toksikologi industri salah satu cabang ilmu toksikologi yg

advertisement
MANAJEMEN RISIKO TERHADAP PELUANG
DENGAN Strategi preventif
SEBELUM RISIKO TERJADI HARUS ADA CARA-CARA
PREVENTIF YANG DILAKUKAN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA
RISIKO TIDAK TERJADI. STRATEGI PREVENTIF DILAKUKAN
APABILA PROBABILITAS RISIKO BESAR.
STRATEGI PREVENTIF AKAN MEMBUAT SEDEMIKIAN RUPA
SEHINGGA RISIKO-2 YANG BERADA PADA KUADRAN I
BERGESER KE KUADRAN iiI DAN RISIKO-2 YANG BERADA DI
KUADRAN II BERGESER KE KUADRAN IV

STRATEGI PREVENTIF DILAKUKAN
DENGAN BEBERAPA CARA SECARA
HIRARKI DENGAN :
1. Melakukan rekayasa teknik ( pendekatan
teknik )
2. Membuat/ Memperbaiki Sistem dan
Prosedur dan mengembangkan SDM
lewat pendekatan administrasi
3. Pemakaian APD
MANAJEMEN RISIKO TERHADAP DAMPAK
dengan STRATEGI MITIGASI
STRATEGI MITIGASI ADALAH STRATEGI PENANGANAN
RISIKO YANG DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPERKECIL
DAMPAK YANG DITIMBULKAN DARI RISIKO
Upaya Memperkecil DAMPAK terjadinya dengan menggunakan
STRATEGI MITIGASI, SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA RISIKO-2
YANG BERADA PADA KUADRAN iI BERGESER KE KUADRAN I
DAN RISIKO-2 YANG BERADA DI KUADRAN IV BERGESER KE
KUADRAN III



STRATEGI MITIGASI DILAKUKAN
DENGAN BEBERAPA CARA,
DIANTARANYA :
1. Diversifikasi
Strategi ini adalah dengan menempatkan
asset di beberapa tempat sehingga jika
salah satu tempat terkena musibah, tidak
akan menghabiskan semua aset yang
dimiliki.
2. Penggabungan ( Merger )
Contoh Merger beberapa bank saat reformasi yang
colaps ( bangkrut ) bergabung membentuk Bank
Mandiri. Saat ini Bank Mandiri hampir setara dengan
BCA.
3. Pengalihan risiko ( dengan asuransi, outsourcing,dll)
Asuransi : Dengan mengasuransikan harta perusahaan
yang dampak risikonya besar berarti sudah mengalihkan
dampak risiko tersebut kepada pihak asuransi. Dengan
asuransi tidak akan mengurangi probabilitas terjadinya
risiko tetapi akan mengurangi dampak dari risiko
tersebut.
Outsourcing : adalah cara lain untuk mentransfer
kerugian kepada pihak lain jika terjadi risiko yaitu
dengan cara outsource, yaitu cara dimana pekerjaan
diberikan kepada pihak lain untuk mengerjakan
CONTOH HUBUNGAN RISK
ASSESSMENT DENGAN
pengendalian risiko
di BEBERAPA perusahaan
(PERSERO), Tbk.)
Tabel 2. peta risiko dan pengendalian
5,0
4,5
4,0
Pindahkan Risiko
Hindari Risiko
3,5
3,0
2,5
Konsekuensi
2,0
1,5
Tangani dengan
pengendalian
Terima Risiko
1,0
0,5
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
Likelhood
3,5
4,0
4,5 5,0
Penjelasan :
1. risk retention ( Terima risiko )
pada risiko yang tingkatnya rendah
(tingkat kemungkinan rendah dan tingkat
keparahan kecil ), misalnya kerusakan
pada peralatan yang tidak membahayakan.
Risiko dalam hal ini umumnya dapat
dikelola atau diatasi oleh perusahaan.
kemungkinan rendah dan keparahan
kecil). Dalam keadaan seperti ini
umumnya dilakukan pengalihan risiko,
misalnya melalui asuransui..
MISALNYA KECELAKAAN KERJA YANG
BERAKIBAT CEDERA RINGAN. PENERAPAN
TEKNOLOGI PENGENDALIAN BIASANYA
DILAKUKAN SEBAGAI UPAYA MENGURANGI
RISIKO
PRODUKSI YANG BERBAHAYA ATAU
MEMPERTIMBANGKAN MEMINDAHKAN RISIKO
TERSEBUT BILA MEMUNGKINKAN.
