Muchamad Haikal Al Fajri - Institutional Repository UIN Syarif

advertisement
Seminar Nasional Pendidikan IPA-Biologi
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 28 September 2016
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA
LABORATORIUM VIRTUAL PADA KONSEP
LISTRIK DINAMIS
Muchamad Haikal Al Fajri1, Fathiah Alatas1, Daryono2
1
Program Studi Pendidikan Fisika, FITKUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2
SMAN 8 kota Tangerang Selatan
Email koresponden: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan
pembelajaran dengan menggunakan media laboratorium virtual yang dapat meningkatkan hasil
belajar pada materi listrik dinamis kelas X SMA Negeri 5 Tangerang Selatan. Bentuk penelitian
ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari 2 siklus, tiap siklus yang dilaksan terdiri
dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sebagai subjek
penelitian ini adalah siswa kelas X-6 SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, lembar observasi, tes, dan LKS
pembelajaran. Teknik analisis data menggunakan uji N-Gain dan analisis deskriptif kualitatif.
Data analisis peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas X-6 SMA N 5 Kota Tangerang
Selatan menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan media laboratorium virtual
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi listrik dinamis. Terbukti dengan adanya
peningkatan nilai N-Gain pada siklus I sebesar 0,59 berubah menjadi 0,82 pada siklus 2.
Kata Kunci: media laboratorium virtual;listrik dinamis;hasil belajar
Abstract
The purpose of this action research is to determine the characteristics and capabilities of
learning by using media virtual laboratory that can improve learning outcomes in a dynamic
electrical material grade X SMAN 5 Tangerang. Research is a form of class action consisted of
two cycles, each cycle dilaksan consists of four stages: planning, implementation, observation
and reflection. As the subject of this research is class X-6 SMAN 5 Tangerang City. Data
collection techniques used were interviews, tests, observation sheet, LKS learning and training
evaluation sheet. Data were analyzed using the test N-Gain, non-test data analysis and
descriptive qualitative analysis. Data analysis of the cognitive learning outcome-6 class X
SMAN 5 Tangerang City stated that learning to use the virtual laboratory media improve
student learning outcomes in a dynamic electrical material. Buoyed by the increase in the value
of N-Gain in the first cycle of 0.59 to 0.82 change in cycle 2.
Keywords: virtual eksperiment media; learning outcome; dynamic electricity
PENDAHULUAN
Peranan dunia pendidikan menjadi sangat
penting untuk dapat menghasilkan suatu sumber
daya manusia yang berkualitas tinggi dalam
penguasaan sains dan teknologi sehingga dapat
memecahkan berbagai permasalahan yang ada.
Pelaksanaan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP) menuntut guru untuk aktif,
kreatif dan inovatif dalam melaksanakan tugas
pembelajaran sehingga para siswa tidak merasa
bosan dan diharapkan lebih memahami materi
yang disampaikan (Retna Wuryaningsih dan
Suharno, 2014).
Hasil tes kognitif ujian tengah semester
(UTS) yang dilakukan pada bulan maret tahun
Copyright © 2016, ISBN 978-602-73551-0-8
Muchamad H. Al F., Fathiah A., Daryono
ajaran 2015/2016 di SMAN 5 Kota Tangerang
Selatan dapat di katakan siswa dalam mata
pelajaran fisika masih tergolong kategori rendah,
hal tersebut dapat dilihat dari nilai ujian tengah
semester yang umumnya masih di bawah KKM.
Pembelajaran di kelas guru sering melakukan
demonstrasi pada proses pembelajaran, namun
dikarenakan
keterbatasan
alat,
sehingga
demonstrasi hanya dilakukan oleh guru yang
mengakibatkan siswa hanya dapat melihat
demonstrasi yang dilakukan oleh guru, yang
mengakibatkan siswa cenderung pasif, tidak
berkonsentrasi dan memiliki minat yang rendah
dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas.
