3.2 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase

advertisement
Bab 3:
Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi
Bab ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Salatiga tahun 2013-2017 yang akan memaparkan
antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian serta strategi dan kebijakan setiap sub sektor sanitasi dan
strategi aspek pendukung layanan sanitasi lainnya.
Untuk mencapai tujuan setiap sub sektor sanitasi sebagaimana yang telah direncanakan, perlu diketahui
faktor-faktor kunci keberhasilan dan strategi pelaksanaan. Untuk identifikasi faktor kunci keberhasilan dan
perumusan strategi ini digunakan análisis SWOT. Analisis SWOT yang terdiri dari análisis internal dan eksternal,
digunakan untuk menentukan dan menganalisa strategi dimaksud, karena faktor-faktor internal dan eksternal di
dalam pembangunan memiliki tingkat korelasisi dan kombinasi yang tinggi untuk saling mempengaruhi.
Analisis internal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kekuatan
(strength) dan kelemahan (weakness). Kajian internal pada hakekatnya merupakan analisis dan evaluasi atas
kondisi, kinerja dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi sektor sanitasi. Sedangkan
análisis eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kesempatan
(opportunity) dan tantangan (threat).
3.1
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
Berdasakan hasil analisis SWOTuntuk menentukan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan Air
Limbah Domestik di Kota Salatiga yang berada di kuadran 3 dengan strategi Diverifikasi Terpusat. Hal ini
disebabkan dari hasil skoring dengan interval skor 1-4 terhadap faktor internal diperoleh total nilai kekuatan: 34
dan total nilai kelemahan: 32 sehingga posisinya pada sumbu x adalah +2. Hasil skoring dengan interval 1-4
terhadap faktor eksternal diperoleh total nilai peluang: 31 dan total nilai ancaman: 36 sehingga posisinya pada
sumbu y adalah -5. Posisi pengelolaan air limbah yang berada pada kuadran 3 tersebut antara lain disebabkan
oleh belum berfungsinya instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) dan masih banyak masyarakat yang buang air
besar sembarangan (BABS). Untuk mendukung penanganan air limbah domestic kedepan pemerintah daerah
perlu memiliki Perda pengelolaan air limbah. Posisi pengelolaan air limbah domestik Kota Salatiga dapat dilihat
pada Gambar 3.1 dibawah ini:
Gambar 3.1 Posisi pengelolaan air limbah domestik
Tabel 3.1: Tabel Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
Tujuan
Sasaran
Menyusun master plan air
limbah
Pernyataan sasaran
Master plan air limbah disusun
pada tahun 2014
Indikator sasaran
Dokumen MP air limbah
Menyusun Perda
pengelolaan air limbah
Perda pengelolaan air limbah
disusun pada tahun 2015
Perda Pengelolaan air
limbah (naskah akademis,
raperda pengelolaan air
limbah)
Meningkatkan fungsi
sarana dan prasarana
pengolahan air limbah
yang telah dimiliki
Rehabilitasi dan Operasionalisasi IPLT dapat dioperasikan
IPLT tahun 2013 (kapasitas
berapa % dari kapasitas,
IPLT= 360m3)
peningkatan kapasitas
terpakai per tahun
Strategi
Optimalisasi SKPD yg
menangani pengelolaan air
limbah untuk menyusun
master plan air limbah
Optimalisasi SKPD yg
menangani pengelolaan air
limbah untuk menyusun
Perda pengelolaan air limbah
Penguatan kapasitas SDM di
UPT TPA Sampah.
