1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sebelumnya Tabel 2.1

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1 Tabel Peneltian Sebelumnya
Penulis
Judul Jurnal
Hassa
Efektifitas
Nurrohim
Tahun
Lokasi
2009
Hasil dari Jurnal
Yogyakarta,
Di dalam sebuah
Komunikasi
Indoneisa
organisasi memerlukan
dan Lina
Dalam
dan Bandung, komunikasi yang baik dari
Anatan
Organisasi
Indonesia
pemimpin untuk mencapai
tujuan organisasi.,
Komunikasi non verbal
dan persuasi juga
diperlukan untuk menjalin
hubungan dengan anggota
dalam organisasi. Dimana
dengan adanya hal-hal
tersebut akan
menghasilkan komunikasi
yang efektif dalam
organisasi. Terkait dengan
penelitian yang akan
dilakukan, bahwa
komunikasi dalam
organisasi tidak hanya
terkait komunikasi dari
pemimpin saja.
Komunikasi organisasi
6
7
(internal) pada Bank
Indonesia memiliki
keterbatasan hubungan
antar karyawan. Penelitian
yang akan dilakukan lebih
terfokus pada bagaimana
pengaruh bentuk
komunikasi organisasi
internal terhadap
produktivitas kerja.
Benedicta
Peran
2008
Bandung,
Komunikasi yang baik
Evienia
Komunikasi
Indonesia
akan meminimalkann
Prabawanti
sebagai
terjadinya konflik dalam
Pendukung
organisasi yang timbul.
Perubahan
Konflik ini sering timbul
Organisasi
akibat dari adanya
perubahan.Tujuan utama
organisasi menurut
penelitian ini adalah
diperlukan adanya
penyebaran informasi
mengenai perubahan
sehingga perubahaan dapat
diterima oleh anggota
organisasi tersebut. Pada
penelitian yang akan
dilakukan terdapat
keterkaitan mengenai
pencapaian tujuan utama
organisasi, dimana
penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa
penyebaran informasi
8
mengenai perubahan
diperlukan agar tidak
timbul kesalah pahaman,
pada penelitian yang akan
dilakukan tujuan
organisasi dapat dibentuk
apabila ada hubungan dari
produktivitas kerja
meningkat dengan
komunikasi yang baik di
dalam organisasi.
Ni Putu Eka
Pengaruh
Putri
Budaya
Suryaningsih Organisasi,
2013
Bali,
Hasil penelitian ini adalah
Indonesia
terdapat pengaruh positif
dan signifikan
Komunikasi dan
secara simultan dan parsial
Lingkungan
antara budaya organisasi,
Kerja Fisik
komunikasi dan
Terhadap
lingkungan kerja fisik
Kepuasan Kerja
terhadap kepuasan kerja
Karyawan Pada
karyawan pada Ramada
Ramada Bintang
Bintang Bali Resort and
Bali Resort di
Spa di Kuta, Kabupaten
Kuta Kabupaten
Badung. Pada penelitian
Badung
yang akan dilakukan
pembahasan dilakukan
mengenai apakah ada
pengaruh komunikasi
organisasi internal
terhadap produktivitas
kerja. Di dalam mencapai
produktivitas kerja yang
baik sangat diperlukan
integritas antara
9
komunikasi di dalam
organisasi dengan budaya
organisasi serta brntuk
lingkungan kerja
Emanuele
Entrepreneurial
2012
Milan, Italy
Di dalam jurnal penelitian
Invernizzi,
Communication
ini membahas komunikasi
Silvia
and
internal yang memiliki
Biraghi, dan
The Strategic
peran vital dalam
Stefania
Role of Internal
pengembangan organisasi
Romenti
Communication
terutama pada tujuan
organisasi pada bidang
kewirausahaan yaitu untuk
mendapatkan keuntungan
yang besar di perusahaan.
Peranan sentral dalam
organisasi memiliki
kontribusi penting dalam
merancang strategi
komunikasi. Komunikasi
internal dalam penelitian
ini memiliki perbedaan
dengan penelitian yang
akan dilakukan dimana
penelitian yang akan
dilakukan memiliki acuan
pada produktivitas kerja
karyawan dipengaruhi oleh
komunikasi organisasi
internal yang tidak sematamata untuk mencari
keuntungan melainkan
untuk menjaga
keharmonisan di dalam
10
organisasi yaitu Bank
Indonesia Pusat.
