makala lomba inovasi ra ykui babaksari 2016

advertisement
1
MAKALAH
INOVASI MEDIA TRANSPORTASI DARI BAHAN TUTUP
BOTOL BEKAS DALAM PEMBELAJARAN SAINTIFIK
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENGENAL ALAT TRANPORTASI
Lomba Inovasi Media Pembelajaran
Guru Roudlotul Athfal (RA)
Disusun oleh:
SUFIYATINIK, S.Pd
Guru RA. YKUI Babaksari Dukun Gresik
DEPARTEMEN AGAMA ISLAM
KABUPATEN GRESIK
TAHUN 2016
SURAT PERNYATAAN
2
Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: SUFIYATINIK, S.Pd
Tempat, Tgl. Lahir
: Gresik, 10 September 1977
Unit Kerja
: RA. YKUI Babaksari
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya inovasi pembelajaran yang berjudul:
“Inovasi Media Tranpotasi Dari Bahan Tutup Botol Bekas dalam Pembelajaran
Saintifik dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Alat Tranportasi”
1. Karya inovasi ini asli buatan saya sendiri dan bukan karya orang lain.
2. Diciptakan pada tahun 2016
3. Belum pernah diikutsertakan dalam lomba sejenis baik tingkat Kabupaten.
Apabila terbukti tidak sesuai dengan pernyataan tersebut di atas, saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku. Surat
pernyataan ini saya buat secara sadar, sehat jasmani dan rohani.
Gresik, 10 November 2016
Yang membuat pernyataan,
Sufiyatinik, S.Pd.
PENGESAHAN
3
Yang bertanda tangan di bawah ini, mengesahkan karya inovasi
pembelajaran berjudul “Inovasi Media Tranpotasi Dari Bahan Tutup Botol Bekas
dalam Pembelajaran Saintifik dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Alat
Tranportasi”, adalah karya inovasi pembelajaran yang dibuat oleh Sufiyatinik,
Guru RA. YKUI Babaksari Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik pada
Lomba Inovasi Media Pembelajaran Tahun 2016.
Demikian pengesahan dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Gresik, 10 November 2016
Yang mengesahkan,
Kepala RA. YKUI Babaksari
Penulis
SUFIYATINIK, S.Pd.
Sufiyatinik, S.Pd.
KATA PENGANTAR
4
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
naskah karya tulis inovasi pembelajaran.
Penyusunan naskah karya tulis inovasi pembelajaran dengan judul
“Inovasi Media Tranpotasi Dari Bahan Tutup Botol Bekas dalam Pembelajaran
Saintifik dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Alat Tranportasi” pada
Lomba Inovasi Media Pembelajaran Tahun 2016, dengan harapan dapat
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang sangat berharga.
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa naskah karya ilmiah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan. Untuk itu tak lapa saya sampaikan banyak terima kasih pada semua
pihak yang telah mendukung penyusunan inovasi pembelajaran dan semoga Allah
SWT., senantia memberikan amal dan kesehatan pada kita semua. Amiin...
Gresik, 10 November 2016
Yang membuat pernyataan,
Sufiyatinik, S.Pd.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................
i
ii
5
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
iii
iv
v
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang ..............................................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
3
C. Tujuan .............................................................................................
3
D. Manfaat ...........................................................................................
3
BAB II KAJIAN TEORI ……………………………………………...........
5
A. Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini ………………….
5
B. Perkembangan Kognitif …………………………………………..
6
C. Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013 ………………………….
9
BAB III PROSEDUR PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN INOVASI
MEDIA TRANSPORTASI BAHAN TUTUP BOTOL BEKAS
13
A. Bahan dan Alat ............................................................................
13
B. Langkah-langkah Pembuatan .....................................................
13
C. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik melalui Pendekatan
Kontektual dengan Media Tranpotasi Dari Bahan Tutup Botol
Bekas
untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Mengenal
Alat
Tranportasi RA YKUI Babaksari Tahun 2016…………………….
14
BAB IV HASIL EKSPERIMEN PEMBELAJARAN DAN
PEMBAHASAN ………………………………………………….
16
A. Hasil Eksperimen ………………………………………………….
17
B. Pembahasan ……………………………………………………….
18
BAB V PENUTUP …………………………………………………………
20
A. Simpulan …………………………………………………………..
20
B. Saran ……………………………………………………………….
20
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
21
LAMPIRAN ................................................................................................
22
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Bekalang
Pendidikan
Anak
Usia
Dini
merupakan
salah
satu
bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada pelekatan dasar ke
arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan
kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang
dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan di Taman Kanak-kanak yang bertujuan
untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan
fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif,
bahasa, fisik motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan
dasar.