DITERAPKAN di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan
Perak Grati, 2009
tabel 3. Panduan estimasi tingkat risiko
RISK LEVEL
TRIVIAL
TOLERABLE
RISK
TINDAKAN DAN SKALA WAKTU
Tidak memerlukan tindakan lebih lanjut dan tidak memerlukan
catatan atau dokumen
Pengendalian tambahan tidak diperlukan. Hal yang perlu diperhatikan
adalah kepada jalan keluar yang lebih menghemat biaya atau peningkatan
yang tidak memerlukan biaya tambahan yang besar. Pemantauan
diperlukan untuk memastikan bahwa pengendalian dipelihara dan
diterapkan dengan baik dan benar
MODERATE
RISK
Perlu tindakan untuk mengurangi risiko, tetapi biaya pencegahan yang
diperlukan perlu diperhitungkan dengan teliti dan dibatasi. Pengukuran
pengurangan risiko perlu diterapkan untuk jangka waktu tertentu
SUBSTANSIAL
RISK
Pekerjaan tidak dilaksanakan sampai risiko telah direduksi. Perlu
dipertimbangkan sumber daya yang akan dialokasikan untuk mereduksi
risiko. Dimana risiko ada dalam pelaksanaan pekerjaan, maka tindakan
segera dilakukan
UNTOLERABLE
RISK
Pekerjaan tidak dilaksanakan atau dilanjutkan sampai risiko telah
direduksi. Jika tidak memungkinkan untuk mereduksi risiko
dengan sumber daya yang terbatas, maka pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan
TINGKAT RISIKO DAN
PELAKSANA/PEMILIK
risiko
TINGKAT RISIKO DAN PELAKSANA/PEMILIK
Tentukan tingkat risiko bahaya secara kualitatif ( Low, Medium
RISIKO
atau High ) di ruang kuliahmu saat ini dan di Lab K3 ?
Salah satu contoh Matriks Rangking Risiko
Impact
Probability
Tidak penting
kecil
Sedang
Besar
Fatal
L
L
L
M
M
L
M
M
S
S
L
M
S
S
H
M
M
S
jarang
Kemungkinan kecil
Cukup mungkin
H
H
Sangat mungkin
M
L
S
H
Hampir pasti
Ket : L = Low, M = Medium, S = Significant, H = High
H
yang bersangkutan
Risiko yang medium : Manajer yang bersangkutan sudah
harus turun tangan
risiko yang significant : general manager yang bersangkutan
sudah harus turun tangan
risiko yang high, top management sudah harus ikut turun
tangan
PENERAPAN DI LAPANGAN
Di pt.semen gresik, manajemen risiko berada di bawah
direksi ( ESELON II )
DI DEPARTEMEN KEUANGAN, SEBAGAI PELAKSANA
RISIKO ATAU PEMILIK RISIKO ( PERMENKEU PASAL 2
AYAT 3) ADALAH UNIT ESELON Ii
Contoh : Manajemen risiko pada struktur organisasi di PT.Semen Gresik
ORGANISASI PENGELOLA RISIKO MILIK
PT.SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk
Dengan menelaah upaya-upaya pengendalian
risiko di atas, selain penurunan risiko yang
menjadi tujuan utama pengendalian risiko oleh
perusahaan, terkadang ditemukan masalah dari
setiap upaya pengendalian risiko tersebut.
Dengan kata lain setiap aktivitas kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
Komitmen dan Kebijakan
Perencanaan ( Plan )
Penerapan ( Do )
Pengukuran dan evaluasi ( Check)
Peninjauan Ulang ( Act )
Peningkatan Berkelanjutan
Model Prinsip Penerapan Manajemen Risiko
(MR)
Peningkatan
Berkelanjutan
Peninjauan
Peninjauan
Ulang
& Ulang&
Peningkatan
oleh
manajemen
Peningkatan
Komitmen
dan
Kebijakan
Perencanaan
( Plan )
( Act
)
oleh
manajemen
Checking &
Corrective
Action
(Check)
Penerapan
dan Operasi
(Do)
Prinsip 1
“Sekarang, mari kita bicara pentingnya
manajemen risiko di perusahaan”
“Perusahaan perlu mendefinisikan kebijakan
manajemen risiko serta menjamin komitmennya
terhadap penerapan manajemen risiko ”
Kepemimpinan dan komitmen
Pengusaha & atau pengurus menunjukkan komitmennya melalui:
• Membuat peraturan Penerapan Manajemen Risiko di Perusahaan
• Diadakan unit Compliance Office For Risk Management yang bertugas
melaksanakan audit terhadap penerapan manajemen risiko
• Diadakan unit Manajemen Risiko yang bertugas menerapkan dan
mengembangkan manajemen risiko di perusahaan
Contoh : Manajemen risiko pada struktur organisasi di PT.Semen Gresik
ORGANISASI PENGELOLA RISIKO MILIK
PT.SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk
Organisasi/Unit MR
Penetapan Kebijakan Manajemen Risiko
 Integrasi dan relevasi
– Apakah kebijakan mencakup dan sesuai dengan :
Pernyataan visi dan misi perusahaan
 Keseluruhan sistem manajemen
 Kegiatan, produk dan jasa
 Pertanggungjawaban
– Apakah kebijakan MR menetapkan tanggung jwb
dlm hal ;
 kemampuan utk meninjau ulang komitmen
kebijakan;
 menyertakan penanggungjawab MR
 penetapan tujuan & sasaran utk menekan kec.
kerja
 Mengalokasikan sumber daya utk memenuhi
tujuan & sasaran

 Konsultasi
– Apakah kebijakan memberikan kesempatan konsultasi
dg :
 karyawan ; manajemen; kontraktor & subkontraktor;
pemasok; klien; ahli independen
 Pencegahan
– apakah kebijkan mencakup kepatuhan terhadap :



Perundangan K3 yang relevan
Peraturan yg terkait
kriteria lain yang tidak selalu ,mempunyai
pemenuhan terhadap hukum tetapi mempunyai
aturan yang penting
Contoh Visi & Misi Perusahaan PT. Semen Gresik yang mendukung program K3
VISI
Menjadi perusahaan persemenan bertaraf internasional yang mampu
memberikan nilai tambah bagi stakeholders dengan mengedepankan
sinergi dan daya saing.
