Tektonik di Daerah Gresik

advertisement
Pengaruh Tektonik Geologi Rupa Bumi Daerah Gresik
1. Kondisi Umum Wilayah
Bagian utara Kabupaten Gresik dibatasi oleh Laut Jawa, bagian timut dibatasi oleh Selat
Madura dan Kota Surabaya, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan
Kabupaten Mojokerto, sementara bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Lamongan.
Kabupaten Gresik mempunyai kawasan kepulauan yaitu Pulau Bawean dan beberapa pulau
kecil di sekitarnya. Luas wilayah Gresik yang seluruhnya sekitar 1.1.92,25 km 2 terdiri dari
996,14 km2 luas daratan ditambah sekitar 196,11 km2 luas Pulau Bawean. Sedangkan luas
wilayah perairan adalah 5.773,80 km2 yang sangat potensial dan subsector perikanan laut.
2. Letak Geografi
Berdasarkan BPS Gresik (2012), wilayah ini terletak pada
Indikator
Koordinat Bujur
Koordinat Lintang
Luas
Rata-rata Curah Hujan
Rata-rata Hari Hujan
Satuan
BT
LS
Km2
Mm
Hari
2012
112”-113”
7”-8”
1.191,25
1.595,25
88
(Data BPS Gresik, 2012)
Kabupaten Gresik berada antara 7 derajat dan 8 derajat Lintang Selatan dan antara 112
derajat dan 113 derajat Bujur Timur. Sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah
dengan ketinggian antara 0-12 meter di atas permukaan laut kecuali sebagian kecil bagian
utara (Kecamatan Panceng) mempunyai ketinggian sampai 25 meter di atas permukaan
laut. Luasan wilayah yang mencakup 1.191,25 km ini yang memang berbatasan dekat
denga laut Jawa juga berpotensi terhadap siklus hidrologi yang cepat, maka rata-rata curah
hujan yang ditemukan 1.595,25 mm dengan rata-rata hari hujan 88 hari dalam satu
tahunnya sehingga hampir setiap tahun mengalami musim kering yang panjang.
3. Penampang Geologi
Sebagian besar tanah di wilayah Kabupaten Gresik terdiri dari jenis Alluvial, Grumosol,
Mediteran merah dan Litosol.
Berdasarkan ciri-ciri Kabupaten Gresik dapat dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu :
a. Kabupaten Gresik bagian UTARA (meliputi wilayah Panceng, Ujung Pangkah,
Sidayu, Bungah, Dukun, Manyar) adalah bagian dari daerah pegunungan Kapur
Utara yang memiliki tanah relatif kurang subur (wilayah Kecamatan Panceng).
Sebagian dari daerah ini adalah hilir aliran Bengawan Solo yang bermuara dari
pantai utara Kabupaten Gresik/ Kecamatan Ujungpangkah. Dearah hilir Bengawan
Solo tersebut sangat potensial karena mampu menciptakan lahan yang cocok untuk
pemukiman maupun usaha pertambakan. Potensi bahan-bahan galian di wilayah ini
cukup potensial terutama dengan adanya beberapa jenis bahan galian golongan C.
Kondisi tanah tidak termasuk Pulau Bawean.
b. Kabupaten Gresik bagian TENGAH (meliputi Duduk Sampeyan, Balong Panggang,
Benjeng, Cerme, Gresik, Kebomas) merupakan kawasan dengan tanah relatif subur.
Di wilayah ini terdapat sunga-sungai kecil antara lain Kali Lamong, Kali Corong, Kali
Manyar sehingga di bagian tengah wilayah ini merupakan daerah yang cocok untuk
pertanian dan pertambakan.
c. Kabupaten Gresik bagian SELATAN (meliputi Menganti, Kedamean, Driyorejo,
Wringin Anom) adalah merupakan sebagian daratan rendah yang cukup subur dan
sebagian merupakan daerah bukit-bukit (Gunung Kendeng). Potensi bahan-bahan
galian di wilayah ini diduga cukup potensial terutama dengan adanya beberapa jenis
bahan galian Golongan C, bahan galian yang bukan strategis dan juga bukan vital
seperti batu kapur, poshpat, dolomit, batu bintang, tanah liat, pasir dan bahan galian
lainnya. Sebagian dari bahan golongan C ini telah diusahakan dengan baik, dan
sebagian lainnya masih dalam taraf eksplorasi.
d. Kabupaten Gresik Wilayah kepulauan Bawean dan pulau kecil sekitarnya yang
meliputi wilayah kecamatan Sangkapura dan Tambak.
