BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sebelumnya Tabel 2.1 Tabel Peneltian Sebelumnya Penulis Judul Jurnal Hassa Efektifitas Nurrohim Tahun Lokasi 2009 Hasil dari Jurnal Yogyakarta, Di dalam sebuah Komunikasi Indoneisa organisasi memerlukan dan Lina Dalam dan Bandung, komunikasi yang baik dari Anatan Organisasi Indonesia pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi., Komunikasi non verbal dan persuasi juga diperlukan untuk menjalin hubungan dengan anggota dalam organisasi. Dimana dengan adanya hal-hal tersebut akan menghasilkan komunikasi yang efektif dalam organisasi. Terkait dengan penelitian yang akan dilakukan, bahwa komunikasi dalam organisasi tidak hanya terkait komunikasi dari pemimpin saja. Komunikasi organisasi 6 7 (internal) pada Bank Indonesia memiliki keterbatasan hubungan antar karyawan. Penelitian yang akan dilakukan lebih terfokus pada bagaimana pengaruh bentuk komunikasi organisasi internal terhadap produktivitas kerja. Benedicta Peran 2008 Bandung, Komunikasi yang baik Evienia Komunikasi Indonesia akan meminimalkann Prabawanti sebagai terjadinya konflik dalam Pendukung organisasi yang timbul. Perubahan Konflik ini sering timbul Organisasi akibat dari adanya perubahan.Tujuan utama organisasi menurut penelitian ini adalah diperlukan adanya penyebaran informasi mengenai perubahan sehingga perubahaan dapat diterima oleh anggota organisasi tersebut. Pada penelitian yang akan dilakukan terdapat keterkaitan mengenai pencapaian tujuan utama organisasi, dimana penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penyebaran informasi 8 mengenai perubahan diperlukan agar tidak timbul kesalah pahaman, pada penelitian yang akan dilakukan tujuan organisasi dapat dibentuk apabila ada hubungan dari produktivitas kerja meningkat dengan komunikasi yang baik di dalam organisasi. Ni Putu Eka Pengaruh Putri Budaya Suryaningsih Organisasi, 2013 Bali, Hasil penelitian ini adalah Indonesia terdapat pengaruh positif dan signifikan Komunikasi dan secara simultan dan parsial Lingkungan antara budaya organisasi, Kerja Fisik komunikasi dan Terhadap lingkungan kerja fisik Kepuasan Kerja terhadap kepuasan kerja Karyawan Pada karyawan pada Ramada Ramada Bintang Bintang Bali Resort and Bali Resort di Spa di Kuta, Kabupaten Kuta Kabupaten Badung. Pada penelitian Badung yang akan dilakukan pembahasan dilakukan mengenai apakah ada pengaruh komunikasi organisasi internal terhadap produktivitas kerja. Di dalam mencapai produktivitas kerja yang baik sangat diperlukan integritas antara 9 komunikasi di dalam organisasi dengan budaya organisasi serta brntuk lingkungan kerja Emanuele Entrepreneurial 2012 Milan, Italy Di dalam jurnal penelitian Invernizzi, Communication ini membahas komunikasi Silvia and internal yang memiliki Biraghi, dan The Strategic peran vital dalam Stefania Role of Internal pengembangan organisasi Romenti Communication terutama pada tujuan organisasi pada bidang kewirausahaan yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang besar di perusahaan. Peranan sentral dalam organisasi memiliki kontribusi penting dalam merancang strategi komunikasi. Komunikasi internal dalam penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan dimana penelitian yang akan dilakukan memiliki acuan pada produktivitas kerja karyawan dipengaruhi oleh komunikasi organisasi internal yang tidak sematamata untuk mencari keuntungan melainkan untuk menjaga keharmonisan di dalam 10 organisasi yaitu Bank Indonesia Pusat. Eunju Rho The Impact of 2009 Ohio Penelitian dalam jurnal ini Organizational dilakukan karena melihat Communication pentingnya komunikasi on Public and organisasi dan adanya Non Profit dampak terhadap Managers’ manajerial. Komunikasi Perception of dapat menjadi saluran Red Tape untuk arus informasi , sumber daya , dan bahkan kebijakan. Komunikasi juga dapat menjadi saluran untuk arus informasi , sumber daya , dan bahkan kebijakan yang ada dalam organisasi. Keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan di Bank Indonesia terdapat pada pembahasan komunikasi organisasi dan arus informasi yang terjadi di dalam organisasi. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Komunikasi Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu cum, kata depan yang artinya dengan atau bersama dengan, dan kata units, kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk melakukan communion, diperlukan usaha dan kerja. Kata communio dibuat kata kerja communicate, yang berarti 11 membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. (Nurjaman dan Umam, 2012:35). Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (Mulyana, 2013:68) , “Komunikasi : trasnmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan symbol-simbol, kata-kata, gambar, figut, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasa disebut komunikasi” Menurut Gerald R. Miller (Mulyana, 2013:68), “Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”. Sedangkan Joseph A. DeVito (2011:24) pada bukunya menyatakan bahwa “Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik”. Begitu banyak pengertian komunikasi yang diberikan oleh para pakar komunikasi. Dari pengertian komunikasi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi antara sumber dan penerima lalu menghasilkan suatu pemahaman yang dapat mempengaruhi satu sama lain. Terkait dengan keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi setiap proses komunikasi yang berlangsung antar individu akan menghasilkan pengaruh yang menunjang keberhasilan produktivitas kerja. 2.2.2 Unsur Komunikasi “Unsur sering disebut sebagai bagian, komponen, dan elemen. Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan unsur sebagai bagian penting dalam suatu hal. Dalam keberhasilan komunikasi juga ditentukan oleh tiga unsur yang mutlak, yaitu komunikator, komunikan, dan saluran atau media. Ketiga unsur tersebut memiliki kesatuan yang utuh dan memiliki kesinambungan. Apabila salah satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi.” (Nurjaman dan Umam, 2012:36). 12 Dalam pendekatan dengan komunikasi juga terdiri dari beberapa unsur yang penting, menurut Harrold Lasswel (dalam Mulyana, 2013:69), yaitu : a. Sumber (source), adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber disini bisa jadi seorang individu, kelompok, organisasi, bahkan suatu negara. b. Pesan, adalah apa yang dikomunikasikan dari sumber kepada penerima. Pesan mempunyai tiga komponen yaitu makna, symbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi dari pesan c. Saluran atau media, adalah alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesan kepada penerima. Dalam suatu peristiwa komunikasi sebenarnya banyak saluran yang dapat kita gunakan, meskipun ada yang satu yang dominan. d. Penerima (receiver), sering juga disebut sebagai sasaran atau tujuan, penyandi balik (decoder), ataupun khalayak (audience), yakni orang yang menerima pesan dari sumber e. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan komunikasi tersebut. 2.2.3 Fungsi Komunikasi Pada dasarnya terdapat kesamaan dalam fungsi komunikasi namun beberapa pakar mengemukakan fungsi yang berbeda-beda, yaitu ; a. Rudolph F. Verderber (Mulyana 2013:5) “Komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu”. b. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson (Mulyana 2013:5) “Komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk 13 kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan masyarakat”. Sedangkan empat fungsi komunikasi berdasarkan kerangka pemikiran William I. Gorden (Mulyana, 2013:5-38) yaitu : a. Fungsi komunikasi sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan. Pembentukan konsep diri, konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Konsep diri kita umumnya dipengaruhi oleh keluarga dan orang-orang dekat lainnya di sekitar kita, termasuk kerabat. Aspek-aspek konsep diri seperti jenis kelamin, agama, kesukuan, pendidikan, pengalaman, rupa fisik, dan sebagainya. Pernyataan eksistensi diri, dimana setiap orang berkomunikasi untuk menyatakan bahwa dirinya eksis atau bahwa dirinya termasuk di dalam proses komunikasi. b. Fungsi komunikasi ekspresif Dalam fungsi komunikasi ekspresif , komunikasi dilakukan tidak otomatis bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, namun sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal c. Fungsi komunikasi ritual Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Fungsi ritual dalam komunikasi tampak dalam upacara-upacara berlainan yang sering dilakukan oleh komunitas sepanjang tahun dan sepanjang hidup. Biasanya dalam upacara-upacara itu menampilkan perilaku-perilaku simbolik. Contoh dari komunikasi ritual terdapat dalam upacara misa Katolik, dimana orang-orang 14 Katolik di dalamnya memakan roti dan meminum anggur yang menjadi lambing dari daging dan darah Yesus. d. Fungsi komunikasi instrumental Komunikasi instrumental memiliki beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakan tindakan. Komunikasi berfungsi untuk memberitahukan atau menerangkan yang mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui. Komunikasi berfungsi sebagai instrument untuk mencapai tujuantujuan pribadi, baik tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang. 2.2.4 Tujuan Komunikasi Menurut Arnold dan Bowers (Devito, 2011:30) “Motif atau tujuan dari komunikasi tidak perlu dikemukakan secara sadar, juga tidak perlu mereka yang terlibat menyepakati tujuan komunikasi mereka. Tujuan dapat disadari atau tidak. Dapat dikenali ataupun tidak. Meskipun teknologi komunikasi berubah dengan cepat pada dasarnya tujuan komunikasi tetap sama. Tujuan dari komunikasi menurut Joseph A Devito (2011:31-33) adalah sebagai berikut : a. Menemukan Salah satu tujuan komunikasi adalah menyangkut penemuan diri. Dengan berkomunikasi, setiap individu dapat memahami secara lebih baik mengenai diri kita sendiri, dan orang lain. b. Untuk berhubungan Setiap individu memiliki keinginan untuk merasakan dicintai dan disukai begitupun menyukai dan mencintai. Salah satu motivasi yang paling kuat dalam melakukan komunikasi adalah membina hubungan dengan orang lain melalui komunikasi. 15 c. Untuk meyakinkan Di dalam komunikasi pada jaman modern ini manusia kerap kali bertindak sebagai konsumen dari penyampaian pesan yang dilakukan oleh media. Media massa sebagian besar meyakinkan setiap manusia untuk melakukan perubahan sikap dan perilaku. d. Untuk Bermain Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu tidak terlepas dari hal yang menghibur, kini hiburan menjadi salah satu kebutuhan. Untuk melakukan hiburan atau bermain, komunikasi menjadi alat yang tepat dalam mengutarakan dan bertukar informasi-informasi yang menarik yang dapat menghibur 2.2.5 Komunikasi Organisasi Dalam upaya mencapai tujuan organisasi berkaitan dengan adanya hubungan yang baik antara anggota pada organisasi tersebut, disinilah komunikasi berperan. Berikut adalah beberapa definisi menurut para ahli komunikasi berdasarkan pemikirian mereka : Menurut Joseph A. Devito (2011:377) “Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam organisasi, baik dalam kelompok formal ataupun informal”. Menurut Wiryanto (2004:54) “Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual”. Menurut Alo Liliweri (2007:22) adalah “Komunikasi organiasi adalah komunikasi berstruktur yang dapat dilakukan oleh pribadi atau kelompok dalam suatu organisasi. Jalur komunikasi organisasi terbagi menjadi beberapa jalur, yaitu jalur vertikal dan horizontal”. 