BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi pembangunan sanitasi kabupaten Halmahera Selatan, maka perlu dirumuskan tujuan dan sasaran strategis yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun kedepan. Tujuan dan sasaran strategis dirumuskan untuk memberikan arah terhadap program pembangunan sanitasi serta dalam rangka memberikan kepastian operasionalisasi dan keterkaitan antara misi dengan program pembangunan sanitasi, sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang ukuran-ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi. Persoalan dan dimensi pembangunan sanitasi yang dihadapi selalu berubah dari waktu ke waktu dan makin kompleks. Permasalahan dan tantangan yang dihadapi akan semakin bertambah banyak, sedangkan kemampuan dan sumber daya pembangunan yang tersedia cenderung terbatas. Oleh karena itu pemerintah daerah harus mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tuntutan yang tidak terbatas dengan membuat pilihan dalam bentuk skala prioritas. Dalam menentukan pilihan tersebut, maka pemerintah daerah tetap bersikap realistis, dengan tidak membuat sasaran-sasaran yang sejak semula disadari tidak bisa dipenuhi. Penetapan tujuan dan sasaran disamping mengacu pada visi dan misi pembangunan sanitasi kabupaten Halmahera Selatan juga memperhatikan sasaran-sasaran pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Halmahera Selatan tahun 2010-2015 antara lain: 1) Terwujudnya kelestarian lingkungan hidup yang berkualitas; 2) Meningkatnya lingkungan perumahan layak huni; Sasaran pembangunan sanitasi yang tertuang dalam RPJMN 2010-2014 yaitu: 1) Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS); 2) Pengurangan timbulan sampah dari sumbernya dan penanganan sampah yang berwawasan lingkungan; 3) Pengurangan genangan di kabupaten/kota rawan genangan; Standar Pelayanan Minimal sektor sanitasi yaitu: 1) Tersedianya IPLT; 2) Tersedia sistem jaringan air limbah skala kawasan/komunitas; 3) Tersedianya tempat pengolahan sampah skala kawasan perkotaan; 4) Tersedia pengangkutan sampah yang aman dan bersih; 5) Penyediaan lokasi TPA yang ramah lingkungan; 6) tersedia sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota; 7) tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun; serta target-target MDGs. Adapun tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi kabupaten Halmahera Selatan per sub sektor periode 2013-2017 diuraikan sebagai berikut.: 3.1. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik Jika didefinisikan limbah adalah semua buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dan hewan yang berbentuk padat, lumpur (sludge), cair maupun gas yang dibuang karena tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi (Enri Damanhuri, 2010). Sedang limbah domestik didefinisikan sebagai limbah yang dihasilkan dari kegiatan rutin (sehari-hari) manusia dan umumnya dalam bentuk padat (sampah), cair (greywater) seperti air dari kegiatan mandi, cuci pakaian, serta lumpur tinja (blackwater). Pengelolaan air limbah domestik dapat dilakukan dengan 2 (dua) sistem yaitu : Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (on-site system) dan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site system). Sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) adalah sistem penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara individual/komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan, yang pengelolaannya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber, seperti menggunakan cubluk, tangki septik (septic tank) atau paket pengolahan skala kecil lainnya. Sedangkan sistem pengolahan air limbah terpusat (off-site system) adalah sistem penanganan air limbah domestik melalui jaringan pengumpul yang diteruskan ke Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Sistem ini adalah yang terbaik untuk memecahkan masalah sanitasi di daerah padat penduduk dalam jangka waktu lama, tetapi membutuhkan biaya investasi yang tinggi. Sistem ini dibangun berdasarkan standar kualitas yang cukup tinggi dan terdiri atas sambungan rumah, jaringan pipa pengumpul, pipa pembawa, stasiun pompa dan instalasi pengolahan air limbah yang Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Halmahera