Berdasarkan hasil observasi langsung yang
dilakukan peneliti, sekolah ini memiliki ruang
laboratorium fisika sendiri, namun di karenakan
keterbatasan alat dan bahan serta ruangan yang
sedang di renovasi maka kegiatan praktikum
dilakukan diruang terbuka dan sedikit
menggunakan alat praktikum, sehingga tidak
semua siswa dapat melakukan sendiri kegiatan
praktikum.
Menurut
Rustaman,
dalam
melaksanakan kegiatan praktikum, tentu saja
diperlukan sarana penunjang yang akan
menjadikan kegiatan praktikum berjalan dengan
baik. Sarana penunjang yang dimaksud adalah
ruangan yang disebut sebagai laboratorium dan
peralatan yang diperlukan dalam kegiatan
praktikum (Nuryani, 2005).
media laboratorium virtual (Eko Sumargo dan
Leny Yuanita, 2014). Hal ini sejalan dengan
penelitian Deni Holden Simbolon tahun 2015
dimana terdapat peningkatan hasil belajar fisika
siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis
eksperimen riil dan laboratorium virtual
diperoleh dibandingkan dengan siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran
langsung (direct instruction). Model inkuiri
terbimbing berbasis eksperimen riil dan
laboratorium virtual lebih baik dari model direct
instruction dalam meningkatkan gain hasil
belajar siswa.
Mengatasi masalah yang ditemukan
tersebut, maka salah satu usaha yang dapat
dilakukan inovasi teknologi komunikasi
pendidikan dalam mendayagunaan media,
berupa penyajian praktikum secara virtual yang
dioperasikan
dengan
komputer
serta
mensimulasikan kegiatan di laboratorium
seakan-akan siswa berada dalam laboratorium
sebenarnya sehingga akan memberikan arti
tersendiri bagi proses pembelajaran untuk
memberikan peningkatan secara signifikan dan
pengalaman belajar yang efektif. Media
pembelajaran interaktif yang dimaksud adalah
Babateen menyatakan bahwa virtual
experiment atau laboratorium virtual dapat
didefinisikan sebagai pembelajaran virtual dan
lingkungan belajar yang mensimulasikan atau
menggambarkan laboratorium secara nyata.
Laboratorium virtual menyediakan kepada siswa
alat-alat, bahan, dan perlengkapan laboratorium
dalam komputer untuk menampilkan eksperimen
secara subjektif di mana saja dan kapan saja
(Huda Mohammad Babateen, 2011).
Laboratorium virtual adalah salah satu
bentuk
laboratorium
dengan
kegiatan
pengamatan
atau
eksperimen
dengan
menggunakan software yang dijalankan oleh
sebuah komputer, semua peralatan yang
diperlukan oleh sebuah laboratorium terdapat di
dalam software tersebut. Simulasi komputer
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
belajar fisika secara dinamis dan interaktif.
Simulasi yang berbentuk perangkat lunak
(software) komputer berbasis multimedia
interaktif, yang dioperasikan dengan komputer
dan dapat mensimulasikan kegiatan di
laboratorium seakan-akan pengguna berada pada
laboratorium sebenarnya ini disebut dengan
laboratorium virtual.
Multimedia pembelajaran dalam bentuk
virtual experiment, manfaat yang dapat
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,127-133
Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
Peningkatan Hasil Belajar Siswa menggunakan Media Laboratorium Virtual
diperoleh adalah proses pembelajaran menjadi
lebih menarik, lebih interaktif, eksperimen dapat
dilakukan lebih cepat, kualitas belajar dapat
ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat
dilakukan di mana saja dan kapan saja. Selain
itu, penggunaan laboratorium virtual lebih
menghemat biaya, aman, bersih, dan eksperimen
dapat dilakukan di kelas dan tidak memerlukan
ruangan laboratorium khusus.
Laboratorium
virtual
memiliki
keunggulan. Keunggulan itu antara lain adalah
bisa menjelaskan konsep abstrak yang tidak bisa
dijelaskan
melalui
penyampaian
verbal.