Eunju Rho
The Impact of
2009
Ohio
Penelitian dalam jurnal ini
Organizational
dilakukan karena melihat
Communication
pentingnya komunikasi
on Public and
organisasi dan adanya
Non Profit
dampak terhadap
Managers’
manajerial. Komunikasi
Perception of
dapat menjadi saluran
Red Tape
untuk arus informasi ,
sumber daya , dan bahkan
kebijakan. Komunikasi
juga dapat menjadi saluran
untuk arus informasi ,
sumber daya , dan bahkan
kebijakan yang ada dalam
organisasi. Keterkaitan
dengan penelitian yang
akan dilakukan di Bank
Indonesia terdapat pada
pembahasan komunikasi
organisasi dan arus
informasi yang terjadi di
dalam organisasi.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Komunikasi
Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu
cum, kata depan yang artinya dengan atau bersama dengan, dan kata
units, kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata
benda communio, yang dalam bahasa inggris disebut dengan communion,
yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan,
atau hubungan. Karena untuk melakukan communion, diperlukan usaha
dan kerja. Kata communio dibuat kata kerja communicate, yang berarti
11
membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan
sesuatu
dengan
orang,
membicarakan
sesuatu
dengan
orang,
memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar
pikiran, berhubungan, berteman. (Nurjaman dan Umam, 2012:35).
Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (Mulyana,
2013:68) , “Komunikasi : trasnmisi informasi, gagasan, emosi,
keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan symbol-simbol,
kata-kata, gambar, figut, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses
transmisi itulah yang biasa disebut komunikasi”
Menurut Gerald R. Miller (Mulyana, 2013:68), “Komunikasi
terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima
dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”.
Sedangkan Joseph A. DeVito (2011:24)
pada bukunya
menyatakan bahwa “Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu
orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi
oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai
pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik”.
Begitu banyak pengertian komunikasi yang diberikan oleh para
pakar komunikasi. Dari pengertian komunikasi di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan
penerimaan pesan yang terjadi antara sumber dan penerima lalu
menghasilkan suatu pemahaman yang dapat mempengaruhi satu sama
lain. Terkait dengan keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi setiap
proses komunikasi yang berlangsung antar individu akan menghasilkan
pengaruh yang menunjang keberhasilan produktivitas kerja.
2.2.2 Unsur Komunikasi
“Unsur sering disebut sebagai bagian, komponen, dan elemen.
Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan unsur sebagai bagian
penting dalam suatu hal. Dalam keberhasilan komunikasi juga ditentukan
oleh tiga unsur yang mutlak, yaitu komunikator, komunikan, dan saluran
atau media. Ketiga unsur tersebut memiliki kesatuan yang utuh dan
memiliki kesinambungan. Apabila salah satu unsur tidak ada, maka
komunikasi tidak akan terjadi.” (Nurjaman dan Umam, 2012:36).
12
Dalam pendekatan dengan komunikasi juga terdiri dari beberapa
unsur yang penting, menurut Harrold Lasswel (dalam
Mulyana,
2013:69), yaitu :
a. Sumber (source), adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber disini bisa jadi seorang
individu, kelompok, organisasi, bahkan suatu negara.
b. Pesan, adalah apa yang dikomunikasikan dari sumber kepada
penerima. Pesan mempunyai tiga komponen yaitu makna, symbol
yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau
organisasi dari pesan
c. Saluran atau media, adalah alat atau wahana yang digunakan
sumber untuk menyampaikan pesan kepada penerima. Dalam
suatu peristiwa komunikasi sebenarnya banyak saluran yang dapat
kita gunakan, meskipun ada yang satu yang dominan.
d. Penerima (receiver), sering juga disebut sebagai sasaran atau
tujuan, penyandi balik (decoder), ataupun khalayak (audience),
yakni orang yang menerima pesan dari sumber
e. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima
pesan komunikasi tersebut.
2.2.3 Fungsi Komunikasi
Pada dasarnya terdapat kesamaan dalam fungsi komunikasi namun
beberapa pakar mengemukakan fungsi yang berbeda-beda, yaitu ;
a. Rudolph F. Verderber (Mulyana 2013:5)
“Komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial,
yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan
orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi
pengambilan keputusan yakni memutuskan untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu”.
b. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson (Mulyana 2013:5)
“Komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk
kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik,
meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri
kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk
13
kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki
hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan masyarakat”.
