Desentralisasi Fiskal, Struktur Anggaran dan Indikator Makro Daerah Tim TADF Tujuan Desentralisasi Fiskal • Meningkatkan kesejahteraan rakyat Menyerahkan kewenangan dan memberikan perimbangan keuangan – Daerah mengenal informasi daerah lebih baik – Penyediaan pelayanan publik daerah yang efektif dan efisien – Peran serta masyarakat daerah yang optimal Transfer Ke Daerah Triliun Rupiah 300.0 250.0 200.0 DBH DAU 150.0 DAK TRANSFER KE DAERAH 100.0 50.0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Ukuran Pemerintah Kabupaten 0.800 0.700 0.600 Sumatera 0.500 Jawa Bali 0.400 Kalimantan Sulawesi 0.300 Maluku dan Papua Nusa Tenggara 0.200 0.100 0.000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Ukuran Pemerintah Kota 0.400 0.350 0.300 Sumatera 0.250 Jawa Bali 0.200 Kalimantan Sulawesi 0.150 Maluku dan Papua Nusa Tenggara 0.100 0.050 0.000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Perbandingan Ukuran Pemerintah 0.350 0.300 0.250 0.200 A. Rerata Kabupaten B. Rerata Kota 0.150 C. Rerata Propinsi 0.100 0.050 0.000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Rerata Selisih Belanja Total dengan Belanja Pegawai Kabupaten 0.600 0.500 0.400 Sumetera Jawa Kalimantan 0.300 Sulawesi Bali Nusa Tenggara 0.200 Maluku dan Papua 0.100 0.000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Rerata Selisih Belanja Total dengan Belanja Pegawai Kota 0.350 0.300 0.250 Sumetera Jawa 0.200 Kalimantan Sulawesi 0.150 Bali Nusa Tenggara Maluku dan Papua 0.100 0.050 0.000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 PerbandinganSelisih Belanja Total dengan Belanja Pegawai 0.25 0.2 0.15 Rerata Kota Rerata Kabupaten Rerata Propinsi 0.1 0.05 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Sisa Lebih Anggaran Kabupaten 0.160 0.140 0.120 Sumetera 0.100 Jawa Kalimantan 0.080 Sulawesi Bali 0.060 Nusa Tenggara Maluku dan Papua 0.040 0.020 0.000 1 2 3 4 5 Sisa Lebih Anggaran Kota 0.140 0.120 0.100 Sumetera Jawa 0.080 Kalimantan Sulawesi 0.060 Bali Nusa Tenggara Maluku dan Papua 0.040 0.020 0.000 2001 2002 2006 2007 2008 Perbandingan Sisa Lebih Anggaran 0.060 0.050 0.040 Rerata Kabapaten 0.030 Rerata Kota Rerata Propinsi 0.020 0.010 0.000 2001 2002 2006 2007 2008 5 daerah dengan peningkatan IPM terbesar 2004-2005 10 8 6 4 2004-2005 2 2005-2006 0 -2 -4 -6 5 daerah dengan penurunan IPM terbesar 2004-2005 5 Daerah dengan IPM terendah 2006 5 Daerah dengan IPM tertinggi 2006 Kab. Pegunungan Bintang 47.24 Kota Batam 76.68 Kab. Mappi 47.95 Kota Makassar 76.87 Kab. Yahukimo 47.95 Kota Palangkaraya 77.06 Kab. Asmat 48.27 Kota Depok 77.67 Kab. Boven Digoel 48.33 Kota Yogyakarta 77.81 50.00 45.00 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 1999 2002 Dampak Krisis Keuangan Global Pada Perekonomian Indonesia • Pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat menurun – Tahun 2009 direncanakan tumbuh 6 persen, IMF meramalkan hanya akan tumbuh 3,5 persen • Pengangguran dan kemiskinan meningkat – Sampai dengan Januari 2009, Depnakertrans melaporkan telah terjadi PHK sebanyak 24.790 orang Perlu ada stimulus untuk memelihara dan dan bertahan Kebijakan Stimulus Fiskal Di Beberapa Negara Meningkatkan Pengeluaran Menurunkan Pajak • Belanja infrastruktur (Indonesia, • Penurunan tarif PPH Badan Malaysia, AmerikaSerikat, Australia, ArabSaudi, Argentina,Cina, Jepang, Perancis, Singapura, Inggris, Italia, Meksiko, Taiwan, Swiss, Thailand ) • Subsidi Indutri (Rusia, Brazilia) • Subsidi BBM dan energi (Cina, Meksiko, Indonesia, Swiss, Malaysia) • Subsidi properti (Cina, India, Autralia, Inggris) (Brazilia, Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Argentina,Cina,Jepang, Kanada, Belanda, Perancis, Inggris, Rusia, Jerman,Italia) • Penurunan tarif PPH Orang Pribadi (Brazilia, Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Argentina, Cina, Jepang, Kanada, Belanda,Perancis, Inggris, Rusia, Jerman, Italia) • Penghapusan pajak ekspor (Cina, Indonesia, Argentina, Jerman) Kebijakan Stimulus Fiskal Di Beberapa Negara Meningkatkan Pengeluaran Menurunkan Pajak • Tunjangan rumah tangga (Cina, Australia, Jepang, Italia, Indonesia) • Tunjangan PHK, BLT (Jepang, Indonesia) • Subsidi air, listrik, pariwisata, & transportasi (Thailand) • Konservasi energi (Cina) • Subsidi Kredit UKM (Korsel, Jerman, Hungaria, Inggris) • Subsidi Pendidikan dan Kesehatan (AmerikaSerikat, Inggris, Singapura, Indonesia) • Penurunan pajak kendaraan bermotor (Argentina, Cina, Jerman) • Fasilitas PPH UKM (Indonesia, Inggris) • Penurunan tarif PPN (Inggris, Cina, Italia) Tujuan Stimulus Fiskal • Mempertahankan kesejahteraan (daya beli) rakyat • Memperbaiki daya saing dan daya tahaun usaha • Menangani dampak PHK Kebijakan Stimulus Fiskal 2009 • Stimulus fiskal sebasar Rp 73,3 triliun, terdiri atas stimulus keringan pajak dan kepabeanan (Rp 56,4 triliun) dan stimulus belanja dan pembiayaan (Rp 17 triliun) • Defisit APBN meningkat dari 1 persen menjadi 2,5 persen dari PDB STIMULUS FISKAL SULAWESI UTARA • PENCABUTAN BEBERAPA PERDA PROVINSI DAN KOTA YANG MENYEBABKAN BIAYA EKONOMI TINGGI. • INSENTIF KERINGANAN, PENGURANGAN, DAN PEMBEBASAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR. • INSENTIF PINJAMAN BUNGA MURAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITI SPT: JAGUNG, PADI, RUMPUT LAUT, KELAPA, CAKALANG FUFU, ITIK, SOUVENIR BERBAHAN BAKU LOKAL, DAN KAIN TENUN MINAHASA. TUJUANNYA UNTUK MENGEMBANGKAN PRODUKPRODUK UNGGULAN LOKAL DAN MEMPERCEPAT GERAK PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH. STIMULUS FISKAL PEMDA PROVINSI SUMATERA BARAT 1. Menurunkan SILPA dan digunakan untuk mendukung kegiatan pengembangan ekonomi kerakyatan dan kegiatan yang dapat menyerap lapangan kerja (Rp.48 M) 2. Memfasilitas daerah kabupaten/kota untuk mengalokasikan dana APBD untuk mendukung pengembangan beberapa komoditi unggulan (Kakao, jagung, sulaman bordir dan gambir). 3. Mengalokasikan dana APBD sebagai program penunjang untuk penanggulangan keluarga miskin (Rp. 91,49 M). 4. Memfasilitasi daerah kabupaten/kota untuk membebaskan beberapa jenis retribusi perizinan mulai dari Retribusi SITU, SIUP dan penurunan beberapa komponen tarif pajak. 5. Mengalokasikan dana APBD untuk mendukung pengembagan kegiatan padat karya produktif (Rp.640 Juta). 6. Mengalokasikan dana APBD untuk disalurkan dalam bentuk Kredit Mikro tanpa bunga untuk 100 Desa/Nagari di kabupaten/Kota (Rp.30,76 M) 7. Mengalokasikan dana untuk pengembangan program life skill (Rp.937,91 Juta) 8. Mengalokasikan dana APBD untuk peningkatan keterampilan bagi pencari kerja (Rp. 2,9 M). 9. Memberikan bantuan modal untuk peningkatan UMKM dan PKL dan pedagang keliling di daerah perkotaan (Rp.2 M). 22 TERIMA KASIH