Laboratorium virtual bisa menjadi tempat
melakukan eksperimen yang tidak bisa
dilakukan di dalam laboratorium konvensional
(Ariani, dkk 2010). Dengan penerapan
pembelajaran menggunakan media laboratorium
virtual diharapkan pembelajaran akan lebih
menyenangkan, bermakna dan siswa dapat
mengerti konsep-konsep fisika.Laboratorium
visual yang digunakan dengan media simulasi
Phet. Dimana telah dilakukan oleh Retna
Wuryaningsih dan Suharno mengatakan bahwa
dengan menggunakan model pembelajaran
Fisika berbasis teknologi menggunakan media
simulasi PhET ini, siswa lebih menikmati proses
pembelajaran dan hasilnya menunjukkan ada
peningkatan yang cukup baik. PhET (Physics
Education Technology) merupakan salah satu
contoh media pembelajaran berupa virtual lab
yang dikembangkan oleh University of Colorado
Amerika
Serikat
dapat
diakses
di
http://phet.colorado.edu. Simulasi phet untuk
membantu siswa memahami konsep-konsep
secara visual.
Pembelajaran fisika tidak akan terpisahkan
dari kegiatan praktikum. Selain membangkitkan
motivasi belajar siswa, kegiatan praktikum
mengembangkan keterampilan dasar melakukan
eksperimen dan menjadi wahana belajar
pendekatan
ilmiah.
Selain
itu,
dalam
pembelajaran fisika menuntut banyak dilakukan
eksperimen agar pembentukan konsep dalam diri
siswa menjadi kuat dan tahan lama. Tetapi tidak
semua konsep fisika dapat dieksperimenkan
secara
nyata
di
laboratorium,
karena
keterbatasan sarana dan juga konsep fisika yang
bersifat abstrak.
Listrik dinamis adalah salah satu materi
yang terdapat dalam fisika yang memiliki
konsep yang abstrak dan membutuhkan
praktikum dalam mempelajarinya. Berdasarkan
observasi yang di lakukan peneliti, pada materi
listrik dinamis siswa masih dapat dikatakan
katagori rendah, hal tersebut di buktikan
berdasarkan nilai hasil ulangan pada tahun
ajaran 2014/2015, banyak siswa masih berada di
bawah KKM. Oleh karena itu, bagaimanakah
pembelajaran menggunakan media laboratorium
virtual dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi listrik dinamis.
Listrik dinamis berkaitan dengan muatan
listrik dalamkeadaan bergerak. Arus listik adalah
gerakan muatan (q) atau perpindahan jumlah
muatan dalam sebuah penghantar atau konduktor
selama selang waktu (t).Arus ini bergerak dari
potensialtinggi ke potensial rendah, dari kutub
positif ke kutubnegatif, dari anoda ke katoda.
Arah arus listrik ini berlawananarah dengan arus
elektron. Muatan listrik dapatberpindah apabila
terjadi beda potensial. Beda potensialdihasilkan
oleh
sumber
listrik,
misalnya
baterai
atauakumulator. Setiap sumber listrik selalu
mempunyai duakutub, yaitu kutub positif (+)
dan kutub negatif (–) (Douglas, 2001).
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).Adapun komponen-komponen pokok
yang dapat dijadikan sebagai langkah dalam
penelitian yaitu perencanaan (planning),
tindakan (acting), pengamatan (observing), dan
refleksi (reflecting).Model yang digunakan
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,128-133
Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
Muchamad H. Al F., Fathiah A., Daryono
adalah Model Kemmis dan Mc Taggart.
Menurut model Kemmis dan Mc Taggart,
penelitian tindakan kelas ini berupa siklus yang
meliputi tahap perencanaan, pelaksanaaan,
pengamatan, dan refleksi. Siklus akan berhenti
apabila kriteria keberhasilan akan tercapai.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus,
dalam tiap siklus sebanyak dua pertemuan.
Subyek penelitian yang terlibat dalam penelitian
ini adalah kelas X-6, sejumlah 40 siswa di
sekolah SMA Negeri Kota Tangerang Selatan
yang tercatat pada tahun ajaran 2015/2016. Hasil
intervensi yang di harapkan adalah peningkatan
hasil belajar siswa, dengan keberhasilan
ketuntasan belajar mencapai 80% dengan nilai
KKM 76 setelah siswa mengalami pembelajaran
dengan menggunakan media laboratorium
virtual pada materi listrik dinamis.
