hak asasi manusia - Windy Sri Wahyuni, SH, MH

advertisement
HAK ASASI MANUSIA
Windy Sri Wahyuni., SH., MH
Istilah HAM
 Berasal dari 3 kata, Hak, Asasi dan Manusia
 Hak berasal dari Bahasa Arab haqqa, yahiqqu,haqqaan
yang artinya benar, pasti, nyata, tetap dan wajib. Karena
itu haqq adalah kewenangan/kewajiban untuk
melakukan/tidak melakukan sesuatu.
 Kata asasi berasal dari kata assa, yaussu, asasaan yang
artinya membangun, mendirikan meletakan, asal, asas,
pangkal, dasar. Karena itu asasi adalah segala sesuatu yang
bersifat mendasar & fundamental yang selalu melekat pada
objeknya.
 Manusia dari kata Indonesia yang artinya umat, ciptaan
Tuhan yg berakal budi.
 Jadi HAM diartikan sebagai hak-hak mendasar pada diri
manusia.
 Mahmud MD
HAM sebagai hak yg melekat pada martabat manusia
sebagai mahluk ciptaan tuhan , dan hak tersebut
dibawa manusia sejak lahir ke muka bumi sehingga
hak tersebut bersifat fitri (kodrati).
Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia Pasal 1
Hak Asasi Manusia adalah :
seperangkat hak yang melekat pada hakikát dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat
manusia.
Jenis Hak-hak Asasi Manusia :
Hak-hak asasi pribadi (personal rights)  kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak
Hak-hak asasi ekonomi (property rights)  hak untuk memiliki
sesuatu, membeli, dan menjual serta memanfaatkannya
Hák-hak asasi politik (political rights)  hak untuk ikut serta
dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam suatu
pemilihan umum), dan hak untuk mendirikan partai politik
Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan (rights of legal equality).
Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan (social and culture rights)
 hak untuk memilih pendidikan dan hak untuk mengembangkan
kebudayaan
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata-cara peradilan
dan perlindungan (procedural rights)  peraturan dalam hal
penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan
LATAR BELAKANG DAN SEJARAH LAHIRNYA HAM
 Piagam Magna Charta Inggris 1215 M
 Kekuasaan raja absolut
 Merugikan rakyat banyak
PENGUASA JANGAN SEWENANG-WENANG
 Lahirnya Magna Charta ini kemudian diikuti oleh
lahirnya Bill of Rights di Inggris pada Tahun 1989. Pada
masa itu mulai timbul adagium “Manusia sama di muka
hukum (Equality before The Law).
 Perkembangan HAM selanjutnya, munculnya The
American Declaration of Independence yang lahir
dari paham Rousseau (Teori Kontrak Sosial) dan
Montesquieu (Teori Trias Politika), dimana mempertegas
bahwa manusia adalah makhluk merdeka sejak di dalam
perut ibunya.
 The French Declaration (1789) dimana dimuat
dalam The Rule of Law yang anatara lain berbunyi tidak
boleh ada penangkapan dan penahanan semena-mena
dan presumption of innocent. Dipertegas oleh freedom
of expression (kebebasan mengeluarkan pendapat),
freedom of religion (kebebasan menganut agama), the
right of property (perlindungan hak milik) dan hak-hak
dasar lainnya.
 The Four Freedom of Roosevelt (6 Jan 1941) yakni
hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat,
hak kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai
dengan ajaran agama yang dipeluknya, hak kebebasan
dari kemskinan, dan hak kebebasan dari ketakutan.
 Deklarasi Philadelphia (1994) tentang kebutuhan
penting untuk menciptakan perdamaian dunia
berdasarkan keadilan sosial dan perlindungan seluruh
manusia apapun ras, kepercayaan atau jenis
kelaminnya, memiliki hak untuk mengejar
perkembangan material dan spiritual dengan bebas dan
bermartabat, keamanan eknomi dan kesempatan yang
sama
 DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA
10 DESEMBER 1948
 Akibat kekejaman PD II dikeluarkanlah
UDHR (The Universal Declaration of Human
Rights) di Paris Th.1948
 UDHR terdiri dr 30 pasal memuat:
kebebasan, persamaan, pemilikan harta, hak
perkawinan, pendidikan,kerja, dan beragama,
hak tunjangan ekonomi, jaminan sosial,
kehidupan yang layak dan pendidikan.