Perkembangan sosial emosional pada anak usia dini sangatlah penting,
sebab perilaku emosi-sosial ada hubungannya dengan aktivitas dalam
kehidupannya. Semakin kuat emosi memberikan tekanan, akan semakin kuat
mengguncangkan keseimbangan tubuh untuk melakukan aktivitas tertentu.
Gardner (1995) juga menyatakan bahwa keadaan positif yang dialami anak,
dimana anak menyukai, menekuni, dan merasa terlibat dengan apa yang
dipelajari, akan dapat mengembangkan kompetisi yang lebih optimal. Dengan
membangun ikatan emosional yaitu menciptakan kesenangan dalam belajar,
menjalin hubungan, dan menyingkirkan ancaman dalam suasana belajar, akan
meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. (Riana Mashar, 2011)
Langka utama dalam kerangka sistem aktifitas pendidikan adalah
memberdayakan
kreatifitas
peserta
didik.
Tujuannya
untuk
menumbuhkembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak didik termasuk
potensi memberikan respon kreatif terhadap hal-hal sekitar kehidupannya.
Malik Fadjar sebagai praktisi pendidikan berpendapat selama ini proses belajar
mengajar terasa rutin dan statis, kalaupun ada perubahan atau perbaikan
1
7
sifatnya masih sepotong-sepotong dan parsial. Padahal pembaharuan dan
perubahan tidak hanya menyangkut didaktik metodik saja, melainkan
menyangkut pula aspek-aspek pedagogis, filosofis, input, proses, dan output.
Untuk mencapai tujuan tersebut seorang guru dituntut mampu
mengambangkan inovasi pembelajaran dengan melibatkan media pembelajaran
tepat guna, dalam rangka penerapan Kurikulum 2013 yang berbasis Saintifik.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran harus
menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum
2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (saintifik) dalam
pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melaui
pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi,
menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
kemudian menyimpulkan, dan mencipta.
Dalam pembelajaran saintifik Taman Kanak-kanak harus dilakukan
secara kontektual, karena pada tahapan perkembangan belajar anak dalam
bentuk verbal. Untuk mengembangkan pembelajaran kontektual verbalistik ini
diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Dalam pengembangan Kemampuan Mengenal Alat Transportasi di RA. YKUI
Babaksari hasil analisis dari 25 anak terdapat 6 (24%) anak telah mampu
menyebutkan nama-nama dan kegunaan alat tranportasi, 19 (76%) anak belum
mampu menyebutkan nama-nama dan kegunaan alat tranportasi dengan baik.
Artinya hasil pembelajaran yang dilakukan masih rendah.
Untuk menyajikan pembelajaran verbal pada pembelajaran saintifik,
sehingga dilakukan pembuatan inovasi pembelajaran. Inovasi yang dilakukan
dengan membuat media tranportasi dengan menggunakan bahan tutup botol
bekas. Dengan pemanfaatan bahan limba diharapkan guru dapat menyajikan
suatu pembelajaran dalam bentuk kontektual. Dengan harapan siswa mampu
menganal dan menunjukkan manfaat dari alat tranportasi yang diperlihatkan.
Memperhatikan latar belakang tersebut sehingga pada Lomba Karya
Ilmia Inovasi Pembelajaran Guru RA Departemen Agama Islam Kabupaten
8
Gresik Tahun 2016, dengan judul, “Inovasi Media Tranpotasi Dari Bahan
Tutup Botol Bekas dalam Pembelajaran Saintifik dalam Meningkatkan
Kemampuan Mengenal Alat Tranportasi di RA YKUI Babaksari Tahun 2016”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah Karya Ilmia pada lomba inovasi pembelajaran Guru
RA, adalah:
1. Bagaimana menciptakan Inovasi Media Transportasi Dari Bahan Tutup
Botol Bekas?
2. Bagaimana Inovasi Media Tranpotasi Dari Bahan Tutup Botol Bekas
dalam Pembelajaran Saintifik dapat Meningkatkan Kemampuan Mengenal
Alat Tranportasi di RA YKUI Babaksari Tahun 2016?
C. Tujuan
Tujuan Karya Ilmia pada lomba inovasi pembelajaran Guru RA, adalah:
1. Untuk mengetahui hasil Inovasi Media Transportasi Dari Bahan Tutup
Botol Bekas.
2. Mendiskripsikan Hasil Inovasi Media Tranpotasi Dari Bahan Tutup Botol
Bekas dalam Pembelajaran Saintifik dapat Meningkatkan Kemampuan
Mengenal Alat Tranportasi di RA YKUI Babaksari Tahun 2016.