Data yang diperoleh berupa wawancara
guru pembelajaran untuk observasi pendahuluan
(penelitian pendahuluan), lembar observasi
aktivitas guru dan siswa mengajar untuk menilai
keterlaksanaan pembelajaran guru (ketika
diterapkan media laboratorium virtual), tes hasil
belajar
(pretest&posttest)
siswa
untuk
mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah di beri tindakan, Lembar Kerja Siswa
(LKS) untuk memberi petunjuk kepada siswa
mengenai alur praktikum pembelajaran, dan nilai
latihan soal pada tahap evaluasi untuk
mengetahui pemahaman siswa pada setiap
pertemuan.
Analisis
data
tes
hasil
belajar
menggunakan N-Gain untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa setelah
mengalami pembelajaran dengan menggunakan
media laboratorium. Lembar observasi untuk
menilai tindakan guru dan aktifitas siswa yang
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan
model skala Likert yang berbentuk ratting-scale.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian dilaksanakan di kelas X-6 yang
berjumlah 40 siswa, yang terdiri dari 19 siswa
dan 21 siswi. Ada dua siklus dalam penelitian ini
dimana masing-masing siklus dilakukan dua kali
pertemuan. Tiap pertemuan dilaksanakan selama
2 × 45 menit yaitu dilakasanakan pada tanggal 5
dan 12 Mei 2016. Indikator pembelajaran pada
konsep listrik dinamis pada siklus I diantaranya
(1).
Menjelaskan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
besar
hambatan
suatu
penghantar, (2). Menjelaskan besar dan arah
kuat arus listrik dalam rangkaian sederhana (satu
loop), (3). Menjelaskan tegangan yang tertera
pada alat listrik, (4) Mampu menghitung energi
dan daya yang terpakai pada alat listrik.
Pembelajaran siklus II dilakukan sebanyak 2 kali
pertemuan yang berdurasi 4 × 45 menit pada
hari Rabu dan kamis, 18 dan 19 Mei 2016.
Indokator pembelajaran pada siklus II
diantaranya (1) siswa dapat mendeskripsikan
hukum I kirchoff, (2) mendeskripsikan hukum II
Kirchoff, (3) energi listrik pada alat-alat listrik
dan (4) daya yang digunakan pada alat-alat
listrik.
1.
SIKLUS 1
a.
Tahap perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus I dimulai
dengan mempersiapkan semua rancangan
pembelajaran yang akan diterapkan dalam
penelitian ini. Rancangan desain pembelajaran
yang dapat meningkatkan penguasaan konsep
listrik dinamis dengan menerapkan media
labotarorium virtual. Tahap persiapan tersebut
meliputi: 1) Menentukan tema bahasan (standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
pembelajaran yang akan disampaikan dengan
menerapkan media laboratorium virtual), 2)
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), 3) Menyiapkan software pembelajaran
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,129-133
Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
Peningkatan Hasil Belajar Siswa menggunakan Media Laboratorium Virtual
media laboratorium virtual, 4) Membuat lembar
kerja siswa (LKS) dengan menerapkan media
laboratorium virtual pada sub konsep listrik
dinamis, 5) Membuat instrumen tes yang
digunakan untuk pretest dan posttest. Pada
siklus I ini soal tes adalah berupa tes pilihan
ganda sebanyak 20 soal, 6) Pembuatan lembar
observasi tindakan guru dan aktifitas siswa, 7)
Pembuatan soal latihan (hasil evaluasi).