Perkembangan Pemikiran HAM
• Generasi Pertama
Berpendapat bahwa pengertian HAM hanya
berpusat pada bidang hukum dan politik
disebabkan oleh dampak dan situasi perang
dunia II dan adanya keinginan negara-negara
yang baru merdeka untuk menciptakan suatu
tertib huku yang baru.
• Generasi Kedua
 Peluasan konsep dan cakupan HAM
dimana tidak saja menuntut hak yuridis
melainkan hak sosial, ekonomi, politik,
dan budaya.
 Lahir 2 Covenant yaitu International
Covenant o Economic, Social, and
Cultural Rights dan International
Covenant on Civil and Politicak
Rights (1966).
• Generasi Ketiga
Adanya kesatuan antara hak ekonomi,
sosial, budaya, politik, dan hukum yang
Hak Melaksanakan Pembangunan (The
Rights of Development).
• Generasi Keempat
 Dipelopori oleh negara-negara di
kawasan Asia yang melahirkan deklarasi
HAM yang disebut Declaration of Basic
Duties of Asia People and Goverment.
 Deklarasi tersebut tidak saja mencakup
tuntutan struktural tetapi juga berpihak
kepada terciptanya tatanan sosial yang
berkeadilan.
 Deklarasi ini sudah berbicara tentang
kewajiban asasi bukan hanya hak asasi.
LINTAS SEJARAH HAM DI
INDONESIA
1.
Nilai HAM menyatu dengan peradaban
Misalnya : Konsep Dalihan pada Masyarakat
Batak (Tapanuli), Masyarakat
Minahasa/Manado ( Sitou timou tumoutou),
Masyarakat Bolaang Mongondow :
Mototabian, Mototompiaan bo Mototanoban:
(artinya Baku-baku sayang, baku-baku bae dan
baku-baku inga ), Masyarakat Sangihe :
Somahe Kai Kahage ( Artinya Walau
Menentang Arus Tetap Bertahan )
2. Pembukaan UUD 1945 sarat dengan nilai-nilai
HAM
3. Terbentuknya Komnas HAM 1993
4. HAM berkembang pesat sejak era
reformasi dengan lahirnya Keppres
Nomor 129 tahun 1998 tentang
RANHAM I dan Keppres Nomor 40
Tahun 2004 tentang RANHAM II Tahun
2004-2009 dan Perpres Nomor 23 tahun
2011 tentang RANHAM III 2010-2014
5. Terbentuk Meneg Urusan HAM 1999
6. HAM go public
6 PRINSIP POKOK HAK ASASI MANUSIA
1. Tidak bisa dibagi (indivisibility)
2. Saling bergantung dan berkaitan
(interdependence and interrelation)
3. Universal dan tidak dapat dicabut (universality
and inalienability)
4. Kesetaraan dan non diskriminasi (equality and
non-discrimination)
5. Partisipasi dan kontribusi (participation and
contribution)
6. Tanggung jawab Negara dan penegakan Hukum
(state responsibility and rule of law)
SUBJEK HAK ASASI
MANUSIA
1. Pemegang Hak (Rights Holder).
Pemegang hak adalah manusia
sebagai individu maupun kelompok
yang memiliki hak, yang wajib
dihormati, dilindungi dan dipenuhi
oleh Negara.
2. Pemangku kewajiban dalam
pelaksanaan HAM adalah Negara.
