan denah tempat duduk huruf U agar siswa dapat saling melihat raut wajah satu sama lain sehingga mudah berdiskusi dan berkegiatan kelompok. Dan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh masing-masing siswa, setiap siswa dapat menggali pemikirannya dan mengatasi persoalan atau tantangan yang dihadapi. Dengan demikian siswa tidak akan bersikap pasif, tetapi secara aktif selalu menggali dan mempelajari kembali materi pelajaran yang kurang jelas baginya. Sikap siswa yang antusias akan belajar dan semangat guru yang 1 12 June 2014, SMA Numazu-Johoku selalu bersedia untuk membantu siswa dalam hal pembelajaran akan bersinergi, sehingga siswa dapat mendalami pembelajaran yang lebih jauh. * Dalam kegiatan kelompok, pada prinsipnya 4 orang berada dalam satu kelompok dan berkegiatan bersama untuk mengerjakan tugas dsb. * Dengan denah tempat duduk huruf U, semua siswa akan berbagi hasil diskusi kelompok. Semua siswa belajar Mendukung pembelajaran siswa dengan pendekatan “menyimak, menghubungkan dan mempelajari kembali” Menyimak: Memperhatikan suara siswa lain Menyimak dengan cermat dan menerima apa yang siswa ingin sampaikan dan kemukakan. Menghubungkan:Menghubungkan ungkapan siswa yang satu dengan yang lain= saling menyimak. Mementingkan hubungan (dialog) dengan materi pelajaran, hubungan dengan pendapat siswa lain dan hubungan (dialog) dengan diri sendiri. Mempelajari kembali: Mempelajari kembali apa yang dikemukakan oleh siswa=berpikir secara lebih mendalam. Dengan bertanya kembali kepada semua siswa, mempelajari kembali dari buku teks, mempelajari kembali dari pelajaran sebelumnya, maka pemahaman siswa akan lebih diperdalam dan diperkaya. Membina kolegalitas guru Semua guru terlibat pembelajaran siswa terutama melalui ‘open lesson’ dan ‘forum refleksi’. Semua guru melakukan open lesson. Pada forum refleksi, para observer memfokuskan pada kegiatan siswa, relasi sesama siswa, dan kesulitan serta kebingunan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran. Meningkatkan komunikasi dan sharing pengetahuan serta pengalaman antara guru. Kolegalitas guru demi mendorong pembelajaran siswa. Semua siswa berani menantang level pembelajaran yang lebih tinggi Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menantang ‘soal/tugas jumping’ agar meningkatkan semangat belajar. Soal/tugas untuk jumping=soal/tugas yang sulit dipecahkan dengan siswa sendirian, tetapi dapat diselesaikan dengan berkelompok. Tidak menurunkan level kesulitan soal/tugas, melainkan dengan menantang tugas yang lebih sulit, malah akan lebih meningkatkan prestasi akademik siswa. 2 12 June 2014, SMA Numazu-Johoku Mata Pelajaran Lihat Lampiran Pasca SMA: Siswa tamatan tahun 2012 Universitas (58.8%) D2/Akademi (11.6%) Politeknik (21.6%) lapangan kerja (4.0%) persiapan untuk universitas (4.0%) 3 12 June 2014, SMA Numazu-Johoku Dunia belajar ~Mari kita menjadi pandai untuk menyimak~ Yang menghidupkan pembelajaran adalah Engkau sendiri 〈Sikap Mental untuk “Belajar”〉 ★ Jika ada yang kurang mengerti atau merasa ganjil, tanyalah kepada siswa lain. ★ Dapat menyimak ungkapan orang lain. ★ Secara terbuka mampu mengemukakan dan menjelaskan idenya dengan runtut kepada orang lain. ★ Menghormati pemikiran dan pendapat orang lain. 〈Cara Belajar〉 ★ Meski berada dalam kegiatan kelompok, tetapi masing-masing siswa harus berpikir secara mandiri terlebih dahulu. ★ Apa yang kurang jelas bagi dirinya sendiri, akan dikemukakan dengan bahasa sendiri. ★ Menanggapi pertanyaan atau pendapat dari siswa lain. ★ Menjelaskan landasan dan alasan pemikiran dari dirinya sendiri. ★ Mengungkapkan dan menjelaskan dengan bahasanya sendiri. 〈Aturan menyangkut Belajar〉 ★ Membersihkan ruang kelas agar lebih mudah berkonsentrasi dalam pembelajaran. ★ Untuk mempermudah menggerakkan meja, barang pribadi harus diletakkan di tempat yang telah disediakan. ★ Untuk mempermudah komunikasi, meja sebaiknya dirapatkan. ★ Agar tidak mengganggu kegiatan kelompok lain, suara pembicaraan di kelompok harus diperhatikan agar tidak keras. 