Hasil pretest dan posttest siklus I pada
konsep listrik dinamis dengan menggunakan
media laboratorium virtual disajikan pada Tabel
1 berikut ini:
Tabel 1. Data Statistik Pretest-Posttest Siklus I
Data Statistik
Pretest
Posttest
Rata-rata
35,63
74,25
Nilai minimum
10
60
Nilai maksimum
60
90
Medium
37,5
75
Modus
40
75
Standar Deviasi (SD)
9,49
8,29
Tabel 1 terlihat bahwa nilai rata-rata
posttest lebih besar dari pada nilai pretest. Hal
tersebut berarti terdapat peningkatan hasil
belajar siswa pada siklus tersebut, namun pada
siklus I hanya 15 orang yang mencapai nilai
KKM dengan presentase keberhasilan sebesar
37,5 % dan ada 25 siswa dengan presentase 62,5
% yang belum mencapai nilai KKM. Hasil nilai
rata-rata N-Gain pada siklus I sebesar 0,59
dengan
kategori
sedang.
Siswa
yang
memperoleh N-Gain dengan kategori tinggi
adalah
22,5%
sedangkan
siswa
yang
memperoleh N-Gain dengan kategori sedang
adalah 72,5% dan siswa yang memperoleh NGain dengan kategori rendah adalah 5%. Hasil
perhitungan nilai LKS pada siklus I nilai ratarata yang diperolah pertemuan pertama sebesar
80 dan pertmuan kedua sebesar 80.
Hasil observasi kegiatan guru selama
proses
pembelajaran
diamati
dengan
menggunakan pedoman observasi. Hasil
observasi kegiatan guru pada siklus I pada
pertemuan I memiliki presentase sebesar 54,79
% kategorinya kurang dan pertemuan II
memiliki presentase sebesar 64,3% dengan
kategori cukup.
Hasil observasi kegiatan siswa selama
proses
pembelajaran
diamati
dengan
menggunakan pedoman observasi. Hasil
observasi kegiatan siswa pada pertemuan I
memiliki presentase sebesar 43,43 % dengan
kategori gagal dan pada pertemuan II memiliki
presentase sebesar 57,9 % dengan kategori
kurang. Selain itu, berdasarkan catatan observer
diperoleh kekurangan-kekurangan dalam kelas
diantaranya adalah sebagai berikut: a) Suasana
di kelas masih terdengar sangat ribut ketika
proses praktikum dilakukan; b) Siswa masih
belum paham mengenai langkah-langkah
melakukan
praktikum
menggunakan
laboratorium virtual; c) Waktu mengerjakan
LKS, presentasi, pengambilan kesimpulan yang
terlalu lama; d) Siswa masih belum bekerjasama
secara optimal untuk mengerjakan LKS; e)
Banyak siswa yang bertanya mengenai jawaban
LKS; d) Pada saat presentasi banyak siswa yang
tidak mendengarkan kelompok yang sedang
presentasi.
Refleksi didapatkan berdasarkan pada
kajian hasil observasi serta kendala yang
dihadapi selama tindakan siklus I berlangsung,
adapun beberapa kekurangan yang harus di
perbaiki dalam kegiatan pembelajaran antara
lain: 1) Perlu diperhatikan suasana kelas agar
lebih kondusif; 2) Perlu dijelaskan kembali
penggunaan LKS; 3) Perlu diatur secara
proposional pembagian waktu dalam proses
praktikum, presentasi, dan pengambilan
kesimpulan; 4) Perlu diperhatikan kondisi siswa
dalam setiap kelompok; 5) Perlu diberikan
penjelasan mengenai pertanyaan pada soal
tersebut; 6) Pemberian rewardkepada siswa dan
kelompok yang aktif dalam proses presentasi
dan mendengarkan presentasi.
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,130-133
Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
Muchamad H. Al F., Fathiah A., Daryono
Hasil pretest dan posttest siklus II pada
konsep listrik dinamis dengan menggunakan
media laboratorium virtual disajikan pada Tabel
2 berikut ini:
Tabel 2 Data Statistik Pretest-Posttest Siklus II
Data Statistik
Pretest
Posttest
Rata-rata
36,63
89,13
Nilai minimum
10
80
Nilai maksimum
55
100
Medium
35
90
Modus
30, 35, dan 55
80
Standar Deviasi (SD)
12,37
8,23
Tabel 1 terlihat bahwa nilai rata-rata
posttest lebih besar dari pada nilai pretest. Hal
tersebut berarti terdapat peningkatan hasil
belajar siswa pada siklus tersebut, namun pada
siklus II seluruh siswa telah mencapai nilai
KKM dengan presentase keberhasilan sebesar
100 %. Hasil nilai rata-rata N-Gain pada siklus I
sebesar 0,829 dengan kategori tinggi. Siswa
yang memperoleh N-Gain dengan kategori
tinggi adalah 85% , siswa yang memperoleh NGain dengan kategori sedang adalah 15% dan
siswa yang memperoleh N-Gain dengan kategori
rendah adalah 0%.
