CIVIL SOCIETY PENGANTAR KULIAH TEORI POLITIK DARI NEGARA KE CIVIL SOCIETY PERGESERAN RANAH KAJIAN DALAM STUDI POLITIK: DARI STUDI TENTANG NEGARA KE CIVIL SOCIETY PERGESERAN ITU MENCERMINKAN JUGA PERUBAHAN KARAKTER DARI STATE CENTRE KE SOCIETY CENTRE DI INDONESIA, WACANA CIVIL SOCIETY “RAMAI” DIBICARAKAN PADA PERTENGAHAN TAHUN 1990AN;SBG TREND AKADEMIK MAUPUN KONSEP ALTERNATIF DARI STRUKTUR POLITIK OTORITARIAN GENEOLOGI KONSEP CIVIL SOCIETY KONSEPTUALISASI CS BERKEMBANG DAN NAMPAK JEJAKNYA DALAM PEMIKIRAN KLASIKKONTEMPORER: MULAI DARI HEGEL DALAM KARYANYA PHILOSOPHY OF RIGHT (1821); KARL MARX; ANTONIO GRAMSCI; ALEXIS de Tocqueville, Larry Diamond, Neera Chandoke. GENEOLOGI KONSEP CIVIL SOCIETY SECARA HISTORIS, KONSEP CIVIL SOCIETY SUDAH DIKENAL. ISTILAH CS PERTAMAKALI DIPAKAI PERTAMAKALI DI EROPA ABAD KE-18 SEBAGAI TERJEMAHAN BAHASA LATIN “SOCIETAS CIVILIS”. LOCKE MENTERJEMAHKAN CS SEBAGAI CIVIL GOVERNMENT; KANT SEBAGAI BURGERLINCE GESSELSCHAFT; ROUSSEU DALAM PADANAN E’TAT CIVIL PASCA RENAISSANCE, CS LEBIH INTENSIF DIBICARAKAN KARENA TUNTUTAN PENEGAKKAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN DAN INDIVIDUALISME YANG DIREPRESI OLEH NEGARA MAUPUN DALAM DOMINASI KAUM KONSERVATIF GEREJA. DARI RESPON TERHADAP KEKUASAAN NEGARA INI MUNCUL IDE UNTUK MEMBENTUK KEKUATAN SEBAGAI PENYEIMBANG NEGARA. ITU SEBABNYA WACANA CS DITEMPATKAN VIS A VIS PERKEMBANGAN KONSEP Selanjutnya, konsep Civil society diangkat dari tantangan yang dihadapi oleh warga ketika berhadapan dengan rezim otoritarian di negara komunitas, diktaktor di Amerika Latin, Philipina dan Afrika Selatan. Civil society dimaknainya suatu perjuangan warga untuk mewujudkan negara demokrasi dan kebebasan bagi warganya Civil society yang kuat adalah sebagai adalah institusi sosial yang berakar dalam masyarakat yang mampu untuk melawan kontrol yang dilakukan oleh rezim otoritarian (Scheiller, 2002:5). Konsep civil society ini dapat meliputi partai politik, LSM dan semua elemen yang memperjuangkan demokrasi dan melawan rezim otoritarian. PERKEMBANGAN Dalam perkembangan berikutnya, Makna Civil society diangkat dari kehadiran pasar dan sektor swasta yang menjadi mesin pembangunan ekonomi. Sektor publik (negara dan institusinya) dan sektor swasta mempengaruhi perkembangan masyarakat, dan civil society dimaknai di luar ke dua sektor itu yang bergerak untuk melepaskan dari belenggu hegemoni negara dan eksploitasi pasar. Civil society dalam pengertian ini meliputi perkumpulan warga yang memperjuangkan ideologi melawan kapitalis dan berusaha mencapai kemandirian ekonomi Contoh: gerakan Koperasi, Kelompok Petani lestarari, dll. TIGA PERSPEKTIF UTAMA CIVIL SOCIETY 1. PERSPEKTIF CS SEBAGAI FENOMENA ASOSIASIONAL (ALEXIS de Tocqueville) 2. PERSPEKTIF CS SEBAGAI RUANG PUBLIK 3. PERSPEKTIF CS SEBAGAI NILAI CS SEBAGAI ASOSIASIONAL Dalam konsepsi Alexis de Tocqueville, tatanan civil society ini dapat dilihat dalam tatanan masyarakat di dalam kota kecil di Amerika. Dimana masyarakat hidup dalam tatanan komunal, tidak tergantung dari campur tangan negara. Dapat mengorganisasi kebutuhan sendiri dan hanya terikat dengan aturan-aturan lokal. Sedangkan negara hanya mampu melakukan intervensi pada hal-hal tertentu. Namun negara masih dibutuhkan untuk membuat peraturan legal. Dalam penelitian de Tocqueville, keberadaan asosiasi masyarakat yang marak di Amerika adalah wilayah milik masyarakat yang steril dari campur tangan negara. Misalnya kelompok gereja dan NGO adalah tipe asosiasi yang memiliki kebebasan. Kedua institusi tersebut membawa individu-individu keluar dari batas-batas kehidupan pribadi menuju proyek sosial yang korelatif dengan ide partisipasi dalam sistem demokrasi. Ia menyebut asosiasi ini sebagai lembaga perantara. CS SEBAGAI ASOSIASIONAL Alexis mendefinisi civil society sebagai wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisir dan bercirikan antara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self generating) dan keswadayaan (self supporting), kemandirian tinggi berhadapan dengan negara dan keterikatan dengan norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya. Tatanan