Sedangkan empat fungsi komunikasi berdasarkan kerangka pemikiran
William I. Gorden (Mulyana, 2013:5-38) yaitu :
a. Fungsi komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial mengisyaratkan
bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri,
aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh
kebahagiaan, terhindar dari tekanan. Pembentukan konsep diri,
konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan
itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang
lain kepada kita. Konsep diri kita umumnya dipengaruhi oleh
keluarga dan orang-orang dekat lainnya di sekitar kita, termasuk
kerabat. Aspek-aspek konsep diri seperti jenis kelamin, agama,
kesukuan, pendidikan, pengalaman, rupa fisik, dan sebagainya.
Pernyataan eksistensi diri, dimana setiap orang berkomunikasi
untuk menyatakan bahwa dirinya eksis atau bahwa dirinya
termasuk di dalam proses komunikasi.
b. Fungsi komunikasi ekspresif
Dalam fungsi komunikasi ekspresif , komunikasi dilakukan tidak
otomatis bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, namun sejauh
komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan
perasaan-perasaan
(emosi)
kita.
Perasaan-perasaan
tersebut
dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal
c. Fungsi komunikasi ritual
Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Fungsi
ritual dalam komunikasi tampak dalam upacara-upacara berlainan
yang sering dilakukan oleh komunitas sepanjang tahun dan
sepanjang
hidup.
Biasanya
dalam
upacara-upacara
itu
menampilkan perilaku-perilaku simbolik. Contoh dari komunikasi
ritual terdapat dalam upacara misa Katolik, dimana orang-orang
14
Katolik di dalamnya memakan roti dan meminum anggur yang
menjadi lambing dari daging dan darah Yesus.
d. Fungsi komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental memiliki beberapa tujuan umum, yaitu:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan
keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakan tindakan.
Komunikasi berfungsi untuk memberitahukan atau menerangkan
yang mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara
menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau
informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui.
Komunikasi berfungsi sebagai instrument untuk mencapai tujuantujuan pribadi, baik tujuan
jangka pendek ataupun jangka
panjang.
2.2.4 Tujuan Komunikasi
Menurut Arnold dan Bowers (Devito, 2011:30) “Motif atau tujuan
dari komunikasi tidak perlu dikemukakan secara sadar, juga tidak perlu
mereka yang terlibat menyepakati tujuan komunikasi mereka. Tujuan dapat
disadari atau tidak. Dapat dikenali ataupun tidak. Meskipun teknologi
komunikasi berubah dengan cepat pada dasarnya tujuan komunikasi tetap
sama.
Tujuan dari komunikasi menurut Joseph A Devito (2011:31-33)
adalah sebagai berikut :
a. Menemukan
Salah satu tujuan komunikasi adalah menyangkut penemuan diri.
Dengan berkomunikasi, setiap individu dapat memahami secara
lebih baik mengenai diri kita sendiri, dan orang lain.
b. Untuk berhubungan
Setiap individu memiliki keinginan untuk merasakan dicintai dan
disukai begitupun menyukai dan mencintai. Salah satu motivasi
yang paling kuat dalam melakukan komunikasi adalah membina
hubungan dengan orang lain melalui komunikasi.
15
c. Untuk meyakinkan
Di dalam komunikasi pada jaman modern ini manusia kerap kali
bertindak sebagai konsumen dari penyampaian pesan yang
dilakukan oleh media. Media massa sebagian besar meyakinkan
setiap manusia untuk melakukan perubahan sikap dan perilaku.
d. Untuk Bermain
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu tidak terlepas dari
hal yang menghibur, kini hiburan menjadi salah satu kebutuhan.
Untuk melakukan hiburan atau bermain, komunikasi menjadi alat
yang tepat dalam mengutarakan dan bertukar informasi-informasi
yang menarik yang dapat menghibur
2.2.5 Komunikasi Organisasi
Dalam upaya mencapai tujuan organisasi berkaitan dengan adanya
hubungan yang baik antara anggota pada organisasi tersebut, disinilah
komunikasi berperan. Berikut adalah beberapa definisi menurut para ahli
komunikasi berdasarkan pemikirian mereka :
Menurut Joseph A. Devito (2011:377) “Komunikasi organisasi
merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam organisasi,
baik dalam kelompok formal ataupun informal”.
Menurut
Wiryanto
(2004:54)
“Komunikasi
organisasi
adalah
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok
formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah
komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi
kepentingan organisasi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi
yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih
kepada anggotanya secara individual”.