MISI
– Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang
berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi yang
ramah lingkungan.
– Mewujudkan manajemen perusahaan yang berstandar internasional dengan
menjunjung tinggi etika bisnis, semangat kebersamaan, dan bertindak
proaktif, efisien serta inovatif dalam berkarya.
– Memiliki kemampuan bersaing dalam pasar semen domestik dan
internasional.
– Memberdayakan dan mensinergikan unit-unit usaha strategik untuk
meningkatkan keuntungan secara berkesinambungan.
– Memiliki komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan stakeholders
terutama pemegang saham, karyawan dan masyarakat sekitar.
Contoh Kebijakan Perusahaan PT.Semen Gresik
Kebijakan Perusahaan Semen Gresik :
– Senantiasa memenuhi harapan dan kebutuhan konsumen serta
mengutamakan mutu dan pengiriman tepat waktu.
– Menekan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi operasi, kapasitas dan
utilisasi produksi, mengembangkan fasilitas distribusi & transportasi,
mengamankan bahan baku dan energi untuk mengoptimalkan profit margin
guna mempertahankan pertumbuhan usaha secara berkesinambungan.
– Mengembangkan sinergi group melalui penyelarasan proses bisnis dan
sumber daya dalam upaya peningkatan daya saing dan/atau dampak positif
Perusahaan.
– Mengelola dan mengendalikan seluruh kegiatan yang dapat memberikan
manfaat bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) dengan senantiasa
menaati peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, melakukan
pengelolaan lingkungan yang lebih baik, termasuk upaya pencegahan
pencemaran, kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan selalu
memperhatikan dampak penting, risiko dan praktek terbaik Good Corporate
Governance (GCG) dalam mewujudkan perusahaan bertaraf Internasional.
Contoh Kebijakan K3
PT. Macmahon
KEBIJAKAN LINGKUNGAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (LK3)
PT. KAYABA INDONESIA
PT. Kayaba Indonesia adalah produsen Shock Absorber yang berlokasi di
Kawasan Industri Pulogadung (Jakarta) dan Kawasan Industri MM 2100 (Bekasi).
Kami bertekad untuk menjadi Perusahaan yang terbaik dalam hal Cost & Quality
di Asia Pasific dan mengimplementasikan Sistem Manajemen LK3 untuk
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan resiko K3 dari seluruh
aktifitas kerja.
Untuk mewujudkan misi tersebut, kami berkomitmen untuk :
1. Mencegah pencemaran lingkungan, kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja, dan melakukan Continual Improvement.
2. Memenuhi peraturan perundangan LK3 dan persyaratan lainnya yang
relevan.
3. Melakukan penghematan Sumber Daya Alam (SDA) dan pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM)
Konsisteni pelaksanaan Kebijakan LK3 menjadi dasar seluruh aktifitas
perusahaan serta menjadi tanggung jawab seluruh karyawan.
Kebijakan LK3 ini akan direview secara berkala jika perubahan kondisi dan
dampak dari kegiatan, produk dan jasa.
Kebijakan LK3 ini terbuka untuk masyarakat umum.
Jakarta, 14 November 2003
ttd/cap
Ir. Janto Pangestu
President Director
ttd/cap
K. Ichinose
Vice President Director
Yang perlu diperhatikan dalam Perencanaan adalah identifikasi sumber
daya,penilaian & pengendalian risiko serta tinjauan awal terhadap K3
Perencanaan meliputi :
 identifikasi bahaya, penilaian & pengendalian resiko
dari kegiatan, produk
 Pemenuhan peraturan perundangan
 tujuan dan sasaran yg smart
 menggunakan indikator kinerja ukt penilaian kinerja
K3 dan infromasi keberhasilan pencapaian SMK3
 menetapkan sistem pertanggungjawaban dan sarana
pencapaian kebijakan K3
 perencanaan hasil yang terdefinisi dan terukur
MANAJEMEN RISIKO
•
•
•
• Identifikasi sumber
bahaya
• Penilaian risiko
• Pengendalian risiko
•
PEMENUHAN
Perundangan K3
Standar K3
Pedoman Teknis
K3
Aturan K3 lainnya
PROGRAM K3
S
T
Spesific Measureable
M
A
R
Achieveable Reasonable Time bond
Lokasi
: Produksi semen
Risiko Bahaya: Kebakaran
Likelhood : 3
Konsekuensi
: 4
Kesimpulan : Karakterisitk Risiko berada
pada posisi Significant.
penilaian risiko skor Likelhood 3 dan skor
konsekuensi 4 maka karakteristik risiko
termasuk significant. Terkait dengan
pengendalian risiko maka Risiko berada pada
posisi Hindari risiko atau Risk Avoidance
( lihat Tabel 2 ). Maka Manajemen risiko
dilakukan dengan menghindari atau
menghilangkan proses produksi yang
berbahaya atau mempertimbangkan memindahkan
risiko tersebut bila memungkinkan.