D. Manfaat
Manfaat dari Karya Ilmia pada lomba inovasi pembelajaran Guru RA
adalah:
1.
Bagi Siswa
Melalui pembelajaran ini diharapkan siswa dapat:
a. Dapat mengamati macam-macam alat transportasi;
b. Dapat menyebutkan macam-macam alat trasnportaso;
c. Dapat menyebutkan manfaat alat-alat transportasi.
2. Bagi Guru
a. Dapat penerapan pembelajaran saintifik anak usia dini pada
kurikulum 2013.
9
b. Menambah pengetahuan dan ketrampilan pembelajaran berbasis
saintifik.
c. Memberikan mengembangkan inovasi pembelajaran dan media
untuk mengembangkan kecerdasan anak.
3. Bagi Pemerhati Pendidikan
a. Memberikan perhatian tentang penerapan pembelajaran saintifik
pada anak usia dini.
b. Memberikan
motivasi
pada
tenaga
kependidikan
dalam
meningkatkan prestasi hasil belajar.
c. Memberikan dukungan terhadap pelaksanaan inovasi pembelajaran
pada anak usia dini.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini
1.
Pengertian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini
Syaiful
Sagala
(2006: 61)
bahwa pembelajaran adalah
membelajarkan peserta didik menggunakan asas pendidikan maupun tori
belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran pada anak usia dini adalah kegiatan pembelajaran
yang berorientasi pada anak yang disesuaikan dengan tingkat usia anak
dengan pengembangan kurikulum yang berupa seperangkat rencana yang
berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang dipersiapkan
oleh pendidik dengan menyiapkan materi (konten) dan proses belajar.
2.
Karakteristik Pembelajaran Anak Usia Dini
Komponen pembelajaran memiliki karakteristik atau ciri-ciri
khusus. Menurut
Novan Ardy Wiyani & Barnawi (2012:89),
pembelajaran anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut : 1)
anak belajar melalui bermain, 2) anak belajar dengan cara membangun
pengetahuannya, 3) anak belajar secara ilmiah, 4) anak belajar paling
baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan aspek
pengembangan, bermakna, manarik, dan fungsional.
Pembelajaran anak usia dini memiliki karakteristik anak belajar
melalui bermain, anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya,
anak belajar secara ilmiah, anak belajar paling baik jika apa yang
dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan aspek pengembangan,
bermakna, manarik, dan fungsional yang dipersiapkan oleh pendidik
dengan menyiapkan materi (konten) dan proses belajar.
3.
Implikasi Terhadap Pembelajaran
Praktek
perkembangan.
pembelajaran
Oleh
anak
karena
itu,
usia
dini
dapat
yang
berorientasi
dikemukakan
bahwa
penyelenggaraan pembelajaran bagi anak usia diniyang di dalamnya
5
11
termasuk usia TK haruslah bertumpu atas pemahaman yang jelas atas
karakteristik peserta didik sehingga proses pembelajaran memberikan
dampak positif bagi perkembangan anak. Ada dua pandangan terhadap
belajar, yaitu behaviorisme dan konstruktivisme (Seniawan, 2002).
Menurut pandangan behaviorisme belajar terjadi karena pengaruh
lingkungan. Belajar terjadi melalui proses stimulus dan respon yang
bersifat mekanis. Oleh karena itu, diperlukan lingkungan yang sistematis
dan terencana sehingga dapat memberikan stimulus yang pada gilirannya
manusia dapat memberikan respon terhadap rangsangan tersebut. Sementara itu, belajar menurut pandangan konstuktivisme adalah membangun
pengetahuan itu sendiri stelah dipahamai, dicernakan, dan merupakan
per-buatan dari dalam diri seseorang.
Dengan demikian proses pembelajaran perlu memperhatikan aspek
individu anak dan faktor lingkungan. Secara lebih khusus, kegiatan
pengelolaan kelas yang dilakukan guru hendaknya didasarkan atas
pemahaman
terhadap
konsep
belajar
dan
ber-orientasi
pada
perkembangan serta karakteristik anak usia TK. Keadaan ini akan
memberikan kontribusi bagi anak dalam belajar sehingga mereka dapat
berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimilikinya.
B. Perkembangan Kognitif
1. Pengertian Kognitif
Istilah
“kognitif”
berarti
berpikir
dan
mengerti,
bersifat
pengetahuan. Kata lain yang kurang lebih sama adalah “kognisi” yang
berarti pengamatan, pemikiran, pencapaian pengetahuan tentang sesuatu,
proses mental yang karena tidak sadar untuk benda-benda (Maulana,
2008). Dengan kata lain kognitif adalah proses yang terjadi secara
internal di dalam pusat susunan saraf pada waktu manusia sedang
berpikir.
Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini
menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia, satu
konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi
setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman,
12
memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan
informasi,
pemecahan
masalah,
kesengajaan,
pertimbangan,
membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk
kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi
(kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa.
Teori perkembangan kognitif piaget adalah salah satu teori yang
menjelaskan
bagaimana
mengiterprestasikan
obyek
anak
dan
beradaptasi
kejadian-kejadian
dengan
di
dan
sekitarnya.
Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek,
seperti mainan, perabot dan makanan, serta objek-objek sosial seperti
diri, orang tua, teman. Bagaimana cara anak belajar mengelompokkan
objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam
objek-objek atau peristiwa-peristiwa, dan untuk membentuk perkiraan
tentang objek dan peristiwa tersebut.
2. Ranah Kognitif
Di dalam taksonomi Bloom (Suharsimi, 2013), mengemukakan
bahwa pada dasarnya ranah kognitif dapat dikelompokkan ke dalam
berbagai item, seperti berikut ini :
a.
Mengenal (recognition)
b. Pemahaman (comprehension)
c.
Penerapan (aplication)
d. Analisis (analysis)
e.
Sintesis (synthesis)
f.
Evaluasi (evaluation)
3. Tahapan Perkembangan Kognitif
PPemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau
periode-periode yang terus bertambah secara kompleks. Piaget juga
menyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang melalui
serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa dewasa.
Kemampuan bayi melalui tahap-tahap tersebut bersumber dari tekanan
13
biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan (melalui asimilasi
dan akomodasi) serta adanya pengorganisasian strukur berfikir.
Tahap-tahap perkembangan pemikiran ini dibedakan piaget atas
4 tahap, yaitu tahap pemikiran sensoris-motorik, praoperasioanal,
operasional kongkret, dan operasional formal. Akan tetapi, piaget tidak
menetapkan secara tegas batasan-batasan umur pada masing-masing
tahap. Tahap sensoris motorik berlangsung dari kelahiran hingga kirakira 2 tahun.
Tahapan
Usia
0-2
Sensorimotor
2-7
Preoperational
Concrete
operational
7 - 11
Formal operational
11 – 15
Gambaran
Bayi bergerak dari tindak
refleksi instinktif pada saat
lahir
sampai
permulaan
pemikiran simbolis. Banyi
membangun
suatu
pemahaman tetang dunia
melalui
pengkoordinasian
pengalaman - pengalaman
sensor dengan tindakan fisik.
Anak
mulai
memprosentasikan dunia dengan katakata dan bambar-gambar ini
menunjukkan
adanya
peningkatan
pemikiran
simbolis
dan
lemapoi
hubungan informasi sensor
dan tindak fisik
Pada saat ini anak dapat
berfikir seara logis mengenai
peristiwa-perintiwa
yang
konkrit
dan
mengklasifikasikan
benda-benda
kedalam bentuk-bentuk yang
berbeda
Anak remaja berfikir dengan
cara yang lebih abstrak dan
logis.
Pemikiran
lebih
idealistik
14
C. Pembelajaran Saintifik pada Kurikulum 2013
1. Hakekat Pembelajaran Saintifk
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilaksanakan
dengan
menggunakan
pendekatan
saintifik.
Proses
pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah,
ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik tahu tentang ‘mengapa.
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan
menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu
tentang ‘apa’.Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia
yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard
skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern
dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan
ilmiah (saintifik appoach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran
meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan,
kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi,
dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan
mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi
tertentu, sangat
mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara
prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus
tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilainilai atau sifat-sifat nonilmiah.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik
Pembelajaran saintifik terdiri atas lima langkah, yaitu Observing
(mengamati),
Experimenting
Questioning
(mencoba),
(menanya),
Networking
mengkomunikasikan). (Kemendiknas, 2013)
Associating
(membentuk
(menalar),
Jejaring/
15
a. Mengamati
Mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Mengamati memiliki keunggulan
tertentu,
seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang
dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan
mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan
waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif
banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta
tujuan pembelajaran.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
a) Menentukan objek apa yang akan diobservasi
b) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang
akan diobservasi
c) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi,
baik primer maupun sekunder
d) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
e) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan
untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
f)
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,
seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video
perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
b. Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia
membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik.
Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia
mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar
yang baik.
16
Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyara,
pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah
“pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan
juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan
tanggapan verbal.