Tujuan
Sasaran
Pernyataan sasaran
Meningkatkan pembiayaan Mewujudkan kerjasama kemitraan
subsektor air limbah melalui pemerintah daerah dg swasta
kemitraan pemerintah,
minimal 2 perusahaan mulai tahun
swasta, dan swadaya
2014
masyarakat
Indikator sasaran
Adanya kerjasama antara
pemerintah dg swasta
Sasaran
Mewujudkan program kegiatan yg
Program kegiatan yg
melibatkan peran serta masyarakat melibatkan masyarakat
mulai tahun 2013. Cont: SLBM, USRI
tenaga, swadaya
Menurunkan angka
Meningkatkan fungsi tangki septik
kesakitan penyakit berbasis dari 37,2 % di tahun 2012 menjadi
lingkungan
62 % pada tahun 2017 (individu)
Persentase tangki septik
aman meningkat
Strategi
Optimalisasi peran Pokja
PPSP/AMPL untuk meraih
peluang dana swasta dan
hibah sanitasi
Peningkatan peran serta
masyarakat dalam
pembangunan sarpras
pengolahan air limbah
Optimalisasi program
pengelolaan air limbah
untuk meningkatkan fungsi
tangki septik yang aman
Meningkatkan akses jamban individu Persentase akses jamban
dari 3,2% yg BAB di MCK komunal individu meningkat
dan 3,8% yg BAB di sungai, kebun,
parit di tahun 2012 menjadi 0% pada
tahun 2017
Optimalisasi program dari
pusat dan provinsi untuk
penyediaan sarpras air
limbah
Meningkatkan Kapasitas KSM
pengelola air limbah 10% tiap tahun
(mulai th 2010 setiap tahun
membangun 4 unit SLBM dan
dilaksanakan pelatihan KSM/th)
Optimalisasi APBD kota
subsektor air limbah untuk
peningkatan kapasitas KSM
pengelola air limbah
Persentase kapasitas KSM
meningkat
Meningkatkan cakupan SPAL rumah Persentase cakupan SPAL
tangga dari 56,5 % menjadi 70 %
rumah tangga berkualitas
pada tahun 2017
meningkat
Optimalisasi media untuk
advokasi dan sosialisasi
pengelolaan air limbah
rumah tangga yang aman
Penyediaan sarpras off site komunal Persentase cakupan off site Optimalisasi SKPD yang
dari 0,36% menjadi ..% pada tahun komunal meningkat
menangani pengelolaan air
2017
limbah untuk meraih dana
hibah dan program kegiatan
pengelolaan air limbah dari
pusat dan provinsi.
Meningkatkan jumlah sarpras
Meningkatnya jumlah
pengolahan limbah industri rumah
sarpras pengolahan limbah
tangga sebesar …. % pada tahun …. industri rumah tangga
Optimalisasi program dari
pusat dan provinsi untuk
penyediaan sarpras air
limbah/ DAK LH
Meningkatkan cakupan layanan
jamban dari 76,6% tahun 2011
menjadi 82% pada tahun 2017
Meningkatnya jumlah jamban Optimalisasi petugas
individu
sanitarian untuk
meningkatkan cakupan
kepemilikan jamban rumah
tangga
Meningkatkan cakupan layanan
sanitasi sekolah
Meningkatkan sarana
prasarana sanitasi sekolah
dari ..% pada tahun 2012
menjadi ..% pada tahun 2017
Optimalisasi SKPD
pengampu untuk
meningkatkan cakupan
layanan sanitasi sekolah
3.2
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan
Berdasakan hasil analisis SWOT untuk menentukan tujuan, sasaran dan strategi
pengembangan Persampahan di Kota Salatiga yang berada di kuadran 3 dengan strategi
Pemeliharaan Agresif. Hal ini disebabkan dari hasil skoring dengan interval skor 1-4 terhadap faktor
internal diperoleh total nilai kekuatan: 41 dan total nilai kelemahan: 47 sehingga posisinya pada sumbu x adalah
-6. Hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor eksternal diperoleh total nilai peluang: 37 dan total nilai
ancaman: 26 sehingga posisinya pada sumbu y adalah +11. Posisi pengelolaan persampahan yang berada
pada kuadran 2 tersebut antara lain disebabkan oleh tingginga komitmen pimpinan dan TPA yang sudah
menggunakan sistem controll landfill. Posisi pengelolaan persampahan Kota Salatiga dapat dilihat pada Gambar
3.2 dibawah ini:
Posisi pengelolaan subsektor Persampahan
Lingkungan Mendukung (+) O
Pemeliharaan
Agresif (-6, +11)
11
Internal
Lemah (-)
W
Internal
Kuat (+) S
-6
Lingkungan Tidak Mendukung (-) T