16 Dari pernyataan dari beberapa pakar maka dapat diartikan bahwa komunikasi organisasi merupakan penyampaian ide, pesan dan gagasan yang menyangkut individu-individu yang berada di dalam organisasi dalam bentuk formal ataupun informal dengan arah aliran informasi vertikal dan horizontal untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan diperlukan adanya penyampaian ide, pesan, dan gagasan secara formal dan informal yang sesuai dari setiap individu di dalam organisasi. 2.2.6 Komunikasi Organisasi Internal Komunikasi organisasi internal dapat didefinisikan sebagai bentuk pertukaran informasi dan juga ide di dalam organisasi meliputi hubungan antar pegawai dan juga pimpinan. Misalnya, gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan (operasi dan manajemen). Pembahasan mengenai komunikasi organisasi internal tidak dapat terlepas dari bentuk arah arus informasinya yang berjalan di dalamnya yaitu komunikasi ke atas, ke bawah (sering disebut vertikal) dan lateral. Berikut pengertian masing-masing menurut Joseph A. Devito (2011:385-387) : a. Komunikasi Vertikal Aliran informasi dalam komunikasi ke bawah mengalir dari tingkatan manajemen puncak ke manajemen menengah , manajemen yang lebih rendah, dan akhirnnya sampai pada karyawan operasional. Komunikasi ke bawah pada umumnya sangat cocok digunakan jika manajemen hanya ingin menyampaikan informasi faktual dan nonkontroversial (tidak menjadi pokok pertentangan), dan tujuannya hanya semata-mata memberikan informasi, bukan membujuk 17 (persuasive). Komunikasi ke bawah mempunyai fungsi pengarahan, perintah, indoktrinasi, inspirasi, dan evaluasi. Pertemuan tatap muka langsung, pembicaraan lewat telephone, memo dan instruksi tertulis merupakan media atau saluran yang banyak digunakan dalam komunikasi ke bawah. b. Komunikasi Horizontal Komunikasi ke samping (lateral communication) terjadi antara dua pejabat atau pihak yang berada dalam tingkatan hirarki wewenang yang sama (komunikasi horizontal) atau antara orang atau pihak pada tingkatan yang berbeda yang tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lainnya (komunikasi diagonal). Media komunikasi yang banyak digunakan dalam komunikasi ke samping ini adalah pertemuan tatap muka langsung (panitia dan konferensi), pembicaraan lewat telepon, memo tertulis, perintah kerja dalam bentuk surat tugas, dan formulir permohonan (requisation form). c. Komunikasi Diagonal Komunikasi diagonal adalah komunikasi antara pimpinan seksi dengan pegawai seksi lain. Komunikasi ini merupakan komunikasi yang memotong jalur vertikal dan horizontal. Sebagai contoh, anggota staf junior dapat langsung pergi ke atasannya ,dan telepon, email atau mengunjungi tekhnikal senior di area lain untuk mendapatkan informasi. Beberapa penelitian mengatakan bahwa dalam organisasi yang memiliki low performing, komunikasi diagonal digunakan oleh staf untuk mencari informasi dalam permintaan pantas keberadaan prosedur kerja, ketika dalam orgainisasi high performing , komunikasi diagonal digunakan staf unutk menyelesaikan masalah kerja yang sulit dan kompleks. Ketika komunikasi diagonal menjadi tanda fleksibilitas- sebagai contoh, dalam organisasi organik- ini jelas sekai dapat menyebabkan masalah menyebabkan kerusuhan(chaos) bahkan lebih ekstrimnya lagi 18 2.2.7 Produktivitas Kerja Produktivitas kerja selalu memiliki keterkaitan dengan sumber daya manusia, berikut merupakan pengertian menurut para ahli : 1. Paul Mali (Sedarmayanti, 2009:57) “Produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau memningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien”. 2. John Soeprihanto (Triyono, 2012:61) “Produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara hasil-hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan atau perbandingan jumlah produksi dengan sumber daya yang digunakan.” 