Fungsi Bertanya: (1)Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan
perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran;
(2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,
serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri; (3)
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya; (4) Menstrukturkan tugas-tugas
dan
memberikan
kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi
pembelajaran yang diberikan; (5) Membangkitkan keterampilan
peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi
jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik
dan benar; (6) Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi,
berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir,
dan menarik
simpulan; (7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi
dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta
mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok; (8)
Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul; dan (9) Melatih
kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
c. Mengumpulkan Informasi (Eksplorasi)
Istilah “menalar” dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum
2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar
asosiasi
atau
pembelajaran
asosiatif.
Istilah
asosiasi
dalam
pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide
dan
mengasosiasikan
beragam
peristiwa
memasukannya menjadi penggalan memori.
untuk
kemudian
17
Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak
berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah
tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. Dari
persepektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara entitas
konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran
atau kedekatan dalam ruang dan waktu.
d. Menasosial (Menalar)
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta
didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk
materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik harus memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam
sekitar, dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya sehari-hari.
Aplikasi
eksperimen
mengembangkan
berbagai
atau
mencoba
ranah tujuan
dimaksudkan
belajar,
yaitu
untuk
sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata
untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan
kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari caracara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan;
(3)mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen
sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat
fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;(6)
menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan
mengkomunikasikan hasil percobaan.
e. Mengkomunikasikan
Hasil catatan percobaan siswa kemudian mempresentasikan,
mendialogkan, menyimpulkan dihadapan siswa, dengan cara:
•
Anak maju kedepan dengan menceritakan berbagai alat trasportasi
yang perkan dilihat.
•
Menyebutkan kegunaan alat-alat trasportasi.
18
BAB III
PROSEDUR PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN
INOVASI MEDIA TRANSPORTASI BAHAN TUTUP BOTOL BEKAS
A. Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan Inovasi Media Transportasi Bahan Tutup Botol Bekas
adalah:
a. Tutup botol bekas Aqua
jumlah : 117 biji
b. Tutup boto bekas pencuci lantai
jumlah : 2 biji
c. Pipa selang
jumlah : 1 meter
d. Kawat kenicil
Jumlah : 10 meter
e. Kawat sedang
Jumlah : 50 cm.
f. Lem besi
Jumlah : 2 buah
2. Alat
a. Solder
b. Tang
c. Pisau
B. Langkah-langkah Pembuatan
Langkah-langkah proses pembuatan Inovasi Media Transportasi Bahan
Tutup Botol Bekas adalah:
1.
Tutup botol bekar dicuci dengan air samapi bersih;
2.
Tutup botol dijemmur hingga kering;
3.
Tutup botol dilubagi dengan menggungakan solder. Tiap tutup botol
berikan lubang empat dengan ukuran dan jarak yang sama.
4.
Potong kawat kecit dengan berbagai ukuran sesuai dengan lebar bahan
yang akan digunakan;
5.
Rakit botol dengan menggunakan kawat kecik sedemikian sehingga
membentuk kubus;
13
19
6.
Buat lingkarangan dengan mengguanakan pipa selang membentuk
lingkaran;
7.
Rakit tutup botol hingga membentuk jari-jari roda kendaraan sebanyak 3
(tiga) buah.
8.
Lakukan perekatan dengan menggunakan lem besi.
9.
Rangkai kawat besar membentuk skok speda motor.
10. Gabungkan setiap rangkaian sehingga membentu alat transportasi
berbentuk tosa.
C. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik melalui Pendekatan
Kontektual dengan Media Tranpotasi Dari Bahan Tutup Botol Bekas
untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Alat Tranportasi RA
YKUI Babaksari Tahun 2016
1.
Persipan
a. Guru mengucapkan salam dan menyapa peserta didik dilanjutkan
dengan berbaris didepan kelas dan membaca doa.
b. Guru menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi
yang akan dipelajari (appersepsi)
c. Guru mempersiapkan fisik dan psikis peserta didik melalui senam
ringan, atau nyanyi
d. Guru menjelaskan secara singkat tujuan mempelajari materi dan
kompetensi yang akan dicapai
e. Guru menjelaskan secara singkat strategi pembelajaran yang akan
dilakukan bersama-sama.
f. Guru membentuk peserta didik menjadi beberapa kelompok
2.
Kegiatan Inti
a. Mengamati
1) Dengan bermain guru menunjukkan satu alat trasportasi yang
terbuat dari tutup botol bekas.
2) Dipandu guru, siswa mengamati bagian-bagian pada alat
trasportasi.
3) Guru memandu anak menganalisis kegunaan alat trasnpotasi
teresbut.
20
b. Menanya
Guru menanya pada anak:
1. Apa nama transportasi yang kamu amati tadi?
2. Siapa saja yang perna menggunakan alat trasportasi terebut?
3. Dimana kamu perna melihatnya?
4. Apa yang bisa dianggut dengan menggunakan alat transportasi
tersebut?