Gambar 3.2 Analisa SWOT sub sektor Persampahan
Tabel 3.2: Tabel Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan
Tujuan
Meningkatkan cakupan
layanan pengelolaan sampah
Sasaran
Pernyataan sasaran
Indikator sasaran
Tingkat layanan
pengelolaan sampah
meningkat dari 50%
menjadi 80% se Kota
Salatiga tahun 2017
Peningkatan dana
pengelolaan sampah
layanan pengelolaan
sampah meningkat dari
23,75% tahun 2012
menjadi 27% se Kota
Salatiga tahun 2017
Meningkatkan layanan
pengelolaan sampah
dengan sistem
langsung
- kawasan
komersial 5%
menjadi 10 %
- Kawasan
permukiman 0%
menjadi 0%
- Kawasan jalan 15
% menjadi 20%
layanan pengelolaan
sampah meningkat dari
32,75 % tahun 2012
menjadi 41,25 % se
Kota Salatiga tahun
2017
Menyusun master plan
persampahan
Master plan
persampahan disusun
tahun 2014
Meningkatkan layanan
pengelolahan dengan
sistem tidak langsung
- kawasan
komersial 21%
menjadi 25 %
- Kawasan
permukiman 50%
menjadi 70%
- Kawasan jalan 35
% menjadi 40%
- Kawasan Taman
25% menjadi 30
%
Dokumen MP
Persampahan (naskah
akademis, raperda
pengelolaan sampah)
Strategi
Optimalisasi komitmen
pimpinan untuk meraih
dana APBN dan APBD I
dalam upaya penerapan
UU no.18/2008 tentang
pengelolaan sampah
Pemberdayaan UPT
TPA Sampah
Mempercepat
penyediaan sarana
prasarana pengelolaan
sampah
Peningkatan layanan
pengangkutan sampah
dari rumah tangga ke
TPS/TPST oleh swasta
karena lokasi TPA jauh
dari permukiman
Mempercepat
penyediaan sarana
prasarana pengelolaan
sampah
Optimalisasi komitmen
pimpinan untuk
tersusunnya master plan
persampahan
Optimalisasi komitmen
pimpinan untuk meraih
APBD I penyusunan
master plan
persampahan
Menyusun Perda pengelolaan
sampah di Kota Salatiga
Perda pengelolaan
sampah disusun di Kota
Salatiga tahun 2015
Perda pengelolaan
sampah di Kota
Salatiga
Meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan peran serta
masyarakat dalam
pengelolaan sampah
Peran serta masyarakat
dalam mempraktikan
pemilahan sampah
rumah tangga
meningkat dari 12,5%
menjadi 50% pada
tahun 2017
Penanganan sampah
3R di lingkungan
masyarakat
Optimalisasi komitmen
pimpinan untuk
penyusunan/pengesahan
Perda pengelolaan
sampah
Penyampaian informasi
& edukasi tentang
persampahan melalui
media massa
Pemberdayaan
masyarakat peduli
sampah
3.2
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase
Berdasakan hasil analisis SWOT untuk menentukan tujuan, sasaran dan strategi
pengembangan Drainase di Kota Salatiga yang berada di kuadran 2 dengan strategi Pemeliharaan
Selektif . Hal ini disebabkan dari hasil skoring dengan interval skor 1-4 terhadap faktor internal diperoleh
total nilai kekuatan: 11 dan total nilai kelemahan: 41 sehingga posisinya pada sumbu x adalah -30. Hasil skoring
dengan interval 1-4 terhadap faktor eksternal diperoleh total nilai peluang: 21 dan total nilai ancaman: 18
sehingga posisinya pada sumbu y adalah +8. Posisi pengelolaan drainase yang berada pada kuadran 2 tersebut
antara lain disebabkan oleh belum adanya Perda pengelolaan drainase sehingga masih mengacu pada
peraturan terkait di provinsi Jawa Tengah. Posisi pengelolaan drainase Kota Salatiga dapat dilihat pada Gambar
3.2 dibawah ini:
Posisi pengelolaan subsektor Drainase
Lingkungan Mendukung (+) O
Pemeliharaan
selektif (-30, +3)
3
Internal
Lemah (-)
W
Internal
Kuat (+) S
-30
Lingkungan Tidak Mendukung (-) T
Gambar 3.3 Analisa SWOT sub sektor Drainase
Tabel 3.3: Tabel Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase
Tujuan
1. Meningkatkan fungsi
drainase sebagai jaringan
pembuangan dan resapan air
hujan
Sasaran
Pernyataan sasaran
Indikator sasaran
layanan pengelolaan
drainase meningkat dari
50 % tahun 2012
menjadi 57,5 % se Kota
Salatiga tahun 2017
Peningkatan jumlah
sumur resapan dari 600
unit di tahun 2012
menjadi 1000
Unit di tahun 2017.
