Halmahera Selatan

advertisement
BAB
III
STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI
Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi pembangunan sanitasi kabupaten
Halmahera Selatan, maka perlu dirumuskan tujuan dan sasaran strategis yang akan dicapai dalam kurun
waktu lima tahun kedepan. Tujuan dan sasaran strategis dirumuskan untuk memberikan arah terhadap
program pembangunan sanitasi serta dalam rangka memberikan kepastian operasionalisasi dan keterkaitan
antara misi dengan program pembangunan sanitasi, sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang
ukuran-ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi.
Persoalan dan dimensi pembangunan sanitasi yang dihadapi selalu berubah dari waktu ke waktu
dan makin kompleks. Permasalahan dan tantangan yang dihadapi akan semakin bertambah banyak,
sedangkan kemampuan dan sumber daya pembangunan yang tersedia cenderung terbatas. Oleh karena itu
pemerintah daerah harus mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi
tuntutan yang tidak terbatas dengan membuat pilihan dalam bentuk skala prioritas. Dalam menentukan
pilihan tersebut, maka pemerintah daerah tetap bersikap realistis, dengan tidak membuat sasaran-sasaran
yang sejak semula disadari tidak bisa dipenuhi.
Penetapan tujuan dan sasaran disamping mengacu pada visi dan misi pembangunan sanitasi
kabupaten Halmahera Selatan juga memperhatikan sasaran-sasaran pembangunan daerah yang tertuang
dalam RPJMD Kabupaten Halmahera Selatan tahun 2010-2015 antara lain: 1) Terwujudnya kelestarian
lingkungan hidup yang berkualitas; 2) Meningkatnya lingkungan perumahan layak huni; Sasaran
pembangunan sanitasi yang tertuang dalam RPJMN 2010-2014 yaitu: 1) Stop Buang Air Besar
Sembarangan (BABS); 2) Pengurangan timbulan sampah dari sumbernya dan penanganan sampah yang
berwawasan lingkungan; 3) Pengurangan genangan di kabupaten/kota rawan genangan; Standar Pelayanan
Minimal sektor sanitasi yaitu: 1) Tersedianya IPLT; 2) Tersedia sistem jaringan air limbah skala
kawasan/komunitas; 3) Tersedianya tempat pengolahan sampah skala kawasan perkotaan; 4) Tersedia
pengangkutan sampah yang aman dan bersih; 5) Penyediaan lokasi TPA yang ramah lingkungan;
6) tersedia sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota; 7) tidak terjadi genangan (lebih dari 30
cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun; serta target-target MDGs.
Adapun tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi kabupaten Halmahera Selatan per sub sektor
periode 2013-2017 diuraikan sebagai berikut.:
3.1.
Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
Jika didefinisikan limbah adalah semua buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dan hewan
yang berbentuk padat, lumpur (sludge), cair maupun gas yang dibuang karena tidak dibutuhkan atau tidak
diinginkan lagi (Enri Damanhuri, 2010). Sedang limbah domestik didefinisikan sebagai limbah yang
dihasilkan dari kegiatan rutin (sehari-hari) manusia dan umumnya dalam bentuk padat (sampah), cair
(greywater) seperti air dari kegiatan mandi, cuci pakaian, serta lumpur tinja (blackwater).
Pengelolaan air limbah domestik dapat dilakukan dengan 2 (dua) sistem yaitu : Sistem Pengolahan
Air Limbah Setempat (on-site system) dan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site system). Sistem
pengolahan air limbah setempat (on-site system) adalah sistem penanganan air limbah domestik yang
dilakukan secara individual/komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan, yang
pengelolaannya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber, seperti menggunakan cubluk, tangki
septik (septic tank) atau paket pengolahan skala kecil lainnya. Sedangkan sistem pengolahan air limbah
terpusat (off-site system) adalah sistem penanganan air limbah domestik melalui jaringan pengumpul yang
diteruskan ke Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Sistem ini adalah yang terbaik untuk memecahkan
masalah sanitasi di daerah padat penduduk dalam jangka waktu lama, tetapi membutuhkan biaya investasi
yang tinggi. Sistem ini dibangun berdasarkan standar kualitas yang cukup tinggi dan terdiri atas sambungan
rumah, jaringan pipa pengumpul, pipa pembawa, stasiun pompa dan instalasi pengolahan air limbah yang
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Halmahera Selatan
2012
dipusatkan pada satu atau beberapa lokasi saja untuk melayani permukiman di suatu kota. Sistem ini
menganut metoda self cleansing sehingga membutuhkan kemiringan saluran yang cukup.