〈Struktur dan alur kegiatan pembelajaran〉 (salah satu contoh) Waktu kegiatan pembelajaran secara garis besar terdiri dua bagian. Yaitu, pada waktu bagian pertama, digunakan pembekalan untuk menguasai dasar materi pelajaran. Setelah guru memberi penjelasan dengan formasi huruf U, siswa dengan kelompoknya masing-masing akan mengerjakan soal/tugas yang bersifat dasar sambil merujuk pada buku teks atau referensi dan saling memastikan pemahaman sesama anggota kelompok. Kemudian, apa yang telah dipahami dibagi (sharing) dengan semua siswa dalam formasi huruf U. Pada bagian kedua, bersama dengan anggota sekelompok mengerjakan soal/tugas jumping karena jika dikerjakan sediri tidak mampu, tetapi dengan teman di kelompoknya dapat diatasi hal ini untuk meningkatkan kemampuan akademik secara keseluruhan. Penjelasan(formasi huruf U) → saling belajar(kelompok yang beranggotakan 4 orang) → sharing (formasi huruf U) → jump(kelompok yang beranggotakan 4 orang) 4 12 June 2014, SMA Numazu-Johoku 〜Usulan dari Komite ‘Learning Community’〜 [1] Pada tahun pelajaran 2013 dan 2014, SMA Numazu-Johoku ditunjuk sebagai pilot school (sekolah perintis) untuk pendidikan Hak Asasi Manusia. Oleh karena itu, komite LC menetapkan sasaran sekolah tahun ini seperti berikut. Demi menjamin hak belajar setiap siswa, maka menghargai pembelajaran masing-masing siswa. Langkah konkret adalah; Pada saat pembelajaran kolaboratif, diperlukan pendekatan yang lebih kreatif agar tidak ada satu siswa pun yang tidak mengikuti pembelajaran tersebut. Pada LSBK (Lesson Study Berbasis tingkatan Kelas), secara intensif merefleksi tentang apakah ada siswa yang tertinggal dari kegiatan pembelajaran, dan jika ada, solusi terbaik apa yang harus ditempuh. Untuk meningkatkan rasio siswa yang merasakan peningkatan prestasi akademik melalui Learning Community, maka perlu mengedepankan pembelajaran masing-masing siswa. [2] Komite LC berencana untuk menyusun kompilasi contoh kasus pelaksanaan pembelajaran sebagai program tahun ini. Untuk itu, ditetapkan seperti berikut: (1) Lesson Design (perlu pandangan bagaimana menghargai pembelajaran masing-masing siswa) (2) Denah tempat duduk siswa (dicantumkan nama-nama siswa) (3) Dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran seperti LKS diajukan kepada komite LC. 〜LSBS〜 ★ Diadakan forum refleksi setelah mengamati rekaman video atau secara langsung mengamati kegiatan pembelajaran. (1) Fokus utama adalah bukan ‘bimbingan guru model seharusnya bagaimana’, melainkan pada fakta ‘bagaimana siswa dapat belajar, dan dimanakah siswa mengalami kebingungan’. (2) Yang disampaikan oleh peserta (observer) adalah bukan ‘kritik dan saran kepada guru model’, tetapi ‘apa yang telah ia pelajari dari kegiatan pembelajaran yang ia amati’, ini dilakukan agar supaya dapat saling belajar dengan mengemukakan pandangan yang bervariasi. (3) Peserta harus menyampaikan komentar minimal satu kali dalam forum refleksi tersebut. 【Poin-poin yang diamati】 Perhatikan kegiatan siswa atau interaksi sesama siswa, bukan pada substansi materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Lebih perhatikan siswa yang menyimak daripada siswa yang mengemukakan pendapat. Perhatikan siswa yang beraut wajah bingung atau cerah. Perhatikan apakah ‘relasi saling menyimak’ (*) sudah terlaksana. Perhatikan apakah siswa secara aktif mencoba mengerjakan soal/tugas jumping. 5 12 June 2014, SMA Numazu-Johoku Apa penyebabnya jika ada kelompok yang tidak terjadi interaksi diantara anggotanya? (*) Disebut pula dengan kata ‘caring’. Jika kita telah mampu peduli pada siswa lain, tentunya hubungan saling percaya sudah terbangun dan dapat mendengarkan apa yang diungkapkan satu sama lain. Kegiatan LSBS pada tahun pelajaran 2013 3 April: Pengarahan menyeluruh termasuk bagi guru yang baru ditempatkan di sekolah kami. (Menentukan sasaran menurut tingkatan kelas dan pembagian tugas terkait LS) 15 Mei: LSBK (menurut tingkatan Kelas) (pengamatan DVD) 19 Jun: LSBS terbuka (mengundang prof. Manabu SATO, Universitas Gakushuin) 13 September: Open Lesson menurut tingkatan kelas. 24 Oktober: LSBK (pengamatan DVD) 12 Nopember: LS berbasis Bidang Studi (pengamatan DVD) 7 Februari: LSBK (pengamatan DVD) 〜Sebagai Pilot School untuk Pendidikan HAM〜 Tema: Demi mewujudkan masyarakat yang bebas dari diskriminasi dan prasangka, maka mendidik siswa yang dapat memahami masalah HAM dengan baik, menghargai kehidupan diri sendiri maupun orang lain serta mampu bertindak secara spontan melalui hubungan interaksi sesama siswa. Langkah-langkah kegiatan: 1. Mengetahui kondisi dan kesadaran siswa yang nyata (survey dengan kuesioner) 2. Upaya melalui pengajaran a) Learning Community b) Pengajaran di setiap mata pelajaran 3. Upaya melalui kegiatan Home Room (rombel) serta acara sekolah a) Menetapkan tema menurut tingkatan kelas b) Menyelenggarakan ceramah yang berkaitan HAM c) Menyelenggarakan pertukaran dengan sekolah berkebutuhan khusus Numazu. d) Melalui kegiatan OSIS dan komite siswa. e) Menyelenggarakan acara atas prakarsa siswa sendiri. 4. Upaya melalui bimbingan siswa dan konsultasi pendidikan. 5. Upaya melalui komunikasi dengan orangtua, masyarakat setempat dan lembaga-lembaga yang terkait. 6. Upaya peningkatan kesadaran para guru terhadap HAM. 6