2.Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap
perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk Aparat Negara baik disengaja
maupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara
melawan
hukum,
mengurangi,
menghalangi, membatasi dan atau mencabut
Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok
orang yang
dijamin oleh Undang-undang
ini, dan tidak mendapatkan
atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyelesaian hukum yang adil dan
benar,
berdasarkan
mekanisme
hukum
yang
berlaku (Pasal 1 Ayat 6 UU No. 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia)
Memaksakan tindakan-tindakan yang
bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok, atau
Memindahkan secara paksa anak-anak dari
kelompok tertentu ke kelompok lain (Pasal
8 UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia)
6. Kejahatan Terhadap Kemanusiaan adalah salah
satu perbuatan yang dilakukan sebagai
bagian
dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan
tersebut
ditujukan secara langsung terhadap penduduk
sipil berupa:
Pembunuhan
Pemusnahan
Perbudakan
Pengusiran atau pemindahan penduduk
secara paksa
Perampasan kemerdekaan atau
Perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenangwenang atau melanggar asasasas ketentuan pokok Hukum Internasional
Penyiksaan
Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran
secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa
atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain
yang setara.
Penganiayaan terhadap suatu kelompok
tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan paham politik, Ras,
Kebangsaan,Etnis, Budaya, Agama, Jenis
kelamin atau alasan lain yang telah diakui
secara universal sebagai hal yang dilarang
menurut Hukum Internasional.
Penganiayaan orang secara paksa atau
Kejahatan Apartheid (kelompok rasial
atau
kelompok ras lain)
(Pasal 9 UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia)
7. Penyiksaan adalah Setiap perbuatan yang dilakukan
dengan sengaja, sehingga menimbulkan rasa sakit
atau penderitaan yang hebat, baik Jasmani maupun
Rohani, pada seseorang untuk memperoleh
pengakuan atau keterangan dari seseorang atau dari
orang ketiga, dengan menghukumnya atas suatu
perbuatan yang telah dilakukan atau diduga telah
dilakukan oleh seseorang atau orang ketiga, atau
mengancam atau memaksa seseorang atau orang
ketiga, atau untuk suatu alasan yang didasarkan
pada setiap bentuk diskriminasi, apabila rasa sakit
atau penderitaan tersebut ditimbulkan oleh atas
hasutan dari, dengan persetujuan, atau sepengetahuan
siapapun dan atau pejabat publik
(Pasal 1 Angka 4 UU
No. 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia).
8. Penghilangan Orang Secara Paksa
adalah Tindakan yang dilakukan oleh
sipapun yang menyebabkan seseorang
tidak diketahui keberadaan dan
keadaannya (Penjelasan Pasal 33
Ayat 2 UU No. 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia).
INSTRUMEN HAM NASIONAL
-
Undang-Undang Dasar 1945
TAP MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM
UU No. 3 Tahun 1977 tentang Peradilan Anak
UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana
UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum
UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM
- UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
- UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman
- UU No. 8 Tahun 2004 tentang Peradilan
Umum
- UU No. 9 Tahun 2004 tentang PTUN
- UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan
Republik Indonesia
- Keppres Nomor 129 Tahun 1998 tentang
RANHAM I Tahun 1998-2003
- Keppres Nomor 40 Tahun 2004 tentang
RANHAM II Tahun 2004-2009
- Perpres Nomor 23 Tahun 2011 tentang
RANHAM III Tahun 2011-2014
HAM DALAM UUD 1945
1. Pembukaan UUD 1945 pada Alinea I
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa
dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.
2.Batang Tubuh UUD 1945 pada Pasal 27, 28, 29, 30, 31 dan 34
a. Pasal 27
- Segala warga negara bersamaan kedudukannya
didalam hukum dan Pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya
- Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
b.
