Angka Kecukupan Gizi (AKG) Flakes Singkong (Manihot esculenta Crantz.)Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) dengan Penambahan Berbagai Jenis Susu Sebagai Pengganti Sarapan Linda Yanti*, Dra. Eka Herlina, M.Pd dan Mira Miranti S.Tp., M.Si Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Pakuan. Jl. Pakuan PO BOX 452 Bogor 16143 *email : [email protected] ABSTRAK Flakes dapat dijadikan sebagai makanan sarapan karena praktis dalam hal penyajian. Sarapan harus dapat memenuhi 20-25% dari AKG harian yang dibutuhkan, yaitu 2000 Kkal. Flakes dapat dibuat dari umbi singkong yang memiliki kandungan kalori yang tinggi yaitu 146 Kkal/100 g, dan diperkaya kacang merah untuk meningkatkan kandungan protein. Pada kacang merah terkandung protein sebesar 22,3 g/100 g. Untuk meningkatkan AKG flakes, maka flakes dapat dikonsumsi dengan penambahan susu. AKG flakes dihitung berdasarkan hasil analisis proksimat (protein, lemak, karbohidrat), kadar vit. C, kalsium, zat besi dan fosfor pada berbagai formulasi. Pada hasil tersebut dihitung pula total kalori. Formulasi terbaik adalah F12 dengan penambahan susu bubuk kedelai dengan total AKG protein 21,04%, lemak 24,4%, karbohidrat 10,48%, vit. C 12,4%, kalsium 9,17%, zat besi 25,22% dan fosfor 59,58%. Total kalori yang dihasilkan sebesar 290,05 Kkal, sehingga memenuhi 14,5% dari AKG harian yang dibutuhkan. Kata kunci: AKG, flakes, singkong, susu, sarapan PENDAHULUAN Sarapan sangat penting bagi tubuh khususnya untuk anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Hal ini dikarenakan sarapan dapat memberikan energi untuk memulai aktivitas dan juga dapat meningkatkan konsentrasi anak dalam belajar. Sarapan harus dapat memenuhi 20-25% dari AKG harian(Sukasih dan Setyadjit, 2012), dimana AKG harian adalah sebesar 2000 Kkal. Saat ini telah berkembang makanan praktis yang dapat dikonsumsi sebagai makanan sarapan. Salah satu makanan sarapan yang praktis adalah flakes. Flakes yang banyak di pasaran berbahan dasar jagung dan gandum, namun saat ini flakes dapat dibuat dari umbi singkong. Hal ini dikarenakan di Indonesia kaya akan produksi umbiumbian, salah satunya adalah umbi singkong. Menurut Sunarto (2002), singkong memeiliki kandungan kalori yang besar yaitu 146 Kkal/100 g. Untuk memperkaya kandungan protein pada flakes dapat ditambahkan kacang merah, pada kacang merah terkandung protein sebesar 22,3 g/100 g (Astawan, 2009). Berdasarkan penelitian sebelumnya (Latifah dan Herlina, 2014), formulasi flakes berbasis tepung singkong yang diperkaya tepung kacang merah yang terbaik dan disukai panelis adalah 3:2. Dimana pada hasil pengujian formulasi ini menghasilkan kadar protein, lemak dan karbohidrat sebesar 5,16% ; 9,96% ; dan 51,19%. Dari data tersebut didapat total kalori dalam 30 gram flakes adalah sebesar 94,512 Kkal, angka ini cukup rendah utuk dapat memenuhi nilai Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan yaitu 20-25% dari AKG harian (Sukasih dan Setyadjit, 2012). Menurut Almatsier (2001) Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. Kurangnya AKG yang dihasilkan pada flakes, maka flakes dapat ditambahkan susu saat penyajian untuk dapat meningkatkan nilai gizi yang dibutuhkan saat sarapan. Menurut Almatsier BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan antara lain singkong segar varietas manggu yang diperoleh dari Pasar Anyar Bogor, kacang merah segar varietas lokal yang diperoleh dari Pasar Anyar Bogor, bahan tambahan dalam pembuatan flakes (mentega, garam, gula dan air), susu bubuk full cream, susu bubuk skim dan susu bubuk kedelai. Alat yang digunakan adalah blender, roller, oven, tanur, neraca