Penyediaan sarpras
SPAL pada permukiman
di bantaran
sungai/drainase sebesar
15% pada tahun 2017.
Cat: target dimulai th
2015 (MP disusun 2014)
2. Meningkatkan koordinasi
antar SKPD pengampu
subsektor drainase
(permasalahan 1,2)
Koordinasi antar SKPD
pengelola subsektor
drainase mulai tahun
2013
Adanya kenaikan
prosentase
terbangunnya jaringan
drainase  detilkan
sesuai zona yg tidak
langsung
Adanya kenaikan
persentase
terbangunnya sumur
resapan
Terbangunnya sarpras
SPAL pada
permukiman di
bantaran sungai/
drainase
- Saluran langsung ke
sungai
- Saluran tidak
langsung ke sungai
Terbangunnya sarana
dan prasarana
pembuangan air
limbah rumah tangga
yang tidak mencemari
drainase
- Saluran langsung ke
sungai
- Saluran tidak
langsung ke sungai
Adanya koordinasi
SKPD terkait (DBMPSDA, KLH, DCKTR,
BAPPEDA) pada
perencanaan dan
pengelolaan drainase
Strategi
1.1. Optimalisasi SKPD
pengampu drainase
untuk meraih peluang
dana APBN dan APBD I
1.2. Optimalisasi media
untuk advokasi dan
sosialisasi
pengelolaan
drainase
1.3. Optimalisasi
anggaran dan
program pusat
serta provinsi untuk
pembangunan
sumur resapan
1.4. Peningkatan
cakupan resapan
pada kawasan
selatan wilayah
kota
1.5 Optimalisasi
program dari pusat dan
provinsi untuk
penyediaan sarpras
SPAL/Drainase. DAK
Perkim
1.6. Pengembangan
kampanye peningkatan
peran masyarakat
dalam pengelolaan air
limbah rumah tangga
(grey water).
Optimalisasi peran
SKPD pengelola air
limbah rumah tangga
(grey water)
2. Peningkatan
koordinasi antar SKPD
pengampu subsektor
drainase
3. Meningkatkan jaringan
drainase kota yang terpadu dan
penyusunan master plan sistem
drainase (permasalahan 5,6)
Master plan drainase
kota tahun 2014
Dokumen MP Drainase
(naskah akademis,
raperda pengelolaan
drainase)
4. Menyusun perda (peraturan)
pengelolaan drainase
(permasalahan 7)
Perda dan perwali
pengelolaan Drainase
disusun pada tahun 2015
Perda dan perwali
Pengelolaan Drainase
3.3
3.1. Optimalisasi SKPD
pengampu drainase
untuk menyusun master
plan drainase
3.2 Outline plan sistem
drainase kawasan
3.3. Optimalisasi SKPD
pengampu drainase
untuk meraih dana
APBD I penyusunan MP
drainase
3.4. Penyusunan data
base infrastruktur kota
4.1. Optimalisasi SKPD
pengampu drainase
untuk menyusun Perda
pengelolaan drainase
4.2. Optimalisasi SKPD
pengampu drainase
untuk menyusun SOP
pengelolaan drainase
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene
Berdasakan hasil analisis SWOT untuk menentukan tujuan, sasaran dan strategi
pengembangan pengelolaan PHBS dan promosi higiene di Kota Salatiga yang berada di kuadran 3
dengan strategi Diversifikasi Terpusat. Hal ini disebabkan dari hasil skoring dengan interval skor 1-4
terhadap faktor internal diperoleh total nilai kekuatan: 33 dan total nilai kelemahan: 27 sehingga posisinya pada
sumbu x adalah +6. Hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor eksternal diperoleh total nilai peluang: 26
dan total nilai ancaman: 37 sehingga posisinya pada sumbu y adalah -11. Posisi pengelolaan PHBS dan
promosi higiene yang berada pada kuadran 3 tersebut antara lain disebabkan oleh belum sinkronnya
perencanaan sektor PHBS dan perilaku masyarakat. Posisi pengelolaan PHBS dan promosi higiene Kota
Salatiga dapat dilihat pada Gambar 3.2 dibawah ini:
Posisi pengelolaan PHBS
Lingkungan Mendukung (+) O
Internal
Lemah (-)
W
6
-11
Internal
Kuat (+)
S
(+6, -11) Diversifikasi terpusat
Lingkungan tidak mendukung (-), T
Gambar 3.4 Analisa SWOT sub sektor PHBS
Tabel 3.4: Tabel Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga
Tujuan
1. Meningkatkan cakupan
rumah tangga yang ber PHBS
(permasalahan no.5)
2. Meningkatkan koordinasi
lintas sektor dalam
perencanaan sektor sanitasi
(permasalahan no. 1,2)
3. Membentuk Tim PHBS
tingkat kota (permasalahan no.