-
Pasal 28
Hak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan
kehidupannya (Pasal 28 A)
Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah (28 B ayat 1)
Hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi (28 B ayat 2)
Hak untuk mangembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasar (28 C ayat 1)
Hak untuk mendapatkaf pen$idikan dan memperoleh
Hak memajukan diri Dalam memperjuangkan haknya
secara kolektIf untuk membangun masyarakat bangsa
dan negaranya. (28 C ayat 2)
- Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil serta pengakuan
yang sama di hadapan hukum (28 B ayat 1)
- Hak untuk bekerja dan dapat imbalan serta
perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan
kerja (28 D ayat 2)
- Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama
dalam pemerintahan (28 D ayat 3)
- Hak atas status kewarganegaraan (28 D ayat 4)
- Hak Kebebasan untuk memeluk agama dan
beribadah menurut agamanya (28 E ayat 1)
- Hak memilih pekerjaan (28 E ayat 1)
- Hak memilih kewarganegaraan (28 E ayat 1)
- Hak memilih tempat tinggal di wilayah negara
dan meninggalkanya,serta berhak untuk kembali
(28 E ayat 1)
-
-
-
Hak kebebasan untuk meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati nuraninya
(28 E ayat 2)
Hak kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat (28 E ayat 3)
Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
(28 F)
Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat dan harta benda (28 G ayat 1)
Hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
yang merupakan hak asasi (28 G ayat 1)
Hak untuk bebas dari penyiksaan (torture) dan
perlakuan yang merendahkan derajat martabat
manusia. (28 G ayat 2)
- Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat (28
H ayat 1)
- Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan (28 H ayat 1)
- Hak untuk mendapat kemudahan dan perlakuan khusus guna
mencapai persamaan dan keadilan (28 H ayat 2)
- Hak atas jaminan sosial (28 H ayat 3)
- Hak atas milik pribadi yang tidak boleh diambil alih
sewenang-wenang oleh siapapun (28 H ayat 4)
- Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
(retroaktif) (28 I ayat 1)
- Hak untuk bebas dari perlakuan diskriminasi atas dasar
apapun dan hak mendapat perlindungan diskriminatif
tersebut (28 I ayat 2)
- Hak atas identitas budaya dan hak masyrakat tradisional (28
ayat 3)
Pasal 29
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu (Pasal
29 ayat 2)
UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999
10 HAK ASASI
1. Hak untuk Hidup
Hak untuk hidup, mempertahankan hidup, meningkatkan
taraf hidup, hidup tentram, damai, bahagia, sejahtera dan
lingkungan hidup yang baik dan sehat
2. Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan
Hak membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan
3. Hak Mengembangkan Diri
Hak memenuhi kebutuhan dasar, perlindungan bagi
pengembangan pribadi, memperoleh manfaat ilmu
pengetahuan dan teknologi, berkomunikasi dan
memperoleh informasi, memperjuangkan hak
pengembangan diri dan hak untuk melakukan pekerjaan
sosial
4. Hak Memperoleh Keadilan
Hak memperoleh keadilan, dianggap tidak
bersalah, mendapatkan bantuan hukum, tidak
dituntut dua kali dalam perkara yang sama, dan
hak tidak dirampas seluruh harta bendanya
5. Hak Atas Kebebasan Pribadi
Hak untuk tidak diperbudak keutuhan pribadi,
bebas memeluk agama dan kepercayaannya,
keyakinan politik, berserikat, menyampaikan
pendapat, status kewarganegaraan dan bebas
bergerak dan bertempat tinggal
6. Hak Atas Rasa Aman
Hak suaka, hak rasa aman, tidak diganggu tempat
kediaman, rahasia surat menyurat, bebas dari
penyiksaan, tidak ditangkap sewenang-wenang dan
hidup damai dan tentram
7. Hak Atas Kesejahteraan
Hak mempunyai milik, tidak dirampas hak miliknya,
pekerjaan yang layak dan upah yang adil, mendirikan
serikat pekerja, tempat tinggal yang layak, jaminan
sosial dan hak perawatan, pendidikan, dan bantuan
hukum bagi lansia dan orang cacat.
8. Hak Turut Serta Dalam Pemerintahan
Hak memilih, di[ilih, diangkat dalam suatu jabatan,
dan usul/ pendapat untuk pemerintahan yang bersih
dan berwibawa
9.
Hak Wanita
Hak keterwakilan wanita dalam pemerintahan,
kewarganegaraan, pendidikan, memilih/ dipilih,
perbuatan hukum sendiri, dan hak tanggung jawab yang
sama dengan suami dalam keluarga
10. Hak Anak
Hak perlindungan, hak untuk hidup, nama dan
kewarganegaraan, perawatan, pendidikan, beribadah,
mengetahui orang tuanya, dipelihara orangtuanya,
perlindungan hukum, tidak dipisah dari orang tua,
beristirahat dan bermain, mendapatkan kesehatan,
perlindungan eksploitasi ekonomi dan seksual, bebas
dari penganiayaan, mendapatkan bantuan hukum dan
tidak dirampas milik dan kebebasannya
EMPAT KEWAJIBAN DASAR
1.