analitik, spektrofotometer uv-vis, spektrofotometri serapan atom (AAS) dan peralatan gelas kimia lainnya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Pakuan Bogor pada bulan Januari-Juni 2015. Metode Penelitian Proses Pembuatan Tepung Singkong dan Tepung Kacang Merah Singkong segar kemudian dikupas dari kulitnya. Daging singkong yang telah dibersihkan dari kulitnya selanjutnya dilakukan pengirisan sehingga akan menghasilkan irisan singkong yang basah. Irisan singkong tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari/oven. Irisan singkong yang telah kering kemudian dilakukan penepungan. Setelah dilakukan proses penepungan kemudian diayak dengan ayakan 80 mesh sehingga diperoleh tepung singkong dengan tingkat kehalusan tertentu (Sari, 2011 dalam Latifah dan Herlina, 2014). (2001), susu merupakan sumber kalsium paling baik, karena di samping kadar kalsium yang tinggi, laktosa di dalam susu membantu absorpsi susu di dalam saluran cerna. Jenis susu yang dapat digunakan antara lain susu bubuk full cream, susu bubuk skim dan susu bubuk kedelai. Kacang merah segar dikupas dari kulitnya. Kacang merah yang telah dikupas kemudian dikeringkan di bawah matahari/oven. Setelah kacang merah kering dilakukan penepungan, hasil penepungan kemudian diayak dengan ayakan 80 mesh sehingga diperoleh tepung kacang merah dengan tingkat kehalusan tertentu (Latifah dan Herlina, 2014). Proses Pembuatan Produk Olahan Flakes Berbasis Tepung Singkong yang Diperkaya Tepung Kacang Merah Disiapkan bahan-bahan yang akan digunakan kemudian bahan-bahan ditimbang sesuai komposisi yang diperlukan, yaitu dimana formulasi tepung singkong dan tepung kacang merah yang digunakan adalah 3:2. Dilakukan pencampuran bahan seperti gula sebanyak 10%, garam 1% yang telah dilarutkan dalam air panas 70oC80oC setelah itu dicampurkan dengan tepung singkong, mentega 10% diaduk secara merata. Setelah adonan merata ditambahkan tepung kacang merah sedikit demi sedikit sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan pada penelitian pendahuluan kemudian o ditambahkan air panas (70 C-80oC) ± 80% dan diaduk sampai kalis. Dibentuk lembaran (15cm x 15cm x 1cm) lalu dikukus selama 45 menit dengan suhu 90 – 95oC, adonan didinginkan selama 5 menit pada suhu ruangan, kemudian adonan digiling dengan roller. Adonan dicetak sesuai sesuai bentuk yang diinginkan selanjutnya dipanggang dengan oven pada suhu 150oC selama 8 menit dan setelah itu didinginkan selama 5 menit (Latifah dan Herlina, 2014). Analisis Kimia Analisis kimia dilakukan terhadap flakes berbasis tepung singkong yang diperkaya tepung kacang merah, susu bubuk full cream, susu bubuk skim dan susu bubuk kedelai meliputi kadar air, abu, protein, lemak , karbohidrat metode luff schrool, vitamin C, kalsium, zat besi dan fosfor. Jumlah kalori dihitung berdasarkan nilai konversi kadar protein, lemak dan karbohidrat masing-masing sebesar 4, 9 dan 4 Kkal per 1 gram. Formulasi Takaran Saji Flakes dengan Penambahan Susu dan Perhitungan AKG Jenis susu yang digunakan pada penelitian ini antara lain susu bubuk full cream (A), susu bubuk skim (B) dan susu bubuk kedelai (C). Pada Tabel 1 merupakan formulasi antara flakes tepung singkong yang diperkaya tepung kacang merah dengan penambahan susu. Dari formulasi tersebut dihitung nilai AKG meliputi AKG protein, lemak, karbohidrat, vitamin C, kalsium, zat besi dan fosfor. Menurut Sukasih dan Setyadjit (2012), nilai AKG sarapan berdasarkan rekomendasi adalah 2025% dari AKG harian (2000 Kkal). Tabel 1. Formulasi Flakes dengan Penambahan Susu Bubuk Formulasi F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 