Pengendalian risiko kebakaran berdasarkan analisa
manajemen risiko sbb :
O Melakukan pemeriksaan kondisi tanki CO2 dan
sistem CO2 line secara berkala (L),
o Investasi Pfiser feeder dengan menaikkan kapasitas
dari 24 TPH menjadi 32 TPH (L),
o Penggatian nozle di burner IDO (L).
Upaya pelaksanaan pengendalian yang
dilakukan harus didasari oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Peraturan
ini mulai dari UU, Keputusan Prsiden,
Peraturan Menteri, Keputusan Menteri,
Peraturan Gubernur, Keputusan Gubernur.
Contoh-2 Peraturan yang berlaku
terkait pengendalian kebakaran
 UU No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
– (Pasal-3: Syarat-syarat Keselamatan Kerja)

UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
– Pasal 86: Setiap pekerja berhak memperoleh
perlindungan atas keelamatan dan kesehatan kerja
 Permennaker
05/MEN/1996 tentang SMK3

Kepmen No. 51/MEN/1999 tentang NAB
faktor fisik
 SE-Menaker No. SE-01/Men/1997 tentang
NAB Faktor Kimia
 Permenaker No. 4 Tahun 1980 Tentang
Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan
api ringan
 Instruksi Menaker RI No. 11 Tahun 1997
Tentang Pengawasan Khusus
Penanggulangan Kebakaran
4. STANDAR-2 DAN PEDOMAN TEKNIS YANG DIKELUARKAN OLEH
INSTANSI TERTENTU
CONTOH : STANDAR -2 UNTUK PENGENDLAIAN KEBAKARAN
ALAT PEMADAM API RINGAN
• DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG
• UNTUK PEMADAMAN MULA KEBAKARAN
• UKURAN API KECIL
HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA
•
MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
•
KONDISI BAIK
•
SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN DENGAN
BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.
STANDAR APAR
APAR
Dirancang dengan tekanan > 14kg/cm2
dapat mendorong seluruh medianya
(sisa mak 15%) dalam waktu min. 8 detik
Syarat :
- Angka keamanan min 4,13 x WP (65 oC)
- Test pressure 1,5 x WP(65 oC)
- Pengujian ulang tiap 5 tahun
APAR
Sebagai sarana K3 (Safety Equipment)
Pengandung Potensi Bahaya
Standard Operating Procedure
No.
Description
1. Pegawai menemukan asap/api kecil di
ruangan terindikasi oleh alarm lapor ke
Security
menindak
lanjuti
dan
melaporkan ke TBK, selanjutnya minta
persetujuan ketua dan pembina.
2. Team Balakar menghubungi ke DPK,
POLRES Jaksel dan jajarannya, serta
RS terdekat.
Pihak Ke III
(DPK, POLRI, MEDIS
)
Koordinator
unit/tim
Balakar
Pj
Lantai
Ketua
Penanggulangan
Situasi Darurat
DIREKSI
Mulai
Minta
Keputusan
Tindaklanjut
Alarm I
Ya
Padam
Tidak
3. Security
dan
petugas
lainnya
menanggulangi kebakaran sampai DPK
tiba.
KPSD/GH
Minta
persetujuan
Evakuasi
Ke Direksi
Setuju
Alarm II
&Paging
4. KPSD menginstruksikan jajarannya
untuk bergerak sesuai tugas masingmasing dan beritahukan pada seluruh
penghuni bahwa gedung dalam keadaan
darurat dan Alarm II dibunyikan.
Evakuasi
5. Setelah alarm II berbunyi sesuai
persetujuan seluruh unit melaksana-kan
evakuasi dan berkumpul tempat yang
aman untuk absen.
6. Bila pada saat absen tidak lengkap,
maka security segera mencari, apabila
lengkap selesai.
Berkumpul
Absensi
Laporan
Ya
Selesai
Tidak
LENGKAP
Cari
5. Tujuan dan sasaran yang smart
Tujuan dibuat harus SMART dan sasaran
adalah arah dari tujuan
Spesific Measureable
Achieveable Reasonable Time bond
Contoh : Tujuan pengendalian kecelakaan kerja
adalah menurunkan FR dan SR tahun 2010 menjadi
20% dari tahun sebelumnya.
Sasaran pengendalian kecelakaan kerja adalah
bagian produksi semen yang memiliki risiko tinggi
terjadi kebakaran.