Penanganan air limbah domestik di Halmahera Selatan merupakan bagian untuk mendukung
terwujudnya lingkungan yang berkualitas dan lestari, lingkungan perumahan layak huni dan tidak ada
masyarakat yang BABS (buang air besar sembarang). Namun berbagai tantangan yang dihadapi pada sub
sektor air limbah domestik sebagaimana dijelaskan dalan buku putih sanitasi Halmahewra Selatan, maka
secara non teknis strategi yang akan ditempuh kedepan dalam pengelolaan air limbah domestik adalah
meningkatkan kapasitas kelembagaan, peraturan, koordinasi lintas sektor, berupaya mendapatkan dukungan
pendanaan dari berbagai pihak, memaksimalkan sosialisasi dan advokasi, dan secara teknis
mengoptimalkan fungsi pengelolaan air limbah domestik yang sudah ada sesuai standar kesehatan, serta
membangun baru baik jamban keluarga, MCK, SPAL dan IPLT untuk meningkatkan cakupan pelayanan.
Untuk itu ditetapkan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik sebagaimana tabel 3.1.
berikut ini.
Tabel 3.1. :
Tujuan, sasaran dan strategi pencapaian pengembangan air limbah domestik
Tujuan
(1)
1. Peningkatan cakupan
pelayanan dan kualitas
sistem pengelolaan air
limbah domestik
Sasaran
Pernyataan Sasaran
(2)
Terbangunnya IPLT
Sistem On-Site IPAL Komunal
Berkurangnya praktek BABS
di masyarakat
Meningkatnya keluarga yang
memiliki SPAL
2. Pengembangan
kelembagaan dan
peraturan daerah
Tersedia regulasi tentang
pengelolaan air limbah
domestik di Halmahera
Selatan
Tersusunnya Masterplan air
limbah domestic
Indikator Sasaran
(3)
- Terbangun 1 unit IPLT
- Tersedia 3 unit truck
penyedot lumpur tinja
Strategi
(4)
Pembangunan baru
Terbangun IPAL Komunal di
dua kawasan di perkotaan
Pembangunan baru
Labuha (CBD atau kawasan
padat penduduk)
- Masyarakat Kota Labuha
yang masih melakukan
praktek BABS berkurang dari
16.67% menjadi 6.67% di
tahun 2017
- Masyarakat Halmahera
Selatan yang memiliki
jamban sehat meningkat dari Sosialisasi, pembangunan
22.50% menjadi 42.50% KK
baru, peningkatan partisipasi
di tahun 2017
masyarakat dan swasta
- Proporsi rumah tangga Kota
Labuha dengan sistem
onsite melakukan
pengurasan lumpur tinja
minimal sekali dalam lima
tahun sebesar 11% di tahun
2017
Keluarga di Kota Labuha yang Sosialisasi, pembangunan
baru, peningkatan partisipasi
memiliki SPAL meningkat dari
38.75% menjadi 48.75% KK di masyarakat dan swasta
tahun 2017
- Meningkatkan kelengkapan
- Perda Ketentuan Umum
produk hukum sebagai
Penanganan air limbah
landasan dan acuan
domestik
pelaksanaan pengelolaan
- Perda UPTD Pengelola
persampahan
IPLT
- Advokasi kepada DPRD
- Perda Retribusi air limbah
dan steakeholder lainnya
domestik
- Dokumen masterplan air
Meningkatkan kelengkapan
limbah domestic
produk hukum sebagai
- Database air limbah
landasan pelaksanaan
domestic
pengelolaan persampahan
17
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Halmahera Selatan
Tujuan
(1)
3. Peningkatan dukungan
sumber pembiayaan
3.2.