Menurut Alo Liliweri (2007:22) adalah “Komunikasi organiasi adalah
komunikasi berstruktur yang dapat dilakukan oleh pribadi atau kelompok
dalam suatu organisasi.
Jalur komunikasi organisasi terbagi menjadi
beberapa jalur, yaitu jalur vertikal dan horizontal”.
16
Dari pernyataan dari beberapa pakar maka dapat diartikan
bahwa komunikasi organisasi merupakan penyampaian ide, pesan
dan gagasan yang menyangkut individu-individu yang berada di
dalam organisasi dalam bentuk formal ataupun informal dengan arah
aliran informasi vertikal dan horizontal untuk mencapai tujuan
organisasi. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
diperlukan adanya penyampaian ide, pesan, dan gagasan secara
formal dan informal yang sesuai dari setiap individu di dalam
organisasi.
2.2.6 Komunikasi Organisasi Internal
Komunikasi organisasi internal dapat didefinisikan sebagai
bentuk pertukaran informasi dan juga ide di dalam organisasi meliputi
hubungan antar pegawai dan juga pimpinan. Misalnya, gagasan di
antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan,
dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara
horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan
berjalan (operasi dan manajemen).
Pembahasan mengenai komunikasi organisasi internal tidak
dapat terlepas dari bentuk arah arus informasinya yang berjalan di
dalamnya yaitu komunikasi ke atas, ke bawah (sering disebut vertikal)
dan lateral. Berikut pengertian masing-masing menurut Joseph A.
Devito (2011:385-387) :
a. Komunikasi Vertikal
Aliran informasi dalam komunikasi ke bawah mengalir dari tingkatan
manajemen puncak ke manajemen menengah , manajemen yang lebih
rendah,
dan
akhirnnya
sampai
pada
karyawan
operasional.
Komunikasi ke bawah pada umumnya sangat cocok digunakan jika
manajemen hanya ingin menyampaikan informasi faktual dan
nonkontroversial (tidak menjadi pokok pertentangan), dan tujuannya
hanya semata-mata memberikan informasi,
bukan membujuk
17
(persuasive). Komunikasi ke bawah mempunyai fungsi pengarahan,
perintah, indoktrinasi, inspirasi, dan evaluasi.
Pertemuan tatap muka langsung, pembicaraan lewat telephone, memo
dan instruksi tertulis merupakan media atau saluran yang banyak
digunakan dalam komunikasi ke bawah.
b. Komunikasi Horizontal
Komunikasi ke samping (lateral communication) terjadi antara dua
pejabat atau pihak yang berada dalam tingkatan hirarki wewenang
yang sama (komunikasi horizontal) atau antara orang atau pihak pada
tingkatan yang berbeda yang tidak mempunyai wewenang langsung
terhadap pihak lainnya (komunikasi diagonal). Media komunikasi
yang banyak digunakan dalam komunikasi ke samping ini adalah
pertemuan tatap muka langsung (panitia dan konferensi), pembicaraan
lewat telepon, memo tertulis, perintah kerja dalam bentuk surat tugas,
dan formulir permohonan (requisation form).
c. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi antara pimpinan seksi
dengan pegawai seksi lain. Komunikasi ini merupakan komunikasi
yang memotong jalur vertikal dan horizontal. Sebagai contoh, anggota
staf junior dapat langsung pergi ke atasannya ,dan telepon, email atau
mengunjungi tekhnikal senior di area lain untuk mendapatkan
informasi. Beberapa penelitian mengatakan bahwa dalam organisasi
yang memiliki low performing, komunikasi diagonal digunakan oleh
staf untuk mencari informasi dalam permintaan pantas keberadaan
prosedur kerja, ketika dalam orgainisasi high performing , komunikasi
diagonal digunakan staf unutk menyelesaikan masalah kerja yang sulit
dan
kompleks.
Ketika
komunikasi
diagonal
menjadi
tanda
fleksibilitas- sebagai contoh, dalam organisasi organik- ini jelas sekai
dapat
menyebabkan
masalah
menyebabkan kerusuhan(chaos)
bahkan
lebih
ekstrimnya
lagi
18
2.2.7 Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja selalu memiliki keterkaitan dengan sumber daya
manusia, berikut merupakan pengertian menurut para ahli :
1. Paul Mali (Sedarmayanti, 2009:57)
“Produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau memningkatkan
hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber
daya secara efisien”.