Di perusahaan ada yang menerapkan KPI yang
dibuat dalam empat perpspektif berdasarkan
konsep manajemen Balanced ScorCard meliputi
perspektif finansial, pelanggan, proses
produksi dan pertumbuhan-pembelajaran.
Kecelakaan kerja termasuk dalam perspektif
Proses produksi. Dari KPI inilah bisa
dinilai keberhasilan suatu perusahaan atau
kinerja perusahaan.
Gresik dapat dilihat lengkap pada hal 4
penerapan SMK3-OHSAS dan manajemen Risiko
oleh PT.Semen Gresik.
KPI PT. Semen Gresik
Prespektif
Finansial
Pelanggan
Proses produksi
Pembelajaran dan
pertumbuhan
Tema strategis
Tujuan strategis
KPI
ada
ada
ada
ada
ada
ada
Meningkatkan
1.
Peraturan dan
pembinaan masyarakat,
pembinaan masyarakat
lingkungan dan
2.
yang efektif
keselamatan kerja
3.
ada
ada
Realisasi program kemitraan dan
bina lingkungan
Kinerja lingkungan
Tingkat kecelakaan fatal
ada
unit produksi tersebut yang dipimpin oleh
Direktur Distribusi. Unit inilah yang
akan selalu berusaha menurunkan angka
kecelakaan kerja karena akan menjadi
ukuran penampilan ( performance ) atau
kinerja unit tersebut. Setiap tahun akan
dinilai pencapaian target kinerja. Bila
berhasil mencapai target kinerja biasanya
di perusahaan akan diberikan reward berupa
bonus kinerja.
yang ingin dicapai ini maka akan
mengarahkan energi dan pikiran personil di
unit tersebut, khususnya para
penanggungjawabnya untuk berupaya keras
mencapainya.
Contoh : angka kecelakaan kerja tahun 2009
berdasarkan perhitungan SF = 40 dan FR =
50, maka diharapkan target pada tahun 2010
menurun 10% menjadi SF = 36 dan FR = 45
Soal Diskusi Kelompok, 1 kelompok 4-5 mahasiswa
Identifikasi kasus kecelakaan KA di pelintasan
Margorejo, dan tentukan :
a. Tingkat risikonya
b. Komitmen dan kebijakan PT KAI dan pengendalian
risiko tersebut ( prinsif 1 ) !
c. Bagaimana perencanaannya ( prinsif 2 )!
Keterangan : kasus di atas bisa diganti dengan kasus
lain yang kepemilikan datanya lengkap. Bisa dicari
lewat internet.
”Agar penerapan berjalan
secara efektif, maka
perusahaan harus
mengembangkan kemampuan
dan mekanisme pendukung
untuk mencapai kebijakan,
tujuan, dan sasaran
pengendalian risiko”
MEMASANG ALAT PRESIPITATOR DEBU dan
menggunakan apd.
Contoh Alat Pelindung Diri
DUNIA SAFETY
B. JAMINAN
KEMAMPUAN
• Sumber daya
• Tanggung jawab
• Motivasi & kesadaran
K3
• Pelatihan &
kompetensi
Sumber daya
Dalam pelaksanaan manajemen risiko sumber
daya yang harus disiapkan antara lain :
a. Biaya/ anggaran
Biaya untuk pelaksanaan pengendalian
risiko harus masuk dalam anggaran
perusahaan.
B. SDM
SDM berupa pekerja yang disiapkan harus
kompeten sesuai keahliannya dalam
pengendalian risiko tersebut.
C. Material and machine
Material dan mesin untuk pengendalian
risiko harus disediakan
d. Waktu untuk pelaksanaan pengendalian
risiko sudah ditentukan
SDM & CARA KERJA
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Pelatihan & awareness K3
Prosedur kerja yang aman
Tanggung jawab
Job Safety Analysis
On the job training
Rapat K3
Keadaan darurat & P3K
P2K3
Pemeriksaan kesehatan
Ergonomi
Sarana
• Labelling system
• Alat pelindung diri/APD
• MSDS
ALAT/MESIN
•
•
•
•
•
•
Pemeliharaan alat
Inspeksi alat
Sertifikasi peralatan
Rekayasa teknik
Tag Out & Lock Out
Sistem ijin kerja
Tanggungjawab
Dalam pelaksanaan pengendalian risiko telah
ada unit yang bertanggungjawab terhadap
kegiatan tersebut, termasuk juga bila
pekaksanaannya gagal. Unit ini langsung
bertanggungjawab kepada Direktur
n
.
Para pelaksana pengendalian risiko memiliki
motivasi yang tinggi untuk mengendalikan
risiko kecelakaan serta memeiliki kesadaran
yang tinggi dalam penanganan masalah K3.
Pelatihan dan kompetensi
Unit yang menangani pengendalian risiko
telah mendapat pelatihan terkait
pengendalian risiko tersebut sehingga
mereka memiliki kompetensi untuk melakukan
kegiatan tersebut. Biasanya ditunjukkan
dengan sertifikat yang dimiliki.