Sasaran
Pernyataan Sasaran
Indikator Sasaran
(2)
(3)
Perdes pengelolaan air limbah 10 % desa memiliki Perdes
domestik terutama di
pengelolaan air limbah
perdesaan
domestic
Rata-rata pencapaian target
Meningkatnya PAD dari
PAD dari retribusi air limbah
retribusi air limbah domestik
domestik ≥ 50% per tahun
Proporsi realisasi anggaran air
Meningkatnya proporsi
limbah terhadap belanja
anggaran limbah domestic
langsung APBD sebesar
0,75% di tahun 2017
2012
Strategi
(4)
Sosialisasi dan
pendampingan
Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat. Sedangkan pengelolaan sampah didefinisikan sebagai kegiatan yang
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Penanganan sampah atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang meliputi
kegiatan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir secara sistematis,
menyeluruh dan berkesinambungan melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Penanganan persampahan merupakan bagian untuk mendukung terwujudnya lingkungan yang
berkualitas dan lestari, lingkungan perumahan layak huni serta pengurangan timbulan sampah dari
sumbernya dengan penanganan sampah berwawasan lingkungan. Namun berbagai tantangan yang
dihadapi pada sub sektor persampahan sebagaimana dijelaskan dalan buku putih sanitasi Halmahewra
Selatan, maka secara non teknis strategi yang akan ditempuh kedepan dalam pengelolaan air limbah
domestik adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan, peraturan, koordinasi lintas sektor, berupaya
mendapatkan dukungan pendanaan dari berbagai pihak, memaksimalkan sosialisasi dan advokasi, dan
secara teknis mengoptimalkan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan yang sudah ada sesuai
standar, serta menambah fasilitas pendukung untuk meningkatkan cakupan pelayanan.
Seiring semakin bertambahnya jumlah penduduk khususnya di kawasan Kota Labuha, maka
timbulan sampah yang ada juga akan semakin bertambah, serta dengan terbatasnya sumber daya yang ada
maka perlu dimasyarakatkan pola penangan sampah sistem 3R (recycle, reduce dan reuse) agar volume
sampah yang harus dibawa ke TPA dapat diminimalisasi. Untuk itu berbagai komponen perlu dilibatkan
seperti LSM, Pramuka, Siswa, PKK, organisasi kepemudaan, kader-kader Posyandu, dan lain sebagainya.
Penanganan sampah sistem 3R juga merupakan bagian dari pengelolaan persampahan berwawasan
lingkungan. Untuk itu ditetapkan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik
sebagaimana tabel 3.2. berikut ini.
Tabel 3.2. :
Tujuan, sasaran dan strategi pencapaian pengembangan persampahan
Tujuan
(1)
1. Peningkatan cakupan
pelayanan dan kualitas
sistem pengelolaan
persampahan
Sasaran
Pernyataan Sasaran
(2)
Indikator Sasaran
(3)
Meningkatnya volume sampah
yang terangkut ke TPA
Marabose dari 28% menjadi
55% pada tahun 2017
55% volume sampah
terangkut ke TPA Marabose di
tahun 2017
Strategi
(4)
- Optimalisasi prasarana dan
sarana persampahan yang
ada serta penambahan
sarana baru
- Peningkatan dukungan
pembiayaan
- Sosialisasi
- Memaksimalkan monev
18
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Halmahera Selatan
Tujuan
(1)
Sasaran
Pernyataan Sasaran
(2)
Indikator Sasaran
(3)
Meningkatnya luas area
pelayanan sampah di wilayah
perkotaan Labuha
Luas area pelayanan sampah
meningkat dari 9 desa menjadi
15 desa di tahun 2017
Meningkatnya cakupan akses
pelayanan persampahan
Masyarakat perkotaan Labuha
yang mendapatkan akses
pelayanan persampahan
meningkat dari 28% menjadi
60% di tahun 2017
Ketersediaan fasilitas TPA
Marabose sesuai standar