Selatan 2012 dipusatkan pada satu atau beberapa lokasi saja untuk melayani permukiman di suatu kota. Sistem ini menganut metoda self cleansing sehingga membutuhkan kemiringan saluran yang cukup. Penanganan air limbah domestik di Halmahera Selatan merupakan bagian untuk mendukung terwujudnya lingkungan yang berkualitas dan lestari, lingkungan perumahan layak huni dan tidak ada masyarakat yang BABS (buang air besar sembarang). Namun berbagai tantangan yang dihadapi pada sub sektor air limbah domestik sebagaimana dijelaskan dalan buku putih sanitasi Halmahewra Selatan, maka secara non teknis strategi yang akan ditempuh kedepan dalam pengelolaan air limbah domestik adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan, peraturan, koordinasi lintas sektor, berupaya mendapatkan dukungan pendanaan dari berbagai pihak, memaksimalkan sosialisasi dan advokasi, dan secara teknis mengoptimalkan fungsi pengelolaan air limbah domestik yang sudah ada sesuai standar kesehatan, serta membangun baru baik jamban keluarga, MCK, SPAL dan IPLT untuk meningkatkan cakupan pelayanan. Untuk itu ditetapkan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik sebagaimana tabel 3.1. berikut ini. Tabel 3.1. : Tujuan, sasaran dan strategi pencapaian pengembangan air limbah domestik Tujuan (1) 1. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan air limbah domestik Sasaran Pernyataan Sasaran (2) Terbangunnya IPLT Sistem On-Site IPAL Komunal Berkurangnya praktek BABS di masyarakat Meningkatnya keluarga yang memiliki SPAL 2. Pengembangan kelembagaan dan peraturan daerah Tersedia regulasi tentang pengelolaan air limbah domestik di Halmahera Selatan Tersusunnya Masterplan air limbah domestic Indikator Sasaran (3) - Terbangun 1 unit IPLT - Tersedia 3 unit truck penyedot lumpur tinja Strategi (4) Pembangunan baru Terbangun IPAL Komunal di dua kawasan di perkotaan Pembangunan baru Labuha (CBD atau kawasan padat penduduk) - Masyarakat Kota Labuha yang masih melakukan praktek BABS berkurang dari 16.67% menjadi 6.67% di tahun 2017 - Masyarakat Halmahera Selatan yang memiliki jamban sehat meningkat dari Sosialisasi, pembangunan 22.50% menjadi 42.50% KK baru, peningkatan partisipasi di tahun 2017 masyarakat dan swasta - Proporsi rumah tangga Kota Labuha dengan sistem onsite melakukan pengurasan lumpur tinja minimal sekali dalam lima tahun sebesar 11% di tahun 2017 Keluarga di Kota Labuha yang Sosialisasi, pembangunan baru, peningkatan partisipasi memiliki SPAL meningkat dari 38.75% menjadi 48.75% KK di masyarakat dan swasta tahun 2017 - Meningkatkan kelengkapan - Perda Ketentuan Umum produk hukum sebagai Penanganan air limbah landasan dan acuan domestik pelaksanaan pengelolaan - Perda UPTD Pengelola persampahan IPLT - Advokasi kepada DPRD - Perda Retribusi air limbah dan steakeholder lainnya domestik - Dokumen masterplan air Meningkatkan kelengkapan limbah domestic produk hukum sebagai - Database air limbah landasan pelaksanaan domestic pengelolaan persampahan 17 Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Halmahera Selatan Tujuan (1) 3. Peningkatan dukungan sumber pembiayaan 3.2. Sasaran Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran (2) (3) Perdes pengelolaan air limbah 10 % desa memiliki Perdes domestik terutama di pengelolaan air limbah perdesaan domestic Rata-rata pencapaian target Meningkatnya PAD dari PAD dari retribusi air limbah retribusi air limbah domestik domestik ≥ 50% per tahun Proporsi realisasi anggaran air Meningkatnya proporsi limbah terhadap belanja anggaran limbah domestic langsung APBD sebesar 0,75% di tahun 2017 2012 Strategi (4) Sosialisasi dan pendampingan Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sedangkan pengelolaan sampah didefinisikan sebagai kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Penanganan sampah atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang meliputi kegiatan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir secara sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Penanganan persampahan merupakan bagian untuk mendukung terwujudnya lingkungan yang berkualitas dan lestari, lingkungan perumahan layak huni serta pengurangan timbulan sampah dari