Flakes (g) Susu Bubuk (g) Ket: A = F1-F12 30 0 30 30 30 45 45 12 17 22 0 12 B = F1-F12 C = F1-F12 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Kimia Anlasisis kimia dilakukan terhadap flakes berbasis singkong yang diperkaya tepung kacang merah, susu bubuk full cream, susu bubuk skim dan susu bubuk kedelai. Hasil analisis kimia pada keempat sampel dapat dilihat pada Tabel 2. a. Kadar air Berdasarkan hasil analisis kimia flakes memiliki kadar air yang lebih besar, hal ini menunjukkan bahwa flakes memiliki daya simpan yang tidak lama. Menurut Buckle et al (2009) dalam Laksono dkk (2012), kadar air sangat penting sekali dalam menentukan daya awet dari bahan pangan, karena mempengaruhi sifat-sifat fisik, perubahan kimia, enzimatis dan mikrobiologis bahan pangan. Pada ketiga susu bubuk kadar air yang 45 17 45 22 F9 F10 F11 F12 60 0 60 12 60 17 60 22 dihasilkan rendah, sehingga ketiga susu bubuk memiliki daya simpan yang lama. b. Kadar abu Kadar abu dari flakes dan susu bubuk skim lebih dibandingkan dengan susu bubuk full cream dan susu bubuk kedelai, hal ini menunjukkan bahwa pada flakes dan susu bubuk skim memiliki kandungan mineral yang rendah. Kadar abu akan dipengaruhi oleh adanya kandungan mineral-mineral awal dalam bahan baku. Kadar abu suatu bahan menggambarkan banyaknya mineral yang tidak terbakar menjadi zat yang dapat menguap. Semakin besar kadar abu suatu bahan makanan, menunjukkan semakin tinggi mineral yang dikandung oleh makanan tersebut (Pratama dkk, 2014). Tabel 2. Hasil Analisis Kimia Parameter 4,73 3,14 Susu Bubuk Full cream 4 5,88 Susu Bubuk Skim 3,53 1,04 Susu Bubuk Kedelai 3,05 3,46 9,78 5,08 54,85 0,003 30 5,7 22,56 26,04 28,75 0,09 820 20 1,41 4,11 58,77 0,03 70 - 45,03 29,27 11,21 0,02 210 0,5 Satuan Flakes 3:2 Kadar Air Kadar Abu % % Kadar Protein Kadar Lemak Kadar Karbohidrat Kadar Vit. C Kadar Ca Kadar Fe % % % % mg mg Kadar P mg 270 c. Kadar protein Kadar protein pada flakes dipengaruhi oleh penambahan kacang merah, pada kacang merah terdapat kandungan protein sebesar 22,3 g/100 g (Astawan, 2009). Kandungan protein susu bubuk kedelai lebih besar dibandingkan dengan susu bubuk full cream, hal ini dikarenakan pada kedelai terkandung protein sebesar 30,2 g/100g (Rukmana dan Yuniarsih, 1996). d. Kadar lemak Flakes memiliki kadar lemak yang berasal dari penambahan margarin pada saat pembuatan adonan flakes, kadar lemak pada margarin sebesar 66,7 g/100 g. Hal tersebut dikarenakan pada singkong dan kacang merah memiliki kadar lemak yang rendah. Susu bubuk skim merupakan susu tanpa lemak sehingga kadar lemak yang dihasilkan rendah, sedangkan susu bubuk full cream merupakan susu yang kaya akan kandungan lemak maka kadar yang dihasilkan besar. Pada kedelai memiliki kadar lemak 15,6 g/100 g (Rukmana dan Yuniarsih, 1996). g. Kadar mineral Kandungan mineral kalsium, zat besi dan fosfor pada flakes dikarenakan pada singkong terdapat kandungan kalsium 33 mg/100 g, zat besi 0,7 mg/100 g dan fosfor 40 mg/100 g (Sunarto, 2002). Pada kacang merah 590 100 550 e. Kadar karbohidrat Pada flakes terdapat kandungan karbohidrat yang tinggi, dikarenakan singkong memiliki kandungan karbohidrat yang besar. Menurut Sunarto (2002), singkong memiliki kadar karbohidrat 34,7 g/100 g. Di Indonesi singkong merupakan makanan pokok ketiga setalah padi dan jagung, oleh sebab itu singkong dapat dimanfaatkan sebagai usaha diversifikasi pangan yang mendukung upaya swasembada pangan. f. Kadar vitamin C Vitamin C pada flakes sangat rendah, hal ini dikarenakan pada singkong maupun kacang merah memiliki kandungan vitmin C yang rendah. Sedangkan pada ketiga