Telur Unggas sebagai Bahan Pangan yang kaya Gizi dan Pangan

advertisement
Telur Unggas sebagai Bahan Pangan yang kaya Gizi dan Pangan
Fungsional yang Baik untuk Kesehatan
(Dr. Nahariah, S.Pt., M.P1)
(1Staf Pengajar pada Departemen Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin, Makassar)
Telur merupakan bahan pangan yang dapat diperoleh dari berbagai
jenis unggas antara lain ayam, itik, merpati, puyuh dan unggas penghasil telur
lainnya. Secara umum telur
lengkap.
memiliki kandungan nutrisi yang
Kandungan protein telur tersusun
tinggi dan
dari asam amino yang banyak
bermanfaat bagi tubuh dan mudah dicerna tubuh (Legowo dan. Hayakawa,
2011). Telur mengandung asam amino essensial dan non esensialnya antara
lain methionin (AAE), phenylalanine(AAE), alanin, asam glutamate, valin(AAE)
dalam jumlahnya banyak, namun arginin (AAE) dan cystein secara umum
jumlahnya lebih sedikit. Telur juga banyak mengandung mineral Ca, P, Fe,
dan juga Mg meskipun dalam jumlah kecil (Kassis, 2010).
Telur
mempunyai
kandungan
nutrisi
yang
lengkap,
karena
telur
mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan tubuh, hanya vitamin C
saja yang tidak ada dalam komponen gizi telur (Legowo dan Hayakawa, 2011).
Sebutir telur hanya mengandung 260 mg kolesterol, jumlah ini tidak menaikkan
kadar kolesterol dalam darah.
Jadi persepsi makan telur menyebabkan
kolesterol tinggi sangat tidak tepat (Namara, 2002).
Telur juga
bukan
merupakan penyebab bisulan, karena kasus bisulan sifatnya individual.
Bisul
merupakan suatu peradangan pada kulit yang biasanya mengenai folikel
rambut dan disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus.
Telur merupakan bahan pangan yang mudah diolah serta harganya relatif
murah jika dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Keluarga
yang
memiliki perekonomian terbatas, dapat memenuhi kebutuhan protein
mereka dengan menggunakan telur sebagai bahan pangan alternatif karena
harganya yang relatif terjangkau. Telur ayam menjadi prioritas pilihan yang
paling
layak
sebagai
sumber
protein
hewani
bagi
ketersediaannya yang mudah dan murah (Anonim, 2010).
keluarga
karena
Bagi anak-anak,
remaja maupun dewasa, telur merupakan makanan ideal dan sangat mudah
didapatkan. Untuk mencukupi protein hewani yang dibutuhkan anak balita,
cukup dengan memberikan sebutir telur (terutama kuning telur) setiap hari dan
untuk orang dewasa dianjurkan mengonsumsi tiga butir telur setiap minggu.
Wanita hamil dan menyusui memerlukan tambahan gizi yang dapat dicukupi
dengan makan dua butir telur setiap hari. Hal ini sangat erat hubungannya
dengan pertumbuhan janin dan pembentukan Air Susu Ibu (ASI) bagi ibu yang
sedang menyusui (Anonim, 2010).
Pemanfaatan telur, selain sebagai bahan pangan juga dapat digunakan
sebagai pangan fungsional. Pangan fungsional
memiliki
2004).
merupakan pangan yang
efek fisiologis di luar efek gizi yang ada pada pangan (Muchtadi,
Pangan fungsional adalah pangan atau produk olahan pangan yang
mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan kajian
ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu terbukti tidak berbahaya dan
memberi konstribusi positif bagi kesehatan
(Rahayu, 2011; Murwani, 2012).
Pangan fungsional pada telur dikenal antara lain
sebagai antimikroba,
antioksidan, anti hipertensi, antikanker, imunomudolator, dan inhibitor protease
(Yu et al., 2011 : Stadelman dan Schmieder, 2002. ).
Kandungan antioksidan diindikasi ada pada telur karena sifat unggas
(ayam petelur) diketahui sebagai bio convert yang mengubah
pakan
menjadi telur yang baik untuk kesehatan.
merupakan pakan utama
komponen
Secara umum jagung
unggas yang banyak mengandung antioksidan
phenolat dan dengan mengkonsumsi telur dari unggas tersebut maka
kebutuhan akan zat tersebut akan terpenuhi
Penelitian Nahariah
(Nimalaratne
et al., 2011).
et al. (2014) menunjukkan bahwa ada potensi aktivitas
antioksidan pada putih telur dari unggas yang berbeda. Aktivitas antioksidan
endogenus pada putih telur ayam ras petelur lebih tinggi dari putih telur itik dan
ayam kampung (Nahariah
et al., 2014).