C. KEGIATAN
PENUNJANG
• Komunikasi
• Pelaporan
• Pendokumentasian
Komunikasi
Komunikasi risiko didefinisikan sebagai
proses pertukaran informasi secara
terus-menerus, baik langsung dan tidak
langsung dengan pemberitaan yang benar dan
bertanggung jawab yang terbuka dan
interaktif atau berulang di antara
individu unit manajemen risiko.
Rapat Komite APD si PT. Newmont
Nusatenggara
.
Regu safety di Pertamina
n
.
SAFETY POSTER
PELABELAN BAHAN BERBHY
2
1
3
4
7
5
6
SAFETY SIGN
Pelaporan
Setiap kegiatan pengendalian risiko
dilaporkan oleh manajer risiko kepada
top manajemen perusahaan. Laporan dilakukan
setiap bulan dalam rapat direksi.
Pendokumentasian
Setiap pelaksanaan kegiatan pengendalian
risiko didokumentasikan. Pendokumentasian
dilakukan dalam sistem terkomputerisasi.
Contoh pendokumentasian oleh PT.Semen
Gresik dapat dilihat pada hal 4
penerapan SMK3-OHSAS dan manajemen Risiko
oleh PT.Semen Gresik.
Prinsip 4 : checking & Corrective
Action ( Check )
“Eh, Selamat pagi, pak
Inspektor”
Perusahaan perlu mengukur, memantau dan
mengevaluasi pengendalian risiko yang dilakukan.
PRINSIF -2 CHECK
• Personel berpengalaman dan berkeahlian
• Catatan terpelihara dan tersedia
• Peralatan dan metode yang memadai
• Tindakan perbaikan dan ketidak sesuaian
• Penyelidikan atas insiden
• Temuan dianalisa dan ditinjau ulang
73
YANG PERLU DIPERKSA/ DIPANTAU ?
1. PEMERIKSAAN BAHAYA
2. PEMANTAUAN LINGKUNGAN KERJA
3. PEMANTAUAN KESEHATAN
74
PEMERIKSAAN BAHAYA
75
PEMERIKSAAN BAHAYA
a.Inspeksi Tempat Kerja dan Cara Kerja dilakukan
secara teratur
b.Inspeksi dilaksnakan oleh Auditor perusahaan
( Compliance Office For Risk Management)
c.Inspeksi mencari masukan dari petugas yang
melakukan tugas di tempat yang diperiksa
76
d.Daftar periksa (chek list) tempat kerja telah
disusun untuk digunakan pada saat inspeksi
e.Laporan insfeksi diajukan kepada Direktur
perusahaan sebagai pelaporan
77
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN KERJA
78
Pemantauan Kimia
Metoda analisa tube detector
No.
Jenis gas
Reagen
Perubahan
warna
Hg(NO3)2
Abu – abu
Bromophenolblue Violet
1.
Ammonia
2.
Benzene
Iodine pentoksida Hijau - coklat
3.
Karbon dioksida
Hidrazin
4.
Karbon disulfida
Iodine pentoksida Hijau - coklat
5.
Karbon monoksida Hidrazin
Violet
Coklat
79
Gas/uap
Analisa gas dengan metoda
impinger Metoda analisa
Absorbent
Reagen
H2S
Zn Ac, Cd, Ac
Metilen blue
Spektrofotometri
SO2
TCM
Pararosaniline
Spektrofotometri
NH3
H3BO4
Nessler
Spektrofotometri
NO2
Pereaksi Saltman
-
Spektrofotometri
Debu
Filter
-
Gravimetri
Debu Pb
Filter
-
Gravimetri
80





TSP (Total Suspended
Particulate)
Respirable Dust
Inhalable Dust
PM10
PM 2,5
METODA: GRAVIMETRI
PENGUKURAN PENERANGAN
ALAT LUX METER
82
LINGKUNGAN KERJA
• Pemantauan NAB berkala
• Inspeksi tempat kerja
• Higiene perusahaan
Alat Ukur Noise
MODEL ALAT HEAT STRESS MONITOR
7/23/2017
Lux Meter / Lighting Meter & UV
meter
ELF meter, EMF meter
Velocity meter
Direct Reading
Gas Detector
PORTABLE EQUIPMENT
Pemantauan Radiasi
Mekanisme deteksi
1
Mekanisme Deteksi
Proses Ionisasi
Contoh Detektor
Geiger muller
2
Proses sintilasi
NaI
3
Reaksi kimia
Film badge
4
Proses
Termoluminisensi
Perubahan biologi
TLD
5
Darah
91
Bahan yang dapat berinteraksi dengan
radiasi, berfungsi mengubah energi radiasi
menjadi bentuk energi lain yang lebih
mudah
diamati
Bahan
Detektor
Tanggapan
Gas
Sintilasi
Semikonduktor
Emulsi Foto
Pancaran Elektron
Percikan Cahaya
Pancaran Elektron
Bayangan Hitam
92
Berbagai Jenis Personal Dosimeter
93
Berbagai Jenis Survey Meter
94
Berbagai Jenis skala surveymeter
95
Berbagai Jenis penunjukan
surveymeter
96
UV radiometer
97
PEMANTAUAN KESEHATAN
98
PEMANTAUAN KESEHATAN
a. Sesuai dengan peraturan perundangan, kesehatan
tenaga kerja yang bekerja pada tempat kerja yang
mengandung bahaya harus dipantau.
b. Perusahaan telah mengidentifikasi keadaan dimana
pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan dan telah
melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan
ini.