Siswa menjawab apa yang telah ditanyakan oleh guru, sesuai dengan
kemampuannya.
c. Mengumpulkan Informasi
1) Guru memberikan berbagai gambar alat tranportasi;
2) Siswa melakukan pengamatan dan mengidentifikasi berbagai
nama-nama alat transportasi pada gambar;
3) Siswa melakukan analisis manfaat pada alat transportasi pada
gambar.
d. Asosiasi (Menalar)
1) Guru memberikan lembar tugas.
2) Siswa menghubungkan nama-nama transportasi sesuai dengan
gambar.
3) Siswa
menghubungkan
kegiatan
yang
menggunakan
alat
trasportasi.
e. Komunikasi.
1) Guru memberikan kesempatan anak untuk melakukan presentasi
tugas yang diberikan;
2) Siswa maju kedepan menyampaikan hasil kerja;
3) Siswa lain mencermati hasil pekerjaan teman.
3. Penutup
a. Guru mengadakan refleksi hasil pembelajaran
b. Guru mengadakan tes dengan tanya jawab
c. Guru memberikan pesan-pesan moral terkait dengan sikap
d. Guru mengakhiri pertemuan dengan berdoa dan mengucakan salam.
21
BAB IV
HASIL EKSPERIMEN PEMBELAJARAN
DAN PEMBAHASAN
C. HASIL EKSPERIMEN
1. Pelaksanaan Eksperimen
Eksperimen Penerapan Pembelajaran Saintifik melalui Pendekatan
Kontektual dengan Media Tranpotasi Dari Bahan Tutup Botol Bekas
untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Alat Tranportasi RA YKUI
Babaksari Tahun 2016, dilaksanakan pada:
a. Hari
: Selasa
b. Tanggal
: 1 November 2016
c. Kelas
: Kelompok B
d. Jumlah
: 25 anak
2. Hasil Eksperimen
Hasil Eksperimen Inovasi Media Tranpotasi Dari Bahan Tutup
Botol Bekas dalam Pembelajaran Saintifik dalam Meningkatkan
Kemampuan Mengenal Alat Tranportasi di RA YKUI Babaksari Tahun
2016 diperoleh hasil pembelajaran sebagai berikut:
No
1
2
Aspek yang diamati
Mampu menyebutkan 4-5
Frekwensi
%
20
80%
19
76%
19,5
78%
alat
transportasi
Mampu menyebutkan kegunaan alat
transpotasi
Rata-rata
Memperhatikan hal tersebut dapat dinyatakan bahwa penerapan
media alat transportasi tutup botol bekas dapat memberikan peningkatan
pemahaman anak dalam mengenal macam-macam dan kegunaan alat
transportasi mencapai 19.5 (78%) anak dengan baik.
22
D. PEMBAHASAN
Perkembangan kognitif anak usia dini sangat dipengaruhi oleh faktor
kematangan
belajar.
Apabila
anak
sudah
menunjukan
masa
peka
(kematangan) untuk berhitung, maka guru Taman Kanak-kanak harus
tanggap, untuk segera memberikan layanan dan bimbingan sehingga
kebutuhan anak dapat terpenuhi dan tersalurkan dengan sebaik-baiknya
menuju perkembangan kemampuan berhitung yang optimal. Anak usia
Taman Kanak-kanak adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan
berhitung di jalur matematika, karena usia TK sangat peka terhadap
rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi
akan tersalurkan apabila mendapat stimulasi (rangsangan) dan motivasi yang
sesuai dengan tugas perkembangannya. Apabila kegiatan berhitung diberikan
melalui berbagai macam permainan tentunya akan lebih efektif karena
bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak. Diyakini bahwa
anak akan lebih berhasil mempelajari sesuatu apabila yang ia pelajari sesuai
dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya.
Manfaat media Pembelajaran, menurut Sadiman (1996: 46) yaitu:
a. Pesan dan informasi pembelajaran dapat disampaikan dengan lebih jelas,
menarik, kongkrit dan tidak hanya dalam bentuk kata-kata tertulis atau
lisan belaka (verbalistis).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya objek
yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai,
film atau model. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat
ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, dan lain-lain. Objek yang
terlalu kompleks dapat disajikan dengan model,diagram dan lain-lain.
c. Meningkatkan sikap aktif siswa dalam belajar.
d. Menimbulkan kegairahan dan motivasi dalam belajar.
e. Memungkinkan interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan dan
kenyataan.
f. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
g. Memberikan perangsang, pengalaman dan persepsi yang sama bagi siswa.