Pengelolaan TPA Marabose
dengan sistem controlled
landfill
Meningkatnya jumlah dunia
usaha / swasta yang
berpartisipasi dalam
pengelolaan sampah
Jumlah dunia usaha / swasta
yang berpartisipasi dalam
pengelolaan sampah ≥ 1
(satu) badan usaha /
kelompok / LSM
2. Pengurangan timbulan
sampah semaksimal
mungkin dimulai dari
sumbernya
Meningkatnya jumlah
masyarakat yang menerapkan
3R dalam pengelolaan
sampah
3. Pengembangan
kelembagaan dan peraturan
daerah
Meningkatnya kinerja institusi
pengelolaan persampahan
Tersedia regulasi tentang
pengelolaan persampahan di
Halmahera Selatan
2012
Strategi
(4)
- Optimalisasi prasarana dan
sarana persampahan yang
ada serta penambahan
sarana baru
- Peningkatan dukungan
pembiayaan
- Sosialisasi
- Optimalisasi prasarana dan
sarana persampahan yang
ada serta penambahan
sarana baru
- Peningkatan dukungan
pembiayaan termasuk
optimalisasi retribusi sampah
- Meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia
Aparatur
- Peningkatan pembiayaan
- Advokasi kepada dunia
usaha / swasta / LSM
Lingkungan
- Mengembangkan sistem
insentif dan iklim yang
kondusif bagi dunia usaha /
swasta
- 20 % rumah tangga di
perkotaan Labuha
menerapkan 3R berbasis
- Meningkatkan pemahaman
masyarakat di tahun 2017
masyarakat akan upaya 3R
- 20 % sekolah di perkotaan
(Reduce, Reuse, Recycle)
Labuha menerapkan 3R
dan pengamanan sampah
berbasis masyarakat di
B3 (bahan berbahaya)
tahun 2017
rumah tangga.
- Proporsi sampah di
- Kampanye, pembentukan
perkotaan Labuha yang
kelompok kerja,
dikelola dengan 3R di TPA /
pelatihan/pendampingan
TPST / masyarakat sebesar
- Meningkatkan pembinaan
20% di tahun 2017
masyarakat khususnya
- Jumlah TPST 3R ( Sampah
perempuan dalam
organik / Sampah plastik /
pengelolaan sampah
Sampah Logam )
meningkat dari 1 unit
menjadi 5 unit di tahun
2017
- Meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia
Aparatur
- Indeks Kepuasan
Masyarakat minimal baik di - Peningkatan dukungan
pembiayaan
tahun 2017
- Meningkatkan kerjasama
- Piala ADIPURA katagori
dan koordinasi dengan
kota kecil/ sedang
pemangku kepentingan
(Steakeholder)
- Meningkatkan kelengkapan
produk hukum sebagai
- Perda Ketentuan Umum
landasan dan acuan
Penanganan Sampah
pelaksanaan pengelolaan
persampahan
- Perda UPTD Pengelola
- Advokasi kepada DPRD dan
TPA
steakeholder lainnya
19
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Halmahera Selatan
Tujuan
(1)
Sasaran
Pernyataan Sasaran
(2)
Tersusunnya Masterplan
persampahan
4. Peningkatan dukungan
sumber pembiayaan
3.3.
Meningkatnya PAD dari
retribusi sampah
Indikator Sasaran
(3)
2012
Strategi
- Rata-rata pencapaian
target PAD dari retribusi
sampah ≥ 75% per tahun
(4)
- Meningkatkan kelengkapan
produk hukum sebagai
landasan dan acuan
pelaksanaan pengelolaan
persampahan
- Optimalisasi prasarana dan
sarana persampahan yang
ada serta penambahan
sarana baru
- Proporsi realisasi anggaran
persampahan terhadap
belanja langsung APBD
sebesar 1,20% di tahun
2017
- Mendorong penerapan
sistem pengawasan secara
konsisten dalam rangka
pembinaan aparatur dan
masyarakat
Masterplan persampahan
Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase
Berdasarkan dokumen Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi membagi sistem drainase perkotaan
menjadi: 1) Drainase makro (bisa berupa sungai atau drainase primer dan sekunder, yang umumnya
dioperasikan oleh pemerintah provinsi atau balai); 2) Drainase mikro (drainase tersier / lingkungan, yang
umumnya dioperasikan oleh pemerintah kabupaten, bahkan sering pula melibatkan partisipasi masyarakat).