99
c. Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dokter
pemeriksa yang ditunjuk sesuai peraturan
perundang-undangan.
d. Perusahaan menyediakan pelayanan kesehatan
kerja sesuai peraturan perundang-undangan
e. Catatan mengenai pemantauan kesehatan dibuat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
100
PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS
-
-
Rutin dilakukan
TK absen/perawatan krn skt lebih dr 4 minggu
TK absen stlh kecelakaan kerja
TK absen lebih dr 2 minggu krn kecelakaan apapun
TK
absen
terkait
penyakit
tertentu
(vertigo,sinkop,neoplasma,jantung,syaraf,infeksi
kronis,kebiasaan buruk,gangguan jiwa)
Adanya keluhan dr TK atau atas pengamatan Pengawas
Keselamatan & Kesehatan Kerja
Adanya penilaian Pusat Bina Hiperkes & Keselamatan
Kerja (Balai Hiperkes & KK)
Adanya pendapat/keluhan umum di masy.
Kesimpulan Hasil Px Khusus :
- Sehat
- Perlu tindak lanjut : ada kelainan medis
yg ditemukan
- Perlu tindak lanjut dr segi pekerjaannya :
ada kelainan yg ditemukan dpt
mengganggu keselamatan kerja
Pemeriksaan Kesehatan:
Pemeriksaan Kesehatan:
LAB KESEHATAN KERJA
Contoh pemantauan oleh Dinas Tenaga Kerja dengan
melakukan pengontrolan terhadap kondisi fisik dan
kimia udara lingkungan kerja
Gambar : pengukuran kualitas udara oleh salah
satu instansi kesehatan di salah satu pabrik rokok
- Tugas diskusi dalam kelas
- Satu kelompok 4-5 orang
Soal :
Buatlah Risk Management untuk komponen
Check untuk risiko kecelakaan KA dan
kendaraan bermotor di pelintasan Rel KA
Margorejo Surabaya
a. Tentukan komponen K3 yang perlu
dipantau !
b. Tentukan tujuan pemantauan !
c. Tentukan unit pemantau !
Prinsip 5 : PENINJAUAN ULANG
( Review ) DAN PENINGKATAN
OLEH PIHAK MANAJEMEN
1. “Perusahaan dalam hal ini Compliance
Office For Risk Management perlu secara
rutin meninjau ulang dan terus menerus
meningkatkan sistem manajemen risiko di
perusahaan dengan tujuan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan secara
keseluruhan”
Tinjauan Ulang & Peningkatan
Dilakukan oleh Compliance Office For Risk Management meliputi :
Evaluasi penerapan Manajemen Risiko
Tujuan, sasaran, & kinerja K3
Hasil audit Penerapan
Manajemen Risiko
Evaluasi kebutuhan untuk peningkatan Manajemen Risiko
a PROSES TINJAUAN MANAJEMEN
Proses tinjauan manajemen harus menjamin bahwa
informasi yang berlaku terkumpulkan untuk
memungkinkan manajemen melakukan
evaluasinya. Tinjauan ini harus didokumentasikan.
Tinjauan manajemen harus menanggapi
kemungkinan kebutuhan akan perubahan pada
kebijakan, sasaran dna unsur lain dalam penerapan
manajemen risiko, dipandang dari hasil audit
manajemen risiko, keadaan yang berubah dan
komitmennya pada peningkatan yang berkelanjutan.
b. LINGKUP TINJAUAN MANAJEMEN
Untuk memelihara peningkatan, kesesuaian dan keefektifan yang
berkelanjutan dari manajemen risiko, dan dengan itun kinerjanya,
manajemen perusahaan hendaknya meninjau dan menilai sistem
manajemen risikonya pada selang waktu yang ditentukan.
Lingkup tinjauan hendaknya lengkap, walau tidak semua unsur
manajemen risiko perlu ditinjau sekakligus dan proses tinjauan dapat
dilakukan pada suatu periode waktu. Tinjauahn kebijakan, sasaran dan prosedur
hendaknya dilakukan oleh tingkatan manajemen yang menetapkannya. Pengamatan,
kesimpulan dan rekomendasi hendaknya didokumentasikan untuk tindakan yang
diperlukan. Tinjauan hendaknya mencakup :
a. Hasil audit manajemen risiko
b. Jangkauan tercapainya sasaran dan target
c. Kesesuaian yang berkelanjutan dari penerapan manajemen risiko dalam
hubungannya dengan keadaan informasi yang berubah.
d. Kepedulian diantara pihak-pihak berkepentingan yang relevan.
c. PENJELASAN TINJAUAN PENERAPAN MANAJEMEN
RISIKO
Manajemen perusahaan seharusnya pada selang waktu yang
tepat, melaksanakan tinjauan penerapan manajemen risiko untuk
menjamin kesinambungan keefektifan dan kesesuaiannya.