4)
Sasaran
Pernyataan sasaran
Indikator sasaran
1. Persentase PHBS
tatanan rumah tangga
meningkat dari 53,5%
menjadi 80% tahun
2017.
2. Perencanaan
sektor sanitasi menjadi
lebih komprehensif à
ukurannya: frek rakor,
mom rakor, masuk ke
renja
3. Tim PHBS Kota
Salatiga dibentuk tahun
2013
Jumlah rumah tangga
yg CTPS di 5 waktu
penting meningkat
2. Perencanaan sektor
sanitasi menjadi lebih
komprehensif
3. Terbit SK Tim PHBS
tingkat kota
Strategi
1.1. Optimalisasi
promosi PHBS
1.2. Optimalisasi
petugas sanitarian dan
kader kelurahan siaga
1.3. Optimalisasi
anggaran yang
mengarah pada
kegiatan MDGs untuk
melakukan pembinaan
PHBS di rumah tangga
2. Optimalisasi peran
Pokja PPSP/AMPL
untuk meningkatkan
koordinasi dalam
perencanaan sanitasi
3. Optimalisasi SKPD
pengampu mewujudkan
SK TIM PHBS
4. Mewujudkan masyarakat
yang memiliki kesadaran
PHBS (permasalahan no. 3, 7)
4. Kelurahan yang
masih BABS berkurang
jumlahnya setiap tahun.
Keterangan:
Th 2010 ada 2 kel yg
STOP BABS
Th 2011 idem
Th 2012 ada 3 kel yg
STOP BABS
Th 2013 ada 4 kel yg
STOP BABS
Th 2014 ada 6 kel yg
STOP BABS
Th 2015 ada 8 kel yg
STOP BABS
Th 2016 ada 10 kel yg
STOP BABS
Th 2017 ada 13 kel yg
STOP BABS
4. Jumlah kelurahan yg
BABS berkurang dari
15 menjadi 13
kelurahan pada th
2017
5.Meningkatkan
pengembangan media
informasi dan komunikasi
tentang PHBS (permasalahan
no. 6)
Meningkatkan promosi
kesehatan tentang
PHBS mulai tahun 2013
5. Promosi kesehatan
tentang PHBS
meningkat
6. Meningkatkan keterlibatan
berbagai lembaga & swasta
dalam pengelolaan PHBS
Meningkatkan
kerjasama Pemkot dg
lembaga penyandang
dana CSR dalam
kegiatan PHBS mulai
tahun 2014 (jumlah
perusahaan yg
bekerjasama)
6. Kerjasama Pemkot
dg lembaga
penyandang dana
CSR dalam
pengelolaan PHBS
meningkat; tahun 2014
2 kerjasama, tahun
2017 5 kerjasama
4.1. Optimalisasi
anggaran yang
mengarah pada
kegiatan MDGs untuk
mengurangi jumlah
kelurahan yang BABS.
4.2. Peningkatan
cakupan layanan air
bersih pada kelurahan
yang kesulitan air
bersih
Optimalisasi peran
media Pemkot dan
swasta untuk
peningkatan promosi
kesehatan tentang
PHBS
Pendayagunaan data
PHBS untuk meraih
peluang anggaran
pusat, provinsi dan
swasta.
Download