sumbernya dengan penanganan sampah berwawasan lingkungan. Namun berbagai tantangan yang dihadapi pada sub sektor persampahan sebagaimana dijelaskan dalan buku putih sanitasi Halmahewra Selatan, maka secara non teknis strategi yang akan ditempuh kedepan dalam pengelolaan air limbah domestik adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan, peraturan, koordinasi lintas sektor, berupaya mendapatkan dukungan pendanaan dari berbagai pihak, memaksimalkan sosialisasi dan advokasi, dan secara teknis mengoptimalkan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan yang sudah ada sesuai standar, serta menambah fasilitas pendukung untuk meningkatkan cakupan pelayanan. Seiring semakin bertambahnya jumlah penduduk khususnya di kawasan Kota Labuha, maka timbulan sampah yang ada juga akan semakin bertambah, serta dengan terbatasnya sumber daya yang ada maka perlu dimasyarakatkan pola penangan sampah sistem 3R (recycle, reduce dan reuse) agar volume sampah yang harus dibawa ke TPA dapat diminimalisasi. Untuk itu berbagai komponen perlu dilibatkan seperti LSM, Pramuka, Siswa, PKK, organisasi kepemudaan, kader-kader Posyandu, dan lain sebagainya. Penanganan sampah sistem 3R juga merupakan bagian dari pengelolaan persampahan berwawasan lingkungan. Untuk itu ditetapkan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik sebagaimana tabel 3.2. berikut ini. Tabel 3.2. : Tujuan, sasaran dan strategi pencapaian pengembangan persampahan Tujuan (1) 1. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan persampahan Sasaran Pernyataan Sasaran (2) Indikator Sasaran (3) Meningkatnya volume sampah yang terangkut ke TPA Marabose dari 28% menjadi 55% pada tahun 2017 55% volume sampah terangkut ke TPA Marabose di tahun 2017 Strategi (4) - Optimalisasi prasarana dan sarana persampahan yang ada serta penambahan sarana baru - Peningkatan dukungan pembiayaan - Sosialisasi - Memaksimalkan monev 18 Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Halmahera Selatan Tujuan (1) Sasaran Pernyataan Sasaran (2) Indikator Sasaran (3) Meningkatnya luas area pelayanan sampah di wilayah perkotaan Labuha Luas area pelayanan sampah meningkat dari 9 desa menjadi 15 desa di tahun 2017 Meningkatnya cakupan akses pelayanan persampahan Masyarakat perkotaan Labuha yang mendapatkan akses pelayanan persampahan meningkat dari 28% menjadi 60% di tahun 2017 Ketersediaan fasilitas TPA Marabose sesuai standar Pengelolaan TPA Marabose dengan sistem controlled landfill Meningkatnya jumlah dunia usaha / swasta yang berpartisipasi dalam pengelolaan sampah Jumlah dunia usaha / swasta yang berpartisipasi dalam pengelolaan sampah ≥ 1 (satu) badan usaha / kelompok / LSM 2. Pengurangan timbulan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya Meningkatnya jumlah masyarakat yang menerapkan 3R dalam pengelolaan sampah 3. Pengembangan kelembagaan dan peraturan daerah Meningkatnya kinerja institusi pengelolaan persampahan Tersedia regulasi tentang pengelolaan persampahan di Halmahera Selatan 2012 Strategi (4) - Optimalisasi prasarana dan sarana persampahan yang ada serta penambahan sarana baru - Peningkatan dukungan pembiayaan - Sosialisasi - Optimalisasi prasarana dan sarana persampahan yang ada serta penambahan sarana baru - Peningkatan dukungan pembiayaan termasuk optimalisasi retribusi sampah - Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur - Peningkatan pembiayaan - Advokasi kepada dunia usaha / swasta / LSM Lingkungan - Mengembangkan sistem insentif dan iklim yang kondusif bagi dunia usaha / swasta - 20 % rumah tangga di perkotaan Labuha menerapkan 3R berbasis - Meningkatkan pemahaman masyarakat di tahun 2017 masyarakat akan upaya 3R - 20 % sekolah di perkotaan (Reduce, Reuse, Recycle) Labuha menerapkan 3R dan pengamanan sampah berbasis masyarakat di B3 (bahan berbahaya) tahun 2017 rumah tangga. - Proporsi sampah di - Kampanye, pembentukan perkotaan Labuha yang kelompok kerja, dikelola dengan 3R di TPA / pelatihan/pendampingan TPST / masyarakat sebesar - Meningkatkan pembinaan 20% di tahun 2017 masyarakat khususnya - Jumlah TPST 3R ( Sampah perempuan dalam organik / Sampah plastik / pengelolaan sampah Sampah Logam ) meningkat dari 1 unit menjadi 5 unit di