Tinjauan penerapan manajemen risiko seharusnya lengkapnya
cukup luas untuk mengarahkan dimensi lingkungan dan semua
kegiatan, produk atau jasa dari perusahaan, termasuk dampaknya
pada kinerja finansial dan posisi persaingan yang mungkin ada.
Pengkajian manajemen risiko harus mencakup :
1) Tinjauan sasaran, target dan kinerja lingkungan kerja
2) Temuan audit manajemen risiko
3) Evaluasi keefektiofannya
4)Evaluasi kesesuaian kebijakan K3 dan kebutuhan
untuk perubahan dalam hal ada :
- perubahan peraturan perundang-undangan
- perubahan harapan dan persyaratan pihak terkait
- Perubahan produk atau kegiatan perusahaan
- Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
- Pelajaran yang diperleh dari peristiwa sekitar
- Keinginjan pasar yang dikehendaki
- Pelaporan dan komunikasi
d. ISI TINJAUAN MANAJEMEN RISIKO
1) Bagaimana manajemen risiko dikaji secara
periodik
2) Bagaimana keterlibatan karyawan dalam
pengkajian manajemen risiko danm tindak
lanjutnya
3) Bagaimana pandangan pihak terkait dipertimbangkan
dalam pengkajian manajemen risiko
2. PENYEMPURNAAN BERKELANJUTAN
Konsep penyempurnaan yang berkelanjutan
diwujudkan dalam manajemen risiko. Hal ini
dicapai dengan mengevaluasi lingkungan kinerja
manajemen risiko secara berkelanjutan
dibandingakn terhadap kebijakan K3 dan
lingkungan, sasaran dan target K3 dan lingkungan
untuk mengidentifikasi peluang penyempurnaan
peningkatan.
a. PROSES PENYEMPURNAAN BERKELANJUTAN
Proses penyempurnaan yang berkelanjutan seharusnya :
1) Mengidentifikasi daerah peluang untuk penyempurnaan
manajemen risiko menuju kinerja K3 dan lingkungan yang
lebih baik.
2) Menentukan akar penyebab atau penyebab ketidaksesuaian
atau ketidakefisienan penyimpangan.
3) Mengembangkan dan menerapkan rencana tindak koreksi
dan pencegahan terhadap akar/penyebab
4) Memverifikasi keefektifan tindakan koreksi dan pencegahan
5) Mendokumentasikan tiap perubahan dan prosedur yang
dihasilkan dari proses penyempurnaan
6) Membuat perbandingan dengan sasaran dan target.
b ISU PENYEMPURNAAN BERKELANJUTAN
Beberapa isu yang dipertimbangkan dalam tindakan
koreksi dan pencegahan serta penyempurnaan yang
berkelanjutan seperti :
1) Proses apa yang harus dilakukan oleh perusahaan
dalam mengidentifikasi tindakan koreksi,
pencegahan dan penyempurnaan ?
2) Bagaimana perusahaan memverifikasi bahwa
tindakan koreksi, pencegahan dan
penyempurnaan efektif dan tepat waktu ?
Contoh Peninjauan Ulang dan Peningkatan Oleh Pihak Manajemen
PT.Semen Gresik
Tentang Manajemen Risiko Pengendalian Kebakaran
1. Terjadinya peristiwa kebakaran pada peralatan pabrik.
2. Likelihood = 3 Konsekuensi = 4
3. Sebab:
o Kondisi lingkungan: debu batu bara beterbangan,
kurangnya water spray, kurangnya pembersihan
o Kendala bahan, peralatan dan proses: pemakaian batu bara
low calory, peyimpanan fine cole yang terlalu lama,
kebuntuan di hopper, kebuntuan di cone bottom bin fine
coal, isolasi kabel rusak, dan umpahan IDO kontak dg material panas.
4. Rencana perlakuan:
o Melakukan pemeriksaan kondisi tanki CO2 dan sistem
CO2 line secara berkala (L),
o Investasi Pfiser feeder dengan menaikkan kapasitas dari 24
TPH menjadi 32 TPH (L),
o Penggatian nozle di burner IDO (L).
Rekomendasi Implementasi Manajemen Risiko Selanjutnya
1. Reviu Risk Register secara Periodik,
2. Membangun aplikasi manajemen risiko berbasis Teknologi
Informasi,
3. Pengintegrasian manajemen risiko mulai perencanaan stratejik
sampai dengan bussiness continued planning.
4. Evaluasi kelayakan rencana perlakukan
untuk masing-masing risiko,
5. Pengembangan ke arah Risk Base Audit.
6. Evaluasi penerapan risk maturity level.
- Tugas diskusi dalam kelas
- Satu kelompok 4-5 orang
Soal :
Lakukan review terhadap tugas yang
telah saudara buat dalam manajemen
risiko kecelakaan KA dan kendaraan
bermotor di pelintasan Rel KA
Margorejo Surabaya
Terima Kasih
Atas Perhatiannya
Download