susu bubuk diperoleh kandungan vitamin C yang tinggi hal ini disebabkan vitamin sangat mudah mengalami oksidasi, sehingga dapat hilang atau berkurang selama proses pengolahan maupun penyimpanan. Kecepatan degradasi vitamin C sangat tergantung kondisi penyimpanannya (Wariyah, 2010). terdapat kandungan kalsium 260 mg/100 g, zat besi 5,8 mg/100 g dan fosfor 410 mg/100 g (Astawan, 2009). Susu bubuk full cream memiliki kandungan mineral yang sangat baik, karena pada susu bubuk full ceam tinggi akan kandungan lemak, vitamin serta mineral. Angka Kecukupan Gizi (AKG) Flakes dengan Penambahan Susu Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi essensial yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi hampir kebutuhan semua orang sehat (Almatsier, 2001). Menurut Karyadi dan Muhilal (1985) kecukupan gizi dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, berat & tinggi badan, genetika, serta keadaan hamil dan menyusui. Anak-anak pada masa pertumbuhan membutuhkan gizi yang cukup untuk tumbuh kembang anak, oleh karena itu asupan makanan yang bergizi sangat dianjurkan. Pada hasil penelitian kali ini didapatkan masin-masing 12 formulasi dari berbagai jenis susu bubuk yang digunakan. Formulasi yang terbaik adalah formulasi ke 12 (F12) yaitu di mana komposisi flakes sebanyak 60 gram dan susu bubuk sebanyak 22 gram. Pada Tabel 3 dapat dilihat perbandingan total AKG dan total kalori dari F12 dengan penambahan susu bubuk full cream, susu bubuk skim dan susu bubuk kedelai Tabel 3. Perbandingan Total AKG dan Kalori Flakes dengan Penambahan Susu Formulasi 12 (F12) F12 Flakes & Susu Bubuk Flakes & Susu Flakes & Susu Bubuk Full cream Bubuk Skim Kedelai Protein Lemak Karbohidrat Vit. C Kalsium Zat Besi Fosfor Total Kalori 14,44% 22,57% 11,63% 43,20% 23,34% 55,86% 61,44% 279,3 Kkal F12 dengan penambahan susu bubuk full cream memunjukkan hasil yang baik dalam hal kandungan vitamin dn mineral, karena pada susu bubuk full cream ini diperkaya dengan zat gizi tambahan agar dapat memenuhi kecukupan gizi harian. Pada formulasi ini menghasilkan total kalori sebesar 279,3 Kkal, yang berarti bahwa formulasi ini hanya memenuhi 13,97%dari AKG harian yang dibutuhkan (2000 Kkal). Pada penambahan dengan susu bubuk skim memiliki total AKG dan total kalori lebih rendah, hal ini dikarenakan pada susu bubuk skim 8,24% 21,04% 10,15% 24,40% 13,58% 10,48% 16,80% 12,40% 4,77% 9,17% 24,43% 25,22% 38,74% 29,58% 243,63 Kkal 290,05 Kkal hanya terkandung protein sebesar 1,41% dan lemak sebesar 4,11%. Kandungan vitamin C dan mineral pada susu bubuk skim sangat rendah, karena pada susu skim vitamin dan mineral yang larut dalam lemak akan hilang akibat proses dari pembuatan susu skim. Total AKG karbohidrat menunjukkan nilai yang tinggi, yaitu sebesar 13,58%. Hal ini disebabkan karena pada susu bubuk skim terkandung karbohidrat yang tinggi yakni 58,77%. Berdasarkan total kalori yang dihasilkan formulasi ini, yaitu 243,63 Kkal yang berarti hanya memenuhi 12,18% dari AKG harian yang dibutuhkan (2000 Kkal). Tabel 4. AKG F12 Flakes dengan Penambahan Susu Bubuk Kedelai (60 gram : 22 gram) Flakes Susu Bubuk Kedelai Parameter % AKG % AKG Protein 5,87 g 7,83 9,91 g 13,21 Lemak 3,05 g 7,84 6,44 g 16,56 Karbohidrat 32,91 g 9,75 2,47 g 0,73 Vitamin C 1,8 mg 3,6 4,4 mg 8,8 Kalsium (Ca) 18 mg 2,57 46,2 mg 6,6 Zat Besi (Fe) 3,42 mg 24,43 0,11 mg 0,79 Fosfor (P) 162 mg 34,11 121 mg 25,47 Energi Total 182,57 Kkal 107,48 Kkal Energi dari Lemak 27,45 Kkal 57,96 Kkal Total Kalori 290,05 Kkal sehingga susu bubuk kedelai memiliki Berdasarkan Tabel 3 F12 yang kandungan protein dan lemak yang memiliki total AKG dan kalori