Drainase tersier adalah sistem drainase yang mempunyai layanan kurang dari 4 (empat) hektar,
dengan lebar dasar saluran kurang dari 0,80 meter. Drainase dalam konteks sanitasi adalah drainase
lingkungan perumahan yang pemanfaatannya lebih diarahkan untuk saluran pembuangan limbah rumah
tangga. Akan tetapi kenyataannya drainase lingkungan ini relatif sulit dipisahkan dengan drainase yang
fungsi utamanya untuk saluran pembuangan air hujan dan pengendali banjir. Maka drainase tersier /
lingkungan sebagai bagian dari sistem drainase kota perlu ditangani secara terpadu.
Penanganan drainase lingkungan merupakan bagian untuk mendukung terwujudnya lingkungan
yang berkualitas dan lestari, lingkungan perumahan layak huni serta pengurangan genangan air terutama
pada wilayah-wilayah rawan genangan. Namun berbagai tantangan dihadapi pada sub sektor drainase
lingkungan sebagaimana dijelaskan dalan buku putih sanitasi Halmahewra Selatan, maka secara non teknis
strategi yang akan ditempuh kedepan dalam pengelolaan drainase lingkungan adalah meningkatkan
kapasitas kelembagaan, peraturan, koordinasi lintas sektor, berupaya mendapatkan dukungan pendanaan
dari berbagai pihak, memaksimalkan sosialisasi dan advokasi, dan secara teknis mengoptimalkan fungsi
drainase yang telah ada serta membangun drainase baru untuk mendukung sistem drainase yang lebih
terpadu. Rencana pengembangan jaringan drainase disesuaikan dengan tingkat perkembangan kawasan
terbangun dan prasarana jalannya serta terintegrasi dengan sistem pengendalian banjir. Untuk itu ditetapkan
tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik sebagaimana tabel 3.3. berikut ini.
Tabel 3.3. :
Tujuan, sasaran dan strategi pencapaian pengembangan drainase
Tujuan
1
1. Peningkatan cakupan
pengelolaan drainase yang
berwawasan lingkungan
dan terpadu
Sasaran
Pernyataan Sasaran
2
Setiap kawasan terbangun
terlayani dengan sistem
drainse terpadu
Indikator Sasaran
3
cakupan layanan pengolahan
drainase dari 421.400 m
menjadi 671.400 m tahun
2017 (Primer / sekunder /
tersier)
Strategi
4
- Membangun drainse baru
dengan skala prioritas
- Sosialisasi
20
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Halmahera Selatan
Tujuan
1
Sasaran
Pernyataan Sasaran
2
Semua sistem drainse harus
menjamin bahwa tidak ada
banjir yang mengakibatkan
genangan lebih dari 30 cm
dengan lama genangan lebih
dari 2 jam
-
Sistem drainase primer,
sekunder dan tersier
terkoneksi dengan baik
2. Pengembangan
kelembagaan, peraturan
daerah dan dukungan
pembiayaan
-
Perda Ketentuan Umum
Penngelolaan Drainse
Tersedia regulasi tentang
pengelolaan drainse di
Halmahera Selatan
Meningkatnya pembiayaan
sub sektor drainase dari APBD
Kabupaten
3.4.
Indikator Sasaran
3
100% sistem drainase kota
Labuha berfungsi dengan
baik pada tahun 2017
60% system drainse di
perdesaan berfungsi
dengan baik pada tahun
2017
Tersusunnya Master/
Outline plan drainase
perkotaan Labuha
60% Sistem drainase
primer, sekunder dan
tersier terkoneksi dengan
baik di tahun 2017
- Proporsi realisasi anggaran
drainase terhadap belanja
langsung APBD sebesar
1,20% di tahun 2017
- Rasio realisasi anggaran
persampahan terhadap
penduduk 44.753,31
rupiah/jiwa
2012
Strategi
4
- Optimalisasi sistem drainse
yang telah ada
- Membangun drainse baru
dengan skala prioritas
- Pemberdayaan masyarakat
dalam pengelolaan
drainase lingkungan
- Menyusun master/ outline
plan drainse
- Melaksanakan
pembangunan drainse
sesuai master/ outline plan
- Meningkatkan kelengkapan
produk hukum sebagai
landasan pelaksanaan
pengelolaan drainase
- Mendorong penerapan
sistem pengawasan secara
konsisten dalam rangka
pembinaan aparatur,
masyarakat, dan
pemangku kepentingan
lainnya.