Wajib patuh pada Peraturan Perundangundangan , hukum tak tertulis dan hukum
internasional HAM yang telah diterima Indonesia
2. Wajib ikut serta dalam upaya bela negara
3. Wajib menghormati HAM orang lain, moral,
etika dan tata tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
4. Wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan
undang-undang
INSTRUMEN INTERNASIONAL
DUHAM, KOVENAN HAK SIPIL POLITIK DAN KOVENAN HAK
EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
HAK SIPIL:
1. Hak untuk menentukan nasib sendiri
2. Hak untuk hidup
3. Hak untuk tidak dihukum mati
4. Hak untuk tidak disiksa
5. Hak untuk tidak ditahan sewenang-wenang
6. Hak atas peradilan yang adil
INSTRUMEN INTERNASIONAL
DUHAM, KOVENAN HAK SIPIL POLITIK DAN KOVENAN
HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
HAK-HAK POLITIK:
1. Hak untuk menyampaikan pendapat
2. Hak untuk berkumpul dan
berserikat
3. Hak untuk mendapatkan persamaan
di depan umum
4. Hak untuk memilih dan dipilih
INSTRUMEN INTERNASIONAL
DUHAM, KOVENAN HAK SIPIL POLITIK DAN
KOVENAN HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
HAK EKONOMI DAN SOSIAL:
1. Hak untuk bekerja
2. Hak untuk mendapatkan upah yang sama
3. Hak untuk tidak dipaksa bekerja
4. Hak untuk cuti
5. Hak atas makanan
6. Hak atas perumahan
7. Hak atas kesehatan
8. Hak atas Pendidikan
9. Hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang sehat
10. Hak untuk memperoleh perumahan yang layak
11. Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
memadai
HAK ASASI MANUSIA YANG TIDAK DAPAT
DIKURANGI
-
Hak Hidup
Hak untuk tidak disiksa
Hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani
Hak beragama
Hak untuk tidak diperbudak
Hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan
dihadapan hukum
- Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut (adalah HAM yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh
siapapun, Pasal 4 UU No. 39 Tahun 1999)
PEMBERDAYAAN HAM
Salah satu yang mendasar, yang dihadapi Indonesia
sejak memproklamirkan sebagai negara merdeka dan
bardaulat adalah masalah pengetahuan, pemahaman
serta pembudayaan HAM. Dalam Pasal 71 UU No. 39
Tahun 1999 ditegaskan bahwa : “Pemerintah wajib
dan bertanggungjawab menghormati, melindungi,
menegakkan dan memajukan HAM yang diatur
dalam undang-undang ini. Peraturan perundangundangan lain dan Hukum Internasional tentang
HAM yang diterima oleh Negara RI.
Pelanggaran HAM berat
Perihal pelanggaran berat yang dimaksudkan, sesuai dengan
UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia,
mencakup
Kejahatan
Qenosida
dan
Kejahatan
Kemanusiaan.
I)
Kejahatan Genosida
Adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud
untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnik,
kelompok agama, dengan cara:
a.membunuh anggota kelompok;
b.mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat
terhadap anggota-anggota kelompok;
c.menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau
sebagiannya;
d.memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah
kelahiran di dalam kelompok; atau
e.memindahkan secara paksa anak-anak dan kelompok
tertentu ke kelompok lain.
2)Kejahatan Terhadap Kemanusiaan
Adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan serangan yang
meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan
langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
a.pembunuhan
b. pemusnahan
c. perbudakan;
d.pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
e.perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenangwenang
f.penyiksaan;
g.perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual
lain yang setara;
h.penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, tau
alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut
hukum internasional;
i.penghilangan orang secara paksa; atau
j.kejahatan apartheid.
Pelanggaran dan Peradilan HAM
Internasional
Proses Peradilan HAM Internasional
Dalam rangka menyelesaikan masalah pelanggaran HAM mi
pula, PBB membentuk Komisi PBB untuk Hak Asasi manusia
(The United Nations Commission on Human Right)
Cara kerja Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk sampai pada proses
peradilan internasional,
Melakukan pengkajian (studies) terhadap pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan, baik dalam suatu negara tertentu maupun secara global.