tahun 2017 - Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur - Indeks Kepuasan Masyarakat minimal baik di - Peningkatan dukungan pembiayaan tahun 2017 - Meningkatkan kerjasama - Piala ADIPURA katagori dan koordinasi dengan kota kecil/ sedang pemangku kepentingan (Steakeholder) - Meningkatkan kelengkapan produk hukum sebagai - Perda Ketentuan Umum landasan dan acuan Penanganan Sampah pelaksanaan pengelolaan persampahan - Perda UPTD Pengelola - Advokasi kepada DPRD dan TPA steakeholder lainnya 19 Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Halmahera Selatan Tujuan (1) Sasaran Pernyataan Sasaran (2) Tersusunnya Masterplan persampahan 4. Peningkatan dukungan sumber pembiayaan 3.3. Meningkatnya PAD dari retribusi sampah Indikator Sasaran (3) 2012 Strategi - Rata-rata pencapaian target PAD dari retribusi sampah ≥ 75% per tahun (4) - Meningkatkan kelengkapan produk hukum sebagai landasan dan acuan pelaksanaan pengelolaan persampahan - Optimalisasi prasarana dan sarana persampahan yang ada serta penambahan sarana baru - Proporsi realisasi anggaran persampahan terhadap belanja langsung APBD sebesar 1,20% di tahun 2017 - Mendorong penerapan sistem pengawasan secara konsisten dalam rangka pembinaan aparatur dan masyarakat Masterplan persampahan Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase Berdasarkan dokumen Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi membagi sistem drainase perkotaan menjadi: 1) Drainase makro (bisa berupa sungai atau drainase primer dan sekunder, yang umumnya dioperasikan oleh pemerintah provinsi atau balai); 2) Drainase mikro (drainase tersier / lingkungan, yang umumnya dioperasikan oleh pemerintah kabupaten, bahkan sering pula melibatkan partisipasi masyarakat). Drainase tersier adalah sistem drainase yang mempunyai layanan kurang dari 4 (empat) hektar, dengan lebar dasar saluran kurang dari 0,80 meter. Drainase dalam konteks sanitasi adalah drainase lingkungan perumahan yang pemanfaatannya lebih diarahkan untuk saluran pembuangan limbah rumah tangga. Akan tetapi kenyataannya drainase lingkungan ini relatif sulit dipisahkan dengan drainase yang fungsi utamanya untuk saluran pembuangan air hujan dan pengendali banjir. Maka drainase tersier / lingkungan sebagai bagian dari sistem drainase kota perlu ditangani secara terpadu. Penanganan drainase lingkungan merupakan bagian untuk mendukung terwujudnya lingkungan yang berkualitas dan lestari, lingkungan perumahan layak huni serta pengurangan genangan air terutama pada wilayah-wilayah rawan genangan. Namun berbagai tantangan dihadapi pada sub sektor drainase lingkungan sebagaimana dijelaskan dalan buku putih sanitasi Halmahewra Selatan, maka secara non teknis strategi yang akan ditempuh kedepan dalam pengelolaan drainase lingkungan adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan, peraturan, koordinasi lintas sektor, berupaya mendapatkan dukungan pendanaan dari berbagai pihak, memaksimalkan sosialisasi dan advokasi, dan secara teknis mengoptimalkan fungsi drainase yang telah ada serta membangun drainase baru untuk mendukung sistem drainase yang lebih terpadu. Rencana pengembangan jaringan drainase disesuaikan dengan tingkat perkembangan kawasan terbangun dan prasarana jalannya serta terintegrasi dengan sistem pengendalian banjir. Untuk itu ditetapkan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik sebagaimana tabel 3.3. berikut ini. Tabel 3.3. : Tujuan, sasaran dan strategi pencapaian pengembangan drainase Tujuan 1 1. Peningkatan cakupan pengelolaan drainase yang berwawasan lingkungan dan terpadu Sasaran Pernyataan Sasaran 2 Setiap kawasan terbangun terlayani dengan sistem drainse terpadu Indikator Sasaran 3 cakupan layanan pengolahan drainase dari 421.400 m menjadi 671.400 m tahun 2017 (Primer / sekunder / tersier) Strategi 4 - Membangun drainse baru dengan skala prioritas - Sosialisasi 20 Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Halmahera Selatan Tujuan 1 Sasaran Pernyataan Sasaran 2 Semua sistem drainse harus menjamin bahwa tidak ada banjir yang mengakibatkan genangan lebih dari 30 cm dengan lama genangan lebih dari 2 jam - Sistem drainase primer, sekunder dan tersier terkoneksi dengan baik 2. Pengembangan