4. Proses Geomorfologi Gresik
Landform yang didominasi oleh bahan batu gamping, pada umumnya keadaan morfologi
daerah ini tidak teratur. Landform ini dicirikan oleh adanya proses pelarutan bahan batuan
penyusun yaitu dengan terjadinya sungai di bawah tanah, gua-gua dengan stalagtit,
stalagmit, dan lain-lain. Dimana proses geomorfologinya terjadi secara alami, dan bukti
stalagtit stalagmite yang banyak ditemukan di gua-gua itu secagai siklus hidrologi air yang
mencairkan bentuk karst membentuk mata-mata air di dalam gua, sehingga orang banyak
menemukan sungai di dalam gua. Bukti nyata terlihat dari spoiler Gresik tergolong dalam
landform Grup Karst, karena banyak ditemukan wilayah penambangan batu kapur. seperti
citra foto udara berikut
Gambar (2). Gresik dengan Luasan Wilayah yang Banyak Ditemukan Penambangan Kapur
Gambar (3). Citra Satelit Desa Sekapuk, Ujungpangkah, Gresik dengan Penambangan Batu
Kapur
Gambar (4). Nampak Asli Gunung Kapur di Desa Sekapuk, Ujungpangkah, Gresik
Gresik tergolong ke dalam landform grup karst, yang mana di dalam klasifikasinya terdapat :
K.1. Plateu Karst (Karst Plateau)
Wilayah tinggi dari batu gamping dengan pola karst dengan bukit-bukit kecil yang relatif
sama ketinggiannya, dan mempunyai tebing curam di sekitarnya. Pembagian selanjutnya
berdasar atas relief, lereng dan torehan.
Bentuk ini tidak atau belum pernah ditemukan di Gresik.
K.2. Punggung (Ridges: Knobs, Blocks, Lapies)
Lungur dan bukit-bukit dari batu gamping pada wilayah karst. Pembagian selanjutnya
berdasar atas relief, lereng dan torehan.
Di Wilayah Gresik bagian utara Jl Daendels (karena Gresik termasuk dalam pos utama
Jalan yang dibangun pada masa Daendels) yang berdekatan dengan Laut Jawa, nampak
ditemukan pada citra foto udara seperti gambar di bawah ini. Dua bukit yang ditemukan
asing karena bentuknya menyerupai pungunggan, bukan gunung. Salah satu punggung
(Ridges: Knobs, Blocks, Lapies) ini nampak seperti sudah terkikis karena kelerengannya
pada satu sisi berbeda dengan sisi lain yang masih sejajar.
Gambar (5). Citra Satelit Punggung (Ridges: Knobs, Blocks, Lapies) yang Ditemukan di
Gresik Bagian Utara
K.3. Cekungan / Depresi (Depression)
Cekungan-cekungan dalam sistem karst akibat runtuhnya atap-atap gua dalam tanah.
K.3.1. Sinkhole
Cekungan karst dengan ukuran kecil dan bentuk membulat
K.3.2. Dolin
Cekungan karst berbentuk oval dengan “rims” yang berkelok-kelok (sinous rims),
terbentuk dari beberapa sinkhole yang menyatu
K.3.3. Uvala
Beberapa dolin yang membaur (coalescing)
K.3.4. Poljes
Cekungan (depresi) di daerah batugamping yang terisolasi, biasanya panjang atau
lebarnya beberapa km, dasarnya sendiri dari bahan-bagan alluvium, dindingnya
biasanya curam, terbentuk karena terjadinya patahan blok
K.4. Singkapan Batuan (Rock Outcrops)
Batu gamping yang tersingkap ke permukaan
K.4.1. Singkapan runcing (Pinnacle)
Singkapan batu gamping yang berbentuk tiang-tiang tinggi dan runcing
K.4.2. Hummock
Singkapan batu gamping berbentuk bukit-bukit kecil (tinggi kurang dari 10 m)
Namun, apakah yang ditemukan dari Gresik bagian utara (Jalan Daendels) yang
dideskripsikan sebagai bentuk punggung (Ridges: Knobs, Blocks, Lapies) juga
termasuk ke dalam klasifikasi singkapan batuan hummock ini. Berdasarkan
deskripsi yang dijelaskan oleh hummock dicirikan dengan bentuk bukit-bukit kecil
dengan ketinggian kurang dari 10 m.
Jika dibandingkan dengan survei yang dilakukan secara langsung, memang
ditemukan singkapan batu gamping yang orang disana banyak menyebut dengan
nama “Batu Jamur”. Bentuk singkapan batu (hummock) seperti ini bias ditemukan
di Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik.
K.4.3.
Gambar (6). Hummock yang Ditemukan Mirip Batu Jamur di Bungah, Gresik
Terumbu
Batu gamping terumbu (coral reef) yang muncul di permukaan
Download