MID SEMESTER PERILAKU ORGANISASI OPEN BOOK TAKE HOME 1. PROBLEM APAKAH LIMA KEPALA LEBIH BAIK DARI PADA SATU? Evan, Conner, Alexis, Derek dan Judy Hanya menjadi anggota tin selama satu minggu, tetapi meraka merasa bahwa telah bekerja sama dengan baik. Manajemen puncak di perusahaan mereka, Advert, perusahaan pemasaran berukuran menengah, memilih lima karyawan tersebut untuk sebuah proyek khusus: pengembangan sebuah iklan yang mempromosikan peluncuran televisi plasma layar lebar datar 60-inci milik pelanggan. Proyek tersebut sangat penting karena perusahaan televisi tersebut adalah salah satu klien Advert yang paling penting, dan penghasilan perusahaan tersebut akhirakhir ini telah menurun dikarenakan adanya ra pribadi dan mbeberapa kampanye klien yang buruk. Tidak perlu dikatakan lahi, manajemen puncak Advert menginginkan tim tersebut untuk mencetak Home run dengan proyek tersebut. Manajemen puncak tidak mempunyai kesulitan untuk memilih kelima karyawan tersebut. Semuanya merupakan individu cemerlang dan berbakat yang memiliki ide-ide kreatif. Lebih penting lagi, menurut pemikiran para manajer puncak, karyawan-karyawan tersebut memiliki sejumlah karakteristik yang mirip Evan, Conner, Alexis, Derek dan Judy berusia hampir sama, telah bekerja untuk perusahaan tersebut untuk waktu yang kurang lebih sama, dan karena mereka semua cenderung suka bergaul, ramah dan menghargai hubungan dengan orang lain, kepribadian mereka tampaknya juga sesuai satu sama lain. Untuk memberi tim tersebut ruang kreatif, manajemen memberikan sebanyak mungkin otonomi kepada mereka. Hal ini memberikan kebebasan kepada tim tersebut untuk melihat proyek ituseluruhnya dari awal hingga akhir-mengemukakan ide-ide mereka sendiri, mempekerjakan seseorang untuk memfilmkan iklan tersebut setelah idenya terbentuk, menciptakan dan mengelola sebuah anggaran dan mempresentasikan iklan akhir kepada klien. Para manajer puncak Advert telah bertemu dengan klien dan meyakinkan mereka bahwa berada dalam penanganan yang bagus dengan tim tersebut. Bergairah untuk mulai bekerja, tim tersebut memutuskan untuk bertemu secara pribadi dan mendiskusikan ide-ide untuk iklan tersebut. Conner, yang biasanya memimpin kelompok-kelompok kerja sebelumnya, mengambil tempat duduk utama di meja kelompok tersebut. Dengan segera, ia memberitahukan idenya untuk iklan tersebut kepada kelompok. “Saya telah banyak memikirkannya sejak pertama kali saya diberi tahu mengenai proyek ini.” Katanya. “Saya mengenal klien kita dengan baik, dan saya pikir mereka ingin kita melakukan sesuatu yang lain daripada yang lain-sesuatu yang akan merebut perhatian orang”. Cinner kemudian menjelaskan idenya untuk iklan tersebut yang berpusat pada seorang mahasiswa perguruan tinggi “pecundang” yang berusaha mendapatkan seorang untuk diajak berkencan. Setelah seorang gadis cantik menolaknya, gadis tersebut dan teman-temannya mengolok-olok mahasiswa tersebut. Kemudian ia kembali ke asramanya dengan muka cemberut, menjatuhkan dirinya ke sebuah sofa tua dan menyalakan televisi “pecundang” miliknya yang hitam putih dan kecil. Tetapi dalam tampilan berikutnya, mahasiswa tersebut memasang sebuah televisi plasma 60-inci di kamar asramanya, dengan pintu sedikit terbuka. Sementara ia melakukannya, sekelompok wanita cantik berjalan lewat. Dalam tampilan terakhir, mahasiswa tersebut berada dalam kamar asramanya, menonton televisi barunya dengan kielompok gadis cantik tersebut di sekelilingnya. Setelah penjelasan tersebut, Conner bersandar di kursinya dan melipat tangannya di dada. Dengan tersenyum bangga, ia bertanyaa, “Baik, bagaimanan menurut Anda?” Alexis adalah yang pertama berbicara. “Hm. Saya tidak tahu”. IA berhenti