Hidrolisa menggunakan enzim
proteolitik juga dapat menghasilkan aktivitas antioksidan pada putih telur itik
(Chen et al., 2009).
Selain antioksidan juga ditemukan dalam putih telur enzim penghambat
tekanan darah yang dikenal dengan angiotensin –converting enzim inhibitor
(ACE-Inhibitor) atau dikenal dengan antihipertensi (Liu et al., 2010). Protein
putih telur terutama pada bagian ovalbumin memiliki senyawa bioaktif yang
bersifat antihipertensi adalah ovokinin (Balasuriya dan Rupasinghe, 2011).
Ovokinin merupakan peptide dengan urutan asam amino Phe-Arg-Ala-His-ProPhe-Leu- yang diisolasi dari ovalbumin putih telur menggunakan enzim
chymotryptic dari pencernaan (Majumder dan Wu, 2010).
Penelitian Nahariah et al. (2014a) menemukan potensi ACE-Inhibitor pada
putih telur beberapa jenis unggas dan tertinggi ditemukan pada putih telur
ayam kampung. Majumder dan Wu (2010) mengungkapkan bahwa dengan
menggunakan sistem model lambung dan usus kecil, protein dalam telur rebus
dan telur goreng dapat mengurangi tekanan darah dan potensial untuk
menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Telur rebus dan telur goreng (dalam
bentuk putih telur, kuning telur, dan telur utuh) dilewatkan melalui model
pencernaan tersebut, kemudian peptida yang diproduksi dihitung.
Protein
dalam telur goreng dan telur rebus dapat diubah oleh enzim yang terdapat
dalam lambung dan usus kecil dan menghasilkan peptida yang memiliki
aktivitas penghambatan angiotensin converting enzyme (ACE). Penghambat
ACE bekerja dengan menghambat pengubahan angiotensin I menjadi potent
vasconstrictor, dan angiotensin II yang akan meningkatkan aliran darah dan
tekanan darah. Aktivitas penghambatan ACE ditemukan lebih tinggi pada telur
goreng dari pada telur rebus (Majumder dan Wu (2010). Tepung telur dengan
menggunakan metode pengeringan freeze drying juga telah ditemukan
adanya aksi penghambatan melalui uji invitro sebesar 94% (Nahariah et al.,
2013).
Angiotensin-converting enzyme (ACE) adalah peptidil-dipeptidase
(EC
3.4.15.1) yang memainkan peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan
darah dalam sistem renin-angiotensin. ACE mengkonversi aktif Ang I ke dalam
vasokonstriktor poten Ang II dan juga mengkatalisis degradasi bradikinin, suatu
vasodilator peptida (BHS, 2008). Penghambatan kegiatan ACE mengarah ke
penurunan konsentrasi angiotensin II dengan penurunan seiring tekanan darah
(BHS, 2008). ACE- Inhibitor menunjukkan potensinya sebagai obat antihipertensi.
Pengujian secara
in-vivo menunjukkan adanya penurunan tekanan darah
pada tikus putih melalui
badan (Ewart et al., 2009).
pemberian oral dengan dosis 1.500 mg/kg berat
ACE-Inhibitor sintetis seperti captopril, enalapril,
lisinopril dan lain-lain juga telah digunakan untuk penggunaan klinis mengatasi
pada pasien yang menderita penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Ramipril merupakan salah satu obat sintetik yang bersifat ACE-Inhibitor yang
penggunaannya signifikan mengurangi tingkat kematian, infark miokard, stroke
pada berbagai pasien yang berisiko tinggi akibat gagal jantung (Yusuf, 2000).
Kandungan gizi yang tinggi dan adanya sifat fungsional yang baik untuk
kesehatan menjadikan telur sebagai bahan pangan “referensi” yang baik untuk
memenuhi gizi dan memelihara kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Telur sebagai Sumber Pangan Bergizi.
www.deptan.go.id/pengumuman/nak032010/booklet%20telur.pdf .
[akses tanggal 12 Desember 2011]
Balasuriya, B.W.N and H.P.V. Rupasinghe. 2011. Plant flavonoid as angiotensin
converting enzyme inhibitory in regulation of hypertension. Functional Food
in Healthy and Disease. 5: 172-188.
British Hypertension Society (BHS). 2008. Angiotensin Converting Enzyme (ACE)
Inhibitors.
http://www.bhsoc.org/publications_leaflets.stm#. [akses
tanggal 24 Maret 2012].