23
Sementara
itu
Kemp
dan
Dayton
(dalam
Sujiono,
2000)
mengemukakan beberapa manfaat media yaitu:
a.
Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
b.
Pembelajaran dapat lebih menarik
c.
Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d.
Waktu pelakasanaan pembelajaran dapat diperpendek
e.
Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
f.
Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan dimana pun
diperlukan
g.
Sikap
positif
siswa
terhadap
materi
pelajaran
serta
proses
pembelajaran dapat ditingkatkan
h.
Peranan guru ke arah yang positif.
Dengan memperhatikan pendapaty tersebut dapat dinyatakan bahwa
manfaat media pembelajaran adalah sebagai alat untuk mempermudah anak
dalam belajar.
Peningkatan kemampuan kognitif sebagai mana ditunjukkan hasil
ekperimen dengan menggunakan media alat transportasi dari ban tutup botol
bekas yang dirancang guru sebagai hasil karya inovasi media pembelajaran di
atas
sesuai
hasil
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Orborn
dalam
Moeslichaotoen (2004) perkembangan intelektual pada anak berkembang
sangat pesat pada kurun usia nol sampai dangan pra-sekolah (4-6 tahun). Oleh
sebab itu, usia pra-sekolah sering kali disebut sebagai “masa peka belajar”.
Pernyataan didukung oleh Benyamin S. Bloom yang menyatakan bahwa 50%
dari potensi intelektual anak sudah terbentuk usia 4 tahun kemudian mencapai
sekitar 80% pada usia 8 tahun.
Lebih lanjutn Hurlock dalam Musfiroh (2008) mengatakan bahwa
lima tahun pertama merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya.
Anak yang mengalami masa bahagia berarti terpenuhinya segala kebutuhan
baik fisik maupun psikis di awal perkembangannya diramalkan akan dapat
melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya.
24
Lebi lanjuta Piaget dalam Musfiroh (2008) juga mengatakan bahwa
untuk meningkatkan perkembangan mental anak ke tahap yang lebih tinggi
dapat dilakukan dengan memperkaya pengalaman anak terutama pengalaman
kongkrit, karena dasar perkembangan mental adalah melalui pengalamanpengalaman aktif dengan menggunakan benda-benda di sekitarnya.
Pendidikan di TK sangat penting untuk mencapai keberhasilan belajar pada
tingkat
pendidikan
selanjutnya.
Bloom
bahkan
menyatakan
bahwa
mempelajari bagaimana belajar (learning to learn) yang terbentuk pada masa
pendidikan TK akan tumbuh menjadi kebiasaan di tingkat pendidikan
selanjutnya. Hal ini bukanlah sekedar proses pelatihan agar anak mampu
mengamati, menalar dan eksperimen dan mengkomunikasikan, tetapi
merupakan cara belajar mendasar, yang meliputi kegiatan yang dapat
memotivasi
anak
untuk
menemukan
kesenangan
dalam
belajar,
mengembangkan konsep diri (perasaan mampu dan percaya diri), melatih
kedisiplinan, keberminatan, spontanitas, inisiatif, dan apresiatif.
Dengan demikian dapat diyatakan bahwa perlunya kemampuan guru
dalam melakukan inovasi pembelajaran dan pembuatan inovasi media
pembelarajan dengan memanfaata bahan bekas yang dapat dipergunakan
dalam meningkatkan pembelajaran sangat dibutukan.
25
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Hasil analisis yang dilakukan dapat dismpulkan bahwa:
1. Guru telah mampu membuat Inovasi Media Transportasi Dari Bahan
Tutup Botol Bekas, dengan sanagat baik.
2. Hasil eksperimen Inovasi Media Tranpotasi Dari Bahan Tutup Botol
Bekas dalam Pembelajaran Saintifik dapat Meningkatkan Kemampuan
Mengenal Alat Tranportasi di RA YKUI Babaksari Tahun 2016 mencapai
19.5 (78%) anak dengan baik.
B. Saran
Makalah karya inovasi pembelajaran ini disusun atas dasar
pengetahuan dan kemampuan yang jauh dari sempurna, untuk itu saran dan
kritik guna mendukung penyempurnaan inovasi pembelajaran ini sangat
diharapkan.
Untuk itu tak lupa kami samapikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang mendukung dan membantu kegiatan penyusunan inovasi
pembelajaran julai dari observasi, eksperiman dan menyusunan makalah,
mudah-mudahan amal usahanya diterima oleh Allah SWT. Amiin yarobal
alamiin
Gresik, 10 November 2016
Penyusun
SUFIYATINI, S.Pd.