2. John Soeprihanto (Triyono, 2012:61)
“Produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara hasil-hasil
yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan atau
perbandingan jumlah produksi dengan sumber daya yang digunakan.”
3. Tohardi (Sutrisno,2009:100)
“Produktivitas kerja merupakan sikap mental yang selalu mencari
perbaikan terhadap apa yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang
dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini daripada hari kemarin dan
hari esok lebih baik dari hari ini”
Dari pemahaman mengenai produktivitas kerja menurut para ahli,
dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah keefektifan dari
penggunaan sumber daya yang ada dan terdapat usaha untuk mencapai hasil
yang lebih produktif. Sebagian masyarakat sering mencampur adukan
pengertian produksi dengan produktivitas.
Pada umumnya produktivitas kerja menyangkut pada kemampuan
psikologis dan fisik dari para pekerjanya. Kenaikan dari produktivitas kerja
dapat dipengaruhi oleh adanya pendekatan hubungan antar manusia.
Produktivitas kerja juga dapat dilakukan dengan kepuasan kerja dari para
karyawan, menurut Akhmad Subkhi dan Mohammad Jauhar pada bukunya.
(2013:300).
19
Dalam mengukur produktivitas kerja karyawan dalam suatu organisasi terdapat
beberapa indikator (Sutrisno, 2009:104), yaitu :
a. Kemampuan
Melihat bagaimana profesionalisme karyawan dalam menyelesaikan
tugas-tugasnya, hal ini bergantung pada keterampilan yang dimiliki
tiap karyawan.
b. Hasil yang dicapai
Hasil merupakan suatu yang dianggap baik dari melakukan pekerjaan.
Dalam produktivitas kerja diperlukan upaya yang terus menerus agar
dapat menikmati hasil yang baik dari suatu pekerjaan.
c. Semangat kerja
Semangat kerja dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai
suatu hari dibandingkan dengan hari sebelumnya.
d. Pengembangan diri
Dalam indikator ini, setiap karyawan memerlukan adanya harapan
akan sesuatu yang lebih baik dari yang telah dikerjakan untuk
meningkatkan kemampuan.
e. Mutu
Meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik
yang akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.
f. Efisiensi
Perbandingan antar hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber
daya yang digunakan merupakan aspek yang signifikan dan member
pengaruh cukup bagi karyawan.
20
Produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut Simanjuntak
(dalam Sutrisno, 2009:103), yaitu :
a. Pelatihan
Latihan yang dimaksud disini adalah usaha untuk meningkatkan
keterampilan karyawan. Dimana dengan adanya pelatihan akan membantu
karyawann lebih memahami dan mengurangi kesalahan dalam bekerja.
a. Mental dan Kemampuan Fisik Karyawan
Keadaan mental dan fisik dari karyawan menjadi hal penting bagi
kemajuan organisasi. Keadaan mental yaitu meliputi umur, motivasi,
emosi yang dimiliki, sedangkan keadaan fisik meliputi lama kerja, tingkat
upah kerja, dan juga bentuk organisasi.
b. Hubungan antara atasan dan bawahan
Kontribusi dari bawahan dalam menentukan suatu tujuan akan membawa
dampak positif bagi organisasi. Jika terdapat perlakuan yang baik dengan
karyawan maka karyawan akan berpartisipasi dengan baik dalam setiap
proses produksi sehingan menghasilkan produktivitas yang tinggi.
Menurut Timpe, Dale A (dalam Sri Budi Cantika Yuli 2005 : 205)
mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang sekaligus sebagai faktor
kunci untuk mencapai produktivitas dan kreativitas yang tinggi, yaitu :
a. Keahlian dan manajemen yang bertanggung jawab
Manajemen adalah faktor utama dalam setiap produktivitas perusahaan
dan merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh semua perusahaan
dalam mencapai puncak produktivitas. Untuk mencapai produktivitas
tinggi, setiap anggota manajemen harus diberi motivasi tinggi, positif,
dan secara penuh ikut melaksanakan pekerjaan (bertanggung jawab)
sesuai keahlian yang dimiliki.
b. Kepemimpinan yang luar biasa
Dari semua faktor, kepemimpinan manajerial memiliki pengaruh
terbesar dalam produktivitas. Pemimpin sejati menghasilkan orang-
21
orang
dan
organisasi-organisasi
terbaik
karena
pemimpin
mengeluarkan reaksi-reaksi emosional positif yang kuat, dan orang
cenderung memenuhi kebutuhan mereka dan tumbuh di bawah
kepemimpinan yang efektif. Oleh karena itu, penting sekali bahwa
manajemen bertindak sebagai katalis dalam meningkatkan potensi
kepemimpinan yang sudah ada dalam organisasi.
c. Kesederhanaan organisasi dan operational
Susunan organisasi harus diusahakan agar sederhana, luwes, dan
dapat disesuaikan dengan perubahan, selalu berusah mengadakan
jumlah tingkat minimum yang konsisten dengan operasi yang efektif.