Hasil observasi kegiatan guru selama
proses
pembelajaran
diamati
dengan
menggunakan pedoman observasi. Hasil
observasi kegiatan guru pada siklus I pada
pertemuan I memiliki presentase sebesar 54,79
% kategorinya kurang dan pertemuan II
memiliki presentase sebesar 64,3% dengan
kategori cukup.Hasil perhitungan nilai LKS pada
siklus II nilai rata-rata yang diperolah pertemuan
pertama sebesar 83 dan pertmuan kedua sebesar
85.
Hasil observasi kegiatan guru selama
proses
pembelajaran
diamati
dengan
menggunakan pedoman observasi. Hasil
observasi kegiatan guru pada siklus II pada
pertemuan I memiliki presentase sebesar 86,8 %
kategorinya sangat baik dan pertemuan II
memiliki presentase sebesar 97,3% dengan
kategori sangat baik.
Hasil observasi kegiatan siswa selama
proses
pembelajaran
diamati
dengan
menggunakan pedoman observasi. Hasil
observasi kegiatan siswa pada pertemuan I
memiliki presentase sebesar 67,39 % dengan
kategori cukup dan pada pertemuan II memiliki
presentase sebesar 79,68 % dengan kategori
baik. Selain itu, berdasarkan catatan observer
diperoleh dalam kelas diantaranya adalah
sebagai berikut: a) Suasana di kelas terlihat
sangat kondusif, di karenakan siswa sangat aktif
ketika proses praktikum berlangsung; b) kerja
sama antar anggota kelompok sudah berjalan
dengan baik; c) ketepatan waktu dalam
praktikum, mengerjakan LKS, presentasi,
pengambilan kesimpulan sangat baik; d) siswa
sangat aktif bertanya kepada kelompok yang
sedang mempresentasikan hasil praktikumnya di
depan kelas.
Hasil
refleksi
pada
siklus
II
mendeskripsikan bahwa kegiatan pembelajaran
menggunakan media laboratorium virtual cukup
membantu siswa dan membuat siswa aktif dalam
prses pembelajaran, hal ini ditandai dengan: a)
Rata-rata skor pretest sebesar 36,63 dan ratarata skor posttest sebesar 89,13 dengan nilai NGain sebesar 0,82 dengan kategori tinggi. Dari
hasil tersebut dapat dikatakan bahwa hasil
belajar siswa telah mengalami peningkatan; b)
Pada siklus II terjadi peningkatan jumlah siswa
yang mencapai nilai KKM yaitu sebanyak 40
orang dengan presentase mencapai 100%dan hal
ini sudah memenuhi indikator ketuntasan belajar
yang di rencanakan dalam penelitian ini yaitu
sebesar 80%, sehingga siklus III tidak perlu di
adakan.
Pembahasan
Berdasarkan kegiatan penelitian yang
dilakukan pada siklus I dan II dengan
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,131-133
Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
Peningkatan Hasil Belajar Siswa menggunakan Media Laboratorium Virtual
menggunakan media laboratorium virtual dari
setiap siklus menunjukkan adanya peningkatan
hasil belajar. Hal ini berdasarkan dari hasil
pretest dan posttest ataupun lembar observasi.
Peningkatan juga terlihat pada kompetensi guru
dalam proses pembelajaran seperti ditunjukkan
pada tabel observasi tindakan guru selama
proses pembelajaran.