civil society dapat ditemukan pada asosiasi, yaitu sekelompok individu dalam masyarakat yang meyakini satu doktrin atau kepentingan tertentu dan memutuskan untuk merealisasikan doktrin atau kepentingan bersama tersebut. Sebagai sebuah institusi, civil society ada pada asosiasi, forum-forum representatif, kebebasan pers, dan asosiasi-asosiasi sosial. Asosiasi-asosiasi sosial ini disebutnya sebagai “independent eye” dari masyarakat. Asosiasi ini akan melebur kepentingankepentingan subjektif dalam kepentingan bersama, dan melindungi individu dari negara dan pasar. Maka kemudian civil society dikembangkan agar menjadi kekuatan penyeimbang setelah negara dan pasar. CS SEBAGAI RUANG PUBLIK DALAM KONSEP INI CS TIDAK DILIHAT SEBAGAI INTISTUSI MELAINKAN SEBAGAI RUANG DIANTARA NEGARA (STATE) DENGAN RUANGRUANG PRIVAT. RUANG DIANTARA NEGARA DAN PRIVAT DISEBUT RUANG PUBLIK RUANG PUBLIK ITU ADALAH RUANG-RUANG YANG BEBAS DOMINASI (FREE PUBLIC SPHERE); DAN DIGUNAKAN UNTUK MENCAPAI KEBAIKAN BERSAMA. CS SEBAGAI NILAI CS DIKAITKAN DENGAN NILAI-NILAI KEADABAN (CIVILITY) BERBEDA DENGAN PENGERTIAN MASYARAKAT (SOCIETY) SECARA UMUM KARENA CS MEMPUNYAI SEJUMLAH KARAKTER TERTENTU TIDAK SEKEDAR ORGANISASI INDEPENDEN DARI NEGARA KARAKTER CS (LARRY DIAMOND) 1. CS MEMUSATKAN PERHATIANNYA PADA TUJUANTUJUAN PUBLIK BUKANYA TUJUAN-TUJUAN PRIVAT DAN MUDAH DIAKSES OLEH WARGA DAN TERBUKA PADA PEMIKIRAN PUBLIK- TIDAK TERTUTUP, RAHASIA DAN KORPORATIF 2. CS BERHUBUNGAN DENGAN NEGARA, NAMUN TIDAK BERUSAHA UNTUK MEREBUT KEKUASAAN ATAS NEGARA ATAU MENDAPATKAN POSISI DALAM NEGARA ( CS TIDAK BERUPAYA MENGENDALIKAN POLITIK SECARA MENYELURUH). KARAKTER CS (LARRY DIAMOND) 3. CS MENCAKUP PLURALISME DAN KERAGAMAN (TIDAK BERUPAYA MEMONOPOLI RUANG FUNGSIONAL ATAU POLITIK DALM MASYARAKAT; MENENDANG PESAING ATAU MENGKLAIM KEBENARAN) 4. CS TIDAK BERUSAHA MENAMPILKAN SELURUH KEPENTINGAN PRIBADI ATAU KOMUNITAS 5. SECARA INTERNAL, CSO TIDAK DITANDAI DENGAN UNCIVIC COMMUNITY SEPERTI PERSONAL, TERGANTUNG, MENINDAS DAN EKSPLOITATIF. SEJAUHMANA CSO MEMPRAKTEKKAN PRINSIP-PRINSOP DEMOKRASI NEERA CHANDOKE Civil society sebagai nilai dalam konsepsinya harus memiliki beberapa karakter, 1. pertama adalah adanya partisipasi politik, pertanggungjawaban negara dan publisitas dari politik. 2. Sedangkan sebagai sebuah institusi, civil society ada pada asosiasi, forum-forum representatif, kebebasan pers, dan asosiasi-asosiasi sosial. 3. perlindungan dari civil society adalah berhubungan dengan hak-hak individual dan umum. 4. anggota civil society adalah semua individu yang dilindungi oleh hukum. NEERA CHENDOKE Civil society tidak akan dapat melaksanakan fungsinya sebagai alat kontrol bagi negara untuk mempertanggungjawabkan kewajiban-kewajibannya kecuali ada demokratisasi di dalam civil society itu sendiri. Oleh karena itu, civil society harus menjadi mediator bagi kelompok-kelompok sektarian agama, rasisme, yang cenderung akan memanifes pada konflik, yang mengarah pda gerakan anti-demokrasi. Civil society adalah tatanan dimana kepentingan-kepentingan tadi ditata dalam aturan hukum. Dalam tatanan civil society yang demokratis, setiap individu diberikan kebebasan untuk bergerak di ruang publik untuk menentukan afiliasi keagaan dan sentimen lainnya. Dan oleh karena itu diberikan kebabasan bagi partisipasi politik dalam pembuatan program dan kebijakan. Menurut Chandoke, juga ada ruang dimana individu dapat dengan mudah memasuki ruang swasta, politik dan ekonomi. KARAKTER MASYARAKAT MADANI Dalam perpektif masyarakat madani- yang dipopulerkan oleh Nurcolis Madjid, CS ditekankan pada suatu kondisi masyakarakat yang beradab – yang dihubungkan dengan kondisi yang diinginkan dalam Piagam Madinah. Ada 10 prinsip pembangunan masyarakat Madani; kebebasan beragama; solidaritas antar sesama; persatuan politik dalam mencapi cita-cita bersama; saling membantu dan hubungan sederajat; persamaan hak dan kewajibans ebagai warga negara; persamaan di depan hukum yang berpedoman pada keadilan dan kebenaran; perdamaian dan kedamaian serta pengakuan hak atas setiap orang. TERIMA KASIH