- Meningkatkan kerjasama
dan koordinasi dengan
pemangku kepentingan
(Steakeholder)
Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene
Pengelolaan PHBS dan promosi higiene merupakan bagian terpadu untuk mendukung terwujudnya
lingkungan yang berkualitas dan lestari, lingkungan perumahan layak huni serta meningkatnya pola hidup
yang bersih dan sehat di masyarakat. Hal lain yang ingin dicapai adalah meningkatnya kesadaran
masyarakat akan resiko buang air besar sembarangan, kesadaran akan pentingnya cuci tangan pakai sabun
terutama pada lima waktu penting yakni 1) sesudah buang air besar (BAB), 2) sesudah menceboki pantat
anak, 3) sebelum menyantap makanan, 4) sebelum menyuapi anak, dan terakhir adalah 5) sebelum
menyiapkan makanan bagi keluarga Untuk itu ditetapkan tujuan, sasaran dan strategi pengelolaan PHBS
dan promosi higiene sebagaimana tabel 3.1. berikut ini
Tabel 3.4. :
Tujuan, Sasaran dan Strategi Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga
Tujuan
1
1. Meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap resiko
Buang Air Besar
Sembarang (BABS)
Sasaran
Pernyataan Sasaran
2
Berkurangnya praktek BABS
di kawasan perkotaan Labuha
dari 16,67 % menjadi 6,67%
tahun 2017
Berkurangnya praktek BABS
di kawasan perdesaan dari
77,50 % menjadi 57,50%
tahun 2017
Indikator Sasaran
3
Strategi
4
Masyarakat perkotaan Labuha
yang masih melakukan
praktek BABS 6,67% di tahun
2017
- Kampanye dan sosialisasi
- Kerjsama promosi dengan
media massa
Masyarakat perdesaan yang
masih melakukan praktek
BABS 57,50% di tahun 2017
- Kampanye dan sosialisasi
- Kerjsama promosi dengan
media massa
21
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Halmahera Selatan
Tujuan
1
Sasaran
Pernyataan Sasaran
2
Meningkatnya prosentase
keluarga yang memiliki
jamban sehat dari 27,57%
menjadi 42,50% tahun 2017
2. Meningkatnya akses
layanan CTPS yang benar
di masyarakat dan sekolah
3. Meningkatnya kesadaran
masyarakat dan sekolah
terhadap PHBS
- Sekolah memiliki jamban
sehat 40% di tahun 2017
Masyarakat (keluarga)
menerapkan CTPS
40% masyarakat (keluarga)
melakukan CTPS dengan
benar di tahun 2017
Sekolah menerapkan CTPS
50% Sekolah menerapkan
CTPS tahun 2017
Sekolah menerapkan
pendidikan PHBS
40% sekolah menerapkan
pendidikan PHBS tahun 2017
Rumah tangga menerapkan
PHBS
4. Terwujudnya (STBM)
Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat
Indikator Sasaran
3
- Keluarga memiliki jamban
sehat 42,5% di tahun 2017
masyarakat menerapkan
STBM
20 % Rumah tangga
menerapkan PHBS tahun
2017
20 % desa dan masyarakat
menerapkan STBM tahun
2017
2012
Strategi
4
- Kampanye dan sosialisasi
- Kerjsama dengan pihak
terkait untuk dukungan
pembiayaan
- Kampanye dan sosialisasi
- Kerjsama promosi dengan
media massa
- Kerjsama dengan pihak
terkait untuk dukungan
pembiayaan
- Kampanye dan sosialisasi
- Kerjsama dengan pihak
terkait untuk dukungan
pembiayaan
Kampanye dan sosialisasi
Kampanye dan sosialisasi
- Kampanye dan sosialisasi
- Pendampingan pelaksanaan
STBM
22
Download