Tes hasil belajar siswa kelas X-6 yang
berjumlah 40 siswa pada siklus I memiliki ratarata nilai pretest sebesar 35,63 dan rata-rata nilai
posttest sebesar 74,25 dengan nilai N-Gain
sebesar 0,59 dengan kategori sedang. Pada siklus
I sebanyak 15 siswa dengan presentase sebesar
37,5 % sudah memenuhi indikator pencapaian
KKM, namun sebanyak 25 siswa dengan
presentase 62,5 % belum memenuhi indikator
pencapaian KKM. Hal ini menunjukkan
ketuntasan belajar pada siklus pada siklus I
belum memenuhi kriteria ketuntasan yang
diharapkan, yaitu 80%.
Lembar observasi tindakan guru dalam
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
media laboratorium virtual pada siklus I selama
pembelajaran pada pertemuan I tergolong
kurang dengan presentase 54,79 % dan pada
pertemuan II tergolong cukup dengan presentase
64,3%. Selain itu berdasarkan lembar observasi
kegiatan siswa selama pembelajaran dengan
menggunakan media laboratorium pada siklus I
pertemuan I tergolong gagal dengan presentase
43,43% dan pada pertemuan II tergolong kurang
dengan presentase 57,9%. Pada siklus I ini
observer memberikan catatan kecil kepada
peneliti bahwa Suasana di kelas masih terdengar
sangat ribut ketika proses praktikum dilakukan,
siswa masih belum paham mengenai langkahlangkah melakukan praktikum menggunakan
laboratorium virtual,waktu mengerjakan LKS,
presentasi, pengambilan kesimpulan yang terlalu
lama, siswa masih belum bekerjasama secara
optimal untuk mengerjakan LKS, banyak siswa
yang bertanya mengenai jawaban LKS, dan pada
saat presentasi
mendengarkan
presentasi.
banyak siswa yang tidak
kelompok
yang
sedang
Untuk mengatasi dan memperbaiki hal
tersebut, peneliti lebih perhatianterhadap
suasana kelas, lebih menjelaskan penggunaan
LKS,
mengatur
pembagian
waktu,
memperhatikan kondisi siswa dalam setiap
kelompok, memberikan penjelasan mengenai
soal yang dianggap sulit dan memberikan
reward kepada siswa dan kelompok yang aktif
dalam proses presentasi dan mendengarkan
presentasi.
Perbaikan siklus I telah dilakukan untuk
siklus II, diperoleh peningkatan hasil belajar
dengan rata-rata pretest sebesar 36,63 dan ratarata posttest sebesar 89,13 dengan nilai N-gain
sebesar 0,829 dengan kategori tinggi. Sebanyak
40 siswa sudah memenuhi indikator pencapaian
KKM dengan presentase 100 %. Hal ini
menunjukkan ketuntasan belajar pada siklus II
sudah memenuhi kriteria ketuntasan yang
diharapkan, yaitu 80%. Berdasarkan nilai NGain pada siklus I (0,59) dengan kategori sedang
dan siklus II (0,829) dengan kategori tinggi
selisih sebesar 0,239, hal ini menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan antara dari siklus I
ke siklus II.
Peningkatan ini juga di dukung dengan
penelitian yang dilakukan oleh Eko Sumargo
dan Leny Yuanita dalam penelitiannya yang
berjudul “penerapan Media Laboratorium
Virtual (PhET) pada materi laju reaksi dengan
model pengajaran langsung” bahwa hasil belajar
siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan
menerapkan media pembelajaran laboratorium
virtual (PhET) menunjukkan ada perbedaan nilai
rata-rata sebelum dan sesudah pembelajaran.
Berdasarkan respon siswa yang diajar dengan
laboratorium virtual (PhET) sebesar 87,72%
siswa mengatakan bahwa PhET adalah hal baru,
sebesar 94,76% siswa menyatakan bahwa PhET
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,132-133
Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
Muchamad H. Al F., Fathiah A., Daryono
memudahkan siswa untuk memahami pelajaran,
sebesar 56,14% siswa mengatakan PhET
memudahkan untuk menyelesaikan soal-soal dan
tugas yang diberikan oleh guru, sebesar 89,47%
siswamengatakan PhET membuat siswa lebih
termotivasiuntuk mempelajari pelajaran dan
82,46% siswamengatakan baik jika digunakan
untuk matapelajaran lain (eko Sumargo, 2014).