kelembagaan, peraturan daerah dan dukungan pembiayaan - Perda Ketentuan Umum Penngelolaan Drainse Tersedia regulasi tentang pengelolaan drainse di Halmahera Selatan Meningkatnya pembiayaan sub sektor drainase dari APBD Kabupaten 3.4. Indikator Sasaran 3 100% sistem drainase kota Labuha berfungsi dengan baik pada tahun 2017 60% system drainse di perdesaan berfungsi dengan baik pada tahun 2017 Tersusunnya Master/ Outline plan drainase perkotaan Labuha 60% Sistem drainase primer, sekunder dan tersier terkoneksi dengan baik di tahun 2017 - Proporsi realisasi anggaran drainase terhadap belanja langsung APBD sebesar 1,20% di tahun 2017 - Rasio realisasi anggaran persampahan terhadap penduduk 44.753,31 rupiah/jiwa 2012 Strategi 4 - Optimalisasi sistem drainse yang telah ada - Membangun drainse baru dengan skala prioritas - Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan - Menyusun master/ outline plan drainse - Melaksanakan pembangunan drainse sesuai master/ outline plan - Meningkatkan kelengkapan produk hukum sebagai landasan pelaksanaan pengelolaan drainase - Mendorong penerapan sistem pengawasan secara konsisten dalam rangka pembinaan aparatur, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. - Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pemangku kepentingan (Steakeholder) Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Pengelolaan PHBS dan promosi higiene merupakan bagian terpadu untuk mendukung terwujudnya lingkungan yang berkualitas dan lestari, lingkungan perumahan layak huni serta meningkatnya pola hidup yang bersih dan sehat di masyarakat. Hal lain yang ingin dicapai adalah meningkatnya kesadaran masyarakat akan resiko buang air besar sembarangan, kesadaran akan pentingnya cuci tangan pakai sabun terutama pada lima waktu penting yakni 1) sesudah buang air besar (BAB), 2) sesudah menceboki pantat anak, 3) sebelum menyantap makanan, 4) sebelum menyuapi anak, dan terakhir adalah 5) sebelum menyiapkan makanan bagi keluarga Untuk itu ditetapkan tujuan, sasaran dan strategi pengelolaan PHBS dan promosi higiene sebagaimana tabel 3.1. berikut ini Tabel 3.4. : Tujuan, Sasaran dan Strategi Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga Tujuan 1 1. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap resiko Buang Air Besar Sembarang (BABS) Sasaran Pernyataan Sasaran 2 Berkurangnya praktek BABS di kawasan perkotaan Labuha dari 16,67 % menjadi 6,67% tahun 2017 Berkurangnya praktek BABS di kawasan perdesaan dari 77,50 % menjadi 57,50% tahun 2017 Indikator Sasaran 3 Strategi 4 Masyarakat perkotaan Labuha yang masih melakukan praktek BABS 6,67% di tahun 2017 - Kampanye dan sosialisasi - Kerjsama promosi dengan media massa Masyarakat perdesaan yang masih melakukan praktek BABS 57,50% di tahun 2017 - Kampanye dan sosialisasi - Kerjsama promosi dengan media massa 21 Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Halmahera Selatan Tujuan 1 Sasaran Pernyataan Sasaran 2 Meningkatnya prosentase keluarga yang memiliki jamban sehat dari 27,57% menjadi 42,50% tahun 2017 2. Meningkatnya akses layanan CTPS yang benar di masyarakat dan sekolah 3. Meningkatnya kesadaran masyarakat dan sekolah terhadap PHBS - Sekolah memiliki jamban sehat 40% di tahun 2017 Masyarakat (keluarga) menerapkan CTPS 40% masyarakat (keluarga) melakukan CTPS dengan benar di tahun 2017 Sekolah menerapkan CTPS 50% Sekolah menerapkan CTPS tahun 2017 Sekolah menerapkan pendidikan PHBS 40% sekolah menerapkan pendidikan PHBS tahun 2017 Rumah tangga menerapkan PHBS 4. Terwujudnya (STBM) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Indikator Sasaran 3 - Keluarga memiliki jamban sehat 42,5% di tahun 2017 masyarakat menerapkan STBM 20 % Rumah tangga menerapkan PHBS tahun 2017 20 % desa dan masyarakat menerapkan STBM tahun 2017 2012 Strategi 4 - Kampanye dan sosialisasi - Kerjsama dengan pihak terkait untuk dukungan pembiayaan - Kampanye dan sosialisasi - Kerjsama promosi dengan media massa - Kerjsama dengan pihak terkait untuk dukungan pembiayaan - Kampanye dan sosialisasi - Kerjsama dengan pihak terkait untuk dukungan pembiayaan Kampanye dan sosialisasi Kampanye dan sosialisasi - Kampanye dan sosialisasi - Pendampingan pelaksanaan STBM 22