sejenak. “sSaya pikir itu merupakan awal yang cukup bagus.” Dengan ragu-ragu ia menambahkan.”satu-satunya hal yang saya khawatirkan adalah bahwa klien kita tidak menyukainya. Mereka membanggakan diri mereka sebagai yang lebih canggih dibandingkan para pesaing mereka. Bagi mereka, televisi ini adalah sebuah alat elektronik dan sebuah karya seni. “Tetapi kemudian Alexis dengan cepat menambahkan.”Tetapi saya tidak tahu, mungkin Anda benar bahwa kita harus melakukan sesuatu yang berbeda.” Conner dengan sedikit kerutan di dahi, menanyakan kepada anggota kelompok lain, “Bagaimana menurut kalian?” Evan merespon, “Ya, saya pikir ini adalah sebuah ide yang cukup bagus.” “Judy?” tanya Conner. Saya Setuju, Ini mempunyai potensi. “Baik, semua orang lainnya tampak setuju dengan saya. Bagaimana menurut Anda Derek? Tanya Conner, dengan ketiga anggota lainnya menatap derek. Derek terdiam sejenak. Ia juga memiliki idenya sendiri, dan karena ia pernah bekerja denga klien tersebut, mungkin lebih dibandingkan para anggota tim yang lain, ia tidak yakain mengenai ide Conner. Derek telah menggambarkan sebuah iklan yang menempatkan televisi tersebut dalam sebuah apartemen Manhattan yang bergaya dan kontemporer dengan pasangan berusia 30-an yang sedang menikmati sebuah film klasik, daqn sebotol anggur merah di meja. Karena merasa gerah dengan tatapan rekan-rekan timnya, dengan enggan Derek mengatakan, “Ya, Kedengarannya bagus.” “Bagus sekali, jadi sudah ditentukan,” kata Conner berseri-seri. Kita akan memberikan iklan ini kepada mereka dalam waktu singkat jika kita tetap berada dalam langkah ini. Jadi tim tersebut menyempurnakan iklan itu di bulan berikutnya. Setiap orang mempunyai hubungan yang baik dan perasaan persahabatan menguat. Setelah bersama-sama menjalankan ide Conner, para naggota tim menjadi semakin percaya diri bahwa mereka akan berhasil, sedemikian sehingga mereka bahkanmembuat iklan tersebut lebih cabul dari pada ide aslinya. Gadis-gadis menarik tersebut akan diberikan pakaian yang provokatif. Dan bukan menonton televisi, mahasiswa dan gadis-gadis tersebut akan tertawa-tawa dan minumminum, dengan televisi yang menyala tersebut dilatar belakang. Terdapat sedikit keraguan-keraguan disana-sini seiring para anggota mengekspresikan ide-ide lainnya, tetapi setiap anggota tim, karena menikmati soladiritas kelompok, memutuskan bahwa akan lebih baik untuk menjaga tim tersebut dalam semangat yang baik daripada beresiko kehilangan moral Tim . Tim tersebut dengan cepat membuat keputusan pada sebuah perusahaan untuk memfilmkan iklan tersebut dan menyetujui para aktornya. Dalam waktu singkat, mereka telah menyelesaikan iklan mereka. Langkah selanjutnya adalah mempresentasikan iklan tersebut kepada klien mereka. Conner memberanikan diri untuk memberi tahu manajemen bahwa tim tersebut telah siap untuk mempresentasika iklan tersebut. “Mengesankan. Tim anda legih awal satu bulan dari tenggat waktu,” kata seorang manajer puncak.i banyak berharap pada hal ini, jadi saya harap iklan tersebut bagus. Semuanya berjalan dengan baik bukan?” Conner mengangguk.”Ya., sangat baik. Tidak ada masalah atau perselisihan pendapat sama sekali. Saya pikir kita bekerja bersama dengan sangat baik.” Pada hari persentasi, tim tersebut menunggu klien mereka datang dengan gelisah dalam ruangan pertemuan. Para manajer puncak Advert mengambil tempat duduk mereka di ruang pertemuan tersebut. Tidak lama kemudian, tiga dari manajer klien, mengenakan pakaian profesional, memasuki ruangan pertemuan tersebut dan duduk dengan tenang. Setelah menyambut klienklien tersebut, Conner dan rekan-rekan timnya memulai presentasi, dengan Conner yang memimpin jalannya presentasi. Ia menjelaskan