3. Tohardi (Sutrisno,2009:100) “Produktivitas kerja merupakan sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini” Dari pemahaman mengenai produktivitas kerja menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah keefektifan dari penggunaan sumber daya yang ada dan terdapat usaha untuk mencapai hasil yang lebih produktif. Sebagian masyarakat sering mencampur adukan pengertian produksi dengan produktivitas. Pada umumnya produktivitas kerja menyangkut pada kemampuan psikologis dan fisik dari para pekerjanya. Kenaikan dari produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh adanya pendekatan hubungan antar manusia. Produktivitas kerja juga dapat dilakukan dengan kepuasan kerja dari para karyawan, menurut Akhmad Subkhi dan Mohammad Jauhar pada bukunya. (2013:300). 19 Dalam mengukur produktivitas kerja karyawan dalam suatu organisasi terdapat beberapa indikator (Sutrisno, 2009:104), yaitu : a. Kemampuan Melihat bagaimana profesionalisme karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, hal ini bergantung pada keterampilan yang dimiliki tiap karyawan. b. Hasil yang dicapai Hasil merupakan suatu yang dianggap baik dari melakukan pekerjaan. Dalam produktivitas kerja diperlukan upaya yang terus menerus agar dapat menikmati hasil yang baik dari suatu pekerjaan. c. Semangat kerja Semangat kerja dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai suatu hari dibandingkan dengan hari sebelumnya. d. Pengembangan diri Dalam indikator ini, setiap karyawan memerlukan adanya harapan akan sesuatu yang lebih baik dari yang telah dikerjakan untuk meningkatkan kemampuan. e. Mutu Meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri. f. Efisiensi Perbandingan antar hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan merupakan aspek yang signifikan dan member pengaruh cukup bagi karyawan. 20 Produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut Simanjuntak (dalam Sutrisno, 2009:103), yaitu : a. Pelatihan Latihan yang dimaksud disini adalah usaha untuk meningkatkan keterampilan karyawan. Dimana dengan adanya pelatihan akan membantu karyawann lebih memahami dan mengurangi kesalahan dalam bekerja. a. Mental dan Kemampuan Fisik Karyawan Keadaan mental dan fisik dari karyawan menjadi hal penting bagi kemajuan organisasi. Keadaan mental yaitu meliputi umur, motivasi, emosi yang dimiliki, sedangkan keadaan fisik meliputi lama kerja, tingkat upah kerja, dan juga bentuk organisasi. b. Hubungan antara atasan dan bawahan Kontribusi dari bawahan dalam menentukan suatu tujuan akan membawa dampak positif bagi organisasi. Jika terdapat perlakuan yang baik dengan karyawan maka karyawan akan berpartisipasi dengan baik dalam setiap proses produksi sehingan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Menurut Timpe, Dale A (dalam Sri Budi Cantika Yuli 2005 : 205) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang sekaligus sebagai faktor kunci untuk mencapai produktivitas dan kreativitas yang tinggi, yaitu : a. Keahlian dan manajemen yang bertanggung jawab Manajemen adalah faktor utama dalam setiap produktivitas perusahaan dan merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh semua perusahaan dalam mencapai puncak produktivitas. Untuk mencapai produktivitas tinggi, setiap anggota manajemen harus diberi motivasi tinggi, positif, dan secara penuh ikut melaksanakan pekerjaan (bertanggung jawab) sesuai keahlian yang dimiliki. b. Kepemimpinan yang luar biasa Dari semua faktor, kepemimpinan manajerial memiliki pengaruh terbesar dalam produktivitas. Pemimpin sejati menghasilkan orang- 21 orang dan organisasi-organisasi terbaik karena pemimpin mengeluarkan reaksi-reaksi emosional positif yang kuat, dan