20
26
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Dirjen. Pebdiknas
Kemendiknas. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta: Dirjen Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
Musfiroh. Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah
Kecerdasan. Jakarta: Depdiknas
Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta. Aneka
cipta
Sadiman, Arif. 1996. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sagala, Syaiful 2006. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Jakarta: Alfabeta
Seniawan. 2002. Dasar-dasar Pendidikan Matematika Anak Usia Dini. Jakarta:
Rineka Cipta
Sudono. 2010. Strategi Pendidikan Bahasa. Jakarta: Karya Media
Suyanto. 2005. Dasar-dasar Perkembangan Matematik Anak Usia Dini Makalah
Seminnar. Surabaya: UNIPA
27
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Semester / Minggu
Tema / Subtema
Karakter
Disiplin
Cinta
Damai
Kerja
Keras
Gemar
membaca
:I/I
: Transportasi
Hari / Tanggal
Waktu
: SENIN, 1/09/2016
:
Penilaian Perkembangan
Nilai
Peserta
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Alat/Sumber
Kewirausahaan
Alat
Hasil
Mengikuti Aturan (ASK)
Upacara Bendera/ Berbaris ±15 Tiang Bendera/
Disiplin
menit
Peserta
Berdoa sebelum melakukan kegiatan I. Kegiatan Awal ± 30 menit
Bernyanyi salam dan berdoa
Peserta langsung
Komunikatif
Selalu bersikap ramah (AP : 2.3.15) - Masuk kelas bergiliran lalu
Peserta
Unjuk Krj
*Manda
praktek dg
teman sambil tersenyum
Observasi
Kerja Keras
Naik sepeda roda 2, otopet, egrang
- Praktek naek sepeda roda 2
Sepeda roda 2
Unjuk Krj
*Rama, Iza
dll (MK : 1.1.9)
Diah, Ayu
II. Kegiatan Inti ± 60 menit
Tanggung
Melakukan 3-5 perintah secara
- Menyebutkan benda di
Bahasa : 7
Penugasan, *Rama, Dia
jawab
berurutan tentang alat transportasi (
sekitar alat transportasi, dan
0bservasi
B 111 )
menujukkan gambar
trasportasi:
Mengamati
a. Dengan
bermain
guru
menunjukkan satu alat
trasportasi yang terbuat dari
tutup botol bekas.
28
b. Dipandu
guru,
siswa
mengamati bagian-bagian
pada alat trasportasi.
c. Guru
memandu
anak
menganalisis kegunaan alat
trasnpotasi teresbut.
Menanya
Guru menanya pada anak:
a. Apa nama transportasi yang
kamu amati tadi?
b. Siapa saja yang perna
menggunakan alat
trasportasi terebut?
c. Dimana kamu perna
melihatnya?
d. Apa yang bisa dianggut
dengan menggunakan alat
transportasi tersebut?
Siswa menjawab apa yang
telah ditanyakan oleh guru,
sesuai dengan kemampuannya.
Mengumpulkan Informasi
a. Guru memberikan berbagai
gambar alat tranportasi;
b. Siswa
melakukan
pengamatan
dan
mengidentifikasi berbagai
nama-nama alat transportasi
29
pada gambar;
c. Siswa melakukan analisis
manfaat
pada
alat
transportasi pada gambar.
Asosiasi (Menalar)
a. Guru memberikan lembar
tugas.
b. Siswa menghubungkan
nama-nama transportasi
sesuai dengan gambar.
c. Siswa menghubungkan
kegiatan yang
menggunakan alat
trasportasi.
Komunikasi.
a. Guru memberikan
kesempatan anak untuk
melakukan presentasi tugas
yang diberikan;
b. Siswa maju kedepan
menyampaikan hasil kerja;
c. Siswa lain mencermati hasil
pekerjaan teman.
Kreatif
Kreatif
Menggambar bebas dari bentuk
dasar titik, garis,
lingkaran, segiempat (MH : 61.25)
- Menggambar roda sepeda
Bk. gambar
Hsl Karya
*** Semua
30
Komuni-
Kerjasama
Bercakap-cakap tentang memelihara
hasil karya sendiri ( se . 24 )
-menceritakan cara memelihara Peserta
sepeda yang baik
percakapan
*** Semua
observasi
*** Semua
katif
III. Istirahat/Makan ± 30
menit
Mencuci tangan, berdoa
sebelum &
Sesudah makan, bermain
IV. Kegiatan Penutup ± 30
menit
Menyanyi lagu
Doa penutup
salam
Air, serbet
Bekal Anak
Peserta Langsung
Peserta
Mengetahui Kepala RA
Gresik, 1 November 2016
Guru Kelas
SUFIYATINIK, S. Pd
SUFIYATINIK, S. Pd
Download