bahwa ide tersebut datang kepada tim hampir secara instan, dan karena setiap orang berpikir bahwa itu adalah ide yang bagus, ia merasa yakin bahwa perusahaan akan merasakan hal yang sama. Kemudian ia meredupkan lampu, menekan tombol play, dan memutar iklan tersebut. Tidak membutuhkan waktu lama bagi tim tersebut untuk menyadari bahwa iklan tersebut tidak membawa pengaruh yang mereka inginkan pada klien atau para manajer mereka. Klien-klien tersebut sesekali saling berpandangan, dan para manajer beringsut di tempat duduknya dengan gelisah. Setelah sesaat yang terasa seperti selamanya, iklan tersebut berakhir dan lampu kembali menyala. Kesunyian yang canggung mengisi ruangan tersebut. Para klien mulai berbisikbisik di antara mereka sendiri. “Itu adalah, hm, menarik,” kata salah satu dari klien, akhirnya. Conner menjawab bahwa menurutnya ide tersebut “lain daripada yang lain,” dan bahwa, oleh karena itu, para pemirsa akan mudah mengingatnya. “Oh, mereka pasti akan mengingatnya,” seringai salah seorang klien. Ia kemudian berpaling kepada para manajer puncak Advert dan menyatakan, “Ini sama sekali bukanlah apa yang kami cari. Iklan ini tidak sesuai dengan kebutuhan kami dan tidak menggambarkan citra yang berusaha kami dapatkan. Karena Anda mengatakan kepada kami bahwa kami berada dalam penanganan yang baik dengan tim ini, saya dan rekanrekan saya khawatir bahwa perusahaan Anda tidak akan mampu memenuhi tujuan-tujuan kami. Kami menghargai waktu yang dibutuhkan untuk hal ini, tetapi kemungkinan kami akan memperkerjakan perusahaan periklanan lain untuk memfilmkan iklan kami.” Dengan itu, ia dan rekan-rekannya meninggalkan ruangan tersebut. Setelah diberi kuliah panjang lebar dari para manajer puncak Advert, tim tersebut dibubarkan. Satu bulan kemudian, Derek sedang berada di rumah menonton televisi ketika sebuah iklan muncul. Musik klasik dimainkan di latar belakang seiring kamera bergerak naik di belakang sebuah sofa kulit di mana duduk sepasang manusia sedang menikmati sebotol anggur dan menonton sebuah televisi plasma 60-inci baru. Di sudut bawah layar, tertulis dalam tulisan kecil, nama dari salah satu pesaing Advert. Tampaknya, bekas klien Advert akhirnya mendapatkan apa yang mereka cari, tetapi dari sebuah perusahaan pesaing. Derek menggelengkan kepalanya dan bersumpah untuk berbicara jika pada kesempatan berikutnya ia mempunyai sebuah ide. Pertanyaan Faktor-faktor apakah yang berkontribusi pada kinerja buruk dari tim Advert? Sebagai seorang manajer, apakah yang dapat Anda lakukan untuk membantu tim tersebut berkinerja lebih baik? 1. Menurut kasus tersebut, tim Advert telah diberi tingkat otonomi yang relatif tinggi. Bagaimanakah otonomi ini berkontribusi terhadap keberadaan pemikiran kelompok? 2. Tim—tim bisa bersifat homogen atau heterogen. Bagaimanakah Anda akan mengkarakteristikkan tim Advert tersebut, dan bagaimana hal ini mempengaruhi kreativitas dan kinerja tim? 3. Teknik-teknik pengambilan keputusan apa sajakah yang dapat membantu mengurangi tekanan konformitas dan pemikiran kelompok di antara tim Advert? 4. Bentuk-bentuk komunikasi berbeda apa sajakah yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pembagian ide di antara tim Advert? Bagaimanakah hal ini dapat mempengaruhi kinerja dan kepuasannya? 5. Bagaimanakah Anda mendeskripsikan gaya kepemimpinan Conner? Mengapa menurut Anda gayanya tidak efektif? Dalam situasi-situasi apakah Conner dapat menjadi seorang pemimpin yang efektif? 2. Menurut anda seberapa penting perilaku organisasi untuk anda pelajari. Berikan alasan dan contoh konkritnya. 3. Menurut anda apakah perilaku seseorang dan kemampuan seseorang bisa dirubah? Berikan alasan dan contoh konkritnya.