Terhadap kasus-kasus pelanggaran yang terjadi, kegiatan Komisi terbatas
pada himbauan serta persuasi. Kekuatan himbauan dan persuasi terletak
pada tekanan opini dunia internasional terhadap pemerintah yang
bersangkutan.
Seluruh temuan Komisi mi dimuat dalam Yearbook of Human Rights yang
disampaikan kepada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Mahkamah Internasional sesuai dengan tugasnya, segera
menindakianjuti baik pengaduan oleh anggota maupun warga negara
anggota PBB, serta hasil pengkajian dan temuan Komisi Hak Asasi
Manusia PBB untuk diadakan penyidikan, penahanan, dan proses
peradilan.
Peradilan HAM Internasional
1948 PBB mengeluarkan Dekiarasi Universal Hak Asasi
Manusia (Universal Declaration of Human Rights) yang menjadi
dasar hukum internasional baru bagi persoalan HAM.
Lembaga bernama International Criminal Court mulai bekerja
pada 2002 untuk mengadili kejahatan perang, pembersihan
etnik (genosida), kejahatan terhadap kemanusiaan, dan
kejahatan agresi .
ICC berkedudukan di Belanda
Peradilan lain yang dibentuk oleh PBB:
1. Mahakmah Internasional untuk bekas Yugoslavia(Int.
Criminal Tribunal for The Former Yogoslavia)1993
2. Mahkamah Internasional untuk Rwanda (Internasional
Tribunal for Rwanda) 1994
PERADILAN HAK AZASI MANUSIA INTERNASIONAL
DibentukICC ( INTERNATIONAL CRIME COURT) 17 Juni 1998 di Roma.
Dalam konferensi / sidang Unitet Nations Diplomatic Conference On
Criminal Court.
Disepakati bahwa kejahatan kejahatan itu adalah:
1.The Crime Of Genocide (permusuhan masal thd kelompok etnis atau
agama tertentu
2.Crime Against Humanity (kejahatan melawan kemanusiaan)
3.War Crimes (kejahatan perang)
4.The Crimes of Agression (penyerangan suatu bangsa atau negara
terhadap negara )lain
SANKSI INTERNASIONAL ATAS PELANGGARAN HAM
1.Di berlakukannya travel warning terhadap warga negaranya
2.pengalihan investasi atau penanaman modal asing
3.Pemutusan hubungan diplomatik
4.Pengurangan bantuan ekonomi
5.Pengurangan tingkat kerjasama
6.Pemboikotan produk eksport
7.Embargo Ekonomi
Proses Penegakan HAM
di Indonesia
PERADILAN HAM BERAT
Pemeriksaan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang
berat, dilakukan oleh majelis hakim pengadilan HAM yang
berjumlah lima orang terdiri atas dua orang hakim pada
Pengadilan HAM yang bersangkutan dan tiga orang hakim ad
hoc.
Hakim ad hoc adalah hakim yang diangkat dan luar hakim
karier yang memenuhi persyaratan profesional, berdedikasi
tinggi, menghayati cita-cita negara hukum dan negara
kesejahteraan yang berintikan keadilan, memahami dan
menghormati hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia.
UPAYA PENEGAKAN HAM
A. PENCEGAHAN
1. Penyusunan Perundang-Undangan HAM
2. Pembentukan Lembaga Pemantau HAM baik LSM maupun
Lembaga Independen
3. Pembentukan Peradilan HAM
4. Pelaksanaan Pendidikan HAM
B. PENINDAKAN
1. Pendampingan bagi masy yg terkena kasus HAM
2. Penerimaan Pengaduan korban pelanggaran HAM
3. Investigasi
4. Penyelesaian perkara
• Proses penegakan HAM di Indonesia dilakukan
melalui lembaga Komnas HAM dan Pengadilan
HAM
• Komnas HAM dibentuk melalui Keppres No. 50
Tahun 1993 dan dalam perkembangannya diperkuat
dengan UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM.
• Tujuan Komnas HAM :
1.
2.
Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan
HAM, baik yang ada dalam perangkat hukum nasional
maupun Deklarasi Universal HAM dan Piagam PBB
Meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM guna
berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya
dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai
bidang kehidupan.
• Pengadilan HAM dibentuk
Pemerintah Indonesia berdasarkan
UU No. 26 Tahun 2000 tanggal 23
November 2000 tentang Pengadilan
HAM.
• Pengadilan HAM Indonesia
berwenang untuk mengadili
pelanggaran berat HAM setelah UU
No 26 Tahun 2000 berlaku.
ORGANISASI LSM YANG BERGERAK DALAM
PENEGAKAN HAM
1.
2.
3.
4.
5.
KONTRAS
IMPARSIAL
YLBHI
PBHI
ELSAM
ORGANISASI DALAM PENEGAKAN HAM YANG DIBENTUK
PEMERINTAH
KOMNAS HAM
Hambatan penegakkan HAM
a.Faktor Kondisi Sosial-Budaya.
b.Faktor Komunikasi dan Informasi,
1)Letak geografis Indonesia yang luas
2)Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum
terbangun secara baik
3)Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih
sangat terbatas.
C.Faktor Kebijakan Pemerintah.
1) Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang
pentingnya jaminan hak asasi manusia.
2) Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan hak
asasi manusia sering diabaikan.
d.Faktor Perangkat Perundangan.
1)Pemerintahan tidak segera meratifikasi hasil-hasil konvensi
internasional tentang hak asasi manusia.
2)Kalaupun ada, peraturan perundang-undangannya masih sulit
untuk diimplementasikan.
e.Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement).
1)Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi
mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak
asasi manusia.
2)Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai
masih belum layak sering membuka peluang ‘jalan
pintas’ untuk memperkaya din.
3)Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih
diskriminatif,
tidak
konsekuen,
dan
tindakan
penyimpangan berupa KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
Kasus Pelanggaran HAM
di Indonesia
A. Di masa orde baru:
1. Kasus Tanjung Priok Jakarta ( 1984 )
2. Kasus Talang sari di lampung ( 1989 )
3. Operasi Militer di Aceh ( 1989 - 1998 )
4. Kasus terbunuhnya Marsinah ( 1994 )
5. Kasus terbunuhnya Fuad Muhammad
Syafruddin alias Udin wartawan harian
Bernas ( 1996 )
6. Peristiwa penculikan para aktivis ( 1998 )
7. Kasus Timika di Papua ( 1994 )
B. Di masa Reformasi :
1. Kasus Trisakti
2. Kasus Semanggi I dan II
3. Peristiwa kemerdekaan Timor Timur
4. Kasus Ambon di Maluku
5. Kasus Poso di Sulawesi Tenggara
6. Kasus Sampit di Kalimantan Tengah
7. Kasus TKI di Malaysia
Pelanggaran HAM di lingkungan keluarga:
contoh: - kekerasan fisik
- kekerasan terhadap pembantu
- anak diintimidasi oleh orang tua
* Pelanggaran HAM di lingkungan sekolah:
contoh: - kekerasan fisik terhadap siswa
- pelecehan
* Pelanggaran HAM di masyarakat:
contoh: - main hakim sendiri
- pemerkosaan
- tindak kejahatan
- dan lain-lain
Upaya penegakkan HAM
Upaya yang dapat dilakukan untuk menegakkan
HAM :
Pemerintah
a. mengenalkan pendidikan HAM kepada
masyarakat
b. ketegasan sanksi terhadap pelanggaran HAM
c. proses pengadilan HAM yang bebas dan
tidak memihak
• Masyarakat
a. Bersikap kritis dalam mendukung
upaya pemerintah
b. Melaporkan setiap ada pelanggaran
ham
c. Menghindari segala tindakan yang
melanggar ham
d. Bersikap proaktif dalam
meneggakkan hukum
Memperkerjakan anak di bawah umur
PERISTIWA STPDN
PELEDAKAN BOM DI BALI
PELEDAKAN BOM DI PAPUA
KASUS DAYAK - SAMPIT
KASUS MARSINAH
KASUS SEMANGGI
KASUS TRI SAKTI
KASUS TANJUNG PRIOK
Download