Semua kendala operasional harus dikurangi hanya pada yang benarbenar diperlukan. Peraturan, prosedur, dan birokrasi seminimal
mungkin, sehingga memberikan kebebasan bekerja secara maksimal
pada karyawan.
d. Kepegawaian yang efektif
Menambah lebih banyak karyawan belum tentu berarti meningkatkan
produktivitas. Dan sebelum memperkerjakan orang baru, seharusnya
dipastikan dahulu bahwa karyawan yang ada sekarang sudah
berkinerja menurut kemampuan.
e. Tugas yang menantang
Tugas merupakan kunci untuk proses yang kreatif dan produktif.
Setiap individu mempunyai suatu suasana khusus kegiatan kreatif dan
produktif yang tinggi. Yang perlu dipahami disini adalah jangan
sekali-kali memberikan suatu tugas kepada orang yang mempunyai
keterampilan yang dipersyaratkan, berikan tugas itu kepada orang yang
menginginkannya dan senang melakukannya, dan jangan sekali-kali
memberikan tugas, yang dalam keadaan lain, anda sendiri tidak mau
menerima.
22
f. Perencanaan dan pengendalian tujuan
Perencanaan yang tidak efektif menyebabkan kebocoran besar dalam
produktivitas, misalnya orang yang tidak tahu apa yang diharapkan
dari mereka, tugas yang tidak satu fase (bertalian) dengan tugas lain,
pelaksanaan diatas atau dibawah kinerja, dan operasi yang sebentarsebentar berhenti dan mulai lagi. Sebaliknya, perencanaan yang efektif
dapat meningkatkan produktivitas operasioanl, yaitu membantu
memastikan penggunaan sumber daya dengan sebaik-baiknya,
memadukan semua aspek program ke dalam sesuatu yang efisien.
g. Pelatihan manajerial khusus
Karena manajemen jelas menjadi faktor utama bagi produktivitas
organisasi mana pun, menjadi sangat penting bahwa organisasi
berusaha mengembangkan suatu komitmen terhadap produktivitas
dalam seluruh tim manajemennya, dan memberikan kepada anggota
tim tersebut sarana yang berguna untuk menerapkan usaha
peningkatan produktivitas yang efektif dalam seluruh organisasi.
23
2.3 Kerangka Pikir
Variable “X”
Variable “Y”
KOMUNIKASI ORGANISASI
PRODUKTIVITAS KERJA
INTERNAL

Komunikasi horizontal

Komunikasi vertikal

Komunikasi diagonal
KARYAWAN

Kemampuan

Hasil yang dicapai

Semangat kerja

Pengembangan diri

Mutu

Efisiensi
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Sumber : Hasil Pemikiran Peniliti
Berdasarkan kerangka pikir di atas dapat diuraikan penjelasan sebagai
berikut; variable independen “X” yaitu bentuk penyampaian informasi dalam
komunikasi organisasi internal (komunikasi horizontal, komunikasi vertikal dan
komunikasi diagonal yang terdapat dalam organisasi) berkaitan dengan variabel
“Y”
yaitu produktivitas kerja (semangat kerja, pengembangan diri, tingkat
penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan antara atasan
dan bawahan).
Penerapan bentuk-bentuk komunikasi dalam organisasi seperti komunikasi
verbal dan komunikasi non verbal serta pengelolaan komunikasi horizontal dan
komunikasi vertikal yang baik dapat mendorong karyawan untuk meningkatkan
produktivitas kerja. Dalam membangun produktivitas kerja membutuhkan
keterkaitan dengan beberapa faktor yang memiliki pengaruh yang tinggi baik
secara langsung ataupun tidak langsung yaitu semangat kerja, pengembangan
diri, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, serta
hubungan antara atasan dan bawahan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui
adakah pengaruh komunikasi organisasi internal terhadap produktivitas kerja.
Download