orang cenderung memenuhi kebutuhan mereka dan tumbuh di bawah kepemimpinan yang efektif. Oleh karena itu, penting sekali bahwa manajemen bertindak sebagai katalis dalam meningkatkan potensi kepemimpinan yang sudah ada dalam organisasi. c. Kesederhanaan organisasi dan operational Susunan organisasi harus diusahakan agar sederhana, luwes, dan dapat disesuaikan dengan perubahan, selalu berusah mengadakan jumlah tingkat minimum yang konsisten dengan operasi yang efektif. Semua kendala operasional harus dikurangi hanya pada yang benarbenar diperlukan. Peraturan, prosedur, dan birokrasi seminimal mungkin, sehingga memberikan kebebasan bekerja secara maksimal pada karyawan. d. Kepegawaian yang efektif Menambah lebih banyak karyawan belum tentu berarti meningkatkan produktivitas. Dan sebelum memperkerjakan orang baru, seharusnya dipastikan dahulu bahwa karyawan yang ada sekarang sudah berkinerja menurut kemampuan. e. Tugas yang menantang Tugas merupakan kunci untuk proses yang kreatif dan produktif. Setiap individu mempunyai suatu suasana khusus kegiatan kreatif dan produktif yang tinggi. Yang perlu dipahami disini adalah jangan sekali-kali memberikan suatu tugas kepada orang yang mempunyai keterampilan yang dipersyaratkan, berikan tugas itu kepada orang yang menginginkannya dan senang melakukannya, dan jangan sekali-kali memberikan tugas, yang dalam keadaan lain, anda sendiri tidak mau menerima. 22 f. Perencanaan dan pengendalian tujuan Perencanaan yang tidak efektif menyebabkan kebocoran besar dalam produktivitas, misalnya orang yang tidak tahu apa yang diharapkan dari mereka, tugas yang tidak satu fase (bertalian) dengan tugas lain, pelaksanaan diatas atau dibawah kinerja, dan operasi yang sebentarsebentar berhenti dan mulai lagi. Sebaliknya, perencanaan yang efektif dapat meningkatkan produktivitas operasioanl, yaitu membantu memastikan penggunaan sumber daya dengan sebaik-baiknya, memadukan semua aspek program ke dalam sesuatu yang efisien. g. Pelatihan manajerial khusus Karena manajemen jelas menjadi faktor utama bagi produktivitas organisasi mana pun, menjadi sangat penting bahwa organisasi berusaha mengembangkan suatu komitmen terhadap produktivitas dalam seluruh tim manajemennya, dan memberikan kepada anggota tim tersebut sarana yang berguna untuk menerapkan usaha peningkatan produktivitas yang efektif dalam seluruh organisasi. 23 2.3 Kerangka Pikir Variable “X” Variable “Y” KOMUNIKASI ORGANISASI PRODUKTIVITAS KERJA INTERNAL Komunikasi horizontal Komunikasi vertikal Komunikasi diagonal KARYAWAN Kemampuan Hasil yang dicapai Semangat kerja Pengembangan diri Mutu Efisiensi Gambar 2.1 Kerangka Pikir Sumber : Hasil Pemikiran Peniliti Berdasarkan kerangka pikir di atas dapat diuraikan penjelasan sebagai berikut; variable independen “X” yaitu bentuk penyampaian informasi dalam komunikasi organisasi internal (komunikasi horizontal, komunikasi vertikal dan komunikasi diagonal yang terdapat dalam organisasi) berkaitan dengan variabel “Y” yaitu produktivitas kerja (semangat kerja, pengembangan diri, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan antara atasan dan bawahan). Penerapan bentuk-bentuk komunikasi dalam organisasi seperti komunikasi verbal dan komunikasi non verbal serta pengelolaan komunikasi horizontal dan komunikasi vertikal yang baik dapat mendorong karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja. Dalam membangun produktivitas kerja membutuhkan keterkaitan dengan beberapa faktor yang memiliki pengaruh yang tinggi baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu semangat kerja, pengembangan diri, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, serta hubungan antara atasan dan bawahan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh komunikasi organisasi internal terhadap produktivitas kerja.