terbesar tinggi. adalah F12 dengan penambahan susu Total kalori yang dihasilkan pada bubuk kedelai. Formulasi ini memiliki formulasi ini sangat besar yaitu 290,05 total AKG protein dan lemak yang lebih Kkal yang berarti memenuhi 14,5% dari besar dibandingkan dengan F12 dengan AKG harian yang dibutuhkan (2000 penambahan susu bubuk full cream dan Kkal). Untuk dapat memenuhi susu bubuk skim. Susu bubuk kedelai kebutuhan gizi saat sarapan (20-25% memiliki kandungan protein yang tinggi, dari AKG harian), formulasi ini pada hasil analisis kimia yang telah memiliki total kalori yang belum dilakukan diperoleh kadar protein susu mencukupi kebutuhan gizi saat sarapan bubuk kedelai sebesar 9,91 g/22 g dan sehingga untuk dapat memenuhi hal kadar lemak sebesar 6,44 g/22 g (Tabel tersebut F12 flakes dengan penambahan 4). Menurut Rukmana dan Yuniarsih susu bubuk kedelai harus dikonsumsi (1996), pada kedelai terkandung protein sebanyak 1,38 kali. sebesar 30,2% dan lemak sebesar 15,6% KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah formulasi flakes berbasis tepung singkong yang diperkaya tepung kacang merah dengan penambahan berbagai jenis susu bubuk adalah formulasi ke 12 (F12) dengan jenis susu bubuk kedelai yaitu dengan jumlah flakes sebanyak 60 gram dan susu bubuk kedelai sebanyak 22 gram. Total AKG yang dihasilkan dari formulasi ini untuk protein sebesar 21,04%, lemak sebesar 24,4%, karbohidrat sebesar 10,48%, vitamin C sebesar 12,4%, kalsium sebesar 9,17%, zat besi sebesar 25,22% dan fosfor sebesar 59,58%. Total kalori yang dihasilkan sebesar 290,05 Kkal, hal ini menunjukkan bahwa pada formulasi ini memenuhi 14,5% dari AKG harian yang dibutuhkan (2000 Kkal). Saran 1. Flakes berbasis tepung singkong yang diperkaya tepung kacang merah sebagai sarapan ini perlu dilakukan penambahan komposisi bahan baku tambahan lainnya untuk dapat meningkatkan nilai gizi, sehingga dapat memenuhi AKG yang dibutuhkan untuk sarapan. 2. Perlu dilakukan penambahan premiks vitamin dan mineral agar dapat meningkatkan kadar vitamin dan mineral dalam flakes berbasis tepung singkong DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Astawan, M. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-Bijian. Jakarta: Penebar Swadaya. Karyadi, D., dan Muhilal. 1985. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta: PT. Gramedia. Laksono, M.A., Bintoro, V.P., dan Mulyani, S. 2012. Daya Ikat Air, Kadar Air, dan Protein Nugget Ayam yang Disubstitusi dengan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Animal Agriculture Journal 1(1):685-696. Latifah, I., dan Herlina, Eka. 2014. Peningkatan Nilai Gizi Produk Olahan Flakes Berbasis Tepung Singkong (Manihot esculenta Crantz) Dengan Penambahan Tepung Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L). Skripsi. Program Studi Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. yang diperkaya tepung kacang merah sebagai sarapan. Universitas Pakuan. Bogor. Pratama, R.I., Rostini, I., dan Liviawaty, E. 2014. Karakteristik Buskuit dengan Penambahan Tepung Tulang Ikan Jangilus (Istiophorus Sp.). Jurnal Akuatika 5(1): 30-39. Rukmana, R., dan Yuniarsih, Y. 1996. Kedelai, Budidaya dan Pascapanen. Kanisius: Yogyakarta. Sukasih, E., dan Setyadjit. 2012. Formulasi Pembuatan Flake Berbasis Talas Untuk Makanan Sarapan (Breakfast Meal) Energi Tinggi dengan Metode Oven. Jurnal Pascapanen 9(2): 70-76. Sunarto. 2002. Membuat Kerupuk Singkong dan Keripik Kedelai. Yogyakarta: Kanisius. Wariyah, C. 2010. Vitamin C Retention and Acceptability of Orange (Citrus nobilis var. microcarpa) Juice During Storage In Refrigerator. Jurnal AgriSains 1(1): 5055.