Chen,Y.C., H.S. Chang, C.T.Wang, and F.Y. Cheng. 2009. Antioxidative
activities of hydrolysates from duck egg white using enzymatic hydrolysis.
Asian-Aust.J.Anim. Sci. 22(11): 1587-1593.
Ewart, H.S., D.Dennis, M. Potvin, C. Tiller, L.H. Fang, R. Zhang, X. M. Zhu, J. M.
Curtis, S. Cloutier, G.Du, and C.J. Barrow. 2009. Development of a salmon
protein hidrolysate thar lowers blood pressure. Eur.Food.Res Technol. 299:
561-569.
Kassis,N.M., S.K. Beamer, K.E. Matak, J.C. Tou and J. Jaczynsky. 2010. Nutritional
composition of novel nutraceutical egg products developed with omega3-rich oil. Food and Technology 43:1204 -1212.
Legowo, A.M. and S. Hayakawa. 2011. Functionalities of Animal Food Protein.
Kagawa University. Japan.
Liu, J.B., Z.P. Yu, W.Z. Zhao, S.Y. Lin, E.L. Wang, Y. Zhang, H. Hao, Z.Z. Wang and
F.Chen. 2010. Isolation and identifikasi of angiotension-converting enzyme
inhibiting peptide from egg white protein hydrolysates. Food Chemistry 122
: 1159 – 1163.
Majumder, K. and J. Wu. 2010. A new approach for identification of novel
antihypertensive peptide from egg protein by QSAR and bioinformatics.
Food Research International 43 : 1371-1378.
Muchtadi, D. 2004. Komponen bioaktif dalam pangan fungsional. Gizi Medik
Indonesia 3 (7) : 4 - 6
Murwani, R. 2012. Functional ingredients from egg.
FoodReview Indonesia 7(4) :28-30.
In : Fungsional Foods.
Nahariah, A. M. Legowo, E. Abustam, A. Hintono, V.P. Bintoro and Y. B.
Pramono. 2014. Endogenous Antioxidant Activity in The Egg Whites of
Various Types of Local Poultry Eggs In South Sulawesi, Indonesia.
J.Int.Poultry Sci. 13(1): 21-25. ISSN: 1626-8356
Nahariah, A. M. Legowo, E. Abustam, A. Hintono, V.P. Bintoro and
Y. B.
Pramono. 2014a. Evaluasi potensi aktivitas ACE-Inhibitor endogenous pada
putih telur dari jenis unggas yang berbeda. Seminar Nasional dan
Workshop Berkelanjutan 1: Optimalisasi sumber daya lokal pada
peternakan rakyat berbasis teknologi. Tanggal 9-10 Oktober 2014. Fakultas
Peternakan. Universitas Hasanuddin.
Nahariah., A. Hintono., Sutaryo., A.M. Legowo, dan E. Abustam. 2013. Aktivitas
angiotensin- converting enzyme inhibitor (ACE- Inhibitor) pada tepung putih
telur hasil vakum-freeze drying. Prosiding Seminar Nasional Peternakan
Berkelanjutan 5 : Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Peternakan.
Tanggal 12-13 November 2013.
Fakultas Peternakan,
Universitas
Padjajaran. Bandung. Hal. 296-299.
Namara, J.D. 2002. Eggs, Plasma Cholesterols, and Heart Disease Risk. In :
Watson, R.R. Egg and Health Promotion. Iowa State Press A Blackwell
Publishing Company. ISBN 0-8138-2798-1.
Nirmalaratne, C., D.L. Lutz, A. Schieber and J.Wu. 2011. Free aromatic amino
acids in egg yolk show antioksidan properties. Food Chemistry 129: 155161.
Rahayu, E.S. 2011. Tantangan dan peluang mengembangkan probiotik pada
produk non-susu. In : Fungsional Foods. FoodReview Indonesia 6(4) :34-38.
Stadelman, W.J and H. Schmieder. 2002. Functional Uses of Eggs. In : Egg and
Health Promotion. Ed. Watson, R.R. Iowa State Press A Blackwell Publishing
Company. ISBN 0-8138-2798-1.
Yu, Z., Y. Yin, W. Zhao, Y. Yu, B. Liu, J. Liu and F. Chen. 2011. Novel peptide
derived from egg white protein inhibiting alpha-glucosidase.
Food
Chemistry 129 : 1376 – 1382.
Sumber : Buletin Peternakan Disnak Keswan Prov. Sul Sel, 2014
Download