Yayasan Spiritia Lembaran Informasi 407 INTERAKSI OBAT Apa Interaksi Obat Itu? Takaran obat resep harus cukup tinggi untuk menyerang penyakit yang bersangkutan, tetapi cukup rendah agar terhindar munculnya efek samping yang berat. Perubahan besar pada jumlah suatu obat dalam aliran darah kita dapat disebabkan oleh interaksi dengan obat lain, baik yang diresepi maupun yang tidak, atau pun narkoba, jamu, suplemen, atau bahkan makanan. Interaksi obat sangat umum. Ada beberapa alasan: y Dokter mungkin tidak mengetahui ada interaksi dengan obat yang diresepi. y Mungkin ada beberapa dokter yang meresepkan obat untuk satu pasien. y Pasien yang semakin tua mempunyai beberapa masalah kesehatan dan memakai semakin banyak jenis obat. y Interaksi obat mungkin belum diketahui sebagai penyebab hasil pengobatan yang tidak diharapkan atau efek samping. y Dokter mungkin tidak mengetahui semua jenis obat dan suplemen yang dipakai oleh pasien. Semua orang yang memakai obat antiretroviral (ARV) harus sangat waspada terhadap interaksi obat. Apoteker seharusnya siap mengecek interaksi obat bila kita mengajukan daftar semua obat yang kita pakai. Pastikan dokter mengetahui SEMUA obat, suplemen dan jamu yang kita pakai. Bagaimana Tubuh Kita Mengelola Obat? Tubuh kita mengenal obat sebagai ‘zat asing.’ Jadi obat diuraikan oleh tubuh, biasanya sebagai air seni atau kotoran (tinja). Banyak obat dikeluarkan tanpa perubahan oleh ginjal dalam air seni. Obat lain harus diuraikan oleh hati kita. Enzim di hati mengubah molekul obat, yang kemudian dikeluarkan dalam air seni atau tinja. Waktu kita meminum pil, obat jalan dari perut ke usus dan kemudian masuk hati sebelum mengalir ke bagian tubuh yang lain. Jika obat mudah diuraikan oleh hati, hanya sebagian kecil dari obat sampai ke tubuh. Bagaimana Obat Saling Berinteraksi? Interaksi obat yang paling umum melibatkan hati. Beberapa obat dapat memperlambat atau mempercepat proses enzim hati. Ini dapat mengakibatkan perubahan besar pada tingkat obat lain dalam aliran darah yang memakai enzim yang sama. Beberapa obat melambatkan proses ginjal. Ini meningkatkan tingkat bahan kimia yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal. Mengapa Ada Masalah dengan Makanan? Pil apa pun yang kita minum melalui perut kita, lalu diserap dan masuk ke aliran darah. Kebanyakan obat diserap lebih cepat jika perutnya kosong. Penyerapan lebih cepat adalah baik untuk beberapa obat, tetapi juga dapat mengakibatkan efek samping yang lebih berat. Beberapa obat harus dipakai dengan makanan agar diuraikan lebih lambat atau untuk mengurangi efek samping. Beberapa obat lain harus dipakai dengan makanan berlemak karena dilarutkan dalam lemak, sehingga diserap lebih cepat. Namun hal ini juga dapat mengakibatkan efek samping yang lebih berat, misalnya untuk efavirenz. Asam perut dibutuhkan untuk menguraikan beberapa obat agar mencapai tingkat yang cukup dalam darah. Obat ini tidak boleh dipakai sekaligus dengan obat antiasam. Lagi pula, ada beberapa jenis jus buah yang diketahui berinteraksi dengan obat tertentu. Jus Grapefruit terkenal berinteraksi dengan obat statin, dan kemungkinan buah Jeruk Bali, serta mungkin jus Belimbing mempunyai sifat yang sama. Tampaknya buah ini tidak berinteraksi dengan ARV, tetapi kalau kita memakai obat untuk masalah lain, sebaiknya kita membahas masalah ini dengan dokter. Obat Apa yang Mengakibatkan Interaksi Terbanyak? Protease inhibitor (PI) dan NNRTI diuraikan oleh hati dan mengakibatkan banyak interaksi. Beberapa jenis obat lain yang kemungkinan akan menimbulkan interaksi termasuk: y Obat antijamur dengan nama yang diakhiri dengan ‘-azol’ (mis. flukonazol) y Beberapa antibiotik dengan nama yang diakhiri dengan ‘-misin’ (mis. klindamisin) y Obat antiasam simetidin y Beberapa obat yang dipakai untuk mencegah konvulsi, termasuk fenitoin dan karbamazipin CATATAN: Ini bukan daftar lengkap. Obat lain juga dapat mengakibatkan interaksi. Ada beberapa obat yang tidak boleh dipakai secara bersamaan (kontraindikasi), karena dapat mengakibatkan hasil yang gawat. Untuk informasi lebih rinci mengenai interaksi antara ARV dan obat lain, lihat http://www.hivdruginteractions.org/Interactions.aspx. Apakah Ada Obat Lain yang Butuh Perhatian Khusus? Dengan beberapa obat, hanya sedikit kelebihan dapat mengakibatkan overdosis yang berbahaya, dan jika jumlah hanya sedikit kekurangan, obat mungkin tidak berhasil. Obat tersebut dikenal dengan ‘indeks terapeutik yang sempit’. Jika kita memakai obat jenis ini, interaksi apa pun dapat gawat atau bahkan mematikan. Yang harus diperhatikan termasuk: y Antidepresan y Antihistamin (antialergi) y Obat yang mengendalikan denyut jantung y Obat sedatif (penenang), termasuk triazolam y Obat pengencer darah y Metadon (lihat LI 541) dan buprenorfin (LI 542) y Obat penawar rasa nyeri yang berasal dari opium y Obat untuk mengobati disfungsi ereksi (mis. Viagra) y Obat untuk mengobati TB, terutama rifampisin Obat lain yang harus diperhatikan termasuk narkoba. Belum ada penelitian yang teliti terhadap interaksi dengan narkoba, tetapi ada laporan tentang overdosis dan kematian diakibatkan penggunaan narkoba sekaligus dengan ARV. Untuk informasi lebih lanjut, lihat LI 494. Perempuan yang memakai pil KB sebaiknya bicara dengan dokter tentang interaksi obat. Beberapa ARV dapat menurunkan tingkat obat KB ini, dan menyebabkan kehamilan yang tidak direncanakan. Bagaimana dengan Jamu? Belum ada banyak penelitian tentang interaksi antara jamu dan obat-obatan. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa St. John’s Wort (hiperisin) dikontraindikasi dengan semua PI dan NNRTI. Bawang putih dapat menurunkan tingkat ARV dalam aliran darah. Interaksi antara ARV dengan beberapa jamu juga dicatat di lembaran informasi di atas. Garis Bawah Banyak ARV dapat berinteraksi dengan obat lain, narkoba, atau jamu, dan daftar interaksi semakin panjang. Interaksi itu dapat mengakibatkan overdosis beberapa obat dan kelebihan dosis ini dapat gawat atau mematikan. Interaksi juga dapat mengakibatkan tingkat obat yang terlalu rendah dalam aliran darah. Kita dan dokter sebaiknya meninjau lembaran informasi yang ada di dalam kemasan semua obat. Minta informasi tersebut untuk setiap obat yang dipakai. Juga, memastikan bahwa dokter meninjau SEMUA obat, narkoba dan jamu yang kita pakai. Diperbarui 14 Desember 2014 berdasarkan FS 407 The AIDS InfoNet 30 September 2014 dan sumber lain Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/ Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org