Peningkatan dan keberhasilan yang terjadi
pada siklus II di sebabkan oleh tindakan peneliti
untuk
memaksimalkan
semua
aspek.
Berdasarkan lembar observasi siklus II, aktivitas
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru pada pertemuan I tergolong sangat baik
dengan presentase 86,8 % dan pada pertemuan II
tergolong sangat baik dengan presentase 97,3%.
Selain itu berdasarkan lembar observasi kegiatan
siswa
selama
pembelajaran
dengan
menggunakan media laboratorium pada siklus II
pertemuan I tergolong cukup dengan presentase
67,39% dan pada pertemuan II tergolong baik
dengan presentase 79,68%. Pencapaian ini
diperoleh dengan peneliti lebih memperhatikan
suasana kelas, lebih menjelaskan penggunaan
LKS,
mengatur
pembagian
waktu,
memperhatikan kondisi siswa dalam setiap
kelompok, memberikan penjelasan mengenai
soal yang dianggap sulit dan memberikan
reward kepada siswa dan kelompok yang aktif
dalam proses presentasi dan mendengarkan
presentasi. Hal tersebut sejalan dengan hasil
penelitian Heri Purnomo (2011) yang berjudul,
“Laboratorium Virtual Sebagai Alternatif
Kegiatan
Laboratorium
Kovensional
Di
Perguruan Tinggi”, yang menyatakan bahwa
bahwa dengan penggunaan laboratorium virtual,
dalam hal ini adalah virtual experiment, dosen
dapat mengajar mata kuliah praktikum secara
lebih mudah karena tidak perlu mempersiapkan
alat dan program praktikum yang dibuat dapat
diakses semua mahasiswa secara mudah dengan
internet sehingga mahasiswa dapat belajar
mandiri.
SIMPULAN
Peningkatan hasil belajar kognitif siswa
kelas X-6 SMA N 5 Kota Tangerang Selatan
menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan
media laboratorium virtual meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi listrik dinamis.
Terbukti dengan adanya peningkatan nilai NGain pada siklus I sebesar 0,59 berubah menjadi
0,82.
Beberapa saran antara lain 1) perlu
dilakukan penelitian pada materi pembelajaran
fisika
lainnya
yang
berpotensi
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa; 2) proses
pembelajaran dengan menggunakan media ini,
hendaknya perlu kontrol dan bimbingan yang
lebih dari guru. Agar kerja kelompok ketika
mengerjakan LKS dan alur pembelajaran yang
telah disusun dapat terlaksanakan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, dkk. 2010. “Pembelajaran Multimedia
di Sekolah”. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.
Babateen, Huda Mohammad. 2011. The role of
Virtual Laboratories in Science Education,
IPCSI, Vol.12, IACSIT Press Singapore.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima
Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Purnomo, Heri. 2011. Laboratorium Virtuil
sebagai Alternatif Kegiatan Laboratorium
Konvensional di Perguruan Tinggi,
ORBITH, Vol. 7, No. 3.
Rustaman, Nuryani Y, dkk. 2005. Strategi
Belajar Mengajar Biologi. Malang :
UniversitasNegeri Malang
Sumargo,
Eko
dan
Yuanita,
Leny.
2014.Penerapan Media Laboratorium
Virtual (Phet) Pada Materi Laju Reaksi
Dengan Model Pengajaran Langsung.
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,133-133
Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
Peningkatan Hasil Belajar Siswa menggunakan Media Laboratorium Virtual
Unesa
Journal
Education.Vol.3 No.1.
of
Chemical
Wuryaningsih, Retna dan Suharno. 2014.
PenerapanPembelajaran Fisikan Dengan
Media Simulasi Phet Pada Pokok Bahasan
Gaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas VII A SMPN Yogyakarta.
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI
Jateng & DIY.
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,134-133
Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
Download